• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sistem Informasi Akuntansi Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 Pada Pegawai PT Bank SUMUT Cabang Medan Iskandar Muda

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Sistem Informasi Akuntansi Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 Pada Pegawai PT Bank SUMUT Cabang Medan Iskandar Muda"

Copied!
71
0
0

Teks penuh

(1)

TUGAS AKHIR

SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PAJAK PENGHASILAN (PPh) PASAL 21 PADA PEGAWAI PT BANK SUMUT

CABANG MEDAN ISKANDAR MUDA

Oleh :

RAHMI UTAMI SIREGAR 112102210

PROGRAM STUDI D-III AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2014

(2)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS MEDAN

PERSETUJUAN ADMINISTRASI AKADEMIK

NAMA :RAHMI UTAMI SIREGAR

NIM : 112102210

PROGRAM STUDI : DIPLOMA III AKUNTANSI

JUDUL TUGAS AKHIR : SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PAJAK PENGHASILAN (PPh) PASAL 21 PADA PEGAWAI PT BANK SUMUT CABANG MEDAN ISKANDAR MUDA

Tanggal 2014 DosenPembimbingTugasAkhir

NIP.1955 09081981035 1 005 ( Drs. Rasdianto, M.Si, Ak )

Tanggal 2014 Ketua Prodi Diploma III Akuntansi

NIP.1951 11114198203 1 002 ( Drs. Rustam, M.Si, Ak, CA)

Tanggal 2014 DekanFakultasEkonomi dan Bisnis USU

NIP.19560407 198002 1 001

(3)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS MEDAN

PENANGGUNG JAWAB TUGAS AKHIR

NAMA : RAHMI UTAMI SIREGAR

NIM : 112102210

PROGRAM STUDI : DIPLOMA III AKUNTANSI

JUDUL TUGAS AKHIR : SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PAJAK PENGHASILAN (PPh) PASAL 21 PADA PEGAWAI PT BANK SUMUT CABANG MEDAN ISKANDAR MUDA

Medan, 2014

(RAHMI UTAMI SIREGAR) NIM.112102210

(4)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah

melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penyusunan tugas akhir dengan

judul Sistem Informasi Akuntansi Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 Pada Pegawai Pt Bank Sumut Tbk Cabang Medan Iskandar Mudaini telah selesai dikerjakan.

Penulis menyadari bahwa tugas akhir ini tak luput dari

kekurangan-kekurangan baik dari segi susunan, tata bahasa maupun dari segi ilmiah yang

disebabkna karena masih terbatasnya ilmu pengetahuan dan pengalaman yang

penulis miliki.

Secara khusus penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang tak

terhingga kepada ayahanda Asmara Darma Siregar dan ibunda tercinta Rostina

Harahap yang telah berjuang dengan keras memberikan perhatian dan kasih

sayangnya yang tiada henti dalam menyelesaikan perkuliahan ini.

Selama dalam tahap pertama hingga penyelesaian tugas akhir ini, penulis

telah banyak menerima bantuan moril, spiritual, dorongan serta bimbingan dari

berbagai pihak. Untuk itu dengan segala kerendahan hati penulis ingin

mengucapakan rasa teriam kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec, Ac, Ak CA selaku Dekan Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Drs. Rustam, M.Si, Ak, CA selaku ketua Program Studi Diploma III

(5)

3. Bapak Drs. Rasdianto, M.Si, Ak, selaku pembimbing yang telah bersedia

mengarahkan penulis dalam menyelesaikan tugas akhir ini.

4. Pimpinan dan seluruh staf PT. Bank Sumut Cabang Medan Iskandar Muda,

yang telah banyak membantu penulis untuk memberikan izin dan

menyediakan data-data yang diperlukan dalam menyusun Tugas Akhir ini.

5. Kepada abang dan kakakku tersayang Ikhsan Andi Mulia, SE, Emily Fauzi

siregar, SH, Ladyana Siregar, SE, dan Damora Azri Harahap, Amd serta

teman-teman penulis di Grup D yang turut memberikan semangat dan

dukungan kepada penulis.

Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang

telah membantu penulis dalam penyelesaian tugas akhir ini. Penulis mohon maaf

jika masih ada kesalahan dan kekurangan dalam penyusunan tugas akhir ini.

Semoga tugas akhir ini dapat bermanfaat dan menambah ilmu pengetahaun bagi

kita semua. Amin.

Medan, Juli 2014

Penulis,

112102210

Rahmi Utami Siregar

(6)

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR GAMBAR ... v

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR LAMPIRAN ... vii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 3

C. Tujuan dan Manfaat Penelitan ... 4

D. Rencana Penulisan ... 5

1. Jadwal Survei/Observasi ... 5

2. Rencana Isi ... 6

BAB II PT BANK SUMUT CABANG MEDAN ISKANDAR MUDA ... 9

A. Sejarah Ringkas Perusahaan... 9

1. Fungsi, Visi, dan Misi PT Bank Sumut ... 11

2. Statement Budaya Perusahaan PT Bank Sumut ... 12

3. Logo dan Makna dari Logo Bank Sumut ... 12

B. Struktur Organisasi ... 13

C. Job Description ... 15

(7)

E. Kinerja Usaha Terkini... 28

F.Rencana Usaha ... 39

BAB III SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PAJAK PENGHASILAN (PPh) PASAL 21 PADA PGAWAI PT BANK SUMUT CABANG MEDAN ISKANDAR MUDA ... 30

A. Pengertian Sistem Informasi Akuntansi ... 30

B. Pengertian Pajak, Fungsi pajak, dan asas pemungutan pajak ... 37

C. Mekanisme Perhitungan, Pemotongan Serta Pelaporan Pajak Penghasilan ... 39

D.Mekanisme Penyetoran ... 50

E. Dokumen Dokumen yang digunakan dalam sistem administrasi . 57 BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN ... 58

A. Kesimpulan ... 58

B. Saran ... 59

DAFTAR PUSTAKA ... 60

(8)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul halaman

(9)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul halaman

1.1 Jadwal Penelitian dan Penyusunan tugas Akhir ... 6

2.1 Kinerja Usaha/Performa Bank Sumut Terkini ... 28

3.1 Kode Akun Pajak 411121 Untuk Jenis Pajak PPh Pasal 21 ... 54

(10)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul halaman

1. Struktur Organisasi ... 61

(11)

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Bagi setiap perusahaan informasi itu sangatlah penting karena setiap

perusahaan membutuhkan informasi sebagai sumber daya bagi kelangsungan

hidup perusahaan karena informasi berguna untuk mengarahkan dan

memperlancar kegiatan perubahan dalam membentuk pihak manajeman untuk

mengambil keputusan dalam mendapatkan informasi yang akurat dan

diperlukan kerjasama yang baik antara pihak berkepentingan untuk

mengetahui sejauh mana target yang telah dicapai oleh perusahaan tersebut.

Sistem iformasi akuntansi mengajarkan tentang pengelolaan informasi

akuntansi,sejak data direkam dalam dokumen melalui berbagai sistem

pembagian kekuasaan dalam organisasi perusahaan,data perusahaan diproses

dalam berbagai catatan akuntansi sampai dengan informasi disajikan dalam

laporan keuangan. Perencanaan sistem infomasi akuntansi pajak penghasilan

(PPh) pasal 21 pada pegawai PT Bank Sumut cabang Medan Iskandar Muda

yang melekat dalam sistem pengelolaan informasi tersebut.

Pajak merupakan iuran wajib masyarakat kepada negara yang dapat

dipaksakan tanpa mendapat kontraprestasi secara langsung, dan apabila ada

sebagian dari masyarakat yang tidak melunasinya maka akan dikenakan

sanksi oleh negara. Untuk menunjang kebijaksanaan keuangan tersebut,

dilaksanakan pengembangan perangkat fiscal, yaitu perpajakan. Pajak sangat

dibutuhkan dalam pembiayaan pembangunan, yaitu dalam penyusunan

(12)

Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN). Oleh karena itu,

menempatkan perpajakan yang berdasarkan asas keadilan dan pemerataan

khususnya pajak langsung sebagai salah satu sumber pemerimaan negara

yang merupakan salah satu pendukung yang sangat tepat dalam memecahkan

masalah pembiayaan negara.

Pajak Penghasilan Pasal 21merupakan salah satu pajak langsung yang

dipungut pemerintah pusat atau merupakan pajak negara yang berasal dari

pendapatan rakyat. Dari berbagai jenis pajak penghasilan yang ada, Pajak

Penghasilan (PPh) Pasal 21 merupakan salah satu pajak yang memberikan

masukan sangat besar bagi negara. Kebijakan pemerintah dalam mengatur

Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 antara lain dengan dikeluarkannya

undang Nomor 7 tahun 1983 sebagaimana telah diubah dengan

undang Nomor 10 tahun 1994, kemudian dirubah kembali dalam

Undang-undang Nomor 17 tahun 2000, dan terakhir kali direncanakan untuk diubah

pada tahun 2009. Selanjutnya aturan pelaksaannya adalah dengan

dikeluarkannya Keputusan Direktorat Jendral Pajak No. KEP-545/PJ/2000

tentang petunjuk pelaksanaan pemotongan, penyetoran dan pelaporan PPh

Pasal 21 sehubungan dengan pekerjaan jasa dan kegiatan orang pribadi.

Pajak dapat menggerakkan peran yang sangat besar dalam

menghasikan penerimaan dalam negeri yang sangat diperlukan guna

mewujudkan kelangsungan dan peningkatan pembangunan nasional. Hal ini

berarti bahwa sistem informasi akuntansi terhadap pajak penghasilan

(13)

mengetahui gambaran yang sebenarnya mengenai laporan keuangan

perusahaan.

