• Tidak ada hasil yang ditemukan

A. Sejarah Singkat Perusahaan

4) Membantu kasie pemasaran dalam pencapaian target funding

5) Bertanggung jawab dalam proses pemberian pembiayaan yang sesuai dengan prinsip-prinsip syariah Islam dan pedoman produk pembiayaan Bank Sul-Selbar.

1) Bertanggung jawab terhadap pencapain target pendanaan dan target-target opersioanal lainnya yang telah ditetapkan oleh cabang.

2) Melakukan pencairan nasabah pembiayaan dan melakukan pelunasan cepat padaVBS (Virtual Bank System).

3) Bertanggung jawab terhadap penyimpanan file pembiayaan file pembiayaan dan dokumentasi taksasi jaminan, menerima berkas permohonan pembiayaan, melakukan sosialitas terhadap permohonan yang masuk.

4) Membuat usulan pembiayaan yang dinilai layak untuk diberikan fasilitas pembiayaan.

5) Membina dan mengawasi seluruh account pembiayaan yang telah disalurkan.

6) Membantu kasie pemasaran dalam pencapaian target funding.

7) Bertanggung jawab dalam proses pemberian pembiayaan yang sesuai dengan prinsip-prinsip syariah Islam dan pedoman produk pembiayaan Bank Sul-Selbar.

J. Hasil

Analisis rasio dimaksudkan untuk mengevaluasi kondisi keuangan perusahaan dan kinerjanya, kemudian membandingkan rasio keuangan perusahaan antara value added approach dan income statement approach. Perhitungan rasio keuangan antara value added approach dan income statement approach dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 5.1

Tabel Perhitungan Rasio Keuangan Menggunakan Value Added Approach

No. Rasio Tahun

Jumlah Rata-rata

2013 2014 2015

1 ROA 6,80 % 7,12 % 7,13 % 21,05 % 7,02 %

2 ROE 86,75% 110,56 % 114,77 % 312,08 % 104,03 %

3 LB/AP 8,19 % 9,26 % 9 % 26,45 % 8,82 %

4 NPM 70,68 % 80,32 % 86,07 % 237,07 % 79,02 % Tabel 5.2

Tabel Perhitungan Rasio Keuangan Menggunakan Income Statement Approach

No. Rasio Tahun

Jumlah Rata-rata

2013 2014 2015

1 ROA 0,43 % 0,15 % 0,19 % 0,77 % 0,26 %

2 ROE 3,84% 1,46 % 2,10 % 7,4 % 2,47 %

3 LB/AP 0,36 % 0,12 % 0,16 % 0,64 % 0,21 %

4 NPM 3,13 % 1,06 % 1,57 % 5,76 % 1,92 %

53

Perbandingan Rasio Keuangan antara Value Added Approach dan Income

Sumber : Data Sekunder Diolah 2017

Rasio ROA menunjukkan nilai rasio 0,26% untuk income statement approach sedangkan untuk value added approach nilai ROA adalah 7,02%.

Perbedaan angka ini disebabkan oleh nilai yang digunakan untuk value added approach adalah nilai tambah distribusi dimana pendapatan yang diperoleh perusahaan didistribusikan langsung pada nasabah, karyawan, sosial, pemerintah serta pemilik. Dan untuk income statement approach nilai yang digunakan adalah laba sebelum pajak dimana pendapatan yang diperoleh perusahaan telah dikurangi dengan biaya operasi dan non operasi, hal ini mengakibatkan nilai tambah yang diperoleh pada value added statement lebih besar dari laba yang diperoleh pada income statement begitupun untuk hasil perhitungan dari kedua rasio tersebut.

