• Tidak ada hasil yang ditemukan

TUGAS AKHIR RANCANG BANGUN MODIFIKASI TEMPAT SAMPAH KERTAS MENGGUNAKAN PENDEKATAN KANO MODEL DAN METODE QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "TUGAS AKHIR RANCANG BANGUN MODIFIKASI TEMPAT SAMPAH KERTAS MENGGUNAKAN PENDEKATAN KANO MODEL DAN METODE QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD)"

Copied!
127
0
0

Teks penuh

(1)

QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD)

Tugas Akhir ini Disusun Guna Memenuhi Persyaratan untuk Mencapai Derajat Sarjana S-1

Oleh:

PITRI PUSPITA DEWI E12.2011.00527

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO SEMARANG

(2)
(3)
(4)

iv

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Puji syukur Penulis panjatkan kehadirat Allah dengan rahmat dan hidayah-Nya Penulis dapat menyelesaikan penyusunan Tugas Akhir yang berjudul “Rancang Bangun Modifikasi Tempat Sampah Kertas Menggunakan Pendekatan Kano Model dan Metode Quality Function Deployment (QFD)

ini tepat pada waktunya.

Dalam penyusunan Tugas Akhir ini, Penulis banyak mendapat bimbingan, pengarahan dan saran yang bermanfaat dari berbagai pihak. Maka dari itu, dalam kesempatan ini Penulis ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada:

1. Allah SWT, atas segala petunjuk-Nya sehingga Penulis dapat

melaksanakan Tugas Akhir dengan baik dan lancar.

2. Bapak Dr. Eng Yuliman Purwanto, M. Eng selaku Dekan Fakultas

Teknik Universitas Dian Nuswantoro.

3. Bapak Dr. Rudi Tjahyono, M.M selaku ketua Program Studi Teknik

Industri Universitas Dian Nuswantoro.

4. Bapak Jazuli, S.T, M.Eng dan Ibu Ratih Setyaningrum, MT selaku

dosen pembimbing yang bersedia meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan dan arahan dalam proses pelaksanaan Tugas Akhir dan penyusunan laporan ini.

5. Orang Tua, yang selalu memberikan dukungan dan motivasi moril

(5)

v

6. Para responden di sekitar area Kota Semarang yang telah bersedia

memberikan masukan dan informasi mengenai penelitian.

7. Teman-teman Teknik Industri, saudara dan sahabat yang selalu

memberikan banyak informasi, motivasi, semangat dan doa untuk Penulis.

Penulis menyadari bahwa laporan Tugas Akhir jauh dari sempurna, karena itu penulis mengharapkan kritik maupun saran yang membangun dari pembaca sekalian. Semoga Laporan Tugas Akhir ini dapat bermanfaat untuk menambah pengetahuan tentang perancangan produk pada umumnya dan menjadi referensi bagi adik-adik kelas. Terima kasih.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Semarang, 3 November 2015

Penulis

(6)

vi

DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN TUGAS AKHIR ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

INTISARI ... xiv ABSTRACT ... xv BAB I PENDAHULUAN ... 1 1.1Latar Belakang ... 1 1.2Perumusan Masalah ... 3 1.3Tujuan Penelitian ... 3 1.4Manfaat Penelitian... 3 1.5Pembatasan Masalah ... 4 1.6Keaslian Penelitian ... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 9

2.1Produk ... 9

2.2Perancangan dan Pengembangan Produk ... 9

2.3Model Kano ... 11

(7)

vii

2.5House Of Quality (HOQ) ... 25

2.6Anthropometri ... 28

2.6.1 Pengukuran Bentuk Tubuh ... 33

2.7Teknik Sampling ... 35

2.8Uji Statistik ... 37

BAB III METODOLOGI PENELITIAN... 30

1.1Obyek Penelitian ... 39

1.2Jenis dan Sumber Data ... 39

1.2.1 Data Primer ... 39

1.2.2 Data Sekunder ... 39

1.3Metode Pengumpulan Data ... 39

3.3.1 Observasi ... 40 3.3.2 Wawancara ... 40 3.3.3 Studi Pustaka ... 40 3.3.4 Kuisioner ... 40 3.4 Alur Penelitian ... 40 3.4.1 Metode Penelitian ... 41 3.4.2 Identifikasi Kebutuhan ... 42 3.4.3 Pengumpulan Data ... 42 3.4.4 Pengolahan Data ... 44 3.4.5 Pengujian Data ... 44

3.4.6 Penerapan Model Kano ... 44

(8)

viii

3.5 Analisa perancangan Produk ... 51

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN ... 53

4.1Survey Awal... 53

4.2Hasil Pengolahan Model Kano ... 53

4.2.1 Pengujian Validitad dan Reabilitas Kuesioner Kano ... 54

4.2.2 Tabulation of survey ... 56

4.2.3 Diagram Kano ... 57

4.3Analisa Penerapan QFD ... 59

4.3.1 Identifikasi Kebutuhan Konsumen ... 59

4.3.2 Pengumpulan Data Kuesioner QFD ... 60

4.3.3 Pengujian Validitas dan ReabilitasbData Kuesioner QFD... 60

4.3.4 Hasil Olah Data Tingkat Kepentingan ... 62

4.3.5 Hasil Olah Data Tingkat Kepuasan ... 64

4.3.6 Nilai Goal ... 66

4.3.7 Nilai K Value ... 66

4.3.8 Nilai Adjustment Factor ... 67

4.3.9 Nilai Improvement Ratio ... 68

4.3.10 Nilai Adjusment Improvement Ratio ... 69

4.3.11 Nilai Adjusment Importance ... 70

4.3.12 Perhitungan House Of Quality(HOQ) ... 71

4.4Data Anthropometri ... 82

4.4.1 Uji Kecukupan Data Antropometri ... 83

(9)

ix

4.4.3 Perhitungan Persentil ... 85

4.5Perancangan Produk ... 86

4.4.1 Desain Gambar ... 86

4.4.2 Sitem Kerja Produk ... 88

4.4.3 Analisa Biaya ... 89 BAB V PENUTUP ... 90 5.1.Kesimpulan ... 90 5.2.Saran ... 91 DAFTAR PUSTAKA ... 92 LAMPIRAN ... 94

(10)

x

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Model Kano ... 14

Gambar 2.2 Memposisikan Atribut ... 18

Gambar 2.2 House Of Quality ... 26

Gambar 3.1 Alur Penelitian ... 41

Gambar 3.2 Memposisikan Atribut ... 47

Gambar 4.1 Diagram Kano ... 58

Gambar 4.2 House of Quality (HOQ) ... 81

Gambar 4.3 Grafik Uji Keseragaman Data ... 85

Gambar 4.4 Desain Gambar ... 87

(11)

xi

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Keaslian Penelitian ... 5

Tabel 2.1 Evaluasi Kano ... ....16

Tabel 2.2 Tabulation of Surveys ... ....17

Tabel 3.1 Daftar Pertanyaan ... 42

Tabel 3.2 Evaluasi Kano ... 46

Tabel 3.3 Tabulation of Surveys ... 46

Tabel 3.4 Karakteristik Nilai Extent of Satisfaction ... 48

Tabel 4.1 Reability Statistic Fungsional ... 54

Tabel 4.2 Correlation-Item Statistic Fungsional ... 54

Tabel 4.3 Reability Statistic Disfungsional ... 55

Tabel 4.4 Correlation-Item Statistic Disfungsional ... 55

Tabel 4.5 Tabulation of Survey ... 56

Tabel 4.6 Nilai Extent of Satisfaction dan Extent of Dissatisfaction ... 57

Tabel 4.7 Pemetaan Atribut Pernyataan ... 59

Tabel 4.8 Reability Statistic Tingkat Kepentingan ... 60

Tabel 4.9 Correlation-Item Statistic Tingkat Kepentingan ... 61

Tabel 4.10 Reability Statistic Tingkat Kepuasan... 61

Tabel 4.11 Correlation-Item Statistic Tingkat Kepuasan ... 62

Tabel 4.12 Rekap Data Tingkat Kepentingan ... 63

Tabel 4.13 Skala Tingkat Kepentingan ... 64

(12)

xii

Tabel 4.15 Rekap DataTingkat Kepuasan ... 65

Tabel 4.16 Nilai Goal ... 66

Tabel 4.17 Nilai K Value ... 67

Tabel 4.18 Nilai Adjustment Factor ... 68

Tabel 4.19 Nilai Improvement Ratio ... 68

Tabel 4.20 Nilai Adjusted Improvement Ratio ... 69

Tabel 4.21 Nilai Adjustment Importance ... 70

Tabel 4.22 Respon Teknis ... 71

Tabel 4.23 Simbol Korelasi Teknis ... 71

Tabel 4.24 Matriks Korelasi Teknis ... 72

Tabel 4.25 Simbol Matrik Relasi ... 72

Tabel 4.26 Korelasi Karakteristik dengan Kebutuhan Konsumen ... 73

Tabel 4.27 Perhitungan Absolute Weight ... 74

Tabel 4.28 Perhitungan Absolute Importance ... 77

Tabel 4.29 Target Spesifikasi ... 78

Tabel 4.30 Analisa Benchmarking ... 79

Tabel 4.31 Perbandingan Harga ... 80

Tabel 4.32 Data Anthropometri ... 82

Tabel 4.33 Perhitungan Persentil ... 85

(13)