Peran sistem informasi akuntansi terhap pajak pegawai sangat penting

karena hasil dari analisis digunakan oleh berbagai pihak baik intern maupun

ekstern perusahaan dalam pengambilan keputusan sehingga kondisi keuangan

perlu diketahui bagaimana yang sebenarnya terjadi, khususnya dalam hal ini

Pajak Panghasilan Pasal 21.

Berdasarkan hal tersebut di atas, penulis tertarik untuk mengangkat

masalah tersebut dengan judul Sistem Informasi Akuntansi Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 Pada Pegawai PT Bank Sumut Cabang

Medan Iskandar Muda sebagai judul Tugas Akhir.

B. Rumusan Masalah

Agar penelitian dalam penyusunan Tugas Akhir ini lebih terarah maka perlu

adanya perumusan masalah, adapun rumusan masalahnya adalah :

1. Bagaimana mekanisme perhitungan, pemotongan serta pelaporan Pajak

Penghasilan Pasal 21 pegawai pada PT Bank Sumut Cabang Medan

Iskandar Muda ?

2. Bagaimana mekanisme penyetoran PPh Pasal 21 pada PT Bank Sumut

Cabang Medan Iskandar Muda ?

3. Dokumen-dokumen apa yang digunakan dalam sistem administrasi PPh

pasal 21 pada pegawai PT Bank Sumut Cabang Medan Iskandar Muda ?

(14)

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian dalam penelitian sistem administrasi PPh Pasal

21 adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui bagaimana mekanisme perhitungan, penyetoran

serta pelaporan Pajak Penghasilan Pasal 21 pada pegawai PT Bank

Sumut Cabang Medan Iskandar Muda ?

2. Untuk mengetahui bagaimanakah mekanisme penyetoran PPh Pasal 21

pada pegawai PT Bank Sumut Cabang Medan Iskandar Muda ?

3. Untuk mengetahui dokumen-dokumen apa yang digunakan dalam

sistem administrasi PPh pasal 21 pada pegawai PT Bank Sumut

Cabang Medan Iskandar Muda ?

2. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian bagi penulis dan perusahaan adalah sebagai

berikut:

1. Bagi Penulis

Dapat menjadi sumber informasi dan pengetahuan baru tentang sistem

administrasi PPh Pasal 21 pajak pegawai PT Bank Sumut Cabang

Medan Iskandar Muda.

2. Bagi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara

Merupakan tambahan informasi dan pengetahuan bagi

mahasiswa yang akan menyusun tugas akhir yang ada kaitannya

(15)

Bagi Pembuat Tugas Akhir Selanjutnya Sebagai bahan masukan,

khususnya mengenai System Informasi Akuntansi Pajak Penghasilan

(PPh) Pasal 21 Pada Pegawai PT Bank Sumut Cabang Medan Iskandar

Muda.

D. Rencana Penulisan

1. Jadwal Survei/Observasi

Penelitian dilaksanakan di PT Bank Sumut Cabang Medan

Iskandar Maka Untuk lebih jelasnya berikut jadwal kegiatan pada

Tabel 1.1

\

(16)

Tabel 1.1

Jadwal Penelitian dan Penyusunan Tugas Akhir

N

1 Pengesahan Tugas Akhir

2 Pengajuan Judul

3 Permohonan Izin Riset

4

Pengajuan Dosen

Pembimbing

5 Pengumpulan Data

6 Penyusunan Tugas Akhir

7 Bimbingan Tugas Akhir

8 Penyelesaian Tugas Akhir

1. Rencana Isi

Untuk mempermudah dalam penulisan skripsi minor ini, penulis membuat

rencana isi terdiri dari 4 bab, yang masing-masing bab ini terdiri dari sub-sub

yang sesuai dengan kebutuhan penulis. Secara garis besar pokok

(17)

BAB I : PENDAHULUAN

Pada bab ini akan diuraikan tentang latar belakang

masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian,

rencana penulisan yang mencakup jadwal penelitian dan

rencana isi.

BAB II : PT BANK SUMUT CABANG MEDAN ISKANDAR MUDA

Pada bab ini meliputi sejarah ringkas instansi, strruktur

organisasi, job description, jaringan usaha, kinerja terkini

dan rencana usaha kegiatan PT Bank Sumut Cabang

Medan Iskandar Muda.

BAB III : SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PAJAK

PENGHASILAN (PPh) PASAL 21 PADA PEGAWAI PT BANK SUMUT CABANG MEDAN ISKANDAR MUDA

Pada bab ini penulis mencoba untuk menguraikan

mengenai pengertian sistem informasi akuntansi,

pengertian pajak, fungsi pajak, dan asas pemungutan

pajak, mekanisme perhitungan, pemotongan serta

pelaporan pajak penghasilan, mekanisme penyetoran serta

dokumen-dokumen yang digunakan di dalam sistem

administrasi.

(18)

BAB IV : KESIMPULAN DAN SARAN

Dalam bab ini penulis mencoba mengambil kesimpulan

dan memberikan saran-saran berdasarkan dari

pengumpulan data dan pembahasan yang dilakukan

dimana diharapkan dapat memberikan masukan yang

bermanfaat bagi PT Bank Sumut Cabang Medan Iskandar

(19)

BAB II

PT BANK SUMUT CABANG MEDANISKANDAR MUDA

A. Sejarah Ringkas Perusahaan

Bank Pembangunan Daerah Sumatera Utara (BPDSU), yang sekarang

dikenal dengan nama Bank SUMUT merupakan bank devisa yang berkantor

pusat di Jalan Imam Bonjol No.18 Medan.

Bank Pembangunan Daerah Sumatera Utara (BPDSU) didirikan pada

tanggal 4 November 1961 dengan Akte Notaris Roesli Nomor 22 dalam

bentuk Perseroan Terbatas (PT). Sesuai dengan ketentuan Pokok Bank

Pembangunan Daerah Tingkat I Sumatera Utara maka pada tahun 1962

bentuk usaha diubah menjadi Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) dengan

modal dasar pada saat itu sebesar Rp.100 Juta dengan sahamnya dimiliki oleh

Pemerintah Daerah Tingkat I Sumatera Utara dan Pemerintah Daerah Tingkat

II se Sumatera Utara.

Sehubungan dengan Program Rekapitalisasi, bentuk hukum BPDSU

tersebut diubah dari PD (Perusahaan Daerah) menjadi PT (Perseroan

Terbatas).

Tujuan perubahan bentuk hukum BPDSU tersebut agar Pemerintah

Provinsi Sumatera Utara dapat masuk untuk pengembangan di kemudian hari.

Pada tanggal 16 April 1999, berdasarkan Peraturan Daerah Tingkat I

Sumatera Utara Nomor 2 Tahun 1999, bentuk hukum BPDSU diubah

menjadi Perseroan Terbatas dengan nama PT. Bank Pembangunan Daerah

Sumatera Utara atau disingkat PT. Bank Sumut yang berkedudukan dan

9

(20)

berkantor pusat di Medan, Jl. Imam Bonjol No. 18 Medan. Perubahan

tersebut dituangkan dalam Akte Pendirian Alina Hanum Nasution, S.H., dan

telah mendapat pengesahan dari

Menteri Kehakiman Republik Indonesia dibawah Nomor C – 8224

HT. 01. 01 TH 99, serta diumumkan dalam berita Negara Republik Indonesia

Nomor 54 tanggal 6 Juli 1999. Modal dasar pada saat itu menjadi Rp. 400

Milyar yang selanjutnya dengan pertimbangan kebutuhan proyeksi

pertumbuhan Bank, di tahun yang sama modal dasar kembali ditingkatkan

menjadi Rp. 500 Milyar.

Laju pertumbuhan Bank Sumut semakian menunjukkan

perkembangan yang sangat signifikan dilihat dari kinerja dan prestasi yang di

peroleh dari tahun ke tahun, tercatat total asset Bank Sumut mencapai 10,75

Trilyun pada taun 2009 dan menjadi 12,76 Trilyun pada tahun 2010.

Didukung semangat menjadi Bank Profesional dan tangguh menghadapi

persaingan dengan digalakkanya program to be the best yang sejalan dengan

road map BPD Regional Champion 2014, tentunya dengan konsekuensi harus

memperkuat permodalan yang tidak lagi mengandalkan peryertaan saham

dari pemerintah daerah, melainkan juga membuka akses permodalan lain

seperti penerbitan obligasi, untuk itu modal dasar Bank Sumut kembali

ditingkatkan dari Rp. 1 Trilyun pada tahun 2008 menjadi Rp. 2 Trilyun pada

(21)

1. Fungsi, Visi, dan Misi PT Bank SUMUT a. Fungsi

Fungsi dari pendirian PT Bank SUMUT adalah sebagai alat

kelengkapan otonomi daerah dibidang perbankan, PT Bank SUMUT

berfungsi sebagai penggerak dan pendorong laju pembangunan di daerah,

bertindak sebagai pemegang kas daerah yang melaksanakan penyimpanan

uang daerah, serta sebagi salah satu sumber pendapatan asli daerah dengan

melakukan kegiatan usaha sebagai Bank umum pada Undang - Undang

Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan sebagaimana telah diubah

dengan Undang – Undang Nomor 10 Tahun 1998.

b. Visi

Visi dari PT Bank SUMUT adalah menjadi bank andalan untuk

membantu dan mendorong pertumbuhan perekonomian dan pembangunan

daerah di segala bidang serta sebagai salah satu sumber pendapatan daerah

dalam rangka peningkatan taraf hidup rakyat.

c. Misi

Misi dari PT Bank SUMUT adalah mengelola dana pemerintah dan

masyarakat secara professional yang didasarkan pada prinsip-prinsip

compliance.

2. Statement Budaya Perusahaan pada PT Bank SUMUT

Statement Budaya Perusahaan atau sering dikenal dengan nama mottodari Bank SUMUT adalam “ Memberikan Pelayan TERBAIK”.

