• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN TEORI

B. Membina Pengamalan Ibadah Siswa

1. Maksud Membina Pengamalan Ibadah Siswa

Dalam kehidupan sehari-hari kita kerap mendengar istilah membina. Misalnya dalam konteks membina anak, membina bahasa, membina prajurut. Dari istilah ini tampak tersirat bahwa membina adalah suatu usaha atau kegiatan yang mengarah kepada kebaikan hal yang dibina sehingga diharapkan menjadi lebih baik. Dalam membina ini tampak atau identik dalam perubahan, bergantung obyek yang bina, tentu saja perubahan yang mengacu kepada peningkatan. Berkaitan dengan hal di atas dalam kamus besar Bahasa Indonesia dijelaskan membina adalah “membangun, mengusahkan agar lebih baik, lebih maju”.26

Yang dimaksud membina pengamalan ibadah siswa yang penulis maksudkan adalah suatu proses, kegiatan, atau perbuatan, atau cara yang dilakukan dengan harapan menjadi lebih baik terhadap sesuatu. Dalam konteks membina pengamalan beribadah siswa bermakna usaha yang ditempuh oleh guru pendidikan agama Islam untuk menjadikan siswa lebih baik dalam mengamalkan ibadah dalam kehidupan sehari-hari, terutama dalam mengamalakan pengamalan ibadah yang dilaksankan di sekolah seperti; membaca al-Qur’an, shalat dhuha, shalat dzhur berjama’ah dan berdoa.

2. Peran Profesional Guru dalam Membina Pengamalan Ibadah Siswa Istilah “peran” kerap diucapkan banyak orang. Sering kita mendengar kata peran dikaitkan dengan posisi atau kedudukan seseorang. Atau “peran” dikaitkan dengan “apa yang dimainkan” oleh seorang aktor dalam suatu drama. Mungkin tak banyak orang tahu, bahwa kata “peran”, atau role dalam bahasa Inggrisnya, memang diambil dari dramaturgy atau seni teater. Dalam seni teater seorang actor diberi peran yang harus dimainkan sesuai dengan plot-nya, dengan alur ceritanya,

26

Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 2002), ed. 3. Cet. II, h. 152

dengan lakonnya. Lebih jelasnya kata “peran” atau “role” dalam kamus oxford dictionary diartikan : Actor’s part; one’s task or function. Yang berarti aktor; tugas seseorang atau fungsi.27

Dalam kamus besar bahasa Indonesia pengertian peran adalah seperangkat tingkat yang diharapkan dimiliki oleh orang yang berkedudukan dalam masyarakat.28 Ketika istilah peran digunakan dalam lingkungan pekerjaan, maka seseorang yang diberi (atau mendapatkan) sesuatu posisi, juga diharapkan menjalankan perannya sesuai dengan apa yang diharapkan oleh pekerjaan tersebut.

Sedangkan kata “profesional” berasal dari kata sifat yang berarti pencaharian dan sebagai kata benda yang berarti orang yang mempunyai keahlian seperti guru, dokter, hakim, dan sebagainya.29 Dengan kata lain, pekerjaan yang bersifat profesional adalah pekerjaan yang hanya dapat dilakukan oleh mereka yang khusus dipersiapkan untuk itu dan bukan pekerjaan yang dilakukan oleh mereka yang karena tidak dapat memperoleh pekerjaan lain.

Dengan bertitik tolak pada pengertian ini, maka pengertian peran profesional guru dalam membina pengamalan ibadah siswa adalah peran profesional guru pendidikan agama Islam, yang memiliki kemampuan dan keahlian khusus dalam bidang studi Agama Islam serta telah berpengalaman dalam mengajar pendidikan agama Islam sehingga ia mampu melakukan tugas dan fungsinya sebagai guru pendidikan agama Islam dengan kemampuan yang maksimal serta memiliki kompetensi sesuai dengan kriteria guru profesional dengan kata lain peran profesional guru dalam membina pengamalan beribadah siswa ialah keterlibatan aktif seseorang dalam suatu proses kerja, atau usaha guru agama dalam mendidik, membimbing serta mengarahkan siswa kepada yang lebih baik dan sempurna.

