• Tidak ada hasil yang ditemukan

Memberikan kontribusi berupa pemikiran dalam rangka pembentukaan karakter pada siswa dan masalah yang menjadi penghambat

D. Manfaat Penelitian

2. Memberikan kontribusi berupa pemikiran dalam rangka pembentukaan karakter pada siswa dan masalah yang menjadi penghambat

implementasi pendidikan kewarganegaraan dan memberikan masukan dalam mengambil langkah-langkah antisipatif dan penanggulangannya. Memberikan gambaran secara garis besar bagaimana upaya dalam menanggulangi masalah-masalah yang terkait dengan Pendidikan Kewarganegaaraan di era globalisasi seperti saat ini dan sebagai perbandingan bagi peneliti yang ingin melakukan penelitian lanjutan yang sejenis.

20

Pancasila merupakan pandangan hidup bangsa, dasar negara dan sebagai idiologi nasional. Secara yuridis konstitusional kedudukan Pancasila adalah bentuk kristalisasi dari nilai-nilai yang telah dibenarkan dan dijadikan dalam melaksanakan kehidupan sehari-hari dalam lingkungan masyarakat dan kehidupan berbangsa bernegara di Indonesia.

Sejarah panjang Pancasila dalam proses kemerdekaan Indonesia membuktikan bahwa Pancasila sejak dahulu telah menjiwai seluruh rakyat Indonesia, yang menjadi kekuatan dan bimbingan dalam memaknai kehidupan lahir dan batin yang lebih baik di dalam masyarakat Indonesia yang adil dan makmur.

Menjaga kelestarian dan kesaktian Pancasila memerlukan sebuah usaha yang nyata dan berkelanjutan agar penghayatan dan pengamalan nilai-nilai Pancasila dapat diwujudkan dan diimplementasikan penerapannya dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, baik oleh penyelenggara negara serta lembaga-lembaga kenegaraan dan kemasyarakatan baik dipusat dan daerah. Sebagai pedoman terdapat lima sendi utama penyusun Pancasila yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa, kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia, kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dan permusyawaratan perwakilan, dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia yang

terkandung dalam paragraf ke-4 preambule (pembukaan) undang-undang dasar 1945 (anonymous, 2011).

B. Implementasi Pancasila dalam Pengembangan Karakter 1. Implementasi Nilai-Nilai Pancasila

Pancasila adalah dasar negara, idiologi dan pandangan hidup bangsa Indonesia maka Pancasila harus dan perlu ditanamkan dimulai dari sekolah, kelompok bermain sampai ke perguruan tinggi, Pancasila wajib dikenalkan, diajarkan, dan ditanamkan pada semua peserta didik dan juga anggota masyarakat. Implementasi nilai-nilai Pancasila pada peserta didik sangat penting untuk ditanamkan dan diterapkan dalam kesehariannya.

Proses penanaman nilai-nilai Pancasila yang diterapkan pada sekolah dasar merupakan proses pembelajaran yang dilaksanakan dan mengandung tiga ranah pendidikan yaitu: kognitif, afektif, dan psikomotorik ( freddy, 2019). Jadi para pendidik atau guru dalam menyampaikan materi pembelajarannya hendaknya menerapkan berbagai metode pembelajaran, agar tercipta proses pembelajaran yang menyenangkan baik itu dikelas maupun diluar kelas.

Upaya mengimplementasikan nilai-nilai Pancasila dapat dilakukan melalui kegiatan pembelajaran agama, mata pelajaran PKn dan mata pelajaran lainnya yaitu dengan mengajarkan dan menanamkan sila-sila Pancasila yang jumlahnya ada lima dan mengimplementasikannya dalam kegiatan di sekolah yaitu “ Ketuhanan yang maha esa”. Dari sejak nenek moyang kita terdahulu masyarakat Indonesia sudah percaya kepada

Tuhan. Sila pertama inilah yang menjiwai keempat sila lainnya.

