• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN PUSTAKA

7. Menentukan gambaran target yang ingin dicapai untuk karakteristik teknis

Pada tahap ini tim perancang menentukan target yang ingin dicapai untuk pengukuran parameter karakteristik teknis dalam memuaskan keinginan konsumen dan meningkatkan produknya melebihi produk pesaing.

2.6. ANTHROPOMETRI

Istilah Anthropometri berasal dari kata “anthro” yang berarti manusia dan “metri” yang berarti ukuran. Secara definitif Anthropometri dapat dinyatakan sebagai suatu studi yang berkaitan dengan pengukuran dimensi tubuh manusia. Sedangkan menurut (Nurmianto, 2008) anthropometri adalah satu kumpulan data numerik yang berhubungan dengan karakteristik fisik tubuh manusia, ukuran, bentuk dan kekuatan serta penerapan dari data tersebut untuk penanganan masalah desain.

Anthropometri secara luas digunakan untuk pertimbangan ergonomis

dalam suatu perancangan (desain) produk maupun sistem kerja yang akan memerlukan interaksi manusia. Aspek-aspek ergonomi dalam suatu proses rancang bangun fasilitas merupakan faktor yang penting dalam menunjang

peningkatan pelayanan jasa produksi. Data Anthropometri yang diperoleh akan diaplikasikan secara luas antara lain dalam hal:

1. Perancangan areal kerja (work stasion, interior mobil, dll). 2. Perancangan peralatan kerja (perkakas, mesin, dll).

3. Perancangan produk-produk kosumtif (pakaian, kursi, meja, dll). 4. Perancangan lingkungan kerja fisik.

Anthropometri adalah pengetahuan yang menyangkut pengukuran

tubuh manusia khususnya dimensi tubuh. Anthropometri dibagi atas dua bagian, yaitu:

Anthropometri statis, dimana pengukuran dilakukan pada tubuh manusia yang berada dalam posisi diam.

Anthropometri dinamis, dimana dimensi tubuh diukur dalam berbagai posisi tubuh yang bergerak, sehingga lebih kompleks dan lebih sulit diukur.

1) Anthropometri statis

Dimensi yang diukur pada Anthropometri statis diambil secara linier (lurus) dan dilakukan pada permukaan tubuh. Agar hasil pengukuran representatif, maka pengukuran harus dilakukan dengan metode tertentu terhadap berbagai individu, dan tubuh harus dalam keadaan diam. Terdapat berbagai macam faktor yang mempengaruhi dimensi tubuh manusia, diantaranya:

a. Umur

Ukuran tubuh manusia akan berkembang dari saat lahir sampai kira-kira berumur 20 tahun untuk pria dan 17 tahun untuk wanita. Kemudian manusia akan berkurang ukuran tubuhnya saat berumur 60 tahun.

b. Jenis kelamin

Jenis kelamin manusia yang berbeda akan mengakibatkan dimensi anggota tubuhnya berbeda. Perbedaan dimensi tubuh manusia dikarenakan fungsi yang berbeda. Pada umumnya pria memiliki dimensi tubuh yang lebih besar kecuali dada dan pinggul.

c. Suku bangsa (etnis)

Variasi dimensi akan terjadi, karena pengaruh Etnis. d. Pekerjaan

Selain faktor-faktor diatas, aktifitas kerja sehari-hari juga menyebabkan perbedaan ukuran tubuh manusia.

2) Anthropometri dinamis

Terdapat tiga kelas pengukuran dinamis, yaitu:

a. Pengukuran tingkat ketrampilan sebagai pendekatan untuk mengerti keadaanmekanis dari suatu aktfitas.

Contoh : dalam mempelajari performance atlet.

Contoh : jangkauan dari gerakan tangan dan kaki efektif saat bekerja yang dilakukan dengan berdiri atau duduk.

c. Pengukuran variabilitas kerja.

Contoh: analisis kinematika dan kemampuan jari-jari tangan dari seorang juru ketik atau operator komputer.

Selain faktor-faktor diatas, masih ada beberapa kondisi tertentu (khusus) yang dapat mempengaruhi variabilitas ukuran dimensi tubuh manusia yang juga perlu mendapat perhatian, seperti:

a. Cacat tubuh, dimana data Anthropometri disini akan diperlukan untuk perancangan produk bagi orang-orang cacat.

b. Tebal/tipisnya pakaian yang harus dikenakan, dimana faktor iklim yang berbeda pula dalam bentuk rancangan dan spesifikasi pakaian. Artinya, dimensi orangpun akan berbeda dalam satu tempat dengan tempat yang lain.

c. Kehamilan (pregnancy), dimana kondisi semacam ini jelas akan mempengaruhi bentuk dan ukuran dimensi tubuh (untuk perempuan) dan tentu saja memerlukan perhatian khusus terhadap produk-produk yang dirancang bagi segmentasi seperti itu.

