• Tidak ada hasil yang ditemukan

Memberikan pertolongan pertama pada kecelakaan Jenis kecelakaan pada laboratorium dapat

Dalam dokumen KEGIATAN BELAJAR 4 (Halaman 28-34)

bermacam-macam, diantaranya adalah kebakaran, terciprat bahan kimia dengan konsentrasi pekat, luka terkena benda tajam seperti syringe, atau pecahan kaca, ledakan bahan kimia tertentu, atau karena sakit. Pada saat terjadi kecelakaan pastikan bahwa ada orang yang dapat dimintai pertolongan dan menghubungi pihak-pihak yang berwenang seperti pemadam kebakaran, polisi, rumah sakit, dokter atau ketua laboratorium. Namun dapat juga dilakukan pertolongan pertama pada kecelakaan sebelum ditangani oleh orang yang profesional.

Pertolongan pertama pada kecelakaan bahan kimia sebelum pertolongan dokter dapat dilakukan, pada saat menolong usahakan pencegahan kontak antaran bahan kimia dengan tubuh korban secepat mungkin.

1. Cucilah bahan kimia yang masih kontak dengan tubuh (kulit, mata, dan anggota lain).

2. Usahakan korban tidak kedinginan. Jangan berikan minuman beralkohol karena mempercepat penyerapan racun.

3. Kalau sukar bernafas, bantu dengan cara pernafasan dari mulut ke mulut.

4. Mintalah bantuan dokter terdekat.

Apabila Keracunan Melalui Mulut

1. Berilah minum air susu 2 sampai 4 gelas kecuali keracunan fosfor. Bila korban pingsan, jangan memberikan sesuatu melalui mulut.

2. Usahakan supaya muntah dengan segera dengan memasukkan jari telunjuk ke pangkal lidah yang digerak-gerakkan atau dengan memberi air garam hangat. Ulangi permuntahan sampai cairan jernih. Janganlah diusahakan muntah bila korban tidak sadar.

3. Berilah antidote yang cocok dengan bahan racun yang tertelan, kalau tidak diketahui berilah satu sendok antidote umum dalam segelas air hangat.

Bubuk antidote umum: 2 bagian arang aktif (roti yang kosong atau norit) 1 bagian Magnesiumoksida (milk of magnesia) 1 bagian asam tannat. Jangan memberikan bahan tersebut tanpa petunjuk dokter atau tenaga medis lainnya.

Bila Keracunan Melalui Kulit

1. Cuci bagian tubuh yang terkena dengan air bersih minimal 15 menit.

2. Tanggalkan pakaian yang terkena bahan.

3. Jangan mengoleskan minyak, mentega atau natrium carbonat kecuali untuk keracunan tertentu.

4. Apabila terkena mata cucilah dengan air bersih yang hangat dengan pelupuk mata terbuka.

Keracunan melalui Mata/ Chemicals in Eyes

1. Segera cuci mata dengan air mengalir paling sedikit 15 menit. Bagian mata diusahakan terbuka pada saat pencucian. Usahakan aliran air tidak masuk ke hidung agar kontaminan tidak terhirup kembali ke dalam tubuh.

2. Keluarkan kontak lense ketika proses pencucian berlangsung. Jangan memasukkan kembali kontak lense yang sudah terkontaminasi.

3. Hubungi dokter segera jika masih dirasakan sakit atau tidak nyaman. Jelaskan pada dokter zat apa yang digunakan dan bagaimana kecelakaan tersebut terjadi. Keracunan melalui saluran pernafasan/Chemical

Inhalation

1. Tutup tabung yang berisi zat beracun tersebut, kemudian buka jendela atau bagian lainnya yang memingkinkan sirkulasi udara bertambah dan udara segar masuk ke laboratorium.

2. Jika timbul gejala, seperti pusing, hidung terasa panas dan iritasi, atau gejala lainnya segera hubumgi dokter, dan ceritakan denga jelas bahan kimia apa yang menyebabkan gejala tersebut.

3. Cek MSDS untuk menentukan apakah pengaruh bahan kimia tersebut pada kesehatan termasuk efek yang dapat muncul belakangan.

Penentuan tingkat bahaya bahan kimia

Sebagai informasi berikut disajikan klasifikasi dan jenis bahan berbahaya yang harus diperhatikan jika berada dan bekerja di laboratorium.

Class 1 - Explosives – semua ukuran

Class 2 - Compressed Gas (flammable, non-flammable, poison) – semua

Class 3 - Flammable or Combustible Liquids - 10 gallon Class 4 - Flammable Solids, Spontaneously Combustible,

Dangerous When Wet Materials - 2 pon Class 5.1 - Oxidizers - 40 pon atau 5 gallon Class 5.2 - Organic Peroxide - 2 pon

Class 6 - Poisonous or Infectious Materials – semua ukuran Class 7 - Radioactive – semua ukuran

Class 8 - Corrosive - 40 pon or 5 gallon

Class 9 - Miscellaneous Hazardous Materials - User’s judgment.