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Kuesioner Terbuka ... 80

Lampiran 2 Kuesioner Kano ... 83

Lampiran 2 Rekap Data Pernyataan Fungsional Dan Disfungsional Kano ... 85

Lampiran 4 Kuesioner QFD ... 87

Lampiran 5 Rekap Data Tingkat Kepentingan Dan Kepuasan QFD ... 89

Lampiran 6 Kuesioner Benchmarking ... 91

Lampiran 7 Rekap Data Kuesioner Benchmarking ... 93

Lampiran 8 Output Validitas dan Reabilitas Fungsional dan Disfungsional ... 94

Lampiran 9 Output Validitas dan Reabilitas Tingkat kepentingan dan Kepuasan 96 Lampiran10 Gambar Produk ... 98

(14)

xiv

INTISARI

Kebersihan lingkungan merupakan suatu hal yang perlu diperhatikan untuk menjaga alam sekitar. Salah satu contohnya dengan membuang sampah di tempat sampah. Ada 2 jenis sampah yaitu organik dan anorganik. Sebagai contoh di kantor atau di sekolah sering dijumpai sampah anorganik sejenis kertas, sampah kertas sering memenuhi kapasitas tempat sampah. Karena hal tersebut Mereka enggan untuk memadatkan isi tempat sampah dengan menggunakan kaki atau tangan kosong. Dari hasil penyebaran kuisioner 30 respoden menyatakan 97 % tempat sampah belum efektif dan 90% perlu adanya inovasi pada tempat sampah. Dari permasalahan tersebut, tujuan peneliti yaitu merancang produk tempat sampah kertas yang sesuai dengan kebutuhan konsumen melalui pendekatan model Kano dan metode QFD serta perhitungan antropometri. Pendekatan model kano digunakan untuk mengklasifikasikan atribut-atribut kebutuhan konsumen ke dalam 4 kategori. Hasil pengolahan metode Kano menunjukkan bahwa tidak ada

atribut yang masuk ke dalam kategori Indifferent, dimana dari 11 pernyataan 3

masuk pada kategori attractive, 4 pada one dimensional dan 4 sisanya pada must

be. Sedangkan pengolahan metode Quality Function Deployment (QFD) dan House Of Quality (HOQ) menerjemahkan kebutuhan konsumen dalam bentuk karakteristik teknis dan dikembangkan ke dalam target spesifikasi serta analisa perhitungan untuk mendapatkan urutan prioritas untuk perancangan produk. Hasil dari QFD dan HOQ menunjukan atribut yang memiliki prioritas pertama yaitu adanya inovasi penambahan alat press pada produk tempat sampah ketas dengan

nilai absolute importance sebesar 161,35. Untuk perancangan produk

menggunakan perhitungan antropometri, dimensi tubuh yang diambil yaitu tinggi popliteal menggunakan persentil 5 sebesar 36,97. Hasil semua perhitungan diwujudkan dalam perancangan produk dalam bentuk prototpye.

Kata Kunci :Model Kano, Metode Quality Function Deployment (QFD), House

(15)

xv

ABSTRACT

The cleanliness of the environment is a matter that needs to be considered to keep the natural surroundings. One example to throw garbage in the trash. There are 2 types of waste that is organic and anorganic. For example, in the office or at school often encountered similar inorganic waste paper, waste paper bins often meet capacity. Because it is they are reluctant to condense the contents of the trash on legs or bare hands. From the results of the questionnaire 30 respondents stated 97% bins have not been effective and 90% the need for innovation in the trash. These problems, the goal of researchers is to design a trash paper products that fit the needs of consumers through Kano model approach and methods of QFD and anthropometric calculations. Kano model approach is used to classify the attributes consumers' needs into four categories. Kano method of processing results showed that none of the attributes that fit into the category Indifferent, where of 11, 3 statement entered in the category of attractive, 4 on one-dimensional and 4 rest on must be. While processing method of Quality Function Deployment (QFD) and House Of Quality (HOQ) to translate the needs of consumers in the form of technical characteristics and developed into a target specification and analysis calculations to get the order of priorities for the design of the product. Results of QFD and HOQ shows the attributes that have first priority is innovation in addition to the press tool trash ketas products with a value of 161.35 absolute importance. For designing products using calculations anthropometry, body dimensions taken that high popliteal using 5 percentile of 36.97. The results of all the calculations embodied in the design of the product in the form prototpye.

Keywords: Kano Model, Method Quality Function Deployment (QFD), House Of Quality (HOQ)

(16)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Manusia adalah makhluk lingkungan (homo ecologus). Artinya manusia adalah bagian yang tak terpisahkan dari suatu ekosistem (Dwiyatmo, 2007).

Secara naluriah manusia memiliki kecenderungan untuk selalu

memahami lingkungannya. Manusia dan lingkungan memiliki ikatan keterjalinan sedemikian dekat satu dengan yang lain. Begitu pentingnya lingkungan bagi kehidupan kita mengharuskan kita untuk selalu menjaganya.

Kebersihan lingkungan merupakan suatu hal yang perlu diperhatikan untuk menjaga lingkungan sekitar. Salah satu contoh aktivitas untuk menjaga lingkungan sekitar yaitu membiasakan diri membuang sampah pada tempatnya, sehingga lingkunganpun akan menjadi bersih dan bebas dari pencemaran sampah.

Banyak kota-kota besar di Indonesia yang memiliki masalah besar dalam hal kebersihan lingkungan. Di kota Semarang sampah menjadi salah satu masalah terbesar yang harus diatasi. Dimana dari jumlah penduduk Kota Semarang Tahun 2012 sebesar 1.489.495 jiwa (BPS, 2012). Volume timbunan sampah yang di hasilkan oleh masyarakat di Kota Semarang sebesar 4.500 m3/hari, dengan presentase sampah organik 62 %, sampah anorganik dapat dimanfaatkan 29 % , sampah anorganik tidak dapat dimanfaatkan 9 %.

(17)

Selain sampah rumah tangga, sampah hasil limbah pabrik ada juga sampah dari lingkungan kantor serta lingkungan sekolah .Sebagai contoh pada lingkungan sekolah dan lingkungan kantor terdapat sampah anorganik seperti kertas, karton, dan lain sebagainya. Sampah jenis kertas ini biasanya sering memenuhi kapasitas penampungan tempat sampah. Mereka pun enggan untuk memadatkan isi tempat sampah dengan menggunakan kaki atau tangan kosong sehingga tempat sampah menjadi kurang efektif untuk menampung sampah kertas.

Dalam penelitian ini diawali dengan dilakukannya survey pendahuluan

dengan memberikan kuisioner mengenai penggunaan tempat sampah kepada 30 responden di daerah Semarang, sehingga diharapkan hasil tersebut mewakili keinginan dan kebutuhan konsumen terhadap tempat sampah kertas. Hasil dari

survey tersebut menyatakan bahwa 97% menyatakan tempat sampah kertas saat

ini belum efektif, 90% perlu adanya inovasi terhadap tempat sampah, 65% pada perubahan desain dan 74% untuk penambahan teknologi.

Berdasarkan uraian di atas, maka dalam penulisan Tugas Akhir ini peneliti

mengambil judul “Rancang Bangun Modifikasi Tempat Sampah Kertas

Menggunakan Pendekatan Kano Model dan Metode Quality Function Deployment (QFD)”.

(18)

1.2.PERUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang di atas, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana merancang produk tempat sampah kertas yang sesuai kebutuhan konsumen melalui pendekatan metode Kano dan QFD.

1.3. TUJUAN PENELITIAN

Berdasarkan rumusan masalah di atas, adapun tujuan dari penelitian ini yaitu merancang produk tempat sampah kertas yang sesuai kebutuhan konsumen melalui pendekatan metode Kano dan QFD.

1.4. MANFAAT PENELITIAN

Manfaat dari hasil Tugas Akhir ini diantaranya:

1. Bagi Peneliti

Menerapkan dan mengembangkan ilmu pengetahuan yang didapat selama dibangku perkuliahan sehingga dapat memberikan konstribusi yang nyata bagi masyarakat.

2. Bagi Akademik

Sebagai penambahan pustaka baru serta sebagai perbandingan untuk penelitian lebih lanjut.

(19)

3. Bagi Masyarakat

Diharapkan dapat menjadi referensi untuk metode perancangan produk agar produk yang dihasilkan sesuai dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen, selain itu dengan adaya produk ini mengajarkan masyarakat bahwa perlunya tempat sampah untuk menjaga kebersihan lingkungan.

1.5. PEMBATASAN MASALAH

Untuk menghindari meluasnya masalah dan mempermudah memahami permasalahan yang akan dibahas maka perlu adanya batasan masalah, yaitu :

1. Penelitian ini dilakukan untuk merancang produk tempat sampah khusus

untuk sampah jenis kertas.

2. Pengukuran parameter teknik dalam penelitian ini menggunakan metode

Kano dan QFD.