Sebagaiman yang diungkapkan oleh Notonagara dalam Kaelan (2014;56) bahwasanya pendukung kelima sila dalam Pancasila adalah manusia, sebagaimana dalam penjelasannya dan butir-butir yang telah disebutkan mulai dari sila pertama sampai sila yang terakhir pada hakekatnya yang menjalankan semua nilai-nilai Pancasila adalah manusia itu sendiri.

Implementasi nilai-nilai Pancasila di sekolah hendaknya diterapkan sejak usia kanak-kanak karena di era digital saat ini jika tidak ditanamkan dari masa kanak-kanak akan berpengaruh ketika sudah beranjak remaja dan dewasa. Maka setiap sekolah diharapkan dengan sungguh-sungguh mengimplementasikan nilai-nilai Pancasila sesuai dengan Undang-Undang no 20 tahun 2003 pasal 2 yaitu pendidikan Pancasila dan UUD 1945. Dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 23 tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan menyatakan bahwasanya tujuan pendidikan dasar yaitu meletakkan dasar akhlak mulia, berkepribadian, pengetahuan, kecerdasan, serta keterampilan agar dalam menjalani hidup lebih terarah, mandiri dan berpendidikan tinggi (Judiani, 2010). Adapun cara yang diterapkan seorang guru di sekolah dengan menggunakan berbagai pendekatan, metode dan model pembelajaran dalam kelas, diluar kelas maupun lingkungan sekitar. Untuk itulah para peserta didik kita harus menguasai dan menerapkan nilai-nilai Pancasila sebab Pancasila sumber pengetahuan dari bangsa kita sendiri bukan dari bangsa lain.

Diantara cara yang dapat dilakukan dalam mengimplementasikan nilai-nilai Pancasila pada sila pertama Ketuhanan Yang Maha Esa diantaranya adalah berdoa sebelum dan setelah pembelajaran, memberi salam kepada guru, sholat dhuha dan dhuhur berjamaah. Hal ini adalah bukti bahwa antara peserta didik telah terjalin persaudaraan dan kerja sama dan toleransi yang baik, terbukti dengan saling mengajak peserta didik lain dan pergi ke mushola bersama-sama dengan para guru untuk memimpin dan mengawasi agar kegiatan tersebut dapat berjalan dengan tertib.

Menurut Notonegoro dalam Kaelan (2014;58) bahwa sila kedua Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab dijiwai oleh sila-sila yang lain, negara merupakan lembaga kemanusiaan yang diadakan oleh manusia.

Keadilan yang ingin dicapai dalam hidup manusia bersama sebagai mahkluk Tuhan yaitu mewujudkan keadilan dalam hidup yang saling berdampingan. Sebagai mahkluk Tuhan Yang Maha Esa sesama manusia harus saling menghargai, menjunjung tinggi hak, persamaan derajat tanpa saling membedakan status dan golongan dari mana dia berasal karena Indonesia adalah satu. Implementasi nilai-nilai Pancasila pada sila kedua antara lain adalah bersikap sopan santun, menghormati yang lebih tua dan menyayangi yang muda. Guru memberikan keteladanan dan adil pada setiap peserta didik contohnya tidak membedakan yang kaya dan miskin, ras, bahasa, tempat tinggal, jenis kelamin, fisik dalam proses pembelajaran, apabila bertemu dijalan membiasakan bersalaman/

menyapa, melaksanakan tugas kelompok, dan menjenguk teman yang sedang sakit.

Indonesia adalah negara yang kaya akan keberagaman suku, agama, bahasa, budaya, dan ras. Namun dengan terbentuknya NKRI, dimulailah komitmen bersama untuk bersatu dalam perbedaan dan menjaga keberagaman tersebut untuk mewujudkan Indonesia yang bersatu demi keutuhan bangsa dan negara. Itulah makna atau nilai yang terkandung dari sila ketiga. Sesuai dengan konstitusi tujuan negara yaitu berkewajiban memberikan perlindungan kepada segenap tumpah darah Indonesia dan seluruh isinya dengan semangat persatuan tersebut. Warga negara yang baik sudah seharusnya melakukan tindakan semangat kebersamaan yang menunjukkan sikap dan perbuatan sebagai warga negara NKRI untuk mencapai kebahagiaan dan kemajuan bersama. Semangat inilah yang harus terus dijaga agar NKRI tetap eksis, dan dapat menjadi kuat karena terbangun suatu jalinan keberagaman yang harmonis ( Anugerah; 2018).

