• Tidak ada hasil yang ditemukan

Melihat suksesnya film Now You See Me pada tahun 2013 silam, sang sutradara seakan sudah mengetahui “bum bu” apa yang dapat membuat penonton memberikan rating tinggi dan menanti sekuel setelahnya Memperoleh

Dalam dokumen Warta Anggaran Edisi 30, Tahun 2016 (Halaman 54-56)

nilai 7,3 dari 10 dalam laman IMDb dalam film pertama, bukanlah merupakan prestasi yang dapat diremehkan

begitu saja. Sayangnya, dalam sekuel yang kedua ini, sang sutradara masih menggunakan “bumbu” yang sama

dengan film yang pertama sehingga menghasilkan rasa yang itu-itu saja.

P

ada awal film, penonton diajak untuk kembali pada tahun 1982. Saat itu, diceritakan bahwa Dylan Rhodes kecil sedang menyaksikan pertunjukkan ayahnya, Lionel Shrike, yang sedang melakukan debut terbarunya dengan menenggelamkan diri pada sebuah danau dengan kondisi terkunci dalam se- buah brankas besi. Hadir juga Thaddeus Bradley, diperankan oleh Morgan Free- man, yang meliput langsung debut terse- but pada siaran TV lokal. Thaddeus juga dikenal kerap mengungkap trik-trik sulap Lionel Shrike dalam setiap debut sebe- lumnya. Diceritakan bahwa Thaddeus meragukan debut nekat Lionel Shrike kali ini, yang bertujuan agar rahasia dibalik debut kali ini tidak berhasil diungkap oleh Thaddeus. Naas, debut tersebut berujung

pada tenggelamnya pesulap tenar, Lionel Shrike. Hal ini tentu membuat Dylan Rhodes menaruh rasa dendam kepada Thaddeus dalam hidupnya.

Film yang kedua ini pun masih penuh dengan unsur pembalasan dendam atas kesalahan seseorang di masa lalu. Setelah berhasil membalaskan dendam- nya kepada Thaddeus dengan menjeb- loskannya ke penjara dalam film pertama, Dylan, yang kemudian terungkap sebagai The Fifth Horsemen, memutuskan untuk vakum beberapa tahun dan menjalankan pekerjaan rutinnya sebagai anggota FBI. The Four Horsemen, yang dulunya terke- nal sebagai pesulap jalanan, terdiri dari Daniel Atlas, Merritt McKinney, dan Jack Wilder yang ketiganya masih diperankan oleh pemeran yang sama dengan film

yang pertama, Jesse Eisenberg, Woody Harrelson, dan Dave Franco. Namun, Henley Reeves yang diperankan oleh Isla Fisher harus absen dalam sekuel kali ini karena kehamilannya. Namun jangan khawatir, Lizzy Caplan akan hadir sebagai Lula, yang hadir dengan karakter yang nyeleneh dan memberikan warna tersendiri dalam aksi The Four Horse- men. Namun, tidak dijelaskan secara gamblang, mengapa Henley Reeves tidak terlibat dalam aksi The Four Horsemen. Sesungguhnya produser film telah menyajikan modal cerita yang dibeberkan pada awal film ini. Sayangnya, modal cerita tersebut dirasa tidak cukup untuk membekali penonton dengan alur cerita yang bergerak cepat. Sepanjang film, penonton dibuat bertanya-tanya dengan

R E S E N S I F I L M

Warta Anggaran Edisi 30, Tahun 2016

twist-twist cerita yang begitu banyak. Belum sempat terjawab seluruhnya, dan penonton masih harus mendapat sajian kebingungan-kebingungan setelahnya. Sebagai aksi come-back-nya, The Four Horsemen berencana akan mem- bongkar aksi jahat seorang CEO peru- sahaan teknologi ternama, OCTA, yang menyalahgunakan data privasi konsumen dalam acara peluncuran sebuah produk terbaru perusahaan tersebut. Belum tuntas menyelesaikan aksinya tersebut, The Four Horsemen harus dihentikan dan kemudian diculik ke Republik Rakyat Tiongkok, Makau.

Adalah Walter Mabry, yang dipe- rankan oleh Daniel Radcliffe, orang yang berada dibalik kekacauan itu. Ia adalah putera dari seorang pemimpin perusa- haan asuransi Arthur Tressler. Dalam sekuel pertama, The Four Horsemen mencuri uang Arthur yang tersimpan dalam brankas bank yang dijaga sangat ketat. The Four Horsemen saat itu berhasil membobol keamanan bank dan menyebar uang klaim asuransi yang ditahan oleh Arthur dengan segala alasan tersebut kepada para penonton dalam sebuah perhelatan besar. Tidak menye- rah begitu saja, Arthur bersama dengan Walter kemudian menyusun rencana untuk membalaskan dendamnya kepada para The Four Horsemen.

