• Tidak ada hasil yang ditemukan

4.3 Analisis Implementasi EFD

4.3.11 Menentukan Target Spesifikasi

Target spesifikasi ini merupakan suatu hasil dari pengembangan karakteristik teknis yang didapat dari identifikasi kebutuhan konsumen. Berikut ini adalah tabel target spesifikasi yang akan dicapai dalam penelitian ini.

Tabel 4.22 Target Spesifikasi

Karakteristik Teknis Target Spesifikasi Terdapat area khusus untuk

mencanting dan kompor canting

Area mencanting 125 x 60 cm, kompor 20 x 20 cm Menggunakan bahan yang kuat dan

sendi mati pada rangka utama produk

Modulus Elastisitas kayu 10x N/ , <106 kg/

Membantu pengrajin menghasilkan

produk dengan lebih cepat

¾

lebih cepat Pengrajin nyaman dalam

menggunakan produk Ukuran gawangan 129 x 92 cm, tinggi duduk kursi 43 cm Harga sesuai dengan kualitas produk < Rp 2.500.000,-

Awet dan tahan lama 8 tahun - 20 tahun Sumber: Pengolahan Data, 2016 4.3.12 Analisis Benchmarking

Benchmarking merupakan salah satu kegiatan yang dilakukan untuk melakukan perbandingan sistematis terhadap proses dan kinerja untuk menciptakan standar baru dan atau meningkatkan proses. Dalam penelitian ini, produk pesaing yang dipilih sebagai pembanding adalah pada Tabel 4.23 berikut.

Tabel 4.23 Produk Pendahulu

Produk Harga Material Spesifikasi

Rp 300.000,- Kayu

Solid

> desain kurang kokoh, sehingga mudah jatuh saat penggunaan.

> tidak ergonomis, sehingga menyebabkan postur kerja yang tidak baik.

> tidak terdapat area khusus untuk mencanting Sumber: Pengolahan Data, 2016

3.95 2.47 1.6 9.45 2.47 3.62

3.79 2.68 1.41 8.02 2.68 3.42

4.05 2.79 1.45 8.8 2.79 3.42

4.11 2.21 1.86 11.4 2.21 3.95

4.16 2.26 1.84 11.5 2.26 3.74

4.05 2.84 1.43 8.67 2.84 3.53

4.26 2.42 1.76 11.3 2.42 3.68

3.79 2.63 1.44 8.19 2.63 3.42

4 2.32 1.73 10.4 2.32 3.79

4.16 2.37 1.76 11 2.37 3.42

2.04 1.7 1.89 2.22 1.83 1.77 11.5 0.11 0.09 0.09 0.11 0.06 0.11

2 6 3 1 4 5

1 2 3 4 5

Improvement Ratio Raw Weight

8 tahun - 20 tahun

Contribution

Membantu pengrajin menghasilkan produk dengan lebih cepat Pengrajin nyaman dalam menggunakan produk Awet dan tahan lama

Alat bantu canting mudah dalam perawatan

Alat bantu canting memiliki bahan yang kuat dan awet

Product Characteristic Importance to Customer Terdapat area khusus untuk mencanting dan kompor canting Menggunakan bahan yang kuat dan sendi mati pada rangka utama produk

Alat bantu canting memiliki ukuran yang nyaman digunakan

Normalized Contribution Urutan Prioritas

Cust. Statistic Performance

Ukuran gawangan 129 x 92 cm, tinggi duduk kursi 43 cm Harga < Rp 2.500.000,-Target Spec

