BAB IV ANALISIS SANAD DAN MATAN HADITS
1. Meneliti Matan dengan Melihat Kualitas Sanadnya
Berdasarkan pembahasan sebelumnya, terlihat jelas bahwa sanad hadits tentang menanamkan rasa malu pada anak riwayat Muslim dengan tingkat sanad
pertama yakni Abu Sa‟id al-Khudrî, tingkat kedua yakni Abdurrahman bin Abu
Sa‟id al-Khudrî, tingkat ketiga yakni Zaid bin Aslam, tingkat keempat yakni adh-Dhahhâk bin Utsmân, tingkat kelima yakni Zaid bin al-Hubâb, tingkat keenam yakni Abu Bakr bin Abi Syaibah dan tingkat ketujuh yakni Imam Muslim.
Riwayat Abu Dawud dengan tingkat sanad pertama yakni Abu Sa‟id al-Khudrî,
tingkat kedua yakni Abdurrahman bin Abu Sa‟id al-Khudrî, tingkat ketiga yakni Zaid bin Aslam, tingkat keempat yakni adh-Dhahhâk bin Utsmân, tingkat kelima yakni Ibnu Abi Fudaik, tingkat keenam yakni Abdurrahman bin Ibrahim dan tingkat ketujuh yakni Imam Abu Dawud.
Riwayat at-Tirmidzi dengan tingkat sanad pertama yakni Abu Sa‟id al
-Khudrî, tingkat kedua yakni Abdurrahman bin Abu Sa‟id al-Khudrî, tingkat ketiga yakni Zaid bin Aslam, tingkat keempat yakni adh-Dhahhâk bin Utsmân, tingkat kelima yakni Zaid bin al-Hubâb, tingkat keenam yakni Abdullah bin Abi Ziyad dan tingkat ketujuh yakni Imam at-Tirmidzi. Riwayat Ibn Majah dengan tingkat
sanad pertama yakni Abu Sa‟id al-Khudrî, tingkat kedua yakni Abdurrahman bin
Abu Sa‟id al-Khudrî, tingkat ketiga yakni Zaid bin Aslam, tingkat keempat yakni adh-Dhahhâk bin Utsmân, tingkat kelima yakni Zaid bin al-Hubâb, tingkat keenam yakni Abu Bakr bin Abi Syaibah dan tingkat ketujuh yakni Imam Ibn Majah. Dan riwayat Ahmad bin Hanbal dengan tingkat sanad pertama yakni Abu
Sa‟id al-Khudrî, tingkat kedua yakni Abdurrahman bin Abu Sa‟id al-Khudrî, tingkat ketiga yakni Zaid bin Aslam, tingkat keempat yakni adh-Dhahhâk bin
Utsmân, tingkat kelima yakni Muhammad bin Isma‟îl, tingkat keenam yakni
Imam Ahmad bin Hanbal.
Dari periwayatan sanad di atas, semua sanad bersumber langsung dari sahabat
Nabi saw yaitu Abu Sa‟id Al-Khudrî.
Sanad hadits tentang menanamkan jiwa maskulinitas pada laki-laki dan jiwa feminitas pada permpuan riwayat Bukhari dengan tingkat sanad pertama yakni Ibn
Abbas, tingkat kedua yakni Ikrimah, tingkat ketiga yakni Qatâdah bin Di‟amah, tingkat keempat yakni Syu‟bah bin al-Hajjaj, tingkat kelima yakni Ghundar, tingkat keenam yakni Muhammad bin Basyâr dan tingkat ketujuh yakni Imam Bukhari. Kemudian riwayat Abu Dawud, dengan tingkat sanad pertama yakni Ibn
Abbas, tingkat kedua yakni Ikrimah, tingkat ketiga yakni Qatâdah bin Di‟amah, tingkat keempat yakni Syu‟bah bin al-Hajjaj, tingkat kelima yakni Mu‟âdz bin Mu‟âdz, tingkat keenam yakni Ubaidillah bin Mu‟âdz dan tingkat ketujuh yakni
Imam Abu Dawud.