Data antropometri yang menyajikan data ukuran dari berbagai macam anggota tubuh manusia dalam percentiler tertentu akan sangat besar manfaatnya pada saan perancangan produk ataupun fasilitaas kerja akan dibuat. Agar rancangan suatu produk nantinya bisa sesuai dengan ukuran tubuh manusia yang akan mengoperasikannya, maka prinsip – prinsip apa yang harus diambil di dalam

aplikasi data antropometri tersebut harus ditetapkan terlebih dahulu seperti diuraikan berikut ini :

a. Prinsip Perancangan produk bagi individu dengan ukuran yang ekstrim

Agar bisa memenuhi kebutuhan pokok tersebut maka ukuran yang diaplikasikan ditetapkan dengan cara :

 Untuk dimensi minimum yang harus ditetapkan dari suatu rancangan produk umumnya didasarkan pada nilai percentile yang terbesar seperti 95-th percentile.

 Untuk dimensi maksimum yang harus ditetapkan diambil berdasarkan nilai percentile yang paling rendah (5-th) dari distribusi data antropometri yang ada.

Secara umum aplikasi data antropometri untuk perancangan produk ataupun fasilitas kerja akan menetapkan nilai 5-th percentile untuk dimensi maksimum dan 95-th untuk dimensi minimumnya.

b. Prinsip Perancangan Produk Yang Bisa Dioprasikan Diantara Rentang Ukuran Tertentu.

Disini rancangan bisa dirubah – rubah ukurannya sehingga cukup pleksibel dioperasikan oleh setiap orang yang memiliki berbagai macam ukuran tubuh. Dalam kaitannya untuk mendapatkan rancangan yang fleksibel, semacam ini maka data antropometri yang umum diaplikasikan adalah dalam rentang nilai 5-th s/d 95-th percentile.

Berkaitan dengan aplikasi data antropometri yang diperlukan dalam proses perancangan produk ataupun fasilitas kerja, maka ada beberapa rekomendasi yang bisa diberikan sesuai dengan langkah – langkah sebagai berikut :

 Pertama kali terlebih dahulu harus ditetapkan anggota tubuh yang mana nantinya akan difungsikan untuk mengoperasikan rancangan tersebut.

 Tentukan dimensi tubuh yang penting dalam perancangan tersebut.

 Tentuka populasi terbesar yang harus di antisipasi, diakomodasikan dan menjadi target utama pemakai rancangan produk tersebut.

 Tetapkan prinsip ukuran yang harus diikuti semisal apakah rancangan tersebut untuk individual yang ekstrim, rentang ukuran yang fleksibel, ataukah ukuran rata – rata.

 Pilihlah persentase populasi yang harus diikuti ; 5%, 50% 95%

 Untuk setiap dimensi tubuh yang telah diidentifikasikan selanjutnya tetapkan nilai ukurannya dari tabel data antropometri yang sesuai.

2.6.1. Pengukuran Bentuk Tubuh

Pengukuran ini bertujuan untuk mengetahui bentuk tubuh manusia, sehingga dirasakan nyaman dan menyenangkan. Terdapat 5 tingkat kenyamanan, yaitu :

5- ketidaknyamanan / sakit yang tidak tetahankan. 4- sakit yang masih bisa ditahan.

3- sakit.

1- sensasi yang dirasakan. 0- Tidak ada sensasi.

Misalnya kita akan mengukur tingkat kenyamanan suatu kursi, maka untuk menentukan terjadinya sensasi tersebut, terdapat 9 titik penting pertemuan antara badan dengan kursi yang menentukan kenyamanan, yaitu:

A- Daun pundak ( bagian yang menonjol dari tukang belikat ). B- Dasar pundak.

C- Daerah punggung yang melengkung. D- Daerah lengkungan pinggang. E- Pantat

F- Pantat paling bawah. G- Pangkal paha. H- Pertengahan paha

Beberapa pengolahan data yang harus dilakukan pada data Anthropometri adalah : 1) Kecukupan data N’ =

 

2 2 2             

 

X X X N s k

Tingkat kepercayaan = 95 %, sehingga k = 1,96 ~ 2 S = derajat ketelitian

2) Keseragaman data BKA / BKB = ± kσ σ = standar deviasi 3) Percentile

Pada umumnya, percentile yang digunakan adalah : = -1,645σ

=

= + 1,645σ

Dapat pula diberikan toleransi terhadap perbedaan yang mungkin dijumpai dari data yang tersedia dengan populasi yang dihadapi dalam merekomendasikan ukuran suatu rancangan ( allowance ).

