DAFTAR GAMBAR
PENDEKATAN TEORITIS
2.1. Tinjauan Pustaka 1. Konsep Dasar Humas
2.1.4. Mekanisme dan Kode Etik Profesi Humas
Ada tiga tugas humas dalam organisasi atau perusahaan yang memilki
kaitan yang erat dengan tujuan dan fungsi humas, yakni: (1) Menginterpretasikan,
menganalisis dan mengevaluasi kecenderungan prilaku publik; (2)
Mempertemukan kepentingan organisasi, lembaga atau perusahaan dengan
kepentingan publik; (3) Mengevaluasi program-program organisasi/ lembaga/
perusahaan, khususnya yang berkaitan dengan publik (Kusumastuti, 2001).
Tugas menginterpretasikan kecenderungan prilaku publik akan bermanfaat
bagi pihak manajemen untuk merumuskan kebijakan organisasi, lembaga atau
perusahaan. Kecenderungan perilaku publik diklasifikasikan oleh Frank Jeffkins
dalam Anggoro (2000) menjadi 4 situasi atau kondisi kecenderungan publik yang
dihadapi oleh humas yakni: tidak tahu, apatis, prasangka dan memusuhi. Mengacu
pada klasifikasi publik menurut Jeffkins tersebut, maka tugas humas adalah
merubah publik yang tidak tahu menjadi, yang apatis menjadi peduli, yang
berprasangka menjadi menerima dan yang memusuhi menjadi simpati. Tugas ini
melekat dengan kemampuan praktisi humas dalam mengamati dan meneliti
perilaku berdasarkan kajian ilmu-ilmu sosial (Gambar 1).
Proses Transfer dalam Humas
Negatif Positif
Antipati Simpati Kecurigaan Penerimaan Masa Bodoh Minat Lalai Pengertian
Tugas mempertemukan kepentingan organisasi, lembaga atau perusahaan
dengan kepentingan publik berkenaan dengan adanya perbedaan kepentingan
antara pihak perusahaan dan pihak publik sehingga dalam hal ini humas bertugas
untuk menghubungkan dua kepentingan yang berbeda dan masing-masing pihak
dapat saling menghargai,memahami dan menghormati.
Muntaha (1985) mengatakan bahwa garis besar tugas hubungan
masyarakat adalah: (1) Mengerahkan daya upaya untuk memperoleh jaminan
situasi dan kondisi masyarakat internal dan eksternal perusahaan guna
memperoleh jangka panjang yang berkesinambungan; (2) Memelihara dan
mengembangkan situasi dan kondisi publik, baik internal maupun eksternal untuk
sampai pada titik optimal guna menciptakan dan meningkatkan seluruh citra,
identitas, reputasi dan integritas organisasi atau perusahaan untuk menjamin
kelestarian eksistensinya di tengah-tengah masyarakat luas.
Sedangkan Anggoro (2000) menyatakan ada lima pokok tugas humas
sehari-hari, yakni: (1) Menyelenggarakan dan bertanggung jawab atas sosialisasi
informasi baik secara lisan, tertulis maupun secara visual kepada publik agar
publik memilki pengertian yang benar tentang organisasi atau perusahaan dan
tujuan serta kegiatan yang dilakukan. Itu semua disesuaikan dengan kebutuhan
keinginan dan harapan publik internal dan eksternal; (2) Memonitor, merekam dan
mengevaluasi tanggapan serta pendapat umum atau masyarakat Menjalankan dan
bertanggung jawab tentang kehidupan kita bersama lingkungan. Serta
memperhatikan, mengolah dan mengintegrasikan pengaruh lingkungan yang
masuk demi perbaikan dan perkembangan organisasi,lembaga ataupun
maupun perusahaan dalam hal ini humas bertugas untuk membentuk kepercayaan
publik sehingga perusahaan mendapatkan respon positf dari publik; (4) Memiliki
tugas tanggung jawab sosial, dalam hal ini humas merupakan instrumen untuk
bertanggung jawab terhadap semua kelompok yang berhak terhadap tanggung
jawab tersebut, terutama kelompok publik internal, publik eksternal maupun pers;
(5) Bertugas untuk menyelenggarakan komunikasi yang bersifat timbal balik,
sehingga kemampuan untuk berkomunikasi menjadi modalnya.
Semakin tingginya persaingan profesonalisme di lapangan bisnis modern,
menuntut kepribadian yang mantap dengan rasa percaya diri yang tinggi.
Kepribadian adalah organ dinamis dalam diri individu yang yang sistem
psikofisiknya menentukan bagaimana penampilannya dalam menyesuaikan diri
dengan lingkungannya. Sehingga nantinya ia mengetahui apa yang dapat
dikerjakan dan apa yang dapat diharapkan darinya, memiliki motivasi agar tujuan
yang telah ditentukan dapat dicapai, tidak bekerja setengah-setengah tetapi sampai
tuntas. Di mana ia bekerja atau hidup, memberi sumbangan dan saran yang positif
agar tujuan dapat dicapai secara optimal dan ikut bertanggung jawab atas tugas
yang dibebankan terhadap dirinya. (Assumpta & R umanti, 2001).
Pengembangan kepribadian adalah usaha individu agar mampu memahami
diri sendiri mengenai minat, hasrat, loyalitas dan integritas tinggi sebagai
persiapan untuk menghadapi tantangan di masa depan. Adapun yang menjadi
kriteria umum pengembangan kepribadian adalah sebagai berikut: (1)
Kemampuan untuk mengaktualisasikan dirinya agar dapat hidup secara mandiri.