(22)

Makna dari TERBAIK yaitu:

Berusaha untuk selalu Terpercaya

Energik didalam melakukan setiap kegiatan Senantiasa bersikap Ramah

Membina Hubungan secara Bersahabat

Menciptakan suasana yang Aman dan nyaman Memiliki Integritas tinggi Integritas tingg

Komitmen penuh untuk memberikan yang terbaik

3. Logo dan Makna dari Logo Bank SUMUT 1. Logo PT Bank SUMUT

Gambar II.1

Logo PT Bank SUMUT

Sumbe

2. Makna Logo PT Bank SUMUT

Kata kunci dari logo PT Bank SUMUT adalah SINERGY yaitu

kerjasama yang erat sebagai langkah lanjut dalam rangka

(23)

yang didasari dengan profesionalisme dan memberikan pelayanan

yang terbaik.

Bentuk Logo menggambarkan dua elemen dalam bentuk huruf

"U" yang saling berkait bersinergy membentuk huruf "S" yang merupakan kata awal "SUMUT". Sebuah penggambaran bentuk kerjasama yang sangat erat antara Bank Sumut dengan masyarakat

Sumatera Utara sebagaimana visi Bank Sumut. Warna Orange sebagai

simbol suatu hasrat untuk terus maju yang dilakukan dengan energik

yang dipadu dengan warba biru yang sportif dan profesional

sebagaimana misi Bank Sumut.

Warna Putih sebagai ungkapan ketulusan hati untuk melayani

sebagaimana statement Bank Sumut. Jenis huruf "Platino Bold"

sederhana dan mudah dibaca. Penulisan Bank dengan huruf kecil dan

SUMUT dengan huruf kapital guna lebih mengedepankan Sumatera

Utara, sebagai gambaran keinginan dan dukungan untuk membangun

dan membensarkan Sumatera Utara.

B. Struktur Organisasi PT Bank SUMUT Cabang Medan Iskandar Muda

PT Bank SUMUT Kantor Cabang Iskandar Muda digolongkan kepada

Kantor Cabang Kelas Dua.Struktur organisasi merupakan mekanisme yang

terformat dalam pengelolaan suatu organisasi. Struktur organisasi

menunjukkan suatu susunan yang berupa bagan, dimana terdapat hubungan

(24)

diantara fungsi bagian, status ataupun orang – orang yang menunjukkan

tanggung jawab dan wewenang yang berbeda dalam organisasi tersebut.

Uraian ini tentang struktur organisasi pada PT Bank SUMUT Kantor

(25)

C. Job Description

a. Pemimpin Cabang

1. Memimpin, mengkoordinir, membimbing, dan mengawasi serta

melakukan penilaian terhadap kinerja pejabat dan karyawan

dilingkungan Kantor Cabang.

2. Membimbing dan mengarahkan kegiatan pelayanan kepada nasabah,

penggunaan teknologi Informasi, administrasi kredit, pengelolaan

likuiditas serta memantau dan mengendalikan kegiatan-kegiatan

tersebut.

3. Membimbing dan mengarahkan kegiatan penghimpunan dana,

penyaluran kredit, pemasaran jasa-jasa bank sesuai dengan ketentuan

yang berlaku berdasarkan kebijakan direksi pada rencana kerja bank

serta memantau dan mengendalikan kegiatan-kegiatan tersebut.

4. Membimbing dan mengarahkan penyusunan rencana kerja tahunan,

jangka menengah dan jangka panjang untuk diajukan kepada direksi

dan selanjutnya menyusun action plan, melakukan koordinasi atas

pelaksanaan rencana kerja yang telah disetujui Direksi.

5. Melakukan evaluasi atas perfomance dan memberikan pengarahan

dalam penyusunan program-program untuk meningkatkan performance

sesuai target yang telah ditetapkan Direksi.

6. Menjalin dan meningkatkan hubungan dengan masyarakat terutama

pemilik dana dan pengusaha-pengusaha swasta, pemerintah dan

yayasan-yayasan.

(26)

7. Memimpin kegiatan kelompok pemutus kredit sesuai dengan ketentuan

yang berlaku.

8. Membimbing mengarahkan dan memonitor upaya-upaya penyelesaian

kredit non lancar.

9. Mengelola dan mengamankan kunci pintu kluis penyimpanan uang dan

penyimpanan surat berharga dan surat barang jaminan kredit serta

seluruh inventaris kantor.

10.Menyelenggarakan acara serah terima jabatan dan pengambilan

sumpah pejabat struktural di bawahnya sesuai ketentuan yang berlaku.

11.Mengadakan rapat-rapat untuk meningkatkan performance Cabang,

pelayanan kepada nasabah, kebersihan dan kerapian kantor dan

pengamanan seluruh harta benda perusahaan.

12.Melakukan tugas-tugas lainnya yang berhubungan dengan aktivitas

Kantor Cabang.

13.Memberikan saran dan pertimbangan kepada Direksi tentang

(27)

b. Wakil Cabang

1. Memberikan saran dan pertimbangan kepada Pemimpin Cabang

tentang langkah-langkah yang perlu diambil dibagian tugasnya.

2. Mensupervisi unit kerja di Kantor Cabang yang dibawahinya.

3. Membantu Pemimpin Cabang dalam membimbing dan mengawasi

seluruh pekerjaan staf dan karyawan dilingkungan Kantor Cabang.

4. Membantu Pemimpin Cabang dalam mengevaluasi dan meningkatkan

performance Kantor Cabang.

5. Melakukan upaya peningkatan pelayanan kepada nasabah.

6. Mengkoordinir penyusunan usulan rencana kerja dari unit kerja yang

dibawahi.

7. Sebagai salah satu Ketua atau anggota Komite Pemutus Kredit Kantor

Cabang sesuai dengan batas kewenangannya.

8. Mengkoordinir dan memeriksa pembuatan laporan-laporan, analisa

serta memberikan saran antisipasi untuk tindak lanjutnya.

9. Melakukan pembinaan, pengawasan dan pengaturan seluruh kegiatan

operasional Kantor Cabang termasuk Kantor Kas dan Kas Mobil.

10.Mengatur kebutuhan likuiditas Kantor Cabang setiap harinya.

11.Membantu Pemimpin Cabang dalam menjalin dan meningkatkan

hubungan dengan masyarakat terutama pemilik dana.

12.Mengawasi penggunaan seluruh harta benda yang berada dilingkungan

Kantor Cabang.

(28)

13.Memeriksa dan meneliti bilyet deposito dan sertifikat deposito serta

surat berharga sesuai ketentuan yang berlaku.

14.Memeriksa kebenaran lampiran neraca dan saldo rekening.

c. Pemimpin Divisi Pengawasan

1. Memberikan saran dan pertimbangan kepada Pemimpin Cabang

tentang langkah-langkah yang perlu diambil di bidang tugasnya

dengan tembusan kepada Direksi cq. Divisi Pengawasan.

2. Membantu Pemimpin Cabang dalam kegiatan yang berhubungan

dengan pengawasan transaksi dan administrasi.

3. Melakukan pemeriksaan dan kebenaran transaksi dan verifikasi nota

serta memeriksa kelengkapan persyaratan administrasi sesuai

ketentuan yang berlaku.

4. Memberitahukan segera kesalahan transaksi atau kekurangan

persyaratan administrasi kepada kepala unit terkait untuk diperbaiki

atau dilengkapi.

5. Melaporkan segera kepada Pemimpin Cabang atas penyimpangan

transaksi yang ditemukan untuk segera diambil pindahkan dengan

tembusan kepada Direksi cq. Divisi Pengawasan.

6. Membuat laporan hasil temuan penyimpangan kegiatan operasional

Kantor Cabang kepada Pemimipin Cabang dengan tembusan kepada

Direksi cq. Divisi Pengawasan dan kepada Seksi Terkait.

7. Membuat catatan atas setiap kesalahan dan penyimpangan yang terjadi,

(29)

rutin setiap bulan dilaporkan kepada Pemimmpin Cabang dengan

tembusan kepada Direksi cq. Divisi Pengawasan.

d. Pemimpin Seksi Operasional

1. Mengatur, membimbing, mengarahkan dan mengawasi

pegawai-pegawai di seksinya dalam melaksanakan tugasnya.

2. Memberikan saran dan pertimbangan kepada Wakil Pemimpin Cabang

tentang langkah-langkah yang perlu diambil dibidang tugasnya.

3. Melakukan pembinaan, pengawasan dan pengaturan seluruh kegiatan

operasional Pelaksana Transfer / Inkasso / Pajak, Pelaksana Kliring,

Pelaksana Verifikasi, Pelaksana Akuntansi IT & Laporan, Pelaksana

Umum & Kepegawaian serta Pelaksana Administrasi Kredit.

4. Mengajukan usulan rencana kerja, anggaran tahunan dan action

program untuk Seksi Operasional.

5. Memeriksa kebenaran, kelengkapan dan pencatatan dokumen transaksi

pengiriman uang, pembebanan biaya, test key dan mensahkannya.

6. Memeriksa kebenaran posting transaksi seluruh kegiatan di seksinya

yang diinput ke komputer sesuai ketentuan yang berlaku.

7. Menerima, memproses dan memeriksa bukti sehubungan dengan

transfer / inkasso / LLG (Lalu Lintas Giro)

8. Memeriksa warkat-warkat yang akan dkliringkan dan Daftar Warkat

Kliring.

(30)

9. Memeriksa kebenaran bukti-bukti penerimaan dan pembayaran

berkenaan dengan rekening-rekening nasabah yang berhubungan

dengan seksinya.

10.Mengadministrasikan daftar warkat yang akan dkliringkan dan daftar

warkat pemindahbukuan.

11.Memeriksa surat keterangan penolakan warkat kliring.

12.Memeriksa dan mengawasi input data warkat-warkat kliring ke

komputer Sistem Otomasi Kliring Lokal (SOKL).

13.Memeriksa neraca kliring, laporan – laporan dan peralatan lainnya

yang berhubungan dengan tugasnya.

14.Melakukan verifikasi atas seluruh nota yang telah diinput ke komputer

pada hari yang sama sebelum bukti transaksi tersebut disampaikan ke

Kontrol Intern atau diarsipkan sesuai ketentuan yang berlaku.

15.Mengawasi dan memeriksa follow up surat – surat masuk dan keluar,

baik dari ekstern maupun intern.

16.Mengawasi dan mengatur tata ruang, perawatan, kebersihan

gedung/inventaris dan keamanan kantor.

17.Mencetak rekap mutasi gabungan serta posisi Neraca dan Laba Rugi

harian untuk disampaikan ke unit yang memerlukan sesuai ketentuan

yang berlaku.

18.Melakukan proses tutup hari transaksi dan mencetak rekap lampiran

(31)

19.Mencetak rekening giro/kredit dan seluruh data yang dibutuhkan untuk

keperluan laporan, pengarsipan dan lainnya serta mendistribusikannya

ke seluruh unit yang memerlukan.

20.Mengkoordinir pembuatan perhitungan ongkos yang masih harus

dibayar pada akhir tahun buku.

21.Menyusun laporan-laporan harian, mingguan, bulanan dan tahunan

untuk kepentingan intern dan ekstern.

e. Pemimpin Seksi Pelayanan Nasabah

1. Memelihara persediaan kas pada tingkat yang efisien sehingga

likuiditas tidak terganggu dalam rangka mengoptimalkan rentabilitas.

2. Mengelola dana Pemerintah Daerah dan menjaga agar tidak beralih ke

bank lain.

3. Menjalin dan memelihara hubungan dengan masyarakat dan instansi

pemilik dana.

4. Mengawasi dana tunai yang dikuasai para teller agar tetap dalam batas

yang diizinkan oleh ketentuan yang berlaku.

5. Mengawasi kepatuhan pegawai terhadap pelaksanaan Standar

Opersional Prosedur di lingkungan kerja seksi pelayanan nasabah.

6. Mengawasi pelaksanaan tata kelola perusahaan oleh pegawai di

lingkungan seksi pelayanan nasabah.

7. Mengawasi pelaksanaan standart layanan Bank SUMUT oleh pegawai

di lingkungan seksi pelayanan nasabah.

(32)

8. Mengawasi penggunaan teknologi informasi oleh pegawai di

lingkungan seksi pelayanan nasabah.

9. Mengajukan rencana anggaran, investasi, inventaris untuk seksi

pelayanan nasabah yang akan dituangkan ke dalam rencana kerja

anggaran tahun bank.

10.Menyusun program kerja seksi pelayanan nasabah sehubungan dengan

upaya pencapaian target rencana kerja dan melakukan pemantauan

serta mengevaluasi pelaksanaannya.

11.Menindaklanjuti hasil temuan dan rekomendasi dari Satuan

Pemeriksaan Internal (SPI) / Pemeriksa Eksternal serta melaporkan

tindak lanjut temuan kepada Pemimpin Cabang.

12.Memeriksa status calon nasabah simpanan giro dalam daftar hitam

Bank Indonesia.

13.Mengadministrasikan pembukuan dan penutupan rekening serta

membuat dan memelihara buku register nasabah dan daftar hitam

(black list).

14.Melayani penjualan blangko Cek dan Bilyet Giro dan membebankan

biaya yang berkenaan dengan hal tersebut serta biaya – biaya lainnya

yang berhubungan dengan pembukuan dan penutupan rekening.

15.Membuat referensi bank, dana blokir dan sejenisnya sesuai dengan

(33)

f. Pemimpin Analisis Penyelamatan Kredit (APK)

1. Mengawasi dan mengkoordinir seluruh kegiatan operasional di Seksi

Penyelamatan Kredit.

2. Memberikan saran dan pertimbangan kepada Pemimpin Cabang

tentang langkah-langkah yang perlu diambil dibidang tugasnya.

3. Membuat rencana kerja, anggaran tahunan dan action program dari

Seksi Penyelamatan Kredit.

4. Membantu Pemimpin Cabang dalam penyelenggaraan kegiatan yang

berhubungan dengan restrukturisasi kredit.

5. Melakukan wawancara investigasi dan negoisasi sehubungan dengan

restrukturisasi kredit.

6. Melakukan pemantauan terhadap kredit yang telah direstrukturisasi

(dengan menyusun laporan bulanan perkembangan usaha debitur yang

memuat perincian perkembangan usaha, pelaksanaan rencana kegiatan

atau action plan dan kemungkinan pembayaran kembali) guna

memastikan kesanggupan debitur untuk melakukan pembayaran

kembali sesuai persyaratan dalam akad kredit baru.

7. Mengevaluasi kredit yang telah direstrukturisasi setiap triwulan dan

menghitung kembali kerugian yang terjadi serta melaporkannya ke

Divisi Penyelamatan Kredit.

8. Menyusun jadwal kunjungan Tim Penyelamatan Kredit dan

mengkoordinir penagihan tunggakan kredit.

(34)

9. Mengupayakan jalan keluar penyelamatan dan pelunasan tunggakan

kredit.

10.Membuat laporan hasil penagihan kredit non lancar dan laporan –

laporan lain yang sehubungan dengan seksi penyelamatan kredit.

11.Membuat surat peringatan dan surat panggilan kepada debitur kredit

non lancar.

12.Menata dan mengarsipkan dengan baik seluruh surat masuk dan surat

keluar sehubungan dengan Seksi Penyelamatan Kredit.

13.Melakukan evaluasi atas kredit yang menjadi non performing agar

diketahui penyebab terjadinya kredit menjadi nonperforming.

14.Mempersiapkan surat pengajuan penagihan dan penyelamatan kredit

bermasalah kepada BUPLN atas izin Kantor Pusat.

g. Pemimpin Seksi Pemasaran

1. Memasarkan produk dana, kredit, jasa dan layanan syariah ( office

channeling ) sesuai rencana kerja bank.

2. Melakukan analisa permohonan kredit dan bank garansi.

3. Meninjau lokasi usaha dan proyek yang akan dibiayai.

4. Memeriksa data calon debitur melalui Sistem Informasi Debitur.

5. Melaksanakan taksasi barang agunan.

6. Melakukan pemeriksaan keabsahan izin usaha, keaslian surat barang

agunan dan keaslian Surat Perintah Kerja (SPK) maupun kontrak kerja

(35)

7. Membuat undangan rapat anggota pemutus kredit.

8. Membuat surat persetujuan dan penolakan pemberian kredit.

9. Mengawasi kepatuhan pegawai terhadap pelaksanaan Standar

Operasional Prosedur di lingkungan seksi pemasaran.

10. Mengawasi pelaksanaan tata kelola perusahaan oleh pegawai di

lingkungan seksi pemasaran.

11. Mengawasi pelaksanaan Standar Pelayanan Bank SUMUT oleh

pegawai di lingkungan seksi pemasaran.

12. Mengawasi penggunaan teknologi informasi oleh pegawai

dilingkungan seksi pemasaran.

13. Mengajukan rencana anggaran, investasi, inventaris seksi pemasaran

untuk dituangkan ke dalam rencana kerja anggaran tahunan bank.

14. Menyusun program kerja seksi pemasaran sehubungan dengan upaya

pencapaian target rencana kerja dan melakukan pemantauan serta

mengevaluasi pelaksanaannya.

15. Menindaklanjuti hasil temuan dan rekomendasi dari Satuan Pemeriksa

Internak (SPI) serta melaporkantindak lanjut temuan kepada

Pemimpin Cabang.

16. Melakukan kunjungan kepada debitur yang menunggak sebagai usaha

pembinaan dan menggali informasi atas kendala yang dihadapi debitur

untuk mencari solusi pemecahannya.

17. Memberikan saran atau pertimbangan kepada Pemimipin Cabang

tentang langkah-langkah yang perlu diambil dibidang tugasnya.

(36)

18. Memeriksa setiap proses pengambilan keputusan dan memastikan

resiko-resiko yang diambil atas setiap keputusan dalam batas toleransi

yang tidak merugikan bank baik saat ini maupun masa yang akan

datang.

19. Membuat laporan terkait operasional seksi pemasaran sesuai

ketentuan yang berlaku.

D. Jaringan Usaha

Jaringan usaha PT BANK SUMUT Cabang Medan Iskandar Muda adalah :

a. Instansi yang Menjalin Kemitraan pada KMG (Kredit Multi Guna) :

1. YP.Taman Siswa Cab.Tanjung Sari

2. SD Santo Ignatius Medan Johor

3. TK Aisyiyah Bustanul Atfhal Tj.Sari

4. YP.Katolik Don Bosco Kam

5. RSJD Propsu

6. SMP Santa Maria Medan

7. SMA Santa Maria medan

8. Fakultas Ekonomi Um I Medan

9. Yaspen Mulia Tanjung sari

10.Fakultas Ilmu Komputer Um I

11.Yayasan Pesantren Darulafah

12.SD Santo Yoseph I Medan

13.SMA Swasta Muhammadiyah 2 Tj.Sari

(37)

