• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN TEORI

MEMBANGUN KEMANDIRIAN KEBUTUHAN PANGAN (REFLEKSI KRITIS)

BAB VIII

MEMBANGUN KEMANDIRIAN KEBUTUHAN PANGAN (REFLEKSI KRITIS)

Indonesia adalah negara dengan sumber daya alam yang begitu kaya, yang sudah dikenal oleh banyak negara asing. Namun tidak sedikit dari sumber daya alam yang dimiliki mampu dimanfaatkan dengan baik yang sehingga tidak sedikit masalah yang ditumbulkan dari hal tersebut, salah satunya pemenuhan kebutuhan pangan. Sampai saat ini, negara Indonesia masih bergantung pada negara asing untuk beberapa komoditas pemenuhan kebutuhannya sehari-hari terutama dalam kebutuhan pangan.

Masyarakat Dusun Nunuk Desa Pomahan merupakan salah satu wajah negara Indonesia yang juga bergantung dalam hal pemenuhan kebutuhan pangannya yaitu pada komoditas sayur. Pemenuhan kebutuhan sayur masyarakat Dusun Nunuk sangtlah bergantung dari luar baik itu pasar maupun tukang sayur keliling. Dalam pemenuhan kebutuhan dapurnya sehari, mereka bisa menghabiskan Rp. 3000 sampai dengan Rp. 8.00 yang itu berarti setiap bulan mereka menghabiskan Rp. 90.000 sampai Rp. 240.000 hanya untuk kebutuhan dapurnya saja. Di sisi lain, tidak sedikit dari masyarakat Dusun Nunuk yang memiliki lahan kosong yang cukup luas disekitar rumahnya yang tidak dimanfaatkan dengan baik, bahkan bisa dibilang tidak terurus serta menjadi tampat pembuangan sampah.

Di dalam Al-Quran telah dikatakan bahwa hujan merupakan suatu nikmat yang luar biasa, karena dari air hujan tersebut manusia bisa memanfaatkan lahan

pekarangannya untuk ditanami tumbuh-tumbuhan sebagai salah satu sumber untuk kelangsungan hidupnya. Adapun ayat dalam Al-Quran yang menjelaskan

tentang itu adalah surat ‘Abasa ayat 24 – 32 sebagaimana berikut ini:

                                  

“Maka hendaklah manusia itu memperlihatkan makanannya. Sesungguhnya kami benar-benar telah mencurahkan air (dari langit). Kemudian kami belah bumi dengan sebaik-baiknya. Lalu kami tumbuhkan biji-bijian di bumi itu, anggur dan sayur-sayuran, zaitun dan kurma, kebun-kebun (yang) lebat, dan buah-buahan serta rumput-rumputan. Untuk kesenanganmu dan untuk binatang-binatang ternakmu.” (QS. ‘Abasa : 24-32)

Pemenuhan kebutuhan sayur masyarakat Dusun Nunuk dari luar tentu sangat ironis, mengingat lahan kosong yang mereka punya cukuplah luas yang mana sebenarnya itu mampu dimanfaatkan untuk dijadikan lahan bercocok tanam, terutama sayur. Pemanfaatan lahan pekarangan untuk bertanam sayur seharusnya mampu dilakukan agar masalah ketergantungan pemenuhan kebutuhan sayur dari luar bisa dikurangi bahkan diatasi.

Proses pemanfaatan lahan kosong untuk bertanam sayur tentu tidaklah mudah, sehingga dibutuhkan keinginan dan kemauan dari diri sendiri oleh semua pihak agar proses perubahan ini mampu berhasil. Sutopo (55) selaku ketua RT satu menjadi orang terdepan dalam kesediannya dalam melakukan aksi perubahan ini, karena memang seharusnya masyarakat sadar akan potensi yang dimiliki yaitu lahan kosong yang luas yang mana itu bisa dimanfaatkan untuk memnuhi kebutuhan sehari-hari, terutama kebutuhan dapur sehingga masyarakat tidak lagi mengandalkan tukang sayur keliling dalam pemenuhan kebutuhan

sayurnya setiap hari. Tidak mudah mengajak masyarakat Dusun Nunuk dalam melakukan aksi perubahan ini karena sifat malas dan pragmatisnya. Tidak sedikit dari mereka yang beralasan bahwa aksi perubahan ini adalah aksi yang percuma dilakukan, ada juga yang beralasan bahwa mengapa harus susah-susah bertanam sayur kalau bisa membeli.

Namun, seiring berjalannya waktu dan keberhasilan Sutopo (55) dalam memanfaatkan lahan kosongnya, membuat masyarakat yang lain mengikutinya karena dirasa aksi perubahan ini mendatangkan manfaat untuk kelangsungan hidup mereka. Selain bermanfaat karena bisa mengurangi pengeluaran belanja nya setiap hari, manfaat lain yang di dapat dari pemanfaatan lahan kosong adalah tidak terbengkalainya lagi lahan pekarangan disekitar mereka dan juga tidak lagi menjadi tempat untuk pembuangan sampah yang itu bisa membahayakan kelangsungan hidup mereka sendiri.

Oleh karenanya pemanfaatan lahan kosong sangatlah penting dan bermanfaat untuk kelangsungan hidup sehari-hari, selain itu juga dapat membantu negara ini untuk mengurangi angka impor dari luar, khususnya di sektor pangan. Sehingga negara Indonesia mampu menjadi negara yang swasembada pangan dengan potensi kekayaan alam yang dimilikinya.

