• Tidak ada hasil yang ditemukan

Memiliki jahitan yang kuat dan

III. METODOLOGI PENELITIAN

7 Memiliki jahitan yang kuat dan

Tahan lama atau tidaknya mutu dari suatu tas dapat dilihat dari mutu jahitan tas tersebut, karena kuat tidaknya jahitan suatu tas mempengaruhi kekuatan tas tersebut. Oleh karena itu, berdasarkan hasil pengamatan, 42% responden menyatakan tas memiliki jahitan yang kuat dan rapi adalah penting dan 26% responden menyatakan sangat penting. Kekuatan dan kerapihan jahitan tas menandakan mutu dari cara produksinya.

Tabel 32. Penilaian responden berdasarkan tingkat kepentingan memiliki jahitan yang kuat dan rapi.

Penilaian responden Bobot

Jumlah responden (orang) Persentase responden (%) Tidak penting 1 0 0 Kurang penting 2 0 0 Cukup penting 3 25 25 Penting 4 49 49 Sangat penting 5 26 26 Total 100 100

Penilaian responden terhadap pelaksanaan tas yang memiliki jahitan yang kuat dan rapi terhadap produk tas dari showroom Tas tajur Bogor adalah 46% responden menyatakan cukup baik dan 31% lainnya menyatakan baik. Alasan responden yang menyatakan baik dan cukup baik tersebut karena jahitan tas dari Tas Tajur memang terbukti memiliki jahitan yang kuat dan rapi.

Tabel 33. Penialian responden berdasarkan tingkat pelaksanaan terhadap tas yang memiliki jahitan yang kuat dan rapi Penilaian responden bobot

Jumlah responden (orang) Persentase responden (%) Tidak baik 1 0 0 Kurang baik 2 17 17 Cukup baik 3 46 46 Baik 4 31 31 Sangat baik 5 6 6 Total 100 100

4.4.8. Ritsleting dan Kancing Tas

Ritsleting dan kancing tas merupakan faktor yang cukup penting. Dari hasil penelitian 100 orang responden, 38% menyatakan bahwa resleting dan kancing tas dapat berfungsi dengan baik adalah penting dan 34% responden menyatakan sangat penting.

Tabel 34. Penilaian responden berdasarkan tingkat kepentingan resleting dan kancing tas

Penilaian responden Bobot

Jumlah responden (orang) Persentase responden (%) Tidak penting 1 0 0 Kurang penting 2 4 4 Cukup penting 3 24 24 Penting 4 38 38 Sangat penting 5 34 34 Total 100 100

Berdasarkan pelaksanaannya, 74% responden menyatakan bahwa resleting dan kancing tas kurang berfungsi dengan baik dan 20% responden menyatakan ritseting dan kancing tas memang dapat berfungsi dengan baik.

Tabel 35. Penilaian responden berdasarkan tingkat pelaksanaan resleting dan kancing tas

Penilaian responden Bobot

Jumlah Responden (orang) Persentase responden (%) Tidak baik 1 20 20 Kurang baik 2 74 74 Cukup baik 3 6 6 Baik 4 0 0 Sangat baik 5 0 0 Total 100 100

4.4.9. Memiliki Pegangan yang Kuat

Pegangan tas adalah salah satu faktor yang menentukan tahan lama atau tidaknya suatu tas. Hasil penelitian 100 orang responden, sebesar 49% responden menyatakan penting dan 26% menyatakan sangat penting. Responden beralasan bahwa tas yang memiliki pegangan kuat menyangkut kepuasan konsumen, yaitu terhadap kenyamana penggunaan tas.

Tabel 36. Penilaian responden berdasarkan tingkat kepentingan tas yang memiliki pegangan kuat

Penilaian responden Bobot

Jumlah responden Persentase responden (%) Tidak penting 1 0 0 Kurang penting 2 0 0 Cukup penting 3 25 25 Penting 4 49 49 Sangat penting 5 26 26 Total 100 100

Tanggapan responden terhadap tas yang memiliki pegangan yang kuat adalah cukup baik 47% dan 36% responden menyatakan baik.

