• Tidak ada hasil yang ditemukan

Persajakan horizontal adalah persamaan bunyi dalam satu larik atau satu baris. Persajakan vertikal adalah persamaan bunyi dalam larik atau baris yang berbeda

Dalam dokumen Tata Bahasa Indonesia (Halaman 41-46)

Jenis-Jenis Karya Sastra

3) Persajakan horizontal adalah persamaan bunyi dalam satu larik atau satu baris. Persajakan vertikal adalah persamaan bunyi dalam larik atau baris yang berbeda

b. Pilihan kata;

1) Pengimajian adalah pencitraan untuk mengkonkretkan gambaran ide, gagasan, dan pikiran melalui penginderaan.

2) Kata konkret adalah kata-kata yang digunakan untuk menggambarkan lukisan keadaan atau suasana batin dengan maksud membangkitkan imaji pembaca.

a) pembaitan (bait-bait), adalah menyusun larik-larik dalam bait-bait sesuai dengan makna yang dikandung setiap bait.

b) pelarikan (larik-larik) adalah menyusun kata-kata dalam lariklarik.

c) tipografi adalah bahasa puisi yang ditulis dalam bentuk-bentuk bait atau bentuk-bentuk lain yang unik yang membedakan antara bentuk puisi dengan bentuk karya sastra yang lain.

d) Suasana adalah keadaan jiwa pembaca setelah membaca puisi tersebut atau dampak psikologis pembaca yang muncul setelah membaca puisi, misalnya perasaan haru, sedih, bahagia, bersemangat, dan lain-lain.

e) Nada adalah sikap penyair kepada pembacanya, misalnya menggurui, menasihati, mengejek, atau menyindir.

f) Makna adalah maksud keseluruhan puisi yang dibangun oleh kata-kata, larik-larik, dan bait-bait. c. Tanda-tanda pembacaan sebagai rambu-rambu pola intonasi, tempo, atau jeda, dan aksentuasi (tekanan).

/ = jeda pendek // = jeda sedang /// = jeda panjang

- - = pengucapan kata dengan pemberian aksentuasi (tekanan tertentu) == = jangan dipenggal karena akan menimbulkan makna ganda

= langsung pada baris berikutnya = intonasi naik

= intonasi turun

2. Prosa

Prosa adalah karya yang tidak terikat oleh aturan-aruran sebagaimana puisi. Karangan prosa ditandai oleh bahasa yang terurai. Menurut zamannya prosa dapat dibedakan menjadi:

a. Prosa Lama

Yang termasuk prosa lama adalah dongeng, hikayat, cerita-cerita berbingkai. Ciri-ciri proasa lama antara lain:

1) Isinya fantastis (khayal). 4) Berisi cerita tentang raja-raja (istanasentris) 2) Pengarangnya anonim (tidak dikenal). 5) Milik bersama

3) Pola ceitanya monoton.

⇑ ⇓

Dongeng

Dongeng merupakan cerita fiksi atau cerita rekaan. Arti fiksi atau rekaan adalah cerita yang direka-reka atau dibuat-buat dan belum tentu benar keberadaannya. Misalnya, tempat, waktu, pelaku, kejadian yang belum tentu ada. Ada beberapa jenis dongeng,

1) Dongeng Binatang atau Fabel adalah dongeng yang mengandung pendidikan tentang perbuatan baik dan buruk. Tokoh fabel adalah binatang. Semua binatang tersebut berperilaku sebagai manusia dan menggambarkan watak serta budi pekerti manusia, misalnya:

* Dongeng kancil dengan buaya * Dongeng kancil mencuri timun

2) Dongeng Biasa adalah dongeng tentang tokoh yang mengalami suka dan duka. Cerita dongeng biasa dapat kita temui dalam cerita Bawang Putih Bawang Merah.

3) Dongeng Lelucon adalah dongeng lucu tentang tokoh tertentu, misalnya Si Kabayan dari Jawa Barat, Lebai Malang dari Melayu, Pan Balangtamak dari Bali, dan Singa Rewa dari Kalimantan Tengah.

4) Sage; merupakan dongeng yang mengandung unsur sejarah, misalnya:

* Sejarah Melayu (Sulalatusalatina), disusun oleh Mahmud Tun Sri Lanang (1912) * Hikayat Raja-Raja Pasai

* Hikayat Hang Tuah

5) Didaktik, merupakan dongeng yang berisi pendidikan.

