Apabila menggunakan bahan tekstil berserabut atau berbulu pendek, letakkan bahan secara merata di atas meja dan raba perlahan seluruh permukaannya dengan telapak tangan. Jika bahan tekstil terasa halus, serabutnya mengarah pada arah yang sama dengan arah telapak tangan. Apabila terasa kasar, berarti serabutnya menuju ke arah yang berlawanan dengan arah telapak tangan.
• Tentukan menuju ke arah mana serabut atau bulu pendek dari bahan tekstil, atau arah mana yang diinginkan untuk rancangan suatu busana. Pada bagian buruk dari bahan, beri tanda dengan kapur jahit bagian akhirnya yang akan menjadi bagian atas busana.
• Letakkan semua lembaran pola di atas bahan dengan bagian atas selalu mengarah ke arah yang sama. Gambar 2
Gambar 2
Menjahit bahan tekstil berserabut atau berbulu pendek
• Bahan tekstil berserabut atau berbulu pendek cenderung licin ketika dijahit. Karenanya, perlu menyematkan jarum pentul pada sudut yang benar sampai ujung lalu menjahitnya di atas jarum pentul.
• Lebih baik menggunakan jahitan yang lebih lebar dari rata-rata, dan akan membantu bila menurunkan tegangan pada sepatu penekan jika kain terus menerus melorot/slip.
Menggunakan bahan/kain berbulu atau berserabut – lanjutan Mengepres bahan tekstil berserabut atau berbulu pendek
• Pres pada sisi bagian buruk ke arah serabut, gunakan tekanan dan uap sesedikit mungkin. Ketika bahan tekstil masih panas, sikat sesuai arah serat.
• Pres bahan berbulu dengan cara yang serupa, kecuali pada sisi berbulu diletakkan berlawanan arah dengan papan jarum atau handuk tebal. Pres perlahan.
Jenis-jenis bahan yang ditenun Tenun lusi
Memotong bahan yang lemas, misalnya, beludru: tenunan utuh atau memutar, misalnya, bahan handuk, tali.
Beludru
Bahan tekstil berbulu lusinya dipotong adalah salah satu yang ujung benangnya menjadi permukaan. Pada mulanya tenunan terbuat dari sutra, namun sekarang juga digunakan serat-serat yang lain.
Ada berbagai variasi dari beludru polos. Yang paling utama adalah:
• Beludru brokat: Bulunya membentuk pola dengan latar belakang yang sangat stabil. Ada bidang diantara motif atau pola yang tidak ada bulu nya. Bulu yang tidak dikehendaki pada bidang ini dibuang setelah ditenun dengan mengecatnya menggunakan pasta dari bahan kimia sehingga dapat menghilangkan bulu, tetapi struktur dasarnya tidak akan hilang karena terbuat dari serat yang tahan terhadap penanganan ini.
• Beludru yang diembos. Bulunya rata pada saat penyelesaian dengan mengembos bidang tertentu untuk menghasilkan motif.
• Beludru Nace mempunyai struktur dasar yang ditenun dengan satu warna, dan bulunya dengan warna lain. Konsekuensinya sesuai dengan arah melihatnya warna dasarnya menunjukkan derajat variasi dan memberikan efek cahaya.
• Beludru Panne: Adalah beludru yang ringan dan bulunya berada pada satu arah. Bulunya lebih panjang dari dress velvet, namun lebih pendek dari plush velvet.
Bahan handuk
Adalah bahan tekstil dengan benang berbulu, pada umumnya dibuat dari katun dan kadang disebut juga Turkish Towelling. Dapat berupa rajutan berwarna atau bermotif. Efek yang mirip dapat dihasilkan dengan cara tufting atau rajut.
Referensi GAR.OO02.017.01 – 4
Jenis-jenis bahan yang ditenun – lanjutan
Pakan berbulu
Pakan berbulu potongan, misalnya, beludru tiruan, corduroy, velour
Corduray
Adalah bahan tekstil dengan pakan berbulu dimana bulunya membentuk tali yang ada pada bagian panjang bahan. Biasanya tinggi, halus dan umumnya dibuat dari katun. Bulunya dapat dicetak. Berbagai variasi berat dan lebar tali tersedia.
Flannel
Bahan tenunan polos atau keper/twill yang permukaannya halus apabila dipegang dan bahannya agak lembut dan naik. Aslinya terbuat dari wool dan sekarang campuran.
Flannellette
Imitasi katun dari flannel wool. Secara halus, benang pintal digunakan pada pakan dan benang tersebut bereaksi pada gerakan mesin yang bekerja. Bahan ini dapat dicat, dicetak atau diwarnai.
Suede cloth
Bahan imitasi kulit suede yang dibuat dengan memberikan serat pendek timbul yang sangat padat.
Referensi GAR.OO02.017.01 – 5
Menggunakan kain motif garis atau kotak-kotak
Demonstrasi oleh guru/pelatih
Jenis-jenis bahan bergaris
Terdapat tiga arah utama yang digunakan untuk bahan bergaris, misalnya, vertikal (ke arah lebar), horisontal (ke arah panjang) dan garis diagonal. Arah dapat menghasilkan versi yang seimbang (balanced) atau tidak seimbang (unbalanced). Gambar 1
Menggunakan kain motif garis atau kotak-kotak – lanjutan Jenis-jenis bahan berkotak
Kotak adalah kombinasi garis yang mungkin dibuat dengan tekstur atau warna yang berbeda dari latar belakangnya. Cara-cara menangani bahan kotak-kotak sama dengan bahan bergaris. Gambar 2
Gambar 2
Garis yang seimbang/sejajar dan garis yang tidak seimbang/sejajar
Pola garis merupakan faktor pertimbangan terpenting pada saat membeli dan meletakkan bahan. Garis-garis seperti halnya kotak-kotak dapat seimbang atau tidak seimbang. Untuk menentukan jenis garis, lipat bahan sepanjang bagian tengah garis yang dominan. Garis dominan ini biasanya garis yang paling lebar, garis pada bagian tengah rancangan atau garis berwarna paling cerah. Jika anda mendapatkan kesulitan dalam melakukankannya, lipat bahannya. Garis yang paling terlihat berarti garis yang dominan. Lipatlah sudut kain ke belakang (seperti pada gambar). Jika garisnya cocok berarti garis tersebut seimbang. Jika garisnya tidak cocok, berarti garisnya tidak seimbang. Gambar 3
Gambar 3
Menggunakan kain motif garis atau kotak-kotak – lanjutan Memilih bahan bergaris
Pilih jenis garis dengan seksama. Ingat, garis horisontal cenderung membuat orang terlihat pendek dan garis vertikal membuat orang terlihat tinggi. Garis yang lebih tipis membuat anda terlihat lebih ramping dari pada garis yang tebal, dan garis horisontal akan lebih menekankan pada bagian dada dan pinggul. Jadi, periksalah dahulu bentuk busana yang ingin dibuat sebelum memilih garis yang tipis, tebal, vertikal dan horisontal. Garis vertikal paralel dengan pinggiran bahan dan garis horisontal mengahampar dari pinggir ke pinggir pada lebar bahan. Akan lebih mudah bekerja dengan pola yang lembarannya sedikit karena sangat sulit bahkan tidak mungkin untuk mencocokkan garis berpola rumit. Diperlukan kain yang lebih banyak jika membuat garmen dari bahan bergaris. Jumlah kain yang dibutuhkan tergantung pada:
• ukuran pola • bentuk garmen
• jumlah dan ukuran potongan • lebar garis (motif)
• frekuensi pengulangan garis
Jumlah bahan tambahan yang dibutuhkan untuk bahan bergaris berkisar antara 30 – 50 cm. Untuk bahan berkotak diperlukan lebih banyak lagi.
Memilih pola untuk bahan bergaris dan bahan berkotak
Pada saat memilih pola atau model, pilihlah desain yang sederhana dengan jumlah sambungan yang sangat sedikit. Busana berpotongan sedikit yang dibuat dengan garis yang tidak putus, lurus atau bias, akan memberikan hasil yang baik. Hindari rancangan dengan garis princess, kupnat horisontal yang panjang, kedutan melingkar dan rancangan dengan kerutan yang banyak.
Bahan berkotak kecil dapat lebih mudah disesuaikan daripada kotak kotak yang lebar, karenanya dapat dibuat berbagai variasi model.
Bahan berkotak bisa lebih sulit dipotong daripada bahan bergaris, karena kotak terdiri dari garis horisontal dan vertikal.
Hasil akhir garmen akan dipengaruhi oleh cara pengaturan untuk memotong bahan bergaris dan bahan berkotak.
Menggunakan kain motif garis atau kotak-kotak – lanjutan Mencocokkan garis dan kotak untuk pemotongan
Apabila potongan pola tidak akurat dari awal, bahan bergaris atau bahan berkotak tidak cocok saat dilebarkan, maka pada saat dijahitpun tidak akan cocok.
Bahan bergaris dan bahan berkotak harus dicocokkan pada garis sambungan, BUKAN pada garis potong. Pada saat meletakkan bahan, tunggal atau lapis dua, yakinkan bahwa garis dari kedua lapisan itu berada langsung di atasnya. Untuk menghindari pergeseran, beri pemberat pada bahan atau gunakan jarum pentul.
Letakkan bagian kain yang baik menghadap keatas sehingga motifnya terlihat jelas untuk dapat dicocokkan
Gambar 4
Menggunakan kain motif garis atau kotak-kotak – lanjutan Meletakkan pola untuk garis horisontal yang sejajar (seimbang)
Cara meletakkan pola tergantung dari jenis garis yang dipilih. Garis yang paling mudah untuk diletakkan adalah garis horisontal yang sejajar (balanced). Gambar 5
Gambar 5
Buat tanda arah serat di sudut yang tepat pada garis. Mulailah dengan menentukan posisi keliman (gaun, rok atau blus/atasan) pada seluruh lembaran pola yang sesuai, dan beri tanda yang jelas pada pola. Letakkan posisi garis kelim ini pada bagian bawah dari garis paling dominan sebagai langkah awal. Dengan meletakkan garis kelim pada garis dominan, maka berarti garis dominan akan jatuh pada bagian dada dan pinggul, sesuaikan garis kelim sehingga tidak berada pada garis dada dan pinggul. Jika garis kelim mempunyai lengkungan yang jelas, letakkan garis dominan pada bagian tengah belakang atau tengah muka garmen untuk mendapatkan tampilan yang diinginkan. Yakinkan semua pusat sambungan mempunyai garis yang cocok. Jika ada kupnat dada, sambungan samping akan dicocokkan dari garis keliman garmen ke atas hingga posisi kupnat dada. Hal ini akan meyakinkan bahwa hampir semua sambungan pinggir cocok. Sambungan yang tidak cocok di atas kupnat dada tidak akan terlihat karena terletak pada bagian bawah lengan. Gambar 6
Kupnat dada Gambar 6
Menggunakan kain motif garis atau kotak-kotak – lanjutan
Jika busana memiliki lengan yang tetap, cocokkan garis-garis pada takik kerung lengan depan dengan takik yang ada ditempat persambungan. Garis pada bagian kerung lengan belakang tidak selalu cocok.
Cara-cara ini diterapkan pada bahan berkotak-kotak yang seimbang.
