• Tidak ada hasil yang ditemukan

Memiliki website pribadi 4 4,0 5 5,0 9 9,0 2 Tidak memiliki website pribadi 64 64,0 27 27,0 9 9,

HASIL DAN PEMBAHASAN

1 Memiliki website pribadi 4 4,0 5 5,0 9 9,0 2 Tidak memiliki website pribadi 64 64,0 27 27,0 9 9,

Kepemilikan E-mail

Pada penelitian ini contoh hanya dilihat jumlah alamat e-mail. Sedangkan nama domain alamat e-mail contoh tidak ditanyakan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa seluruh contoh memiliki alamat e-mail dan 46,0 persen di antaranya memiliki dua alamat e-mail. Hanya enam persen contoh perempuan dan delapan persen contoh laki-laki yang memiliki tiga alamat e-mail. Jumlah alamat e-mail yang dimiliki contoh dapat dilihat pada Tabel 13 berikut. Domain alamat e-mail yang paling banyak digunakan di seluruh dunia pada tahun 2006 antara lain “yahoo.com” dan “gmail.com” (Kulzer 2007).

Tabel 13Sebaran contoh berdasarkan jumlah alamat e-mail

No Keterangan

Jenis kelamin

Perempuan Laki-laki Total

n % n % n %

1 Satu alamat e-mail 24 24,0 16 16,0 40 40,0

2 Dua alamat e-mail 38 38,0 8 8,0 46 46,0

3 Tiga alamat e-mail 6 6,0 8 8,0 14 14,0

Total 68 68,0 32 32,0 100 100,0

E-mail (electronic mail) atau surat elektronik pertama kali digunakan pada tahun 1960-an. Lalu pada tahun 1980-an e-mail berkembang sehingga sebuah pesan dapat dikirim ke komputer lain. Pada saat itu pula e-mail diperkenalkan pada khalayak umum (www.id.wikipedia.org). Pengguna e-mail pada 2008 berjumlah 1,3 miliyar di seluruh dunia (www.royal.pingdom.com).

Kepemilikan Account Situs Jejaring Sosial

Menurut Boyd & Ellison (2007) “Sixdegree.com” merupakan situs sosial pertama pada tahun 1997. Lalu berkembang situs jejaring sosial lainnya, antara lain Friendster, Facebook dan Twitter. Berdasarkan data situs statistik tentang Facebook Allfacebook.com pengguna Facebook di Indonesia tercatat sebanyak 1.048.334 orang hingga 2 Februari 2009. Lebih dari dua pertiga contoh (68,0%) perempuan dan hampir sepertiga contoh (31,0%) laki-laki memiliki account di situs jejaring sosial. Penelitian ini membuktikan bahwa situs jejaring sosial sangat diminati oleh contoh. Sebaran contoh mengenai kepemilikan account situs jejaring sosial berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada Tabel 14 berikut.

Tabel 14 Sebaran contoh berdasarkan kepemilikan account situs jejaring sosial

No Keterangan

Jenis kelamin

Perempuan Laki-laki Total

n % n % n %

1 Memiliki account situs jejaring sosial

68 68,0 31 31,0 99 99,0

2 Tidak memiliki account situs jejaring sosial

0 0,0 1 1,0 1 1,0

Total 68 68,0 32 32,0 100 100,0

Hampir separuh contoh (43,0%) berjenis kelamin perempuan memiliki satu sampai dua account situs jejaring sosial. Hanya sembilan persen contoh berjenis kelamin laki-laki yang memiliki tiga sampai empat account. Jumlah account yang dimiliki contoh dapat dilihat pada Tabel 15. Situs jejaring sosial merupakan situs dimana pengguna dapat menambah atau menerima orang lain sebagai teman di situs tersebut. Pengguna pun dapat mengubah-ubah foto profil, tampilan halaman profil dan lain sebagainya tergantung aplikasi yang disediakan domain situs tersebut.