Area mencanting 125 x 60 cm, kompor 20 x 20 cm Modulus Elastisitas kayu 10 x 10^9 N/m2, <106 kg/cm2 ¾ lebih cepat Harga sesuai dengan kualitas produk Alat bantu canting mudah dalam

pengoperasian

Alat bantu canting memiliki konstruksi yang kuat

Alat bantu canting memiliki kapasitas maksimal

Alat bantu canting memiliki desain yang ergonomis

Alat Bantu Canting yang Sudah Ada Alat Bantu Canting Ergonomis

Alat Bantu Canting yang Sudah Ada

Alat Bantu Canting Ergonomis

Alat bantu canting memiliki tingkat keamanan yang baik

Alat bantu canting dapat mengurangi keluhan muskuloskeletal

Alat bantu canting memiliki harga yang terjangkau

4.3.13 House of Ergonomic

Setelah menentukan aspek-aspek dari EFD, tabel-tabel tersebut di atas seluruhnya disusun dalam house of ergonomic secara utuh seperti pada Gambar 4.2 dibawah ini.

Gambar 4.2 House Of Ergoonomic Sumber: Pengolahan Data, 2016

4.4 PENGOLAHAN DATA ANTROPOMETRI

Data antropometri digunakan untuk menentukan ukuran, bentuk dan dimensi produk yang disesuaikan dengan fisik pengguna produk. Data antropometri yang digunakan yaitu tinggi siku duduk (TSD), tinggi popliteal duduk (TPD), tinggi lutut duduk (TLD), rentang tangan (RT), jangkauan tangan (JT). Data antropometri dapat dilihat pada tabel 4.24 berikut ini.

No TSD TPD TLD RT JT No TSD TPD TLD RT JT 1 25 43 56.5 172 85 11 24.5 41.5 57 174 84 2 24 46 57 186 88 12 28 45 60 186 88 3 25 43 57 178 85 13 28 41 56 165 81 4 25 41 55 162 78 14 27 41 56 168 78 5 26 42 59 176 88 15 27 42 58 176 86 6 26 44 63 180 94 16 25 43 58 170 83 7 26 43 56 168 75 17 29 46 60 186 90 8 24 46 59 187 91 18 25 45 59.5 171 81 9 26.5 41 59 169 81 19 25 43 54 172 86 10 26 40 58.5 159 77 20 29 43 60 184 92

Sumber: Pengolahan Data, 2016 4.4.1 Uji Kecukupan Data Antropometri

1. Uji kecukupan data antropometri tinggi siku duduk.

[

⁄ √ ∑

]

[

]

*

+

*

+

Tabel 4.24 Data Antropometri

N‟ = 5,24

Dari hasil perhitungan uji kecukupan data nilai N‟ adalah 5,24 lebih kecil dari jumlah responden yaitu sebanyak 20, maka data dinyatakan cukup.

2. Uji kecukupan data antropometri tinggi popliteal duduk

[

⁄ √ ∑

]

[

]

*

+

*

+ N‟ = 2,8

Dari hasil perhitungan uji kecukupan data nilai N‟ adalah 2,8 lebih kecil dari jumlah responden yaitu sebanyak 20, maka data dinyatakan cukup.

3. Uji kecukupan data antropometri tinggi lutut duduk

[

⁄ √ ∑

]

[

]

*

+

*

+ N‟ = 2,02

Dari hasil perhitungan uji kecukupan data nilai N‟ adalah 2,02 lebih kecil dari jumlah responden yaitu sebanyak 20, maka data dinyatakan cukup.

4. Uji kecukupan data antropometri rentang tangan

[

⁄ √ ∑

]

[

]

*

+

*

+

N‟ = 3,51

Dari hasil perhitungan uji kecukupan data nilai N‟ adalah 3,51 lebih kecil dari jumlah responden yaitu sebanyak 20, maka data dinyatakan cukup.

5. Uji kecukupan data antropometri jangkauan tangan

[

⁄ √ ∑

]

[

]

*

+

*

+ N‟ = 5,94

Dari hasil perhitungan uji kecukupan data nilai N‟ adalah 5,94 lebih kecil dari jumlah responden yaitu sebanyak 20, maka data dinyatakan cukup.

4.4.2 Uji Keseragaman Data Antropometri

Uji keseragaman data ini digunakan untuk memastikan bahwa data yang digunakan tidak terlalu menyimpang.

