• Tidak ada hasil yang ditemukan

Membaca Dan Menulis Menulis

Dalam dokumen Tata Bahasa Indonesia (Halaman 31-36)

1. Petunjuk

Di dalam menulis petunjuk melakukan sesuatu harus dilakukan dengan cara: a. urutan yang tepat,

b. menggunakan bahasa yang efektif. 2. Sinopsis

Sinopsis novel ialah ringkasan cerita novel. Cara membuat sinopsis novel: a. membaca naskah novel secara keseluruhan,

b. menandai gagasan pokok dan mencatatnya,

c. menulis ringkasan berdasarkan gagasan-gagasan pokok, d. dialog dan monolog tokoh cukup dicari garis besarnya, e. sinopsis tidak boleh menyimpang dari jalan cerita. 3. Biodata

Pengisian biodata haruslah sesuai dengan urutan isian format tersaji. 4. Surat

Surat merupakan karangan yang ditujukan kepada seseorang ataupun beberapa orang. Surat dikelompokkan menjadi:

a. Surat resmi (surat dinas) harus menggunakan bahasa resmi (baku), yaitu bahasa yang sesuai dengan kaidah bahsa Indonesia yang sedang berlaku ( EYD dan tata bahasa baku). Merupakan sarana komunikasi tertulis untuk menyampaikan informasi dari seseorang, organisasi, instansi, maupun swasta kepada pihak lain. Fungsi surat dinas:

1) sebagai sarana untuk menyampaikan permohonan, pemberitahuan, pemikiran, 2) alat bukti tertulis dan alat pengingat,

3) bukti sejarah, contohnya surat-surat bersejarah, 4) pedoman kerja, misalnya surat keputusan.

Komponen surat dinas: kepala surat, tanggal surat, nomor lampiran hal, alamat surat, salam pembuka, isi surat, salam penutup, tanda tangan, dan nama pengirim.

b. Surat tidak resmi (surat pribadi), menggunakan bahasa sehari-hari atau pergaulan. Surat pribadi berisi keperluan pribadi yang ditulis secara pribadi dan ditujukan kepada orang lain dengan menggunakan bahasa tidak baku. Secara umum, bentuk surat pribadi memiliki struktur seperti berikut.

(1). Alamat surat, tanggal, tahun (5). Penutup

(2). Tujuan (6). Salam penutup

(3). Salam pembuka (7). nama

(4). Isi surat (8). tanda tangan

5. Buku Harian

Buku harian merupakan buku catatan harian yang berisi curahan perasaan atau peristiwa-peristiwa pribadi. Kalian dapat menulis buku harian dengan langkah-langkah berikut ini.

a. Menulis pokok-pokok sebuah pengalaman pribadi.

b. Mengembangkan pokok-pokok pengalaman tersebut dengan memerhatikan waktu dan tempat peristiwa. c. Menggunakan bahasa yang ekspresif untuk mencurahkan perasaan dan pemikiranmu.

6. Menulis Cerpen

a. Mengubah sudut pandang cerpen; Menuliskan kembali isi cerpen berarti menempatkan kita sebagai pencerita ulang. Dengan demikian, sudut pandang cerita adalah sudut pandang orang ketiga,

b. Menyampaikan cerita dengan bervariasi; Sering terjadi penceritaan ulang dengan bahasa yang monoton dan cenderung mengulang kata sambung tertentu.

c. Menuliskan sinopsis cerpen; Menuliskan kembali isi cerpen yang pernah dibaca, tidak berarti menuliskan ulang cerpen tersebut tetapi menceritakan ulang.

7. Resensi Buku

Berikut ini adalah susunan sebuah resensi yang biasa kita jumpai di media cetak.

a. Judul resensi; merupakan pernyataan pertama yang akan dibaca oleh pembaca resensi. Oleh karena itu, judul harus dapat menyiratkan isi buku dan merangsang keingintahuan.

b. Data/identitas buku; merupakan informasi mengenai keberadaan sebuah buku yang ditawarkan kepada masyarakat pembaca. Sebagai sebuah informasi, resensi buku perlu mencantumkan data atau identitas buku yang diresensi.

c. Kelebihan dan kekurangan buku; objektivitas seorang penulis resensi sangat dibutuhkan. Pada bagian ini, penulis resensi perlu mengupas kelebihan yang dimiliki oleh buku yang diresensi. Sebagai keseimbangannya, resensi buku juga perlu menyajikan kekurangan dari buku yang diresensi.

d. Tanggapan terhadap isi buku; merupakan pertimbangan bagi masyarakat pembaca untuk memutuskan perlu atau tidak memiliki buku tersebut. Hal yang perlu diingat adalah adanya tanggapan yang disertai dengan argumen yang logis dan bahasa yang santun.