Tabel 37 Penilaian responden berdasarkan tingkat pelaksanaan tas yang memiliki pegangan kuat

Penilaian responden Bobot

Jumlah responden Persentase responden (%) Tidak baik 1 0 0 Kurang baik 2 14 14 Cukup baik 3 47 47 Baik 4 36 36 Sangat baik 5 3 3 Total 100 100

4.4.10. Sabuk Tas dapat Menjaga Aman Barang-barang yang Dibawa

Dewasa ini banyak sekali pencurian yang terjadi dimana-mana, oleh karena itu pabrik Tas Tajur berusaha memproduksi tas dengan sabuk tas yang diharapkan dapat menjaga aman barang-barang yang dibawa seperti dompet, handphone dan lain sebagainya. Hasil penelitian dari 100 orang responden terhadap penilaian sabuk tas dapat menjaga aman barang-barang yang dibawa, 39% menyatakan bahwa sabuk tas dapat menjaga aman barang-barang yang dibawa adalah penting dan 27% menyatakan cukup penting bagi mereka.

Tabel 38. Penilaian responden berdasarkan tingkat kepentingan sabuk tas dapat menjaga aman barang-barang yang dibawa Penilaian responden Bobot

Jumlah responden (orang) Persentase responden (%) Tidak penting 1 5 5 Kurang penting 2 12 12 Cukup penting 3 27 27 Penting 4 39 39 Sangat penting 5 17 17 Total 100 100

Penilaian responden terhadap tingkat pelaksanaan sabuk tas dapat menjaga aman barang-barang yang dibawa, yaitu 52% menyatakan kurang baik dan hanya 33% yang menyatakan cukup baik.

Tabel 39. Penilaian responden berdasarkan tingkat pelaksanaan sabuk tas dapat menjaga aman barang-barang yang dibawa.

Penilaian responden Bobot

Jumlah responden (orang) Persentase responden (%) Tidak baik 1 1 1 Kurang baik 2 49 49 Cukup baik 3 42 42 Baik 4 7 7 Sangat baik 5 1 1 Total 100 100

4.4.11. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas

Kuesioner yang disebarkan dalam penelitian ini diuji dengan uji validitas dan reliabilitas. Validitas kuesioner dilihat dari nilai korelasi (r) antar skor total dengan skor masing-masing butir pertanyaan. Pengujian kuesioner dilakukan dengan mengambil 30 orang responden (n = 30) dengan menggunakan tingkat kepercayaan 95% (α=0,05) dan dengan menggunakan perangkat lunak Microsoft excel dan SPSS versi 12.00. Hasil uji validitas dan Reliabilitas ini tertuang dalam Lampiran 3 dan 4.

Suatu alat ukur atau instrumen dikatakan memiliki reliabilitas yang baik, apabila alat ukur atau instrumen tersebut selalu memberikan hasil yang sama, meskipun digunakan berkali-kali baik oleh peneliti yang sama maupun berbeda (Sudarmanto, 2005). Oleh karena itu, uji reliabilitas kuesioner dimaksudkan untuk mengetahui sejauhmana konsistensi atau kestabilan hasil pengukuran yang dilakukan. Instrumen yang andal akan menghasilkan data yang sesuai dengan kondisi sesungguhnya, karena instrumen tersebut dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data yang tidak bersifat tendensius atau mengarahkan responden untuk memilih jawaban-jawaban tertentu. Uji reliabilitas yang dilakukan menghasilkan koefisien α 0,9212 untuk tingkat kepentingan

(harapan) dan 0,9046 untuk tingkat pelaksanaan (kinerja), sehingga semua peubah tersebut handal.

4.5. Analisis Tingkat Kepentingan dan Tingkat Pelaksanaan

Kepuasan konsumen terhadap suatu produk dan karakter produk merupakan salah satu aspek penting yang perlu ditelusuri. Memahami kepuasan konsumen terhadap suatu produk adalah dengan melakukan penilaian secara individual terhadap peubah atribut yang membangun suatu produk. Hal ini ditunjukkan untuk mendapatkan gambaran bahwa konsumen memiliki preferensi yang berbeda-beda terhadap suatu peubah atribut produk. Pembahasan mengenai suatu kepuasan konsumen terhadap suatu peubah dapat menjadi lebih penting. Untuk itu, bagaimana perusahaan lebih memikirkan untuk meningkatkan produk tersebut agar dapat memuaskan keingian konsumen

IPA merupakan teknik penerapan untuk mengukur atribut dari tingkat kepentingan dan tingkat pelaksanaan itu sendiri, yang nantinya berguna untuk pengembangan bagi program pemasaran yang efektif. IPA akan mempermudah penerjemahan manajemen dari data tersebut dan menambah kegunaanya di dalam pengambilan keputusan.

