Gambar 3.4 Membuat Projek Baru
3.2. Membuat Projek Baru
Dengan ini saya akan membuat tiga Projek baru dengan cara dan data yang sama seperti gambar di atas. cara membuat projek baru klik menu File kemudian Pilih New setelah itu akan muncul kotak change PLC seperti gambar diatas.
Gambar 3.5 Memilih Device Type
Dengan ini saya akan membuat tiga projek baru dengan cara dan data yang sama seperti gambar di atas.
Cara membuat :
Klik File.
Klik New.
Pilih Type CP1E setelah sudah,
Klik OK.
20
Gambar 3.6 Setting Type CP1E Ke USB
Dengan ini Kami akan membuat tiga projek baru dengan cara dan data yang sama seperti gambar di atas. penyetingan jenis PLC dan kabel komunikasi dari computer ke PLC dengan menggunakan type CP1E.
Cara membuat :
Pilih Type CP1E.
Klik setting.
Pilih tipe L.
Klik OK.
Pilih Network Type: USB.
Klik OK.
21
Gambar 3.7 Membuat Tata Letak Ladder Program
Dengan ini saya akan membuat lima projek baru dengan cara dan data yang sama seperti gambar di atas. apabila kita sudah melalui tahap tersebut, akan muncul gambar di atas ini, dimana kita dapat membuat ladder program untuk PLC.
Gambar 3.8 Membuat New Contact
Gambar 3.9 New Contact Emergency
22
3.3. Proses Membuat Ladder Diagram (PLC Omron Type CP1E) a. Membuat tombol Emergency :
Ketik /,=> membuat kontak NO.
Setelah muncul kotak dialog New Contact=> Ketikkan address 0.00 , klik OK.
Ketik Tombol yusuf, kemudian klik OK.
Gambar 3.10 Sesudah Jadi Coil K1 b. Membuat Coil K1 dan K2 (Buzzer dan lampu):
Ketik O <= membuat koil (OUTPUT)
Isikan address 100.07, klik OK.
Isikan address 100.06, klik OK.
Maka akan dihasilkan satu baris ladder (RUNG).
3.4. Membuat Projek Baru Ke Dua
Gambar 3.11 New Contact
Gambar 3.12 New Contact yusuf.
23 a. Membuat tombol START :
Ketik C,=> membuat kontak NO.
Setelah muncul kotak dialog New Contact=> Ketikkan address 0.02, klik OK.
Ketik yusuf, kemudian klik OK.
Gambar 3.13 New Coil K1
Gambar 3.14 Sesudah Jadi Coil K1
b. Membuat Coil K1 (lampu) :
Ketik O <= membuat koil (OUTPUT).
Isikan address 100.03, klik OK.
Isikan komentar yusuf, klik OK.
Maka akan dihasilkan satu baris ladder (RUNG).
Gambar 3.15 New Contact
24
Gambar 3.16 Sesudah Jadi Contact
a. Membuat tombol START :
Ketik C,=> membuat kontak NO.
Setelah muncul kotak dialog New Contact=> Ketikkan address 0.10, klik OK.
Ketik yusuf, kemudian klik OK.
Maka akan dihasilkan satu baris ladder (RUNG).
Gambar 3.18 sesudah jadi kontak
Membuat tombol START :
Ketik C,=> membuat kontak NO.
Setelah muncul kotak dialog New Contact=> Ketikkan address 0.01, klik OK.
Tidak ada komentar, kemudian klik OK.
Gambar 3.19 Hasil Coil K1
Membuat Coil K1 (conveyor):
Ketik O <= membuat koil (OUTPUT).
Isikan address 100.01, klik OK.
25
Isikan komentar yusuf, klik OK.
Maka akan dihasilkan satu baris ladder (RUNG).
Gambar 3.20 sesudah jadi kontak
Membuat tombol START :
Ketik C,=> membuat kontak NO.
Setelah muncul kotak dialog New Contact=> Ketikkan address 0.11, klik OK.
Ketik erik, kemudian klik OK.