Keseragaman data tersebut dapat dilihat apabila hasil perhitungan terletak diantara Batas Kontrol Atas (BKA) dan Batas Kontrol Bawah (BKB). Berikut ini adalah perhitungan uji keseragaman data antropometri yang digunakan.

1. Uji keseragaman data antropometri Tinggi Siku Duduk.

̅̅̅

Peta Kontrol dengan tingkat kepercayaan 95%

BKA = ̅

= 26,05 + 2(1,53)

= 29.1

BKB = ̅

= 26,05 - 2(1,53)

= 23

Sumber: Pengolahan Data, 2016

Dari hasil olah data yang terlihat pada gambar 4.3 diketahui bahwa data yang digunakan tidak melebihi BKA dan BKB, sehingga bisa dikatakan bahwa data ini seragam.

2. Uji keseragaman data antropometri Tinggi Popliteal Duduk

̅̅̅

Peta Kontrol dengan tingkat kepercayaan 95%

BKA = ̅

1 2 3 4 5 6 7 8 9 1011121314151617181920

Tinggi Siku Duduk

Grafik Uji Keseragaman Data

BKA BKB DATA xbar

Gambar 4.3 Grafik Uji Keseragaman Data Tinggi Siku Duduk

BKB = ̅

= 42,98 - 2(1,85)

= 39,27

Sumber: Pengolahan Data, 2016

Dari hasil olah data yang terlihat pada gambar 4.4 diketahui bahwa data yang digunakan tidak melebihi BKA dan BKB, sehingga bisa dikatakan bahwa data ini seragam.

3. Uji keseragaman data antropometri Tinggi Lutut Duduk

̅̅̅

Peta Kontrol dengan tingkat kepercayaan 95%

BKA = ̅

1 2 3 4 5 6 7 8 9 1011121314151617181920

Tinggi Popliteal Duduk

Grafik Uji Keseragaman Data

BKA BKB DATA xbar

Gambar 4.4 Grafik Uji Keseragaman Data Tinggi Popliteal Duduk

BKB = ̅

= 57,88 - 2(1,99)

= 53,9

Sumber: Pengolahan Data, 2016

Dari hasil olah data yang terlihat pada gambar 4.5 diketahui bahwa data yang digunakan tidak melebihi BKA dan BKB, sehingga bisa dikatakan bahwa data ini seragam.

4. Uji keseragaman data antropometri Rentangan Tangan

̅̅̅

Peta Kontrol dengan tingkat kepercayaan 95%

BKA = ̅

1 2 3 4 5 6 7 8 9 1011121314151617181920

Tinggi Lutut Duduk

Grafik Uji Keseragaman Data

BKA BKB DATA xbar

Gambar 4.5 Grafik Uji Keseragaman Data Tinggi Lutut Duduk

BKB = ̅

= 174,45 - 2(8,39)

= 157,67

Sumber: Pengolahan Data, 2016

Dari hasil olah data yang terlihat pada gambar 4.6 diketahui bahwa data yang digunakan tidak melebihi BKA dan BKB, sehingga bisa dikatakan bahwa data ini seragam.

5. Uji keseragaman data antropometri Jangkauan Tangan

̅̅̅

Peta Kontrol dengan tingkat kepercayaan 95%

BKA = ̅

Grafik Uji Keseragaman Data

BKA BKB DATA xbar

Gambar 4.6 Grafik Uji Keseragaman Data Rentangan Tangan

BKB = ̅

= 84,55 - 2(5,28)

= 73,98

Sumber: Pengolahan Data, 2016

Dari hasil olah data yang terlihat pada gambar 4.7 diketahui bahwa data yang digunakan tidak melebihi BKA dan BKB, sehingga bisa dikatakan bahwa data ini seragam.

4.4.3 Perhitungan Nilai Persentil

Perhitungan persentil yang ada yaitu persentil 5, 50, 95.

