• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pola gerak ini biasanya dapat dilihat pada gerakan lompat jauh dalam cabang olahraga atletik. Tujuan melakukan gerakan melompat dan mendarat adalah mendapatkan jarak lompatan sejauh mungkin. Dalam melakukan melompat dan mendarat perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut: (a) adanya awalan, (b) tolakan, (c) sikap badan di udara yang melayang, (d) sikap badan sewaktu mendarat dengan ke dua kaki dengan cara jatuh sebaik mungkin, dan (e) sikap saat tubuh setelah mendarat, tangan dan kaki diusahakan diarahkan atau dicondongkan ke depan

7). Mengkerut atau curting

Gerakan mengkerut dapat dilihat saat seseorang melakukan gerakan “sit-up” atau gerakan mencium lutut dari posisi duduk berbanjar dengan kedua belah kaki lurus

ke arah depan. Tujuan utama dari pola gerak mengkerut ditujukan untuk kekuatan otot perut serta kelentukan persendian di daerah tulang belakang. Pola-pola gerak tersebut dapat diterapkan dan sangat dianjurkan untuk diterapkan dalam program pembelajaran sebagai intervensi khusus guru, khususnya terhadap peserta didik yang mempunyai hambatan perkembangan gerak. Jika program gerakan semacam ini akan diterapkan dalam program pembelajaran individual hendaknya perlu disesuaikan dengan “keberadaan” tubuh peserta didik bersangkutan agar latihan gerak tersebut dapat berguna sebagai media terapeutik atau “ penyembuhan”. Penyembuhan akan dapat terlihat jika otot yang ada pada anggota tubuh peserta didik bersangkutan terlihat adanya perkembangannya.

Membuat suatu pola gerak yang bermacam-macam dan cocok dengan keadaan kebutuhan peserta didik perlu disusun dan diprogramkan secara berhati-hati. Program gerakan yang semacam ini hendaknya sesuai dengan pola gerak irama tubuh seseorang, terutama jika akan diterapkan kepada anak yang mempunyai hambatan gerak. Untuk keperluan itu seorang guru kelas perlu mengetahui keberadaan dari setiap peserta didiknya melalui observasi yang teliti sehingga ditemui faktor kemampuan dan kelemahan peserta didik yang akan dibuatkan program pembelajaran individual berbasis gerak irama. Gerakan-gerakan yang telah dipaparkan sebelumnya, dapat diterapkan juga pada pola gerakan yang “disisipkan” dalam program pembelajaran.

Kemampuan atau keahlian dasar-gerak peserta didik yang akan diikutkan dalam suatu program pembelajaran individual perlu dicocokkan dengan kepentingan

pengembangan setiap peserta didik, yaitu pengembangan yang diarahkan kepada: fisik, sosial, emosi atau intelektual. Misalnya, peserta didik yang mempunyai kelemahan pada kedua kakinya diperlukan pola gerak lokomotor seperti: jalan, berlari, atau lari-lari kecil di dalam ruang bangsal olahraga yang ada di sekolah atau di lapangan dekat sekolah. Jika peserta didik bersangkutan mempunyai kelemahan dalam kemampuan bergaul, antara lain dapat ditunjukkan dengan suka menyendiri, maka gerakan-gerakan berjalan, berlari dan lari-lari kecil dilakukan dengan berpasangan sesama teman-temannya. Arah gerakan dipolakan apakah dengan lurus, menyamping, berputar, atau searah berlawanan. Sedangkan arah dan tenaga dapat menggunakan: bebas dengan gerakan yang lambat atau tenaga sepenuhnya, dapat dilihat pada Tabel 2.1 di bawah ini.

Tabel 1.1

Dasar-Dasar Keterampilan Gerak

LOCOMOTOR SKILLS MANIPULATIVE SKILLS NON-MANIPULATIVE SKILLS -Jalan -Lari

-Meloncat dengan alat -Meloncat-loncat -Meloncat ke samping -Mengejar

-Meluncur

-Lari-lari kecil atau lari-lari anjing. -Melempar -Menangkap -Menendang -Memantulkan bola -Melambungkan bola -Memukul dengan raket -Memukul dengan alat - pemukul kayu

-Membelok -Berputar -Mengguling

-Keseimbangan tubuh -Memindahkan berat tubuh -Melompat kemudian mendarat -Mengulurkan otot, misalnya: merentangkan kedua tangan lurus ke samping sejajar pundak

(Adaptasi dari Graham, G. et al., 1980:15)