Tabel 15 Sebaran contoh berdasarkan jumlah situs jejaring sosial yang diikuti

No Jumlah Situs

Jenis kelamin

Perempuan Laki-laki Total

n % n % n % 1 1 – 2 situs 43 43,0 22 22,0 65 65,0 2 3 – 4 situs 23 23,0 9 9,0 32 32,0 3 ≥ 5 situs 2 2,0 0 0,0 2 2,0 Total 68 68,0 32 32,0 99 100,0 Berlangganan Internet

Menurut APJII (Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia) jumlah pengguna internet lebih besar daripada jumlah pelanggan internet. Berdasarkan data APJII jumlah pengguna internet di tahun 2007 sebesar 25 juta pengguna, sedangkan jumlah pelanggan internet hanya dua juta pelanggan (www.apjii.or.id). Berdasarkan penelitian ini, hanya sembilan persen contoh berjenis kelamin laki-laki yang berlangganan internet setiap bulan. Sedangkan hampir separuh contoh (42,0%) berjenis kelamin perempuan tidak berlangganan internet setiap bulannya. Sebaran contoh mengenai perilaku berlangganan internet setiap bulan berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada Tabel 16 berikut.

Tabel 16 Sebaran contoh berdasarkan perilaku berlangganan internet setiap bulan

No Keterangan

Jenis kelamin

Perempuan Laki-laki Total

n % n % n %

1 Berlangganan internet 26 26,0 9 9,0 35 35,0 2 Tidak berlangganan internet 42 42,0 23 23,0 65 65,0

Total 68 68,0 32 32,0 100 100,0

Layanan yang digunakan contoh untuk berlangganan internet dapat dilihat pada Tabel 17 di bawah ini. Para pengguna internet dapat berlangganan menggunakan beragam layanan penyedia internet. Penyedia jasa internet lebih dikenal dengan sebutan ISP (Internet Service Provider). PT. Telekomunikasi Indonesia dan PT. First Media merupakan perusahaan ISP langganan contoh dalam mengakses internet. Speedy dan TelkomNet merupakan produk layanan internet dari PT. Telekomunikasi Indonesia. Sedangkan produk layanan internet dari PT. First Media adalah FastNet. Beberapa perusahaan provider kartu telepon selular juga mengeluarkan produk layanan internet. Modem wireless dari perusahaan kartu telepon selular yang digunakan contoh pada penelitian ini adalah IVIO, IM2, Smart dan Flash. Sedangkan XL adalah jenis kartu telepon selular yang memiliki layanan khusus untuk berlangganan internet. Dengan adanya layanan tersebut pengguna dapat memilih jenis pulsa khusus untuk mengakses internet.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Speedy merupakan layanan yang digunakan hampir separuh contoh (42,9%) untuk berlangganan internet. Dimana seluruh pengguna Speedy berjenis kelamin perempuan. Selain itu pengguna hotspot di kampus IPB Dramaga juga tidak ada yang berjenis kelamin laki-laki. Sebaran contoh mengenai produk layanan berlangganan internet berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada Tabel 17 di bawah ini.

Tabel 17 Sebaran contoh berdasarkan produk berlangganan internet

No Produk

Jenis kelamin

Perempuan Laki-laki Total

n % n % n % 1 FastNet 1 2,9 1 2,9 2 5,7 2 Speedy 13 37,1 0 0,0 15 42,9 3 TelkomNet 0 0,0 1 2,9 1 2,9 4 Wi-fiIPB 1 2,9 0 0,0 1 2,9 5 Hotspot (kost) 2 5,7 2 5,7 4 11,3

6 IVIO, IM2, Smart, Flash, XL 9 25,7 5 14,3 12 34,3

Biaya yang dikeluarkan setiap bulan dalam berlangganan internet pada masing-masing contoh tidak selalu sama. Biaya berlangganan internet setiap bulannya dibagi menjadi tiga macam kategori. Ketiga kategori ini diperoleh dari perhitungan kelas interval dimana biaya berlangganan terbesar dikurangi biaya berlangganan terkecil kemudian dibagi banyak kelas. Pada Tabel 18 dapat dilihat bahwa dari keseluruhan contoh yang berlangganan internet hampir dua pertiganya (65,7%) yang berjenis kelamin perempuan mengeluarkan biaya sekitar Rp 8.400,00 hingga Rp 172.267,00 per bulan. Contoh yang berlangganan internet menggunakan layanan hotspot di kampus IPB Dramaga mengeluarkan biaya Rp 50.000,00 per semester. Biaya tersebut jika dikalkulasikan maka contoh mengeluarkan biaya sekitar Rp 8.400,00 per bulannya.