BAB IX PENUTUP A. Kesimpulan

Masyarakat Dusun Nunuk merupakan masyarakat yang memiliki tingkat konsumsi sayur yang cukup tinggi yang itu terbukti dengan anggaran belanja rumah tangga di sektor pemenuhan kebutuhan dapur yang menghabiskan Rp. 3.000 sampai dengan Rp. 8.000 dalam setiap harinya yang mana dalam pemenuhannya masyarakat Dusun Nunuk masih bergantung dari luar, baik itu pasar ataupun tukang sayur keliling. Padahal lahan kosong yang dimiliki masih cukup luas yang sebenarnya apabila masyarakat sadar itu mampu dimanfaatkan untuk mengatasi masalah ketergantungan pemenuhan kebutuhan sayur dari luar.

Pemanfaatan lahan kosong untuk pemenuhan kebutuhan sayur yang dilakukan masyarakat Dusun Nunuk tentu membutuhkan waktu dan proses yang tidak instan, sehingga membutuhkan usaha dan pengorbanan untuk merealisasikannya. Lahan kosong yang tidak termanfaatkan dengan baik menjadi salah satu faktor yang menjadikan masyarakat Dusun Nunuk mengalami ketergantungan dalam pemenuhan kebutuhan sayur dari luar setiap harinya, sehingga dibutuhkan aksi perubahan dalam mengubah dan mengatasi masalah tersebut. Padahal total lahan kosong yang dimiliki masyarakat Dusun Nunuk adalah seluas 2.700 meter dari beberapa meter yang mereka miliki disekitar rumahnya.

Melihat realita yang terjadi di lapangan yaitu luas lahan kosong yang masih begitu luas yang belum dimanfaatkannya secara maksimal lahan kosong yang

dimilikinya, yang di karenakan belum adanya keterampilan dan pengetahuan masyarakat Dusun Nunuk dalam pemanfaatan lahan kosong. Membuat peneliti berupaya untuk turut aktif dalma proses perubahan ini sehingga pokok masalah yang berupa kurangnya keterampilan pengembangan pertanian sayur mampu diatasi. Sehinga dari masalah tersebut peneliti berupaya untuk melakukan pendidikan pengembangan keterampilan bertani masyarakat dengan menjadikan media internet sebagai alat untuk menambah pengetahuan dan keterampilan masyarakat pada pemanfaatan lahan pekaragan.

Pendidikan materi tentang pemanfaatan lahan pekarangan yang dilakukan merupakan langkah awal dari proses perubahan yang dilakukan. Pemanfaatan lahan pekarangan dengan bertanam sayur merupakan jawaban dari masalah yang terjadi yaitu ketergantungan pemenuhan kebutuhan sayur dari luar sehingga nantinya diharapkan dari aksi perubahan ini, masyarakat mampu mandiri dalam pemenuhan sayurnya, meskipun memerlukan waktu dan proses yang tidak instan.

Dari aksi perubahan yang dilakukan, masyarakat Dusun Nunuk secara perlahan telah mampu mandiri dalam pemenuhan kebutuhan sayurnya meskipun tidak sepenuhnya swasembada karena masih permulaan, sehingga harapan dari aksi perubahan pemanfaatan lahan kosong untuk bertanam sayur ini mampu terus berkembang seiring kecanggihan teknologi dan kemajuan zaman yang nantinya mampu benar-benar mandiri dan swasembada masyarakat Dusun Nunuk dalam pemenuhan kebutuhan sayurnya.

B. Saran

Adapun untuk saran dari aksi perubahan ini adalah sebagai berikut: 1. Kepada Masyarakat Dusun Nunuk

Potensi alam yang dimiliki sangatlah melimpah, sehingga sangat disayangkan apabila anugerah dari Tuhan yang begitu melimpah tersebut tidak dimanfaatkan dengan baik. Pemanfaatan lahan kosong yang telah dilakukan harus terus berjalan sehingga nantinya masyarakat Dusun Nunuk mampu mandiri atau swasembada dalam pemenuhan kebutuhan sayur, sehingga apabila proses perubahan ini terus dilakukan tidak menutup kemungkinan menjadi pengahasilan tambahan yang mampu mengangkat status perekonomian yang saat ini masih tergolong masyarakat menegah ke bawah.

2. Kepada Pemerintah Desa

Dalam proses perubahan tentu tidak hanya masyarakat Dusun Nunuk yang menjadi sasaran dari aksi perubahan tersebut, tetapi juga Pemerintah Desa Pomahan. Karena dengan turut-serta aktifnya Pemerintah Desa Pomahan secara tidak langsung mampu menumbuhkan motivasi masyarakat untuk lebih kreatif dan inovatif lagi dalam pemanfaatan lahan pekarangannya.

3. Kepada Pemerintah Kabupaten Bojonegoro

Kabupaten Bojonegoro merupakan kabupaten dengan hasil panennya yang telah menjadi lumbung pangan Negara Indonesia, sehingga sangatlah diperlukan kepedulian lebih dari pemerintah kepada para petani, khususnya kepada para petani yang hidup di pelosok Kabupaten Bojonegor.

4. Kepada Peneliti-peneliti yang Konsen dalam Pemanfaatan Lahan Pekarangan untuk Bertanam Sayur

Dalam sebuah aksi pemberdayaan, kunci utama untuk sukses tidaknya pemberdayaan tersebut tentu ketika pemberdaya mampu membangkitkan keinginan dari masyarakat itu sendiri. Karena dari keinginan sendiri itulah yang mampu menjadikan masyarakat lebih mandiri dan kreatif dalam proses perubahan yang dilakukan tersebut.

DAFTAR PUSTAKA