Tabel 1.1 tersebut di atas, merupakan petunjuk bahwa gerak tubuh seseorang berporos kepada tiga bentuk utama pola gerak, yaitu: (1) locomotor (merupakan gerak dasar yang telah dimiliki sejak dilahirkan), (2) manipulative (merupakan gerak yang memerlukan koordinasi dengan ruang dan benda di sekitarnya. Terjadinya gerak ini bila tersedianya alat/ benda yang dipergunakan untuk bergerak), dan (3) non-manipulative (gerakan yang dilakukan tanpa menggunakan alat dan dapat dilakukan dengan berpindah tempat). Interaksi keseluruhan gerak pada skills themes dapat dilihat pada gambar di halaman berikutnya (Gambar 1.1 Konsep-konsep Interaksi Gerak).

Penyusunan pola-gerak hendaknya mengacu kepada dasar-dasar keterampilan gerak (skills themes) dan konsep gerak (movement concept). Saat menyusun pola-gerak misalnya. untuk gerak lokomotor dapat menggunakan gabungan gerak-dasar lebih dari satu macam antara lain dengan manipulatif dan non-manipulatif, misalnya gerak berjalan (lokomotor) dengan membelok-belokkan (non-manipulatif) dilanjutkan dengan lari-lari kecil (lokomotor) sambil berputar-putar (non-manipulatif) mengelilingi ruang bangsal, dapat diikuti dengan gerakan menendang bola (manipulatif) saat mencapai garis akhir yang ditentukan.

Konsep gerak itu sendiri mempunyai tiga kategori, yaitu sebagai berikut (1) ruang gerak tubuh/ dimana tubuh digerakkan,

(2) bagaimana tubuh digerakkan (hubungannya dengan tenaga yang akan dipergunakan), dan

(3) hubungan gerak dengan lingkungan atau relationships dengan: bagian tubuh, alat/ orang, menyertakan orang lain. Penggunaan movement concepts berkaitan dengan skills themes karena berkaitan dengan keefektifan penggunaan keterampilan yang dimilki oleh setiap peserta didik saling berkaitan.

Secara sistematik hubungan antara dasar-dasar keterampilan gerak dengan kategori konsep-gerak, dapat dilihat pada ke-lima bulatan melingkar dalam gambar yang saling bertautan seperti yang terlihat pada Gambar 1.1 tentang Konsep-konsep Interaksi Gerak pada halaman berikutnya.

Sedangkan konsep gerak (movement concepts) dapat dilihat seperti dalam Tabel 1.2 di bawah ini.

Tabel 1.2 Konsep Gerak (Movement Concept)

Ruang gerak tubuh/ Dimana tubuh

digerakkan

Bagaimana tubuh digerakkan (hubungannya dengan tenaga) Hubungan gerak (Relationship) -Lokasi:

Tempat khusus atau tempat umum.

Arah-gerak:

Ke atas/ bawah; ke depan atau ke belakang; ke kiri atau ke kanan.

Waktu:

Cepat atau lambat; Tiba-tiba atau teratur.

Tenaga yang dipergunakan:

Sepenuhnya atau dengan cukup ringan. Bagian tubuh: - melengkung/ bulat - menyempit - meluas/ melebar - memutar

- sejajar atau berlawanan arah dengan tubuh.

Tingkat gerak:

Rendah, sedang atau berat.

Jalur:

Lurus atau berkelok-kelok

Keadaan gerak:

Pendek, jauh atau dekat.

Arah:

Gerakkannya diarahkan atau dilakukan dengan bebas.

- atas/ bawah - dekat/ jauh - di depan/ belakang - menyeluruh/ sebagian - disatukan/ dipisahkan - menyeluruh tubuh

- berputar/ sepanjang sisi tubuh - memimpin/ mengikuti

- menirukan atau mengaca sendirian / menemukan pasangan

- searah/ berlawanan

Dengan menyertakan orang lain:

- Sendirian dalam kelompoknya. - Sendirian tanpa teman - Berteman atau berpasangan. - Dalam kelompok

- Berada dalam sekelompok regu.

(Adaptasi dari: Graham, G. et al. 1980:15)

Interaksi bagian yang ada pada Tabel 1.2 di atas secara jelas dapat dilihat pada Gambar 1.1 Konsep-Konsep Interaksi Gerak yang tertera di bawah ini.