8. Menyunting

Kemampuan menyunting sangat penting untuk dikuasai agar dapat menghasilkan karangan yang baik. nsur-Unsur Karangan yang Perlu Disunting, antara lain:

a. Menyunting Penulisan Ejaan

Penyuntingan penulisan ejaan meliputi pemakaian huruf (penulisan huruf kapital, penulisan huruf cetak miring), penulisan kata (kata dasar, kata bentukan, kata ulang, gabungan kata, kata ganti, kata depan, partikel, singkatan, akronim), penulisan angka dan lambang bilangan, penulisan unsur serapan, dan pemakaian tanda baca.

b. Menyunting tanda baca

Kesalahan penggunaan tanda baca sering dilakukan oleh penulis terutama penulis pemula. Penyuntingan tanda baca meliputi pemakaian tanda titik, koma, titik dua, titik koma, tanda hubung, tanda kurung, tanda kurung siku, tanda pisah, tanda tanya, tanda seru, tanda petik dua, tanda petik satu. Penjelasan mengenai pemakaian tanda baca ini dapat dilihat pada Pedoman Ejaan Bahasa Indonesia.

c. Menyunting pilihan kata

Tulisan dapat dianggap kurang baik jika pilihan katanya kurang tepat. Pilihan kata sangat berkaitan dengan makna. Pilihan kata yang tepat dan sesuai akan membantu pembaca dengan cepat memahami gagasan penulis. Kata-kata yang memiliki kesamaan makna dalam konteks tertentu akan menimbulkan makna yang berbeda. d. Menyunting ketidakefektifan kalimat

Kalimat merupakan perwujudan utama dalam pemakaian bahasa. Dalam berbahasa baik lisan maupun tertulis, seseorang tidak menggunakan kata-kata secara lepas, tetapi kata-kata itu dirangkai menjadi kalimat.

e. Menyunting Kepaduan Paragraf

Padu atau tidaknya sebuah paragraf dapat disebabkan oleh ada atau tidaknya kalimat yang tidak diperlukan atau kalimat sumbang yang tidak ada hubungannya sama sekali dengan paragraf. Sebuah paragraf dikatakan padu apabila gagasannya utuh, serta paparan paragraf lengkap.

f. Menyunting kebulatan wacana

Kebulatan wacana dapat dilihat dari keseluruhan karangan. Adakah paragraf dalam karangan itu yang tidak sejalan dengan gagasan secara keseluruhan dalam karangan. Jika ada, paragraf itu harus disunting dengan menghilangkan atau dengan memperbaiki sesuai dengan gagasan keseluruhan karangan.

Membaca berasal dari kata dasar baca yang artinya memahami arti tulisan. Membaca adalah salah satu proses yang sangat penting untuk mendapatkan ilmu dan pengetahuan. Dilihat dari tujuan proses membaca, ada tiga cara umum membaca di dalam kehidupan sehari-hari, yaitu:

1. Membaca sebagai hiburan.

2. Membaca untuk memperoleh ilmu pengetahuan. 3. Membaca kritis.

Teknik membaca untuk mengembangkan Kecepatan Efektif Membaca (KEM):

1. Skimming adalah membaca teks secara cepat, menyeluruh untuk memperoleh gambaran umum, bagian penting, dan menyegarkan ingatan akan apa yang pernah kita baca.

2. Scanning adalah membaca cepat, tetapi teliti. Teknik ini bertujuan memperoleh fakta atau informasi tertentu, misalnya katakata tertentu dalam kamus atau nomor telepon.

3. Selecting adalah memilih teks dan bagian teks yang dibaca berdasarkan kebutuhan. Teknik ini dilakukan sebelum kegiatan membaca, misalnya saat membaca judul-judul berita di surat kabar.

4. Skipping adalah kegiatan membaca yang mengabaikan atau melompati bagian yang tidak diperlukan atau bagian yang sudah dimengerti.

Menghitung sendiri KEM dengan rumus sebagai berikut:

1. Membaca cepat

Manfaat membaca cepat: menggali berbagai pengetahuan, memperkaya perbendaharaan kata, dan dengan membaca cepat kita dilatih untuk bekerja cepat sehingga pekerjaan cepat selesai. Agar memiliki kemampuan membaca cepat, hal-hal berikut bisa dilakukan.

a. hindari menyuarakan setiap yang dibaca,

b. hindari mengucapkan kata-kata dalam bacaan secara berbisik,

c. jangan biasakan membaca mundur, mengulang kata/kalimat yang telah dibaca, d. hindari membaca dengan menggerakkan kepala mengikuti baris-baris bacaan,

e. hindari membaca dengan menunjuk baris-baris bacaan dengan jari, pensil, atau alat yang lain, dan membaca kata demi kata.