Gambar 3.21 Hasil Coil K1
Membuat Coil K1 (lampu):
Ketik O <= membuat koil (OUTPUT).
Isikan address 100.04, klik OK.
Isikan komentar erik, klik OK.
Maka akan dihasilkan satu baris ladder (RUNG).
3.5. Program Dasar : Melakukan Simulasi
Sebelum mentransfer ke PLC kita sebaiknya dilakukan uji coba apakah program sudah jalan atau belum, misalkan tidak ada kendala setelah itu maka pilih lah type PLC yang di gunakan untuk simulasi, di sini kita memakai type CP1E.
Setelah ladder selesai di buat dan di simpan, lalu klik ikon Work Online seperti gambar di bawah ini :
Gambar 3.22 Icon Work Online
26
Tunggu proses download ke simulator. Misalkan proses selesai jika ladder sudah ada yang berwarna hijau. (Seperti contoh gambar dibawah ini)
Gambar 3.23 Hasil Dari Uji Coba Ladder
Cara menyimulasikan mengoperasikan input (Push Button dll.) adalah :
• Klik pada input yang akan dioperasikan.
• Menekan (menghidupkan) switch: Tekan tombol keyboard Ctrl + J.
• Melepas (mematikan) switch : Tekan tombol keyboard Ctrl + K.
Transfer program ke PLC
Gambar 3.24 transfer program ke PLC
Klik menu PLC
Pilih Transfer.
Pilih to PLC tunggu beberapa saat, ikuti perintah/pesan yang muncul pada monitor.
27
28
BAB IV ANALISIS
4.1 Analisis Program
Rung 0 : membuat 1 input normally open dan 2 output untuk menghidupkan buzzer dan lampu warna merah menggunakan tombol input emergency (kode 0.00).
Rung 1 : membuat 1 input normally open dan 1 output untuk menghidupkan lampu warna kuning menggunakan tombol input warna kuning (kode 0.02).
Rung 2 : membuat 1 input normally open dan 1 output untuk mematikan lampu warna merah menggunakan tombol input warna merah (kode 0.10).
Rung 3: membuat 1 input normally open dan 1 output untuk menghidupkan lampu warna hijau menggunakan tombol input switch (kode 0.01).
Rung 4 : membuat 1 input normally closed dan 1 output lampu warna kuning yang tidak berfungsi karena tidak ada (input start) arus yang masuk.
28
4.2 Tugas : Penerapan PLC pada dunia industri
Penggunaan PLC dalam Sistem Otomasi Industri – Dengan perkembangan teknologi serta tuntutan global, industri mulai menerapkan sistem otomatisasi atau automation dalam sebagian lini operasional produksi secara sebagian, ataupun menyeluruh. Proses menuju otomatisasi pun terbilang tidak mudah. Hal ini
berhubungan dengan kesiapan perusahaan menghadapi perubahan operasional, budaya, serta investasi. Kesiapan perusahaan ini lah yang menentukan keberhasilan sistem otomasii agar menjadikan operasional lebih efektif, terukur, cepat, dan efisien. Dalam menerapkan otomatisasi, diperlukan komponen-komponen pendukung seperti sensor, motor dc, speed driver, bearing linear, hingga PLC. PLC inilah yang menjadi “otak” dalam sistem otomatisasi. PLC merupakan sistem komputer khusus yang didesain untuk mengatur berbagai aktivitas produksi, packaging, ataupun lainnya dalam industri. Dari namanya sendiri, PLC merupakan
singkatan dari Programmable Logic Controller, dimana perangkat komputer ini diprogram sesuai kebutuhan proses industri spesifik
logic (perhitungan aritmatik dalam suatu perintah), yang bertujuan untuk mengontrol dan mengatur proses yang diinginkan sehingga menghasilkan output yang diinginkan pula.