Rasio ROE menunjukkan nilai 2,47% untuk income statement approach dan 104,03% untuk value added approach. Perbedaan angka yang sangat jauh ini disebabkan oleh nilai tambah distribusi pada value added approach jauh lebih besar dari pada total laba bersih pada income statement approach. Hal ini mengakibatkan hasil dari rasio ROE pada value addded approach jauh lebih besar dari ROE pada income statement approach

value added approach. Penyebab perbedaan ini sama dengan kondisi pada rasio ROE yaitu total nilai tambah distribusi pada value added approach memiliki nilai yang jauh lebih besar dari pada laba pada income statement approach. Hal ini juga disebabkan perbedaan konsep dari kedua pendekatan tersebut, dimana pada income statement approach pengakuan income dalam pengertian laba (profit) sedangkan pada value added approach pengakuan income dalam pengertian nilai tambah (value added).

Pada rasio NPM menunjukan angka 1,92% untuk income statemen approach dan 79,02% untuk value added approach, perbedaan ini masih disebabkan oleh perbedaan total nilai tambah distribusi pada value added approach dengan laba bersih pada income statement approach.

K. Pembahasan

Kinerja keuangan bank Sulselbar cabang syariah Makassar dilihat dari rasio ROA menunjukkan kinerja yang baik. Tapi berdasarkan kedua pendekatan yang digunakan, value added approach menunjukkan kinerja yang lebih baik dibandingkan dengan income statement approach. Karena berdasarkan hasil analisis rasio yang telah dilakukan nilai rasio ROA untuk income statement approach adalah 0,26% dan untuk value added approach nilai ROA adalah 7,02%. Hal ini menunjukkan bahwa berdasarkan rasio ROA pada value added approach bank Sulselbar cabang syariah Makassar dalam memanfaatkan besarnya asset yang dimiliki untuk menciptakan laba adalah lebih baik dibandingkan

dilihat dari sisi income yang diperoleh dalam bentuk nilai tambah yang kemudian didistribusikan secara adil kepada kelompok yang terlibat dengan perusahaan dalam menghasilkan nilai tambah. Sedangkan, pada income statement approach kinerja dilihat berdasarkan sisi kinerja operasional (laba bersih) dimana income yang diperoleh dalam bentuk laba. Hal ini didukung oleh penelitian yang telah dilakukan oleh Agus Rifai (2013) dimana hasil penelitiannya menyatakan bahwa secara kuantitatif VAR memiliki rasio ROA yang lebih tinggi dibandingkan dengan ISA. Selain itu, penelitian Putri Kartika & Djoko Kristianto (2013), menjelaskan hal yang sama yaitu secara kuantitatif secara kuantitatif pendekatan nilai tambah memiliki rasio yang lebih tinggi dibandingkan dengan pendekatan laba rugi. Hal ini mengindikasikan bahwa efektivitas perusahaan dalam memanfaatkan besarnya aset yang dimiliki untuk menciptakan laba adalah baik sehingga nilai ROA pada pendekatan nilai tambah menjadi besar.

Berdasarkan rasio ROE kinerja keuangan bank Sulselbar cabang syariah Makassar berada dikategori baik atau sehat. Tetapi, seperti pada rasio ROA value added approach mampu memberi kinerja yang lebih baik dibandingkan dengan income statement approach. Karena berdasarkan hasil analisis rasio yang telah dilakukan nilai rasio ROE adalah 2,47% untuk income statement approach dan 104,03% untuk value added approach. Hal ini menunjukkan bahwa berdasarkan value added statement bank Sulselbar cabang syariah Makassar mampu menghasilkan laba sangat baik dengan menggunakan ekuitasnya, dengan menggunakan konsep bahwa perolehan income dalam bentuk nilai tambah yang

menghasilkan nilai tambah. Sedangkan pada income statement approach perolehan income dalam bentuk laba bersih, dimana laba bersih diperoleh dari seluruh total pendapatan dikurangi dengan beban operasi maupun non operasi serta pajak. Hal ini didukung oleh penelitian yang telah dilakukan oleh Muchamad Fauzi (2012) yang menyatakan secara kuantitatif Value Aded Approach memiliki rasio ROE yang lebih tinggi walaupun terdapat selisih kecil dibandingkan dengan Income statement approach. Rasio ROE merupakan indikator penting bagi para pemegang saham dan calon investor untuk mengukur kemampuan bank dalam memperoleh laba bersih yang dikaitkan dengan pembayaran deviden, sehingga semakin tinggi ROE maka semakin tinggi pula laba yang diperoleh perusahaan sehingga rentabilitas bank semakin baik. Hal yang sama dibuktikan pula pada penelitian yang telah dilakukan oleh Agus Rifai (2013) secara kuantitatif VAR memiliki rasio ROE yang lebih tinggi dibandingkan dengan ISA. Hal tersebut menggambarkan bahwa dengan pendekatan VAR, besarnya jumlah pendapatan bank syariah dikarenakan dalam VAR bagian pihak ketiga tidak mengurangi pendapatan yang diperoleh tetapi merupakan bagian dari pendistribusian pendapatan atau nilai tambah.

