• Tidak ada hasil yang ditemukan

Umur dan jenis kelamin juga menentukan baik dan tidaknya kekuatan otot. Pendapat tersebut menunjukkan bahwa besarnya potongan melintang fibril

Dalam dokumen BAB II A. KAJIAN TEORI (Halaman 28-33)

otot dan banyaknya fibril otot merupakan faktor utama yang mempengaruhi kekuatan otot. Semakin besar ukuran fibrilnya dan semakin banyak fibrilnya, maka otot tersebut semakin besar sehingga semakin kuat pula kemampuannya.

Faktor umur dan jenis kelamin juga sangat menentukan baik dan tidaknya kekuatan. Semakin banyak latihan yang dilakukan, maka semakin baik pula pembesaran fibril otot. Pembesaran fibril ototlah yang menyebabkan meningkatnya kekuatan otot.

Pada anak kecil normal, otot dan tulang akan tumbuh mengimbangi satu dengan yang lain. Selama pada masa pubertas, otot tumbuh dengan cepat khusus pada anak remaja. Peningkatan pada jaringan otot biasanya terjadi setelah peningkatan dan penambahan tinggi badan. Pada anak laki-laki peningkatan ukuran otot relatif pada peningkatan kekuatan. Brooks dan Fahey (1984:672) mengatakan “rata-rata peningkatan cepat dimulai dari usia 14 tahun sampai pada masa adolesen”. Namun perbedaan individual menjadi perbedaan pada pencapaian tingkat kedewasaan.

Perkembangan dan penampilan otot tergantung pada kematangan sistem saraf. Level tinggi dari kekuatan, power, dan kemampuan tidak mungkin terjadi jika anak belum mencapai pada kematangan saraf. Kematangan dari saraf tidak tercapai hingga pada kematangan secara seksual. Sehingga anak yang belum matang atau dewasa tidak dapat menerima respon pada latihan atau mencapai level yang sama dengan orang dewasa.

Sajoto (1988:108) mengemukakan selain faktor fisiologis, ada beberapa faktor yang mempengaruhi kekuatan otot.Faktor tersebut adalah biomekanik, sistem pengungkit, ukuran otot, jenis kelamin dan faktor umur.

1) Faktor biomekanik

Dilihat dari faktor biomekanik, sangat mungkin bila dua orang yang mempunyai jumlah tegangan otot yang sama akan berbeda dalam mengangkat beban. Sebagai contoh A dan B dapat mengangkat beban

dengan gaya 200 pound. Keduanya memiliki panjang lengan bawah 12 cm. Tetapi A memiliki panjang jarak antara titik insersio dengan sudut siku 1,5 cm. B memiliki titik insersio dengan sudut siku 2 cm. Maka benda yang dapat diangkat dengan flexi sudut pada siku 900 berbeda jumlahnya. A = 25 Pound

A = 33.3 Pound

2) Faktor pengungkit

Setiap gaya yang ada hubungannya dengan pengungkit dapat dihitung secara mekanik, sehingga letak gaya yang berbeda akan menghasilkan kekuatan yang berbeda. Menurut Sajoto (1988:109) pengungkit dikelompokkan dalam 3 kelas yaitu dibagi menurut letak sumbu pengungkit, gaya beban, dan gaya gerak mengangkat.

- Kelompok III : letak gaya angkat berada diantara sumbu dengan gaya beban

- Kelompok II : letak beban diantara sumbu dengan gaya angkat - Kelompok I : letak sumbu diantara gaya beban dan gaya angkat.

Gambar 10. Sistem pengungkit M Sajoto (1988:110)

200 x 2 12

3) Faktor ukuran

Besar kecilnya suatu otot berpengaruh pada kekuatan tersebut. Semakin besar serabut otot seseorang, maka semakin kuat pula otot tersebut. Dan semakin panjang ukuran ototnya, semakin kuat juga ototnya. Pembesaran otot disebabkan karena bertambah luasnyaserabut otot akibat dari suatu latihan dan bukan akibat dari pecahnya serabut per serabut otot. Pembesaran pada otot disebut dengan hypertrophy otot dan mengecilnya otot disebut dengan atrophy.