6) Legenda; Dongen yang menceritakan asal mulanya suatu tempat, gunung , peristiwa dan sebagainya, misalnya:

7) Mythe; Dongeng tentang dewa-dewi, misalnya:

b. Prosa baru

Yang termasuk prosa baru adalah Novel, cerpen, biografi, otobiografi, kisah perjalanan. Ciri-ciri prosa baru, antara lain:

1) Isinya berisikan fakta kehidupan nyata 4) Merupakan milik perseorangan 2) Ada nama si pengarang 5) Pola ceritanya tidak monoton 3) Masyarakat sentris

Novel

Novel, merupakan cerita yang menceritakan suatu kejadian luar biasa dari kehidupan pelakunya yang dapat menyebabkan perubahan sikap hidup atau menentukan nasibnya, misalnya:

• Aki (Idrus)

• Jalan Lain ke Roma (Idrus) Tokoh-tokoh dalam novel terdiri atas:

1) Tokoh protagonis adalah tokoh yang memiliki sifat baik yang mendukung jalannya cerita, tokoh protagonis mampu mendatangkan simpati dari pembaca.

2) Tokoh antagonis merupakan kebalikan dari tokoh protagonis, yaitu tokoh yang menentang arus cerita., tokoh ini akan menimbulkan kebencian dan antipati dari pembaca.

Cara Menampilkan Watak Tokoh dalam Novel 1) penggambaran secara langsung

2) secara langsung dengan diperindah

3) melalui pernyataan atau perkataan tokoh itu sendiri 4) melalui dramatisasi

5) melalui pelukisan terhadap keadaan sekitar pelaku 6) melalui analisis psikis pelaku

7) melalui dialog pelaku-pelakunya. Tiga Dimensi Watak

1) Dimensi psikis (kejiwaan); penggambaran watak dari dimensi psikis atau kejiwaan dilakukan dengan pelukisan temperamen tokoh, apakah tokoh itu baik hati, penyabar, murah hati, dermawan, pemaaf, ataukah sebaliknya.

2) Dimensik fisik (jasmaniah); penggambaran watak dari dimensi fisiologis atau keadaan fisik dapat dikaitkan dengan ciri fisik, tinggi badan, warna kuit, bentuk muka, potongan rambut, umur, jenis kelamin, dan lain-lain.

3) Dimensi sosiologis; penggambaran watak dari dimensi sosiologis melukiskan jenis kelamin, suku bangsa, status sosial, pangkat atau kedudukan, profesi atau pekerjaan, kekayaan, dan lain-lain

Roman

Roman, merupakan cerita tentang kehidupan seseorang atau keluarganya meliputi kehidupan batin dan fisik. Menurut isinya roman dapat dikelompokkan menjadi:

1) Roman Sejarah; roman yang dasar ceritanya diambil (berlatar belakang) dari sejarah. Roman sejarah harus mempunyai nilai dwi tunggal, seni dan ilmu serta mengenal (menguasai) latar belakang sejarah agar tidak timbul kekeliruan (anacronisme), misalnya:

* Hulubalang Raja (Nur Sutan Iskandar) * Tambera (Utuj Tatang Sontani)

2) Roman Tendenz (roman bertujuan); roman yang mengandung maksud atau tujuan yang beasal dari faham atau idiologi pengarang dengan harapan pembaca akan mengambil tindakan (teladan) dari cerita tersebut, misalnya:

* Siti Nurbaya (Marah Rusli) * Darah Muda (Adinegoro)

* Salah Asuhan (Abdul Muis) * Layar Terkembang (Sutan Takdir Alisyahbana) 3) Roman Sosial (roman kemasyarakatan); roman yang melukiskan kejadian atau peristiwa yang terjadi di

dalam kehidupan masyarakat sehari-hari dengan segal suka dukanya, misalnya:

* Kasih Ibu (Paulus Supit) * Sukreni Gadis Bali (I Gusti Nyoman Panji Tisna) * Kehilangan Mustika (Hamidah) * Si Cebol Ridukan Bulan (Aman Datuk Modjoindo) 4) Roman Psycologi (roman jiwa); roman yang berisi kupasan tentang; bakat, watak, karakter para

pelakunya beserta kemungkinan-kemungkinan perkembangan jiwanya, misalnya: * Katak Hendak Menjadi Lembu (Nur Sutan Iskandar)

* Andang Teruna (Soetomo Djauhar Arifin) * Atheis (Achdiat Kartamiharja)

5) Roman Detektif; roman yang melukiskan sara mnyelesaikan suatu peristia kejadian atau masalah kejahatan, misalnya:

* Percobaan Setia (Suman H.S.)

