HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Responden
9) Mencacah Rumput
Mencacah rumput pada umumnya dilakukan peternak jika rumput yang akan diberikan untuk sapi perah berukuran panjang. Hal ini dilakukan peternak untuk membantu sapi dalam mencerna rumput. Mencacah rumput dilakukan dengan menggunakan golok. Ada satu peternak pada skala 3 telah menggunakan cooper untuk memotong rumput. Pekerjaan ini memerlukan waktu hingga 0,0189 HKP dalam satu hari.
Tenaga kerja suami mendominasi melakukan pekerjaan pemeliharaan ternak perah. Persentase curahan kerja suami tertinggi digunakan untuk melakukan kegiatan mencari rumput baik pada RTP skala 1, skala 2, maupun skala 3, yaitu masing- masing sebesar 50,56 persen, 42,38 persen, dan 45,73 persen. Begitupun juga pada tenaga kerja istri pada semua rumah tangga peternak, persentase terbesar curahan kerjanya adalah untuk mencari hijauan. Pada RTP skala 1 sebesar 26,85 persen, 29,32 persen pada RTP skala 2, dan 25,70 persen pada RTP skala 3.
Peran tenaga kerja anak kecil terbesar dalam pemeliharaan usahaternak sapi perah di Kecamatan Lembang adalah untuk membantu orangtuanya dalam mencari hijauan. Perannya sebesar 23,08 persen pada rumah tangga peternak skala 1, dan 20,10 persen pada rumah tangga peternak skala 2. Peran terbesar dari tenaga kerja anak dewasa laki-laki pada rumah tangga peternak skala 1 adalah untuk kegiatan mencari hijauan yakni sebesar 51,46 persen waktu kerjanya. Pada rumah tangga peternak skala 2 tenaga kerja anak dewasa laki-laki lebih berperan dalam kegiatan pembersihan kandang yakni sebesar 19,82 persen dari total waktu kerjanya. Sedangkan pada rumah tangga peternak skala 3 tenaga kerja anak dewasa laki-laki
lebih berperan dalam kegiatan pemerahan yaitu sebesar 43,57 persen dari total waktu kerjanya. Tenaga kerja anak dewasa perempuan pada rumah tangga peternak skala 1 dan 2 lebih banyak berperan dalam membantu mencari hijauan, sedangkan pada rumah tangga peternak skala 3 berperan pada kegiatan mencacah hijauan.
Tenaga kerja yang paling dominan melakukan kegiatan pemeliharaan ternak sapi perah baik di rumah tangga peternak skala 1, skala 2, dan skala 3 adalah tenaga kerja suami. Total curahan kerja suami untuk kegiatan pemeliharaan usahaternak sapi perah sebesar 0,6922 HKP pada rumah tangga peternak skala satu, 0,8848 HKP pada rumah tangga peternak skala dua, dan 1,2528 HKP pada rumah tangga peternak skala 3.
Kemampuan tenaga kerja pada masing-masing skala adalah 3,3089 ST/HKP pada skala 1, 4,5354 ST/HKP pada skala 2, dan 5,3632 ST/HKP pada skala 3. kemampuan tenaga kerja ini menunjukkan seberapa banyak ternak sapi perah yang mampu dipelihara oleh satu tenaga kerja pria dewasa. Angka kemampuan tersebut masih jauh dari kemampuan tenaga kerja yang disampaikan Sudono (1999) bahwa satu orang tenaga kerja dewasa mampu menangani 6-7 ekor sapi dewasa per hari.
Kebutuhan tenaga kerja untuk pengelolaan satu Satuan Ternak (ST) semakin meningkat dengan bertambahnya jumlah sapi perah yang dimiliki. Kebutuhan tenaga kerja menunjukkan berapa tenaga kerja yang dibutuhkan untuk pemeliharaan satu satuan ternak sapi perah hari pada masing-masing rumah tangga peternak. Berdasarkan pada Tabel 24 kebutuhan tenaga kerja dalam usahaternak sapi perah di Kecamatan Lembang adalah 0,3022 HKP/ST pada rumah tangga peternak skala 1, pada rumah tangga peternak skala 2 sebesar 0,2205 HKP/ST, dan 0,1865 HKP/ST pada rumah tangga peternak skala 3.
