• Tidak ada hasil yang ditemukan

Mempermudah dalam pelayanan untuk kepentingan akreditasi

Menurut Azwar (2013) beberapa tujuan dan manfaat dari adanya sistem automasi perpustakaan, yakni:

1. Meringankan beban pekerjaan, khususnya yang rutin dan berulang-ulang.

2. Menghemat waktu dan tenaga sehingga dapat meningkatkan efektifitas dan efisiensi dalam bekerja.

3. Memenuhi kebutuhan yang tidak dapat dilakukan secara manual. 4. Memberikan hasil pekerjaan yang konsisten dan akurat.

5. Memberikan kualitas layanan kepada pengguna.

6. Meningkatkan pencitraan yang positif terhadap perpustakaan. 7. Meningkatkan daya saing.

8. Meningkatkan kerja sama antar perpustakaan.

Berdasarkan penjelasan di atas dapat diketahui bahwa tujuan dari automasi perpustakaan adalah untuk membantu meringankan pekerjaan di perpustakaan, meningkatkan layanan, efisiensi dari segi waktu dan biaya, dan juga sebagai peluang untuk memasarkan jasa perpustakaan.

2.4.2. Unsur-Unsur Automasi Perpustakaan

Automasi Perpustakaan adalah sebuah proses pengelolaan perpustakaan dengan menggunakan bantuan teknologi informasi (TI). Menurut Nur yang dikutip oleh Sahputra (2010) dengan bantuan teknologi informasi maka beberapa pekerjaan manual dapat

dipercepat dan diefisienkan, contoh katalog manual dengan komputer. Sebuah Sistem Automasi Perpustakaan pada umumnya terdiri dari 3 (tiga) bagian yaitu:

2.4.2.1. Pangkalan Data

Setiap perpustakaan umum atau khusus pasti tidak akan terlepas dari proses pencatatan koleksi. Tujuan dari proses ini untuk memperoleh data dari semua koleksi yang dimiliki dan kemudian mengorganisirnya dengan menggunakan kaidah-kaidah ilmu perpustakaan. Pada sistem manual, proses ini dilakukan dengan menggunakan bantuan media kertas atau buku. Pencatatan pada kertas atau buku merupakan pekerjaan yang sangat mudah namun juga merupakan suatu proses yang tidak efektif karena semua data yang telah dicatat akan sangat susah ditelusur dengan cepat jika jumlah sudah berjumlah besar walaupun kita sudah menerapkan proses pengindeksan. Dengan menggunakan bantuan teknologi informasi, proses ini dapat dipermudah dengan memasukkan data pada perangkat lunak pengolah data seperti CDS/ISIS (WINISIS), MS Access, MySQL. Menurut Connolly (2002, 65) “database adalah suatu kumpulan data yang saling berhubungan secara logis dan penjelasan tentang data yang berhubungan tersebut dirancang sedemikian rupa sehingga dapat memberikan informasi yang diperlukan oleh organisasi”.

Menurut Whitten (2007, 548), “basis data adalah kumpulan file yang saling terkait, database tidak hanya kumpulan file. Record pada setiap file harus memperbolehkan hubungan-hubungan untuk menyimpan file lain”.

Berdasarkan beberapa definisi di atas dapat diketahui bahwa database adalah kumpulan file yang saling berhubungan yang dirancang sedemikian rupa untuk keperluan suatu organisasi.

2.4.2.2. User atau Pengguna

Sebuah sistem automasi tidak terlepas dari pengguna sebagai penerima layanan dan seorang atau beberapa operator sebagai pengelola sistem. Pada sistem automasi perpustakaan terdapat beberapa tingkatan operator tergantung dari tanggung jawabnya. 2.6 Model Evaluasi Sistem informasi

Ada beberapa model yang biasa digunakan dalam evaluasi sistem informasi. Penerimaan terhadap sistem informasi dapat diukur dengan beberapa model evaluasi yang sudah dikembangkan saat ini. Banyak model evaluasi yang digunakan untuk mengukur penerimaan sebuah sistem informasi.

2.6.1 Technology Acceptance Model (TAM)

Technology Acceptance Model (TAM). Model (TAM) dikembangkan oleh Davis

(1989) yang mengadaptasi model TRA (Theory of Reasoned Action). Perbedaan mendasar antara TRA dan TAM adalah penempatan sikap-sikap dari TRA, dimana TAM memperkenalkan dua variabel kunci, yaitu perceived ease of use (kemudahan) dan

perceived usefulness (kebermanfaatan) yang memiliki relevancy pusat untuk memprediksi

sikap penerimaan pengguna (Acceptance of IT) terhadap teknologi komputer. Davis (1989) dalam 2 penelitian yang melibatkan 152 pengguna dan 4 buah aplikasi program menemukan adanya dua variabel penting yang menentukan penerimaan terhadap teknologi informasi yakni kebermanfaatan dan kemudahan. Selain itu Davis (1989) menemukan bahwa faktor kebermanfaatan secara signifikan berhubungan dengan penggunaan sistem saat ini dan mampu memprediksi penggunaan yang akan datang. Faktor kebermanfaatan disini didefinisikan sebagai sejauh mana seseorang meyakini bahwa penggunaan