(20)

1.6. KEASLIAN PENELITIAN

Tabel 1.1 Keaslian Penelitian

Peneliti Metode Hasil

Dara Muthia H (2013)

Kano dan QFD

Integrasi metode Kano dengan Quality

Funtion Deployment untuk meningkatkan mutu pelayanan hotel terhadap keinginan dari pelanggan serta menyusun prioritas

perbaikan kualitas pelayanan yang

seharusnya diberikan kepada pelayan hotel ABC.

Ernanda Arief F (2009)

Kansei dan QFD

Perancangan gerobak sampah yang

ergonomis dengan menggunakan metode

Kansei Engineering dan metode Quality

Funtion Deployment. Perbaikan desain gerobak sampah dengan mengetahui keinginan operator gerobak sampah dan pemilik fasilitas gerobak, yaitu Dinas

Kebersihan dan Pertamanan Kota

(21)

Hana Catur Wahyuni (2012)

Kano dan QFD

Aplikasi metode Kano dan QFD dalam desain sepatu wanita untuk meningkatkan daya saing produk UKM. Mengetahui kebutuhan dan keinginan konsumen beserta atribut-atribut yang diperlukan dalam suatu desain sepatu, sehingga desain sesuai dengan persepsi konsumen dan dapat meningkatkan daya saing produk UKM.

Rosnani Ginting (2015)

Kano dan QFD

Perancangan alat penyadap karet di

Kabupaten Langkat Sumatra Utara

dengan metode Quality Funtion

Deployment (QFD) dan model Kano. Dimana mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi perancangan alat

penyadap karet, sehingga dapat

menghasilkan alat penyadap yang sesuai

dengan kebutuhan dan keinginan

(22)

Merlyana Kusuma W (2014)

Kano dan QFD

Analisis dan usulan perbaikan kualitas layanan menggunakan model Kano dan Quality Function Deployment (QFD) di restoran siap saji x cabang plaza Surabaya. Usulan yang diberikan yaitu berhubungan dengan atribut perbaikan guna meningkatkan kualitas pelayanan di restoran siap saji x, sehingga restoran

mempunyai keunggulan pelayanan

dibandingkan dengan restoran siap saji lainnya.

Yunia Dwie N (2009)

Kano dan QFD

Product design development for modular computer table to support green lifecycle Engineering. Mengembangan arsitektural produk meja komputer modular yang sesuai dengan kebutuhan konsumen untuk mencapai desain meja komputer yang

sesuai dengan green life cycle

(23)

Hendra Frenky T (2013)

QFD dan Kano

Optimasi quality function deployment (QFD) berbasis model kano untuk memaksimalkan kepuasan konsumen. Salah satu cara untuk meningkatkan kualitas pelayanan dengan memberikan kelengkapan karakteristik teknis yang optimal yang tetap memberikan kepuasan konsumen yang tinggi sehingga konsumen akan tertarik menggunakan kartu prabayar XL.

Anindya Lakshitta (2009)

QFD DAN TRIZ

Perancangan jumbo bag dengan

pendekatan QFD dan TRIZ dalam upaya peningkatan produktivitas. Merancang

alat yang dapat meningkatkan

produktivitas dari waktu bongkar muat. Jumbo bag tersebut berfungsi sebagai alat pengaman dan alat bantu material handling.

(24)

9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. PRODUK

Produk merupakan sesuatu yang dijual oleh perusahaan kepada pembeli (Ulrich&Eppinger, 2001). Produk merupakan keluaran yang diperoleh dari suatu proses produksi dan pertambahan nilai yang dilakukan terhadap bahan baku (material input). Proses transformasi akan menyebabkan terjadinya perubahan bentuk maupun dimensi fisik dari bahan baku serta material lainnya (non fisik) sesuai dengan rancangan. Proses transformasi ini baru akan memberikan arti positif bila diikuti adanya pertambahan nilai (value added) dari output yang dihasilkan baik berupa pertambahan nilai fungsional maupun nilai ekonomisnya.

2.2. PERANCANGAN DAN PENGEMBANGAN PRODUK

Perancangan dan pengembangan produk dapat diterjemahkan sebagai serangkaian aktifitas yang saling berkaitan yang dimulai dari analisis persepsi dan peluang pasar, sampai ke tahap produksi, penjualan serta pengiriman produk.

Selama ini dimensi laba bagi investor merupakan dimensi yang banyak digunakan untuk menilai usaha pengembangan produk. Akan tetapi terdapat lima dimensi spesifik antara lain dalam perancangan dan pengembangan produk, antara lain (Ulrich&Eppinger, 2001):

(25)

a. Kualitas Produk

Hal ini meliputi seberapa baik produk yang dihasilkan, apakah produk tersebut telah memuaskan keinginan pelanggan dan apakah produk tersebut kuat serta handal.

b. Biaya Produk

Biaya produk ini merupakan biaya untuk modal peralatan dan alat bantu serta biaya produksi setiap unit produk. Biaya ini akan menentukan besanya laba yang dihasilkan pada volume penjualan dan pada harga tertentu.

c. Waktu Pengembangan Produk

Dimensi ini akan menentukan kemampuan dalam berkompetisi yang mana waktu dan pengembangan produk menunjukkan daya tanggap terhadap perubahan teknologi dan pada akhirnya akan menentukan kecepatan perusahaan untuk menerima pengembalian ekonomis dari usaha pengembangan yang dilakukan.

d. Biaya Pengembangan

Biaya yang dikeluarkan untuk pengembangan produk dan merupakan salah satu komponen yang penting dari investasi yang dibutuhkan untuk mencapai profit.

e. Kapabilitas Pengembangan

Dimensi ini menunjukkan kemampuan pengembang yang lebih baik untuk mengembangkan produk masa depan sebagai hasil pengalaman yang diperoleh saat ini.

(26)

Menurut Ulrich&Eppinger (2001) terdapat tiga fungsi penting dalam proyek pengembangan produk, yaitu:

1. Pemasaran

Fungsi pemasaran di dalam pengembangan produk adalah untuk menjembatani antara tim pengembang produk dengan pelanggan. Bentuk riilnya dengan memfasilitasi proses identifikasi peluang produk, identifikasi segmen pasar dan identifikasi kebutuhan pelanggan, menetapkan target produk, merancang peluncuran dan promosi produk.

2. Perancangan

Fungsi perancangan merupakan fungsi penting dalam mengidentifikasi bentuk fisik produk agar dapat memenuhi keinginan pelanggan. Tugas bagian perancangan ini meliputi desain engineering (mekanik, elektrik, dll) dan desain industri (estetika, ergonomi, dll).

3. Manufaktur

Fungsi manufaktur bertanggungjawab untuk merancang dan

mengoperasikan sistem produksi pada proses produksi produk untuk menghasilkan produk.

2.3. MODEL KANO

Model Kano merupakan model yang digunakan untuk mengkategorikan atribut suatu produk berdasarkan seberapa baik produk tersebut mampu memberikan efek terhadap kepuasan pelanggan. Model Kano memberikan tampilan secara linier terhadap hasil yang diberikan oleh kinerja suatu produk atau

(27)

jasa kepada kepuasan pelanggan yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi atribut-atribut yang berpotensi menimbulkan kepuasan atau ketidakpuasan pelanggan. Selain itu Model Kano juga memiliki kekurangan diantaranya adalah hasil dari Model Kano hanya dapat mengelompokkan kebutuhan pelanggan, namun tidak bisa mengkuantifikasikan nilai performansi tersebut. Model Kano juga tidak dapat menggali alasan dari persepsi pelanggan mengenai atribut-atribut tertentu. Model Kano dapat mengelompokkan atribut kebutuhan produk ke dalam enam kategori :

1. Kategori Must-be

Atribut yang berada pada kategori ini dianggap merupakan kriteria dasar dari sebuah produk. Pelanggan akan merasa tidak puas apabila performansi atribut tidak terpenuhi. Pelanggan menganggap bahwa atribut yang berada pada produk ini merupakan atribut yang harus ada dalam produk, namun apabila performansi atribut terpenuhi maka tidak akan berpengaruh pada peningkatan kepuasan pelanggan.

2. Kategori One Dimensional

Requirements Tingkat kepuasan pelanggan berbanding lurus atau linier dengan tingkat pemenuhan ketersediaan atribut suatu produk. Kepuasan pelanggan akan menurun jika atribut dalam produk ini tidak terpenuhi, namun pelanggan akan merasa puas jika atribut dalam produk diberikan. Atribut pada kategori one dimensional requirements akan secara eksplisit dituntut oleh pelanggan.

(28)

3. Kategori Attractive

Kepuasan pelanggan akan meningkat sesuai dengan peningkatan performansi atribut yang diberikan pada produk, namun penurunan yang terjadi pada performansi atribut tidak akan mengakibatkan penurunan kepuasan pelanggan. Pelanggan akan merasa puas apabila atribut pada produk ini terus ditingkatkan, tetapi pelanggan tidak akan merasa kecewa jika atribut dalam kategori ini tidak ada dalam produk. Pelanggan tidak menuntut dan tidak mengharapkan pemenuhan atribut pada kategori ini. Pemberian atribut pada kategori ini akan memberikan efek positif yang lebih pada pelanggan dan meningkatkan image produk dibenak pelanggan jika dibandingkan dengan produk pesaing. Beberapa pelanggan bahkan akan membayar lebih untuk bisa mendapatkan produk yang memiliki atribut ini.