Kemudian riwayat at-Tirmidzi dengan tingkat sanad pertama yakni Ibn
Abbas, tingkat kedua yakni Ikrimah, tingkat ketiga yakni Qatâdah bin Di‟amah,
tingkat keempat yakni Syu‟bah bin al-Hajjaj dan Hamâm, tingkat kelima yakni Abu Dawud ath-Thayalisi, tingkat keenam yakni Mahmud bin Ghailan dan tingkat ketujuh yakni Imam at-Tirmidzi. Kemudian riwayat Ibn Majah dengan tingkat sanad pertama yakni Ibn Abbas, tingkat kedua yakni Ikrimah, tingkat ketiga yakni
Qatâdah bin Di‟amah, tingkat keempat yakni Syu‟bah bin al-Hajjaj, tingkat kelima yakni Khalid bin Harits, tingkat keenam yakni Abu Bakr bin Khallad al-Bahili dan tingkat ketujuh yakni Imam Ibn Majah. Dan kemudian riwayat Ahmad bin Hanbal dengan tingkat sanad pertama yakni Ibn Abbas, tingkat kedua yakni
Ikrimah, tingkat ketiga yakni Qatâdah bin Di‟amah, tingkat keempat yakni Syu‟bah bin al-Hajjaj, tingkat kelima yakni Muhammad bin Ja‟far dan Hajjaj bin
Minhal, tingkat keenam yakni Imam Ahmad bin Hanbal. Semua sanad bersumber langsung dari sahabat Nabi saw yang sama yaitu Abdullah bin Abbas.
Sanad hadits tentang memisahkan tempat tidur sejak dini pada riwayat Imam Abu Dawud dengan tingkat sanad pertama yakni Abdullah bin Amru, tingkat
kedua yakni Syu‟aib bin Muhammad, tingkat ketiga yakni Amru bin Syu‟aib, tingkat keempat yakni Sawwar bin Dawud, tingkat kelima yakni Isma‟îl bin
Ibrahim, tingkat keenam yakni Muammal bin Hisyam dan tingkat ketujuh yakni Imam Abu Dawud. Dengan jalur sanad yang bersumber langsung dari sahabat Rasulullah saw yakni Abdullah bin Amru.
Sanad hadits tentang menjaga kebersihan alat kelamin pada riwayat Imam al-Bukhari dengan tingkat sanad pertama yakni Abu Qatâdah, tingkat kedua yakni Abdullah bin Abu Qatâdah, tingkat ketiga yakni Yahya bin Abî Katsir, tingkat keempat yakni al-Auzâ‟I, tingkat kelima yakni Muhammad bin Yusuf, dan tingkat
keenam yakni Imam Bukhari. Riwayat Abu Dawud dengan tingkat sanad pertama yakni Abu Qatâdah, tingkat kedua yakni Abdullah bin Abu Qatâdah, tingkat ketiga yakni Yahya bin Abî Katsîr, tingkat keempat yakni Abân, tingkat kelima
yakni Muslim bin Ibrahim dan Musa bin Isma‟îl , dan tingkat keenam yakni Imam
Abu Dawud.
Riwayat Imam an-Nasa‟I dengan tingkat sanad pertama yakni Abu Qatâdah,
tingkat kedua yakni Abdullah bin Abu Qatâdah, tingkat ketiga yakni Yahya bin
Abî Katsîr, tingkat keempat yakni Abu Isma‟îl, tingkat kelima yakni Yahya bin
Durusta, dan tingkat keenam yakni Imam an-Nasa‟I. Riwayat Imam Ibn Majah
dengan tingkat sanad pertama yakni Abu Qatâdah, tingkat kedua yakni Abdullah bin Abu Qatâdah, tingkat ketiga yakni Yahya bin Abî Katsîr, tingkat keempat
yakni al-Auzâ‟I, tingkat kelima yakni Abdul Hamid bin Habib, tingkat keenam
yakni Hisyam bin Amar dan tingkat ketujuh yakni Imam Ibn Majah.
Kemudian riwayat Imam Ahmad bin Hanbal dengan tingkat sanad pertama yakni Abu Qatâdah, tingkat kedua yakni Abdullah bin Abu Qatâdah, tingkat ketiga yakni Yahya bin Abî Katsîr, tingkat keempat yakni al-Auzâ‟I, tingkat
kelima yakni Abu al-Mughîrah, dan tingkat keenam yakni Imam Ahmad bin Hanbal. Semua sanadnya bersumber langsung dari sahabat Rasulullah saw yang sama yakni Abu Qatâdah.
Dari keempat hadits tersebut masing-masing memiliki ketersambungan sanad antara guru dan muridnya serta tidak terdapat syadz (kejanggalan) dan „Illat
(cacat) di dalamnya. Bila dilihat dari segi sanad-nya keempat hadits tersebut dapat dikatakan shahih.