• Tidak ada hasil yang ditemukan

Mengabulkan gugatan Penggugat untuk sebagian;

Mahkamah Agung Republik Indonesia

1. Mengabulkan gugatan Penggugat untuk sebagian;

2. Menyatakan Tergugat I dan Tergugat II telah melakukan perbuatan melawan hukum;

3. Menyatakan Surat Perjanjian Kerjasama Pengembangan, Pembangunan dan Pemasaran Perumahan tanggal 9 Agustus 2006, sah menurut hukum dan mengikat Penggugat I dan Tergugat I;

4. Menyatakan Addendum Atas Surat Perjanjian Kerjasama Pengembangan, Pembangunan dan Pemasaran Perumahan tanggal 9 Agustus 2006, tanggal 4 Desember 2006, sah menurut hukum dan mengikat Penggugat I, Tergugat I dan Tergugat II;

5. Menyatakan Akta Perjanjian Kerjasama Nomor 66 tanggal 23 Maret 207, dibuat di hadapan Syamsul Faryeti, S.H., Notaris di Kota Depok, sah menurut hukum dan mengikat Penggugat I dan Tergugat I;

6. Menyatakan Akta Kuasa Nomor 79 tanggal 30-6-2007, dibuat di hadapan Syamsul Faryeti, S.H., Notaris di Kota Depok, sah menurut hukum dan mengikat Penggugat I, Tergugat I dan Tergugat II;

7. Menyatakan Perjanjian Penyelesaian Pinjaman dan Pengakhiran Kerjasama tanggal 3-2-2009, sah menurut hukum dan mengikat Penggugat I dan Para Tergugat;

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Halaman 26 dari 40 hal. Put. Nomor 134 K/Pdt/2016

8. Menyatakan Akta Jual Beli Nomor 269/2008 tanggal 16-5-2008, dibuat di hadapan Syamsul Faryeti, S.H., Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT) di Kota Depok, sah menurut hukum dan mengikat Penggugat V dan Tergugat I;

9. Menyatakan peralihan Sertifikat Hak Guna Bangunan Nomor 03205/ Harjamukti, Surat Ukur tanggal 21-12-2006 Nomor 2966/Harjamukti/2006, Luas 304 m² kepada Penggugat I, sah menurut hukum;

10. Menyatakan peralihan Sertifikat Hak Guna Bangunan Nomor 03206/ Harjamukti, Surat Ukur tanggal 21-12-2006 Nomor 2967/Harjamukti/2006, Luas 160 m² kepada Penggugat I, sah menurut hukum;

11. Menyatakan peralihan Sertifikat Hak Guna Bangunan Nomor 03208/ Harjamukti, Surat Ukur tanggal 21-12-2006 Nomor 2969/Harjamukti/2006, Luas 160 m² kepada Penggugat II, sah menurut hukum;

12. Menyatakan peralihan Sertifikat Hak Guna Bangunan Nomor 03223/ Harjamukti, Surat Ukur tanggal 5-7-2007 Nomor 3046/Harjamukti/2007, Luas 200 m² kepada Penggugat III, sah menurut hukum;

13. Menyatakan peralihan Sertifikat Hak Guna Bangunan Nomor 03224/ Harjamukti, Surat Ukur tanggal 5-7-2007 Nomor 3048/Harjamukti/2007, Luas 108 m² kepada Penggugat III, sah menurut hukum;

14. Menyatakan peralihan Sertifikat Hak Guna Bangunan Nomor 03220/ Harjamukti, Surat Ukur tanggal 5-7-2007 Nomor 3050/Harjamukti/2007, Luas 308 m² kepada Penggugat IV, sah menurut hukum;

15. Menyatakan Sertifikat Hak Guna Bangunan Nomor 03222/Harjamukti, Surat Ukur tanggal 13-6-2007 Nomor 3032/Harjamukti/2007, Luas 326 m², milik Penggugat I;

16. Menyatakan putusan perkara ini sebagai dasar untuk mengajukan balik nama Sertifikat Hak Guna Bangunan Nomor 03222/Harjamukti, Surat Ukur tanggal 13-6-2007 Nomor 3032/Harjamukti/2007, Luas 326 m², keatas nama Penggugat I, di Kantor Pertanahan Kota Depok;