27

The New Oxford Illustrated Dictionary, ( Oxford University Press, 1982), h. 1466. 28

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahsa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1998), Cet. Ke-1, h.667

29

Moch. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya: 2010), Cet. Ke-24 h. 14

Guru memegang peranan penting dalam proses belajar mengajar. Dipundaknya terpikul tanggung jawab utama keefektifan seluruh usaha kependidikan persekolahan.

Sebelum mengetahui peran guru PAl lebih jauh maka harus tahu tugas dan tanggung jawab seorang guru karena jabatan guru adalah jabatan profesional, sebab tidak semua orang dapat menjadi guru kecuali yang memang dipersiapkan melalui pendidikan keguruan. Menjadi guru berdasarkan tuntutan pekerjaan adalah suatu pekerjaan yang mudah tetapi menjadi guru yang berdasarkan panggilan jiwa atau tuntutan hati nurani adalah tidak mudah.

Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen pasal 1 dikemukakan bahwa guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.30

Menurut Zakiah Darajat, “Guru yang ideal adalah yang dapat menunaikan dua fungsi sekaligus yaitu sebagai guru dan dokter jiwa yang dapat membekali anak dengan pengetahuan agama, serta dapat membina kepribadian anak menjadi seorang muslim yang dihendaki oleh ajaran agama”.31

Dengan demikian guru agama harus dapat menjadi contoh teladan bagi anak didiknya sesuai dengan ajaran agama di Iingkungan sekolah maupun di lingkungan masyarakat. Untuk dapat menjadikan siswa-siswa yang baik, maka gurunya pun juga harus baik. Adapun ciri-ciri guru yang baik adalah:

a. Guru yang baik memahami dan menghormati murid.

b. Guru yang baik harus menghormati bahan pelajaran yang diberikannya. c. Guru yang baik menyesuaikan metode mengajar dengan bahan pelajaran. d. Guru yang baik menyesuaikan bahan pelajaran dengan kesanggupan

individu.

e. Guru yang baik mengaktifkan murid dalam hal belajar.

f. Guru yang baik memberi pengertian dan bukan hanya kata-kata semata.

30

Undang-Undang Republik Indonesia No. 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen, (Bandung: Citra Umbara, 2006), h. 1-2

31

g. Guru menghubungkan pelajaran dengan kebutuhan murid.

h. Guru mempunyai tujuan tertentu dengan tiap pelajaran yang diberikannya. i. Guru jangan terikat oleh suatu text book.

j. Guru yang baik tidak hanya mengajar dalam arti menyampaikan pengetahuan saja kepada murid melainkan senantiasa mengembangkan pribadi anak.32

Dalam pelaksanaan pendidikan di sekolah, tugas guru yang terpenting adalah mengajar, tetapi sesungguhnya tugas seorang guru tidak hanya mengajar, dia juga bertugas untuk membimbing dalam rangka menemukan pembawaan yang ada pada anak didiknya. Selanjutnya tugas guru adalah menolongnya untuk mengembangkan pembawaan tersebut. Tugas guru berikutnya adalah, mengevaluasi perkembangan anak didiknya apakah berjalan baik atau buruk. Serta memberikan bimbingan pada saat siswa menemukan kesulitan dalam mengembangkan potensinya. Hal tersebut merupakan tugas guru pada umumnya. Adapun tugas pendidik agama :

a. Mengajarkan ilmu pengetahuan agama Islam. b. Menanamkan keimanan dalam jiwa sang anak. c. Mendidik anak agar taat menjalankan agama. d. Mendidik anak agar berbudi pekerti yang luhur.33

Tanggung jawab pendidikan diselenggarakan dengan kewajiban mendidik dengan cara membantu anak didik melalui bantuan atau bimbingan dilakukan dalam pergaulan antara pendidik dengan anak didik. Sebagai seorang guru pendidikan agama Islam di samping terikat dengan sifat yang harus dimiliki sebagai pendidik muslim juga harus mampu rnembina dan membentuk pribadi seorang anak menjadi seorang anak yang taat dan berbakti sesuai dengan ajaran dan tuntutan agama Islam.