Penggunaan PLC dalam Sistem Otomasi Industri – Ilustrasi penggunaan alat PLC pada industri PLC bekerja dengan cara menerima dan meproses informasi dari sensor yang terhubung atau perangkat input. Dengan memproses data yang terkumpul, PLC selanjutnya menghasilkan output berdasarkan parameter yang diprogram sebelumnya. Bergantung pada input dan output, sebuah PLC dapat memonitor dan merekam data run-time seperti produktivitas mesin atau suhu operasi. Selain itu, perangkat PLC dapat mengontrol aktivitas industri secara otomatis, seperti mengaktifkan alarm jika mesin mengalami kendala produksi, hingga pemberhentian otomatis alur produksi apabila kuota produksi sudah terpenuhi berdasarkan program yang dibuat. PLC sendiri dirancang untuk menggantikan suatu rangkaian relay sequential dalam suatu sistem kontrol. Alat ini yang diinginkan berdasarkan
29
dapat dioperasikan, dikendalikan ,dan dimonitoring menggunakan software yang sesuai dengan jenis PLC yang digunakan.
Aplikasi PLC di Industri
Di Indonesia sendiri, PLC telah diterapkan pada hampir setiap segmen industri, mulai dari industri otomotif, industri pertambangan dan minyak bumi, pabrik kimia, pabrik kertas, industri pengolahan makanan, pabrik besi dan baja, hingga pembangkit listrik. PLC melakukan beragam tugas kontrol, mulai dari kontrol on/off , alarm mesin, kecepatan running belt, pengontrolan proses, pengecekan hasil produksi, pendeteksian anomali dalam suatu proses kerja, distribusi bahan produksi, maupun hal-hal lainnya. beberapa contoh aplikasi PLC dalam mendukung sistem otomatisasi terhadap beberapa proses produksi berikut:
Industri Otomotif
Monitoring Mesin Produksi: Sistem memonitor setiap peletakkan part / komponen, pendeteksian part yang cacat, penggerakan part untuk produksi, perhitungan waktu siklus peralatan, dan mengontrol tingkat presisi. Data statistik tersedia bagi operator untuk memudahkan analisa, serta mengontrol berjalannya produksi. Pengujian Produksi Komponen: PLC memudahkan proses analisa dalam jalur perakitan produksi. Sistem secara signifikan mengurangi resiko human error dengan memberikan hasil yang lebih presisi serta pengukuran akurat. Misalnya dalam pengujian komponen Turbo pada mesin kendaraan modern, variabel yang dapat diukur dalam sistem meliputi jumlah tekanan dalam psi / bar, flow capacity, kecepatan putar, serta aliran bahan bakar dan volume udara dingin. Quality Checking: Sistem PLC mengontrol dan memastikan komponen yang diproduksi sesuai dengan spesifikasi dengan ukuran detail yang presisi. Mulai dari dimension testing, material testing, shape testing, compatibility testing, dan keperluan lainnya menggunakan berbagai jenis sensor berdasarkan kebutuhan tersebut. Internal Combustion Engine Monitoring: Sebuah PLC memperoleh data yang direkam dari sensor yang terletak dalam internal combustion engine. Pengukuran yang dilakukan meliputi suhu air, suhu oli, RPM, torsi, suhu gas buang, oil pressure, manifold pressure, dan timing. Hal ini sangat penting bagi pelaku industri untuk menentukan analisa terkait efisiensi bahan bakar, daya tenaga, maupun pengukuran lainnya dalam suatu produksi kendaraan
30 Industri Karet
PLC digunakan dalam sistem produksi ban karet, dengan cara mengontrol urutan proses mulai dari karet mentah hingga menjadi ban kendaraan yang sudah siap untuk digunakan. Sistem yang dapat dikontrol dan dipantau ini mencakup kegiatan cetak pola tapak ban, pembentukan ukuran ban, penulisan timbul pada permukaan ban, hingga pengetesan durabilitas menggunakan mesin putar dan tekanan. Semua proses tersebut tentu menggunakan jenis sensor sesuai dengan kebutuhan, seperti contoh dalam hal pengetesan daya tahan ban, maka pressure sensor lah yang digunakan dalam mesin hidrolik bertekanan tinggi tersebut.