Meletakkan bahan pada bahan tekstil bergaris vertikal sejajar
Pada bahan bergaris vertikal yang sejajar, letakkanlah lembaran pola dengan tanda garis serat sejajar dengan garis. Letakkan pola tengah muka dan tengah belakang pada garis dominan. Jika pola belakang memiliki keliman tengah belakang, buatlah garis keliman, BUKAN garis potongan, di tengah garis dominan sehingga ketika telah dijahit akan terlihat garis yang tidak patah/menyambung. Jika ingin garis terlihat menyambung terus pada seluruh pakaian, letakkan garis dominan pada bagian tengah lengan dengan menggunakan puncak bahu sebagai posisi acuan. Gambar 7
Gambar 7
Pada rok ‘A-line’, garis vertikal akan membentuk ‘chevron’ (sambungan sudut) pada bagian keliman samping. Lebar rok akan menentukan sudut dari ‘chevron’. Letakkan bagian tengah muka rok pada garis dominan lalu cocokkan dengan keliman pinggir. Garis yang dominan mungkin tidak tepat jatuh pada bagian tengah belakang, namun ini tidak terlalu penting dibandingkan dengan mendapatkan ‘chevron’ yang sempurna. Jika tidak mungkin untuk mencocokkan seluruh bagian, pertimbangkanlah di bagian mana yang terlihat jelas sekali bila tidak cocok.
Menggunakan kain motif garis atau kotak-kotak – lanjutan
Meletakkan pola pada bahan tekstil bergaris horisontal tidak seimbang
Cara-cara menangani bahan bergaris horisontal tidak seimbang serupa dengan cara penanganan untuk bahan bergaris horisontal sejajar.
Letakkan garis dominan di pinggir bawah garmen, kecuali jika penempatan ini
menyebabkan garis dominan berada di posisi yang tidak diinginkan, seperti pada garis dada atau pinggul.
Dengan cara serupa dengan garis horizontal, beri tanda posisi keliman pada pola
dengan jelas dan sejajarkan dengan garis kasar pada posisi tegak lurus pada garis yang ada pada bahan tekstil.
Perbedaan yang paling penting antara garis sejajar dan tidak seimbang, adalah bahwa semua lembaran pola harus diletakkan pada arah yang sama untuk meyakinkan garis yang tidak seimbang tidak diulangi pada bagian garmen yang lain. Yaitu pada bagian bawah lengan, bagian depan garis keliman, bagian belakang garis keliman, dst,
semuanya diletakkan pada arah bagian kanan atau semua diletakkan pada bagian arah kiri.
Untuk pakaian dua-potong misalnya rok dan atasan dari bahan yang sama, semua lembaran pola harus diletakkan pada arah yang sama hingga garis akan terlihat menyambung dari atas sampai bawah. Gambar 8.
Cara-cara ini juga diterapkan pada bahan berkotak tidak seimbang.
Menggunakan kain motif garis atau kotak-kotak – lanjutan
Meletakkan pola bahan tekstil bergaris vertikal yang tidak seimbang
Ada dua cara untuk mengatur garis vertikal yang tidak seimbang pada garmen. Gambar 9
1. Garis yang diulang dapat berkesinambungan pada garmen.
Gambar 9
2. Garis dapat menjadi refleksi dari garis itu sendiri seperti bayangan pada kaca, pada kedua sisi atau pada sambungan tengah.
Gambar 10
Tidak masalah efek yang ditimbulkannya, tanda garis yang berserat selalu paralel dengan garisnya.
Menggunakan kain motif garis atau kotak-kotak – lanjutan Garis yang berkesinambungan pada pakaian/garmen
Garis yang dominan dipilih untuk bagian tengah belakang dan posisi bagian tengah depan. Jenis garmen tersebut harus dipotong bahannya secara tunggal atau ganda untuk mendapatkan garis lurus yang berkesinambungan.
Gambar 11
Garis diulangi mungkin terlalu lebar atau terlalu sempit untuk dapat dicocokkan dengan sempurna pada seluruh garmen. Jika itu masalahnya maka lebih baik memiliki
sambungan samping yang sedikit tidak sesuai pada bagian tengah depan atau belakang. Ingatlah, untuk layout pola jenis ini sambungan bahu tidak akan cocok atau tidak akan membentuk ‘chevron’ pada keliman samping.