32

S. Natution. Didaktik Asas-asas Mengajar, (Bandung: PT. Jemmars, 1995), Ed.2, Cet Ke-1 h.12

33

Zuhairini, dkk., Metodik Khusus Pendidikan Agama, (Surabaya: Usaha Nasional, 1983), h. 35

Mengenai tanggung jawab guru Pendidikan Agama Islam agar berhasil dalam mengajar dan mendidik murid-muridnya adalah sebagai berikut:

1. Guru harus menuntut murid-murid belajar. 2. Turut serta membina kurikulum sekolah.

3. Melakukan pembinaan terhadap diri siswa (kepribadian, watak dan jasmaniah).

4. Memberikan bimbingan kepada murid.

5. Melakukan diagnosis atas kesulitan-kesulitan, belajar dan mengadakan penilaian atas kemajuan belajar.

6. Menyelenggarakan penelitian.

7. Mengenal masyarakat dan ikut serta aktif. 8. Menghayati, dan mengamalkan pancasila.

9. Turut serta membantu terciptanya kesatuan dan persatuan dan persatuan bangsa dan perdamaian dunia.

10. Turut mensukseskan pembangunan.

11. Tanggung jawab meningkatkan profesional guru.34

Peran guru PAI dalam pelaksanaan pendidikan agama Islam di sekolah sangat menentukan keberhasilan pencapaian tujuan Pendidikan Agama Islam, peran guru PAI sebenarnya tidak beda dengan peran guru secara umum, sehubungan dengan fungsinya sebagai pengajar, pendidik dan pembimbing. Peran guru PAI akan senantiasa menggambarkan pola tingkah laku yang diharapkan dalam berbagai interaksinya, baik dengan siswa (yang terutama) sesama guru maupun dengan orang lain.

Menurut Federasi dan Organisasi Profesional guru sedunia, sebagaimana dikutip Sardiman, “Peranan guru di sekolah, tidak hanya sebagai transmitter dari ide tetapi juga berperan sebagai transformer dan katalisator dari nilai dan sikap”35

Peran guru (termasuk guru PAI) dalam kegiatan belajar mengajar dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Informator (Guru sebagai pelaksana dalam proses belajar mengajar).

34

Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, Jakarta: Bumi Aksara, 2001), hal. 127-133 35

Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2000). Cet. Ke-19, h. 144

2. Organisator (Guru sebagai pengelola kegiatan akademik silabus, workshop, jadual pelajaran dan lain-lain).

3. Motivator (Artinya dalam rangka meningkatkan kegairahan dan pengembangan kegiatan belajar siswa).

4. Pengarahan/Direktor (Dalam hal ini harus dapat membimbing dan mengarahkan kegiatan belajar siswa sesuai dengan tujuan yang dicita-citakan)

5. Inisiator (Dalam hal ini sebagai pencetus ide-ide dalam proses bclajar). 6. Transmitter (Dalam kegiatan belajar, guru bertindak selaku penyebar

kebijaksanaan).

7. Fasilitator (Guru dalam hal ini akan memberikan fasilitas / kemudahan dalam proses belajar mengajar).

8. Mediator (Guru sebagai penengah dalam kegiatan belajar siswa).

9. Evaluator (Guru tidak hanya melihat dari bisa atau tidaknya mengerjakan mata pelajaran yang diujikan, terutama yang menyangkut perilaku dan values yang ada)36

Guru Pendidikan Agama Islam selain berperan mengarjakan pendidikan agama Islam juga berperan melakukan bimbingan dan latihan yang meliputi:

1) Menyiapkan program bimbingan dan latihan siswa dalam pendidikan Agama Islam

2) Membimbing dan melatih siswa dalam hal: (a)Ibadah (Shalat)