Aplikasi PLC ini secara substansial mengurangi effort yang dibutuhkan dalam menciptakan produk, serta mengurangi resiko terjadinya defect dalam produksi.
Industri Pulp & Paper
Pulp Batch Blending: PLC mengontrol operasional blending bahan pembuatan kertas secara berurutan, mulai dari proses pengukuran bahan, pelaksanaan metode blending melalui program yang sudah disetting, maupun penempatan hasil jadi pada suhu tertentu agar mengering. Sistem ini memungkinkan operator untuk mengontrol setiap proses dan bahan yang digunakan, dan memudahkan kalkulasi bahan, serta jumlah yang diproduksi.
Persiapan Batch untuk Pemrosesan Pembuatan Kertas: Penggunaan PLC disini termasuk kontrol dari sistem persiapan stok untuk pembuatan kertas. Resep untuk setiap tangki batch dipilih dan disesuaikan melalui entry operator. PLC dapat mengontrol logic untuk penambahan bahan kimia berdasarkan pengukuran level tangki. Selain itu, PLC juga dapat memberikan laporan penggunaan serta proses keseluruhan produksi untuk selanjutnya dianalisis oleh operator maupun manajemen. Paper Mill Digester: PLC mengendalikan proses pembuatan bubur kertas. Sistem menghitung dan mengontrol jumlah chip berdasarkan kepadatan dan digester volume. Kemudian, metode yang dibutuhkan dikalkulasi bersamaan dengan ketersediaan bahan, lalu ditambahkan ke dalam urutan. PLC menurunkan atau menahan suhu pencampuran hingga proses selesai. Suhu menjadi faktor penting dalam hal ini, dimana peran temperature sensor dihubungkan dengan sistem komputer PLC terkait. Beberapa aplikasi PLC pada industri tersebut hanya mencakup sebagian kecil dari penggunaan PLC pada lingkup industri.
29
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1
Kesimpulan
Pengertian PLC adalah perangkat elektronika yang mengontrol proses sinyal input dan output (digital/analog) sebuah mesin. PLC (Programmable logic controller) memiliki kontrol program untuk menganalisa sinyal input yang kemudian mengatur kondisi output sesuai dengan keinginan user.
5.2
Saran
1. Memperbanyak jumlah Input pada modul Input dan Jumlah Output pada modul Output.
2. Membuat agar sistem dapat berhubungan dengan alat PLC yang lain.
3. Peningkatan kapasitas data pada program ledder work.
4. Asisten Laboratorium dapat menerangkan secara men-detail, menerangkan software lebih baik mengajarkan kepada praktikan tidak dengan menggunakan shortcut agar praktikan dapat memahami dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA
Ismail – (2010). 3. BAB II Tinjauan Pustaka.pdf. Diakses pada tanggal 20 Desember 2020 melalui
http://eprints.polsri.ac.id/389/3/3.%20BAB%20II%20TINJAUAN%20PUSTAKA .pdf
By klikmro – July 24, 2020. Penggunaan PLC dalam sistem otomasi industri.
Diakses pada tanggal 20 Desember 2020 melalui
https://blog.klikmro.com/penggunaan-plc-dalam-sistem-otomasi-industri/
LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM SISTEM OTOMASI
MODUL II
MIKROKONTROLLER
KELOMPOK 16
1. Andika Putra Lumbantoran
(1870031043)
2. Feri Hendrian (2170033002)
3. Mukhammad Ali Yafi (1970031045)
4. Erianto Sinaga (1870031039)
5. Yusuf Kurniawan (1870031035)
6. Ardilala (1870031113)
7. Kevin Christmanda (1870035007)
LABORATORIUM SISTEM OTOMASI PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS KRISNADWIPAYANA JAKARTA
2021
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan ini disusun sebagai salah satu syarat kelulusan Laporan Akhir Praktikum Sistem otomasi. Jurusan Teknik Industri Universitas Krisnadwipayana.
kelompok 16
Dengan ini telah diperiksa untuk
DITERIMA / DITOLAK
Jakarta, 26 Desember 2021
Mengetahui, Menyetujui,
Ka. Lab Teknik Industri Asisten Laboratorium
Ir. Aries Abbas, ST, MM, MT Dimas Yugimurcito
NIDN: 0329056505 NIM : 1970031108
28
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat, Hidayah, Taufik sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan laporan ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga laporan ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan dari Tugas Praktikum nanti nya.