Hasil Penelitian mengenai tanggapan responden berdasarkan tingkat kepentingan dan tingkat pelaksanaan terhadap atribut produk tas dapat dilihat pada Lampiran 5 dan 6. Penempatan posisi atribut ditentukan garis pembagi berdasarkan nilai total rata-rata tingkat kepentingan yaitu 4,003 dan nilai rataan tingkat pelaksanaan yaitu sebesar 3,16 (Lampiran 7).

Hasil analisis dengan menggunakan IPA untuk melihat tingkat kepentingan dan tingkat pelaksanaan atribut produk tas dari Tas Tajur Bogor dapat dilihat pada Gambar 5.

2.50 3.00 3.50 pelaksanaan 3.40 3.60 3.80 4.00 4.20 4.40 k e pen tin ga n 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Gambar 5. Diagram Kartesius untuk produk Tas Tajur Bogor. Keterangan :

1. Model/Bentuk tas 2. Warna tas

3. Harga tas 4. Daya tahan tas 5. Kenyamanan dipakai 6. Kemudahan memperoleh

7. Memiliki jahitan yang kuat dan rapi 8. Ritsleting dan kancing tas

9. Memiliki pegangan yang kuat

10. Sabuk tas dapat menjaga aman barang-barang yang dibawa.

Diagram Kartesius digunakan untuk melihat kedudukan 10 atribut produk Tas Tajur yang diperoleh berdasarkan skor tingkat kepentingan dan tingkat pelaksanaan (kinerja). Pada Gambar 5 terlihat bahwa letak atribut- atribut produk tas yang dianalisis tersebut menjadi empat bagian yaitu kuadran A (prioritas utama ), kuadran B (pertahankan prestasi), kuadran C

Kuadran A Kuadran B

(prioritas rendah), dan kuadran D (berlebihan). Interprestasi dari Diagram Kartesius dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Kuadran A (Prioritas Utama)

Pada Kuadran I setiap posisi atribut produk Tas Tajur Bogor menunjukkan bahwa tingkat kepentingan konsumen terhadap atribut produk tas adalah cukup tinggi, sedangkan tingkat pelaksanaan dinilai masih kurang baik. Oleh karena itu, perlu peningkatan terhadap produk tas. Atribut produk tas yang perlu diprioritaskan adalah :

a. Kenyamana dipakai (5) b. Ritsleting dan kancing tas (8)

Kenyamanan dipakai yang terdapat pada atribut produk dari Tas Tajur dinilai konsumen masih kurang baik, masih terlihat banyak ritsleting tas yang mudah sekali rusak. Hal ini juga berkaitan dengan faktor ritsleting dan kancing tas yang masih kurang baik. Oleh karena itu, perusahaan diharapkan dapat memperhatikan faktor-faktor tersebut. Selain itu, konsumen sekarang lebih teliti dalam memilih dan membeli produk tas.

2. Kuadran B (Pertahankan Prestasi)

Pada kuadran II setiap posisi menunjukkan tingkat kepentingan konsumen terhadap atribut produk tas dari Tas Tajur Bogor cukup tinggi dan tingkat pelaksanaan dinilai juga cukup baik, maka posisi ini harus dipertahankan agar kepuasan konsumen terpenuhi. Atribut produk ini yang telah menarik konsumen untuk membeli produk Tas Tajur Bogor. Atribut-atribut yang perlu dipertahankan adalah :

a. Model/Bentuk tas (1) b. Harga tas (3)

c. Daya tahan tas (4)

d. Memiliki jahitan yang kuat dan rapi (7) e. Memilili pegangan yang kuat (9)

Showroom Tas Tajur Bogor menjual tidak kurang dari seribu macam model/bentuk tas, maka konsumen menilai bahwa produk tas dari

showroom sudah baik. Anggapan konsumen mengenai harga tas yang ditawarkan dari showroom menurut konsumen adalah sudah baik dan sesuai, karena pabrik Tas Tajur yang memproduksi tas langsung menjual tas hasil produksinya ke showroom dan tanpa perantara. Oleh karena itu, harganya terjangkau oleh sebagian besar masyarakat.