Tabel 18 Sebaran contoh berdasarkan biaya berlangganan internet

No Range biaya

Jenis kelamin

Perempuan Laki-laki Total

n % n % n %

1 Rp 8.400,00 - Rp 172.267,00 23 65,7 7 20,0 30 85,7

2 Rp 172.268,00 - Rp 336.134,00 3 8,6 1 2,9 4 11,4 3 Rp 336.135,00 - Rp 500.002,00 0 0,0 1 2,9 1 2,9

Total 26 74,3 9 25,7 35 100,0

PT. First Media juga merupakan salah satu penyedia jasa layanan internet di Indonesia. PT. FirstMedia didirikan pada tahun 1994 dengan nama PT. Broadband Multimedia Tbk. Baru pada bulan Juni 2007, perusahaan ini mengganti namanya menjadi PT. First Media. Salah satu produk PT. First Media adalah jasa akses internet yang lebih dikenal dengan FastNet (www.id.wikipedia.org).

Biaya berlangganan FastNet setiap bulannya juga dibagi menjadi tiga macam kategori. Ketiga kategori ini diperoleh dari perhitungan kelas interval dimana biaya berlangganan terbesar dikurangi biaya berlangganan terkecil kemudian dibagi banyak kelas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa seluruh contoh yang berlangganan FastNet mengeluarkan Rp 150.000,00 sampai Rp 200.000,00 per bulannya. Dimana separuh contoh yang berlangganan FastNet berjenis kelamin perempuan dan separuhnya lagi berjenis kelamin laki-laki. Biaya berlangganan internet setiap bulan menggunakan produk FastNet dapat dilihat pada Tabel 19 berikut.

Tabel 19 Sebaran contoh berdasarkan biaya berlangganan Fastnet

No Range biaya

Jenis kelamin

Perempuan Laki-laki Total

n % n % n %

1 Rp 150.000,00 - Rp 166.667,00 1 50,0 0 0,0 1 50,0

2 Rp 166.668,00 - Rp 183.334,00 0 0,0 0 0,0 0 0,0 3 Rp 183.335,00 - Rp 200.002,00 0 0,0 1 50,0 1 50,0

Total 1 50,0 1 50,0 2 100,0

Speedy dan TelkomNet merupakan produk layanan internet yang dikeluarkan oleh PT. Telekomunikasi Indonesia. Biaya yang dikeluarkan contoh dalam berlangganan TelkomNet adalah Rp 500.000,00 per bulan. Sedangkan untuk produk Speedy, biaya berlangganan yang dikeluarkan contoh tiap bulannya dapat dilihat pada Tabel 20. Biaya berlangganan Speedy setiap bulannya juga dibagi menjadi tiga macam kategori. Ketiga kategori ini diperoleh dari perhitungan kelas interval dimana biaya berlangganan terbesar dikurangi biaya berlangganan terkecil kemudian dibagi banyak kelas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak dua per tiga contoh pelanggan Speedy (66,7%) mengeluarkan biaya Rp 92.668,00 hingga Rp 171.334,00 tiap bulan. Tidak ada pengguna Speedy berjenis kelamin laki-laki yang mengeluarkan biaya per bulan sekitar Rp 171.335,00 sampai dengan Rp 200.002,00.

Tabel 20 sebaran contoh berdasarkan biaya berlangganan Telkom Speedy

No Range biaya

Jenis kelamin

Perempuan Laki-laki Total

n % n % n %

1 Rp 14.000,00 - Rp 92.667,00 2 13,3 1 6,7 3 20,0 2 Rp 92.668,00 - Rp 171.334,00 9 60,0 1 6,7 10 66,7

3 Rp 171.335,00 - Rp 200.002,00 2 13,3 0 0,0 2 13,3

Total 13 86,7 2 13,3 15 100,0

Tidak berbeda dengan biaya berlangganan FastNet dan Speedy, biaya berlangganan hotspot di kost setiap bulannya juga dibagi menjadi tiga macam kategori. Ketiga kategori ini diperoleh dari perhitungan kelas interval dimana biaya berlangganan terbesar dikurangi biaya berlangganan terkecil kemudian dibagi banyak kelas. Dalam menggunakan layanan hotspot di kost, separuh contoh (50,0%) mengeluarkan Rp 70.002,00 hingga Rp 90.002,00 per bulan. Hanya seperempat contoh (25,0%) yang mengeluarkan Rp 30.000,00 sampai dengan Rp 50.000,00 tiap bulannya dimana tidak ada contoh yang berjenis kelamin perempuan. Biaya per bulan dari penggunaan hotspot ini dapat dilihat pada Tabel 21.