Harapan kami semoga laporan ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk maupun isi laporan ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.
Laporan ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang saya miliki sangat kurang. Oleh kerena itu kami harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan laporan ini.
Jakarta, 26 Desember 2021
Penyusun Kelompok 16
28
29
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang masalah
Otomatisasi merupakan salah satu realisasi dari perkembangan teknologi, dan merupakan alternatif untuk memperoleh sistem kerja yang cepat, akurat, efektif dan efisien, sehingga diperoleh hasil yang lebih optimal (Dahlan, M. dkk. 2013). Dalam era industri modern, sistem kontrol proses industri biasanya merujuk pada otomatisasi sistem kontrol yang digunakan.
Sistem kontrol industri dimana peranan manusia masih amat dominan, misalnya dalam
merespon besaran-besaran proses yang diukur oleh sistem kontrol tersebut dengan serangkaian langkah berupa pengaturan panel dan saklar-saklar yang relevan telah banyak digeser dan digantikan oleh sistem kontrol otomatis. Sebabnya jelas mengacu pada faktor-faktor yang mempengaruhi efisiensi dan produktivitas industri itu sendiri, misalnya faktor human error dan tingkat keunggulan yang ditawarkan sistem kontrol tersebut (Winasis, P. M. 2012).
Salah satu sistem kontrol yang amat luas pemakaiannya ialah Programmable Logic
Controller (PLC) dan Mikrokontroler. Penerapannya meliputi berbagai jenis industri mulai dari industri rokok, otomotif, petrokimia, kertas, bahkan sampai pada industri tambang, misalnya pada pengendalian turbin gas dan unit industri lanjutan hasil pertambangan. PLC sendiri merupakan sistem yang dapat memanipulasi, mengeksekusi, dan memonitor keadaan proses pada laju yang amat cepat, dengan dasar data yang bisa diprogram dalam sistem berbasis mikroprosesor integral.
Dalam penerapannya, sistem pneumatik banyak digunakan sebagai sistem automasi. Mesin-mesin yang berada di perusahaan terutama dalam proses industri dan produksi sekarang ini banyak memanfaatkan pesawat pesawat pneumatik, seperti mesin-mesin pres, rem, buka tutup pintu, dan pelubangan. Pneumatik mulai digunakan untuk pengendalian maupun 2 penggerakan mesin- mesin dan alat-alat produksi. Saat ini dalam penggunaannya pneumatik banyak
dikombinasikan dengan sistem elektrik. Rangkaian elektrik berupa saklar, solenoid, dan limit switch digunakan sebagai penyusun sistem kendali katup. Kehandalan sistem pneumatik sudah tidak bisa diragukan lagi, kelebihannya adalah tidak mengotori lingkungan sekitar yang mengakibatkan licin dan sebagainya. Selain itu sistem ini tidak mahal, perawatan dan
perbaikannya tidak sulit jika dibandingkan dengan sistem hidrolik dan motor listrik. Penggunaan udara yang dimampatkan dalam sistim pneumatik memiliki beberapa keuntungan antara lain ketersediaan yang tak terbatas, mudah disalurkan, fleksibilitas temperatur, aman, bersih,
pemindahan daya dan kecepatan sangat mudah diatur, dapat disimpan dan mudah dimanfaatkan.
1.2 Rumusan Masalah
30
Berdasarkan latar belakang diatas, masalah yang penulis teliti dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Bagaimana mengukur dan menganalisa tentang materi Mikrokontroler.