15.SMK Muhammadiyah 4 Belawan

16.SD Swasta Ikal Medan

17.Fakultas Kedokteran USU Medan

18.TK Swasta Ikal Medan

19.Kantor Arsip Daerah Kota Medan

20.Dinas P&K Kec.Medan Helvetia

21.Dinas Tata Kota Kodya Medan

22.Unit KSDA Sumut-I Medan

23.Seksi Dinas P&K Kec.Medan Baru

24.Pesantren Ar-Raudhatul Hasanah

25.SD Swasta Advent 4

26.SD Swasta Antonius I Medan

27.Fakultas Keperawatan USU

28.SMK Swasta Muhammadiyah 8 Medan

29.akultas Pertanian UISU Kampung VI

30.Kantor Departemen Agama Kota Medan

31.SD Katolik Asisi Medan

32.SD Swasta ST.Antonius II

33.Fakultas Ekonomi Unimed

34.Badan Meteorologi Dan Geofisika

35.Rumah Sakit Haji Medan

(38)

b. Notaris

1. Diana Nainggolan

2. Mercy Rumisris Siregar

3. Nida Husna

c. Asuransi

1. ASKRIDA

2. ASKRINDO

3. JIWA SRAYA

4. JAMKRINDO

d. Developer

1. PT Sentra Jaya Perkasa

E. Kinerja Usaha Terkini

Tabel II.1

Kinerja Usaha/Performa Bank SUMUT Terkini

No. URAIAN APRIL 2014 MEI 2014 APRIL -MEI

(%) NOMINAL

1. DPK 216,814,282 211,134,544 2,69 % (5,679,738)

2. Kredit 131,583,727 130,347,680 0,94 % (1,236,047)

3. Kolektibilitas

Kredit BD

131,559,981 130,321,670 0,95 % (1,238,311)

4. Pendapatan 14,440,868 18,170,375 20,5 % 3,729507

5. Biaya/Beban 13,880,227 17,664,237 21,4 % 3,784010

(39)

Keterangan:

F. Rencana Usaha

Kegiatan selanjutnya yang akan dilakukan PT Bank SUMUT

diantaranya mempromosikan kembali produk dan jasa unggulan bank dan

tetap mengadakan undian berhadiah untuk meningkatkan jumlah nasabah serta

berusaha untuk memperluas jaringan dengan adanya penambahan bangunan

fisik perusahaan misalnya penambahan kantor cabang dan cabang pembantu

agar lebih dekat dengan masyarakat.

DPK : Dana pihak ketiga yaitu terdiri

dari Giro,Tabungan,Deposito

Kredit : Gabungan dari KU, KMG,

KAL, KUR, KPUM SS I,

KPUM SS II, KPR Siap Huni,

KPR FLPP, KUPS Ang Prs

Kolektibilitas Kredit BD

:

Terdiri dari lancar,DPK,Kurang

Lancar,Diragukan,Macet

Pendapatan : Terdiri dari Bunga,Operasional

lainnya,Non Operasional

Biaya/Beban : Terdiri dari Bunga,Operasional

lainnya,Non Operasiona

(40)

BAB III

SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PAJAK PENGHASILAN (PPh) PASAL 21 PADA PEGAWAI PT BANK SUMUT CABANG MEDAN

ISKANDAR MUDA

A. Pengertian Sistem Informasi Akuntansi 1. Pengertian Sistem

Dalam arti luas ungkapan sistem telah disamakan maknanya

dengan ungkapan cara. Sehingga kita akan dapat membaca rangkain kata

seperti: sistem penilaian, sistem pengawalan, sistem perwasitan, dan lain-

lainnya. Meskipun konotasinya tidak terlalu tepat dan benar, rupanya kita

sudah mulai terbiasa menerimanya.

Sistem adalah sesuatu yang memeiliki bagian – bagian yang saling

berinteraksi untuk mencapai tujuan tertentu melalui 3 tahapan, yaitu:

input, proses dan output (Nugroho Widjajanto, 2001: 2).

Sedangkan menurut Mulyadi (2003:5) sistem adalah “suatu

jaringan prosedur yang dibuat menurut pola terpadu untuk melaksanakan

kegiatan pokok perusahaan” .

Dari defenisi tersebut dapat dirinci lebih lanjut penertian umum

mengenai sistem sebagai berikut :

1. Setiap sistem terdiri dari unsur-unsur, unsur-unsur terdiri dari sub

sistem yang lebih kecil yang terdiri dari sekelompok yang membentuk

(41)

2. Unsur-unsur tersebut merupakan bagian terpadu dari sistem yang

bersangkutan. Unsur-unsur berhubungan erat satu dengan yang lainnya.

Sifat dan kerjasama antar unsur sistem mempunyai bentuk tertentu.

3. Unsur sistem tersebut bekerjasama untuk mencapai tujuan sistem. Setiap

sistem mempunyai tujuan tertentu dan setiap unsur sistem harus mampu

bekerjasama demi tercapainya tujuan tersebut.

4. Suatu sistem marupakan bagian dari system yang lebih besar.

Hal diatas menjelaskan bahwa sistem itu sendiri bukanlah seperangkat

unsur yang tersusun secara tidak teratur, tetapi terdiri dari unsur-unsur yang

saling mengisi satu sama lainnya. Dan sistem itu sendiri juga mencakup 3

kegiatan sebagai berikut :

1. Masukan atau Input.

2. Pengolahan atau Processing.

3. Hasil dari pengolahan atau Output.

2. Pengertian Informasi

Informasi berasal dari data. Sebelum menjelaskan arti dari informasi, kita

harus mengetahui arti dari data terlebih dahulu. Data adalah fakta tentang

peristiwa atau kenyataan lain yang mendukung suatu pengetahuan untuk

dijadikan dasar guna penyusunan keterangan, pembuatan kesimpulan atau

penetapan keputusan.

Informasi adalah data yang telah diolah menjadi suatu bentuk yang sesuai

dengan keinginan si penerima.

(42)

Defenisi informasi menurut MC Leod (2001:12) ”Informasi adalah data

yang telah diproses, atau data yang sudah lebih memiliki arti tertentu bagi

kebutuhan penggunanya”.

Dalam mentransformasi data menjadi informasi dibutuhkan

langkah-langkah sebagai berikut:

1. Pengumpulan atau Capturing adalah mengumpulkan data melakukan

pemeriksaan keterangan yang ada, apakah itu data atau fakta.

2. Memilah atau verfying adalah memilah data atau fakta yang dikumpulkan

tersebut benar atau hanya direka-reka saja.

3. Pengelompokkan atau Pengelompokkan atau Classifying adalah

mengelompokkan data yang telah ada sesuai dengan yang dibutuhkan..

4. Penyeleksian atau Sorting adalah menempatkan unsur data ke dalam

urutan data yang disesuaikan dengan kebutuhan si pemakai.

5. Meringkas atau Summarizing adalah meringkas data yang telah

dikelompokkan menjadi laporan data menjadi bentuk matematis atau

angka.

6. Perhitungan atau Calculating adakah memberikan nilai kepada data-data

yang ada.

7. Penyimpanan atau Storing adalah menempatkan data pada alat-alat

penyimpanan yang dapat dilihat kembali pada saat diperlukan.

8. Pengambilan kembali atau Retriving adalah pengambilan keterangan

kembali dari arsip bila informasi tersebut masih layak guna untuk dipakai

(43)

9. Memperbanyak atau Reproducing adalah menciptakan kembali atau

memperbanyak informasi yang ada dengan fotocopy atau magnetic disk

agar data asli tidak rusak.

10.Mengkomunikasikan atau Communicating adalah menyebarkan informasi

yang tersimpan kepada si pemakai informasi tersebut.

Informasi sangat berguna bagi pihak manajemen dalam proses

pengambilan keputusan, maka dari informasi yang berguna harus memiliki

kriteria-kriteria sebagai berikut:

1. Akurat, Informasi harus terbebas dari adanya kesalahan-kesalahan dan

tidak menyesatkan para penggunanya.

2. Relevan, Informasi yang relevan harus memberikan arti dan mempunyai

manfaat dengan bisa meningkatkan nilai dari suatu kepastian atau

mengurangi ketidakpastian.

3. Tepat Waktu ( Timely ), Informasi yang disajikan tepat pada saat

dibutuhkan dan informasi yang datang pada si penerima tidak boleh

terlambat karena dapat mempengaruhi proses pengambilan keputusan .

4. Lengkap ( Complete ), Informasi yang disajikan harus lengkap, termasuk

didalamnya semua data yang relevan.

5. Dimengerti ( Understandable ), Informasi yang disajikan hendaknya

dalam bentuk yang mudah dimengerti oleh si pembuat keputusan.

6. Verifiable, Informasi yang dihasilkan tidak bias, menyebabkan perbedaan

dalam memahaminya.

(44)

7. Accessible, Informasi dikatakan accessible bila tersedia pada saat diperlukan dalam format yang sesuai dengan kepentingannya.

Dalam hal ini sistem informasi dapat didefinisikan sebagai sebagai

kumpulan eleman-elemen/ sumberdaya dan jaringan prosedur yang saling

berkaitan secara terpadu, terintegrasi dalam suatu hubungan hirarkis tertentu,

dan bertujuan untuk mengolah data menjadi informasi.

Menurut Sanyoto Gondodiyoto (2007:117) “sistem informasi adalah

Mseperangkat komponen yang saling berhubungan dan berfungsi

mengumpulkan, memproses, menyimpan dan mendistribusikan informasi

untuk mendukung pembuatan keputusan dan pengawasan dalam organisasi”.

Unsur-unsur sistem informasi adalah sebagai berikut :

1. Peralatan antara lain adalah perlatan komputer dan komunikasi maupun

peralatan kantor lainnya ( hardware)

2. Prosedur, tata kerja ketentuan-ketentuan peraturan, termasuk sistem

operasi ( operating system/ system software ) dan aplikasi komputerisasi

program-program komputer ( application software )

3. Tenaga Kerja, pelaksana operasional ( operator ), pimpinan pada bidang

tugasnya masing-masing staf yang merupakan pengguna sistem ( Knowledge

Based Professional Staff ), termasuk teknisi komputer dan analisis informal.