* Mencari Pencuri Anak Perawan (Suman H.S.)

6) Roman Ilmu pengetahuan; roman yang dasar ceritanya diambil (berlatar belakang) suatu teori, tekhnik, pendapat atau ilmu pengetahuan, misalnya:

* Palawija (Karim) Biografi

Biografi berarti cerita tentang hidup seseorang yang ditulis oleh orang lain, msalnya: • Ayahku (Hamka)

• Dr. Soetomo (Imam Supardi)

• Riwayat Ir. Soekarno (Junan Nasution) Autobiografi

Autobiografi, merupakan cerita tentang hidup seseorang yang ditulis sendiri oleh pengarangnya, misalnya: • Hikayat Abdullah (Abdullah bin Abdul Kadir Munsji)

• Kenang-kenangan hidup (Hamka) Cerpen

Cerita Pendek, merupakan cerita yang hanya menceritakan salah satu peristiwa daripada seluruh kehidupan yang luas tentang pelakunya, misalnya:

• Radio Masyarakat (Rosihan Anwar)

• Ketika Cinta Bertasbih (Habiburrahman El Shirazy) Kisah Perjalanan

Kisah (riwayat) Perjalanan, merupakan cerita tentang pengalaman hidup seseorang dalam perjalanan atau lawatannya ke suatu daeah atau negara, misalnya:

• Melawat Ke Barat (Adinegoro) • Mandi Cahaya Di Tanah Suci (Hamka) Unsur-unsur prosa:

a. Tema; pokok persoalan yang menjiwai karya sastra, misalnya kawin paksa. b. Amanat; himbauan pengarang melalui karyanya

c. Gaya bahasa; ciri bahasa yang digunakan, misalnya berbelit-berlit, lucu, segar dan lain sebagainya.

d. Setting; latar belakang pengisahan/adegan, misalnya daerah perkotaan, pedesaan, masa revolusi, dan lain sebagainya.

e. Sudut pandang; terlibat / tidaknya si penulis dalam karyanya.

3. Drama

Drama adalah karya sastra dalam bentuk dialog yang dipertontonkan di atas pentas oleh tokoh-tokoh dengan watak masing-masing. Drama dapat dibedakan atas:

a. Drama Komedi; drama yang berisikan cerita lucu. b. Drama Tragedi; drama yang berisikan cerita menyedihkan c. Drama Romantis; drama yang berisikan cerita percintaan d. Opera; drama yang dialognya berupa lagu dan diiringi musik. Agar memperoleh manfaat dari sebuah drama:

a. membaca teks drama dengan cermat b. menganalisis unsur intrinsik, yang meliputi:

1) penokohan dan wataknya 4) tema cerita

2) latar cerita 5) amanat / pesan pengarang

3) alur

c. Aspek-aspek pementasan drama yang perlu dinilai: 1) kemampuan pemain melisankan naskah drama,

2) kesesuaian dialog dan akting pemeran dengan watak tokoh yang diperankan. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menulis naskah drama:

a. cermat dalam menangkap dan menggali ide, imajinasi, emosi yang nyata dan masuk akal, b. konflik bisa berangkat dari persoalan diri sendiri,

c. konflik dirumuskan dengan cara mengamati lingkungan sekitar, dan mengamati tayangan film, sinetron, dan sebagainya.