Tabel 21 Sebaran contoh berdasarkan biaya berlangganan hotspot di kost

No Range biaya

Jenis kelamin

Perempuan Laki-laki Total

n % n % n %

1 Rp 30.000,00 - Rp 50.000,00 0 0,0 1 25,0 1 25,0 2 Rp 50.001,00 - Rp 70.001,00 1 25,0 0 0,0 1 25,0 3 Rp 70.002,00 - Rp 90.002,00 1 25,0 1 25,0 2 50,0

Total 2 50,0 2 50,0 4 100,0

Adapun untuk produk lainnya berupa modem wireless dan kartu telepon selular, separuh contoh (50,0%) mengeluarkan Rp 20.000,00 hingga Rp 80.000,00. Biaya berlangganan sekitar Rp 140.002,00 hingga Rp 200.002,00 per bulannya dikeluarkan oleh 16,7 persen contoh dimana semuanya berjenis kelamin perempuan. Besarnya harga bulanan dari modem ini pun bervariasi sesuai dengan biaya dari operator telepon selular yang digunakan. Biaya ini juga dibagi menjadi tiga macam kategori. Ketiga kategori ini diperoleh dari perhitungan kelas interval dimana biaya berlangganan terbesar dikurangi biaya berlangganan terkecil kemudian dibagi banyak kelas. Rp 20.000 merupakan biaya yang dikeluarkan pengguna kartu telepon selular XL untuk mengakses internet selama satu bulan. Biaya yang dikeluarkan contoh dalam penggunaan modem wireless dan kartu telepon selular dapat dilihat pada Tabel 22 berikut.

Tabel 22 Sebaran contoh berdasarkan biaya berlangganan Flexi, IM2, Smart, Flash, XL

No Range biaya

Jenis kelamin

Perempuan Laki-laki Total

n % n % n %

1 Rp 20.000,00 - Rp 80.000,00 3 25,0 3 2,5 6 50,0

2 Rp 80.001,00 - Rp 140.001,00 4 13,3 0 0,0 4 33,3 3 Rp 140.002,00 - Rp 200.002,00 2 16,7 0 0,0 2 16,7

Total 9 75,0 3 25,0 12 100,0

Tidak seluruh contoh berlangganan internet tiap bulannya. Biaya paling mahal yang dikeluarkan adalah Rp 9.000,00 untuk satu kali akses internet. Contoh yang tidak mengeluarkan biaya akses merupakan pengguna fasilitas hotspot di dalam lingkungan kampus IPB Dramaga yang menggunakan ID dan password pengguna hotspot lainnya. Lebih dari sepertiga contoh (36,9%) yang tidak berlangganan internet mengeluarkan biaya sekitar Rp 3.602,00 hingga Rp 5.402,00 untuk satu kali akses. Tidak ada contoh berjenis kelamin perempuan yang mengeluarkan biaya sekitar Rp 7.204,00 sampai dengan Rp 9.004,00 setiap akses internet. Hasil penelitian mengenai biaya yang dikeluarkan dalam satu akses dapat dilihat pada Tabel 23 berikut ini.

Tabel 23 Sebaran contoh berdasarkan biaya per akses (tidak berlangganan)

No Range biaya

Jenis kelamin

Perempuan Laki-laki Total

n % n % n % 1 Rp 0,00 - Rp 1.800,00 9 13,9 6 9,2 15 23,1 2 Rp 1.801,00 - Rp 3.601,00 14 21,5 4 6,1 18 27,8 3 Rp 3.602,00 - Rp 5.402,00 15 23,1 9 13,9 24 36,9 4 Rp 5.403,00 - Rp 7.203,00 4 6,1 3 4,6 7 10,7 5 Rp 7.204,00 - Rp 9.004,00 0 0,0 1 1,5 1 1,5 Total 42 64,6 23 35,4 65 100,0

Faktor Eksternal Contoh Jaringan Telepon

Hasil penelitian menunjukkan bahwa seluruh contoh mengaku terdapat jaringan telepon di sekitar tempat tinggal. Bukti adanya jaringan telepon adalah terdapat telepon di rumah/kost dan wartel (warung telepon) di dekat tempat tinggal contoh. Jaringan telepon pada dasarnya terbagi menjadi dua macam yaitu jaringan tetap dan jaringan bergerak. Jaringan tetap menggunakan kabel telepon yang umum digunakan di rumah/kost, kantor dan tempat lain. Sedangkan jaringan bergerak tidak menggunakan kabel, contohnya telepon selular. Jaringan telepon yang dimaksud pada faktor eksternal ini adalah jaringan telepon tetap.