Efek cermin
Untuk mendapatkan efek cermin, pola harus mempunyai sambungan tengah yang lurus dan paralel dengan arah serat. Seluruh lembaran pola harus dipotong secara tunggal, dan setengahnya lagi merupakan pengulangan (kebalikan) dari yang pertama pada saat diletakkan. Gambar 12.
Catatan: Bahan tekstil yang berbulu (dengan arah yang spesifik) tidak dapat digunakan untuk efek cermin.
Menggunakan kain motif garis atau kotak-kotak – lanjutan
Gambar 12
Garis pada sambungan sisi akan membentuk ‘chevron’. Pada bahan bergaris lainnya, letakkan garis sambungan BUKAN garis potongan pada bagian tengah, pada garis dominan pada bagian tengah sehingga potongan yang dijahit akan terlihat menyambung. Untuk garmen berkerah, batasi garis pada bagian tengah belakang garmen.
Kerah dan manset
Kerah harus diletakkan pada arah panjang dari motif, sehingga garis yang dominan yang ada pada kerah akan mempunyai arah garis yang sama pada bagian badan dari kemeja. Gambar 13
Manset juga harus diletakkan pada arah panjang dari motif. Penempatan garis harus identik pada masing-masing manset.
Menggunakan kain motif garis atau kotak-kotak – lanjutan Lembaran pola pada potongan serong
Lembaran pola dipotong secara serong untuk: • mendapatkan efek rancangan
• memudahkan untuk mengkonstruksi, misalnya, dapat menghindari keharusan untuk mencocokkan garis atau kotak.
Lembaran pola yang dipotong menyerong biasanya lembaran diletakkan secara ganda, misalnya, yoke, tutup kantong, dsb. Bagian dalam garmen harus dipotong lurus untuk mendukung bagian luar dan tidak tertarik. Gambar 14.
Gambar 14
Menggunakan bahan tekstil bergaris diagonal
Bahan dengan garis diagonal biasanya dicetak bukan ditenun. Semakin besar garis, sebaiknya semakin berhati-hati dalam menentukan model.
Pemilihan model yang paling cocok dengan garis diagonal yang dicetak adalah rok lurus, sambungannya sedikit, lengan pas dan kupnat lurus di bawah lengan.
Fitur model yang harus dihindari:
• Kerah yang dipotong dengan lipatan dapat membuat garisnya atau motifnya berbeda arah pada bagian kiri dan bagian kanan. Gambar 15. Hal yang sama akan terjadi pada lipatan yang ditekuk.
Jika menginginkan kerah, disarankan jenis kerah berdiri atau model kerah Shanghai lebih sesuai.
Menggunakan kain motif garis atau kotak-kotak – lanjutan
Gambar 15
Model dengan sambungan serong tidak akan cocok. Garis diagonalnya akan bertemu secara tegak lurus. Gambar 16
Gambar 16
Rok dengan model ‘A-line’ mempunyai masalah yang sama, walaupun
ketidakcocokannya tidak begitu nyata. Rok lipit, apabila seluruh sambungan tidak lurus dan tanpa kerutan, sangat tidak mungkin dicocokkan.
• Kupnat panjang yang serong akan menyebabkan masalah pada saat menggunakan garis diagonal. Pada saat dijahit, kupnat ini akan berbeda pada sisi kiri dan kanan dari garmen. Pada satu sisi badan garis
diagonal dapat dijahit kupnatnya, sementara pada sisi lainnya ada garis diagonal yang patah dan tidak cocok. Gambar 17
Menggunakan kain motif garis atau kotak-kotak – lanjutan
• Lengan dolman, kimono atau lengan apa saja yang dipotong menjadi satu dengan bagian badan akan menyebabkan masalah. Pada satu lengan garis akan terlihat horisontal dan pada sisi lainnya akan terjadi vertikal. Gambar 18
Gambar 18
Model dengan bagian depan dan belakang berbeda lebarnya tidak mungkin dapat dicocokkan.
