• Tidak ada hasil yang ditemukan

Menerima baik-buruknya peristiwa kehidupan sebagai kedaulatan Allah

Dalam dokumen Buku Guru Agama Kristen Kelas VIII (Halaman 47-50)

Orang beriman menerima berbagai peristiwa yang terjadi dalam kehidupannya seraya mengakui kedaulatan Allah dalam hidupnya. Hal ini berbeda dengan sikap “pasrah” yang fatalistik. Tentu saja dalam menghadapi masalah, orang beriman akan berupaya mengatasinya tetapi tidak mengandalkan kemampuannya sendiri namun sambil berupaya mereka tetap berdoa dan percaya kepada Allah.

G. Penjelasan Bahan Alkitab

• Ibrani 11:1

Iman adalah jaminan dari apa yang diharapkan (surga) dan keyakinan dari apa yang tidak diinginkan (neraka). Bagi orang-orang Ibrani yang tawar hati akibat penganiayaan, penulis Ibrani 11 menekankan bahwa iman terarah seluruhnya ke masa depan, kepada keselamatan. Iman menjadi sumber keteguhan hati dan kekuatan yang luar biasa, yaitu percaya akan kesetiaan Allah bahwa Ia pasti memenuhi janji-janji-Nya.

Kata pengantar ini (Ibrani 11:1-3), menyatakan tiga hal mengenai iman: bahwa iman pada hakikatnya adalah kenyataan dan kepastian dari apa yang belum kita alami, bahwa iman membawa kehormatan istimewa bagi tokoh-tokoh sejarah Israel dan bahwa iman merupakan suatu pandangan hidup yang khusus, yang mempengaruhi setiap pikiran dan kegiatan kita di dalam dunia ini.Ibrani 11 ingin meneguhkan iman kita melalui contoh tokoh-tokoh Israel yang telah membuktikan iman mereka kepada Allah dan mereka memperoleh keselamatan.

Percaya pada hal-hal yang belum terlihat artinya kita percaya pada janji Allah meskipun apa yang dijanjikan itu belum terlihat secara kasat mata. Untuk memperkuat kesaksiannya, penulis Kitab Ibrani menyebutkan nama-nama tokoh Alkitab untuk mengingatkan kembali bahwa iman mereka telah mendatangkan keselamatan.

Melalui iman, anak-anak Allah mengetahui bahwa Tuhan telah

menciptakan bumi dengan firman-Nya. Tokoh-tokoh Perjanjian Lama

terkemuka hidup oleh iman. Habel, Henokh, Nuh disebut sebagai contoh orang-orang yang bertindak dengan iman. Angkatan yang menerima nasihat ini hendaknya juga hidup oleh iman. Setiap angkatan atau generasi harus hidup oleh segala sesuatu yang kita harapkan hingga Kristus datang kembali.

• Yakobus 2:14-17

Iman yang menyelamatkan senantiasa merupakan iman yang hidup dan tidak berhenti dengan sekadar mengaku Kristus sebagai Juruselamat, tetapi juga mendorong ketaatan kepada Dia sebagai Tuhan. Demikianlah, ketaatan adalah aspek yang penting dari iman. Bahwa iman yang sejati harus aktif dan tekun sehingga membentuk keberadaan kita. Iman tanpa perbuatan adalah iman yang mati ( Yakobus 2:17 ). Iman yang sejati selalu menyatakan dirinya dalam ketaatan kepada Allah dan perbuatan belas kasihan terhadap mereka yang membutuhkannya.

Tulisan dalam Kitab Yakobus mengarahkan ajaran ini kepada mereka di dalam gereja yang mengaku beriman kepada Kristus, pada pendamaian oleh darah-Nya. Mereka percaya bahwa pengakuan itu saja sudah cukup untuk memperoleh keselamatan. Mereka berkeyakinan bahwa hubungan pribadi dalam ketaatan dengan Kristus sebagai Tuhan tidak penting.

Karena itu, Yakobus mengatakan bahwa iman semacam itu mati dan tidak menghasilkan keselamatan atau sesuatu yang baik. Iman yang menyelamatkan ialah “iman yang bekerja oleh kasih”. Pada lain pihak, kasih karunia Allah di dalam Roh Kuduslah yang memungkinkan orang percaya menanggapi kasih Allah yang bertolak dari iman dan memimpin kepada iman (bnd.Roma 1:17). Jikalau kita berhenti menanggapi kasih karunia Allah dan pimpinan Roh, maka iman kita akan mati.

• 2 Timotius 4:7

Ketika merenungkan kembali hidupnya bersama Allah, Paulus sadar bahwa ajalnya sudah dekat dan melukiskan hidup dalam iman dengan istilah berikut.

1. Paulus memandang hidup beriman sebagai “suatu peperangan”, bahkan satu-satunya perjuangan yang layak. Dia telah berperang melawan Iblis,

keburukan orang Yahudi dan kafir , Yudaisme dan kebejatan dalam

gereja, guru-guru palsu, pemutarbalikan Injil, keduniawian dan dosa. 2. Setia kepada Tuhan dan Juruselamatnya selama hidup.

3. Paulus sudah memelihara iman pada masa-masa ujian yang berat, keputusasaan yang hebat dan banyak kesusahan baik ketika diserang oleh guru palsu maupun ditinggalkan oleh sahabat.

Bagian Alkitab ini dapat dikatakan sebagai pidato perpisahan Paulus dan sangat menyentuh hati. Apa yang disebutnya sebagai aku telah mengakhiri pertandingan yang baik, aku telah mencapai garis akhir dan aku telah memelihara iman. Selanjutnya dalam ayat 8 tertulis: Sekarang telah tersedia bagiku mahkota kebenaran yang akan dikaruniakan kepadaku oleh Tuhan bukan hanya untuk Paulus tapi untuk semua orang yang merindukan kedatangan-Nya”.

Mengakhiri pertandingan dapat diartikan sebagai pergumulan atau perjuangan Paulus melawan semua kejahatan dunia dan keinginan daging baik dari dalam diri sendiri maupun dari luar dirinya. Bagi Paulus apa yang dialaminya bukan sebuah perjuangan yang suram; itu merupakan suatu pertandingan yang menuntut segenap semangat dan pengabdian seseorang sebagai pengikut Kristus. Semua orang yang mati di dalam Tuhan pada akhirnya akan menerima seluruh janji Allah dan merebut hadiah yang tersedia. Paulus telah mencapai garis akhir berarti ia sudah menang. Paulus

telah menyelesaikan pertandingan iman yang telah ditetapkan Kristus baginya dan dia telah berhasil memelihara iman. Ia telah menyerahkannya tongkat estafet penginjilan kepada orang-orang yang dapat dipercaya dan telah mendirikan gereja. Bagi orang percaya, bertahan dan setia di dalam iman sampai mati merupakan suatu kemenangan kasih karunia. Iman adalah percaya pada seluruh kesaksian Injil, yakni kata-kata Yesus yang disampaikan kepada para pengikut-Nya.

H. Kegiatan Pembelajaran

Pengantar

Pada bagian pengantar guru menjelaskan mengenai judul pelajaran, fokus pembahasan dan mengapa siswa SMP kelas VIII mempelajari topik ini. Pada bagian ini, guru dapat membuka diskusi atau curah pendapat mengenai pemahaman siswa tentang iman. Kemudian guru melanjutkan dengan penjelasan mengenai apa itu iman.

Kegiatan 1

Dalam dokumen Buku Guru Agama Kristen Kelas VIII (Halaman 47-50)