Berikut ini merupakan perhitungan persentil data antropometri dengan rumus :

Grafik Uji Keseragaman Data

BKA BKB DATA xbar

Gambar 4.7 Grafik Uji Keseragaman Data Jangkauan Tangan

P5 P50 P95

TSD 24 26 29

TPD 40 43 46

TLD 55 58 61

RT 161 175 188

JT 76 85 93

Sumber: Pengolahan Data, 2016

Dari tabel 4.25 untuk dimensi tinggi siku duduk diperoleh nilai persentil 5 sebesar 24 cm persentil 50 sebesar 26 cm persentil 95 sebesar 29 cm. Untuk dimensi tinggi popliteal duduk diperoleh nilai persentil 5 sebesar 40 cm persentil 50 sebesar 43 cm persentil 95 sebesar 46 cm. Untuk dimensi tinggi lutut duduk diperoleh nilai persentil 5 sebesar 55 cm persentil 50 sebesar 58 cm persentil 95 sebesar 61 cm. Untuk dimensi rentangan tangan diperoleh nilai persentil 5 sebesar 161 cm persentil 50 sebesar 175 cm persentil 95 sebesar 188 cm. Untuk dimensi jangkauan tangan nilai persentil 5 sebesar 76 cm persentil 50 sebesar 85 cm persentil 95 sebesar 93 cm. Persentil yang digunakan pada penelitian ini adalah persentil 50, dimana ukuran rata - rata tubuh manusia.

4.5 PERANCANGAN PRODUK

Dalam proses perancangan produk ini terdapat beberapa tahapan. Hasil akhir dari perancangan produk ini adalah hasil rancangan akhir yang diwujudkan dalam bentuk nyata. Berikut ini tahapan perancangan produk meja dan kursi sebagai alat batnu mencanting yang ergonomis.

Tabel 4.25 Hasil Perhitungan Persentil

4.5.1 Perancangan Desain

Perancangan desain ini dilakukan dengan mempertimbangkan dan mengolah seluruh data yang diperoleh yakni mengenai kebutuhan konsumen, target spesifikasi, dan data antropometri. Berikut adalah pertimbangan penentuan dimensi dari produk yang akan dirancang.

1. Panjang gawangan canting.

Ukuran panjang gawangan meja yang digunakan berdasarkan nilai Rentangan Tangan presentil 5 yaitu 161 cm, tetapi dalam pembuatan produk dibuat menjadi 143 cm, sehingga semua ukuran tubuh presentil rentangan tangan bisa menjangkau dan nilai tersebut juga berdasarkan pada lebar kain batik yaitu 115 cm.

2. Tinggi penyangga gawangan canting

Dalam perancangan tinggi peyangga gawangan canting diperlukan ukuran yang meliputi Tinggi Siku Duduk (Tsd) ditambahkkan dengan Tinggi Popliteal Duduk (Tpd). Pada pengukuran ketinggian meja menggunakan persentil 50 agar saat orang duduk ketinggian meja bisa sesuai, baik yang berukuran pendek maupun yang berukuran tinggi dapat menggunakan meja dengan nyaman. Untuk ukuran ketinggian penyangga gawangan digunakan Tinggi Siku Duduk persentil 50 yaitu 26 cm dan Tinggi Popliteal Duduk persentil 50 yaitu 43 cm. Maka ketinggian penyangga gawangan yang dikehendaki yaitu 70 cm.

3. Tinggi tempat kompor

Dalam perancangan tinggi tempat kompor untuk melengkapi fungsi pada meja canting. Diperlukan ukuran yang meliputi Tinggi Popliteal duduk, pada pengukuran ketinggian letak kompor canting digunakan persentil 5 sehingga kompor tidak mengganggu gerak tangan dan panas kompor tidak menggangu pekerja, yaitu sebesar 40 cm, tetapi dalam produk ketinggian dibuat 32 cm karena harus membuat pengaman kompor setinggi 10 cm.

