• Tidak ada hasil yang ditemukan

Memperkenalkan Risiko dan Ketidakpastian

Dalam dokumen Bab 16 Pengetikan Akt Manajemen (Halaman 29-33)

Asumsi penting dari analisis CVP adalah bahwa harga dan biaya diketahui dengan  pasti.Namun hal tersebut jarang terjadi. Resiko dan ketidakpastian adalah bagian dari  pengambilan keputusan bisnis dan bagaimana pun hal tersebut harus ditangani secara formal, risiko berbeda dari ketidakpastian. Untuk risiko, distribusi probabilitas variabelnya tidak diketahui. Akan tetapi, untuk tujuan pembahasan kita, kedua istilah tersebut akan digunakan secara bergantian.

Bagaimana para manajer berurusan dengan risiko dan ketidakpastian akan berbagai metode yang dapat digunakan. Pertama tentu saja, bahwa manajemen harus menyadari sifat ketidak pastian dari harga, biaya, dan kuantita dimasa depan.Selanjutnya, manajer bergerak dari pertimbangan titik impas ke pertimbangan yang biasa disebut “Kisaran titik impas”. Dengan kata lain, karena sifat data yang tidak pasti, mungkin suatu perusahaan mencapai titik impas kebijakan 1.800 sampai 2.000 unit yang dijual. Jadi, titik impas diestimasi pada satu titik tertentu, misalnya 1.900 unit. Selain itu, manajer dapat menggunakan analisis sensitivitas atau analisi bagaimana-jika. Dalam hal ini penggunaaanSpreadsheet 

Tampilan 16.9

Ikhtisar Pengaruh alternatif 3

SEBELUM PENURUNAN HARGA YANG DISUSULKAN DENGAN PENURUNAN HARGA YANG DISUSULKAN Unityang terjual……… Margin kontribusi per unit……….. Total margin Kontribusi……….. Dikurangi Beban tetap……….

1.600 X 575 $ 120.000 45000 2.600 X $50 $ 130.000 53.000

Laba $ 75.000 $ 77.000 SELISIH LABA Perubahan margin kontribusi ($95.000 - $120.000)………

Dikurangi: Perubahan Beban tetap ($53.000-$45.000)……… Kenaikan laba ………...

$10.000 8.000 $2.000

Komputer akan membantu manajer dalam menentukan titk impas (atau target laba) dan kemudian memeriksanya untuk melihat dampak harga dan biaya yang bervariasi terhadap kuantitas yang terjual. Dua konsep yang bermanfaat bagi manajemen adalah margin  pengaman dan pengungkit operasi. kedua konsep ini dapat dipertimbangkan untuk mengukur risiko. Masing-masing konsep mensyaratkan pengetahuan mengenai biaya tetapdan biaya variabel.

Margin Pengaman Margin Pengaman (margin of safety)  adalah unit yang terjual atau diharapkan untuk terjual atau pendapatan yang dihasilkan atau diharapkan untuk dihasilkan yang melebihi volume impas.sebagai contoh, jika volume impas perusahaan adalah 200 unit dann perusahaan menjual 500 unit, maka margin pengamannya adalah 300 unit (500-200). Margin pengaman dapat juga dinyatakan dalam pendapatan penjualan. Jika volume impas adalah $200.000 dan pendapatan saat ini adalah $350.000, naka margin pengamannya adalah $150.000.

Margin pengaman dapat dipandang sebagai ukuran kasar risiko. Dalam kenyaataannya selalu muncul peristiwa,yang tidak diketahui ketika rencana disusun, yang dapat menurunkan  penjualan dibawah yang diharapkan. Jika margin pengaman perusahaan adalah besar atas  penjualan tertentu yang diharapkan ditahun depan, maka risiko menderita kerugian apabila  penjualan mengalami penurunan akan lebih kecil daripada jika margin pengamannya kecil. Manajer yang menghadapi margin pengaman yang rendah mungkin ingin mempertimbangkan berbagai tindakan untuk meningkatkan penjualan atau mengurangi biaya. Langkah-langkah tersebut akan meningkatkan margin pengaman dan mengurangi risiko menderita kerugian.

Pengungkit operasi Dalam ilmu fisika, alat pengungkit adalah sebuah mesin sederhana yang digunakan untuk melipat gandakan kekuatan. Pada dasarnya, pengungkit tersebut melipatgandakan kekuatan tenaga kerja yang dikeluarkan untuk menghasilkan lebih banyak  pekerjaan. Semakin besar beban yang digerakkan oleh sejumlah tertentu tenaga, semakin  besar keunggulan mekanis dari alat tersebut. Dalam bidang keuangan, pengungkit operasi  berkaitan dengan bauran relatif biaya tetap dan biaya variabel dalam suatu organisasi. Kadangkala pengukuran biaya tetap dan biaya variabel adalah suatu hal yang mungkin untuk dilakukan. Pada saat biaya variabel turun, maka kontribusi per unit meningkat, yang membuat kontribusi setiap unit yang dijual menjadi lebih tinggi sebesar itu. Dalam kasus demikian, fluktuasi memiliki pengaruh yang meningkat atas probabilitas. Jadi, perusahaan yang merealisasikan biaya variabel yang lebih rendah karena meningkatkan proporsi biaya tetapnya, akan menikmati kenaikan laba yang lebih besar ketika penjualan meningkat dibandingkan dengan perusahaan dengan proporsi biaya tetap yang lebih rendah. Biaya tetap

digunakan sebagai pengungkit untuk meningkatkan laba. Sayangnya, perusahaan dengan  penungkit operasi yang lebih tinggi juga akan mengalami pengurangan laba yang lebih besar ketika penjualan turun. Oleh karena itu,pengungkit operasi (operating lavarage) merupakan  penggunaan biaya tetap untuk menciptakan perubahan persentase laba yang lebih tinggi

ketika aktivitas penjualan berubah.

Semakin besar tingkat pengungkit operasi, semakin banyak perubahan dalam aktivitas  penjualan yang akan mempengaruhi laba. Karena fenomena ini, bauran biaya yang dipilih

organisasi memilikii pengaruh yang berarti terhadap risiko operasi dan tingkat laba.

Tingkat pengungkit operasi (degree of operating laverageI-DOL) untuk penjualan tertentu dapat diukur dengan menggunakan rasio magin kontribusi terhadap laba, sebagai  berikut:

Tingkat pengungkit operasi = Margin kontibusi/Laba

Jika biaya tetap digunakan untuk mengurangi biaya variabel sedemikian rupa sehingga margin kontribusi meningkat dan laba menurun, maka tingkat pengukuran operasinya naik –  yang menandakan adanya peningkatan risiko.

Untuk mengilustrasikan pemanfaatan konsep ini, pertimbangkan perusahaan yang sedang merencanakan untuk menambah sebuah lini produk baru. Untuk itu perusahaan dapat memilih apakah akan mengandalkan lebih berat pada otomatisasi daripada tenaga kerja. Jika  perusahaan memilih untuk menekankan pada otomatisasi daripada tenaga kerja, maka biaya tetap akan lebih tinggi, dan biaya variabel per unit akan lebih rendah. Data yang relevan untuk tingkat penjualan sebesar 10.000 unit adalah sebagai berikut.

Sistem Otomatis Sistem Manual

Penjualan

Dikurangi Biaya Variabel Margin Kontribusi

Dikurangi Biaya Tetap Laba Operasi

Harga Jual Per unit Beban Variabel Per unit Margin Kontribusi perunit

$1.000.000 500.000 $ 500.000 375.000 $ 125.000 $ 100 50 50 $1.000.000 800.000 $ 200.000 100.000 $100.000 $ 100 80 20

Tingkat pengungkit operasi untuk sistem otomatis adalah 4,0 ($500.000×$125.000).Tingkat pengungkit operasi untuk sistem manual adalah 2,0 ($200.000×$100.000).Apa yang akan terjadi dengan laba pada masing-masing sistem jika  penjualan naik sebesar 40 persen.Kita dapat menyusun laporan laba rugi berikut untuk

Sistem Otomatis Sistem Manual

Penjualan

Dikurangi Biaya Variabel Margin Kontribusi

Dikurangi Biaya Tetap Laba Operasi $1.400.000 700.000 $ 700.000 375.000 $ 325.000 $1.400.000 1.120.000 $ 280.000 100.000 $ 180.000

Laba untuk sistem otomatis akan naik sebesar $200.000 ($325.000-$125.000) untuk kenaikan sebesar 160 persen. Pada sistem manual, laba meningkat hanya sebesar $80.000 ($180.000-$100.000) atas kenaikan sebesar 80 persen. Sistem otomatis menghasilkan persentase kenaikan yang lebih besar karena memiliki tingkat pengungkit operasi yang lebih tinggi.

Dalam memilih diantara kedua sistem ini, pengaruh pengungkit operasi merupakan suatu informasi yang berharga. Ketika penjualan naik 40 persen, pengaruh ini dapat member manfaat yang signifikan bagi perusahaan. Namun, pengaruh tersebut merupakan dua sisi dari mata pedang. Ketika penjualan turun, sistem otomatis juga akan menunjukkan penurunan  persentase yang lebih tinggi. Selain itu, kenaikan pengungkit operasi yang terjadi pada sistem otomatis disebabkan oleh adanya kenaikan biaya tetap. Titik impas untuk sistem otomatis adalah 7.500 unit ($375.000/$50), sedangkan titik impas untuk sistem manual adalah 5.000 unit ($100.000/$20). Jadi, sistem otomatis memiliki risiko operasi yang lebih besar. Tentu saja, risiko yang bertambah itu akan menyediakan potensi laba yang lebih tinggi (selama unit yang terjual melebihi 9.167).