Peran Daniel Radcliffe kali ini masih sangat kental dengan sosok anak laki- laki yang bergelut dengan dunia sihir dalam perannya sebagai Harry Potter pada tahun 2001 s.d. 2011. Hal ini mungkin dikarenakan target penonton Now You See Me 2 kurang lebih sama dengan target penonton film Daniel sebelumnya. Terlebih lagi, kedua film itu sama-sama mengandung unsur magic di dalamnya. Namun, pada kesempatan ini, Daniel mencoba menjadi tokoh antagonis dibanding tetap berdiri sebagai tokoh protagonis. Daniel, dengan kecanggihan sains dan teknologi terkini, berniat akan mengalahkan kekuatan magic yang dimi- liki oleh para The Four Horsemen. Lebih dari itu, pendapat-pendapat penonton yang meragukan perannya ini dimentah- kan kembali oleh Daniel melalui dialog- nya, “Science beats magic”.

Kesulitan untuk menolong teman- temannya, Mark Ruffalo, yang berperan sebagai Dylan Rhodes, mendatangi Thaddeus yang dirasa mengetahui

tentang kekacauan ini. Dengan syarat membebaskan dirinya, Thaddeus ber- sedia untuk membantu Dylan menolong The Four Horsemen.

Di Makau, Walter menggunakan keahlian mereka, membobol sebuah pe- rusahaan teknologi dan mencuri sebuah chip yang dapat mengakses seluruh komputer di dunia. Tidak ada pilihan lain, The Four Horsemen harus berkom- plot dengan Walter. Namun di balik itu semua, juga berniat mengkhianati me- reka semua setelah aksinya berhasil. Arthur dan Walter berhasil membalas- kan dendamnya kepada Dylan dengan menguncinya ke dalam sebuah brankas dan menenggelamkannya ke dalam danau, cara yang sama dengan teng- gelamnya sang ayah. Namun, ia berhasil diselamatkan dengan bantuan Thaddeus, melalui trik tersiratnya, dan tentunya The Four Horsemen.

Berkaca dalam film sebelumnya, ten- tunya aksi The Four Horsemen tidak jauh dari kehebohan dunia sulap. Namun, penonton jangan mengharapkan dapat melihat sebuah real magic dalam film ini. Penonton harus memaklumi bahwa semua hanyalah sebatas cerita fiktif dan rekayasa teknologi dunia perfilman. Hadirnya wajah-wajah baru seperti Jay Chou yang berperan sebagai Li, Tsai Chin sebagai Bu Bu, dan Sanaa Lathan sebagai Deputi Direktur Natalie Austin, dan David Warshofsky sebagai Agen Cowan seakan tidak cukup untuk mem- berikan nafas segar dalam film ini. Atensi penonton lebih condong memerhatikan peran Daniel Radcliffe yang hadir se- bagai villain dan tampil sebagai penjahat yang berkarakter geek dan konyol, bukan ganas dan garang.

Yang perlu digaris- bawahi lagi, film ini tetap mengguna- kan “bumbu” yang sama dengan “bumbu” pada film sebelumnya sehingga tidak ada ke- jutan-kejutan berarti yang membuat penonton

tercengang dalam film tersebut. Memang, penonton dihadirkan sebuah aksi sulap yang menakjubkan dan aksi pertengkaran dengan bumbu-bumbu kungfu khas Tiongkok, namun hal tersebut juga tidak mampu memenuhi ekspektasi penonton. Hal ini terjadi mungkin karena penon- ton sudah membangun ekspektasi yang sangat tinggi dengan membandingkan twist dalam ending film pertamanya. Selain itu, penonton juga sudah menanti dan menerka-nerka twist apa yang akan diberikan dalam akhir film. Dan ketika pi- hak film memutuskan menggunakan cara yang sama dengan film pertama, para penonton tidak terlalu mendapatkan apa yang sebenarnya mereka inginkan. Na- mun, beragam konflik yang dimunculkan dalam film ini patut diapresiasi sehingga tidak melulu menceritakan sebuah cerita yang datar.

Di akhir film, ditunjukkan bahwa The Four Horsemen berjalan menuju sebuah pintu dan sebuah tangga yang memben- tuk ornamen “The Eye”. Tidak dijelaskan kemana arah tangga itu akan berujung. Mungkin penonton diantarkan menuju lanjutan serial dalam film Now You See Me 3 yang sampai sekarang masih belum diumumkan tanggal mainnya. Kita tunggu saja bagaimana aksi The Four Horsemen dalam sekuel selanjutnya. n

Sutradara : Hon M. Chu

Penulis Naskah

: Ed Solomon

Pemain : Jesse Eisenberg, Mark Ruffalo,

Woody Harrelson, Dave Fran- co, Daniel Radcliffe, Lizzy Caplan, Morgan Freeman

Durasi : 129 menit

Skor : 5 dari 10

Dalam dokumen Warta Anggaran Edisi 30, Tahun 2016 (Halaman 54-56)

Dokumen terkait