4. Tinggi kursi canting

Dalam perancangan tinggi kursi yang digunakan untuk mencanting. Diperlukan ukuran Tinggi Popliteal Duduk (Tpd) dengan menggunakan persentil 50, agar pekerja dengan ukuran pendek, maupun tinggi dapat menggunakan kursi dengan nyaman.

Ukuran yang digunakan untuk Tinggi Popliteal Duduk (Tpd) dengan persentil 50 yaitu sebesar 43 cm.

Gambar 4.8 Tampak Depan

Sumber: Pengolahan Data, 2016

Gambar 4.9 Tampak Atas

Gambar 4.10 Tampak 3 Dimensi Sumber: Pengolahan Data, 2016 Sumber: Pengolahan Data, 2016

4.5.2 Gambar Kerja

Gambar kerja adalah acuan dalam pembuatan produk. Yang terdapat pada gambar kerja yaitu gambar tampak, ukuran dan gambar 3D.

Berikut ini adalah gambar kerja Alat Bantu Canting yang Ergonomis.

4.5.3 Daftar Kebutuhan Bahan dan Analisa Biaya

Setelah rancangan desain selesai, maka tahapan selanjutnya adalah melakukan analisis kebutuhan bahan dan analisis biaya. Hal ini dilakukan guna mengetahui harga jual produk yang sesuai. Untuk lebih jelasnya, perhitungan harga jual produk dapat dilihat pada tabel berikut.

Gambar 4.11 Gambar Kerja Sumber: Pengolahan Data, 2016

Dari tabel diatas dapat dilihat perhitungan harga produk Stasiun Kerja Canting yang Ergonomis total dari harga bahan baku, biaya tenaga kerja, biaya overhead dan profit. Maka dari itu diketahui harga jual dari produk Stasiun Kerja Canting yang Ergonomis sebesar Rp 1.875.720,00 dibulatkan menjadi Rp. 1.876.000,00

4.5.4 Analisis Implementasi

Analisis implementasi ini dilakukan dengann menggunakan produk Alat Bantu Canting yang Ergonomis di Lokasi Batik Tulis. Untuk analisis implementasi ini menggunakan Kuisioner Nordic Body Map. Hal ini dilakukan untuk mengetahui keluhan musculoskeletal yang dirasakan oleh

Sumber: Pengolahan Data, 2016

Jumlah 1 unit

Material Kayu Kalimantan Nama Perabot

Satuan Total

1 Rp 650.000,00

2 pcs 2 Rp 75.000,00 Rp 150.000,00

3 pcs 4 Rp 500,00 Rp 2.000,00

4 pcs 4 Rp 1.000,00 Rp 4.000,00

5 kg 0.5 Rp 40.000,00 Rp 40.000,00

6 Rp 150.000,00 Alat Bantu Canting yang Ergonomis

Harga Pokok Produksi

pembatik tulis sebelum dan sesudah menggunakan Alat Bantu Canting yang Ergonomis. Untuk mengetahui lebih jelas mengenai nilai yang diperoleh dapat dilihat pada tabel berikut.

Jumlah (orang)

Jumlah (orang)

Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah

Leher Atas 47% 33% Pergelangan Tangan Kiri 0% 0%

Pada tabel 4.27 diatas dapat dilihat keluhan musculoskeletal yang dirasakan pembatik tulis berkurang setelah menggunakan Alat Bantu Canting yang Ergonomis.

Tabel 4.27 Tabel Hasil Benchmarking Nordic Body Map Alat yang Lama dan Alat yang Ergonomis

Responden Lokasi Keluhan

Responden Lokasi Keluhan

Sumber: Pengolahan Data, 2016

Tabel 4.28 Tabel Benchmarking Analisa RULA Stasiun Kerja Canting Lama (Kiri) dan Stasiun Kerja Canting Ergonomis (Kanan)

Sumber: Pengolahan Data, 2016

114 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 KESIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan data, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