Indonesia adalah negara konstitusi yang berlaku sesuai dengan amanat undang-undang dasar 1945 yang mengamanatkan agar terwujudnya sebuah negara yang demokratis, dan kedaulatan diserahkan sepenuhnya kepada rakyat. Nilai yang terkandung pada sila keempat Pancasila adalah pedoman berdemokrasi Indonesia. Implementasi atau penerapan yang dilakukan dapat terwujud lingkungan sekolah yaitu melalui permusyawaratan yang dilakukan oleh guru-guru di sekolah.

Sedangkan implementasi kerakyatan bagi staf dan karyawan yang ada di

dalam lembaga pendidikan adalah terjadinya komunikasi lebih dari dua pihak, contohnya staf atau karyawan diperbolehkan bertanya mengenai perkembangan pendidikan dilingkungan sekolah tanpa ada rasa paksaan atau ancaman dari siapa pun. Staf atau karyawan dalam penerapan nilai-nilai Pancasila dalam membangun moral peserta didik harus diupayakan dengan berbagai cara, karena melalui lembaga pendidikanlah maka akan terjadi perkembangan moral yang nantinya akan menjadi contoh perilaku moral oleh seluruh masyarakat. Karena dimulai dari pendidikan perkembangan moral setiap individu akan terlihat perubahan yang menunjukkan sikap dan perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila (Sulianti; 2020).

Nilai-nilai karakter yang diterapkan haruslah bersumber dari nilai-nilai karakter yang ada pada bangsa Indonesia yang tercermin melalui Pancasila. Implementasi nilai-nilai Pancasila terkait dengan pembentukan karakter bangsa yang terdapat pada sila ke lima yaitu mengandung prinsip asasi keadilan sosial, kesejahteraan lahir dan batin, kekeluargaan dan gotong royong, dan etos kerja (Antari; 2020).

Tabel 2.1 Nilai Pancasila dan Deskripsi Pendidikan Karakter No Indikator Nilai-nilai

Pancasila

Deskripsi

1. Ketuhanan Sikap atau perbuatan yang

menunjukkan kepatuhan dan ketaatan terhadap ajaran agama

atau kepercayaan yang dianutnya tanpa adanya intervensi dari pihan manapun dan tidak mengganggu penganut agama yang lainnya.

2. Kemanusiaan Sikap dan perbuatan yang menunjukkan perilaku saling menyayangi, menghargai, dan menghormati diantara sesama manusia. Dan tidak membeda-bedakan manusia karena latar belakang budaya ataupun agama yang berbeda dengan dirinya.

3. Persatuan Sikap dan perilaku yang memperlihatkan suatu upaya yang dilakukan oleh warga negara dalam menjaga dan memelihara persatuan dan kesatuan bangsa dan negara Indonesia antara lain: bersikap toleransi, menghindari pertikaian,

demokratis, bersahabat, dan cinta tanah air.

4. Kerakyatan Sebagai negara yang memilki dasar konstitusi yaitu Undang-Undang Dasar 1945 agar terbentuknya suatu negara yang demokratis. Maka seorang warga negara harus menunjukkan sikap dan perilaku yang dapat mencegah pertikaian dan koflik. Seperti melakukan musyawarah dan mencari solusi dalam menghadapi koflik dan menghindari pertikaian yang dapat merusak keutuhan dan keharmonisan kehidupan berbangsa dan bernegara, serta bersikap komunikatif.

5. Keadilan mengandung prinsip asasi keadilan sosial, kesejahteraan lahir dan batin, kekeluargaan dan gotong royong, dan etos kerja.

2. Kaitan Antara Pancasila dan Proses Pengembangan Karakter