Tabel 24. Kebutuhan dan Kemampuan Tenaga Kerja Dalam Keluarga untuk Usahaternak Sapi Perah di Kecamatan Lembang
Skala Usaha
Rata-Rata Ternak Sapi Perah yang Diusahakan (ST) Penggunaan Tenaga Kerja (HKP) Kebutuhan Tenaga Kerja (HKP/ST) Kemampuan Tenaga Kerja (ST/HKP) Skala 1 3,12 0,9433 0,3022 3,3089 Skala 2 5,91 1,3025 0,2205 4,5354 Skala 3 10,29 1,9189 0,1865 5,3632
Curahan Tenaga Kerja untuk Usaha Di Luar Usahaternak Sapi Perah. Peternak Sapi Perah di Kecamatan Lembang selain melakukan usahaternak sapi perah juga mempunyai beberapa macam usaha keluarga di luar usahaternak sapi perahnya. Usaha tersebut dibagi menjadi 3 jenis, yakni usahatani, usahaternak non sapi perah, usaha lain di luar usaha pertanian. Usahatani yang dilakukan oleh rumah tangga peternak adalah menjadi petani sayuran, dan ada juga yang menjadi petani bunga atau petani buah. Daerah Kecamatan Lembang yang berada di daerah perbukitan menjadi cocok untuk usahatani sayuran maupun bunga. Curahan tenaga kerja dalam keluarga untuk kegiatan produktif yang berupa usaha di luar usahaternak sapi perah terdapat pada Tabel 25.
Tabel 25. Curahan Tenaga Kerja Dalam Keluarga untuk Kegiatan Produktif Di Luar Usahaternak Sapi Perah (HKP)
Kegiatan Produktif Non Usahaternak Sapi Perah
Tenaga Kerja Dalam Keluarga
Usahatani Usahaternak Non Sapi Perah
Usaha Lain Total Skala 1 Suami 0,0420 0,0098 0,0662 0,1180 Istri 0,0107 0,0007 0,0055 0,0169
Anak Dewasa Laki-Laki 0,0018 0,0000 0,0000 0,0018 Anak Dewasa Perempuan 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000
Total 0,0545 0,0105 0,0717 0,1367
Skala 1
Suami 0,0161 0,0192 0,0423 0,0766
Istri 0,0000 0,0008 0,0194 0,0202
Anak Dewasa Laki-Laki 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 Anak Dewasa Perempuan 0,0000 0,0016 0,0000 0,0000
Total 0,0161 0,0216 0,0617 0,0994
Skala 1
Suami 0,0625 0,1458 0,0000 0,2083
Total 0,0625 0,1458 0,0000 0,2083
Usahatani merupakan jenis usaha yang paling banyak membutuhkan tenaga selain usahaternak sapi perah. Tenaga kerja yang mendominasi kerja pada usahatani di rumah tangga peternak adalah tenaga kerja suami. Pada peternak skala 1 rata-rata suami mencurahkan waktu kerjanya untuk usahatani sebesar 0,0420 HKP, pada skala 2 rata-rata sebesar 0,0161 HKP, dan 0,0625 HKP pada skala 3.
Jenis ternak yang diusahakan pada usahaternak non sapi perah yang dilakukan peternak sapi perah di Kecamatan Lembang antara lain ternak kelinci dan atau ternak
domba. Mereka mengusahakan ternak tersebut rata-rata sebagai usaha sampingan, dan hobby. Pengelolaan usahaternak non sapi perah biasanya dikerjakan oleh suami dan istri dibantu oleh anak dewasa perempuan. Penggunaan tenaga kerja untuk usahaternak non sapi perah didominasi oleh tenaga kerja suami. Tenaga kerja suami pada skala 1 rata-rata mencurahkan tenaganya sebesar 0,0098 HKP, 0,0192 HKP pada peternak skala 2, dan 0,1458 HKP pada peternak skala 3.
Jenis usaha lain adalah jenis usaha di luar usaha pertanian seperti tukang ojeg, buruh bangunan, tukang kayu dan warung di depan rumahnya. Usaha lain hanya diusahakan oleh rumah tangga peternak pada skala 1 dan skala 2. Rumah tangga peternak skala 3 tidak memiliki usaha lain. Tenaga kerja yang mendominasi pengelolaan usaha lain adalah tenaga kerja suami yakni sebesar 0,0662 HKP pada skala 1 dan 0,0423 HKP pada skala 2.