1. Berdasarkan Kuisioner Nordic Body Map awal, diketahui keluhan musculosketal yang dialami oleh pembatik canting yaitu 100% sakit pada bahu kanan dan pinggang, 73% sakit pada punggung dan pantat (bottom), 60% sakit pada leher bawah dan tangan kanan, 47% sakit pada leher atas, lutut kiri, lutut kanan dan pergelangan kaki kanan, 33% sakit pada betis kanan dan pantat (buttock). Setelah dilakukan Analisa beban kerja tubuh menggunakan RULA, didapatkan nilai RULA sebesar 7, dimana nilai tersebut menunjukkan bahwa stasiun kerja canting yang digunakan oleh pembatik tulis saat ini tidak ergonomis.

2. Dari pengolahan model Ergonomic Function Deployment, variabel yang menjadi prioritas perancangan produk yaitu pengrajin nyaman menggunakan produk dengan ukuran gawangan 129 x 92 cm dan tinggi duduk kursi 43 cm, Terdapat area khusus untuk mencanting ukuran 125 x 60 cm dan kompor canting ukuran 20 x 20 cm, Membantu pengrajin menghasilkan produk hingga

¾

lebih cepat, Harga sesuai dengan kualitas produk yaitu < Rp 2.500.000,- , Awet dan tahan lama dimana produk dapat bertahan 8 hingga 20 tahun, Menggunakan bahan yang kuat yaitu kayu dengan ME 10x N/ dengan daya tahan beban < 106 kg/cm2. Setelah

115

dilakukan penerapan produk Stasiun Kerja Canting yang Ergonomis, mengalami peningkatan kenyamanan kerja yang ditunjukkan dengan berkurangnya keluhan musculoskeletal yang dialami oleh pembatik tulis, seperti terlihat pada tabel 4.27 dimana saat menggunakan stasiun kerja yang lama keluhan pada bahu kanan dan pinggang yaitu 100%, setelah menggunakan stasiun kerja canting yang ergonomis keluhan pada bagian tersebut berkurang menjadi 73%, begitu pula dengan bagian tubuh lainnya.

Dilihat dari analisa RULA juga mengalami peningkatan perbaikan postur kerja, saat menggunakan stasiun kerja canting yang lama, didapatkan score RULA yaitu 7, dimana diperlukan investigasi dan pergantian produk secara segera, sedangakan saat menggunakan stasiun kerja canting yang ergonomis, didapatkan score RULA yaitu 2, yang berarti postur kerja sudah baik dengan menggunakan produk tersebut.

5.2 SARAN

Saran yang dapat diberikan oleh peneliti berdasarkan penelitian yang telah dilakukan adalah sebagai berikut :

1. Dalam rancang bangun Alat Bantu Canting yang Ergonomis ini masih diperlukan analisis pengembangan lebih lanjut berkaitan dengan fungsi dan material yang digunakan, agar kedepannya didapatkan desain yang lebih baik lagi.

2. Pemantauan terhadap para pelaku usaha batik tulis yang menjadi mitra agar dapat dilakukan secara berkesinambungan agar problem solving yang diberikan benar-benar bermanfaat dengan pelaku usaha batik tulis terkait.

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Z. 1991. Evaluasi Instruksional Prinsip Teknik Dan Prosedur.

Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Astutik, R, 2015. PERANCANGAN MEJA KERJA KHUSUS RECYCLE SAMPAH ELEKTRONIK YANG ERGONOMIS MENGGUNAKAN METODE ERGONOMIC FUNCTION DEPLOYMENT (EFD). Universitas Dian Nuswantoro.

Azwar, S. 2003. Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Buwono Budiasto, B. 2016. Industri Batik Jateng Tumbuh 10 Persen. Jawa Tengah: Tribun Jateng.

Kotler dan Keller. 2007. Manajemen Pemasaran. Edisi 12, Jilid 1. PT.Indeks, Jakarta.

MacLeod, D., 2000, The Ergonomics Manual, Comprehensive Loss Management, Inc., Minneapolis.

Notoatmodjo, S. 2013. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan, Rineka Cipta.