Daya tahan tas merupakan penentu dari produk tas, sehingga konsumen dapat merasa puas terhadap produk tas yang dibelinya dari

showroom. Menurut konsumen, tas buatan Tas Tajur terkenal dengan jahitan yang kuat dan rapi, hal ini didukung oleh para pekerja yang ahli dalam menjahit dan mutu benang yang digunakan baik. Suatu tas harus memiliki pegangan yang kuat untuk bertahan lama dan memiliki kekuatan dalam membawa beban.

3. Kuadran C (Prioritas Rendah)

Pada Kuadran III setiap posisi atribut produk tas dari showroom tersebut kurang/tidak penting, sedangkan tingkat pelaksanaan dinilai masih kurang baik atau biasa-biasa. Atribut produk tas tersebut pada kuadran ini adalah :

a. Sabuk tas dapat menjaga aman barang-barang yang dibawa (10) Hal tersebut di atas tidak begitu berpengaruh banyak, karena konsumen sudah merasa cukup dengan model/bentuk tas yang indah, jahitan yang kuat dan rapi. Konsumen berpendapat bahwa belum mengetahui adanya sabuk tas yang dapat menjaga aman barang-barang yang dibawa.

4. Kuadran D (Berlebihan)

Tingkat kepentingan konsumen pada kuadran ini dinilai tidak/kurang penting, sedangkan dilihat dari tingkat pelaksanaannya dinilai baik. Atribut produk tas dari showroom Tas Tajur Bogor yang berlebihan : a. Warna tas (2)

b. Kemudahan memperoleh (6)

Untuk mengetahui seberapa jauh suatu atribut telah memenuhi kepuasan konsumen, maka dapat dilakukan dengan analisis tingkat kesesuaian. Nilai ini diperoleh dengan membagi antara rataan nilai tingkat kinerja suatu atribut dengan nilai rataan kepentingan (harapan) konsumen terhadap suatu atribut. Nilai kesesuaian yang lebih dari atau sama dengan 100% menunjukkan bahwa atribut tersebut telah memenuhi kepuasan konsumen. Sebaliknya, nilai kesesuaian yang kurang dari 100% menunjukkan bahwa atribut tersebut belum memenuhi kepuasan konsumen. Semakin dekat dengan nilai kesesuaian 100%, maka makin mendekati dengan kepuasan konsumen. Tingkat kesesuaian atribut pada

Showroom Tas Tajur Bogor dapat dilihat pada Lampiran 8.

4.5.1. Analisis Tingkat Kesesuaian

Berdasarkan hasil perbandingan tingkat kesesuain antara kinerja (pelaksanaan) atribut dengan kepentingan (harapan) konsumen, maka hanya atribut produk warna dan harga tas yang makin mendekati kepuasan konsumen dan sisanya seperti kemudahan memperoleh, model/bentuk tas, daya tahan tas, memiliki pegangan yang kuat dan memiliki jahitan yang kuat dan rapi hampir memenuhi kepuasan konsumen. Kecuali sabuk tas dapat menjaga aman barang-barang yang dibawa, kenyamanan dipakai dan resleting dan kancing tas masih jauh dari kepuasan konsumen. Oleh karena itu, Tas Tajur Bogor perlu sedikit lebih meningkatkan kembali kinerja dari atribut-atribut tersebut agar konsumen merasa puas.

4.5.2. Hasil Analisis Khi Kuadrat

Analisis Khi Kuadrat digunakan untuk menunjukkan hubungan antara atribut-atribut yang terdapat di kuadran B (pertahankan prestasi) berdasarkan tingkat kepentingan dan tingkat pelaksanaan (kinerja) Tas Tajur Bogor.

a. Analisis atribut model/bentuk tas berdasarkan tingkat kepentingan dan tingkat pelaksanaan (kinerja) Tas Tajur Bogor.

Hipotesis yang digunakan pada atribut ini adalah :

H0 : Tidak ada hubungan antara tingkat kepentingan dan

tingkat pelaksanaan (kinerja) model/bentuk tas.

H1 : Terdapat hubungan antara tingkat kepentingan dan

tingkat pelaksanaan (kinerja) model/bentuk tas.

