i
MAKALAH PENGANGGARAN
“ANGGARAN PRODUKSI”
Dosen Pembimbing:
Arief Zuliyanto Susilo S.E., M.Sc.
Disusun Oleh :
1. Oktavianika Sari 16809134061 2. Anita Meida C 16809134085 3. Shinta Rahmawati 16809134086
AKUNTANSI D-III FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2018/2019
ii KATA PENGANTAR
Puji syukur saya ucapkan kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat dan karunia-Nya makalah ini dapat kami selesaikan tepat pada waktunya. Ada pun makalah ini kami susun, untuk dapat memenuhi tugas Mata Kuliah Analisis Laporan Keuangam ini kami beri judul “Anggaran Produksi”. Saya berharap dengan disusunnya makalah ini dapat membantu masyarakat mengetahui dan memahami pengertian tentang bagaimana penyusunan anggaran produksi. Kami menyadari makalah ini jauh dari kata sempurna, karena itu kritik dan saran yang membangun kamu harapkan. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua.
Wates, 29 September 2018
Penyusun
iii DAFTAR ISI
JUDUL ... ii
KATA PENGANTAR ... ii
DAFTAR ISI ... Error! Bookmark not defined. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... 1
C. Tujuan Makalah ... 2
BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Anggaran Produksi ... 3
B. Menetapkan Jumlah Unit yang Diproduksi... 3
1. Menetapkan Rencana Persediaan Akhir dalam Unit ... 4
2. Metode Perencanaan Persediaan Akhir ... 5
3. Menetapkan Anggaran Persediaan Akhir Bulanan ... 9
4. Menetapkan Anggaran Produksi yang Didistribusikan Dalam Bulanan 10 BAB III PENUTUPAN A. Kesimpulan ... 13
B. Saran ... 13
DAFTAR PUSTAKA ... 14
1 BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pelaksanaan operasi produksi dari suatu perusahaan, biaya produksi merupakan salah satu variabel yang tidak boleh terlupakan. Terkendalinya biaya produksi ini menjadi salah satu kunci keberhasilan dari pengendalian produksi secara keseluruhan. Di dalam pelaksanaan proses produksi meskipun seluruh aspek pelaksanaan produksi dapat dikendalikan cukup baik, namun apabila masalah biaya produksi terlupakan, maka pengendalian produksi yang dilaksanakan belum dapat mencapai sasaran dari pengendalian produksi di dalam perusahaan tersebut.
Hal ini disebabkan karena biaya produksi belum dapat ditekan serendah mungkin sehingga perusahaan menetapkan harga pokok penjualan yang tinggi. Dalam keadaan demikian, perusahaan akan mengalami kesulitan di dalam melaksanakan pemasaran dari produk yang diproduksinya. Kondisi seperti ini akan mengancam kelangsungan hidup perusahaan.
Untuk dapat melaksanakan pengendalian produksi dengan baik baik, maka manajemen pada umumnya akan menggunakan anggaran sebagai alat untuk pengendalian produksi tersebut. Pada dasarnya, anggaran yang dipergunakan di dalam perusahaan-perusahaan pada umumnya akan dipergunakan untuk pengendalian terhadap seluruh kegiatan yang ada di dalam perusahaan.
B. Rumusan Masalah
Berdasar latar belakang masalah di atas, maka dapat dirumuskan beberapa rumusan masalah, antara lain:
1. Apa pengertian anggaran produksi ?
2. Apa saja metode yang digunakan dalam perencanaan persediaan akhir ? 3. Bagaimana menetapkan anggaran persediaan akhir bulanan ?
2 4. Bagaimana menetapkan anggaran produksi yang didistribusikan dalam
bulanan ?
C. Tujuan Makalah
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka dapat disimpulkan bahwa tujuan makalah adalah:
1. Untuk mengetahui pengertian anggaran produksi.
2. Untuk mengetahui metode yang digunakan dalam perencanaan persediaan akhir.
3. Untuk mengetahui cara menetapkan anggaran persediaan akhir bulanan.
4. Untuk mengetahui cara menetapkan anggaran produksi yang didistribusikan dalam bulanan.
3 BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Anggaran Produksi
Anggaran produksi memuat tentang perencanaan jumlah unit produk yang akan diproduksikan dengan mempertimbangkan jumlah anggaran penjualan, persediaan awal barang jadi, dan taksiran persediaan akhir, kemudian dikurangkan persediaan awal barang jadi. Untuk merencanakan jumlah unit persediaan awal barang jadi, dapat dilakukakn dengan berbagai cara, yaitu dengan menghitung rata-rata persediaan akhir pada beberapa tahun sebelumnya, dengan prosentase tertentu, berdasar asumsi dan pendekatan berdasar angka tingkat perputaran persediaan. Persediaan awal merupakan persediaan akhir pada periode sebelumnya.
Tujuan penyusunan anggaran produksi bagi manajemen perusahaan adalah sebagai berikut:
1. Memudahkan pengelolaan bagian produksi sehingga diperoleh hasil kinerja yang efisien dan efektof.
2. Mengukur kapasitas produksi terpasang.
3. Menunjang kegiatan penjualan agar barang dapat disediakan sesuai anggaran.
4. Merencanakan tingkat persediaan yang layak dan memadai, sehingga terjamin ketersediaan barang dan kontinuitas produksi.
5. Sebagai dasar untuk menghitung kebutuhan bahan baku.
B. Menetapkan Jumlah Unit yang Diproduksi
Secara sistematis cara menghitung jumlah unit yang akan diproduksi adalah sebagai berikut:
4
Rencana Penjualan... xxx Persediaan Akhir... xxx
--- (+)
Jumlah Kebutuhan barang xxx
Persediaan Awal... xxx
--- (-)
Jumlah Unit yang Diproduksi xxx
1. Menetapkan Rencana Persediaan Akhir dalam Unit
Untuk menetapkan persediaan akhir suatu produk dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain:
a. Jenis dan sifat produk b. Periode produksi
c. Proyeksi perubahan harga masa yang akan datang d. Ketersediaan bahan baku
e. Kecenderungan daya beli dan perilaku konsumen terhadap suatu produk.
Setiap perusahaan berbeda dalam penetapan rencana persediaan akhir. Dengan demikian penyimpanan setiap barang juga berbeda, tergantung dengan karakteristik barang tersebut. Bagi perusahaan yang memprodukai barang tidak tahan lama umumnya cenderung tidak berkepentingan dengan perencanaan besarnya unit persediaan akhir, bahkan justru menginginkan dalam keadaan nol. Ketersediaan bahan baku produksi setiap waktu juga ikut mempengaruhi dalam mempertimbangkan jumlah unit persediaan akhir yang direncanakan dibandingkan dengan apabila ketersediaan bahan baku sangat tergantung pada musiman.
5 2. Metode Perencanaan Persediaan Akhir
Untuk menetapkan persediaan akhir dapat dilakukan dengan berbagai metode atau cara pendekatan, yaitu:
a. Pendekatan Rata-rata
Metode rata-rata umumnya mendasarkan dari data historis beberapa tahun sebelumnya kemudian dibagi dengan bilangan tahun.
Metode ini mudah untuk diterapkan, tapi kelemahannya apabila data persediaan akhir pada beberapa tahun tersebut tidak berdistribusi normal. Untuk perusahaan yang baru berdiri, pendekatan ini tidak dapat digunakan.
Contoh :
Perusahaan ABC yang bergerak dalam bidang industri manufaktur selama 7 tahun terakhir tercatat data persediaan akhir masing-masing adalah sebesar : 3250, 3150, 3410, 3500, 3600, 3650, dan 3800.
Jadi banyaknya persediaan akhir yang dianggarkan untuk tahun yang akan datang dapat dihitung sebesar 3.480 unit, dengan cara:
RPA = 3250 + 3150 + 3410 + 3500 + 3600 + 3650 + 3800 7
b. Pendekatan Berdasar Prosentase Tertentu
Rencana Persediaan Akhir (RPA) =
Dimana :
PA1 = persediaan akhir tahun ke-1 dari data historis PA2 = persediaan akhir tahun ke-2 dari data historis PA3 = persediaan akhir tahun ke-3 dari data historis Pai = persediaan akhir tahun ke-n dari data historis
n = jumlah bilangan tahun
PA1 + PA2 + PA3 + PAi n
6 Metode ini relatif sederhana dan apabila besarnya prosentase tertentu tersebut sudah ditetapkan maka akan mudah dalam cara menghitungannya. Perhitungannya adalah dengan cara mengalikan besarnya prosentase dengan total volume anggaran penjualan.
RPA = p% x volume penjualan
Untuk menetapkan besarnya prosentase persediaan akhir dapat dilakukan dengan beberapa cara, antara lain:
(1) Membandingkan rata-rata persediaan akhir pada beberapa tahun sebelumnya
Contoh:
Jika diketahui jumlah volume penjualan pada tujuh tahun terakhir adalah sebagai berikut:
15.700, 12.900, 14.100, 16.800, 18.000, 18.500, 20.000. Total penjualan selama lima tahun berarti sebanyak 116.000 unit.
Rata-rata persediaan akhir dalam contoh diatas sebanyak 3.480 unit. Prosentase persediaan akhir dapat dihitung sebagai berikut:
P = 116.000 3.480 x 100%
= 3%
Jadi apabila perusahaan pada tahun yang akan datang merencanakan anggaran penjualan sebanyak 20.572 unit maka jumlah persediaan kahir adalah:
RPA = 3% x 20.572 unit
= 617,16 dibulatkan menjadi 618 unit (2) Menetapkan besaran prosentase langsung
Contoh:
Besaran prosentase sebesar 5%, maka rencana persediaan:
RPA = 5% X 20.572 unit = 1.029 unit
Fungsi perencanaan akhir adalah untuk berjaga-jaga ketersediaan barang pasar dan menjaga kepercayaan pelanggan atas produk tersebut sewaktu-watu diperlukannya sehingga
7 tidak berpindah pada perusahaan lain sejenis sebagai pesaingnya.
Untuk perusahaan yang metodenya atas dasar pesananmaka cenderung tidak menggunakan rencana persediaan akhir.
c. Pendekatan berdasar asumsi
Pendekatan ini dapat dilakukan dengan menentukan terlebih dahulu batas maksisum dan minimum persediaam akhir yang wajar atas dasar pengalaman yang terjadi pada beberapa tahun sebelumnya.
d. Pendekatan berdasar tingkat perputaran persediaan
Langkah-langkah dalam penetapan berdasar tingkat perpuaran persediaan:
1) Menghitung persediaan rata-rata(PRR) pada tahun sebelumnya 𝑃𝑅𝑅 =𝑃𝑒𝑟𝑠𝑒𝑑𝑖𝑎𝑎𝑛 𝑎𝑤𝑎𝑙 + 𝑝𝑒𝑟𝑠𝑒𝑑𝑖𝑎𝑎𝑛 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟
2 𝑥 1 𝑘𝑎𝑙𝑖
2) Menghitung besarnya realissasi penjualan per tahun
3) Mnegitung tingkat perputaran persediaan(TPP) tahun sebelumnya
𝑇𝑃𝑃 = 𝑃𝐸𝑁𝐽𝑈𝐴𝐿𝐴𝑁
𝑃𝑒𝑟𝑠𝑒𝑑𝑖𝑎𝑎𝑛 𝑟𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑥 1 𝑘𝑎𝑙𝑖 4) Menghitung persediaan akhir anggaran
Persediaan Akhir Anggaran(PAA)= 2(PRA) – Persediaan Awal Contoh:
Diketahui data perusahaan PT Abdi Nusa 2010 sebagai berikut:
a) Jumlah volumepenjualan tahun 2010 = 20.000 unit
b) Persediaan awal 4650 unit dan persediaan akhir 3.800 unit c) Volume anggaran penjualan tahun 2011 ditetapkan sebanyak
20.572 unit
Ditanyakan : hitunglah jumlah rencana anggaran persediaan akhir tahun 2011?
8 Jawab:
Persediaan rata-rata tahun 2010 = (3650+3800)/2 = 3.725
Tingkat perputaran barang tahun 2010 = (20.000/3725) x 1 kali = 5.369 unit
Jika diasumsikan bahwa tingkat perputaran barang tahun 2011 dianggap sama dengan tingkat perputaran tahun 2010, maka jumlah persediaan akhir yang dianggarkan dapat dihitung sebagai berikut:
- Persediaan rata-rata tahun 2011 = 20.572 / 5.369 = 3.831,63 dibulatkan = 3.832 unit
- Persediaan akhir tahun 2011 dihitung sebagai berikut PRRA = (3800 + PAA)/2
3.832 = (3800+PAA)/2 7664 = 3800 + PAA
PAA = 7664 – 3800
= 3.864
Perhitungan anggaran produksi tahun 2011 dihitung sebagai berikut : PT ABDI NUSA
ANGGARAN PRODUKSI Periode tahun 2011
Keterangan Jumlah (Unit)
Anggaran Penjualan 20.572
Rencana Persediaan Akhir 3.864
Jumlah Kebutuhan 24.436
Persediaan Awal 3.800
Anggaran Produksi 20.636
9 3. Menetapkan Anggaran Persediaan Akhir Bulanan
Contoh diatas adalah hasil perhitungan untuk menetapkan anggran persediaan akhir dalam periode satu tahun. Untuk merinci anggaran persediaan akhir dalam bulan dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut :
a. Menghitung selisih antara persediaan akhir dengan persediaan awal tahunan
b. Jumlah selisih tersebut dibagi dalam 12 bulan, dengan asumsi berdistribusi normal dan menjaga stabilitas tingkat persediaan
c. Hasil hitung tersebut, merupakan tambahan kontribusi persediaan akhir pada masing-masing bulan. Sedangkan untuk triwulan kontribusi tambahan tersebut dikalikan bilangan 3
d. Jika selisih persediaan dibgi dengan bilangan 12 tidak bulat, maka dilakukan dengan cara pendekatan menetapkan angka bilangan yang mendekati angka bilangan selisih yang dapat dibagi 12. Jika terdapaat perbedaan lebih, maka perbedaan angka lebih tersebut dialokasikan pada bulan atau triwulan yang menunjukkan anggaran penjualan paling besar. Jika terdapat selisih perbedaan kurang, maka jumlah kekurangan tersebut dialokasikan sebagai pengurang pada bulan atau triwulan yang menunjukkan anggaran penjualan paling sedikit.
e. Jika angka persediaan akhir tahunan menunjukkan lebih besar dari persediaan awal, maka penetapan persediaan akhir anggaran pada bulan Januari dengan cara menamabahkan angka kontribusi bulanan dengan persediaan awal, dan sebaliknya. Jadi anggaran persediaan akhir bulan Januari = persediaan awal + konribusi rata-rata. Untuk triwulan = persediaan awal + (kontribusi rata-rata x 3)
Perhitungan distribusi anggaran persediaan akhir dari contoh diatas : Anggaran persediaan akhir = 3.864
10
Persediaan awal = 3.800
---
Selisih = 64
Angka mendekati dibagi 12 = 60
--- Selisih kontribusi tahunan = 4
Kontribusi untuk bulanan adalah sebesar 60/12 = 5 Kontribusi untuk triwulan adalah 5 x 3 = 15
Dan alokasi anggaran persediaan akhir dalam bulanan dan triwulan untuk tahun 2011 adalah :
Bulan Januari = 3.800 + 5 = 3.805 Bulan Februari= 3.805 + 5 = 3.810 Bulan Maret = 3.810 + 5 = 3.815 Triwulan II = 3.815 + (5 x 3) + 4 = 3.834 Triwulan III = 3.834 + (5 x 3) = 3.849 Triwulan IV = 3.849 + (5 x 3) = 3.864
4. Menetapkan Anggaran Produksi yang Didistribusikan Dalam Bulanan
Anggaran produksi PT Abdi Nusa periode tahun 2011 adalah sebagai berikut :
PT ABDI NUSA ANGGARAN PRODUKSI
Periode Tahun 2011
11 Keterangan Jan Feb Mar TriW
II
TriW III
TriW
IV Jumlah Anggaran Penjualan 1.646 1.234 1.646 5.554 5.143 5.349 20.572 anggaran Persediaan Akhir 3.805 3.81 3.815 3.834 3.849 3.864 3.864 Jumlah Kebutuhan 5.451 5.044 5.461 9.388 8.992 9.213 24.436 Persediaan Awal 3.8 3.805 3.81 3.815 3.834 3.849 3.8
Anggaran Produksi 1.651 1.239 1.651 5.573 5.158 5.364 20.636
Sedangkan bentuk anggaran produksi yang memuat dua produk atau lebih sebagai berikut :
PT ABDI NUSA ANGGARAN PRODUKSI
Periode Tahun 2011
Keterangan Anggaran Penjualan
Persediaan Akhir
Jumlah Kebutuhan
Persediaan Awal
Anggaran Produksi PRODUK
A
Januari
Februari
Maret
Triwulan II
Triwulan
III
Triwulan
IV
JUMLAH
12
PRODUK
B
Januari
Februari
Maret
Triwulan II
Triwulan
III
Triwulan
IV
JUMLAH
Jumlah
Total
13 BAB III
PENUTUPAN
A. Kesimpulan
Untuk menetapkan persediaan akhir suatu produk dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain: jenis dan sifat produk, periode produksi, proyeksi perubahan harga masa yang akan datang, ketersediaan bahan baku, stabilitas usaha dan kecenderungan daya beli serta perilaku konsumen terhadap suatu produk. Dalam penetapan persediaan akhir dapat dilakukan dengan berbagai metode atau cara pendekatan, antara lain: pendekatan rata-rata, pendekatan berdasar prosentase tertentu, pendekatan berdasar tingkat perputaran. Untuk menyusun anggaran produksi yang lebih terperinci perlu disusun dalam bentuk bulanan dan triwulanan, dengan terlebih dahulu mengalokasikan anggaran persediaan akhir dalam bulanan dan triwulanan.
B. Saran
Dari uraian pembahasan di atas penulis menyarankan kepada pembaca sekalian agar dari pembahasan mengenai anggaran dapat memberikan wawasan positif. Dimana sisi positif dari uraian tersebut bisa dijadikan sebagai bahan untuk menambah pengetahuan tentang anggaran produksi.
14 DAFTAR PUSTAKA
Setiawan Ngadirin DR., SE.,MS. 2016. Penganggaran Bisnis.UNY:Yogyakarta