Akuntansi dan sistem informasi sangat berkaitan erat. Akuntansi

adalah suatu proses pencatatan, pengklasifikasian, dan peintisaran, dan

pelaporan data keuangan yang sudah diolah yang digunakan dalam

(45)

Menurut Soemarso SR(2003:3) ”Akuntansi adalah suatu disiplin yang

menyediakan informasi yang penting sehingga memungkinkan adanya

pelaksanaan dan penilaian jalannya perusahaan secara efisien. Akuntansi juga

dapat didefenisikan sebagai proses mengidentifikasi, mengukur, dan

melaporkan informasi ekonomi untuk memungkinkan adanya penilaian dan

keputusan yang jelas dan tegas bagi mereka yang menggunakan informasi

tersebut.”

Dari uraian diatas maka pengertian Sistem informasi akuntansi

merupakan struktur yang menyatu dalam suatu entitas, yang menggunakan

sumber daya fisik dan komponen lain, untuk merubah data transaksi

keuangan/ akuntansi menjadi informasi akuntansi dengan tujuan untuk

memenuhi kebutuhan informasi bagi para pengguna atau pemakainya.

3. Pengertian Akuntansi

Dalam suatu perusahaan Akuntansi memegang peranan penting.

Perusahaan- perusahaan yang telah menikmati kemakmuran memiliki

kemampuan mengembangkan jasa yang unik dan berevolusi, dengan

perubahan sosial dan kondisi akuntansi mempunyai peranan penting dalam

perusahaan, terutama dalam membantu mengambil keputusan didalam

perusahaan, selain itu akuntansi menghasilkan informasi yang digunakan

manajer untuk operasi perusahaan serta memberikan informasi kepada

pihak-pihak yang berkepentingan. Sistem akuntansi mencatat data ekonomi

mengenai kegiatan perusahaan dan hal-hal yang terjadi pada perusahaan, yang

(46)

hasilnya dilaporkan pada pihak-pihak yang berkepentingan sesuai dengan

kebutuhan informasi mereka.

Dari Uraian diatas dapat diketahui beberapa definisi “akuntansi adalah

Akuntansi dapat didefenisikan sebagai sistem akuntansi yang menghasilkan

laporan kepada pihak-pihak yang berkepentingan mengenai aktivitas ekonomi

dan kondisi perusahaan.” (James M. Reeve et al, 2009: 9).

Sedangkan menurut Suwardjono(2003:5) “Akuntansi adalah seni

pencatatan, penggolongan, peringkasan transaksi dan kejadian yang bersifat

keuangan dengan cara yang berdaya guna dan dalam bentuk satuan uang, dan

penginterpretasian hasil proses tersebut.”

Disamping itu dari sudut pandang bahwa pengertian Sistem Informasi

Akuntansi menurutHall (2001:18) “Sistem Informasi Akuntansi adalah suatu komponen yang mengumpulkan, mengklasifikasikan, mengolah, menganalisa,

dan mengkomunikasikan informasi akuntansi finansial dan pengambilan

keputusan yang relevan kepada pihak di luar dan di dalam perusahaan”.

Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa akuntansi merupakan alat

untuk menghasilkan informasi yang secara akurat, relevan, serta dapat

dipercaya oleh pihak-pihak yang berkepentingan. Tujuan dari pada umumnya

dibagi dalam tiga bagian, bagian-bagian tersebut meliputi : (1) Informasi

untuk pengambilan keputusan, (2) pengguna informasi, dan (3) informasi yang

bermanfaat. Akuntansi yang biasa dilakukan oleh bagian akuntansi adalah

untuk menghasilkan laporan keuangan serta laporan lainnya yang akan

(47)

B. Pengertian Pajak, Fungsi Pajak, dan Asas Pemungutan pajak 1. Pengertian Pajak

Secara umum pajak adalah iuran wajib masyarakat kepada negara yang

dapat dipaksakan tanpa mendapat kontraprestasi secara langsung, dan

apabila ada dari masyarakat yang tidak melunasinya maka akan dikenakan

sanksi oleh negara.

elain hal tersbut diatas, terdapat beragam defenisi pajak dikalangan

para sarjana ahli dibidang perpajakan. Beberapa diantara adalah sebagai

berikut ;

1. Rochmat Soemitro Dalam Sukrisno Agus dan Estralita Trisnawati

(2008:6) mendefenisikan pajak sebagai berikut : “Pajak adalah iuran

rakyat kepada kas negara berdasrkan undang-undang (yang dapat

dipaksakan) dengan tiada mendapat jasa timbal (kontraprestasi) yang

langsung dapat ditunjakkan dan yang dugunakan untuk pengeluaran

umum.”

2. Prof. Dr. P. J. A. Andriani, Dalam Yusdianto Prabowo (2002:2)

mendefenisikan pajak sebagai berikut : Pajak merupakan iuran kepada negara (yang dapat dipaksakan ) yang terutang oleh yang wajib

membayarnya menurut peraturan-peraturan, dengan tidak mendapat

prestasi kembali, yang langsungdapat dapat ditunjuk dan yang gunanya

adalah untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran umum berhubung

dengan tugas negara yang menyelenggarakan pemeritahan.”

(48)

Berdasarkan defenisi diatas dapat disimpulkan bahwa pajak

memiliki sifat-sifat sebagia berikut :

a. Pajak merupakan iuran kepada negara yang dapat dipaksakan.

b. Pajak diatur dalam peraturan-peraturan yang telah disahkan

oleh pemeritah.

c. Wajib pajak tidak mendapatkan kontraprestasi secara langsung.

d. Apabila tidak dipatuhi maka akan dikenakan Sanksi

sebagimana yang telah ditetapkan dalam undang-undang.

e. Pajak digunakan pemerintah untuk membiayai

kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan kepentingan masyarakat

secara umum,misalnya : pembangunan sarana dan prasarana

umum.

2. Fungsi Pajak

Adapun fungsi pajak adalah sebagai berikut :

a. Fungsi Budgetair (Penerimaan)

Pajak berfungsi sebagai sumber dana yang diperuntukkan bagi

pembiayaan pengeluaran-pengeluaran pemerintah. Contoh :

dimasukkannya pajak dalam APBN sebagai penerimaan dalam

negeri.

b. Fungsi Regulerent (Mengatur)

Pajak berfungsi sebagai alat untuk mengtur atau

melaksanakan kebijakan di bidang sosial dan ekonomi.

(49)

Ada tiga asas yang digunakan pemerintah untuk menunggu pajak

Yaitu :

a) Equality

Pemungutan pajak harus bersifat adil dan merata, yang

dikenakan kepada orang pribadi yang harus sebanding dengan

kemampuan membayar pajak atau ability to pay dan sesuai manfaat

diterima.

b) Certainity

Penetapan pajak itu tidak ditentukan seweng-wenang. Oleh

karena itu, Wajib pajak harus mengetahui secara jelas dan pasti pajak

yang terutang, kapan harus dibayar, serta batas waktu pembayaran.

c) Covenience

Kapan wajib pajak itu harus membayar sebaiknya sesuai

dengan saat-saat yang tidak menyulitkan wajib pajak.

d) Economy

Secara ekonomi biaya pemungutan dan pemenuhan kewajiban

pajak bagi wajib pajak diharapkan seminim mungkin, demikian pula

beban yang dipukul wajib pajak.

C. Mekanisme Penghitungan, Pemotongan Serta Pelapoan Pajak Penghasilan Pasal 21 Pegawai PT Bank SUMUT Cabang Medan Iskandar Muda

a. Penghitungan PPh Pasal 21 Bulanan Atas Penghasilan Teratur Pegawai Tetap Dan Penerima Pensiun :

(50)

1. Untuk menghitung PPh pasal 21 atas penghasilan pegawai tetap,

terlebih dahulu dicari penghasilan neto sebulan yang diperoleh dengan

cara mengurangi penghasilan bruto dengan biaya jabatan, iuran

pensiun, iuran jaminan hari tua yang dibayar oleh pegawai , kemudian

disetahunkan.

2. a. Untuk memperoleh penghasilan neto setahun, penghasilan neto

sebulan

b. Dalam hal seorang pegawai tetap dengan kewajiban pajak

subjektinya. Sebagai wajib pajak dalam negeri sudah ada sejak

awal tahun, tetapi mulai bekerja setelah bulan Januari atau berhenti

bekerja dalam tahun berjalan, maka penghasilan neto setahun

dihitung dengan mengalikan penghasilan neto sebulan dengan

banyaknya bulan sejak pegawai yang bersangkutan mulai bekerja

sampai dengan bulan Desember.

c. Penghasilan neto setahun pada huruf atau b di atas, selanjutnya

dikurangi dengan PTKP untuk memperoleh penghasilan kena

pajak. Atas dasar penghasilan kena pajak tersebut kemudian

dihitung PPh pasal 21 setahun.

d. Untuk memperoleh jumlah PPh pasal 21 sebulan, jumlah PPh pasal

21 setahun atas penghasilan sebagaimana dimaksudkan pada huruf

a dibagi dengan 12.

e. Untuk memperoleh jurrilah PPh pasal 21 sebulan atas penghasilan

(51)

setahun dibagi dengan banyaknya bulan pegawai yang

bersangkutan bekerja.

3. a. Apabila pajak yang terutang oleh pemberi kerja tidak didasarkan atas

masa gaji sebulan, maka untuk perhitungan PPh pasal 21 jumlah

penghasilan tersebut

terlebih dahulu dijadikan penghasilan bulanan dengan mempergunakan

faktor perkalian sebagai berikut :

1. Gaji untuk masa seminggu dikalikan dengan 4

2. Gaji untuk masa sehari dikalikan dengan 26

b. Selanjutnya dilakukan, penghitungan PPh pasal 21 sebulan dengan

cara seperti dalam angka 2 di atas

c. PPh pasal 21 pada atas penghasilan dihitung berdasarkan PPh pasal 21

sebulan dalam huruf b dibagi 4, sedangkan PPh pasal 21 atas

penghasilan sehari dihitung berdasakan PPh pasal 21 sebulan dalam

huruf b dibagi 26.