Gambar 1.1 Konsep-Konsep Interaksi Gerak (Graham, G., et al., 1980:17)

Bagi guru kelas yang mengalami hambatan dalam kegiatan belajar-mengajar disebabkan adanya rasa bosan atau tidak berjalan akibat adanya “kelainan” dari peserta didik (di sekolah reguler, sekolah khusus, ataupun sekolah yang menerapkan pendidikan inklusi) sebaiknya pola gerak irama diterapkan sebagai intervensi khusus dalam program pembelajaran yang bersifat individu. Agar program pembelajaran individual tersebut efisien dan secara menyeluruh menggunakan pola gerak, diperlukan pembuatan skematis pola-gerak sesuai dengan Gambar 1.1 Konsep-Konsep Interaksi Gerak. Di bawah ini diberikan contoh cara pembuatan skematis pola-gerak pada Tabel 1.3 seperti berikut.

Tabel 1.3 Skematis Pola-Gerak

Skills Themes Movement

Concepts

LOKOMOTOR MANIPULATIF NON-MANIPULATIF

Lari *) Melempar *) Berguling *)

A. Dimana tubuh digerakkan : 1.Lokasi 2.Arahnya 3.Tingkat 4.Perluasan B.Bagaimana digerakkan: 1. Waktu 2. Tenaga 3. Arah/ alur C.Relationship: 1.Tubuh 2.Objek/ orang 3.Bentuk-sosialnya Ruangan, ke depan, cepat, dilakukan berkali-kali. Cepat, sepenuh tenaga, secara bebas.

Memutar, dekat, dalam regu.

Di lapangan, ke atas, keras/ kuat, 10 kali. Secara teratur, cukup, diarahkan ke sasarannya. Melebar, ke atas, berpasangan Di ruangan bangsal olahraga senam, Ke kiri/ kanan, perlahan-lajan. 3 kali.

Secara tiba-tiba, cukup, bebas.

Membulat, ke depan, sendirian.

Keterangan: *) Sebagai contoh, dapat dibuat secara menyeluruh dari skills themes.

Sekali lagi ditegaskan bahwa: Dalam menyusun program pembelajaran individual berbasis pola-gerak tertentu sebaiknya guru kelas perlu mempertimbangkan faktor tenaga yang akan dipergunakan oleh peserta didik. Semua bentuk kegiatan atau aktivitas yang dilakukan seseorang dalam kehidupan sehari-hari yang dilakukan secara statis atau bergerak ke bidang yang lebih luas akan memerlukan energi.

Dalam pelaksanaan program pembelajaran individual berbasis pola-gerak sebaiknya setiap peserta didik diarahkan untuk mampu menggunakan tenaganya secara tepat-guna. Kelebihan penggunaan tenaga sewaktu melakukan suatu gerakan akan menimbulkan kekakuan dan ketegangan sehingga berdampak terjadinya kerusakan atau

cidera pada otot-tubuh. Sebaliknya jika kekurangan tenaga sewaktu melakukan suatu gerakan mengakibatkan tubuh lemas, sehingga mempersulit gerakan, dan tidak mampu mempertahankan keseimbangan tubuh. Tenaga yang dikeluarkan untuk melakukan gerakan yang berkesinambungan dengan berbagai macam bentuk gerak sangat berbeda jika melakukan gerakan yang bersifat statis.

Untuk diperhatikan oleh setiap guru:

Hendaknya unsur tenaga yang akan dipergunakan oleh peserta didik perlu mendapatkan perhatian utama guru kelas dalam penyusunan pola gerak yang akan diterapkan dalam program pembelajaran individual, terutama jika peserta didik bersangkutan adalah anak dengan kebutuhan khusus (special need’s student).

Sebagai tolak-ukur guna melihat apakah skematis susunan pola-gerak yang dibuat oleh guru kelas sudah baik atau benar perlu memperhatikan pedoman penyusunan pola-gerak. Ada empat kriteria untuk dapat menciptakan pola-gerak yang benar, yakni harus melihat pedoman pertanyaan sebagai berikut.

1). Dimanakah kita dapat melakukan gerak?

Jawaban ini berkisar pada masalah ruang. Yang perlu dipertimbangkan adalah:

a) Bergerak dalam ruangan tertentu atau ruangan bebas (apakah dalam bangsal atau lapangan sepakbola).

c) Tingkat ketinggian yang berlainan (sampai sejauhmana tingkat ketinggian yang dicapai).

d) Luas dan bentuk ruang gerak yang akan dipergunakan.

e) Penggunaan ruang. Pola yang berlainan akan berbeda pula dalam penggunaan ruangannya, misalnya: pola-gerak berjalan berbeda dengan pola-gerak melempar bola.

Dokumen terkait