• Tidak ada hasil yang ditemukan

PAPARAN DATA DAN HASIL PENELITIAN

A. Paparan Data

4) Menerapkan Pembiasaan

Setelah memberikan teladan yang baik perlu juga untuk diterapkan pembiasaan agar segala sesuatunya dapat benar-benar tertanam pada diri peserta didik tersebut. Karena pada hakikatnya sebuah karakter merupakan sesuatu yang telah melekat pada diri seseorang. Dan untuk membentuknya tidak berhenti hanya sampai pada pemberian

keteladanan, namun perlu dibiasakan secara terus-menerus kapan dan di mana saja. Dalam pembentukan karakter religius peserta didik, hal-hal yang perlu dibiasakan adalah pembiasaan berperilaku terpuji yang sesuai dengan agama dan kepercayaan yang dianutnya (Islam).

Berdasarkan hasil wawancara bersama Bapak Mustafa Musa Buatan, S.Pd selaku Kepala Madrasah, beliau mengatakan bahwa:

“Banyak usaha yang kami lakukan untuk terus memupuk pembentukan karakter religius pada peserta didik, salah satunya adalah menerapkan pembiasaan. Seperti yang kita ketahui ada pepatah yang mengatakan “bisa karena biasa”. Oleh karenanya jika menginginkan peserta didik yang bisa memiliki karakter yang baik (salah satunya karakter religius) maka harus dibiasakan pula hal-hal yang baik pada mereka, tidak sekedar memberikan contoh lewat teladan guru tetapi juga perlu untuk dibiasakan dalam kehidupan sehari-hari. Banyak pembiasaan yang ada di madrasah kami, seperti pembiasaan hidup bersih, tertib, dan disiplin, senyum, salam, dan salaman, tadarus sebelum belajar, berdoa di awal dan akhir pembelajaran, shalat dhuha, shalat dzuhur, kultum, dan sebagainya serta alhamdulillah banyak siswa kami yang hafizh hafizhah.”126

Ibu Dra. Nining Komariah selaku Wakil Kepala Madrasah bidang Humas, beliau mengatakan bahwa:

“Guru selain memberikan contoh atau teladan yang baik, ada tuntutan lain yang harus dilakukan dalam pembentuk karakter religius peserta didik yakni menerapkan pembiasaan (yang positif), agar supaya siswa itu terbiasa dalam melakukan hal-hal yang positif. Yang namanya pembiasaan kan berulang aktivitasnya jadi otomatis siswa langsung merekam dan mengamalkannya. Jadi sebisa mungkin aktivitas yang positif harus terus dibiasakan selama siswa berada di sekolah agar mereka tidak hanya baik di sekolah, tetapi juga di rumah atau di mana pun ia berada.”127

126 Wawancara bersama Kepala MAN Model Sorong (Sabtu, 04 Maret 2017, pukul 08.00-08.30 WIT).

127 Wawancara bersama Wakil Kepala Madrasah bidang Humas (Kamis, 09 Februari 2017, pukul 10.00-10.45 WIT).

Lebih lanjut Ibu Dra. Amna Lamusu selaku Wakil Kepala Madrasah bidang Kesiswaan memberikan keterangan bahwa:

“Ada hal penting yang juga menjadi bagian dari strategi pelaksanaan hidden curriculum dalam pembentukan karakter religius peserta didik yaitu mengadakan sebuah pembiasaan. Di mana pembiasaan ini merupakan pembiasaan dalam kebiasaan yang baik, seperti pembiasaan dalam shalat, mengaji, berbagi dengan teman atau orang lain, hormat dan santun terhadap yang lebih tua, menyayangi yang lebih muda, menjaga kebersihan, ketertiban, kedisiplinan, dan sebagainya. Ibu selaku Wakamad Kesiswaan sangat menekan hal-hal tersebut, karena menurut Ibu untuk mendapatkan sesuatu yang besar harus berawal dari sesuatu yang kecil terlebih dahulu.”128

Ibu Ririn Aprilawati, S.Pd selaku Guru BP/BK juga memberikan keterangan bahwa:

“Pemberian pembiasaan yang baik kepada anak-anak juga ikut memberikan peran penting dalam pembentukan karakter religius peserta didik. Anak-anak itu akan menjadi baik jika diberikan kebiasaan yang baik pula. Saya sering ya Dek memantau kebiasaan-kebiasaan mereka sehari-hari di sekolah, karena memang saya sudah tidak diberikan jam mengajar di dalam kelas jadi saya tahu benar bagaimana kebiasaan mereka sehari-hari, walaupun saya tidak bisa memantau semuanya, tetapi sebagian besar saya cukup tahu. Di sinilah peran guru untuk memberikan teladan sekaligus memberikan pembiasaan pada hal-hal yang positif agar nantinya mereka dengan sendirinya menjadi tersadar dan terbiasa untuk melakukannya.”129

Lain halnya dengan Bapak Suparman, S.Ag selaku guru Bahasa Arab sekaligus Koordinator Masjid dan Pembinaan Rohani dalam wawancara bersama beliau, beliau mengatakan bahwa:

“Dalam pembentukan karakter religius peserta didik juga perlu didukung dengan nuansa Islami dan pembiasaan-pembiasaan kegiatan keislaman ataupun kegiatan-kegiatan positif yang melibatkan peserta didik secara langsung. Jadi dari pagi mereka

128 Wawancara bersama Wakil Kepala Madrasah bidang Kesiswaan (Rabu, 08 Februari 2017, pukul 09.00-09.45 WIT).

datang ke sekolah hingga pulang ke rumah harus ada nuansa dan kebiasaan yang bercirikan Islam jika memang menginginkan karakter religius itu tumbuh pada diri mereka. Masuk dari pagar misalnya memberikan salam kepada guru yang berada di depan kemudian mencium tangannya, memastikan kelasnya bersih sebelum guru masuk memberikan pelajaran (biasanya mereka membersihkan kelas saat pulang sekolah), tadarus dan berdoa sebelum belajar, beribadah tanpa paksaan, santun kepada siapa saja, dan yang sedang kami upayakan ini mereka terbiasa berbusana layaknya seorang muslim dan muslimah (rapi dan sesuai syariat). Meskipun busana bukan ukuran penentu seseorang bisa dikatakan berkarakter religius tetapi setidaknya di sini mereka telah dibiasakan untuk berbusana yang sesuai dengan ajaran agama mereka. Ada seragam baru juga untuk mereka yang dipakai di hari Jum’at, baju kurung namanya. Kami sengaja memberikan tambahan seragam tersebut agar ketika siswa yang laki-laki yang rumahnya jauh dari sekolah tetap bisa melaksanakan shalat jum’at secara berjamaah di masjid.”130

Banyak kegiatan pembiasaan (positif) yang peneliti sempat lihat selama berada di lokasi penelitian, seperti budaya senyum, salam, salaman, shalat dan mengaji dengan kesadaran sendiri (tanpa diperintah), budaya bersih, tertib, disiplin, dan sebagainya. Melakukan sesuatu dengan tanpa diperintah bukanlah hal yang mudah, perlu pembiasaan secara terus menerus agar kebiasaan tersebut dapat melekat dan tertanam pada diri mereka. Berikut salah satu pembiasaan budaya senyum, salam, dan salaman yang sempat peneliti ambil gambarnya secara diam-diam ketika berada di sekitar lokasi penelitian.

130 Wawancara bersama Koordinator Masjid dan Pembinaan Rohani (Kamis, 09 Februari 2017, pukul 09.30-10.00 WIT).

Gambar 4.12 Pembiasaan Siswa

Dari gambar tersebut, terlihat jelas beberapa siswa yang tanpa sengaja bertemu dengan salah satu gurunya di koridor sekolah dengan tanpa paksaan (karena sudah menjadi kebiasaan) memberikan senyum, salam, dan kemudian mencium tangan gurunya. Dalam Islam tentu diajarkan bagaimana seharusnya kita memperlakukan orang yang lebih tua dari kita, salah satunya dengan kebiasaan tersebut di atas. Siswa di dalam gambar tersebut merupakan siswa senior (kelas XII) yang sudah menjadi kewajiban bagi mereka untuk memberikan teladan yang baik buat adik-adik mereka di kelas X dan XI.131

5) Menambah Peran Guru PAI, BP/BK, dan Wakamad Kesiswaan