Berdasarkan analisis terhadap atribut di atas, tingkat kepentingan model/bentuk tas memiliki hubungan dengan tingkat pelaksanaan (kinerja) model/bentuk tas (Lampiran 9). Hal ini terlihat dari nilai Khi kuadrat hitung (64,183) lebih besar dari nilai Khi kuadrat tabel (12,592), maka terima H1, artinya terdapat hubungan antara tingkat kepentingan model/bentuk tas dengan tingkat pelaksanaan (kinerja) model/bentuk tas sebesar 2,885 (64,183-12,592).

b. Analisis atribut harga tas berdasarkan tingkat kepentingan dan tingkat pelaksanaan (kinerja)Tas Tajur Bogor.

Hipotesis yang digunakan pada atribut ini adalah : Ho : Tidak ada hubungan antara tingkat kepentingan dan

tingkat pelaksanaan (kinerja) harga tas.

H1 : Terdapat hubungan antara tingkat kepentingan dan

tingkat pelaksanaan (kinerja) harga tas.

Berdasarkan analisis terhadap atribut di atas, tingkat kepentingan harga tas memiliki hubungan dengan tingkat

pelaksanaan (kinerja) harga tas (Lampiran 9). Hal ini terlihat dari nilai Khi kuadrat hitung (34,920) lebih besar dari nilai Khi kuadrat tabel (15,507), maka terima H1, artinya terdapat hubungan antara tingkat kepentingan harga tas dengan tingkat pelaksanaan (kinerja) harga tas sebesar 19,413 (34,920- 15,507).

c. Analisis atribut daya tahan tas berdasarkan tingkat kepentingan dan tingkat pelaksanaan (kinerja) Tas Tajur Bogor.

Hipotesis yang digunakan pada atribut ini adalah :

H0 : Tidak ada hubungan antara tingkat kepentingan dan

tingkat pelaksanaan (kinerja) daya tahan tas.

H1 : Terdapat hubungan antara tingkat kepentingan dan

tingkat pelaksanaan (kinerja) daya tahan tas.

Berdasarkan analisis terhadap atribut di atas, tingkat kepentingan daya tahan tas memiliki hubungan dengan tingkat pelaksanaan (kinerja) daya tahan tas (Lampiran 9). Hal ini terlihat dari nilai Khi kuadrat hitung (32,125) lebih besar dari nilai Khi kuadrat tabel (12,592), maka terima H1, artinya terdapat hubungan antara tingkat kepentingan daya taha tas dengan tingkat pelaksanaan (kinerja) daya tahan tas sebesar 19,533 (32,125-12,592).

d. Analisis atribut memiliki jahitan yang kuat dan rapi berdasarkan tingkat kepentingan dan tingkat pelaksanaan (kinerja) Tas Tajur Bogor.

Hipotesis yang digunakan pada atribut ini adalah :

H0 : Tidak ada hubungan antara tingkat kepentingan dan

tingkat pelaksanaan (kinerja) memiliki jahitan yang kuat dan rapi.

H1 : Terdapat hubungan antara tingkat kepentingan dan

tingkat pelaksanaan (kinerja) memiliki jahitan yang kuat dan rapi.

Berdasarkan analisis terhadap atribut di atas, tingkat kepentingan memiliki jahitan yang kuat dan rapi memiliki hubungan dengan tingkat pelaksanaan (kinerja) memiliki jahitan yang kuat dan rapi (Lampiran 9). Hal ini terlihat dari nilai Khi kuadrat hitung (43,577) lebih besar dari nilai Khi kuadrat tabel (12,592), maka terima H1, artinya terdapat hubungan antara tingkat kepentingan dan tingkat pelaksanaan (kinerja) memiliki jahitan yang kuat dan rapi sebesar 30,985 (43,566-12,592).

e. Analisis atribut memiliki pegangan yang kuat berdasarkan tingkat kepentingan dan tingkat pelaksanaan (kinerja) Tas Tajur Bogor.

Hipotesis yang digunakan pada atribut ini adalah :

Ho : Tidak ada hubungan antara tingkat kepentingan dan tingkat pelaksanaan (kinerja) memiliki pegangan yang kuat.

H1 : Terdapat hubungan antara tingkat kepentingan dan

tingkat pelaksanaan (kinerja) memiliki pegangan yang kuat.

Berdasarkan analisis terhadap atribut di atas, tingkat kepentingan memiliki pegangan yang kuat memiliki hubungan dengan tingkat pelaksanaan (kinerja) memiliki pegangan yang kuat (Lampiran 9). Hal ini terlihat dengan nilai Khi kuadrat hitung (24,668) lebih besar dari nilai Khi kuadrat tabel (12,5920, maka terima H1, artinya terdapat hubungan antara tingkat kepentingan dan tingkat pelaksanaan (kinerja) memiliki pegangan yang kuat sebesar 12,076 (24,668-12,592).