(b)Membaca Al-Qur’an (c)Akhlaq

(d)Syariah dan muamalah

3) Membimbing dan melatih siswa dalam kegiatan sapta lomba yang meliputi: (a)MTQ

(b)Adzan

(c)Puitisasi terjemahan Al-Qur’an (d)Keterampilan menjadi imam

36

(e)Menulis indah huruf/ayat Al-Qur’an (f)Cerdas cermat pendidikan Agama Islam (g)Mengarang cerita dan pidato keagamaan.37

Berdasarkan uraian dan teori-teori yang telah dijelaskan dapat disimpulkan bahwa peran guru (termasuk guru agama) sangat menentukan berhasil atau tidaknya proses dan hasil pembelajaran, baik keberhasilan prestasi siswa secara keseluruhan maupun keberhasilan dari sisi guru itu sendiri. Peran-peran tersebut dapat dijalankan guru agama dengan cara memberikan bimbingan dan latihan yang meliputi:

1) Membimbing dan melatih siswa dalam hal: (a)Ibadah (Shalat)

(b)Membaca Al-Qur’an (c)Akhlaq

(d)Syariah dan muamalah

37

Pedoman Peningkatan Keimanan dan Ketaqwaan Siswa SLTP/SMU/SMK, (Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah Bagian Proyek Peningkatan Wawasan Keagamaan Guru, 2002) h. 27-28

29 BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A.Tujuan Penelitian

Berdasarkan masalah yang telah dirumuskan, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran profesional guru pendidikan Agama Islam dalam membina pengamalan beribadah siswa di SMK Al-Hidayah Lestari

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMK Al-Hidayah Lestari Jakarta Selatan yang beralamat di Jalan Kana Lestari, Blok K/I Lebak Bulus Jakarta Selatan. Adapun waktu penelitiannya berlangsung pada tanggal 13 Desember 2010 s.d 31 Maret 2011, dengan rincian waktu sebagai berikut :

Tabel 1 Waktu Penelitian

No. Tanggal Kegiatan Sumber Data

1. 2. 3. 4. 13 Desember 2010 16 Desember 2010 7 Januari-8 Januari 16 Februari- 19 Februari 2011 Persiapan penelitian Survei ke sekolah

Pembuatan instrumen dan revisi instrumen

Wawancara Kepala Sekolah,

5. 6. 7. 10 Maret 2011 14-15 Maret 2011 21-26 Maret 31 Maret 2011 Penyebaran angket Pengumpulan dokumen Analisis data dan penulisan laporan penelitian

Revisi laporan penelitian

Agama Islam Siswa Tata usaha

C. Metode Penelitian, Jenis dan Sumber data

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analitis yaitu penelitian yang bertujuan menggambarkan suatu keadaan atau sifat seperti adanya untuk kemudian dianalisa. Dengan metode ini diharapkan peneliti dapat menjelaskan peran profesional guru PAI dalam membina pengamlan beribadah siswa di SMK Al-Hidayah Lestari. Jenis dan sumber data dalam penelitian ini ada dua, yaitu :

1. Penelitian Kepustakaan (Library Research)

Melalui penelitian ini penulis berusaha mengkaji buku-buku yang relevan dengan judul di atas dalam rangka menyusun kajian teoritis penelitian. 2. Penelitian Lapangan (Field Research)

Penelitian lapangan yaitu penelitian yang dilakukan untuk mendapatkan data faktual dari lapangan yang berkaitan dengan masalah yang diteliti tentang peran profesional guru pendidikan agama Islam dalam membina pengamalan beribadah siswa di SMK Al-Hidayah Lestari kelas X Lebak Bulus Jakarta Selatan Melalui penelitian ini penulis akan mengadakan penelitian langsung ke tempat yang dijadikan objek penelitian yakni SMK Al-Hidayah Lestari.

D.Populasi, Sampel dan Teknik Sampling

Dokumen terkait