Fakta atau informasi yang dapat kita cari dengan teknik memindai adalah; a. kata dalam kamus,

b. informasi dalam ensiklopedia, c. informasi melalui indeks, d. nomor telepon,

e. nomor-nomor tertentu (rekening bank, nomor peserta ujian, dll), f. jadwal-jadwal (kereta api, pesawat terbang, acara televise dan radio). g. angka-angka statistik.

2. Bahasa ekspresif merupakan bahasa yang mampu mengungkapkan keadaan, maksud, gagasan, atau perasaan secara tepat. Kalimat ekspresif adalah kalimat yang mampu mengungkapkan gambaran, maksud, gagasan, dan perasaan. Hal ini berarti bahwa kalimat yang diungkapkan secara ekspresif tidak sekadar menceritakan, tetapi juga melukiskan.Bahasa yang efektif adalah bahasa yang dapat mewakili isi pikiran penulis sehingga pembaca dapat menangkap isi pengumuman dengan mudah.

3. Teks Upacara

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam membacakan teks perangkat upacara seperti berikut.

a. Penempatan Jeda : Jeda adalah waktu penghentian sebentar dalam kalimat atau ujaran. Perhatikan contoh

berikut !

- Semua peserta upacara / segera menyiapkan diri / di halaman depan sekolah // - Bahwa / sesungguhnya kemerdekaan itu / ialah hak segala bangsa //

menit) per (kata kpm pemahaman % menit per baca Waktu teks dalam kata Jumlah … = … ×

b. Intonasi : Intonasi adalah perubahan nada waktu mengucapkan ujaran atau bagian-bagiannya. Tanda ( / ) berarti intonasi naik, sehingga cara membacanya harus bernada naik. Tanda ( \ ) berarti intonasi turun, sehingga cara membacanya harus bernada turun.

c. Lafal : Lafal adalah cara orang, sekelompok orang atau masyarakat mengucapkan bunyi bahasa. Berikut ini

contoh pelafalan yang benar.

- Biologi dilafalkan biologi bukan biolohi atau biyoloji. - TVRI dilafalkan te fe er i bukan ti fi er i

- MTQ dilafalkan em te ki bukan em ti kyu - pantai dilafalkan pantay bukan panta-i

d. Sikap Percaya Diri : Membacakan teks perangkat upacara harus percaya diri. Hal ini penting karena dengan sikap tersebut maka pembacaan teks akan lancar. Kalimat-kalimat yang diucapkan tidak terputus-putus. Selain itu, dengan sikap percaya diri, maka napas tidak terengah-engah. Pernapasan juga dapat menentukan kuat lemah, panjang pendek, dan tinggi rendah pengucapan bunyi bahasa secara tepat.

4. Membaca Denah

Manfaat membaca denah adalah memudahkan seseorang menuju tempat tertentu. Cara membaca denah: a. memerhatikan arah mata angin,

b. memerhatikan nama-nama jalan dan tempat-tempat umum yang terkenal, c. cermat memahami arah jalan.

5. Buku Telepon

Buku telepon memuat ribuan nama, alamat, dan nomor telepon seseorang maupun informasi bisnis. Langkah-langkah membaca buku telepon:

a. memahami cara menggunakan buku petunjuk telepon yang tertera di lembar awal buku telepon, b. melatih gerak mata dalam menelusuri tiap entri dari atas ke bawah,

c. mencari nama yang diinginkan dengan mencari huruf awal di lema. 6. Ensiklopedia

Ensiklopedia ialah buku yang menghimpun keterangan atau uraian tentang berbagai hal di bidang seni dan ilmu pengetahuan, disusun berdasarkan abjad atau menurut lingkungan ilmu. Cara membaca memindai ensiklopedia: a. menemukan lema,

b. membaca cepat dengan cara memindai (hanya mencari kata yang diinginkan). 7. Kamus

Kamus adalah buku yang memuat kata yang disusun menurut abjad berikut artinya, pemakaiannya, atau terjemahannya. Selain itu, kamus juga merupakan sebuah buku yang memuat kumpulan istilah atau nama-nama tertentu.

Membaca kamus dapat dilakukan dengan salah satu teknik membaca, yaitu scanning. Scanning adalah memindai atau baca-tatap, yaitu membaca cepat, tetapi teliti. Teknik ini bertujuan memperoleh fakta atau informasi secara cepat dan tepat. Sebuah kamus biasanya berisi cara pelafalan, pola suku kata, dan contoh penggunaannya. Ada 3 (tiga) jenis kamus,yaitu:

a. Kamus Ekabahasa; kamus ini hanya menggunakan satu bahasa. Katakata (entri) yang dijelaskan dan penjelasannya terdiri dari bahasa yang sama

b. Kamus Dwibahasa; kamus ini menggunakan dua bahasa, yakni kata masukan dari bahasa yang dikamuskan diberi padanan bahasa yang lain.

c. Kamus Aneka Bahasa; kamus ini sekurang-kurangnya menggunakan tiga bahasa atau lebih, misalnya, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris dan Bahasa Cina secara serentak.