Jakarta.

Nurmianto, E. 1996. Ergonomi Konsep Dasar dan Aplikasinya. Guna Widya, Jakarta.

Nurmianto, E, 1998, Ergonomi;Konsep Dasar dan Aplikasinya. Edisi I. Cetakan II. Guna Widya. Jakarta.

Nurmianto, E. 2004. Ergonomi: Konsep dasar dan aplikasinya. Guna Widya.

Surabaya.

Peter, V. 2000. Musculoskeletal Disorders, {citid 2013 june 12}. Available from:

http://www.csao.org/uploadfiles/magazine/vol.11no3/musculo.html Raymundus, E. 2013. Rancang Bangun Meja Tata Cara Kerja yang Ergonomis

Berdasarkan Data Antropometri untuk Praktikum Pengukuran Waktu Kerja. Universitas Tanjungpura, Pontianak.

Santoso, G. 2004. Ergonomi Manusia, Peralatan dan Lingkungan. Prestasi Pustaka Publisher. Jakarta.

Sastrowinoto, S. 1985. Meningkatkan Produktivitas dengan Ergonomi. Jakarta:

PT. Pustaka Binaman Pressindo.

Siswiyanti; & Luthfianto, S. 2011. Beban Kerja dan Keluhan Sistem Musculoskeletal pada Pembatik Tulis di Kelurahan Kalinyamat Wetan Kota Tegal. Universitas Pancasakti Tegal.

Suma‟mur, P.K. 1992. Higine Perusahaan dan Keselamatan Kerja. Jakarta:

CV Haji Mas Agung.

Tarwaka, B. 2004. Ergonomi untuk Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Produktivitas. UNIBA Press:Surakarta.

Tjiptono, F. 2008. Strategi Pemasaran. Edisi 3. ANDI: Yogyakarta.

Tayyari, F., and J.L., Smith. 1997. Occupational Ergonomic Principles and Applications.T.J. Press Ltd, Great Britain.

Ulrich, K.T. & Steven D.E. 2001. Perancangan & Pengembangan Produk.

Salemba Teknika. Jakarta.

Wignjosoebroto, S. 2008. Ergonomi- Studi Gerak dan Waktu. Guna Widya:Surabaya.

LAMPIRAN LAMPIRAN 1

KUISIONER OBSERVASI I

LAMPIRAN 2

KUISIONER NORDIC BODY MAP

LA

LAMPIRAN 3

Rekap Nordic Body Map Awal

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 JML

LAMPIRAN 4

Rekap Post Nordic Body Map

Lokasi

LAMPIRAN 5

Rekap Tingkat Kepuasan Konsumen terhadap Stasiun Kerja Canting yang Ergonomis

Responden/Pertanyaan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1 4 3 3 5 4 3 4 3 4 4

2 3 4 4 4 4 3 3 3 4 3

3 4 3 3 4 3 3 4 3 5 3

4 3 3 3 3 5 4 4 3 4 4

5 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3

6 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3

7 4 3 4 4 3 3 3 3 3 3

8 4 3 4 5 3 4 4 3 5 3

9 3 3 3 5 4 4 3 3 5 4

10 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3

11 4 4 3 3 3 4 3 3 4 4

12 3 4 4 4 5 3 4 3 3 3

13 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3

14 4 3 3 3 4 4 4 3 3 4

15 3 4 3 5 4 3 3 4 4 3

16 3 3 4 3 3 4 3 3 4 3

17 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3

18 5 4 3 4 3 4 4 3 3 3

19 3 3 3 5 3 3 3 4 3 3

20 4 3 3 3 5 3 3 3 3 3

LAMPIRAN 6

Dokumentasi Pembuatan Produk Stasiun Kerja Canting yang Ergonomis.

LAMPIRAN 7

Dokumentasi Produk Stasiun Kerja Canting yang Ergonomis.

LAMPIRAN 8

LAMPIRAN 9

Dokumen terkait