A. 5. 1. Pertolongan Pertama Keracunan Dalam Keadaan Darurat

a. ASAM KOROS1F: Tertelan (asetat, khlorida, laktat, nitrat, fosfat, sulfat dan beberapa asam-asam lain) berikan bubur aluminium hidroksida atau milk of magnesia dan diikuti putih telur yang dikocok dengan air. Jangan diberi karbonat atau soda kue. b. ALKALI: Tertelan (amo-nia, amoniak, kalsium hidroksida,

soda abu) berikan eairan asam asetat encer (1%), cuka encer 1:4, asamsitrat 1%, atau air jeruk, lanjutkan dengan air susu atau putih telur.

c. GARAM ARSEN: Tertelan, usahakan pemuntahan dan berikan milik of magnesia.

d. LOGAM: Tertelan (Cadmium, Timah, Bismut, dan logam lain) berikan antidote umum, susu atau putih telur.

e. ASAM HYDROFLUORIC , cuci dengan air mengalir selama 5 menut. Gunakan 2.5% kalsium glukonat gel, Jika gel tersebut tidak tersedia, lanjutkan pencucian selama 15 menit, keringkan dengan kain yang lunak perlahan, agar tidak melaukai bagian yang terkontaminasi. Segera hubungi dokter setelah pencucian selesai dilakukan.

f. PHENOL dengan konsentrasi lebih dari 10%, cuci dengan air mengalir selama 15 menit atau sampai bagian yang terkena fenol berubah warna dari putih menjadi pink. Oleskan larutan polyetilen glikol dengan BM 400 jika ada. Segera hubungi dokter untuk memastikan efek kecelakan yang berlangsung.

A. 5. 2 Penanggulangan Bahaya Kebakaran

Di Laboratorium selalu ada kemungkinan bahaya kebakaran. Alat-alat dari kaca, porselen dapat merengat sehingga isinya tumpah. Alkohol, eter, benzen, karbondisulfida, aseton, petroleum eter dan pelarut organik lain yang mudah menguap adalah cairan yang sering dipergunakan yang mudah sekali terbakar. Maka dari itu alat pemadam api harus senantiasa disediakan.

Jika terjadi kebakaran jangan panik! Pakailah pemadam api yang biasanya terletak di dinding dan bacalah aturan penggunaannya. Sesudah memakai alat pemadam api, ruangan harus dibuka lebar agar sirkulasi udara berjalan lancar, karena

Tetraklorida yang keluar itu dapat membentuk fosgen suatu gas yang amat beracun, setelah itu ruangan harus dibersihkan.

Dalam keadaan darurat kain yang tebal (karung, kain pel) yang dibasahi dengan air dapat digunakan secepatnya untuk menyelubungi api. Api yang disebabkan oleh cairan yang mudah terbakar seperti eter dan alkohol. Air tidak dapat dipergunakan untuk cairan yang tidak bercampur dengan air, seperti: benzen bensin, minyak tanah dan bahan lain. Dalam hal ini pasir kering adalah alat pemadam yang terbaik, maka-nya suatu peti berisi pasir kering harus selalu disediakan di dalam laboratorium. Bak pasir ini harus dibedakan dengan bak pasir yang digunakan untuk pembuangan sementara zat-zat kimia.

Jika baju Lab anda terkena apai. Copot baju lab tersebut dan jatuhkan ke lantai dan matikan api segera. Jika ada praktikan baju labnya terkena api, lakukan hal yang sama seperti di atas. Gunakan safety shower segera.

Jika api menyebar dengan cepat, Aktifkan alamrm tanda kebakaran untuk menginformasikan pada penghuni sekitarnya. Jika alamrm tanda kebakaran tidak dapat berfungsi maka berteriaklah meminta pertolongan segera. Jika ada blower yang sedang berfungsi biarkan tetap berfungsi agar area tersebut bebas dari asap. Tutup pintu bagaian yang terbakar agar api tidak menyebar ke area lainnya.

Evakuasi. Keluarkan semua orang yang sedang dilaboratorium ke daerah yang lebih aman. Informasikan pada mereka kemana harus menuju tempat aman. Pastikan arah penyebaran api, dan tempat penyimpanan bahan-bahan kimia dalam laboratorium tersebut.

Jangan memasuki gedung/Laboratorium. Sebelum dipastikan kondisinya aman oleh petugas pemadam

kebakaran/polisi jangan memasuki gedung/laboratorium dengan alasan apapun.

B. Latihan

Dalam dokumen KEGIATAN BELAJAR 4 (Halaman 28-34)

Dokumen terkait