Layout bahan diagonal
• Sama dengan bahan tekstil cetakan atau tenunan yang tidak biasa, layout pemotongan adalah bagian terpenting dari keseluruhan proses, dan oleh sebab itu memerlukan perencanaan yang seksama.
• Semua pencocokan dan penyesuaian harus dilakukan sebelum bahan tekstil dipotong
• Apabila memungkinkan, hindari keliman tengah depan untuk mengurangi pencocokan bagian focus dari garmen, atau alternatifnya buat menjadi sambungan sudut (chevron) dan menjadikannya ciri dari garmen.
• Untuk membuat layout pola dengan diagonal yang konsisten pada kedua bagian depan dan belakang, bahan tekstil harus dipotong secara tunggal, seluruh lembaran pola menghadap pada satu arah seperti pada layout bahan berserat atau berbulu pendek. Dengan demikian lembaran pola yang memerlukan dua potongan polanya harus dibalik pada saat membuat potongan yang kedua.
• Layout pola dengan mencocokkan diagonal pada posisi potongan dan garis kEliman, BUKAN garis potongan.
• Pada bahan tekstil diagonal dipotong menyerong, garis akan menjadi horisontal atau vertikal. Gunakan efek kontras ini pada saku, manset, lapisan, dll akan menjadikan garmen menarik dan tidak perlu
Referensi GAR.OO02.017.01 – 6 Teknik pemotongan
Demonstrasi oleh guru/pelatih
• Siapkan peralatan pemotongan dan yakinkan bahwa guntingnya tajam • Genggam gunting untuk meyakinkan kontrol yang maksimum
• Tentukan tahapan pemotongan yang paling efisien, yaitu posisi yang dapat paling memungkinkan untuk memotong secara akurat. Hindari memotong pada sisi yang ‘tidak terlihat’.
• Potong dengan menggunakan tekanan yang panjang sehingga tidak terjadi garis potongan yang patah.
• Periksa kualitas hasil potongan apakah sesuai dengan spesifikasi pola • Tarik setiap satu lembar potongan dari tumpukan utamanya setelah
dipotong untuk persiapan pengikatan.
• Potong lubang dan beri tanda posisi untuk ujung kupnat dan fitur modelnya.
• Bersihkan meja dari potongan bahan tekstil setelah selesai memotong seluruhnya, periksa bahwa tidak ada potongan yang hilang.
Referensi GAR.OO02.017.01 – 7
Prosedur pengawasan kualitas – lembar potongan
Demonstrasi oleh guru/pelatih
Contoh ceklis yang sesuai untuk melaksanakan pemeriksaan kualitas terhadap lembaran potongan.
No Item
1. Meletakkan semua bagian yang dipotong di atas meja potong 2. Menghitung dan mengidentifikasi lembaran potongan sesuai
dengan spesifikasi lembaran pola pada lembar kerja 3. Memeriksa apakah identifikasi dan tanda serta label pada
setiap lembar potongan sesuai dengan identifikasi dari lembaran pola
4. Memeriksa ukuran dan bentuk pola terhadap setiap lembaran potongan – toleransi maksimum adalah 1 mm lebih
besar/lebih kecil
5. Yakinkan posisi lubang merefleksikan posisi yang diberi tanda pada lembaran pola – penyimpangan maksimum adalah 1 mm ke kiri atau ke kanan dari lubang pola.
6. Periksa kedalaman lubang – maksimum dalamnya 2 mm dari sisi potongan.
Referensi GAR.OO02.017.01 – 8
Pengikatan, pemasangan tiket dan penyimpanan
Proses pengikatan adalah mengumpulkan bagian komponen garmen beserta
aksesorinya misalnya, lapisan, sambungan, zipper dsb, untuk membuat satu ikat yang lengkap sebagai persiapan konstruksi.