Berdasarkan rasio LBAP kinerja keuangan bank Sulselbar cabang syariah Makassar berada dikategori baik atau sehat. Berbeda dari kedua rasio sebelumnya, value added approach memberi kinerja yang kurang baik dibandingkan dengan income statement approach. Dari analisis rasio yang telah dilakukan sebelumnya nilai rasio LBAP adalah 0,21% untuk income statement approach dan 8,82%

besar rasio ini menunjukkan semakin menurun kualitas aktiva produktif. Hal ini menunjukkan bahwa berdasarkan income statement approach bank lebih mampu mengatasi pengaruh negatif kondisi ekonomi pada perusahaan mengenai prospek usaha, kinerja debitur, kemampuan membayar dengan mempertimbangkan komponen-komponen yang tidak disebutkan, hal ini juga berarti bahwa efektifitas perusahaan dalam memanfaatkan aktiva produktif yang dimiliki untuk menciptakan laba adalah baik. Berbeda pada value added approach yang menunjukkan bahwa bank tersebut sangat sensitif terhadap pengaruh negatif kondisi ekonomi dan mengalami kesulitan yang membahayakan kelansungan usaha bank tersebut, juga mengindikasikan bahwa efektifitas perusahaan dalam memanfaatkan aktiva produktif yang dimiliki untuk menciptakan laba adalah kurang baik. Hasil ini didukung oleh penelitian yang telah dilakukan oleh Istikanah & Bety Nur (2014) bahwa rasio kinerja keuangan pada UUS yang diwakili oleh LB/AP lebih tinggi dengan menggunakan pendekatan Value Added Statement dibandingkan dengan pendekatan Income Statement. Dibuktikan pula dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Putri Kartika & Djoko Kristianto (2013) bahwa secara kuantitatif pendekatan nilai tambah memiliki rasio yang lebih tinggi dibandingkan dengan pendekatan laba rugi. Hal ini mengindikasikan bahwa efektivitas perusahaan dalam memanfaatkan aktiva produktif yang dimiliki pada pendekatan nilai tambah untuk menciptakan laba adalah baik dibandingkan pendekatan laba rugi.

Makassar berada dikategori baik atau sehat. Tapi berdasarkan kedua pendekatan yang digunakan, value added approach menunjukkan kinerja yang lebih baik dibandingkan dengan income statement approach. Karena berdasarkan hasil analisis rasio yang telah dilakukan nilai rasio NPM adalah 1,92% untuk income statemen approach dan 79,02% untuk value added approach. Hal ini menunjukkan bahwa berdasarkan value added statement, bank Sulselbar cabang syariah Makassar mampu mengelola pendapatan dengan baik, dengan prinsip keadilan yang diterapkan pada value added approach ternyata mampu menghasilkan nilai tambah (laba) yang lebih baik atau lebih besar. berbeda dengan income statement approach yang hanya menekankan pada kemakmuran pemilik modal dengan memanfaatkan kinerja operasional ternyata menghasilkan laba yang lebih kecil dari value added approach. Hal ini didukung oleh penelitian yang telah dilakukan oleh Muchamad Fauzi (2012), bahwa berdasarkan analisis deskriptif terhadap NPM selama periode penelitian, dari dua pendekatan tersebut secara kuantitatif Value added approach memiliki rasio NPM yang lebih tinggi walaupun terdapat selisih kecil dibandingkan dengan Income statement approach.