17. Menyatakan peralihan Sertifikat Hak Guna Bangunan Nomor 03226/ Harjamukti, Surat Ukur tanggal 13-6-2007, Luas 263 m², kepada Penggugat V, sah menurut hukum;

18. Menyatakan putusan perkara ini sebagai dasar untuk mengajukan perubahan dari Area Blok Perumahan Puri Sriwedari Cibubur, menjadi Area Town Houses Perumahan Puri Sriwedari Cibubur, atas:

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Halaman 27 dari 40 hal. Put. Nomor 134 K/Pdt/2016

i. Sertifikat Hak Guna Bangunan Nomor 03205/Harjamukti, Surat Ukur tanggal 21-12-2006 Nomor 2966/Harjamukti/2006, Luas 304 m², atas nama Penggugat I;

ii. Sertifikat Hak Guna Bangunan Nomor 03206/Harjamukti, Surat Ukur tanggal 21-12-2006 Nomor 2967/Harjamukti/2006, Luas 160 m², atas nama Penggugat I;

iii. Sertifikat Hak Guna Bangunan Nomor 03208/Harjamukti, Surat Ukur tanggal 21-12-2006 Nomor 2969/Harjamukti/2006, Luas 160 m², atas nama Penggugat II;

iv. Sertifikat Hak Guna Bangunan Nomor 03223/Harjamukti, Surat Ukur tanggal 5-7-2007 Nomor 3046/Harjamukti/2007, Luas 200 m², atas nama Penggugat III;

v. Sertifikat Hak Guna Bangunan Nomor 03224/Harjamukti, Surat Ukur tanggal 5-7-2007 Nomor 3048/Harjamukti/2007, Luas 108 m², atas nama Penggugat III;

vi. Sertifikat Hak Guna Bangunan Nomor 03220/Harjamukti, Surat Ukur tanggal 5-7-2007 Nomor 3050/Harjamukti/2007, Luas 308 m², atas nama Penggugat IV;

vii. Sertifikat Hak Guna Bangunan Nomor 03222/Harjamukti, Surat Ukur tanggal 13-6-2007 Nomor 3032/Harjamukti/2007, Luas 326 m², milik Penggugat I yang saat ini masih atas nama Tergugat I;

viii. Sertifikat Hak Guna Bangunan Nomor 03226/Harjamukti, Surat Ukur tanggal 13-6-2007, Luas 263 m², atas nama Penggugat V;

Di Pemerintah Kota Depok cq Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Depok;

19. Menyatakan putusan perkara ini sebagai dasar untuk mengajukan Izin Mendirikan Bangunan (IMB) Town Houses Perumahan Puri Sriwedari Cibubur kepada Pemerintah Kota Depok cq Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Depok, atas:

i. Sertifikat Hak Guna Bangunan Nomor 03205/Harjamukti, Surat Ukur tanggal 21-12-2006 Nomor 2966/Harjamukti/2006, Luas 304 m², atas nama Penggugat I;

ii. Sertifikat Hak Guna Bangunan Nomor 03206/Harjamukti, Surat Ukur tanggal 21-12-2006 Nomor 2967/Harjamukti/2006, Luas 160 m², atas nama Penggugat I;

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Halaman 28 dari 40 hal. Put. Nomor 134 K/Pdt/2016

iii. Sertifikat Hak Guna Bangunan Nomor 03208/Harjamukti, Surat Ukur tanggal 21-12-2006 Nomor 2969/Harjamukti/2006, Luas 160 m², atas nama Penggugat II;

iv. Sertifikat Hak Guna Bangunan Nomor 03223/Harjamukti, Surat Ukur tanggal 5-7-2007 Nomor 3046/Harjamukti/2007, Luas 200 m², atas nama Penggugat III;

v. Sertifikat Hak Guna Bangunan Nomor 03224/Harjamukti, Surat Ukur tanggal 5-7-2007 Nomor 3048/Harjamukti/2007, Luas 108 m², atas nama Penggugat III;

vi. Sertifikat Hak Guna Bangunan Nomor 03220/Harjamukti, Surat Ukur tanggal 5-7-2007 Nomor 3050/Harjamukti/2007, Luas 308 m², atas nama Penggugat IV;

vii. Sertifikat Hak Guna Bangunan Nomor 03222/Harjamukti, Surat Ukur tanggal 13-6-2007 Nomor 3032/Harjamukti/2007, Luas 326 m², milik Penggugat I, yang saat ini masih atas nama Tergugat I;

viii. Sertifikat Hak Guna Bangunan Nomor 03226/Harjamukti, Surat Ukur tanggal 13-6-2007, Luas 263 m², atas nama Penggugat V;