Hasil analisis terhadap kelima atribut yang terdapat di kuadran B terlihat bahwa atribut model/bentuk tas memiliki

hubungan terkecil (2,885), artinya atribut tersebut merupakan atribut yang harus tetap dipertahankan, meskipun berada pada urutan kepentingan dan pelaksanaan (kinerja) sangat penting pada kuadran B. Sedangkan atribut memiliki jahitan yang kuat dan rapi memiliki hubungan terbesar (30,985), artinya atribut tersebut merupakan salah satu atribut yang sangat penting dan harus lebih dipertahankan prestasinya, sehingga Tas Tajur Bogor memiliki kemampuan untuk bersaing dengan outlet atau

KESIMPULAN DAN SARAN

1. Kesimpulan

Karakteristik responden Tas Tajur Bogor adalah perempuan (77%) dengan rentang usia terbanyak 16-25 tahun (45%), dengan pendidikan terakhir responden adalah SMU dan sederajat (55%), pekerjaan (30%) mahasiswa/pelajar dengan pendapatan responden < Rp. 1.000.000/bulan. Dimana tingkat keseringan datang ke Tas Tajur Bogor (80%) 1-5 kali dengan nilai belanja rataan seorang konsumen Rp.100.000-Rp.250.000 untuk setiap pembelian produk Tas Tajur.

Faktor-faktor yang mempengaruhi pembelian produk Tas Tajur Bogor adalah 52%, karena sesuai dengan kebutuhan, dimana konsumen mendapatkan informasi dari teman (60%) dan digunakan untuk pribadi (61%) dengan fokus perhatian kualitas (76%).

Proses pengambilan keputusan yang terdiri dari lima tahap yaitu : pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternatif, pembelian dan hasil. Dimana sebagian besar responden memutuskan pembelian tergantung situasi (72%), 75% responden dipengaruhi oleh teman dalam memutuskan pembelian Tas Tajur dengan tetap memilih daya tahan produk (23%) dan (61%) akan memilih alternatif produk tas lain jika produk tas yang diinginkan tidak terdapat dalam Tas Tajur.

Hasil IPA menunjukkan bahwa terdapat dua atribut yang berada pada kuadran A, yaitu kenyamanan dipakai dan ritsleting dan kancing tas. Atribut- atribut tersebut merupakan prioritas utama yang harus diperbaiki dan ditingkatkan, karena belum memenuhi harapan konsumen secara menyeluruh. Sedangkan atribut pada Kuadran B meliputi, model/bentuk tas, harga tas, daya tahan tas, memiliki jahitan yang kuat dan rapi dan memiliki pegangan yang kuat.

Kuadran C menunjukkan atribut-atribut produk tas yang dianggap kurang begitu penting bagi konsumen dan tingkat pelaksanaan (kinerja) yang telah dilaksanakannya juga rendah. Atribut yang termasuk pada kuadran ini

adalah sabuk tas dapat menjaga aman barang-barang yang dibawa. Namun berbeda dengan atribut yang berada pada kuadran D yang menunjukkan tingkat pelaksanaan (kinerja) yang terlalu berlebihan. Atribut yang termasuk ke dalam kuadran ini adalah warna tas dan kemudahan memperoleh.

Analisis terhadap tingkat kesesuaian menunjukkan urutan prioritas peningkatan atribut produk tas berdasarkan tingkat kesesuaian yang paling rendah adalah ritsleting dan kancing tas (55,72%), sedangkan atribut warna tas (94,87%) adalah atribut dengan tingkat kesesuaian tertinggi.

Hasil analisis Khi kuadrat pada kuadran B menunjukkan bahwa atribut model/bentuk tas memiliki hubungan terkecil (288,5), artinya atribut tersebut merupakan atribut yang harus tetap dipertahankan, meskipun berada pada urutan kepentingan dan pelaksanaan (kinerja) sangat penting pada kuadran B. Sedangkan atribut memiliki jahitan yang kuat dan rapi memiliki hubungan terbesar (30,985), artinya atribut tersebut merupakan salah satu atribut yang sangat penting dan harus lebih dipertahankan prestasinya, sehingga Tas Tajur Bogor memiliki kemampuan untuk bersaing dengan outlet atau showroom tas lainnya

2. Saran

Atribut produk tas dari Tas Tajur Bogor yang perlu menjadi prioritas utama untuk ditingkatkan pelaksanaanya adalah kenyamanan dipakai dan resleting dan kancing tas yang bermutu lebih baik lagi, sehingga kepuasan konsumen dapat tercapai karena hal tersebut dapat diatasi.

