• Tidak ada hasil yang ditemukan

Menembus Batas Nasib Dan Membuka Dimensi Baru Kehidupan

Dalam dokumen QUANTUM TRANCEFORMATION NAQS DNA (Halaman 31-36)

Setiap manusia tentu ingin sukses dan hidup berbahagia, karena sukses dan hidup

sejahtera adalah hak azazi manusia. Namun faktanya tidak semua manusia bisa meraihnya. Seakan ada sebuah tembok pembatas antara diri kita dan cita-cita kita. Ini adalah tembok ilusi yang mencengkram manusia untuk tidak bisa terlepas dari keterkungkungan dan keterpurukan nasibnya. Keadaan yang serba terbatas, minimnya aset dan kompetensi diri, serta kondisi makro yang tidak berfihak pada wong cilik bagaikan serangan mitraliur sugesti negatif yang terus menerus mengeroposkan pertahanan daya mental kita. Sehingga akhirnya kita bertekuk lutut dan menyerah pada nasib.

Eits, tunggu dulu.... Jangan buru-buru menyerah. Bila sukses yang kita bicarakan adalah hak azazi. Maka tentu setiap manusia berhak untuk meraihnya. Dan tentu setiap manusia sudah di bekali oleh Tuhan alat-alat yang cukup untuk mencapainya. Dunia boleh tidak berfihak pada kita, namun jangan jadi manusia yang tidak berfihak pada diri sendiri. Kita tidak akan kalah, selama kita tidak menerima kegagalan hidup sebagai suatu kekalahan. Kegagalan hidup kita hari ini, adalah sebuah pelajaran bagi kita mengenai sebuah jalan salah yang berbuah kegagalan. Yang tidak akan lagi kita lalui di masa kini dan masa mendatang. Jangan jadikan kegagalan kita di hari kemarin sebagai penjara mental bagi kita.

Penjara yang umum kita kenal adalah tempat untuk mengurung seseorang, untuk periode waktu tertentu, yang telah berbuat kesalahan atau kejahatan. Selama seseorang berada di penjara maka ia kehilangan kebebasan dan sebagian hak-haknya sebagai warga negara. Narapidana menjalani hidup yang monoton dan terisolasi dari dunia luar sampai masa hukumannya habis.

Penjara mental menjalankan fungsi yang sama. Namun sangat banyak orang yang secara sadar atau tidak sadar telah memasukkan diri mereka ke penjara yang tidak kasat mata, yang lebih mengerikan, dan dapat mengurung diri mereka seumur hidup. Satu-satunya cara untuk keluar dari penjara mental adalah dengan secara sadar menelaah setiap kepercayaan yang dipegang seseorang. Tidak ada kepercayaan yang baik atau buruk. Yang ada adalah kepercayaan yang mendukung dan menghambat.

Kepercayaan seseorang mengendalikan cara berpikir, sikap, perilaku, bagaimana ia menggunakan waktunya, siapa kawannya, buku apa yang ia baca, gaya hidup, penghasilan, dan masih banyak aspek lain.

Apapun kondisi nasib yang kita alami, itu hanyalah buah atau pancaran dari alam vibrasi quanta yang berada di dalam diri kita, yaitu kondisi hati dan fikiran kita. Oleh karena itu Saat mental block telah berhasil diatasi maka pikiran mampu bekerja dengan ”daya” maksimal dan kongruen. Dengan demikian The Law of Attraction dapat diarahkan untuk bekerja secara maksimal dalam membantu kita menarik hal-hal yang kita inginkan.

akan menarik segala sesuatu yang sejalan dengan vibrasi pikiran kita. Likes attract likes. Dengan memahami hal ini maka apapun yang terjadi dalam hidup kita baik yang positif dan negatif adalah akibat dari hasil kerja LOA yang diaktifkan dan diarahkan oleh pikiran kita. Ini adalah hukum Alam atau sunnatullah.

“Barang siapa berbuat kebaikan maka (hasilnya) untuk dirinya sendiri. Dan barang siapa berbuat kejahatan maka (akibatnya) untuk dirinya sendiri. Dan Tuhanmu sekali-kali tidaklah menganiaya hamba-hamba-Nya” (Q. S Fushilat (41): 46)

Rasulullah shallallahu alaihi wa Sallam bersabda : “Allah azza wa jalla berfirman,’Aku berada pada persangkaan hamba-KU kepada KU. Maka hendaklah dia membuat persangkaan kepadak-KU menurut kehendaknya.”