4. Kategori Indifferent

Atribut yang berada pada kategori ini dipandang sebagai atribut kebutuhan yang netral bagi pelanggan, sehingga tidak akan memberikan pengaruh pada perubahan peningkatan atau penurunan kepuasan pelanggan.

5. Kategori Reverse

Pelanggan akan merasa tidak puas apabila atribut yang berada pada kategori ini diberikan, sebaliknya kepuasan pelanggan akan muncul apabila atribut tersebut tidak ada.

(29)

6. Kategori Questionable

Atribut kebutuhan yang berada pada kategori ini tidak dapat diterjemahkan dengan jelas karena terjadi kontradiksi antara jawaban pelanggan dengan pertanyaan yang saling berpasangan. Kategori ini mengidikasikan bahwa terjadi kebingungan dan kesalahpahaman antara pertanyaan yang diajukan dengan jawaban yang diberikan. Berikut merupakan gambar mengenai pengelompokan atribut kebutuhan pada Model Kano berdasarkan kepuasan pelanggan

Gambar 2.1 Model Kano

Sumber: Sauerwein et. al (1996)

Keuntungan yang didapatkan dengan mengklasifikasikan kebutuhan pelanggan berdasarkan model Kano adalah :

(30)

Contoh : Akan lebih berguna meningkatkan kategori one dimensional atau attractive yang memiliki pengaruh yang lebih besar pada kualitas produk atau jasa dan tingkat kepuasan pelanggan.

2. Kebutuhan pelanggan lebih dipahami, karena pengklasifikasian kebutuhan pelanggan kedalam kategori must be, one dimensional, dan must-be menjadi lebih fokus.

3. Model Kano dapat dikombinasikan dengan QFD untuk mencapai kepuasan pelanggan yang optimal. Model Kano merupakan syarat mutlak untuk mengidentifikasi kebutuhan pelanggan, hierarki dan prioritasnya. Model Kano digunakan untuk menentukan kepentingan dan fitur produk atau jasa secara individu untuk kepuasan pelanggan dan menciptakan syarat mutlak yang optimal untuk orientasi proses pada aktivitas pengembangan produk atau jasa.

4. Membantu perusahaan dalam menemukan dan memenuhi kategori attractive. 5. Membantu perusahaan ketika trade - off. Jika ada dua permintaan produk atau jasa yang tidak dapat dipenuhi secara bersamaan karena alasan teknis atau finansial, kriteria tersebut dapat diidentifikasi dengan melihat mana yang memiliki pengaruh yang besar pada kepuasan pelanggan.

Sedangkan untuk menentukan kategori atribut setiap responden, dapat dilakukan dengan melihat ketentuan-ketentuan yang ada pada Tabel 2.1 Tabel Evaluasi Kano berikut :

(31)

Tabel 2.1 Evaluasi Kano

Keterangan :

A = attractive I = indifferent M = must-be R = reverse

O = one dimensional Q = questionable

Attractive menggambarkan kepuasan pelanggan akan semakin meningkat

jika produk atau jasa tersebut berfungsi lebih baik dari biasanya, tapi tingkat

kepuasan tidak menurun jika tidak berfungsi lebih baik dari biasanya. Must-be

menggambarkan penurunan tingkat kepuasan pelanggan jika produk atau jasa tidak berfungsi dengan semestinya tapi tidak akan meningkatkan kepuasan

pelanggan walaupun berfungsi dengan sangat baik. One dimensional

menggambarkan semakin baik fungsi produk atau jasa, maka kepuasan pelanggan

akan semakin meningkat dan sebaliknya. Indifferent menggambarkan kepuasan

pelanggan tidak dipengaruhi oleh sifat produk atau jasa yang fungsional atau disfungsional.

(32)

Selanjutnya menganalisis hasil proses dengan memposisikan setiap

pernyataan. Dimana kebutuhan pelanggan yang masuk kategori Attractive (A),

Must Be (M), One Dimensional (O), Reverse (R), Questionable (Q) atau

Indifferent (I). Dan pengklasifikasian atribut model kano tersebut dapat dilihat pada Tabel 2.2.

Tabel 2.2 Tabulation of Surveys

Sumber: Walden, 1993

Memposisiskan atribut melalui perhitungan nilai Extent of Satisfaction dan Extent of Dissatisfaction ke dalam bentuk diagram kano seperti yang terlihat pada gambar 2.2.

(33)

Gambar 2.2 Memposisikan Atribut

Sumber: Walden, 1993

Menurut Walden (1993) penentuan kategori Kano untuk setiap atribut

dilakukan dengan cara Blauth Formula yaitu; menjumlahkan masing - masing

kategori, dan jumlah terbesar adalah yang dipilih sebagai kategori (Wijaya, 2011). Jika (M+O+A) > (R+I+Q), maka kategori yang dipilih adalah yang paling maksimum dari (M+O+A), dan jika (M+O+A) < (R+I+Q), maka kategori yang dipilih adalah yang paling maksimum dari (R+I+Q). Hasil dari tabel kemudian dievaluasi dengan menggunakan koefisien kepuasan pelanggan dengan rumus :

Extent of Satisfaction

(1) A+O

(34)

Extent of Dissatisfaction

(2) O+M

-(A+O+M+I)

Tanda minus diletakkan di depan koefisien ketidakpuasan untuk menekankan pengaruh negatif pada kepuasan pelanggan jika kualitas dari produk atau jasa tidak terpenuhi. Nilai koefisien yang positif berkisar dari 0 sampai 1, semakin mendekati 1 semakin tinggi pengaruh pada kepuasan pelanggan dan nilai 0 menandakan bahwa sedikit berpengaruh. Nilai koefisien yang negatif mendekati -1, dan nilai 0 menandakan tidak menyebabkan ketidakpuasan jika tidak terpenuhi.

2.4. METODOLOGI QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD)

Wijaya (2011) menjelaskan bahwa Quality Function Deployment (QFD)

merupakan pendekatan sistematik yang menentukan tuntutan permintaan pelanggan kemudian menerjemahkannya secara akurat kedalam desain teknis, manufaktur, dan perencanaan produksi yang tepat untuk memungkinkan organisasi melampaui harapan pelanggan. QFD pertama kali ditemukan oleh Prof.Yoji Akao pada tahun 1960, dan digunakan untuk mendukung dan melaksanakan filosofi TQM. Dalam QFD seluruh operasi perusahaan didorong oleh suara pelanggan, oleh karena itu tujuan produk atau jasa didasarkan pada tuntutan pelanggan tidak diinterpretasikan secara salah. Aktivitas pada metode QFD adalah sebagai berikut :

1. Mengidentifikasi kebutuhan pelanggan terhadap atribut produk atau jasa

(35)

2. Membuat matriks perencanaan (Planning Matrix)

a. Tingkat kepentingan konsumen (Importance to Customer)

Penentuan tingkat kepentingan konsumen digunakan untuk mengetahui sejauh mana konsumen memberikan penilaian atau harapan dari kebutuhan konsumen yang ada.

b. Pengukuran tingkat kepuasan konsumen terhadap produk (Current

Satisfaction Performance)

Pengukuran tingkat kepuasan konsumen terhadap produk dimaksudkan untuk mengukur bagaimana tingkat kepuasan konsumen setelah pemakaian produk yang akan dianalisa. Dihitung dengan rumus:

c. Nilai target (Goal)

Nilai target ini ditentukan oleh pihak perusahaan untuk mewujudkan tingkat kepuasan yang diinginkan oleh konsumen.

d. K Value

K value ditentukan menurut nilai kebebasan pada hasil atribut

kategori kano. Dimana k value didefinisikan sebagai 0,5, 1, 1,5 dan 0

untuk masing-masing atribut kategori Must-be (M), One Dimensional

(36)

e. Adjustment Factor

Nilai adjustment factor merupakan nilai yang digunakan untuk

menghitung nilai adjusted improvement ratio. Adjustment Factor = max([CS],[CD])

Dimana, CS = Customer Satisfaction DS = Customer Dissatisfaction

f. Rasio Perbaikan (Improvement Ratio)

Improvement ratio merupakan nilai yang bertujuan untuk mengukur derajat kepuasan konsumen pada setiap pengguna atribut untuk masing-masing kualitas yang tercantum. Sedangkan nilai improvement ratio dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:

Improvement Ratio, R0 =

Dimana, t = User Satisfaction target (goal) u = User importance

g. Adjusted Improvement Ratio

Nilai ini merupakan langkah perhitungan yang digunakan untuk menghubungkan parameter dalam metode kano ke dalam matriks QFD. Hasil ini dapat memberikan kepentingan mutlak untuk

memperoleh analisis akhir. Adapun rumus perhitungan adjusted

improvement ratio adalah sebagai berikut :

RI = (1+f)k x R0

(37)

k = Kano category

R0 = Improvement ratio

h. Adjustment Importance

Hasil nilai ini dapat memberikan pemahaman yang jelas tentang memprioritaskan kualitas yang diharapkan oleh pengguna. Adapun rumus perhitungan Adjustment Importance adalah sebagai berikut :

Adjustment importance = adjusted improvement ratio x user

importance.

3. Menentukan ciri khas produk atau jasa yang menguntungkan melalui

Karakteristik Teknis.