Secara umumnya, berdasarkan ukuran ini kamus dibagi dalam 3 jenis, yaitu;

a. Kamus Mini; pada zaman sekarang, kamus ini susah dijumpai. Ia dikenal sebagai kamus mini karena dapat disimpan dalam saku. Tebalnya lebih kurang 2 cm.

c. Kamus Besar; kamus ini memuat segala leksikal yang terdapat dalam satu bahasa. Setiap kata dijelaskan maksudnya secara lengkap.

Kamus Istimewa merujuk kepada kamus yang mempunyai fungsi yang khusus, seperti berikut:

a. Kamus Istilah; entri dalam kamus ini terdiri atas istilah khusus bagi bidang tertentu. Fungsinya adalah untuk keperluan ilmiah. Contohnya ialah Kamus Istilah Biologi.

b. Kamus Etimologi; kamus yang menerangkan asal usul suatu kata dan maksud asalnya.

c. Kamus Peribahasa / Simpulan Bahasa; kamus yang menerangkan maksud suatu peribahasa / ungkapan bahasa.

d. Kamus Terjemahan; kamus yang menyediakan kata seperti bahasa asing untuk satu bahasa yang dituju. Kegunaannya adalah untuk membantu para penerjemah.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan saat kamu mencari kata dalam kamus. a. Ejaan kata (cara penulisan kata).

b. Pelafalan kata (cara mengucapkan kata). c. Asal-usul kata (etimologi).

d. Setiap kata memiliki banyak pengertian. Untuk mendapatkan pengertian yang tepat, sesuaikanlah makna kata dengan konteks pemakaian kata dalam kalimat atau teks keseluruhan. Perhatikan pula pemakaian kata dalam kalimat yang dicontohkan dalam kamus.

8. Pengumuman

Pengumuman adalah pesan atau informasi yang disampaikan kepada umum/publik. Tujuan pengumuman adalah menyampaikan sesuatu agar diketahui masyarakat (publik). Pengumuman terdiri atas dua macam, yaitu pengumuman resmi dan pengumuman tidak resmi.

9. Membaca Ekstensif Artikel dan Buku dengan Teknik POINT

Untuk menemukan gagasan dari artikel dan buku, diperlukan cara yang efektif dalam membaca. Berikut ini merupakan salah satu teknik membaca yang dikenal istilah membaca dengan teknik POINT. Langkah-langkah membaca dengan teknik POINT adalah sebagai berikut:.

a. Purpose, yaitu menentukan tujuan membaca. Informasi apa yang hendak dinginkan? Perlukah membaca buku secara keseluruhan?

b. Overview atau membaca sekilas, yaitu melakukan peninjauan awal secara sekilas mengenai keseluruhan isi buku.

c. Interpretation atau menafsirkan, yaitu setelah membaca sekilas kemudian menafsirkan isinya.

d. Note atau mencatat, maksudnya setelah membaca secara teliti dan memahami isinya, perlu dibuat catatan-catatan penting untuk memudahkan ingatan.

e. Test atau menguji, maksudnya pada akhir membaca, kamu harus mengevaluasi mengenai apa saja yang telah dibaca dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan atau mengajukan pertanyaan-pertanyaan.

10. Metode Berpidato

Terdapat bermacam-macam metode pidato, yang antara lain:

a. Metode impromptu adalah metode pidato yang dilakukan secara tiba-tiba tanpa adanya persiapan sama sekali. Isi pembicaraan sebaiknya disesuaikan dengan situasi dan kondisi yang melatari pertemuan tersebut.

b. Metode ekstemporan dilakukan tanpa adanya naskah pidato, akan tetapi pembicara masih mempunyai kesempatan untuk membuat kerangka isi pidato. Metode ini sering digunakan oleh pembicara yang sudah berpengalaman. Dengan metode ini suasana antara pembicara dengan benar dapat terjadi komunikasi yang baik.

c. Metode membaca naskah, biasanya dilakukan untuk menyampaikan pernyataan-pernyataan resmi: pidato kenegaraan, pidato sambutan peringatan hari besar nasional, dan lain-lain.

d. Metode menghafal, pembicara memiliki waktu yang cukup untuk merencanakan, membuat naskah, dan menghafalkan naskah.

Ada beberapa hal yang harus diperhatikan agar dapat menjadi ahli pidato. Hal-hal tersebut antara lain: a. memiliki keberanian dan tekad yang kuat.

b. memiliki pengetahuan yang luas. c. memahami proses komunikasi massa. d. menguasai bahasa yang baik dan lancar. e. pelatihan yang memadai.

Bab 7

Dalam dokumen Tata Bahasa Indonesia (Halaman 31-36)