Curahan Tenaga Kerja untuk Kegiatan Reproduktif
Tenaga kerja yang melakukan kegiatan reproduktif adalah istri dan anak perempuan untuk melakukan pekerjaan rumah tangga, dan kegiatan sekolah untuk tenaga kerja anak yang masih duduk di bangku sekolah. Tenaga kerja suami diasumsikan tidak melakukan kegiatan reproduktif. Rata-rata penggunaan tenaga kerja untuk kegiatan reproduktif adalah sebagai berikut :
Tabel 26. Curahan Kerja Masing-Masing Tenaga Kerja Dalam Keluarga untuk Kegiatan Reproduktif (HKP/hari)
Kegiatan Reproduktif Tenaga Kerja
Skala 1 Skala 2 Skala 3
Istri 0,3037 0,3742 0,3833
Anak Kecil 0,1898 0,1331 0,1146
Anak Dewasa Laki-Laki 0,2564 0,2399 0,5000
Anak Dewasa Perempuan 0,1143 0,1452 0,0667
Total 0,8642 0,8924 1,0646
Berdasarkan Tabel 26, tenaga kerja yang paling banyak melakukan kegiatan reproduktif adalah tenaga kerja istri dengan nilai 0,3037 HKP per hari pada rumah tangga peternak skala satu, 0,3742 HKP per hari pada rumah tangga peternak skala dua. Sedangkan pada rumah tangga peternak skala 3 yang paling tinggi curahan kerja untuk kegiatan reproduktif adalah tenaga kerja anak dewasa laki-laki yakni sebesar 0,3833 HKP per hari.
Penyerapan tenaga kerja pada masing-masing rumah tangga peternak ditunjukkan oleh total besarnya curahan kerja untuk semua kegiatan, baik kegiatan produktif maupun kegiatan reproduktif. Tenaga kerja yang diserap pada masing- masing rumah tangga peternak dapat dilihat pada Tabel 27.
Tenaga kerja yang diserap oleh rumah tangga peternak skala 1 adalah sebesar 1,9442 HKP per hari, pada skala 2 sebesar 2,2943 HKP per hari, dan pada rumah tangga peternak skala 3 sebesar 3,1918 HKP per hari. Tenaga kerja yang mendominasi kerja pada rumah tangga peternak adalah tenaga kerja suami terlihat pada jumlah waktu kerja terserapnya. Pada rumah tangga peternak skala 1, suami mencurahkan waktu kerjanya sebesar 0,8102 HKP per hari, sedangkan pada peternak skala 2 dan skala 3 masing-masing adalah 0,9624 HKP per hari, dan 1,4611 HKP per hari. Tenaga Kerja suami pada rumah tangga peternak skala 3 telah melebihi jam kerja. Sedangkan tenaga kerja yang paling sedikit mencurahkan waktu kerjanya adalah tenaga kerja anak dewasa perempuan pada semua skala RTP.
Tabel 27. Tenaga Kerja yang Diserap untuk Semua Kegiatan (HKP per hari) Kegiatan Produktif
Tenaga Kerja Usahaternak Sapi Perah Usaha di Luar Usahaternak Sapi Perah Kegiatan Reproduktif Total Skala 1 Suami 0,6922 0,1180 0,0000 0,8102 Istri 0,1959 0,0169 0,3037 0,5165 Anak Kecil 0,0039 0,0000 0,1898 0,1937
Anak Dewasa Laki-Laki 0,0377 0,0018 0,2564 0,2959 Anak Dewasa Perempuan 0,0136 0,0000 0,1143 0,1279
Total 0,9433 0,1367 0,8642 1,9442
Skala 1
Suami 0,8848 0,0776 0,0000 0,9624
Istri 0,2916 0,0202 0,3742 0,6860
Anak Kecil 0,0189 0,0000 0,1331 0,1520
Anak Dewasa Laki-Laki 0,1024 0,0000 0,2399 0,3423 Anak Dewasa Perempuan 0,0048 0,0016 0,1452 0,1516
Total 1,3025 0,0994 0,8924 2,2943
Skala 1
Suami 1,2528 0,2083 0,0000 1,4611
Istri 0,4541 0,0000 0,3833 0,8374
Anak Kecil 0,0000 0,0000 0,1146 0,1146
Anak Dewasa Laki-Laki 0,1912 0,0000 0,5000 0,6912 Anak Dewasa Perempuan 0,0208 0,0000 0,0667 0,0875
Potensi Tenaga Kerja Dalam Keluarga untuk Pengembangan Usahaternak Sapi Perah
Potensi tenaga kerja keluarga adalah total sisa waktu curahan kerja masing- masing tenaga kerja. Sisa waktu curahan kerja merupakan hasil pengurangan dari jam kerja normal dalam 1 hari yakni delapan jam kerja dengan curahan kerja untuk kegiatan produktif dan kegiatan reproduktif. Potensi tenaga kerja perlu diketahui untuk melihat potensi pengembangan usahaternak sapi perah melalui jumlah ternak yang masih memungkinkan untuk ditambahkan sesuai dengan potensi tenaga kerja dalam keluarga. Tabel 28 berikut menunjukkan potensi tenaga kerja dalam keluarga peternak sapi perah di Kecamatan Lembang.