4. Jika kepada pegawai disamping dibayar gaji bulanan juga dibayar kenaikan

gaji yang berlaku surut (rapel) misalnya untuk 5 bulan, maka penghitungan

PPh pasal 21 atas rapel tersebut adalah sebagai berikut :

a. Rapel dibagi dengan banyaknya bulan perolehan rapel tersebut ( dalam hal

ini 5 bulan ).

b. Hasil pembagian rapel tersebut ditambahkan pada gaji setiap bulan

sebelum adanya kenaikan gaji, yang sudah dikenakan pemotongan PPh

pasal 21.

(52)

c. PPh pasal 21 atas gaji untuk bulan-bulan setelah ada kenaikan, dihitung

kembali atas dasar gaji baru setelah kenaikan.

d. PPh pasal 21 terutang atas tambahan gaji untuk bulan-bulan dimaksudkan

adalah selisih antara jumlah pajak yang dihitung berdasakan huruf c

dikurangi jumlah pajak yang telah dipotong berdasakan huruf b.

5. Apabila kepada pegawai disamping dibayar gaji yang didasarkan masa gaji

kurang dari satu bulan dibayar gaji lain mengenai masa yang lebih Lama dari

satu bulan (rapel) seperti tersebut dalam angka 4, maka cara Perhitungannya

PPh pasal 21 nya adalah sesuai dengan yang telah Ditetapkan dalam angka 4

dengan memperhatikan ketentuan dalam Angka 3.

6. Pemotongan PPh pasal 21 atas uang lembur dan penghasilan lainnya Yang

sejenis yang diterima atau diperoleh pegawai bersamaan dengan gaji

bulanannya, yaitu dengan menggabungkan dengan gaji Bulanannya.

7. Penghitungan PPh pasal 21 atas uang pensiun bulanan yang diterima atau

diperoleh penerima pensiun pada tahun pertama pensiun adalah sebagai

berikut :

a. Terlebih dahulu dihitung penghasilan neto sebulan yang diperoleh dengan

cara mengurangi penghasilan bruto dengan biaya pensiun, kemudian

dikalikan banyaknya bulan sejak pegawai yang bersangkutan menerima

pensiun sampai dengan bulan desember.

b. Penghasilan neto yang disetahunkan tersebut ditambah dengan

penghasilan neto dalam tahun yang bersangkutan yang diterima atau

(53)

sesuai dengan yang tercantum dalam bukti pemotongan PPh pasal 21

sebelum pensiun.

c. Untuk menghitung penghasilan kena pajak, jumlah penghasilan pada huruf

b tersebut dikuangi dengan PTKP, dan selanjutnya dihitung PPh pasal 21

atas penghasilan kena pajak tersebut.

d. PPh pasal 21 atas uang pensiun dalam tahun yang bersangkutan dihitung

dengan cara mengurangi PPh pasal 21 dalam huruf c dengan PPh pasal 21

sebelum pensiun.

e. PPh pasal 21 atas uang pensiun bulanan adalah sebesar PPh pasal 21

seperti tersebut dalam huruf d dibagi dengan banyaknya bulan

sebagaimana dimaksud dalam huruf a.

8. Penghitungan PPh pasal 21 atas uang pensiun bulanan untuk tahun Kedua dan

selanjutnya adalah sebagai berikut :

a. Terlebih dahulu dihitung penghasilan neto sebulan yang diperoleh dengan

cara mengurangi penghasilan bruto dengan biaya pensiun.

b. Selanjutnya PPh pasal 21 dihitung dengan cara seperti tersebut dalam

angka 2 huruf a,c, dan, d.

Mekanisme Penghitungan Pemotongan PPh Pasal 21 Terhadap Penghasilan Pegawai Tetap Dengan Gaji Bulanan

Contoh perhitungan :

1. Sudiro bekerja pada gaji sebulan Rp 650.000,00 dan membayar iuran pensiun

sebesar Rp25.000,00. Sudiro menikah tetapi belum punya anak.

(54)

Penghitungan PPh pasal 21-nya adalah sebagai berikut :

2. Abrar pegawai pada perusahaan PT Mahardika, menikah tanpa anak,

memperoleh gaji sebulan Rp 1.000.000,00. PT Mahardika mengikuti program

Jamsostek, premi jaminan masing – masing 0,50% dan 0,30% dari gaji. PT

Mahardika menanggung iuran jaminan Hari Tua setiap bulan sebesar 3,70%

dari gaji sedangkan Abrar membayar iuran jaminan Hari Tua sebesar 2,00%

dari gaji setiap bulan. Disamping itu PT Mahardika juga mengikuti program

pension untuk pegawainya. PT Mahardika membayar iuran pension untuk

Abrar ke dana pensiun, yang pendirinya telah disahkan oleh Menteri

Keuangan, setiap bulan sebesar Rp 40.000,00, sedangkan Abrar membayar

(55)

Penghitungan PPh Pasal 21

Gaji sebulan Rp 1.000.000,00

Premi Jaminan Kecelakaan Kerja Rp 5.000,00

Premi Jaminan Kematian

Penghasilan Bruto Rp 1.008.000,00

Rp 3.000,00

Pengurangan

C. Biaya Jabatan

5% x Rp 1.008.000 Rp 50.400,00 D. Iuran Pensiun Rp 25.000,00 E. Iuran Jaminan Hari Tua

Penghasilan neto sebulan

Untuk Wajib Pajak Sendiri Rp 2.880.000,00 Tambahan WP kawin Rp 1.440.000,00

Rp 4.320.000,00

Penghasilan Kena Pajak Setahun Rp 6.631.200,00

Pembulatan Rp 6.631.000,00

PPh Pasal 21 terutang

5% x Rp 6.631.000,00 = Rp 331.550,00 PPh Pasal 21 sebulan

Rp 331.550,00: 12 Rp 27.629,00

3. Penghitungan PPh Pasal 21 atas penghasilan pegawai yang kewajiban pajak

subjektifnya sebagai subjek pajak dalam negeri sudah ada sejak awal tahun

takwim tetapi baru bekerja pada pertengahan tahun. Contoh : Ngurah bekerja

pada PT Bintang Abadi sebagai pegawai tetap sejak 1 September 2001.

(56)

Ngurah menikah tetapi belum punya anak.Gaji sebulan adalah sebesar Rp

1.500.000,00 dan iuran pensiun yang dibayar tiap bulan sebesar Rp 25.000,00.

Penghitungan PPh Pasal 21 adalah sebagai berikut :

Gaji sebulan Rp 1.500.000,00

Penghasilan neto sebulan Rp 1.400.000,00 Rp 100.000,00

Penghasilan neto setahun Rp 5.600.000,00

4 x Rp 1.400.000,00

5. PTKP

Untuk Wajib Pajak Sendiri Rp 2.880.000,00

Tambahan WP kawin

Rp 1.440.000,00

Penghasilan pajak setahun

PPh Pasal 21 terutang Rp 1.280.000,00

Rp 4.320.000,00

5% x Rp 1.280.000,00 = Rp 64.000,00

PPh Pasal 21 sebulan

Rp 64.000,00 : 4 = Rp 16.000,00

6. Penghitungan PPh Pasal 21 atas penghasilan pegawai yang kewajiban pajak

subjektifnya sebagai subjek pajak dalam negeri dimulai setelah permulaan

tahun pajak. Contoh : Penghitungan PPh Pasal 21 atas penghasilan pegawai

yang kewajiban pajak subjektifnya sebagai subjek pajak dalam negeri dimulai

(57)

2001. Ia bekerja di Indonesia s.d Agustus 2002. Selama tahun 2001 menerima

gaji perbulan Rp 6.000.000,00.

Penghitungan PPh Pasal 21 tahun 2001 adalah sebagi berikut :

Gaji 4 bulan = 4 x Rp 6.000.000,00. = Rp

24.000.000,00 Pengurangan :

1. Biaya jabatan

5% x Rp 24.000.000,00 = Rp 1.200.000,00 Maksimum diperkenankan (4 x Rp 108.000,00)

Penghasilan neto atas gaji 4 bulan Rp 23.568.000,00 Rp 432.000,00

Penghasilan neto setahun :

12/4 x Rp 23.568.000,00 Rp 70.704.000,00

2. PTKP (K/3) setahun

Untuk wajib pajak Rp 2.880.000,00 Tambahan WP kawin Rp 1.440.000,00

Tambahan 3 orang anak

(3 x Rp 1.440.000,00) Rp 4.320.000,00

Penghasilan Kenak Pajak = Rp 62.064.000,00

Rp 8.640.000,00

PPh Pasal 21 setahun

- 5% x Rp 25.000.000,00 Rp 1.250.000,00

7. Contoh penghitungan PPh pasal 21 atas penghasilan pegawai yang kewajiban

pajak subjektifnya sebagai subjek pajak dalam negeri berakhir dalam tahun

pajak.

(58)

David Beckham (K/3) mulai bekerja 1 Mei 1999 dan Berhend bekerja

sejak 1 Mei 2001. Selama tahun 2001 menerima gaji perbulan sebesar Rp

6.000.000,00 dan pada bulan April 2001 menerima bonus sebesar Rp

10.000.000,00.

Penghitungan PPh Pasal 21 tahun 2001 adalah :

Gaji 4 bulan = 4 x Rp 6.000.000,00 = Rp 24.000.000,00

Gaji setahun = 12/4 x Rp 24.000.000 = Rp 72.000.000,00

Bonus =

Penghasilan Bruto Rp 82.000.000,00 Rp 10.000.000,00

PPh Pasal 21 terutang gaji :

4/12 x Rp 5.559.600,00 Rp 1.853.200,00

8. Penghitungan pemotongan PPh Pasal 21 tahunan terhadap penghasilan

pegawai yang pindah kerja dalam tahun berjalan. Contoh : Ade yang berstatus

belum menikah adalah pegawai pada PT Kuningan Indah di Jakarta. Gaji Ade

pada waktu bekerja pada PT Kuningan Indah adalah sebesar Rp 1.200.000,00

dan naik menjadi Rp 2.000.000,00 setelah bekerja pada PT Mender Indah.