4. Mengidentifikasi nilai hubungan antara kebutuhan pelanggan dengan

karakteristik pada Matriks Hubungan.

5. Mengidentifikasi hubungan antara sesama karakterisik teknis pada

Respon Teknis.

6. Penentuan prioritas

Penentuan ini menunjukkan prioritas yang akan dikembangkan lebih dulu berdasarkan kepentingan teknik.

7. Mengidentifikasi dan menganalisis produk atau jasa yang ada sekarang

dengan beberapa produk atau jasa dari pesaing untuk perbaikan sehingga dapat membantu dalam menyusun nilai sasaran yang dipersepsikan.

(38)

Berdasarkan penelitian Cohen (1995) dan Ariani (2009) terdapat manfaat QFD bagi perusahaan yaitu :

1. Mengurangi biaya.

Pengurangan biaya dapat terjadi melalui keputusan awal dalam proses pengembangan produk atau jasa. Produk atau jasa yang dihasilkan benar – benar sesuai dengan spesifikasi berdasarkan pelanggan sehingga tidak ada pembuangan bahan baku, pengurangan biaya bahan baku, pengurangan biaya lembur atau upah. 2. Meningkatkan pendapatan.

Pengurangan biaya yang terjadi karena telah sesuai dengan kebutuhan dan harapan pelanggan menyebabkan hasil yang didapatkan meningkat.

3. Pengurangan waktu produksi.

Pengurangan waktu dikarenakan produk atau jasa yang dihasilkan sesuai dengan kebutuhan dan harapan pelanggan, sehingga memungkinkan tidak ada pengulangan proses.

4. Fokus ke pelanggan.

Perusahaan mendapatkan masukan dan umpan balik dari pelanggan mengenai kebutuhan dan harapan.

5. Orientasi pada dokumen.

Data – data mengenai proses, kebutuhan dan harapan yang didapatkan digunakan sebagai dokumentasi untuk informasi mengenai kebutuhan dan harapan pelanggan yang selalu diperbaiki dari waktu ke waktu.

(39)

6. Orientasi kerjasama tim.

Semua keputusan dalam proses didasarkan pada diskusi mendalam dan jajak pendapat, sehingga setiap tindakan yang dilakukan perlu diidentifikasi sebagai bagian dari proses maka setiap individu memahami posisinya paling tepat dan mendorong kerjasama tim.

7. Efisiensi waktu.

Waktu pengembangan produk atau jasa akan lebih efisien karena spesifikasi telah diidentifikasi sesuai dengan kebuthan pelanggan, sehingga tidak terjadi pemborosan waktu.

Adapun kelemahan dari QFD, seperti yang dikemukakan Wijaya (2011) yaitu : 1. Memerlukan keahlian spesifik beragam.

Input pada QFD membutuhkan analis pasar. Penerjemahan karakteristik kualitas membutuhkan keahlian perancangan. Penerjemahan ke spesifikasi teknis membutuhkan keahlian insinyur produksi.

2. Kesulitasn dalam pengisisan matriks, terutama jika ukurannya terlalu besar.

Bertambahnya m input pelanggan dan n karakteristik kualitas akan

menambah ukuran sebanyak m x n, berarti ada tambahan m x n sel yang harus

dipertimbangkan hubungannya.

3. Hanya merupakan alat, tidak ada kejelasan kerangka pemecahan masalah. QFD merupakan metode yang beroperasi berdasarkan input, mengolahnya, dan mengeluarkan input tertentu. Keberhasilan alat ini ditentukan oleh kejelian melihat konteks permasalahan yang dapat dikategorikan menjadi penentuan sumber input yang tepat dan tindak lanjut yang dilakukan pada output.

(40)

4. Bersifat proyek tanpa kelanjutan.

QFD biasanya hanya berupa proyek satu kali, tidak ada pembakuan

institusi atau job description yang tetap untuk orang - orang yang terlibat

didalamnya.

2.5. HOUSE OF QUALITY (HOQ)

Proses QFD melibatkan pembuatan satu atau lebih matriks (disebut

juga tabel kualitas). Matriks pertama yang dibuat disebut House of Quality

(HOQ). Matriks ini memperlihatkan kebutuhan pelanggan dan karakteristik teknis dari tim pengembang yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan konsumen tersebut (Cohen, 1995).

HOQ adalah sebuah struktur, ekspresi sistematis dari produk atau proses yang dilakukan oleh tim pengembang untuk memahami aspek-aspek pada keseluruhan proses perencanaan produk baru, pelayanan atau proses (Cohen, 1995).

Gambar 2.2 berikut menunjukkan bentuk umum dari setiap bagian matriks House of Quality.

(41)

Gambar 2.3 House of Quality Sumber: Ginting, 2010

Dalam menggunakan matriks House of Quality harus melalui

prosedur sebagai berikut:

1. Mengidentifikasi keinginan konsumen ke dalam atribut-atribut

produk

Pada tahap ini akan diuji sampai sejauh mana tingkat kepuasan konsumen terhadap suatu produk. Umumnya konsumen terhadap suatu produk. Umumnya konsumen menyatakan pendapatnya mengenai suatu produk ke dalam atribut-atribut yang sangat umum, sehingga yang terpenting dalam tahap ini adalah mengidentifikasi pernyataan konsumen dengan baik untuk menghindari kesalahan interpretasi.

(42)

Penentuan peringkat atribut ini dapat dilakukan dengan memberikan bobot persentase pada masing-masing atribut dengan menggunakan skala prioritas.

3. Mengevaluasi atribut-atribut dari produk pesaing

Performansi dari pesaing dianalisis, keterangan mengenai atribut yang diprioritaskan pesaing dikaji.

4. Membuat matriks perlawanan antara atribut produk dengan

karakteristik

Atribut-atribut yang telah diterjemahkan ke dalam karakteristik teknis pada tahap di atas dimasukkan ke dalam suatu matriks, dimana atribut diletakkan vertikal pada tepi sebelah kiri, sedangkan karakteristik teknis diletakkan horisontal pada tepi atas. Karakteristik teknis yang dipilih harus nyata dan dapat diukur.

5. Mengidentifikasi hubungan antara karakteristik teknis dan atribut

produk

Untuk menyatakan hubungan yang terjadi antara karakteristik teknis dan atribut, biasanya menggunakan skor, dimana skor yang tertinggi menggambarkan tingkat kemudahan yang tinggi bagi tim perancang untuk mengidentifikasi karakteristik teknis yang paling berpengaruh pada kepuasan konsumen dan sebaliknya.

6. Mengidentifikasi interaksi yang relevan di antara karakteristik

(43)

Dalam House of Qualty, besaran diletakkan pada bagian roof. Bekerja dengan matriks roof seperti ini dapat memudahkan dalam memeriksa interaksi yang terjadi pada setiap pasangan karakteristik teknis.

7. Menentukan gambaran target yang ingin dicapai untuk

karakteristik teknis

Pada tahap ini tim perancang menentukan target yang ingin dicapai

untuk pengukuran parameter karakteristik teknis dalam

memuaskan keinginan konsumen dan meningkatkan produknya melebihi produk pesaing.

2.6. ANTHROPOMETRI

Istilah Anthropometri berasal dari kata “anthro” yang berarti

manusia dan “metri” yang berarti ukuran. Secara definitif Anthropometri

dapat dinyatakan sebagai suatu studi yang berkaitan dengan pengukuran

dimensi tubuh manusia. Sedangkan menurut (Nurmianto, 2008)

anthropometri adalah satu kumpulan data numerik yang berhubungan dengan karakteristik fisik tubuh manusia, ukuran, bentuk dan kekuatan serta penerapan dari data tersebut untuk penanganan masalah desain.

Anthropometri secara luas digunakan untuk pertimbangan ergonomis dalam suatu perancangan (desain) produk maupun sistem kerja yang akan memerlukan interaksi manusia. Aspek-aspek ergonomi dalam suatu proses rancang bangun fasilitas merupakan faktor yang penting dalam menunjang

(44)

peningkatan pelayanan jasa produksi. Data Anthropometri yang diperoleh akan diaplikasikan secara luas antara lain dalam hal:

1. Perancangan areal kerja (work stasion, interior mobil, dll).

2. Perancangan peralatan kerja (perkakas, mesin, dll).

3. Perancangan produk-produk kosumtif (pakaian, kursi, meja, dll).

4. Perancangan lingkungan kerja fisik.

Anthropometri adalah pengetahuan yang menyangkut pengukuran

tubuh manusia khususnya dimensi tubuh. Anthropometri dibagi atas dua

bagian, yaitu:

Anthropometri statis, dimana pengukuran dilakukan pada tubuh manusia

yang berada dalam posisi diam.

Anthropometri dinamis, dimana dimensi tubuh diukur dalam berbagai

posisi tubuh yang bergerak, sehingga lebih kompleks dan lebih sulit diukur.