Batas itu adalah pemisah antara satu wilayah dengan wilayah lainnya. Untuk menyebrang perbatasan diperlukan izin dan prosedur khusus, tidak mudah memang. Meskipun globalisasi terus merambah semua sektor kehidupan, namun batas-batas tetap eksis, sulit dihapus. Umat manusia memang ada kecenderungan untuk saling membatasi diri. Setiap individu manusia memang membentuk batas-batasnya sendiri, bahkan ada yang secara berlebihan.

Bayangkan menjalani kehidupan dengan batas-batas fiktif yang terus dibentuk, begitu pengap, sulit bernafas, susah berkembang. Konsekuensinya ruang gerak dan ruang hidup makin menyempit, sulit berbicara, sulit berekspresi, hanya jalan di tempat, bahkan menyusut.

Pembatasan diri disebabkan cara berpikir yang kisut, pesimis dan skeptis. Sumber segala keterpurukan memang dari cara dan proses berpikir. Cobalah berpikir indah maka hidup akan berasa indah. Cobalah berpikir horor maka hidup akan penuh dengan horor. Begitu pula, jika berpikir sempit maka hidup pun akan menjadi sempit. Ya, dari proses dan cara berpikir tertentu akan terbentuk sikap tertentu, lalu kebiasaan tertentu, karakter tertentu dan nasib tertentu. Bagaimana kondisi kehidupan kita sekarang, tidak lain merupakan akumulasi proses dan cara berpikir.

Mengubah kehidupan adalah beralih nasib, dari nasib X berubah menjadi nasib Y. Di antara kedua macam nasib itu tentu ada batas yang harus ditembus. Kemampuan menembus batas nasib sangat ditentukan oleh kekuatan mengubah cara berpikir. Kalau pikiran berkata “ya” maka proses menembus menjadi lebih mudah, sebaliknya kalau pikiran berkata “tidak” maka proses menembus nasib akan terasa sulit.

Setiap hari pikiran terus bekerja, siapapun pasti berpikir, meskipun entah apa yang dipikirkannya. Sebagaimana setiap hari setiap orang selalu bernafas, bahkan setiap sepersekian detik proses pernafasan selalu berlangsung. Begitu pula berpikir, setiap sepersekian detik proses per-pikir-an selalu terjadi. Menurut sebuah observasi, dalam 24 jam setiap orang menghasilkan 4.000 gagasan, mulai dari bangun tidur sampai tidur kembali, bahkan dalam tidur. Ya, ketika sedang tidur pulas pun proses berpikir tetap berlangsung.

Luar biasa memang, setiap manusia dianugerahi organ otak, sehingga memiliki kemampuan berpikir. Karena kemampuan itulah manusia dipercaya Tuhan Sang Maha Pencipta Alam Semesta (Allah SWT) sebagai pengelola (khalifah) di Planet Bumi. Jadi yang berhak memperbaiki kesejahteraan di Bumi adalah manusia, baik kesejahteraan diri sendiri, seluruh manusia, mahluk lain, bahkan Bumi itu sendiri. Begitu berat tugas manusia, yaitu sebagai pengelola Bumi. Dengan demikian cara berpikirnya harus sebesar misi dan visinya. Tugas manusia begitu mulia, mempertahankan kelangsungan Planet Bumi.

terpuruk karena keliru dalam berpikir. Setiap manusia dilengkapi organ otak, tetapi banyak yang tidak tahu cara menggunakannya. Potensi otak yang digunakan kebanyakan manusia sangat rendah, dan hanya sedikit saja yang melampaui 5 persen. Dengan kata lain, sekitar 95 persen dari otak kebanyakan manusia masih menganggur. Hal itulah yang menyebabkan beberapa wilayah di Planet Bumi terpuruk, karena secara individu manusianya “bermasalah” dengan dirinya sendiri, dan secara kolektif “bermasalah” dengan kelompoknya sendiri. Manusia memang cenderung berkelompok dalam satuan yang kecil sampai besar, satuan yang besar adalah negara. Banyak negara yang terpuruk karena secara kolektif manusia di dalamnya tidak bisa menembus batas nasib, secara kolektif tidak bisa mengubah cara berpikir. Untuk mereformasi cara berpikir kolektif memang diperlukan pemimpin yang mumpuni yang menjadi teladan dan panutan.

