• Tidak ada hasil yang ditemukan

4.2.2.5 Membina Kemandirian Anak

4.2.2.5.1. Membuat anak siap untuk hidup mandiri setelah keluar dari panti

Berikut di bawah ini kutipan pernyataan dukungan moral yang diberikan pengasuh bagi anak-anak dalam menyongsong masa depan :

“Kalau saya sih sudah siap ya kak, apalagi saya kan sekolah di SMK yang emang saya pengennya langsung kerja gitu kak setelah lulus nanti. (P2.178)”

“Udah siap sih kak ya apalagi kan saya sekarang udah kelas 2 SMK termasuk yang paling tua disini saya juga rencananya memang mau langsung kerja kak, mau hidup mandiri. (P3.182)”

“Ya udah harus siap juga mas, gak mungkin juga mau hidup di panti terus, rencana kalau udah lulus saya juga emang udah ada niatan buat kerja di kota mas, kan kita juga udah dapet bekal banyak dari sini. (P4.147)”

“Ya harus siap mas, karena tujuan saya kesini buat ngelatih kedisiplinan dan kemandirian saya. Itu jadi prinsip saya kalau udah waktunya untuk hidup mandiri nantinya. (P5.151)”

“Udah siap donk kak, rencana saya emang pengennya langsung cari kerja saya kan dari SMK. (P6.147)”

“Kalau saya pribadi udah siap sih kak,

saya kan rencananya habis lulus

memang mau langsung kerja. (P7.147)”

“Ya, kalau saya sih udah siap mas, udah gak sabar pengen lulus sekolah juga mas, biar bisa cepet kerja, terus cari uang sendiri. (P8.161)

4.3 Pembahasan

4.3.1 Edukasi

4.3.1.1 Pendidikan Non-Formal

Kesulitan dan tantangan dalam kehidupan manusia baik yang diakibatkan oleh lingkungan maupun alam yang kurang bersahabat, sering memaksa manusia untuk mencari cara yang memungkinkan mereka untuk keluar dari kesulitan yang dialaminya. Masih banyaknya warga yang tidak melanjutkan pendidikan ke taraf yang memungkinkan mereka menggeluti profesi tertentu, menuntut upaya-upaya untuk membantu mereka dalam mewujudkan potensi yang

dimilikinya agar dapat bermanfaat bagi pembangunan bangsa. Dalam hubungan ini pendidikan termasuk pendidikan nonformal yang berbasis kepentingan masyarakat lainnya, perlu mencermati hal tersebut, agar keberadaannya dapat diterima dan dikembangkan sejalan dengan tuntutan masyarakat berkaitan dengan kepentingan hidup mereka dalam mengisi upaya pembangunan di masyarakatnya. Ini berarti bahwa pendidikan nonformal perlu menjadikan masyarakat sebagai sumber atau rujukan dalam penyelenggaaraan program pendidikannya.

Menurut Fasli Jalal (2001) Hasil kajian Tim reformasi pendidikan dalam konteks Otonomi daerah dapat disimpulkan bahwa apabila pendidikan luar sekolah (pendidikan nonformal) ingin melayani, dicintai, dan dicari masyarakat, maka mereka harus berani meniru apa yang baik dari apa yang tumbuh di masyarakat dan kemudian diperkaya dengan sentuhan-sentuhan yang sistematis dengan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sesuai dengan lingkungan masyarakatnya. Strategi itulah yang perlu terus

dikembangkan dan dilaksanakan oleh pendidikan luar sekolah dalam membantu menyediakan pendidikan bagi masyarakat yang karena berbagai hal tidak terlayani oleh jalur formal/sekolah.

Bagi masyarakat yang tidak mampu, apa yang mereka pikirkan adalah bagaimana hidup hari ini, karena itu mereka belajar untuk kehidupan; mereka tidak mau belajar hanya untuk belajar, untuk itu masyarakat perlu didorong untuk mengembangkannya melalui Pendidikan nonformal berbasis masyarakat, yakni pendidikan nonformal dari, oleh dan untuk kepentingan masyarakat.

Menurut Undang Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang dimaksud dengan pengertian pendidikan non formal adalah jalur pendidikan di luar pendidikan formal yang dapat dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang. Terdapat beberapa jenis lembaga pendidikan yang menyediakan layanan pendidikan non-formal di Indonesia, yaitu:

a. Balai Pengembangan Pendidikan Luar Sekolah dan Pemuda (BP-PLSP) : adalah unit pelaksana teknis di lingkungan Departemen Pendidikan Nasional di bidang pendidikan luar sekolah. BP-PLSP mempunyai tugas melaksanakan pengkajian dan pengembangan program serta fasilitasi pengembangan sumberdaya pendidikan luar sekolah berdasarkan kebijakan Departemen Pendidikan Nasional.

b. Balai Pengembangan Kegiatan Belajar (BPKB): adalah unit pelaksana teknis di lingkungan Dinas Pendidikan Propinsi di bidang pendidikan luar sekolah. BPKB mempunyai tugas untuk mengembangkan model program pendidikan luar sekolah sesuai dengan kebijakan Dinas Pendidikan Propinsi dan kharakteristik propinsinya.

c. Sanggar Kegiatan Belajar (SKB): adalah unit pelaksana teknis Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota di bidang pendidikan luar sekolah (nonformal). SKB secara umum mempunyai tugas membuat percontohan program

pendidikan nonformal, mengembangkan bahan belajar muatan lokal sesuai dengan kebijakan dinas pendidikan kabupaten/kota dan potensi lokal setiap daerah.

d. Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM): suatu lembaga milik masyarakat yang pengelolaannya menggunakan azas dari, oleh dan untuk masyarakat. PKBM ini merupakan wahana pembelajaran dan pemberdayaan masyarakat sehingga mereka semakin mampu untuk memenuhi kebutuhan belajarnya sendiri.PKBM merupakan sumber informasi dan penyelenggaraan berbagai kegiatan belajar pendidikan kecakapan hidup sebagai perwujudan pendidikan sepanjang hayat.

e. Lembaga PNF sejenis: adalah lembaga pendidikan yang tumbuh dan berkembang di masyarakat, yang memberikan pelayanan pendidikan nonformal berorientasi life skill/keterampilan dan tidak tergolong ke dalam kategori-katagori di atas, seperti; LPTM,

Organisasi Perempuan, LSM dan organisasi kemanusiaan lainnya.

Dalam hal ini perlu disadari bahwa pengembangan masyarakat itu akan lancar apabila di masyarakat itu telah berkembang motivasi untuk membangun serta telah tumbuh kesadaran dan semangat mengembangkan diri.Ditambah lagi dengan kemampuan serta keterampilan tertentu yang menopangnyadan juga melalui kegiatan pendidikan.Khususnya pendidikan nonformal diharapkan dapat tumbuh suatu semangat yang tinggi untuk membangun masyarakat desanya sendiri sebagai suatu kontribusi bagi pembangunan bangsa pada umumnya.

Di sini Panti Asuhan Salib Putih yang berperan sebagai lembaga kemanusiaan ikut berperan serta dalam memberikan pendidikan non-formal kepada anak-anak panti, seperti les musik, membuat kerajinan tangan seperti menyulam dan membuat pernak-pernik, diharapkan pendidikan non-formal ini membuat

anak siap untuk hidup lebih layak di lingkungan masyarakat yang baru ke depannya.

Dokumen terkait