1) Anthropometri statis

Dimensi yang diukur pada Anthropometri statis diambil secara

linier (lurus) dan dilakukan pada permukaan tubuh. Agar hasil pengukuran representatif, maka pengukuran harus dilakukan dengan metode tertentu terhadap berbagai individu, dan tubuh harus dalam keadaan diam. Terdapat berbagai macam faktor yang mempengaruhi dimensi tubuh manusia, diantaranya:

(45)

a. Umur

Ukuran tubuh manusia akan berkembang dari saat lahir sampai kira-kira berumur 20 tahun untuk pria dan 17 tahun untuk wanita. Kemudian manusia akan berkurang ukuran tubuhnya saat berumur 60 tahun.

b. Jenis kelamin

Jenis kelamin manusia yang berbeda akan mengakibatkan dimensi anggota tubuhnya berbeda. Perbedaan dimensi tubuh manusia dikarenakan fungsi yang berbeda. Pada umumnya pria memiliki dimensi tubuh yang lebih besar kecuali dada dan pinggul.

c. Suku bangsa (etnis)

Variasi dimensi akan terjadi, karena pengaruh Etnis.

d. Pekerjaan

Selain faktor-faktor diatas, aktifitas kerja sehari-hari juga menyebabkan perbedaan ukuran tubuh manusia.

2) Anthropometri dinamis

Terdapat tiga kelas pengukuran dinamis, yaitu:

a. Pengukuran tingkat ketrampilan sebagai pendekatan untuk mengerti

keadaanmekanis dari suatu aktfitas.

Contoh : dalam mempelajari performance atlet.

(46)

Contoh : jangkauan dari gerakan tangan dan kaki efektif saat bekerja yang dilakukan dengan berdiri atau duduk.

c. Pengukuran variabilitas kerja.

Contoh: analisis kinematika dan kemampuan jari-jari tangan dari seorang juru ketik atau operator komputer.

Selain faktor-faktor diatas, masih ada beberapa kondisi tertentu (khusus) yang dapat mempengaruhi variabilitas ukuran dimensi tubuh manusia yang juga perlu mendapat perhatian, seperti:

a. Cacat tubuh, dimana data Anthropometri disini akan diperlukan untuk

perancangan produk bagi orang-orang cacat.

b. Tebal/tipisnya pakaian yang harus dikenakan, dimana faktor iklim yang

berbeda pula dalam bentuk rancangan dan spesifikasi pakaian. Artinya, dimensi orangpun akan berbeda dalam satu tempat dengan tempat yang lain.

c. Kehamilan (pregnancy), dimana kondisi semacam ini jelas akan

mempengaruhi bentuk dan ukuran dimensi tubuh (untuk perempuan) dan tentu saja memerlukan perhatian khusus terhadap produk-produk yang dirancang bagi segmentasi seperti itu.

Data antropometri yang menyajikan data ukuran dari berbagai macam anggota tubuh manusia dalam percentiler tertentu akan sangat besar manfaatnya pada saan perancangan produk ataupun fasilitaas kerja akan dibuat. Agar rancangan suatu produk nantinya bisa sesuai dengan ukuran tubuh manusia yang akan mengoperasikannya, maka prinsip – prinsip apa yang harus diambil di dalam

(47)

aplikasi data antropometri tersebut harus ditetapkan terlebih dahulu seperti diuraikan berikut ini :

a. Prinsip Perancangan produk bagi individu dengan ukuran yang ekstrim

Agar bisa memenuhi kebutuhan pokok tersebut maka ukuran yang diaplikasikan ditetapkan dengan cara :

 Untuk dimensi minimum yang harus ditetapkan dari suatu rancangan

produk umumnya didasarkan pada nilai percentile yang terbesar seperti 95-th percentile.

 Untuk dimensi maksimum yang harus ditetapkan diambil berdasarkan nilai

percentile yang paling rendah (5-th) dari distribusi data antropometri yang ada.

Secara umum aplikasi data antropometri untuk perancangan produk ataupun fasilitas kerja akan menetapkan nilai 5-th percentile untuk dimensi maksimum dan 95-th untuk dimensi minimumnya.

b. Prinsip Perancangan Produk Yang Bisa Dioprasikan Diantara Rentang Ukuran

Tertentu.

Disini rancangan bisa dirubah – rubah ukurannya sehingga cukup pleksibel dioperasikan oleh setiap orang yang memiliki berbagai macam ukuran tubuh. Dalam kaitannya untuk mendapatkan rancangan yang fleksibel, semacam ini maka data antropometri yang umum diaplikasikan adalah dalam rentang nilai 5-th s/d 95-th percentile.

(48)

Berkaitan dengan aplikasi data antropometri yang diperlukan dalam proses perancangan produk ataupun fasilitas kerja, maka ada beberapa rekomendasi yang bisa diberikan sesuai dengan langkah – langkah sebagai berikut :

 Pertama kali terlebih dahulu harus ditetapkan anggota tubuh yang mana

nantinya akan difungsikan untuk mengoperasikan rancangan tersebut.

 Tentukan dimensi tubuh yang penting dalam perancangan tersebut.

 Tentuka populasi terbesar yang harus di antisipasi, diakomodasikan dan

menjadi target utama pemakai rancangan produk tersebut.

 Tetapkan prinsip ukuran yang harus diikuti semisal apakah rancangan

tersebut untuk individual yang ekstrim, rentang ukuran yang fleksibel, ataukah ukuran rata – rata.

 Pilihlah persentase populasi yang harus diikuti ; 5%, 50% 95%

 Untuk setiap dimensi tubuh yang telah diidentifikasikan selanjutnya

tetapkan nilai ukurannya dari tabel data antropometri yang sesuai.

2.6.1. Pengukuran Bentuk Tubuh

Pengukuran ini bertujuan untuk mengetahui bentuk tubuh manusia, sehingga dirasakan nyaman dan menyenangkan. Terdapat 5 tingkat kenyamanan, yaitu :

5- ketidaknyamanan / sakit yang tidak tetahankan. 4- sakit yang masih bisa ditahan.

3- sakit.

(49)

1-sensasi yang dirasakan.

0- Tidak ada sensasi.

Misalnya kita akan mengukur tingkat kenyamanan suatu kursi, maka untuk menentukan terjadinya sensasi tersebut, terdapat 9 titik penting pertemuan antara badan dengan kursi yang menentukan kenyamanan, yaitu:

A- Daun pundak ( bagian yang menonjol dari tukang belikat ).

B- Dasar pundak.

C- Daerah punggung yang melengkung.

D- Daerah lengkungan pinggang.

E- Pantat

F- Pantat paling bawah.

G- Pangkal paha.

H- Pertengahan paha

Beberapa pengolahan data yang harus dilakukan pada data Anthropometri adalah :

1) Kecukupan data N’ =

2 2 2             

X X X N s k

Tingkat kepercayaan = 95 %, sehingga k = 1,96 ~ 2 S = derajat ketelitian

(50)

2) Keseragaman data BKA / BKB = ± kσ σ = standar deviasi

3) Percentile

Pada umumnya, percentile yang digunakan adalah : = -1,645σ

=

= + 1,645σ

Dapat pula diberikan toleransi terhadap perbedaan yang mungkin dijumpai dari data yang tersedia dengan populasi yang dihadapi dalam merekomendasikan ukuran suatu rancangan ( allowance ).

2.7. TEKNIK SAMPLING

Mendesain sampling adalah bagian dari proses penelitian. Pada suatu

sampel, elemen adalah obyek atau orang yang diminta untuk memberikan informasi. Pada penelitian survey, elemen disebut juga responden. Populasi adalah total dari semua elemen yang memiliki karakter yang sama. Tujuan dari penelitian adalah untuk mendapatkan informasi mengenai karakteristik atau parameter dari suatu populasi. Peneliti bisa mendapatkan informasi mengenai parameter populasi dari sensus maupun sampel. Sensus melibatkan beberapa elemen dalam suatu populasi. Dengan kata lain, sampel adalah sub grup dari populasi.

Menurut Malhotra (2006), langkah-langkah dalam menentukan data sampel ada lima tahap yaitu :

(51)

1) Menentukan populasi

Mendesain sampling dimulai dengan menentukan target populasi. Target

populasi adalah kumpulan elemen atau obyek yang memiliki informasi yang peneliti cari. Hal yang penting bagi peneliti untuk menentukan target populasi jika data yang diolah mengarah pada masalah penelitian. Menentukan target populasi melibatkan terjemahan masalah penelitian ke dalam pernyataan siapa yang harus dimasukkan ke dalam sampel atau tidak.

2) Menentukan kerangka sampling

Kerangka sampling adalah representasi dari elemen suatu target populasi.

Terdiri dari daftar arah untuk menentukan target populasi. Jika terjadi kesalahan

pada kerangka sampling, peneliti memiliki beberapa pilihan yaitu menentukan

ulang populasi, representasi kerangka penelitian bisa diverifikasi saat proses pengambilan data, dan data bisa disesuaikan secara statistik untuk mendapatkan hasil yang representatif.

3) Memilih metode sampling

Memilih metode sampling melibatkan pemilihan sampling

non-probabilitas dan non-probabilitas. Sampling non-probabilitas lebih tergantung pada

pengambilan keputusan pribadi dari peneliti saat memilih elemen sampel. Peneliti

bisa memilih secara random berdasarkan kenyamanan atau keputusan bijak

mengenai elemen mana yang akan dimasukkan ke dalam sampel. Pada sampling

probabilitas, elemen sampling dipilih secara random. Kemungkinan untuk

(52)

4) Menentukan ukuran sampel

Ukuran sampel tergantung pada jumlah elemen yang dimasukkan ke dalam penelitian. Menentukan ukuran sampel melibatkan pertimbangan kualitatif dan kuantitatif. Faktor kualitatif yang harus dipertimbangkan peneliti untuk menentukan ukuran sampel adalah pentingnya keputusan, alamiahnya penelitian, jumlah variabel, alamiahnya analisa, ukuran sampel yang digunakan pada penelitian yang sama, dan batasan sumber daya.