Pada kedua perusahaan tersebut Ade membayar iuran pensiun sebulan

sejumlah Rp 25.000,00.

A) Penghitungan PPh Pasal 21 :

1. PT Kuningan Indah di Kuningan – Jawa Barat Gaji (Januari s.d. Mei 2001)

(59)

Pengurangan

Penghasilan neto 5 bulan adalah Rp 5.575.000

Rp 425.000

3. PTKP (untuk WP sendiri) Rp 2.880.000

Penghasilan Kenak Pajak PPh Pasal 21 terutang

Rp2.695.000

5% x Rp 2.695.000,00 = Rp 134.750 PPh Pasal 21 terutang dan harus dipotong untuk

Masa Januari s.d. Mei 2001 adalah : Rp 134.750 PPh Pasal 21 yang sudah dipotong masa

Januari s.d. Mei adalah 5 x Rp 43.750

Lebih dipotong Rp 84.000

2. PT Mender Indah di Jakarta

Rp 218.750

a. Penghasilan neto di Jakarta Gaji Juni s.d. Desember 2001

7 x Rp 2.000.000,00 Rp 14.000.000 Jumlah penghasilan neto setahun (di Kuningan dan

Jakarta) Rp 18.700.000

PTKP (untuk WP sendiri)

Penghasilan Kena Pajak Rp 15.820.000 Rp 2.880.000

(60)

PPh Pasal 21 terutang tahun 2001

5 % x Rp 15.820.000 Rp 791.000

PPh Pasal 21 terutang tahun 2001 Rp 791.000

PPh Pasal 21 terutang di Kuningan Jawa Barat sesuai

Dengan Form 1721-A1 Rp 134.000

PPh Pasal 21 yang dipotong untuk masa Juni s.d Desember 2001 di

Jakarta adalah

Penghasilan gaji setahun : 12 x Rp 2.000.000,00 Rp 24.000.000 Pengurang :

Penghasilan neto Rp 22.500.000 3. PTKP untuk WP sendiri

Penghasilan kena pajak Rp 19.620.000

Rp 2.880.000

5% x Rp 19.620.000 Rp 981.000 PPh Pasal 21 di Jakarta setahun :

PPh Pasal 21 Juni s.d. Desember 2001

7/12 x Rp 981.000 Rp 572.000

PPh Pasal 21 yang sudah dipotong seluruhnya untuk tahun 2001 : (Rp 134.000 + Rp 572.250) Rp 707.000

PPh Pasal 21 terutang tahun 2001 PPh Pasal 21 kurang dipotong

Rp 791.000 Rp 84.000

B) Pengisian bukti pemotongan (Formulir 1721-AI) oleh PT Mender Indah

Jakarta

Penghasilan Juni s.d. Des 2001

7 x Rp 2.000.000,00 = Rp 14.000.000,00

(61)

1. Biaya Jabatan

Penghasilan neto di Jakarta Rp 13.125.000

Rp 875.000

Penghasilan neto di Kuningan dan di Jakarta adalah Rp 18.700.000

3. PTKP (untuk WP sendiri)

Penghasilan Kena Pajak Rp 15.820.000 Rp 2.880.000

PPh Pasal 21 terutang di Kuningan dan di Jakarta adalah

5% x Rp 15.820.000 Rp 791.000

PPh Pasal 21 yang telah dipotong :

b) Di Kuningan ( Jan s.d. Mei 2001) Rp 134.000 c) Di Jakarta ( Juni s.d. Des 2001) Rp 572.000

PPh Pasal 21 yang masih harus dibayar

Rp 707.000 Rp 84.000

D. Mekanisme Penyetoran

Penyetoran atau Pelimpahan pajak dilakukan dibawah tanggal 20 oleh

petugas pajak pada lembaga yang bersangkutan.

Petunjuk Pengisian Formulir Surat Setoran Pajak (SSP)

NPWP : diisi dengan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) yang

dimiliki Wajib pajak.

Nama NPWP : diisi dengan nama Wajib Pajak.

Alamat WP : diisi sesuai dengan alamat yang tercantum dalam

suratketeranga terdaftar.

Catatan : bagi WP yang belum memiliki NPWP

(62)

1. NPWP diisi:

a. untuk wp berbentuk badan usaha diisi dengan 01.000.000.0-

XXX.000

b.untuk WP orang pribadi diisi dengan 04.000.000.0-XXX.000

2. XXX diisi dengan nomor kode KPP domisili pembayaan pajak.

Nama dan alamat diisi dengan perlengkapan sesuai dengan kartu tanda

penduduk (KTP) atau identitas lain yang sah.

NOP : diisi sesuai dengan nomor objek pajak berdasakan

surat pemberitahuan pajak terutang (SPPT) pajak bumi dan bangunan (PBB).

Alamat objek pajak : diisi sesuai dengan alamat tempat objek pajak

berada Berdasarkan SSPT

Catatan

bangunan dan kegiatan membangun sendiri.

: diisi hanya pabila terdapat tansaksi yang terkait dengan

tanah atau bangunan yaitu transaksi pengalihan hak atas tanah dan

Kode Akun Pajak : diisi dengan angka akun pajak sebagaimana dalam

lampiran II untuk setiap akun pajak yang akan dibayar atau disetor

Kode jenis setoran: diisi dengan angka dalam kolom ”kode jenis setoran”

sebagaimana dalam lampiran II untuk setiap jenis setoran

pajak yang akan dibayar atau disetor.

Catatan

agar kewajiaban perpajakan yang telah dibayar dapat

: kedua kode tersebut harus diisi dengan benar dan lengkap

(63)

Uraian pembayaran : diisi sesuai dengan uraian dalam kolom ”jenis setoran”

yang berkenaan dengan kode akun pajak dan kode jenis

setoran.

Masa pajak : diisi dengan memberi tanda silang pada salah satu kolom

masa pajak untuk masa pajak yang dibayar atau disetor.

Pembyaran atau penyetoran untuk lebih dari satu masa

pajak dilakukan dengan menggunakan satu SSP untuk

setiap masa pajak.

Tahun pajak : diisi tahun terutangnya pajak.

Nomo ketetapan : diisi nomor ketetapan yang tercantum pada suat ketetapan

pajak (SKPKB, SKPKBT) atau surat tagihan pajak (STP)

hanya apabila SSP digunakan untuk membayar atau

menyetor pajak yang kurang dibayar/disetor berdasakan

surat ketetapan pajak, STP atau putusan lain.

Jumlah pembayaran : diisi dengan angka jumlah pajak yang dibayar atau disetor

dalam rupiah penuh. Pembayaran pajak dengan

menggunakaN mata uang Dollar Amerika Serikat (bagi

WP yang diwajibkan melakukan pembayaran pajak dalam

mata uang Dollar (Amerika Serikat), diisi secara lengkap

sampai dengan sen.

Terbilang : diisi jumlah pajak yang dibayar atau disetor dengan huruf

latin dan menggunakan bahasa Indonesia. Diterima oleh

kantor

(64)

penerima pembayaran: diisi tanggal penerimaan atau setoran oleh kantor penerima

pembayaran, tanda tangan, dan nama jelas petugas

penerima

pembayaran atau setoran, serta cap/ stempel kantor

penerima pembayaran.

Wajib pajak/penyetor: diisi tempat dan tanggal pembayaran atau penyetoran,

tanda tangan, dan nama jelas wajib pajak/penyetor,

serta stempel usaha.

Ruang validasi kantor :diisi nomor transaksi Penerimaan Negara (NTPN) dan

Nomor Transaksi Bank (NTB) atau nomor transaksi

penerimaan Negara (NTPN) dan nomor transaksi pos

Gambar

Tabel 1.1 Jadwal Penelitian dan Penyusunan Tugas Akhir
Gambar II.1
Tabel II.1

Referensi

Dokumen terkait

FUNGSI ANGGARAN KAS SEBAGAI ALAT PERENCANAAN DAN PENGAWASAN PADA PT BANK SUMUT KANTOR CABANG.. MEDAN

Bank Sumut Medan Cabang Iskandar Muda jika menjalankan suatu kredit harus didasarkan pada adanya jaminan.Yang dimaksud dengan jaminan tersebut dalam pemberian kredit adalah

Bank Sumut Cabang Medan Iskandar Muda memiliki 1 Pemimpin Kantor Cabang, 1 Wakil Pimpinan Kantor Cabang yang dibantu oleh 4 Pemimpin Seksi yaitu Pimpinan Seksi adm & PK,

Untuk mengetahui pengaruh kredit yang disalurkan terhadap laba pada PT. Bank SUMUT Cabang Medan

Pengaruh Sistem Antrian Terhadap Efektivitas Waktu Pelayanan (Studi Kasus Pada Bank SUMUT Cabang Iskandar Muda Medan).. Penulisan skripsi ini merupakan persyaratan yang harus

Yang berarti bahwa adanya pengaruh efektivitas kerja pegawai pada pt bank sumut cabang medan iskandar muda 30,6% disebabkan oleh budaya organisasi, selebihnya 60,4%

PT Bank Sumut Cabang Medan Iskandar Muda memiliki 1 Pemimpin Kantor Cabang, 1 Wakil Pimpinan Kantor Cabang yang dibantu oleh 4 Pemimpin Seksi yaitu Pimpinan Seksi Adm &

Bank Rakyat Indonesia, Tbk Kantor Cabang Balikpapan Sudirman telah mengimplementasikan perhitungan Pajak Penghasilan PPh Pasal 21 terhadap penghasilan pegawai sesuai dengan peraturan