2.7. TEKNIK SAMPLING

Mendesain sampling adalah bagian dari proses penelitian. Pada suatu sampel, elemen adalah obyek atau orang yang diminta untuk memberikan informasi. Pada penelitian survey, elemen disebut juga responden. Populasi adalah total dari semua elemen yang memiliki karakter yang sama. Tujuan dari penelitian adalah untuk mendapatkan informasi mengenai karakteristik atau parameter dari suatu populasi. Peneliti bisa mendapatkan informasi mengenai parameter populasi dari sensus maupun sampel. Sensus melibatkan beberapa elemen dalam suatu populasi. Dengan kata lain, sampel adalah sub grup dari populasi.

Menurut Malhotra (2006), langkah-langkah dalam menentukan data sampel ada lima tahap yaitu :

1) Menentukan populasi

Mendesain sampling dimulai dengan menentukan target populasi. Target populasi adalah kumpulan elemen atau obyek yang memiliki informasi yang peneliti cari. Hal yang penting bagi peneliti untuk menentukan target populasi jika data yang diolah mengarah pada masalah penelitian. Menentukan target populasi melibatkan terjemahan masalah penelitian ke dalam pernyataan siapa yang harus dimasukkan ke dalam sampel atau tidak.

2) Menentukan kerangka sampling

Kerangka sampling adalah representasi dari elemen suatu target populasi. Terdiri dari daftar arah untuk menentukan target populasi. Jika terjadi kesalahan pada kerangka sampling, peneliti memiliki beberapa pilihan yaitu menentukan ulang populasi, representasi kerangka penelitian bisa diverifikasi saat proses pengambilan data, dan data bisa disesuaikan secara statistik untuk mendapatkan hasil yang representatif.

3) Memilih metode sampling

Memilih metode sampling melibatkan pemilihan sampling non-probabilitas dan non-probabilitas. Sampling non-non-probabilitas lebih tergantung pada pengambilan keputusan pribadi dari peneliti saat memilih elemen sampel. Peneliti bisa memilih secara random berdasarkan kenyamanan atau keputusan bijak mengenai elemen mana yang akan dimasukkan ke dalam sampel. Pada sampling probabilitas, elemen sampling dipilih secara random. Kemungkinan untuk memilih sampel potensial dari populasi bisa dilakukan terlebih dahulu.

4) Menentukan ukuran sampel

Ukuran sampel tergantung pada jumlah elemen yang dimasukkan ke dalam penelitian. Menentukan ukuran sampel melibatkan pertimbangan kualitatif dan kuantitatif. Faktor kualitatif yang harus dipertimbangkan peneliti untuk menentukan ukuran sampel adalah pentingnya keputusan, alamiahnya penelitian, jumlah variabel, alamiahnya analisa, ukuran sampel yang digunakan pada

penelitian yang sama, dan batasan sumber daya.

2.7. UJI VALIDITAS DAN REABILITAS

Instrumen kuesioner dalam sebuah penelitian memerlukan pengujian validitas dan reliabilitas. Pengujian validitas diperlukan untuk menyatakan sejauh mana data yang ditampung pada suatu kuesioner akan mengukur apa yang ingin diukur (Umar, 2003). Validitas berhubungan dengan kenyataan dan tujuan pengukuran. Pengukuraan dikatakan valid jika tujuannya nyata dan benar, tidak valid artinya memberikan hasil ukuran menyimpang dari tujuan. Suatu instrumen dinyatakan valid jika nilai r hitung > r tabel. Pengujian dilakukan dengan menggunakan software SPSS yang secara umum didasarkan pada korelasi

Bivariate Pearson dan Correlated Item-Total Corelation. Cara kerja metode Bivariate Pearson adalah dengan mengkorelasikan nilai setiap pertanyaan dengan

nilai total atau penjumlahan dari semua item, sedangkan Correlated Item-Total

Corelation dilakukan dengan mengkorelasikan nilai masing-masing pertanyaan

Keterangan :

rxy = koefisien korelasi, Y = skor total

X = skor pertanyaan, N = banyaknya subjek

Pengujian reliabilitas diperlukan untuk menunjukkan sejauh mana suatu hasil pengukuran konsisten jika alat ukur yang digunakan berulangkali (Umar, 2003). Relibilitas menunjukkan akurasi dan konsistensi dari pengukurnya. Konsisten artinya pengukuran yang dilakukan berulangkali terhadap suatu subjek yang sama didapatkan hasil yang tidak berbeda. Reliabilitas dapat diukur dengan

Cronbach’s Alpha. Jika nilai Cronbach’s Alpha mendekati 1 maka reliabilitasnya

semakin tinggi. Umumnya nilai reliabilitas adalah > 0,6. Rumus Cronbach’s

Alpha adalah :

Keterangan :

ɑ = Reliabilitas, ∑σ2

xi = jumlah varian k = jumlah item pertanyaan, σx2 = total varian

39 BAB III

Dokumen terkait