2.7. UJI VALIDITAS DAN REABILITAS

Instrumen kuesioner dalam sebuah penelitian memerlukan pengujian validitas dan reliabilitas. Pengujian validitas diperlukan untuk menyatakan sejauh mana data yang ditampung pada suatu kuesioner akan mengukur apa yang ingin diukur (Umar, 2003). Validitas berhubungan dengan kenyataan dan tujuan pengukuran. Pengukuraan dikatakan valid jika tujuannya nyata dan benar, tidak valid artinya memberikan hasil ukuran menyimpang dari tujuan. Suatu instrumen dinyatakan valid jika nilai r hitung > r tabel. Pengujian dilakukan dengan

menggunakan software SPSS yang secara umum didasarkan pada korelasi

Bivariate Pearson dan Correlated Item-Total Corelation. Cara kerja metode

Bivariate Pearson adalah dengan mengkorelasikan nilai setiap pertanyaan dengan

nilai total atau penjumlahan dari semua item, sedangkan Correlated Item-Total

Corelation dilakukan dengan mengkorelasikan nilai masing-masing pertanyaan

(53)

Keterangan :

rxy = koefisien korelasi, Y = skor total

X = skor pertanyaan, N = banyaknya subjek

Pengujian reliabilitas diperlukan untuk menunjukkan sejauh mana suatu hasil pengukuran konsisten jika alat ukur yang digunakan berulangkali (Umar, 2003). Relibilitas menunjukkan akurasi dan konsistensi dari pengukurnya. Konsisten artinya pengukuran yang dilakukan berulangkali terhadap suatu subjek yang sama didapatkan hasil yang tidak berbeda. Reliabilitas dapat diukur dengan Cronbach’s Alpha. Jika nilai Cronbach’s Alpha mendekati 1 maka reliabilitasnya

semakin tinggi. Umumnya nilai reliabilitas adalah > 0,6. Rumus Cronbach’s

Alpha adalah :

Keterangan :

ɑ = Reliabilitas, ∑σ2

xi = jumlah varian

(54)

39

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. OBYEK PENELITIAN

Penelitian ini dilaksanakan di area semarang, Penulis memilih obyek berupa tempat sampah kertas.

3.2. JENIS DAN SUMBER DATA

Dalam suatu penelitian dibutukan data yang lengkap dan benar agar kesimpulan dari penlitian dapat dipertanggungjawankan. Data-data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

3.2.1. Data Primer

Data primer merupakan data yang diperoleh langsung dari obyek penelitian, yaitu data kuisioner.

3.2.1. Data Sekunder

Data sekunder digunakan sebagai referensi dalam penelitian yaitu berupa:

a. Jurnal dari dalam maupun luar negri

b. Buku-buku pustaka

3.3. METODE PENGUMPULAN DATA

Dalam penelitian ini pengumpulan data dilakukan dengan beberapa cara seperti berikut:

3.3.1. Observasi

Observasi merupakan cara pengumpulan data dengan terjun langsung ke lapangan dan mengamati obyek secara teliti. Dalam penelitian ini observasi

(55)

dilakukan dengan datang langsung ke area perkantoran dan area sekolah mengamati masalah-masalah yang ada.

3.3.2. Wawancara

Wawancara adalah pengumpulan data melalui tanya jawab secara langsung pada narasumber yang berkaitan dengan penelitian. Dalam penelitian ini wawancara dilakukan kepada para pengguna tempat sampah kertas.

3.3.3. Studi Pustaka

Studi pustaka dalam penelitian ini yaitu pengumpulan data menggunakan sebagian atau seluruh data yang telah ada dari penelitian sebelumnya dan referensi-referensi yang berkaitan dengan penelitian.

3.3.4. Kuesioner

Dalam penelitian ini, diberikan beberapa pertanyaan secara tertulis kepada para responden dalam bentuk kuesioner dengan tujuan untuk mengetahui keinginan dan kebutuhan para konsumen terhadap perancangan tempat sampah kertas.

3.4. ALUR PENELITIAN

Dalam sebuah penelitian diperlukan metode yang tepat untuk melakukannya. Gambar 3.1 berikut merupakan flowchart dari penelitian ini.

(56)

Gambar 3.1 Alur Penelitian 3.4.1. Metode Penelitian

Dalam perancangan tempat sampah kertas sebagai upaya untuk memecahkan masalah yang ada, maka diperlukan pendekatan yang sesuai. Tahapan awal yang dilakukan dalam perancangan tempat sampah ini adalah melakukan survey pendahuluan terhadap kebutuhan dari konsumen.

(57)

3.4.2. Identifikasi Kebutuhan

Untuk mengidentifikasi kebutuhan dalam merancang produk menggunakan model Kano dan metode Quality Function Deployment (QFD).

3.4.3. Pengumpulan Data

Kuesioner merupakan sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden. Tujuan pembuatan kuesioner adalah untuk memperoleh informasi yang sesuai dengan tujuan survey. Kuesioner ini berisi tentang data tingkat kepentingan yang diperlukan untuk pengembangan produk tempat sampah kertas.

Tabel 3.1 Daftar Pernyataan

Variabel Atribut Pernyataan

Modifikasi dan Inovasi

Fungsional

Modifikasi dengan adanya alat press Pengoperasian produk mudah

Daya Tahan

Bahan Baku

Bahan baku menggunakan Galvanis,

Pegas

Kontruksi Kontruksi yang kuat

Estetika

Finishing Finishing yang menarik

Desain Desain tempat sampah yang unik

Ergonomis Ukuran Ukuran yang sesuai kapasitas.

Ekonomis Bersaing Harga alat terjangkau

(58)

Dalam penyusunan kuesioner terdapat 2 tahap yaitu tahap awal dan tahap akhir. Tahap awal merupakan tahap penyusunan kuesioner berdasarkan kebutuhan konsumen. Kuesioner awal yang dibuat merupakan kuesioner terbuka. Adapun teknik pengumpulan data dengan memberikan sejumlah pertanyaan kepada responden. Daftar pertanyaan yang disusun merupakan pertanyaan terbuka, dimana pertanyaan tersebut berguna untuk menggali kebutuhan konsumen yang sebenarnya.

Setelah menyusun kuesioner tahap awal, maka dilakukan penyebaran keusioner tahap kedua sebanyak 30 responden. Teknik pengambilan sampel responden dalam penelitian ini adalah random sampling, dimana pengambilan individu untuk sampel dari populasi dengan cara random. Suatu cara disebut random jika tiap-tiap individu dalam populasi diberi kesempatan yang sama untuk ditugaskan menjadi anggota sampel. Namun demikian yang digunakan harus memenuhi karakteristik seperti yang telah ditentukan oleh peneliti.

Dalam kuesioner ini selain menentukan tingkat kepentingan konsumen juga menentukan tingkat kepuasan konsumen yangdiukur dengan menggunakan metode skala Likert yang dimodifikasi sebagai berikut:

1. Sangat Penting (SP) diberi bobot 5

2. Penting (P) diberi bobot 4

3. Cukup Penting (CP) diberi bobot 3

4. Tidak Penting (TP) diberi bobot 2

(59)

Dalam kuesioner ini selain menentukan tingkat kepentingan konsumen juga menentukan tingkat kepuasan konsumen yangdiukur dengan menggunakan metode skala Likert yang dimodifikasi sebagai berikut:

1. Sangat Baik (SP) diberi bobot 5

2. Baik (P) diberi bobot 4

3. Cukup Baik (CP) diberi bobot 3

4. Kurang Baik (TP) diberi bobot 2

5. Tidak Baik (STP) diberi bobot 1

3.4.4. Pengolahan Data

Pengolahan data pada penelitian ini meliputi:

 Pengolahan Data Hasil Kuesioner

Setelah menyebarkan kuesioner ke 30 responden hasil kuesioner tersebut diolah dan dengan dikelompokkan berdasarkan tingkat kepentingan yang diperlukan untuk mengembangkan produk tempat sampah kertas.

3.4.5. Pengujian Data

Data dari penyebaran kuesioner yang dibutuhkan terkumpul, maka dilakukan pengujian data, berupa pengujian validasi data dan pengujian reliabilitas data. Pengujian dilakukan agar data tersebut menjadi valid dan layak untuk digunakan sebagai sarana menganalisis suatu permasalahan.

3.4.6. Penerapan Model Kano

(60)

Langkah 1: Identifikasi ide/permintaan pelanggan atau menganalisa yang akan diukur.

Langkah 2 : Membuat Kuesioner Kano

Dalam pembuatan Kuesioner yang perhitungannya menggunakan Model Kano maka sifat dari Kuisioner tersebut adalah setiap satu pertanyaan memiliki dua bagian yaitu functional dan disfunctional.