Karena seorang yang sudah matang tidak lagi memusatkan perhatiannya pada
kepentingan orang lain; (2) Kemampuan untuk melihat diri sendiri dan orang lain
secara objektif, dapat mengenali dirinya sendiri sebagaimana adanya; (3)
Memiliki pandangan hidup yang dapat membawa tindakannya ke suatu arah
tertentu; (4) Menghargai orang lain karena memiliki perasaan dasar untuk
memberi perhatian kemanusiaan; (5) Mampu membedakan alat dan tujuan,
terbuka terhadap pengalaman baru dalam rangka memperkaya ilmu pengetahuan;
(6) Memiliki humor falsafi, artinya humornya bersifat spontan tanpa harus
menyakiti perasaan orang lain. Di samping itu selalu berorientasi terhadap orang
lain dan bukan pada diri sendiri. (Assumpta & Rumanti,2001).
Kata Profesi berasal dari bahasa latin yaitu Professues yang berarti “suatu kegiatan atau pekerjaan yang semula dihubungkan dengan sumpah atau janji yang
bersifat religius” (Ruslan, 2001). Dari pengertian diatas dapat kita simpulkan
bahwa seseorang yang memilki profesi berarti juga memiliki ikatan batin dengan
pekerjaannya. Maka jika terjadi pelanggaran janji atau sumpah jabatan sama saja
dengan menodai “kesucian” profesi tersebut. Sehingga seseorang yang profesional
tidak akan pernah melanggar sumpah jabatan yang telah dilakukannya dan akan
senantiasa bertindak menurut koridor sumpah tersebut.
Selanjutnya definisi profesional dalam humas menurut Howard
Stephenson dalam Greener (1995) humas merupakan sebuah profesi yang
menuntut profesionalitas adalah humas harus dapat memberikan pelayanan
tertentu berdasarkan kualifikasi pendidikan dan pelatihan, serta memiliki
pengetahuan yang memadai yang harus sesuai dengan standar etika profesi.
Kiat menjadi seorang profesional, yaitu harus memiliki ciri khusus tertentu
khususnya profesional humas, maka secara umum memiliki ciri-ciri sebagai
berikut:
(1) Memiliki skill atau kemampuan, yaitu pengetahuan tinggi yang tidak dimiliki oleh orang umum lainnya, apakah itu diperoleh dari hasil pendidikan atau
pelatihan yang diperolehnya;
(2) Memiliki kode etik yang merupakan standard moral bagi setiap profesi
yang dituangkan secara formal, tertulis dan normatif yang dituangkan dalam
bentuk aturan main, yang nantinya akan memberikan bimbingan, arahan, serta
pedoman bagi dasar perilaku kita;
(3) Memiliki tanggung jawab profesi dan integritas pribadi yang tinggi baik
terhadap dirinya sebagai penyandang profesi humas, maupun terhadap publik,
klien, pimpinan, serta pers;
(4) Memiliki jiwa pengabdian kepada publik atau masyarakat dengan penuh
dedikasi tanpa pamrih dalam memberikan pelayanan jasa keahlian dan bantuan
kepada publik;
(5) Otonomisasi organisasi profesional, yaitu memiliki kemampuan untuk
mengelola organisasi humas yang memiliki kemampuan dalam perencanaan
program kerja secara jelas, strategik, mandiri, dan tidak tergantung pada pihak
lain serta dapat dipercaya dalam melaksanakan operasional, peran dan fungsinya.
Di samping itu memilki standard dan etos kerja profesional yang tinggi;
(6) Menjadi anggota salah satu organisasi profesi sebagai wadah untuk
menjaga eksistensinya, mempertahankan kehormatan dan menertibkan perilaku
standard profesi sebagai tolak ukur itu agar tidak dilanggar.(Ruslan, 2001).
2.1.5. Motivasi
2.1.5.1. Teori-Teori Motivasi
Sperling dalam Mangkunegara (2001) mendefinisikan motif sebaga i suatu
kecenderungan untuk beraktivitas yang dimulai dari dorongan dalam diri sendiri
dan diakhiri dengan penyesuaian diri untuk memuaskan motif.
Stanford dalam Mangkunegara (2001) mendeinisikan motivasi sebagai
suatu kondisi yang menggerakan manusia ke arah suatu tujuan tertentu. Sementara
dalam hubungannya dengan lingkungan kerja Mc Comick dalam Mangkunegara
(2001) mengemukakan bahwa motivasi kerja adalah kondisi yang berpengaruh
membangkitkan, mengarahkan dan memelihara perilaku yang berhubungan
dengan lingkungan kerja.
Manfaat dari motivasi adalah terciptanya gairah kerja sehingga
produktivitas kerja meningkat. Sementara itu manfaat yang diperoleh karena
bekerja dengan orang-orang yang termotivasi adalah: (1) Pekerjaan akan cepat
selesai dalam standar yang benar dan skala waktu yang tepat; (2) Orang akan
senang dalam melakukan pekerjaannya; (3) Orang akan merasa sangat berharga;
(4) Orang akan bekerja keras karena dorongan yang begitu tegas untuk berhasil
sesuai target terhadap apa yang akan mereka kerja kan; (5) Kinerjanya akan
dipantau oleh individu yang bersangkutan dan tidak akan membutuhkan terlalu
banyak pengawasan; (6) Semangat juangnya akan tinggi hal ini akan menciptakan
suasana kerja yang tinggi di setiap bagian.
Secara umum, teori motivasi dikelompokkan atas dua kelompok, yaitu
menjawab apa yang memotivasi seseorang, sedangkan teori proses terfokus pada
bagaimana memotivasi seseorang. Uraian beberapa teori motivasi yang terkait
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: