• Tidak ada hasil yang ditemukan

Menetapkan Rencana Persediaan Akhir dalam Unit

Dalam dokumen MAKALAH PENGANGGARAN ANGGARAN PRODUKSI (Halaman 7-0)

BAB II PEMBAHASAN

B. Menetapkan Jumlah Unit yang Diproduksi

1. Menetapkan Rencana Persediaan Akhir dalam Unit

Untuk menetapkan persediaan akhir suatu produk dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain:

a. Jenis dan sifat produk b. Periode produksi

c. Proyeksi perubahan harga masa yang akan datang d. Ketersediaan bahan baku

e. Kecenderungan daya beli dan perilaku konsumen terhadap suatu produk.

Setiap perusahaan berbeda dalam penetapan rencana persediaan akhir. Dengan demikian penyimpanan setiap barang juga berbeda, tergantung dengan karakteristik barang tersebut. Bagi perusahaan yang memprodukai barang tidak tahan lama umumnya cenderung tidak berkepentingan dengan perencanaan besarnya unit persediaan akhir, bahkan justru menginginkan dalam keadaan nol. Ketersediaan bahan baku produksi setiap waktu juga ikut mempengaruhi dalam mempertimbangkan jumlah unit persediaan akhir yang direncanakan dibandingkan dengan apabila ketersediaan bahan baku sangat tergantung pada musiman.

5 2. Metode Perencanaan Persediaan Akhir

Untuk menetapkan persediaan akhir dapat dilakukan dengan berbagai metode atau cara pendekatan, yaitu:

a. Pendekatan Rata-rata

Metode rata-rata umumnya mendasarkan dari data historis beberapa tahun sebelumnya kemudian dibagi dengan bilangan tahun.

Metode ini mudah untuk diterapkan, tapi kelemahannya apabila data persediaan akhir pada beberapa tahun tersebut tidak berdistribusi normal. Untuk perusahaan yang baru berdiri, pendekatan ini tidak dapat digunakan.

Contoh :

Perusahaan ABC yang bergerak dalam bidang industri manufaktur selama 7 tahun terakhir tercatat data persediaan akhir masing-masing adalah sebesar : 3250, 3150, 3410, 3500, 3600, 3650, dan 3800.

Jadi banyaknya persediaan akhir yang dianggarkan untuk tahun yang akan datang dapat dihitung sebesar 3.480 unit, dengan cara:

RPA = 3250 + 3150 + 3410 + 3500 + 3600 + 3650 + 3800 7

b. Pendekatan Berdasar Prosentase Tertentu

6 Metode ini relatif sederhana dan apabila besarnya prosentase tertentu tersebut sudah ditetapkan maka akan mudah dalam cara menghitungannya. Perhitungannya adalah dengan cara mengalikan besarnya prosentase dengan total volume anggaran penjualan.

RPA = p% x volume penjualan

Untuk menetapkan besarnya prosentase persediaan akhir dapat dilakukan dengan beberapa cara, antara lain:

(1) Membandingkan rata-rata persediaan akhir pada beberapa tahun sebelumnya

Contoh:

Jika diketahui jumlah volume penjualan pada tujuh tahun terakhir adalah sebagai berikut:

15.700, 12.900, 14.100, 16.800, 18.000, 18.500, 20.000. Total penjualan selama lima tahun berarti sebanyak 116.000 unit.

Rata-rata persediaan akhir dalam contoh diatas sebanyak 3.480 unit. Prosentase persediaan akhir dapat dihitung sebagai berikut:

P = 116.000 3.480 x 100%

= 3%

Jadi apabila perusahaan pada tahun yang akan datang merencanakan anggaran penjualan sebanyak 20.572 unit maka jumlah persediaan kahir adalah:

RPA = 3% x 20.572 unit

= 617,16 dibulatkan menjadi 618 unit (2) Menetapkan besaran prosentase langsung

Contoh:

Besaran prosentase sebesar 5%, maka rencana persediaan:

RPA = 5% X 20.572 unit = 1.029 unit

Fungsi perencanaan akhir adalah untuk berjaga-jaga ketersediaan barang pasar dan menjaga kepercayaan pelanggan atas produk tersebut sewaktu-watu diperlukannya sehingga

7 tidak berpindah pada perusahaan lain sejenis sebagai pesaingnya.

Untuk perusahaan yang metodenya atas dasar pesananmaka cenderung tidak menggunakan rencana persediaan akhir.

c. Pendekatan berdasar asumsi

Pendekatan ini dapat dilakukan dengan menentukan terlebih dahulu batas maksisum dan minimum persediaam akhir yang wajar atas dasar pengalaman yang terjadi pada beberapa tahun sebelumnya.

d. Pendekatan berdasar tingkat perputaran persediaan

Langkah-langkah dalam penetapan berdasar tingkat perpuaran persediaan:

1) Menghitung persediaan rata-rata(PRR) pada tahun sebelumnya 𝑃𝑅𝑅 =π‘ƒπ‘’π‘Ÿπ‘ π‘’π‘‘π‘–π‘Žπ‘Žπ‘› π‘Žπ‘€π‘Žπ‘™ + π‘π‘’π‘Ÿπ‘ π‘’π‘‘π‘–π‘Žπ‘Žπ‘› π‘Žπ‘˜β„Žπ‘–π‘Ÿ

2 π‘₯ 1 π‘˜π‘Žπ‘™π‘–

2) Menghitung besarnya realissasi penjualan per tahun

3) Mnegitung tingkat perputaran persediaan(TPP) tahun sebelumnya

𝑇𝑃𝑃 = π‘ƒπΈπ‘π½π‘ˆπ΄πΏπ΄π‘

π‘ƒπ‘’π‘Ÿπ‘ π‘’π‘‘π‘–π‘Žπ‘Žπ‘› π‘Ÿπ‘Žπ‘‘π‘Ž βˆ’ π‘Ÿπ‘Žπ‘‘π‘Ž π‘₯ 1 π‘˜π‘Žπ‘™π‘– 4) Menghitung persediaan akhir anggaran

Persediaan Akhir Anggaran(PAA)= 2(PRA) – Persediaan Awal Contoh:

Diketahui data perusahaan PT Abdi Nusa 2010 sebagai berikut:

a) Jumlah volumepenjualan tahun 2010 = 20.000 unit

b) Persediaan awal 4650 unit dan persediaan akhir 3.800 unit c) Volume anggaran penjualan tahun 2011 ditetapkan sebanyak

20.572 unit

Ditanyakan : hitunglah jumlah rencana anggaran persediaan akhir tahun 2011?

8 Jawab:

ο‚· Persediaan rata-rata tahun 2010 = (3650+3800)/2 = 3.725

ο‚· Tingkat perputaran barang tahun 2010 = (20.000/3725) x 1 kali = 5.369 unit

ο‚· Jika diasumsikan bahwa tingkat perputaran barang tahun 2011 dianggap sama dengan tingkat perputaran tahun 2010, maka jumlah persediaan akhir yang dianggarkan dapat dihitung sebagai berikut:

- Persediaan rata-rata tahun 2011 = 20.572 / 5.369 = 3.831,63 dibulatkan = 3.832 unit

- Persediaan akhir tahun 2011 dihitung sebagai berikut PRRA = (3800 + PAA)/2

3.832 = (3800+PAA)/2 7664 = 3800 + PAA

PAA = 7664 – 3800

= 3.864

Perhitungan anggaran produksi tahun 2011 dihitung sebagai berikut : PT ABDI NUSA

ANGGARAN PRODUKSI Periode tahun 2011

Keterangan Jumlah (Unit)

Anggaran Penjualan 20.572

Rencana Persediaan Akhir 3.864

Jumlah Kebutuhan 24.436

Persediaan Awal 3.800

Anggaran Produksi 20.636

9 3. Menetapkan Anggaran Persediaan Akhir Bulanan

Contoh diatas adalah hasil perhitungan untuk menetapkan anggran persediaan akhir dalam periode satu tahun. Untuk merinci anggaran persediaan akhir dalam bulan dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut :

a. Menghitung selisih antara persediaan akhir dengan persediaan awal tahunan

b. Jumlah selisih tersebut dibagi dalam 12 bulan, dengan asumsi berdistribusi normal dan menjaga stabilitas tingkat persediaan

c. Hasil hitung tersebut, merupakan tambahan kontribusi persediaan akhir pada masing-masing bulan. Sedangkan untuk triwulan kontribusi tambahan tersebut dikalikan bilangan 3

d. Jika selisih persediaan dibgi dengan bilangan 12 tidak bulat, maka dilakukan dengan cara pendekatan menetapkan angka bilangan yang mendekati angka bilangan selisih yang dapat dibagi 12. Jika terdapaat perbedaan lebih, maka perbedaan angka lebih tersebut dialokasikan pada bulan atau triwulan yang menunjukkan anggaran penjualan paling besar. Jika terdapat selisih perbedaan kurang, maka jumlah kekurangan tersebut dialokasikan sebagai pengurang pada bulan atau triwulan yang menunjukkan anggaran penjualan paling sedikit.

e. Jika angka persediaan akhir tahunan menunjukkan lebih besar dari persediaan awal, maka penetapan persediaan akhir anggaran pada bulan Januari dengan cara menamabahkan angka kontribusi bulanan dengan persediaan awal, dan sebaliknya. Jadi anggaran persediaan akhir bulan Januari = persediaan awal + konribusi rata-rata. Untuk triwulan = persediaan awal + (kontribusi rata-rata x 3)

Perhitungan distribusi anggaran persediaan akhir dari contoh diatas : Anggaran persediaan akhir = 3.864

10

Persediaan awal = 3.800

---

Selisih = 64

Angka mendekati dibagi 12 = 60

--- Selisih kontribusi tahunan = 4

Kontribusi untuk bulanan adalah sebesar 60/12 = 5 Kontribusi untuk triwulan adalah 5 x 3 = 15

Dan alokasi anggaran persediaan akhir dalam bulanan dan triwulan untuk tahun 2011 adalah :

Bulan Januari = 3.800 + 5 = 3.805 Bulan Februari= 3.805 + 5 = 3.810 Bulan Maret = 3.810 + 5 = 3.815 Triwulan II = 3.815 + (5 x 3) + 4 = 3.834 Triwulan III = 3.834 + (5 x 3) = 3.849 Triwulan IV = 3.849 + (5 x 3) = 3.864

4. Menetapkan Anggaran Produksi yang Didistribusikan Dalam Bulanan

Anggaran produksi PT Abdi Nusa periode tahun 2011 adalah sebagai berikut :

PT ABDI NUSA ANGGARAN PRODUKSI

Periode Tahun 2011

11

Sedangkan bentuk anggaran produksi yang memuat dua produk atau lebih sebagai berikut :

PT ABDI NUSA

12

PRODUK

B

Januari

Februari

Maret

Triwulan II

Triwulan

III

Triwulan

IV

JUMLAH

Jumlah

Total

13 BAB III

PENUTUPAN

A. Kesimpulan

Untuk menetapkan persediaan akhir suatu produk dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain: jenis dan sifat produk, periode produksi, proyeksi perubahan harga masa yang akan datang, ketersediaan bahan baku, stabilitas usaha dan kecenderungan daya beli serta perilaku konsumen terhadap suatu produk. Dalam penetapan persediaan akhir dapat dilakukan dengan berbagai metode atau cara pendekatan, antara lain: pendekatan rata-rata, pendekatan berdasar prosentase tertentu, pendekatan berdasar tingkat perputaran. Untuk menyusun anggaran produksi yang lebih terperinci perlu disusun dalam bentuk bulanan dan triwulanan, dengan terlebih dahulu mengalokasikan anggaran persediaan akhir dalam bulanan dan triwulanan.

B. Saran

Dari uraian pembahasan di atas penulis menyarankan kepada pembaca sekalian agar dari pembahasan mengenai anggaran dapat memberikan wawasan positif. Dimana sisi positif dari uraian tersebut bisa dijadikan sebagai bahan untuk menambah pengetahuan tentang anggaran produksi.

14 DAFTAR PUSTAKA

Setiawan Ngadirin DR., SE.,MS. 2016. Penganggaran Bisnis.UNY:Yogyakarta

Dalam dokumen MAKALAH PENGANGGARAN ANGGARAN PRODUKSI (Halaman 7-0)

Dokumen terkait