Jaringan Internet

Internet terdiri dari sekumpulan host (identitas komputer dalam satu jaringan) yang terhubung antara jaringan link dan routers (Gao 2001). Link merupakan acuan dalam dokumen ke dokumen lain pada halaman web yang dibantu oleh adanya jaringan data serta sesuai dengan protokol akses internet (www.id.wikipedia.org). Sedangkan routers merupakan alat pengirim paket data melalui sebuah jaringan atau internet ke tujuan tertentu (www.id.wikipedia.org). Penjelasan mengenai indikator internet sangat luas dan tidak sekedar adanya infrastruktur yang menyokong jaringan internet (Paltridge 1998). Menurut Paltridge (1998), indikator dari infrastruktur internet antara lain internet host, server, alamat IP (Internet Protocol) dan kemampuan jaringan. Berdasarkan hasil penelitian, hampir seluruh contoh (98,0%) mengaku bahwa terdapat jaringan internet di sekitar tempat tinggalnya. Kesulitan untuk menemukan fasilitas akses internet sebagai indikator ketersediaan jaringan internet dikemukakan oleh dua persen contoh dimana separuhnya berjenis kelamin perempuan. Sebaran contoh mengenai ketersediaan jaringan internet di sekitar tempat tinggal dapat dilihat pada Tabel 24 berikut.

Tabel 24 Sebaran contoh berdasarkan jaringan internet di sekitar tempat tinggal

No Keterangan

Jenis kelamin

Perempuan Laki-laki Total

n % n % n %

1 Tersedia 67 67,0 31 31,0 98 98,0

2 Tidak tersedia 1 1,0 1 1,0 1 2,0

Total 68 68,0 32 32,0 100 100,0

Indikasi tersedianya internet pada penelitian ini antara lain tersedianya warnet (warung internet), hotspot atau Wi-Fi atau pun provider jasa penyedia internet di sekitar tempat tinggal contoh. FastNet merupakan produk dari PT. First Media. Sedangkan Speedy dan Telkomnet merupakan produk dari perusahaan penyedia internet PT Telekomunikasi Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan lebih dari dua pertiga contoh (67,0%) berjenis kelamin perempuan dan hampir sepertiga contoh (30,0%) laki-laki mengaku terdapat fasilitas internet berupa warnet di sekitar tempat tinggalnya.

Tabel25 Sebaran contoh berdasarkan fasilitas internet di sekitar tempat tinggalnya

No Sarana

Jenis kelamin

Perempuan Laki-laki Total

n % n % n % 1 Warnet 67 67,0 30 30,0 97 97,0 2 Hotspot 16 16,0 31 31,0 31 31,0 3 FirstMedia 1 1,0 0 0,0 1 1,0 4 Speedy 31 31,0 42 42,0 42 42,0 5 Telkomnet 2 2,0 4 4,0 4 4,0

Permintaan Pihak Lain untuk Menggunakan Internet

Dorongan untuk mengakses internet tidak hanya dari diri sendiri, tetapi dari pihak lain. Sarita (2008) membagi dorongan menggunakan internet menjadi tiga, yaitu dorongan teman, kerabat, dan sendiri. Dosen atau asisten dosen juga menjadi pihak yang mendorong seseorang dalam menggunakan internet. Berdasarkan penelitian ini bentuk permintaan pihak lain untuk menggunakan internet yang dikemukakan oleh hampir seluruh contoh (92,0%) adalah kepentingan tugas kuliah. Namun, ada satu orang contoh laki-laki yang mengaku tidak pernah mengakses internet karena adanya permintaan pihak lain. Tidak ada contoh berjenis kelamin perempuan yang mengakses internet karena ada permintaan pihak lain berupa pencarian informasi beasiswa dan pencarian tugas dari perlombaan yang tengah diikuti. Permintaan pihak lain yang dikemukakan oleh contoh dapat dilihat pada Tabel 26.