Menembus batas nasib manusia, baik secara individu atau kolektif harus dimulai dengan mengubah cara berpikir. Aspek pendidikan menjadi penting untuk mengubah cara berpikir secara kolektif . Bagaimanapun, penyebab utama dari banyaknya negara yang terpuruk ialah kegagalam sistem pendidikan. Pendidikan harus dimulai dengan upaya penekanan bagaimana cara menggunakan otak dan bagaimana proses berpikir yang baik dan benar.

Manusia adalah makhluk Tuhan yang penuh keterbatasan. Secara fisik, spesies homo sapiens lebih lemah daripada beberapa spesies hewan terutama predator. Andaikata manusia berkelahi tangan kosong tanpa senjata melawan harimau atau beruang misalnya, kemungkinan manusia yang menang hampir mustahil.

Oleh karena itulah, di kamp-kamp pelatihan militer apalagi pasukan khususnya, anggotanya digenjot hingga sampai ke batas-batas fisiknya. Dengan begitu mereka menjadi lebih tangguh daripada kebanyakan manusia lainnya. Dalam hidup, bagi kita yang bukan anggota militer, kerapkali latihan seperti di kamp itu tidak kita lakukan. Padahal, sejatinya hidup menggenjot kita lebih keras daripada itu. Batas-batas yang harus ditaklukkan bukan semata batas fisik semata, melainkan juga batas mental yang lebih sulit.

Mental atau biasa juga disebut sebagai pola pikir (mindset) oleh motivator, merupakan suatu kondisi kejiwaan yang mengantisipasi suatu kejadian tertentu. Di sini manusia berupaya senantiasa membuat mentalnya selalu dalam kondisi terbaik. Kelelahan mental tentu mengakibatkan gangguan kejiwaan. Hal ini bisa terjadi sebagai akibat stress yang kemudian berlanjut ke depresi.

Penembusan batas-batas inilah kunci kesuksesan manusia dalam mengarungi hidup. Hanya mereka yang mampu menembus keterbatasan sebagai manusia saja yang menjadi pemenang. Banyak batas yang bisa ditembus dari berbagai sisi. Sebagai contoh, mereka yang menembus batas spiritual dan religiusnya akan memasuki dimensi baru sebagai seorang ‘tangan kanan’ Tuhan. Ia memiliki kemampuan yang terhitung sebagai di luar akal seperti

memindahkan hujan bahkan berjalan di atas air. Seorang yang menembus batas kemampuan otot kakinya untuk berlari akan menjadi atlet yang memecahkan rekor kecepatan berlari. Mereka yang mampu mengalahkan batas gengsi menawarkan sesuatu kepada orang lain dengan resiko ditolak akan menjadi saudagar atau pengusaha sukses. Itulah bedanya manusia dengan hewan. Meski kuat, harimau tidak akan tertarik untuk terbang seperti elang. Sementara manusia yang melihat burung bisa terbang pun terpincut ingin terbang. Karena itulah kita dikaruniai akal-budi untuk menembus keterbatasan kita sebagai manusia.

Di saat berupaya menembus batas itulah, pasti akan ada halangan yang muncul. Dan jelas itu tidak akan pernah ringan. Seperti yang selalu menjadi slogan yang diteriakkan dengan bentakan oleh instruktur di kamp pelatihan

militer: “hari yang ringan adalah kemarin!” Jadi, jangan harap rintangan hari ini akan makin mudah. Setiap manusia yang telah bertekad menembus batas pasti menyadari beratnya rintangan. Namun seperti juga pelatihan militer pasti akan berakhir dengan pelantikan sebagai anggota, demikian pula dengan perjuangan dalam hidup.

Penembusan batas akan menjadi manis apabila kita terus hingga melewati batas itu dan menyadari betapa indahnya dunia di balik batas itu. Seperti halnya dialami siapa pun yang pernah naik gunung, kelelahan saat mendaki terbayar tuntas saat menikmati keindahan pemandangan dari puncak. Itulah batas gunung yang ditembus.

Maka, jadilah manusia yang selalu berupaya menembus batas. Tercapainya satu puncak gunung seharusnya tidak membuat kita berhenti mendaki. Karena batas itu ada di mana-mana. Sekali kita merasa puas, maka batas tak lagi kita tembus. Ada sebuah jurang baru lagi terbentuk di depan kehidupan kita saat kita berhenti menembus batas. Jangan pernah lelah menembus batas. Karena kita manusia dianugerahi kemampuan untuk menembusnya!