Rasio NPM digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam menghasilkan laba bersih ditinjau dari sudut operating incomenya, sehingga semakin tinggi rasio NPM suatu bank menunjukkan hasil yang semakin baik. Hal ini dibuktikan pula pada penelitian yang dilakukan oleh Agus Rifai (2013), bahwa berdasarkan analisis deskriptif terhadap rasio NPM selama periode penelitian, dari dua pendekatan yang digunakan secara kuantitatif VAR memiliki rasio yang lebih

pendekatan VAR, besarnya jumlah pendapatan bank syariah dikarenakan dalam VAR bagian pihak ketiga tidak mengurangi pendapatan yang diperoleh tetapi merupakan bagian dari pendistribusian pendapatan atau nilai tambah yang telah dihasilkan oleh bank syari’ah.

Secara keseluruhan kinerja bank Sulselbar cabang syariah Makassar dilihat dari pendekatan income statement approach dan value added approach mampu memberikan kinerja yang baik, walaupun jika dilihat dari kedua pendekatan tersebut, value added approach dengan prinsip full disclosure yang didorong akan kesadaran moral dan etika yang merupakan cerminan kepekaan manajemen terhadap proses aktivitas bisnis terhadap pihak-pihak yang terlibat didalamnya ternyata mampu memberikan tingkat profit yang lebih besar dari income statement approach yang hanya menekankan tujuan untuk memaksimalkan profit pada pemilik modal.

L. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan sebelumnya yang mengacu pada masalah dan tujuan penelitian, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa:

1. Kinerja keuangan bank Sulselbar cabang syariah Makassar berdasarkan pendekatan value added statement dilihat dari rasio ROA, ROE, dan NPM menunjukkan hasil yang jauh lebih baik dibandingkan dengan income statement approach.

2. Sedangkan untuk rasio aktiva produktif income statement approach menunjukkan hasil yang jauh lebih baik dibandingkan dengan value added approach. Hal ini disebabkan oleh perbedaan konsep dari kedua pendekatan tersebut, dimana value added approach lebih mengutamakan prinsip keadilan dalam mendistribusikan nilai tambah kepada pemilik modal, karyawan, kreditor dan pemerintah sedangkan pada income statement approach lebih kepada konsep memaksimalkan laba bagi pemilik modal.

3. Secara keseluruhan tingkat profitabilitas perbankan syariah yang diukur dengan menggunakan income statement approach dan value added approach mempunyai perbedaan yang signifikan. Menurut hasil penelitian ini besarnya rasio yang diperoleh dengan income statement approach lebih rendah dibandingkan dengan value added approach.

61

Dalam penelitian ini, penulis memberikan beberapa saran kepada pihak-pihak yang berkepentingan terhadap penelitian ini antara lain:

1. Adanya Value Added Statement telah memberikan informasi yang lebih jelas bagi pemakai laporan keuangan. Value Added Statement memberikan informasi yang berkaitan dengan pendistribusian bagi hasil yang diperoleh oleh bank. Oleh sebab itu, sebaiknya PT. Bank Sulselbar Cabang syariah Makassar bersedia menerbitkan Value Added Statement sebagai tambahan laporan keuangan yang diterbitkan.

2. Diharapkan kepada para pembaca yang berminat untuk mengembangkan penelitian ini agar mempertahankan keempat variabel yang dipakai bahkan meningkatkan lagi variabel-variabel yang diteliti, sehingga penelitian ini lebih baik lagi dan dapat memberikan manfaat maupun informasi yang berguna baik kepada perusahaan yang dimaksud maupun kepada pihak-pihak yang terkait.

Statement pada Unit Usaha Syariah. Jurnal Jurusan Akuntansi Universitas Negeri Malang.

Damayanti, Ana. Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Bank Syariah Dengan Metode Income Statement Approach Dan Value Added Approach Dan Pengaruhnya Terhadap Pertumbuhan Bank. Jurnal Fakultas Ekonomi Universitas Siliwangi.