Pihak Tas Tajur perlu melakukan promosi penjualan seperti memberikan potongan harga atau diskon terhadap produk tasnya, selain digunakan untuk tetap mempertahankan konsumen tetapi juga diharapkan untuk menarik pembeli Tas Tajur Bogor lebih banyak lagi.

Dalam penelitian ini tidak dibahas mengenai pesaing. Oleh karena itu, perlu ada penelitian lebih lanjut yang membahas mengenai masalah pesaing dengan alat analisis yang berbeda. Sehingga Tas Tajur mengetahui posisinya dalam persaingan tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

Agustina, E. 2004. Analisis Perilaku Konsumen terhadap Proses Pengambilan Keputusan Pembelian Teh dalam Botol (Kasus : Mahasiswa IPB) Skripsi pada Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manjemen, Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Alatas, H. 2005. Segmentasi Konsumen Tas Tajur Berdasarkan Konsep Gaya Keputusan Pembelian. Skripsi pada Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manjemen, Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Anaroga, P. 1997. Manajemen Bisnis (Terjemahan). PT Rineka Cipta, Jakarta. Engel, J F., R D, Blackwell dan P W. Miniard. 1995. Perilaku Konsumen.

(Terjemahan, Jilid I). Binarupa Aksara, Jakarta.

Kotler, P. !997. Manajemen Pemasaran (Terjemahan, Jilid 1). PT Prenhallindo, Jakarta.

.2002. Manajemen Pemasaran (Terjemahan, Jilid 1). PT Prenhallindo, Jakarta.

Oktawirawan. 2004. Analisis Sikap Konsumen Simcard Telepon Genggam di Kota Bogor. Skripsi pada Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manjemen, Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Rangkuti, F. 2003. Marketing Consumer Satisfaction. PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Simamora, B. 2002. Panduan Riset Perilaku Konsumen. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

. 2004. Panduan Riset Perilaku Konsumen. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Sudarmanto, R. G. 2005. Analisis Regresi Ganda Linear dengan SPSS. Graha Ilmu, Yogyakarta.

Suhadi. 2004. Identifikasi Perilaku Konsumen dalam Proses Keputusan Pembelian dan Evaluasi Kepuasan Pengguna Kereta Api Pakuan Ekspres Bogor. Skripsi pada Jurusan Ilmu-ilmu Sosial Ekonomi Pertanian. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor.

Sumarni, M dan J Soeprihanto. 1993. Pengantar Bisnis : Dasar-dasar Ekonomi Perusahaan. Liberti, Yogyakarta.

Supranto, J. 2001. Pengukuran Tingkat Kepuasan Pelanggan : Untuk Menaikan pangsa Pasar. Pt. Rineka Cipta. Jakarta.

Sumarwan, U. 2003. Perilaku Konsumen. PT Ghalia Indonesia Bekerjasama dengan MMA IPB, Jakarta.

Umar, H. 2003. Riset Pemasaran dan Perilaku Konsumen. PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Lampiran 1. Kuesioner penelitian

KUESIONER PENELITIAN

ANALISIS RESPON KONSUMEN TERHADAP PRODUK TAS DARI TAS TAJUR BOGOR

Tgl :…... No Kuesioner *)

SELAMAT DATANG DI TAS TAJUR BOGOR

Saya Andina Fitriani, mahasiswi tingkat akhir pada Departemen Manajemen, IPB yang sedang melakukan riset konsumen untuk pengumpulan data yang akan digunakan pada pembuatan skripsi

Partisipasi Anda sangat diharapkan dalam mengisi kuesioner ini. Masukkan dari informasi yang anda berikan akan sangat bermanfaat bagi peningkatkan mutu tas dari Tas Tajur Bogor. Kami harap informasi yang anda berikan adalah sesuai dengan keyakinan anda. Bila terdapat kesulitan menjawab, anda dapat bertanya kaepada interviewer.

Dokumen terkait