2. Bagaimana cara mengaplikasikan software arduino.
3. Bagaimana cara mengaktifkan Mikrokontroler.
1.3 Maksud dan Tujuan Percobaan
Berdasarkan latar belakang seperti diatas maka akan timbul beberapa tujuan penelitian sebagai berikut:
1. Mengetahui kemampuan minimal dan maksimal dari setiap part / komponen Mikrokontroler tersebut.
2. Melakukan analisa terhadap kemampuan alat secara keseluruhan pada Mikrokontroler sebagai alat material handling di laboratorium otomasi industri.
1.4 Peralatan yang digunakan
Berdasarkan identifikasi diatas maka peralatan yang diinginkan dalam penelitian ini adalah :
1. Laptop.
2. Software Mikrokontroler.
3. Mikrokontroler.
31
1.5 Sistematika Penulisan
Laporan tugas akhir terbagi dalam bab-bab yang diuraikan secara terperinci.
Adapun sistematika penulisan laporan tugas akhir ini adalah sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisi tentang permasalahan dari tema yang diangkat dalam penelitian antara lain latar belakang permasalahan, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan masalah serta sistematika penulisan.
BAB II LANDASAN TEORI
Bab ini berisi tentang dasar-dasar teori yang akan mendukung penelitian dan tinjauan pustaka yang digunakan sebagai dasar dan pedoman pembahasan masalah.
BAB III PENGOLAHAN DATA/METODE PENELITIAN
Bab ini berisi tentang tahap-tahap penelitian, mulai dari objek penelitian, identifikasi masalah, penentuan komponen-komponen yang dipakai dalam Mikrokontroler.
BAB IV ANALISIS DAN TUGAS
Membahas tentang desain, diskripsi kerja, rancangan Mikrokontroler, perhitungan pneumatik, dan juga pemrograman PLC.
BAB V PENUTUP
Membahas tentang kesimpulan dan saran dari hasil tugas akhir
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Pengertian Mikrokontroler
32
Mikrokontroler adalah suatu chip berupa IC (Integrated Circuit) yang dapat menerima sinyal input, mengolahnya dan memberikan sinyal output sesuai dengan program yang diisikan ke dalamnya. Sinyal input mikrokontroler berasal dari sensor yang merupakan informasi dari lingkungan sedangkan sinyal output ditujukan kepada aktuator yang dapat memberikan efek ke lingkungan. Jadi secara sederhana
mikrokontroler dapat diibaratkan sebagai otak dari suatu perangkat/produk yang mempu berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya.
Mikrokontroler pada dasarnya adalah komputer dalam satu chip, yang di dalamnya terdapat mikroprosesor, memori, jalur Input/Output (I/O) dan perangkat pelengkap lainnya. Kecepatan pengolahan data pada mikrokontroler lebih rendah jika
dibandingkan dengan PC. Pada PC kecepatan mikroprosesor yang digunakan saat ini telah mencapai orde GHz, sedangkan kecepatan operasi mikrokontroler pada
umumnya berkisar antara 1 – 16 MHz. Begitu juga kapasitas RAM dan ROM pada PC yang bisa mencapai orde Gbyte, dibandingkan dengan mikrokontroler yang hanya berkisar pada orde byte/Kbyte. Meskipun kecepatan pengolahan data dan kapasitas memori pada mikrokontroler jauh lebih kecil jika dibandingkan dengan komputer personal, namun kemampuan mikrokontroler sudah cukup untuk dapat digunakan pada banyak aplikasi terutama karena ukurannya yang kompak. Mikrokontroler sering digunakan pada sistem yang tidak terlalu kompleks dan tidak memerlukan kemampuan komputasi yang tinggi. Sistem yang menggunakan mikrokontroler sering disebut sebagai embedded system atau dedicated system. Embeded system adalah sistem pengendali yang tertanam pada suatu produk, sedangkan dedicated system adalah sistem pengendali 6 7 yang dimaksudkan hanya untuk suatu fungsi tertentu. Sebagai contoh, printer adalah suatu embedded system karena di dalamnya terdapat
mikrokontroler sebagai pengendali dan juga dedicated system karena fungsi
pengendali tersebut berfungsi hanya untuk menerima data dan mencetaknya. Hal ini berbeda dengan suatu PC yang dapat digunakan untuk berbagai macam keperluan, sehingga mikroprosesor pada PC sering disebut sebagai general purpose
microprocessor (mikroprosesor serba guna). Pada PC berbagai macam software yang disimpan pada media penyimpanan dapat dijalankan, tidak seperti mikrokontroler hanya terdapat satu software aplikasi.