20. Menyatakan sah dan berharga Sita Jaminan (conservatoir beslag) terhadap harta kekayaan Tergugat II, sebagaimana telah dilakukan berdasarkan Berita Acara Sita Jaminan Nomor 01/Pdt.CB/2014/PN Dpk.,

juncto Nomor 186/Pdt.G/2012/PN Dpk., tanggal 12 Maret 2014, dengan

perincian sebagai berikut:

i. Sebidang tanah dan bangunan di atasnya, terletak di Komplek Pelni, Blok 1.3 Nomor 12, RT 02, RW 19, Kelurahan Baktijaya, Kecamatan Sukmajaya, Kota Depok, atas nama Tergugat II;

ii. Sebidang tanah dan bangunan di atasnya, terletak di Komplek Pelni, Blok 1.4 Nomor 2, RT 02, RW 19, Kelurahan Baktijaya, Kecamatan Sukmajaya, Kota Depok, atas nama Tergugat II;

21. Menghukum Tergugat I dan Tergugat II untuk merevisi site plan Perumahan Puri Sriwedari Cibubur, Merubah Area Blok Perumahan Puri Sriwedari Cibubur, menjadi Area Town Houses Perumahan Puri Sriwedari Cibubur;

22. Menghukum Tergugat II untuk membayar kerugian materiil kepada Para Penggugat Rp4.572.500.000,00 (empat miliar lima ratus tujuh puluh dua juta lima ratus ribu rupiah) secara tunai dan sekaligus;

23. Menolak gugatan Penggugat untuk selain dan selebihnya; B. Dalam Rekonvensi:

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Halaman 29 dari 40 hal. Put. Nomor 134 K/Pdt/2016

- Menolak gugatan Penggugat Rekonvensi/Tergugat I dan II Konvensi untuk seluruhnya;

C. Dalam Konvensi dan Rekonvensi:

- Membebankan Para Tergugat secara tanggung renteng membayar biaya yang timbul dalam perkara ini sebesar Rp3.841.000,00 (tiga juta delapan ratus empat puluh satu ribu rupiah);

Menimbang, bahwa dalam tingkat banding atas permohonan Tergugat I, II putusan Pengadilan Negeri Depok tersebut telah dikuatkan oleh Pengadilan Tinggi Bandung dengan Putusan Nomor 60/PDT/2015/PT BDG., tanggal 9 Maret 2015;

Menimbang, bahwa sesudah putusan terakhir ini diberitahukan kepada Tergugat I, II/Para Pembanding pada tanggal 16 Juni 2015 kemudian terhadapnya oleh Tergugat I, II/Para Pembanding dengan perantaraan kuasanya, berdasarkan Surat Kuasa Khusus tanggal 25 Juni 2015 diajukan permohonan kasasi pada tanggal 26 Juni 2015 sebagaimana ternyata dari Akta Pernyataan Permohonan Kasasi Nomor 13 Akta.Pdt.P/K/2015/PN Dpk. juncto Nomor 60/PDT/2015/PT BDG., juncto Nomor 186/Pdt.G/2012/PN Dpk., yang dibuat oleh Panitera Pengadilan Negeri Depok, permohonan tersebut diikuti dengan memori kasasi yang memuat alasan-alasan yang diterima di Kepaniteraan Pengadilan Negeri tersebut pada tanggal 8 Juli 2015;

Bahwa memori kasasi dari Para Pemohon Kasasi/Tergugat I, II tersebut telah diberitahukan kepada:

- Para Penggugat pada tanggal 6 Agustus 2015; - Turut Tergugat pada tanggal 26 Agustus 2015;

Bahwa kemudian Para Termohon Kasasi/Para Penggugat mengajukan tanggapan memori kasasi yang diterima di Kepaniteraan Pengadilan Negeri Depok pada tanggal 19 Agustus 2015;