4) Faktor jenis kelamin

Meskipun wanita yang mengikuti program latihan beban akan berkembang kekuatannya sama dengan perkembangan pada pria. Dan kekuatan otot laki-laki dan perempuan tiap centimeter sama besar. Namun fakta menunjukkan bahwa pada akhir masa puber, anak laki- laki mulai memiliki ukuran otot yang lebih besar dibanding dengan wanita.

f. Perkembangan Kekuatan Otot Tungkai Pada Adolesensi Usia 13 sampai 18 Tahun

Perkembangan otot tungkai pada adolesensi berkembang dengan pesat karena merupakan otot yang paling penting dalam gerak manusia. Untuk mengetahui perkembangan otot tungkai pada adolesensi maka dapat melihat grafik perkembangan otot tungkai pada tes lompat horizontal pada laki-laki dan perempuan dihasilkan kesimpulan sebagai berikut: (Gallahue dan Ozmun 1998:390)

1) Anak laki-laki dan anak perempuan hampir sama pada masa kanak-kanak. 2) Anak laki-laki memiliki performa yang sedikit melebih performa anak

perempuan pada masa kanak-kanak, tetapi kesenjangan melebar secara signifikan pada masa puberta laki-laki

Gambar. 11. Perkembangan Kekuatan Otot Bagian Bawah Adolesensi (Gallahue dan Ozmun 1998:390)

g. Definisi Kekuatan Otot Lengan

Kekuatan merupakan salah satu unsur kondisi fisik yang bisa disebut juga sebagai dasar semua gerakan manusia.. Menurut Ismaryati (2011:111) menyatakan bahwa kekuatan adalah tenaga kontraksi otot yang dicapai dalam sekali usaha maksimal. Usaha maksimal ini dilakukan oleh otot atau sekelompok otot untuk mengatasi suatu tahanan. Kekuatan merupakan unsur yang sangat penting dalam aktivitas olahraga, karena kekuatan merupakan daya penggerak dan mencegah cidera. Johnshon and Nelson (1986:103)

menyatakan bahwa kekuatan sebagai kemampuan otot mengeluarkan daya untuk melawan obyek yang bergerak atau tidak bergerak.

Sedangkan lengan merupakan anggota badan dari pergelangan tangan sampai ke bahu. Secara anatomis lengan adalah anggota gerak bebas pada tubuh bagian atas yang dimulai dari persendian bahu sampai persendian tangan. Lengan terdiri dari dua bagian yaitu, lengan atas dan lengan bawah. Lengan atas terdiri dari bagian yang berawal dari persendian bahu sampai siku, sedangkan lengan bawah terdiri dari bagian yang berawal dari siku sampai pergelangan tangan.

Berdasarkan pendapat diatas maka kekuatan otot lengan adalah kemampuan otot lengan untuk melawan atau menahan beban secara maksimal melalui proses kontraksi otot atau sekelompok otot dalam mengatasi tahanan.

h. Perkembangan Kekuatan Otot Lengan Pada Adolesensi Usia 13 Sampai 18 Tahun.

Otot lengan merupakan otot yang berada pada extremitas bagian atas , berfungsi sebagai penggerak alat gerak tangan. Lengan terdiri dari lengan atas dan lengan bawah. Perkembangan otot lengan sudah dimulai pada anak-anak dan mulai pesat pada masa adolesensi. Untuk mengetahui perkembangan kekuatan otot lengan dapat dilihat grafik perkembangan kekuatan otot lengan pada tes lompat vertikal pada laki-laki dan perempuan dihasilkan kesimpulan sebagai berikut: (Gallahue dan Ozmun 1998:387)

1) Laki-laki membuat penambahan tahunan yang signifikan pada masa remaja. 2) Perempuan mulai mencapai masa stabil pada awal masa remaja dan

Gambar. 12. Grafik Perkembangan Kekuatan Otot Bagian Atas Adolesensi (Gallahue dan Ozmun 1998:392)

Dalam dokumen BAB II A. KAJIAN TEORI (Halaman 28-33)

Dokumen terkait