Mengendalikan Kekuatan Pikiran

Manusia memiliki 2 unsur didalam diri yang berperan dalam kehidupannya yaitu unsur fisik dan non fisik. Unsur fisik adalah tubuh anda beserta semua panca inderanya, sedangkan unsur non fisik adalah pikiran anda. Keduanya memiliki peran yang berbeda namun berada di dalam satu bentuk yaitu diri anda. Keduanya tidak dapat berdiri sendiri sehingga saling bergantung. Seperti halnya tubuh tidak akan dapat menjalankan fungsinya tanpa adanya pikiran, begitu juga pikiran tidak dapat terwujud tanpa dibantu oleh tubuh sebagai pelaksananya.

Cara Pikiran Bekerja

Anda mungkin tidak menyadari bahwa segala sesuatu yang terjadi atas diri anda adalah hasil dari apa yang ada di pikiran anda. Tubuh anda hanyalah menjalankan perintah dari pikiran yang kemudian akan direspon oleh alam semesta dengan feedback yang sama. Jika anda melakukan sesuatu yang positif, alam semesta akan memberikan feedback yang positif pula. Jika anda melakukan sesuatu yang negatif, maka alam semesta juga akan memberikan feedback yang negatif. Pertanyaannya adalah bagaimana anda bisa melakukan sesuatu yang positif jika perintah yang keluar dari pikiran anda adalah negatif. Tidak mungkin bukan? Dengan kata lain, pikiran lah yang menguasai tubuh.

Saya yakin anda pasti tahu permainan Tetris. Pikiran manusia sama seperti permainan tersebut. Setiap input yang dimasukkan kedalamnya akan membentuk sebuah lapisan yang akan menumpuk terus menerus. Lapisan yang sama akan saling tarik menarik dan akan berkumpul menjadi satu kelompok lapisan. Lapisan-lapisan yang berasal dari input yang negatif akan membentuk kelompok Lapisan-lapisan negatif. Sedangkan Lapisan- lapisan-lapisan yang berasal dari input yang positif akan membentuk kelompok lapisan-lapisan positif. Setiap input baru yang masuk kedalam pikiran akan makin memperkuat masing-masing kelompok lapisan tersebut sesuai dengan jenisnya. Beberapa input yang membentuk lapisan positif adalah rasa simpati, kebahagiaan, belas kasih, keikhlasan, rasa percaya diri, optimis, keyakinan, konsentrasi. Beberapa input yang membentuk lapisan negatif adalah kemarahan, kebencian, ketakutan, kekhawatiran, kesombongan, iri hati, keegoisan, keputusasaan, mengasihani diri sendiri, rasa bersalah, pesimis, minder.

Nah, sekarang bisakah anda bayangkan bahwa jika anda terlalu banyak memasukkan input negatif ke dalam pikiran, maka kelompok lapisan negatif itulah yang akan mendominasi pikiran anda. Dan karena jenisnya sama, tanpa disadari anda juga sedang menarik semua energi negatif dari alam semesta kedalam diri anda. Oleh sebab itu, janganlah heran jika kemudian kehidupan anda hanya berisi masalah, rintangan, keributan dan kegagalan. Jadi tugas anda adalah memastikan bahwa yang masuk kedalam pikiran anda hanyalah hal-hal yang positif. Bahkan lebih jauh lagi anda perlu memasukkan hal-hal-hal-hal yang optimis ke dalam pikiran anda.

Dengan pikiran dan cara pandang yang optimis, segala hal yang anda lakukan akan anda kerjakan dengan positif dan penuh percaya diri. Alhasil, seluruh alam semesta pun akan mendukung anda untuk

mewujudkannya. Tanpa sadar, anda sedang menarik semua energi positif yang ada diluar kedalam diri anda. Kalau sudah demikian, keberhasilan dan kesuksesan bukanlah suatu hal yang mustahil.

Menjadi Majikan Dari Pikiran Anda Sendiri

Pikiran manusia sangatlah rapuh dan mudah goyah. Kalau diibaratkan, pikiran kita seperti nyala api lilin ditengah-tengah hembusan angin yang datang dari berbagai arah. Tugas kita adalah menjaga agar nyala api lilin tersebut tidak goyah oleh hembusan angin. Oleh karena itu, pikiran haruslah diperkuat. Memperkuatnya yaitu dengan cara memasukkan hanya hal-hal yang positif secara terus menerus. Seperti halnya tubuh membutuhkan makanan yang bergizi agar bisa tumbuh sehat, begitu juga pikiran membutuhkan hal-hal yang positif sebagai makanannya supaya bisa berfungsi dengan baik dan bermanfaat bagi diri anda. Di sisi lain, seperti halnya racun akan membuat tubuh lemah dan tak bertenaga, begitu juga hal-hal negatif akan membuat pikiran anda menjadi lemah dan tidak dapat memberikan solusi yang baik.