1. I like it that way 2. It must be that way 3. I am neutral

4. I can live with it that way 5. I dislike it that way

Dalam pembuatan pertanyaan, pertanyaan yang telah diuji terlebih dahulu validitas dan reliabilitasnya. Kelima variabel dalam Kano tersebut

termasuk skala Likert, karena memiliki gradiasi dari sangat positif sampai

sangat negatif.

Untuk setiap variabel tidak diberi skor dalam pengolahan datanya tetapi mengikuti langkah-langkah yang sesuai dengan Model Kano yaitu dengan menggunakan Tabel Evaluasi Kano pada Tabel 3.2.

Langkah 3: Memproses hasil jawaban Kuisioner dengan menggunakan

Tabulation of Surveys seperti terlihat pada Tabel 3, untuk

memproses hasil jawaban Tabel Evaluasi Kano.

Langkah 4: Menganalisa hasil proses. Langkah yang dilakukan dengan memposisikan setiap atribut pertanyaan.

(61)

Tabel 3.2 Evaluasi Kano

Sumber: Walden, 1993 Keterangan :

A :Attractive; R : Reverse; M :Must-be; Q : Questionable; O :One Dimensional; I : Indifferent

Tabel 3.3 Tabulation of Surveys

(62)

Gambar 3.2 Memposisikan Atribut

Sumber: Walden, 1993

Untuk memposisikan diperlukan rata-rata dari satisfaction dan

dissatisfaction dari setiap atribut. Untuk itu ada aturan dalam mengevaluasi

yaitu :

M > O > A > I

Menghitung rata-rata setiap atribut : Extent of Satisfaction

(1) A+O

(63)

Extent of Dissatisfaction

(2) O+M

(A+O+M+I)(-1)

Dari hasil rata-rata dapat diketahui nilai yang memungkinkan mengetahui atribut yang menjadi kepuasan pelanggan dan ketidakpuasan pelanggan. Atribut yang bernilai positif dipertahankan sedangkan yang negatif dilakukan tindakan perbaikan.

Tabel 3.4 Karakteristik Nilai Extent Of Satisfaction

Sumber: Walden, 1993

Model Kano merupakan teknik yang digunakan untuk mengukur kepuasan pelanggan.

3.4.7. Penerapan Quality Function Deployment (QFD)

Penerapan Quality Function Deployment (QFD) dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Mengidentifikasi kebutuhan pelanggan terhadap atribut produk atau jasa

melaui penelitian terhadap pelanggan.

(64)

a. Tingkat kepentingan konsumen (Importance to Customer)

Penentuan tingkat kepentingan konsumen digunakan untuk mengetahui sejauh mana konsumen memberikan penilaian atau harapan dari kebutuhan konsumen yang ada.

b. Pengukuran tingkat kepuasan konsumen terhadap produk (Current

Satisfaction Performance)

Pengukuran tingkat kepuasan konsumen terhadap produk dimaksudkan untuk mengukur bagaimana tingkat kepuasan konsumen setelah pemakaian produk yang akan dianalisa. Dihitung dengan rumus:

c. Nilai target (Goal)

Nilai target ini ditentukan oleh pihak perusahaan untuk mewujudkan tingkat kepuasan yang diinginkan oleh konsumen.

d. K Value

K value ditentukan menurut nilai kebebasan pada hasil atribut

kategori kano. Dimana k value didefinisikan sebagai 0,5, 1, 1,5 dan 0

untuk masing-masing atribut kategori Must-be (M), One Dimensional

(65)

e. Adjustment Factor

Nilai adjustment factor merupakan nilai yang digunakan untuk

menghitung nilai adjusted improvement ratio. Adjustment Factor = max([CS],[CD])

Dimana, CS = Customer Satisfaction DS = Customer Dissatisfaction

f. Rasio Perbaikan (Improvement Ratio)

Improvement ratio merupakan nilai yang bertujuan untuk mengukur derajat kepuasan konsumen pada setiap pengguna atribut untuk masing-masing kualitas yang tercantum. Sedangkan nilai improvement ratio dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:

Improvement Ratio, R0 =

Dimana, t = User Satisfaction target (goal) u = User importance

g. Adjusted Improvement Ratio

Nilai ini merupakan langkah perhitungan yang digunakan untuk menghubungkan parameter dalam metode kano ke dalam matriks QFD. Hasil ini dapat memberikan kepentingan mutlak untuk

memperoleh analisis akhir. Adapun rumus perhitungan adjusted

improvement ratio adalah sebagai berikut :

RI = (1+f)k x R0

Dimana, f = Adjustment factor k = Kano category

(66)

R0 = Improvement ratio

h. Adjustment Importance

Hasil nilai ini dapat memberikan pemahaman yang jelas tentang memprioritaskan kualitas yang diharapkan oleh pengguna. Adapun rumus perhitungan Adjustment Importance adalah sebagai berikut :

Adjustment importance = adjusted improvement ratio x user

importance.

3. Menentukan ciri khas produk atau jasa yang menguntungkan melalui

Karakteristik Teknis.

4. Mengidentifikasi nilai hubungan antara kebutuhan pelanggan dengan

karakteristik pada Matriks Hubungan.

5. Mengidentifikasi hubungan antara sesama karakterisik teknis pada

Respon Teknis.

6. Penentuan prioritas

Penentuan ini menunjukkan prioritas yang akan dikembangkan lebih dulu berdasarkan kepentingan teknik.

7. Mengidentifikasi dan menganalisis produk atau jasa yang ada sekarang

dengan beberapa produk atau jasa dari pesaing untuk perbaikan sehingga dapat membantu dalam menyusun nilai sasaran yang dipersepsikan.

3.5. ANALISA PERANCANGAN PRODUK

Sebelum perancangan produk terlebih dahulu perhitungan data anthropometri. Hal ini dilakukan agar produk yang dirancang menjadi ergonomis bagi para penggunanya. Data dimensi tubuh yang digunakan untuk perancangan

(67)

produk adalah tinggi popliteal dengan perhitungan persentil. Setelah ukuran sudah

ditentukan maka tahap selanjutnya membuat desain dalam software autocad.

(68)

53 BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

4.1. SURVEY AWAL

Penelitian pada tahap awal ini dilakukan dengan cara melakukan penyebaran kuisioner terbuka terhadap pengguna tempat sampah kertas. Dimana cara tersebut dilakukan untuk mengetahui kondisi dan masalah apa yang dihadapi oleh konsumen terhadap tempat sampah kertas,dan juga untuk mengidentifikasi kebutuhan kosumen terhadap tempat sampah yang diinginkan.

Penyebaran Kuisioner dibagikan kepada 30 responden di area Semarang.

Hasil dari survey tersebut menyatakan bahwa 97% menyatakan tempat sampah

saat ini di lingkungan belum efektif, 90% perlu adanya inovasi terhadap tempat sampah kertas, 65% pada perubahan desain dan 74% untuk penambahan teknologi. Data hasil kuisioner terbuka tersebut akan dipertimbangkan untuk menyusun kuisioner pada tahap model Kano.

4.2.HASIL PENGOLAHAN DENGAN MODEL KANO

Pada tahapan ini langkah awal yang dilakukan yaitu penyebaran kuisioner Kano terhadap 50 responden. Dimana dalam kuisioner Kano dibagi menjadi 2 klasifikasi yaitu fungsional dan disfungsional serta atribut-atribut kuisioner diperoleh dari pertimbangan hasil dari kuisioner awal yaitu kuisioner tebuka.

Gambar

Tabel 1.1 Keaslian Penelitian
Tabel 2.2 Tabulation of Surveys
Gambar 2.2 berikut menunjukkan bentuk umum dari setiap bagian  matriks House of Quality
Gambar 2.3 House of Quality  Sumber: Ginting, 2010
+7

Referensi

Dokumen terkait

ARMINAREKA PERDANA Tours &amp; Travel sebagai penyelenggara perjalanan ibadah Umrah dan Haji Plus sejak tahun 1990 memiliki tujuan mulia untuk mewujudkan keinginan, impian,

 Konsep rumah tangga pertanian adalah rumah tangga yang salah satu atau lebih anggota rumah tangganya melakukan dan bertanggungjawab dalam kegiatan pembudidayaan,

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penambahan penghalus butir AlTiB terhadap struktur mikro dan sifat mekanik yang dihasilkan dari proses

Olahraga adalah bentuk gerakan manusia yang dpt dikembangkan manusia yang dpt dikembangkan secara optimal melalui prosedur belajar dan berlatih, di mana.. aspek biologis

Hasil pengujian menunjukkan bahwa intensitas moral (IM) berpengaruh positif terhadap niat untuk whistleblowing (NW) pegawai yang bekerja di Badan Pendapatan Daerah

a) Bebas racun b) pH netral.. 172 Menggunakan pasir didalam pengujian daya kecambah ini karena pasir memiliki nutrisi yang sangat terbatas. Sehingga apabila benih

1 Pada era pasca modern ini, misi perpustakaan sekolah harus sudah beralih dari I penyediaan sumber pembelajaran (seperti buku, majalah jurnal dll) dan fasilitas

Akar permasalahan mengenai sulit tercapai unifikasi kalender hijriah adalah perbedaan pendapat dari organisasi Islam di Indonesia. Setidaknya ada beberapa alasan yang