• Tidak ada hasil yang ditemukan

Membersihkan dan Mensanitasi Area Kerja

Dalam dokumen smk10 Restoran Prihastuti (Halaman 41-47)

MEMBERSIHKAN LOKASI AREA KERJA DAN PERALATAN

D. Membersihkan dan Mensanitasi Area Kerja

Beberapa langkah yang harus dilakukan dalam membersihkan area kerja adalah sebagai berikut:

1. Membersihkan debu (dusting & damp dusting)

Setiap ruangan baik ruangan yang terbuka maupun ruang tertutup beserta perabotannya dapat terkena debu setiap saat. Untuk menjaga kebersihan ruangan atau perralatannya maka perlu diadakan pembersihan. Teknik pembersihan untuk membersihkan debu ádalah:

a) Dusting

Dusting berasal dari kata dust yang berati debu. Dusting berarti membersihkan atau menghilangkan debu. Dusting sebaiknya dilakukan sesering mungkin untuk menghindari debu menjadi lengket. Adapun alat pembersih yang diperlukan adalah: ƒ Lap lembut (soft cloth), digunakan untuk menghindari agar

permukaan benda yang dibersihkan tidak rusak atau lecet. Cara penggunannya dengan menggosokkan lap tersebut diatas permukaan yang berdebu.

ƒ Ember (bucket), dipakai untuk mencuci lap supaya bersih dan dapat digunakan kembali.

ƒ Bahan pembersih lain tidak diperlukan, tetapi air dan sabun cuci diperlukan untuk mencuci lap sebelum disimpan untuk digunakan kembali.

b) Dump dusting

Dump berarti lembab. Alat yang digunakan untuk teknik dump dusting adalah kain lap yang lembab, yaitu kain basah yang telah diperas airnya. sehingga dapat diartikan bahwa dump dusting adalah membersihkan kotoran atau debu yang sudah melekat dengan menggunakan lap lembab.

Kelebihan dump dusting adalah:

ƒ Lebih hiegienis, karena debu dan kotoran melekat pada lap dengan baik.

ƒ Dapat menghilangkan kotoran yang sudah melekat. Alat pembersih yang diperlukan:

ƒ Container/ember ƒ Lap katun (cotton cloth)

Bahan pembersih yang diperlukan adalah air bersih. Bahan tambahan lain adalah sabun cuci, digunakan untuk mencuci lap sebellum disimpan.Teknik ini jangan terlau sering dilakukan pada furniture yang terbuat dari kayu beripolitur atau bahan lain yang menyerap air karena air yang masuk kedalam pori-pori kayu akan menyebabkan pelapukan.

2. Menyapu

Dalam istilah perhotelan teknik pekerjaan menyapu dikenal dengan istilah “sweeping”. Teknik ini diterapkan untuk membersihkan lantai. Teknik ini sangat efektif untuk membersihkan kotoran yang belum melekat/lengket pada semua jenis lantai kecuali karpet dan permadani.

Alat pembersih yang diperlukan ƒ Sapu (broom)

ƒ Sodo (dustpan)

ƒ Tempat sampah (waste basket) Prosedur kerja:

1) Usahakan tidak banyak perlengkapan dalam ruangan yang menghalangi, seperti meletakkan kursi-kursi diatas meja dengan posisi terbalik.

2) Mulailah menyapu dari sudut terjauh dari pintu masuk. 3) Peganglah sapu dengan tangan kanan dan sodo dengan

tangan kiri.

4) Kumpulkan sampah dan debu dalam dustpan.

5) Perhatikan tempat-tempat yang tersembunyi seperti di balik pintu, di sudut ruangan dan sebagainya.

6) Sampah atau debu yang terdapat pada dustpan buang di tempat sampah.

7) Bersihkan dustpan dengan lap atau jika perlu dicuci. 8) Simpan alat-alat dengan benar.

3. Mengepel

Mengepel adalah membersihkan kotoran dengan lap lembab yang terdapat pada lantai. Sebelum mengepel, harus dilakukan teknik menyapu terlebih dahulu.

Alat pembeersih yang dibutuhkan: a. Tangkai pel b. Ember c. Lap pel Bahan pembersih a. Air b. Pembersih lantai Prosedur kerja:

1) Celupkan kain pel pada ember yang berisi air bersih 2) Peras lap pel sehingga kondisi lap tidak terlalu basah. 3) Pasang atau jepit lap pel pada tangkai pel.

4) Pekerjaan dilakukan mulai dari sudut terjauh dari pintu masuk.

5) Pegang tangkai pel dengan kedua tangan, tangan kanan di atas dan tangan kiri di bawah.

6) Gosokkan lap pel maju mundur dengan langkah mundur. 7) Jika lap pel sudah kotor, lepaskan dari penjepit, kemudian

cuci dengan air yang tersedia pada ember. Bila air pada ember telah kotor, ganti dengan air yang bersih.

8) Lakukan kembali mengepel, sampai seluruh lantai telah bersih.