Tabel 26 Sebaran contoh berdasarkan permintaan pihak lain untuk menggunakan internet

No Alasan

Jenis kelamin

Perempuan Laki-laki Total

n % n % n %

1 Kepentingan tugas kuliah 65 65,0 27 27,0 92 92,0

2 Kepentingan penelitian 4 4,0 1 1,0 5 5,0 3 Mendapatkan bahan kuliah 11 11,0 6 6,0 16 16,0 4 Cari informasi beasiswa 0 0,0 1 1,0 1 1,0 5 Cari tugas lomba 0 0,0 1 1,0 1 1,0 6 Cari lowongan kerja 3 3,0 0 0,0 3 3,0 7 Lihat pengumuman PKM 1 1,0 0 0,0 1 1,0 8 Tugas organisasi 3 3,0 3 3,0 6 6,0 9 Tidak ada 0 0,0 1 1,0 1 1,0

Perilaku Contoh dalam Penggunaan Internet Intensitas Mengakses Internet dalam Satu Minggu

Intensitas penggunaan lebih umum dikenal dengan frekuensi penggunaan. Frekuensi mengacu pada pengertian seberapa sering atau berapa kali seseorang menggunakan internet (Andina 2006). Sedangkan menurut Sarita (2008), frekuensi penggunaan internet adalah periode mengakses internet yang dihitung berdasarkan jumlah mengakses internet per minggu. Intensitas ini dihitung hanya berdasarkan jumlah akses internet per minggu, tidak termasuk situs yang dikunjungi oleh contoh. Intensitas dibagi menjadi empat kategori waktu, yaitu saat minggu perkuliahan sampai dengan minggu tenang, saat Ujian Tengah Semester, saat Ujian Akhir Semester, dan saat liburan.

Pada Tabel 27 juga diketahui bahwa intensitas pada saat minggu perkuliahan hingga minggu tenang dan saat liburan lebih tinggi daripada intensitas pada saat ujian semester berlangsung. Pada saat minggu perkuliahan hingga minggu tenang tidak ada contoh perempuan dan hanya satu persen contoh laki-laki yang tidak mengakses internet selama satu minggu. Saat liburan separuh contoh (50,0%) perempuan dan hampir seperempat contoh (20,0%) laki- laki mengakses internet lebih dari empat kali selama satu minggu.

Saat Ujian Tengah Semester berlangsung lebih dari sepertiga contoh (41,0%) mengakses internet sebanyak satu hingga dua kali dalam satu minggu. Saat Ujian Akhir Semester hanya sembilan persen contoh laki-laki dan lebih dari seperempat contoh perempuan mengakses internet sebanyak satu sampai dua kali dalam satu minggu. Sebaran intensitas contoh dalam mengakses internet dapat dilihat pada Tabel 27 berikut ini.

Tabel 27 Sebaran contoh berdasarkan intensitas mengakses internet dalam satu minggu Keterangan Saat minggu perkuliahan sampai dengan minggu tenang Saat UTS berlangsung Saat UAS berlangsung Saat liburan Tidak mengakses Perempuan 0,0 10,0 13,0 4,0 Laki-laki 1,0 10,0 14,0 1,0 Total 1,0 20,0 24,0 5,0 1 – 2 kali Perempuan 10,0 32,0 29,0 7,0 Laki-laki 8,0 9,0 9,0 6,0 Total 18,0 41,0 38,0 13,0 3 – 4 kali Perempuan 18,0 5,0 6,0 7,0 Laki-laki 6,0 7,0 3,0 5,0 Total 24,0 7,0 9,0 12,0 >4 kali Perempuan 40,0 21,0 20,0 50,0 Laki-laki 17,0 11,0 9,0 20,0 Total 57,0 32,0 29,0 70,0 Total 100,0 100,0 100,0 100,0

Intensitas Mengakses Internet

Intensitas ini mengacu pada seberapa sering kegiatan mengakses beberapa situs internet yang dilakukan oleh contoh, seberapa sering mengakses internet untuk mendapat bahan kuliah, serta seberapa sering mengakses karena adanya permintaan pihak lain. Pada Tabel 28 dapat dilihat bahwa website pribadi tidak pernah diakses oleh hampir seluruh contoh (91,0%). Hanya satu persen contoh laki-laki yang sering mengakses website pribadinya. Internet banking tidak pernah diakses oleh lebih dari tiga per empat contoh (87,0%). Hanya dua persen contoh perempuan dan satu contoh laki-laki yang sering mengaksesnya. Website umum sering diakses oleh lebih dari separuh contoh (57,0%). Dimana tidak ada contoh perempuan maupun laki-laki yang tidak pernah mengaksesnya. Dari seluruh contoh diketahui bahwa hanya tiga persen yang selalu mengaksesnya dan tiga persen contoh tersebut berjenis kelamin laki-laki. Situs pemerintah tidak pernah diakses oleh hampir separuh contoh (24,0%) perempuan dan hanya sepuluh persen laki-laki. Situs perusahaan pernah diakses oleh hampir dua pertiga contoh (61,0%). Hanya tiga persen contoh perempuan dan tiga persen contoh laki-laki yang sering mengaksesnya. Situs yang berkaitan dengan makanan tidak pernah diakses oleh hampir separuh contoh (46,0%). Situs yang berkaitan dengan hobi sering diakses oleh lebih dari sepertiga contoh (37,0%). Hampir separuh contoh mendapatkan bahan kuliah melalui internet (48,0%) dan mengakses internet karena permintaan pihak lain (47,0%). Sebaran contoh berdasarkan intensitas mengakses internet ini dapat dilihat pada Tabel 28.

