• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V ANALISIS ASET UNIT USAHA PESANTREN DARUSSALAM

B. Memimpikan masa depan (dream)

Tidak hanya pembangunan gedung belajar yang dapat diperoleh dari keuntungan unit usaha. Terpenuhinya kebutuhan rumah tangga merupakan salah satu kesuksesan yang dirasakan oleh keluarga pesantren. Pencapaian tersebut diungkapkan oleh Risma sebagai salah satu keluarga pondok yang sudah bermukim selama 10 tahun. Tahun 2008 adalah tahun terakhir keluarga pesantren mendapatkan bantuan kebutuhan rumah tangga rutin.

Mengungkap kesuksesan masa lalu dapat menstimulus peserta FGD untuk mampu menciptakan kesuksesan berkali-kali. Keadaan unit usaha sekarang masih sebagai jembatan memenuhi kebutuhan para santri dengan pengelolaan seadanya. Keuntungan dari unit usaha belum bisa menjadikan Pesantren Darussalam mandiri dalam bidang ekonomi. Menghadirkan kesuksesan masa lalu turut serta menciptakan harapan baru untuk kemajuan pesantren. Memajukan pesantren dengan mengembangkan unit usaha dan ekonomi keluarga pesantren.

B. Memimpikan masa depan (dream)

Setelah tergambar ulang kesuksesan di benak para pengurus dan keluarga pesantren, peneliti menggiring anggota FGD pada harapan dan mimpi kemajuan unit usaha Pesantren dan keadaan ekonomi yang mereka inginkan. Fasilitas dan modal sosial yang telah dimiliki oleh pengelola unit usaha merupakan aset dan potensi yang berharga. Fungsi manfaat akan semakin terpakai apabila dikelola dengan baik.

Ustadz Asep Deni Fitriansyah sebagai koordinator menjelaskan keadaaan unit usaha sekarang yang belum mapan. Mapan dalam arrti sumber

daya manusia, pengelolaan bisnis dan kelengkapan fasilitas ekonomi. Sumber daya manusia terhambat karena pengurus yang terus berganti satu tahun sekali. Hal tersebut mempengaruhi pengelolaan unit usaha yang terus menerus melakukan pengarahan setiap awal periode pengurusan. Fasilitas ekonomi berupa ruangan dan kelengkapan administrasi sedang dalam tahap penyempurnaan. Akan tetapi jika dibandingkan dengan perkembangan jumlah konsumen, penyempurnaan tersebut masih belum memadai. Penyelesaian beberapa permasalahan tersebut merupakan salah satu harapan dan mimpi tersendiri untuk perkembangan ekonomi pesantren. Hal tersebut tergambar dalam ungkapannya sebagai berikut:

“harapan besar unit ekonomi pesantren adalah kemandirian

lembaga Darussalam. Mulai dari kebutuhan sehari-hari sampai kebutuhan pendidikan dan pendukungnya bisa diproduksi sendiri dan dinikmati sendiri. Setelah kebutuhan di dalam terpenuhi baru mengembangkan unit usaha keluar pesantren, kalau perlu sampai sistem online gitu bu...”52

Ungkapan Ustadz H Asep Deni didukung oleh penjelasan dari koordinator pertama periode 2000-2014. Dalam hal ini Asep Sofiyan menjelaskan bahwa unit usaha pesantren merupakan sektor ekonomi yang terus berkembang dari tahun ke tahun. Perkembangan tersebut masih bersifat lamban jika melihat kondisi pesantrren saat ini yang masih bergantung besar pada donatur. Koordinator unit usaha pertama tersebut menambahkan ungkapan harapan sebagai berikut:

“...untuk berdikari dalam sektor ekonomi Darussalam belum

melakukan apa apa, beruntungya kita sekarang mendapatkan bantuan daru Kuwait, kesejahteraan keluarga juga yaa gitu,kalau tidak dibantu 52 Ungkapan Ustadz H Asep Deni Fitriansyah (koodinator unit usaha pesantren periode 2017-sekarang) saat wawancara tanggal 16 Maret 2019.

dengan bantuan rumah dari Kuwait mah da gak akan bisa menampung banyak guru di dalam atuh, harapan besar saya sekarang mah, kita harus perlahan-lahan melepaskan diri tidak bergantung pada bantuan,

yang sewaktu-wkatu bisa berhenti...”53

Harapan demi harapan diungkapan oleh para guru senior. Harapan tersebut tentang kemandirian dalam segala aspek yang ada di dalam ruang lingkup pesantren. Seperti yang tergambar dalam ungkapan koordintor unit usaha, Darussalam masih dalam proses perbaikan dan perbaikan. Ia mengharapkan unit usaha mampu melepaskan ketergantungan lembaga Darussalam dari bantuan. Kemandirian unit usaha akan menjadi upaya pencegahan jika suatu saat bantuan terhenti.

Harapan akan perkembangan unit usaha juga disampaikan oleh Pimpinan Pesantren Darussalam. KH Asep Sholahudin Mu’thie mengharakan unit usaha Pesantren Darussalam akan bisa bersanding sejajar dengan Pondok Pesantren modern yang memiliki sektor ekonomi yang maju.

Dalam upaya penguatan skill keluarga, koordinator unit usaha mengharapkan keilmuan dari setiap pengurus dan pengelola unit usaha memadai. Sampai saat ini kendala yang dihadapi unit usaha adalah minimnya pengetahuan tentang cara menjual dan memilih barang menarik. Hal tersebut diungkapkannya dalam wawancara sebagai berikut:

“mesina putra mah make nanaon ge bisa, teu ningali merek jeng

model barang, beda lamun putri mah, (menjual barang ke santri putra tidak banyak kendala yang dihadapi, karena mereka tidak memperhatikan

model dan merek, berbeda dengan santri putri...)...”54

53Hasil wawancara bersama H Asep Sofiyan, (Koordinator unit usaha pertama) pada tanggal 28 Januari 2019.

Proses memimpikan masa depan tidak hanya dilakukan melalui wawancara. Peneliti bersama pengurus unit usaha melakukan FGD untuk membahas harapan dan mimpi kemajuan unit usaha pesantren yang akan berdampak pada kemandirian ekonomi keluarga di dalamnya.

Gambar 5.02

Suasana Memimpikan Masa Depan Bersama Penguru Unit Usaha

Sumber; dokumentasi peneliti pada tanggal 21 Maret 2019

FGD membahas mimpi bersama pengurus unit usaha dilakukan atas kesepakatan bersama dan bertempat di koperasi Putri. Tepatnya setelah sholat isya berjamaah peneliti memulai pertemuan dengan pernyataan apresiatif bagi pengurus. Peneliti menyampaikan sebuah kebanggaan dapat mengelola aset pesantren yang berharga seperti unit usaha. FGD di Koperasi ini membahas tentang mimpi dan beberapa upaya kreatif untuk meraih harapan.

Banyak harapan yang diungkapkan oleh pengurus unit usaha. Mulai dari perluasan tempat usaha, sumber daya manusia sampai harapan perubahan sistem konvensional menuju online. Semua harapan tersebut disampaikan

berdasarkan fakta lapangan yang mereka temui setiap hari. Pertemuan tersebut juga menjadi wadah aspirasi menyampaikan kebutuhan konsumen.

Dari pertemuan bersama pengurus unit usaha. Peneliti memperoleh kesepakatan dari mereka tentang kebutuhan pengetahuan tentang membaca pasar dan skill lain yang berhubungan dengan entrepreneurship. Pengurus juga menyampaikan harapan unit usaha dapat membantu perekonomian keluarga pesantren.

Dokumen terkait