Fauzi, Muchamad. 2012. Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Bank Syariah Dengan Menggunakan Income Statement Approach Dan Value Added Approach. Jurnal Jurusan Perbankan Syariah IAIN Walisongo Semarang.

Fitrianto, Rahman. Analisis komparatif kinerja keuangan perusahaan dengan menggunakan metode konvensional dan economic value added. Jurnal fakultas ekonomi universitas gunadarma Depok.

Jahja, Susilo Adi Dan Muhammad Iqbal. 2012. Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Perbankan Syariah Dengan Perbankan Konvensional. Jurnal Institur Perbanas Jakarta.

Kartika, Putri dan Djoko Kristianto. 2013. Analisis Kinerja Keuangan Bank Muamalat Indonesia Dengan Menggunakan Pendekatan Laba Rugi Dan Nilai Tambah. Jurnal Ekonomi Dan Kewirausahaan Universitas Slamet Riyadi Surakarta.

Machmud, Amir dan Rukmana. 2010. Bank Syariah Teori, Kebijakan, dan Studi Empiris di Indonesia. Penerbit Erlangga.

Muhammad. 2005. Manajemen Bank Syariah. Yogyakarta: UPP AMP YKPN.

Nurhayati, Sri dan Wasilah. 2008. Akuntansi Syariah Di Indonesia. Jakarta:

Salemba Empat.

Rifai, Agus. 2013. Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Bank Syari’ah Menggunakan Pendekatan Income Statement (ISA) Dan Value Added Reporting (VAR).Jurnal Jurusan Akuntansi Universitas Negeri Semarang.

Sekaran, Uma. 2006. Metode Penelitian untuk Bisnis, Edisi 4. Jakarta: Salemba Empat.

63

Kinerja Keuangan Perbankan Syariah Dengan Perbankan Konvensional.

Jurnal Ekonomi Dan Kewirausahaan Universitas Slamet Riyadi Surakarta.

Sugiyono. 2004. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: CV Alfabeta.

Syadza, Nayyirotus Nila. 2016. Perbandingan Kinerja Keuangan Dengan Pendekatan Laba Rugi Dan Shari’ate Value Added Statement (SVAS).

Skripsi Program Sarjana Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga.

Triyanti, Dian. 2008. Perlakuan Akuntansi Terhadap Bagi Hasil Bank Syariah Ditinjau Dari Sistem Pendanaan, Sistem Pembiayaan, dan Laporan Keuangan Pada Bank Syariah Mandiri Cabang Surakarta. Surakarta:

Skripsi Program Sarjana Fakultas Ekonomi Universitas Muhamadiyah Surakarta

Wahyudi, Muhammad. 2005. Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Bank Syariah Menggunakan Pendekatan Laba Rugi dan Nilai Tambah.

Semarang: Skripsi Program Sarjana Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Semarang.

PENDAPATAN PENGELOLAAN DANA OLEH BANK

Jumlah pendapatan pengelolaan dana oleh bank sebagai mudharib

SYIRKAH TEMPORER (2.853.894.100) (3.352.238.618) (2.163.143.738)

HAK BAGI HASIL MILIK BANK 2.095.465.479 1.862.624.434 2.171.009.233

PENDAPATAN OPERASIONAL LAINNYA 311.893.892 313.514.925 382.453.067

BEBAN OPERASIONAL BEBAN CADANGAN KERUGIAN PENURUNAN NILAI

ASET PRODUKTIF DAN NON PRODUKTIF (253.172.525) (173.128.412) (663.222.810)

(KERUGIAN) KEUNTUNGAN SELISIH KURS 24.376.001 (19.209.006) 58.920.820

LABA USAHA 167.132.794 150.176.947 293.387.782

PENDAPATAN (BEBAN) OPERASIONAL

LABA SEBELUM PAJAK 108.909.838 99.044.264 239.350.600

BEBAN PAJAK (34.417.650) (40.127.570) (74.206.282)

LABA BERSIH 74.492.188 58.916.694 165.144.318

Sumber : Laporan keuangan Bank Sulselbar Cabang Syariah Makassar 2013, 2014, dan 2015

LAPORAN NILAI TAMBAH

Dokumen terkait