Menimbang, bahwa permohonan kasasi a quo beserta alasan-alasannya telah diberitahukan kepada pihak lawan dengan saksama, diajukan dalam tenggang waktu dan dengan cara yang ditentukan dalam undang-undang, maka oleh karena itu permohonan kasasi tersebut secara formal dapat diterima;

Menimbang, bahwa alasan-alasan yang diajukan oleh Para Pemohon Kasasi/Tergugat I, II/Para Pembanding dalam memori kasasinya tersebut pada pokoknya sebagai berikut:

1. Judex Facti tingkat pertama telah keliru dalam menerapkan hukum dengan menyatakan surat perjanjian 3 Februari 2009 belum berakhir karena

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Halaman 30 dari 40 hal. Put. Nomor 134 K/Pdt/2016

penandatanganan perjanjian tersebut tidak serta merta mengakhiri segala sengketa antara Penggugat I dan Tergugat I;

1.1. Bahwa Pemohon tidak sependapat dan menolak pertimbangan hukum

Judex Facti Tingkat Pertama (halaman 51 paragraf terakhir)

menyatakan:

Menimbang, bahwa selanjutnya majelis akan mempertimbangkan argumentasi yang diajukan oleh Tergugat I dan Tergugat II terhadap bukti bertanda P I sampai dengan V-4 berupa Perjanjian Penyelesaian Pinjaman dan Pengakhiran Kerjasama tanggal 3 Februari 2009, yang menurut Tergugat I dan Tergugat II sejak ditanda-tanganinya Perjanjian tersebut maka secara hukum segala sengketa yang terjadi antara Penggugat I dan Tergugat I berakhir sebagaimana ditegaskan dalam Pasal 8 ayat (1) dan (2) Perjanjian tersebut, terhadap argumentasi ini majelis berpendapat bahwa penandatangan perjanjian tersebut bukanlah serta merta mengakhiri segala sengketa yang ada antara Penggugat I dan Tergugat I karena isi perjanjian surat tersebut hanya berkaitan dengan penyelesaian hutang yang dimiliki oleh Tergugat I kepada Penggugat I dan menurut majelis berakhirnya kerjasama antara Penggugat I dengan Tergugat I dapat terjadi apabila masing-masing pihak telah menyelesaikan segala kewajiban-kewajiban yang tertera dalam surat perjanjian dimaksud. Dan dalam perkara ini, Para Penggugat merasa Para Tergugat belum sepenuhnya melaksanakan kewajibannya tersebut yaitu terkait dengan perubahan site plan Perumahan Puri Sriwedari Cibubur, sehingga dengan adanya kewajiban-kewajiban yang menurut Para Penggugat belum dilaksanakan oleh Para Tergugat, menurut majelis hal tersebugt menjadi Para Penggugat memiliki hak untuk membawa permasalahan tersebut ke Pengadilan;

1.2. Bahwa selengkapnya Pasal 8 Perjanjian tersebut berbunyi: Pasal 8:

Pengakhiran Kerjasama;

(1) Para pihak sepakat dan saling mengikatkan diri satu dengan yang lainnya untuk mengakhiri dan tidak memperpanjang kerjasama di antara para pihak sebagaimana dimaksud akta Perjanjian Kerjasama juncto Perjanjian Kerjasama berikut addendum Perjanjian Kerjasama;

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Halaman 31 dari 40 hal. Put. Nomor 134 K/Pdt/2016

(2) Dengan berakhirnya Kerjasama sebagaimana dimaksud ayat (1) Pasal ini maka para pihak sepakat dan saling mengikatkan diri satu dengan yang lainnya untuk mengakhiri seluruh ketentuan dalam akta perjanjian kerjasama juncto Perjanjian Kerjasama berikut addendum Perjanjian Kerjasama;

1.3. Bahwa Judex Facti Tingkat Pertama seharusnya mempertimbangkan ketentuan Pasal 1338 KUHPerdata “bahwa semua persetujuan yang dibuat secara sah berlaku sebagai undang-undang bagi mereka yang membuatnya”. Dengan demikian, Surat Perjanjian Penyelesaian Pinjaman dan Pengakhiran Kerjasama” yang dibuat pada 3 Februari 2009 haruslah juga ditaati dan dipatuhi sebagai undang-undang yang mengikat bagi Penggugat;