teknologi/sistem tertentu akan meningkatkan kinerja. Sementara kemudahan diartikan sebagai tingkat dimana seseorang meyakini bahwa penggunaan sistem informasi adalah mudah dan tidak memerlukan usaha keras dari pemakainya untuk bisa menggunakannya. Oleh karena itu, berdasarkan studi yang sudah dilakukan oleh Davis dapat dikatakan bahwa dalam mengembangkan sebuah sistem informasi (termasuk sistem informasi perpustakaan) perlu dipertimbangkan faktor kebermanfaatan dan kemudahan dari pengguna sistem informasi (Surachman, 2008:10).

2.6.2 End-User Computing (EUC) Satisfaction Merupakan satu metode yang menggunakan pengukuran kepuasan sebagai satu bentuk evaluasi sistem informasi. Model evaluasi ini dikembangkan oleh Doll & Torkzadeh dimana menekankan pada kepuasan (satisfaction) pengguna akhir terhadap aspek teknologi. Penilaian kepuasan tersebut dilihat dari 5 buah perspektif yakni, isi (content), keakuratan (accuracy), format, kemudahan pengunaan (ease of use), dan waktu (timeliness). Model ini telah banyak diujicobakan oleh peneliti lain untuk menguji reliabilitasnya dan hasilnya menunjukkan tidak ada perbedaan bermakna meskipun instrumen ini diterjemahkan dalam berbagai bahasa yang berbeda (Eris L. 2006:1).

2.6.3 Task Technology Fit (TTF) Analysis. Dikembangkan oleh Goodhue dan Thompson pada tahun 1995. Inti dari model Task Technology Fit adalah sebuah konstruk formal yang dikenal sebagai Task-Technology Fit (TTF), yang merupakan kesesuaian dari kapabilitas teknologi untuk kebutuhan tugas dalam pekerjaan yaitu kemampuan teknologi informasi untuk memberikan dukungan terhadap pekerjaan (Dishaw

Characteristics, yang bersama-sama mempengaruhi konstruk ketiga TTF yang balik

mempengaruhi variabel outcome yaitu Performance atau Utilization. Model TTF menempatkan bahwa teknologi informasi hanya akan digunakan jika fungsi dan manfaatnya tersedia untuk mendukung aktivitas pengguna (Eris L. 2006:1).

2.6.4 Human-Organization-Technology (HOT) Fit Model

Yusof et al. (2006) memberikan suatu kerangka baru yang dapat digunakan untuk melakukan evaluasi sistem informasi yang disebut Human-Organization-Technology (HOT) Fit Model. Model ini menempatkan komponen penting dalam sistem informasi yakni Manusia (Human), Organisasi (Organization) dan Teknologi (Technology) dan kesesuaian hubungan di antaranya. Komponen Manusia (Human) menilai sistem informasi dari sisi penggunaan sistem (system use) pada frekwensi dan luasnya fungsi dan penyelidikan sistem informasi. System use juga berhubungan dengan siapa yang menggunakan (who use it), tingkat penggunanya (level of user), pelatihan, pengetahuan, harapan dan sikap menerima (acceptance) atau menolak (resistance) sistem. Komponen ini juga menilai sistem dari aspek kepuasan pengguna (user satisfaction). Kepuasan pengguna adalah keseluruhan evaluasi dari pengalaman pengguna dalam menggunakan sistem informasi dan dampak potensial dari sistem informasi. User satisfaction dapat dihubungkan dengan persepsi manfaat (usefulness) dan sikap pengguna terhadap sistem informasi yang dipengaruhi oleh karakteristik personal. Kepemimpinan, dukungan dari top manajemen dan dukungan staf merupakan bagian yang penting dalam mengukur keberhasilan sistem. Sedangkan lingkungan organisasi terdiri dari sumber pembiayaan, pemerintahan, politik, kompetisi, hubungan interorganisasional dan komunikasi.

Berdasarkan uraian di atas dapat diketahui bahwa model Technology Acceptance

Model (TAM), End-User Computing (EUC) Satisfaction, Task Technology Fit (TTF) Analysis, dan Human-Organization-Technology (HOT) Fit Model saling berkaitan dan

saling menunjang satu sama lain. Menjelaskan tentang sikap penerimaan pengguna terhadap TI dari segi kemudahan dan kebermanfaatan, menilai kepuasan pengguna akhir terhadap teknologi, kesesuaian dan kapabilitas teknologi untuk kebutuhan tugas yaitu kemampuan teknologi untuk memberi dukungan terhadap pekerjaan,dan menempatkan manusia (human) sebagai komponen penting karena sebagai pengolah sistem.

Dokumen terkait