Pikiran yang kuat akan mudah untuk dikendalikan. Seekor anjing yang belum dijinakkan akan menjadi buas, menggigit dan hanya memberikan masalah bagi tuannya. Namun jika sudah dijinakkan, dia tidak hanya akan menjadi anjing penurut tetapi juga berguna untuk membantu dan melindungi tuannya. Begitu juga dengan pikiran, jika anda tidak dapat menjinakkannya maka anda lah yang akan dikendalikannya dan dia hanya akan memberi anda masalah. Namun jika anda sudah dapat menjinakkan dan mengendalikannya, maka pikiran anda akan membantu menyelesaikan berbagai masalah yang anda hadapi.

Memprogram Ulang Pikiran

Jika anda sudah mengetahui bahwa apa yang anda masukkan di dalam pikiran anda dapat terjadi, bukankah anda ingin memasukkan sesuatu yang ingin anda capai kedalam pikiran anda supaya dapat benar-benar terwujud?

Seorang sahabat saya, Krisnawan Putra, sudah membuktikannya. Setelah beberapa saat refreshing dari kepenatan pekerjaannya, suatu hari saat bangun pagi dia meyakinkan dirinya bahwa hari itu dia akan

memulai lagi aktivitasnya dan pasti akan menerima banyak tawaran kerjasama. Sungguh luar biasa hasilnya, sepanjang hari itu 5 proyek langsung mengalir.

Jangan pernah meremehkan kekuatan pikiran anda. Jika anda saat ini tengah depresi dan menganggap diri anda adalah orang yang gagal, hati-hatilah karena pikiran anda akan mewujudkannya menjadi kenyataan. Jika anda saat ini merasa bahwa nasib anda sudah berakhir dan anda tidak bisa keluar dari masalah yang dihadapi, hati-hatilah karena itulah yang akan terjadi pada diri anda. Rubahlah cara anda melihat sesuatu. Tanamkanlah bahwa selalu ada sisi positif dalam setiap kejadian, dan gunakanlah sisi itu. Thomas Alva Edison harus mencoba berkali-kali sampai akhirnya dia berhasil menciptakan lampu. Namun dia tidak pernah mengatakan bahwa dia gagal. Dia selalu mengatakan : “I have not failed. I’ve just found 10.000 ways that won’t work.” Saya tidak gagal tetapi justru menemukan 10.000 cara yang tidak benar.

Saya menyarankan anda untuk memprogram ulang pikiran anda mulai dari sekarang. Katakan dan tanamkan di pikiran anda hal-hal yang ingin anda raih. Bayangkan anda telah berhasil melalui masalah yang sedang anda hadapi dan betapa anda merasakan kegembiraannya. Pikirkan hal-hal yang akan anda lakukan ketika semuanya telah ada di genggaman anda. Tanamkan di pikiran bahwa anda saat ini sedang menuju kesana dan akan berhasil. Bila perlu, anda bisa juga menyuarakannya dengan mulut anda sambil

membayangkannya. Yang perlu diingat, gunakanlah bentuk kalimat yang positif. Misalnya, katakanlah “Saya adalah orang yang berhasil”. Jangan gunakan kalimat “Saya bukan orang yang gagal.” Berkacalah di cermin setiap pagi sebelum memulai hari anda, dan katakanlah :

Tuhan sangat menyayangi saya.

Hari ini saya akan melakukan pekerjaan-pekerjaan besar. Hari ini saya akan menghasilkan banyak hal baru. Saya akan menjadi orang berhasil.

Saya akan meruntuhkan semua rintangan yang ada. Saya akan berhasil melewati semua masalah ini.

Orang lain makan nasi, saya juga makan nasi. Jadi jika orang lain bisa, saya juga bisa.

Dengan memprogram ulang pikiran anda dengan hal-hal yang positif dan optimis, anda telah menggeser dominasi lapisan-lapisan negatif yang ada didalam pikiran anda. Kemudian, anda akan melihat dan

merasakan begitu besar energi positif yang anda tarik disekeliling anda yang akan benar-benar mewujudkan apa yang ingin anda raih.

Dalam dokumen QUANTUM TRANCEFORMATION NAQS DNA (Halaman 31-36)

Dokumen terkait