Tabel 28. Potensi Tenaga Kerja Dalam Keluarga untuk Pengembangan Usahaternak Sapi Perah di Kecamatan Lembang
Tenaga Kerja Jam Kerja (HKP/hari) Rata-Rata Jumlah Tenaga Kerja (orang) Rata-Rata Jumlah Ketersediaan Tenaga Kerja Keluarga (HKP) Tenaga Kerja yang Diserap (HKP) Potensi Tenaga Kerja (HKP) Skala 1 Suami 1,0000 1,0000 1,0000 0,8102 0,1898 Istri 0,8000 1,0000 0,8000 0,5165 0,2835 AK 0,5000 0,6103 0,3052 0,1937 0,1115 AD L 1,0000 0,4154 0,4154 0,2959 0,1195 AD P 0,8000 0,2794 0,2235 0,1279 0,0956 Total 3,3051 2,7441 1,9442 0,7999 Skala 1 Suami 1,0000 1,0000 1,0000 0,9624 0,0376 Istri 0,8000 1,0000 0,8000 0,6860 0,1140 AK 0,5000 0,5323 0,2662 0,1520 0,1142 AD L 1,0000 0,4194 0,4194 0,3423 0,0771 AD P 0,8000 0,3226 0,2581 0,1516 0,1065 Total 3,2743 2,7436 2,2943 0,4493 Skala 1 Suami 1,0000 1,0000 1,0000 1,4611 (0,4611) Istri 0,8000 1,0000 0,8000 0,8374 (0,0374) AK 0,5000 0,3333 0,1667 0,1146 0,0521 AD L 1,0000 1,1667 1,1667 0,6912 0,4755 AD P 0,8000 0,5000 0,4000 0,0875 0,3125 Total 4,0000 3,5334 3,1918 0,3415
Keterangan : angka dalam kurung menandakan nilai minus
AK = Anak Kecil, AD L = Anak Dewasa Laki-Laki AD P = Anak Dewasa Perempuan
Berdasarkan Tabel 28 potensi tenaga kerja dalam keluarga yang dimiliki rumah tangga peternak sapi perah adalah sebesar 0,7999 HKP pada rumah tangga peternak skala satu, 0,4493 HKP pada rumah tangga peternak skala 2, dan 0,3415 HKP pada rumah tangga peternak skala 3. Tenaga kerja yang memiliki potensi terbesar adalah tenaga kerja istri pada rumah tangga peternak skala 1 dan 2. Sedangkan pada rumah tangga peternak skala 3 yang memiliki potensi tenaga kerja paling besar adalah tenaga kerja anak dewasa laki-laki. Potensi tenaga kerja keluarga ini dapat dipergunakan untuk mengetahui jumlah ternak sapi perah yang mungkin ditambahkan untuk upaya pengembangan usahaternak sapi perahnya. Berikut adalah tabel yang menunjukkan jumlah penambahan ternak sapi perahnya berdasarkan potensi tenaga kerja keluarga.
Tabel 29. Pengembangan Usahaternak Sapi Perah Berdasarkan Potensi Tenaga Kerja yang dimiliki Masing-masing Rumah Tangga Peternak Skala Usaha Potensi TK Keluarga (HKP) Kebutuhan Tenaga Kerja (HKP/ST) Penambahan Ternak Sapi Perah
(ST)
Skala 1 0,7999 0,3022 2,6469
Skala 2 0,4493 0,2205 2,0379
Skala 3 0,3415 0,1865 1,8317
Potensi tenaga kerja keluarga pada masing-masing rumah tangga peternak menunjukkan bahwa tiap-tiap rumah tangga peternak masih mampu untuk ditambahkan jumlah ternak sapi perah yang diusahakan. Angka penambahan ternak sapi perah diperoleh dengan cara membagi nilai potensi tenaga kerja dalam keluarga dengan kebutuhan tenaga kerja untuk usahaternak sapi perah pada masing-masing skala rumah tangga peternak (Tabel 29). Rumah tangga peternak pada skala 1 yang memiliki potensi tenaga kerja keluarga sebesar 0,7999 HKP masih dapat ditambahkan ternak sapi perah yang diusahakan sebesar 2,6469 ST. Jumlah ternak sapi perah yang dapat ditambahkan pada rumah tangga peternak skala 2 adalah sebesar 2,0379 ST. Sedangkan pada rumah tangga peternak skala 3 yang memiliki jumlah ternak sapi perah paling banyak hanya mampu ditambahkan ternak sapi perah sebesar 1,8317 ST.