Tabel 28 Sebaran contoh berdasarkan intensitas mengakses internet No Keterangan Jumlah contoh (%) Tidak pernah Jarang Kadang-

kadang Sering Selalu Total

1 Website umum Perempuan 0,0 7,0 17,0 38,0 6,0 68,0 Laki-laki 0,0 2,0 6,0 19,0 5,0 32,0 Total 0,0 9,0 23,0 57,0 11,0 100,0 2 E-mail Perempuan 2,0 15,0 16,0 29,0 6,0 68,0 Laki-laki 0,0 6,0 8,0 15,0 3,0 32,0 Total 2,0 21,0 24,0 44,0 9,0 100,0 3 Website pribadi Perempuan 64,0 1,0 3,0 0,0 0,0 68,0 Laki-laki 27,0 2,0 2,0 1,0 0,0 32,0 Total 91,0 3,0 5,0 0,0 0,0 100,0 4 Mendapatkan bahan kuliah

Perempuan 2,0 8,0 18,0 35,0 5,0 68,0 Laki-laki 0,0 0,0 11,0 13,0 8,0 32,0 Total 2,0 8,0 29,0 48,0 13,0 100,0 5 Situs yang berkaitan dengan

pertanian Perempuan 15,0 19,0 19,0 15,0 0,0 68,0 Laki-laki 9,0 6,0 10,0 7,0 0,0 32,0 Total 24,0 25,0 29,0 22,0 0,0 100,0 6 Situs pemerintah Perempuan 24,0 26,0 14,0 4,0 0,0 68,0 Laki-laki 10,0 7,0 12,0 3,0 0,0 32,0 Total 34,0 33,0 26,0 7,0 0,0 100,0 7 Situs perusahaan Perempuan 27,0 18,0 20,0 3,0 0,0 68,0 Laki-laki 12,0 7,0 10,0 3,0 0,0 32,0 Total 39,0 25,0 30,0 6,0 0,0 100,0 8 Situs yang berkaitan dengan

makanan

Perempuan 27,0 21,0 16,0 4,0 0,0 68,0 Laki-laki 19,0 3,0 9,0 1,0 0,0 32,0 Total 46,0 24,0 25,0 5,0 0,0 100,0 9 Situs yang berkaitan dengan

hobi Perempuan 16,0 12,0 17,0 22,0 1,0 68,0 Laki-laki 5,0 1,0 9,0 15,0 2,0 32,0 Total 21,0 13,0 26,0 37,0 3,0 100,0 10 Internet banking Perempuan 62,0 2,0 2,0 2,0 0,0 68,0 Laki-laki 25,0 5,0 1,0 1,0 0,0 32,0 Total 87,0 7,0 3,0 3,0 0,0 100,0 11 Mengakses karena

permintaan pihak lain

Perempuan 0,0 5,0 23,0 33,0 7,0 68,0 Laki-laki 1,0 3,0 10,0 14,0 4,0 32,0 Total 1,0 8,0 33,0 47,0 11,0 100,0

Perhitungan intensitas ini menggunakan skala Likert dimana “tidak pernah” adalah skor terendah (0) dan “selalu” adalah skor tertinggi (4). Jenis situs yang diakses adalah website umum, e-mail, website pribadi, situs yang berkaitan dengan pertanian atau produk pertanian, situs pemerintah, situs perusahaan, situs yang berkaitan dengan makanan, situs yang berkaitan dengan hobi dan situs bank (kegiatan internet banking). Selain itu pada penelitian ini juga dilihat intensitas mengakses internet karena permintaan pihak lain. Akan tetapi pada penelitian ini tidak dapat teridentifikasi alamat-alamat situs tersebut dikarenakan hampir seluruh contoh tidak mengingatnya. Contoh mendapatkan situs-situs tersebut dengan menggunakan search engine di internet.