Dalam memilih diantara sistem yang otomatis dan sistem yang manual, manajer harus menilai kemungkinan terjadinya penjualan akan melebihi 9.167 unit. Jika, setelah diteliti, terdapat keyakinan yang kuat bahwa penjualan akan dengan mudah melebihi jumlah tersebut,  pilihannya jelas sistem otomatis. Dilain pihak, jika penjualan dikhawatirkan kurang dari 9.167 unit ,maka sistem manual lebih menguntungkan. Tampilan 16-10 mengikhtisarkan  perbedaan relatif antara sistem manual dan otomatis yang terkait dengan konsep CVP.

Analisis Sensitivitas dan CVP

Meluasnya penggunaan komputer dan  spreadsheet telah memudahkan para manajer melakukan analisis sensitivitas. Merupakan sebuah alat yang penting, analisis sensitivitas ( sensitivity analysis) adalah sebuah teknik “bagaimana jika” yang menguji dampak dari  perubahan asumsi-asumsi yang mendasarinya terhadap suatu jawaban. Analisis ini relative

mudah dengan memasukkan data mengenai harga, biaya variabel, biaya tetap, bauran  penjualan, serta dengan menggunakan rumus untuk menghitung titik impas dan laba yang diharapkan. Selanjutnya data dapat diubah-ubah sebagaimana diinginkan untuk mengetahui dampak perubahan-perubahan terhadap laba yang diharapkan.

Dalam contoh sebelumnya mengenai pengungkit operasi, perusahaan menganalisis dampak pilihan penggunaan sistem otomatis dan manual terhadap laba. Perhitungan tersebut  pada dasarnya dilakukan secara manual, dan jika variasinya terlalu banyak, maka cara manual

menjadi tidak praktis. Dengan menggunakan komputer, akan merupakan hal yang mudah untuk mengubah harga jual dalam pertambahan $1 antara $75 atau $125, dengan asumsi yang  berkaitan.

Tampilan 16.9

Perbedaan antara sistem manual dan otomatis

Sistem Manual Sistem Otomatis

Harga Sama Sama

Biaya variabel Relatif Lebih Tinggi Relatif Lebih Rendah Margin kontribusi Relatif Lebih Rendah Relatif Lebih Tinggi

Titik impas Relatif Lebih Rendah Relatif Lebih Tinggi

Margin pengaman Relatif Lebih Tinggi Relatif Lebih Rendah Tingkat pengungkit operasi Relatif Lebih Rendah Relatif Lebih Tinggi Risiko Penurunan Relatif Lebih Rendah Relatif Lebih Tinggi Potensi Kenaikan Relatif Lebih Rendah Relatif Lebih Tinggi

Tentang kuantitas yang terjual. Pada saat yang sama, biaya variabel dan tetap disesuaikan. Sebagai contoh, misalkan suatu sistem otomatis memiliki biaya sebesar $375.000 tetapi biaya tersebut mungkin dengan mudah naik sampai 2 kali lipat dalam tahun pertama, dan kembali turun dalam tahun kedua serta ketika kerusakan pada sistem telah diperbaiki dan pekerja telah terampil menggunakan mesin tersebut. Sekali lagi,  spreadsheet dapat dengan mudah menangani berbagai perhitungan tersebut.

Akhirnya, kita harus memperhatikan bahwa spredsheet, meskipun sangat benar dalam menghasilkan jawaban numerik, tidak mampu melakukan pekerjaan terampil dalam analisis CVP. Pekerjaan tersebut adalah menentukan data pertama kali harus dimasukkan. Akuntan harus mengetahui distribusi biaya dan harga dalam perusahaan, serta dampak perubahan kondisi ekonomi terhadap variabel-variabel tersebut. Kenyataan bahwa variabel-variabel tersebut secara pasti, bukanlah menjadi alasan untuk mengabaikan dampak ketidakpastian dalam analisis CVP. Untunglah, analisis sensitivitas juga dapat melatih intuisi manajer untuk mengetahui sampai sejauh mana sebuah variabel yang diramalkan secara buruk akan mempengaruhi suatu jawaban.Ini juga merupakan suatu keunggulan.

Dalam dokumen Bab 16 Pengetikan Akt Manajemen (Halaman 29-33)

Dokumen terkait