Penggunaan mikrokontroler antara lain terdapat pada bidang-bidang berikut ini.
1. Otomotif : Engine Control Unit, Air Bag, fuel control, Antilock Braking System, sistem pengaman alarm, transmisi automatik, hiburan, pengkondisi udara, speedometer dan odometer, navigasi, suspensi aktif.
33
2. Perlengkapan rumah tangga dan perkantoran : sistem pengaman alarm, remote control, mesin cuci, microwave, pengkondisi udara, timbangan digital, mesin foto kopi, printer, mouse.
3. Pengendali peralatan di industri.
4. Robotika.
Saat ini mikrokontroler 8 bit masih menjadi jenis mikrokontroler yang paling populer dan paling banyak digunakan. Maksud dari mikrokontroler 8 bit adalah data yang dapat diproses dalam satu waktu adalah 8 bit, jika data yang diproses lebih besar dari 8 bit maka akan dibagi menjadi beberapa bagian data yang masing-masing terdiri dari 8 bit. Masing-masing mikrokontroler mempunyai cara dan bahasa pemrograman yang berbeda, sehingga program untuk suatu jenis mikrokontroler tidak dapat dijalankan pada jenis mikrokontroler lain.
Untuk memilih jenis mikrokontroler yang cocok dengan aplikasi yang dibuat terdapat tiga kriteria yaitu:
1. Dapat memenuhi kebutuhan secara efektif & efisien. Hal ini menyangkut kecepatan, kemasan/packaging, konsumsi daya, jumlah RAM dan ROM, jumlah I/O dan timer, harga per unit. 8
2. Bahasa pemrograman yang tersedia.
3. Kemudahan dalam mendapatkannya. (Sulhan Setiawan,2008)
Gambar 2.1 Chip Mikrokontroler ((http://wikipedia.com/mikrokontroler)
Mikrokontroler adalah salah satu dari bagian dasar dari suatu sistem komputer.
Meskipun mempunyai bentuk yang jauh lebih kecil dari suatu komputer pribadi dan komputer mainframe, mikrokontroler dibangun dari elemen-elemen dasar yang sama.
34
Secara sederhana, komputer akan menghasilkan output spesifik berdasarkan inputan yang diterima dan program yang dikerjakan. Seperti umumnya komputer,
mikrokontroler adalah alat yang mengerjakan instruksi-instruksi yang diberikan kepadanya. Artinya, bagian terpenting dan utama dari suatu sistem terkomputerisasi adalah program itu sendiri yang dibuat oleh seorang programmer. Program ini menginstruksikan komputer untuk melakukan jalinan yang panjang dari aksi-aksi sederhana untuk melakukan tugas yang lebih kompleks yang diinginkan oleh programmer.
Mikrokontroler tersusun dalam satu chip dimana prosesor, memori, dan I/O terintegrasi menjadi satu kesatuan kontrol sistem sehingga mikrokontroler dapat dikatakan sebagai komputer mini yang dapat bekerja secara inovatif sesuai dengan kebutuhan sistem. Sistem running bersifat berdiri sendiri tanpa tergantung dengan 9 komputer sedangkan parameter komputer hanya digunakan untuk download perintah
Mikrokontroler tersusun dalam satu chip dimana prosesor, memori, dan I/O terintegrasi menjadi satu kesatuan kontrol sistem sehingga mikrokontroler dapat dikatakan sebagai komputer mini yang dapat bekerja secara inovatif sesuai dengan kebutuhan sistem. Sistem running bersifat berdiri sendiri tanpa tergantung dengan 9 komputer sedangkan parameter komputer hanya digunakan untuk download perintah