Di dalam bermain peran pada pementasan drama, hal-hal yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut: a. mempersiapkan diri secara matang dan serius sebelum tampil,

b. pilihlah teks drama yang sesuai dengan keinginan kelompok,

c. diskusikan teks naskah drama yang akan dipentaskan, mengenai tema, tokohtokoh dan watak-wataknya agar bisa menghayati peran,

d. casting (penentuan pemeran) dengan jeli dan tepat,

e. berlatih secara menyeluruh, meliputi membaca, membaca dengan penjiwaan, melatih gerakan-gerakan, dan penguasaan pentas.

f. siapkan unsur pendukung, di antaranya musik, lampu, dekorasi Tanggapan/kritik terhadap penampilan seseorang, mencakup:

b. ucapan d. penggunaan bahasa Hal-hal yang perlu dinilai dalam mengevaluasi pemeranan tokoh drama:

a. karakter, ekspresi c. dialog

b. penampilan

Kerangka naskah drama berfungsi untuk pedoman agar cerita drama tidak menyimpang dari tema. Langkah membuat kerangka:

a. membuat kerangka naskah dengan urutan yang runut dari awal sampaiakhir cerita, b. latar dan catatan lakon bisa dituliskan untuk memudahkan pementasan.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menulis naskah drama dengan memerhatikan kaidah penulisan naskah drama:

a. memerhatikan pemilihan kata dan panjang pendeknya kata-kata dalam dialog, b. dialog seharusnya memiliki keindahan bahasa,

c. adanya nama-nama pelaku, latar/setting, d. urutan dialog dengan nama-nama pemain,

e. pencantuman tanda baca koma ( , ), titik ( . ), tanda tanya ( ? ) pada tempatnya, f. keterangan dalam kurung sebagai catatan lakon,

g. penggunaan bahasa yang jelas.

Langkah-langkah Mengubah Cerpen Menjadi Teks Drama

a. Menghayati tema cerpen. Tema merupakan ide pokok yang mendasari penarasian sebuah cerita. Berangkat dari tema dapat diketahui ide pokok sebuah cerita.

b. Cerpen dibagi menjadi beberapa bagian penting dan kemudian diubah menjadi babak. Cerpen biasanya terdiri atas beberapa bagian. Bagianbagian tersebut tentu memuat beberapa peristiwa penting yang melandasi cerita. Bab-bab yang tergolong penting itu selanjutnya diubah menjadi beberapa babak untuk memaparkan peristiwa-peristiwa tertentu.

c. Menyusun dialog berdasarkan konflik yang terjadi antartokoh. Tokohtokoh yang terdapat dalam cerpen biasanya dirangkai oleh suatu peristiwa yang di dalamnya memiliki konflik-konflik. Konflik-konflik yang terjadi antartokoh tersebut diubah menjadi dialog.

d. Membuat deskripsi-deskripsi untuk menjelaskan latar, akting atau lighting. Aliran-aliran sastra

Cara pengungkapan pikiran dan perasaan pengarang memalui karyanya berbeda-beda. Dari sudar pandang inilah dapat kita ketahui bermacam-macam aliran dalam kesustraaan, antara lain:

1. Aliran Realisme; aliran yang beusaha melukiskan keadaan seperti apa adanya. Misalnya; Surabaya (Idrus). 2. Aliran naturalisme; aliran realisme yang cenderung pada hal-hal mesum / buruk.

3. Aliran Determinisme; Akiran realisme yang melukiskan para pelakunya atas dasar paksaan nasib atauu ketidakberdayaan manusia terhadap lingkungan, penderitaan dan sebagainya, misalnya; Belenggu (Armijn Pane). 4. Aliran Impresionisme; Aliran yang berusaha melukiskan kembali kesan-kesan seseorang terhadap fenomena

kehidupan, biasanya hanya sepintas dan tidak mendetil, misalnya; Teratai (sanusi Pane).

5. Alran Romantik; aliran yang mengutamakan perasaan. Pengarang dalam pelukisannya cenderung berlebihan. Kalau bahagia kelewat bahagia, kalau sedih kelewat sedih kalau yang dilukiskan cantik kelewar cantik ranpa cela, misalnya; Surat Cinta (Rendra).

6. Aliran Idealisme; aliran yang berusaha melukiskan sesuatu berdasakan ide atau gagasan pengarang. Misalnya; Layar Terkembang ( sutan Takdir).

7. Aliran Psikologis; merupakan aliran yang menirik beratkan pelukisan kejiwaan / hal-hal yang bersifat non fisik, misalnya; Merahnya Merah (Iwan Simatupang), Atheis (Achdiat K.M.), Jalan Tak Ada Ujung (M. Lubis), dll. 8. Aliran Simbolik merupakan aliran yang melukiskan sesuatu dengan menggunakan lambang-lambang, misalnya;

Bab 9

Dalam dokumen Tata Bahasa Indonesia (Halaman 41-46)