Durasi Mengakses Internet

Durasi pemakaian internet mengacu pada lamanya waktu seseorang dalam mengakses internet (Andina 2006). Perhitungan durasi pada penelitian ini berdasarkan jumlah waktu yang digunakan setiap mengakses internet. Durasi internet dibagi menjadi tiga kategori waktu, yaitu kurang dari satu jam, satu hingga dua jam, dan lebih dari dua jam. Pada penelitian ini, contoh tidak diberi pertanyaan akan hal-hal yang dilakukan ataupun situs-situs yang diakses selama tiga kategori waktu tersebut. Contoh hanya memilih satu dari ketiga kategori durasi waktu tersebut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hampir dua per tiga contoh (60,0%) memakan waktu satu hingga dua jam dalam setiap akses internet. Tidak ada contoh laki-laki yang mengakses internet kurang dari satu jam. Durasi penggunaan internet oleh contoh dapat dilihat pada Tabel 29 berikut ini.

Tabel 29 Sebaran contoh berdasarkan durasi setiap mengakses internet

No Durasi

Jenis kelamin

Perempuan Laki-laki Total

n % n % n %

1 < 1 jam 5 5,0 0 0,0 5 5,0

2 1 – 2 jam 45 45,0 15 15,0 60 60,0

3 > 2 jam 18 18,0 17 17,0 35 35,0

Total 68 68,0 32,0 32,0 100 100,0

Tempat Mengakses Internet

Pada penelitian ini tempat akses internet yaitu warung internet, Cyber IPB Dramaga, rumah/kos dan area hotspot di kampus IPB Dramaga. Setiap contoh hanya memilih satu dari keempat tempat akses tersebut. Tempat akses yang

dipilih contoh bukan semua tempat yang pernah digunakan melainkan tempat yang umumnya digunakan contoh untuk mengakses internet.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa lebih dari sepertiga contoh (38,0%) biasa mengakses internet di warnet (warung internet). Hanya satu persen contoh perempuan yang umumnya mengakses di Cyber IPB. Lokasi yang biasa digunakan contoh dalam mengakses internet dapat dilihat pada Tabel 30 berikut.

Tabel 30 Sebaran contoh berdasarkan tempat mengakses internet

No Tempat

Jenis kelamin

Perempuan Laki-laki Total

n % n % n % 1 Warnet 24 24,0 14 14,0 38 38,0 2 CyberIPB 1 1,0 3 3,0 4 4,0 3 Rumah/kost 29 29,0 5 5,0 34 34,0 4 Hotspot di kampus 14 14,0 10 10,0 24 24,0 Total 68 68,0 32,0 32,0 100 100,0

Motif Penggunaan Internet

Motif mengacu pada tujuan mengakses internet (Andina 2006). Motif menggunakan internet adalah alasan yang berasal dari dalam diri responden untuk menggunakan internet (Sarita 2008). Pada penelitian ini motif penggunaan internet dibagi menjadi enam, yaitu hiburan, akademik, mengisi waktu, hobi, menambah wawasan dan sosial. Pembagian motif ini berdasarkan hasil yang didapat dari penyebaran kuisioner pada contoh. Menambah pengetahuan adalah motif yang paling banyak digunakan contoh dalam mengakses internet. Sosial merupakan motif penggunaan internet yang dikemukakan oleh lebih dari sepertiga contoh (37,0%) perempuan dan kurang dari seperempat (15,0%) contoh laki-laki. Motif yang termasuk ke dalam kategori sosial antara lain menjalin pertemanan, berkomunikasi dengan teman dan berorganisasi. Sebaran contoh berdasarkan motif penggunaan internet dapat dilihat pada Tabel 31.

Tabel 31 Sebaran contoh berdasarkan motif penggunaan internet

No Motif

Jenis kelamin

Perempuan Laki-laki Total

n % n % n % 1 Hiburan 34 34,0 14 14,0 48 48,0 2 Akademik 50 50,0 15 15,0 65 65,0 3 Mengisi waktu 7 7,0 5 5,0 12 12,0 4 Hobi 13 13,0 5 5,0 18 18,0 5 Menambah wawasan 41 41,0 25 25,0 66 66,0

Dokumen terkait