9) Setelah selesai, ember dan kain lap, dicuci kemudian keringkan dan simpan.

4. Membersihkan kaca

Alat pembersih yang digunakan untuk membersihkan kaca adalah:

a. Penggosok kaca (glass wiper) b. Botol semprotan (bottle spayer) c. Lap katun (cotton cloth/cleaning rag)

Bahan pembersih a. Air

b. Spritus atau amoniak c. Produk baru lainnya

Prosedur kerja:

1) Isi botol semprotan dengan air dan spritus atau amoniak. Kadar spritus 20%.

2) Semprotkan larutan pada kaca atau cermin dari bagian atas, setengah dari seluruh permukaan.

3) Keringkan dengan lap katun.

4) Lakukan hingga seluruh permukaan kaca telah bersih. 5) Apabila masih kotor, semprot sekali lagi dan ulangi dengan

cara yang sama. 5. Menyikat lantai

Menyikat lantai atau brushing floor, karena alat yang digunakan adalah sikat.

Alat pembersih yang diperlukan adalah: a. Sikat lantai

b. Ember c. Sapu air d. Tangkai pel e. Kain pel f. Sodo (dust pan) Bahan pembersih: a. Air b. Sabun cair c. Bubuk pembersih Prosedur kerja: 1) Persiapan

ƒ Buat larutan antara air dan sabun cair dalam 1 ember.

ƒ Atur semua peralatan pada posisi yang benar agar pelaksanaan menyikat dapat dilakukan dengan lancar.

ƒ Ruangan telah disapu terlebih dahulu. 2) Pelaksanaan

ƒ Mulai bekerja dari sudut yang terjauh dari pintu masuk.

ƒ Celupkan sikat lantai ke dalam ember yang berisi larutan.

ƒ Gosokkan sikat dengan gerakan maju mundur.

ƒ Bersihkan sisa larutan yang tertinggal pada lantai denggan sapu air (floor squeezer).

ƒ Lakukan hingga seluruh lantai tergosok dengan merata.

ƒ Bilas lantai dengan air bersih menggunakan lap pel. ƒ Tunggu lantai hingga kering.

3) Penggudangan/penyimpanan alat ƒ Cuci semua alat pembersih ƒ Simpan dalan kondisi kering.

E.

Penataan Peralatan di Area Kerja

Tata letak peralatan harus disesuaikan dengan manusia sebagai pekerjanya. Peralatan harus didekatkan dengan orang yang sering menggunakannya dan pertimbangkan bagaimana pekerja dengan mudah menjangkaunya tanpa harus membungkuk atau meregangkannya.

Berdasarkan ukuran tubuh manusia. Maka peralatan dapur dirancang sesuai dengan tinggi tubuh manusia. Panjang lengan berhubungan dengan jarak jangkauan untuk penempatan peralatan yang dibutuhkan. Besar tubuh manusia digunakan sebagai pertimbangan untuk tata letak penataan antara satu alat dengan alat yang lainnya.

Setiap peralatan mempunyai karakteristik yang berbeda, oven, lemari es, microwave, dan salamander memiliki pintu yang sering dibuka, sehingga harus dipikirkan penempatannya. Kompor, oven, atau alat-alat pemanas lainnya akan mempengaruhi suhu ruangan di dapur. Begitu pula dengan alat- alat lainnya yang juga memiliki karakteristik masing-masing. Dengan demikian karakristik tersebut menghendaki penataan dan penempatan yang tepat supaya tidak menghambat, bahkan dapat memperlancar pekerjaan di dapur.

Penempatan oven dengan meja kerja harus dapat memberikan keleluasaan untuk membuka pintu oven karena benda tersebut panas, maka jarak yang disarankan dari pintu tersebut sebanyak 135 cm. Jarak antara satu meja dengan meja

lainnya dimana hitungan tersebut dapat dipergunakan untuk bekerja, dengan kemungkinan karyawan dapat lewat mengangkat barang disediakan lebar 135 cm, pada ruangan yang biasa dilewati dengan kereta dorong maka dibuat jarak 150 cm. Tata letak dan alur kerja perlu dipikirkan untuk menghindari pemborosan waktu, tenaga, dan bahan-bahan.

Penataan yang tepat sangat berguna untuk: (1) mengurangi terjadinya kecelakaan di tempat kerja. (2) mengurangi terjadinya kesakitan dalam bekerja, (3) meningkatkan kinerja dan produktifitas.

Alur kerja yang baik untuk bekerja di dapur harus seperi ban berjalan, menghemat waktu dan tenaga sehingga tercipta suatu kerja yang efektif dan efisien.

Gambar 2.1 : Penyesuaian tempat kerja dengan ukuran tubuh pria (dalam inchi/2,54 cm per inchi)

Gambar 2.2 : Penyesuaian tempat kerja dengan ukuran tubuh wanita (dalam inchi/2,54 cm per inchi)

Dalam dokumen smk10 Restoran Prihastuti (Halaman 41-47)