1.4. Bahwa oleh karena Surat Perjanjian Penyelesaian Pinjaman dan Pengakhiran Kerjasama” yang dibuat pada 3 Februari 2009, utamanya ketentuan Pasal 8 telah dengan tegas menyatakan mengakhiri dan tidak memperpanjang kerjasama serta mengakhiri seluruh ketentuan dalam akta perjanjian kerjasama juncto Perjanjian Kerjasama berikut addendum Perjanjian Kerjasama (tanggal 9 Agustus 2006 dan 4 Desember 2006 serta 23 Maret 2007) maka seluruh ketentuan dalam Perjanjian itu telah berakhir dan tidak lagi mempunyai kekuatan mengikat. Dengan demikian, pertimbangan hukum Judex Facti Tingkat Pertama tersebut adalah keliru dan menyesatkan dengan menyatakan “bahwa penandatangan perjanjian tersebut bukanlah serta merta mengakhiri segala sengketa yang ada antara Penggugat I dan Tergugat I karena isi perjanjian surat tersebut hanya berkaitan dengan penyelasaian hutang yang dimiliki oleh Tergugat I kepada Penggugat I dan menurut majelis berakhirnya kerjasama antara Penggugat I dengan Tergugat I dapat terjadi apabila masing-masing pihak telah menyelesaikan segala kewajiban-kewajiban yang tertera dalam surat perjanjian dimaksud;

Bahwa akibat dari pertimbangan hukum yang keliru tersebut menyebabkan Judex Facti tidak menerapkan hukum dengan benar, utamanya ketentuan Pasal 1338 KUHPerdata, tidak sebagaimana mestinya;

1.5. Bahwa dengan berakhirnya seluruh ketentuan dalam Perjanjian (tanggal 9 Agustus 2006 dan 4 Desember 2006 serta 23 Maret 2007) sebagaimana ditentukan dalam Perjanjian Penyelesaian Pinjaman

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Halaman 32 dari 40 hal. Put. Nomor 134 K/Pdt/2016

dan Pengakhiran Kerjasama” yang dibuat pada 3 Februari 2009, utamanya ketentuan Pasal 8, maka sesuai ketentuan Pasal 1320 KUHPerdata, Perjanjian Penyelesaian Pinjaman dan Pengakhiran Kerjasama” yang dibuat pada 3 Februari 2009, sudah sah sebagai suatu perjanjian, karena kedua belah pihak telah sepakat untuk mengikatkan diri untuk mengakhiri seluruh ketentuan dalam Kerjasama tersebut;

1.6. Bahwa Judex Facti ternyata telah mengungkap kembali atau menghidupkan kembali masalah yang sesungguhnya telah diselesaikan melalui “Perjanjian Penyelesaian Pinjaman dan Pengakhiran Kerjasama yang dibuat 3 Februari 2009. Dalam Bagian Pendahuluan Perjanjian tersebut dinyatakan pada huruf s) dan huruf t) sebagai berikut:

Huruf s : bahwa untuk menghindari kerugian lebih lanjut bagi Pihak Pertama, maka Para Pihak sepakat dan saling mengikatkan dirinya satu dengan lainnya untuk memenuhi ketentuan Pasal 2 Akta Perjanjian Kerjasama berupa pengakhiran kerjasama oleh Para Pihak serta tidak memperpanjang kerjasama tersebut;

Huruf t : bahwa Perjanjian ini juga dibuat dalam rangka penyelesaian dan/atau tidak memperpanjang atau meneruskan kembali Perjanjian Kerjasama sebagaimana dimaksud di atas, Perjanjian Kerjasama mana dibuat antara Pihak Pertama dengan Pihak Kedua;

1.7. Bahwa yang dimaksud Perjanjian Kerjasama dalam Perjanjian Kerjasama tersebut adalah Perjanjian yang disebut pada Bagian Pendahuluan huruf a), b) dan d), yaitu Perjanjian Kerjasama yang dibuat pada 9 Agustus 2006 dan 4 Desember 2006 serta 27 Maret 2007;

2. Judex Facti tingkat pertama telah salah dan keliru dalam menerapkan hukum karena menafsirkan ketiga perjanjian antara Penggugat I dengan Tergugat I secara parsial sehingga tidak sesuai dengan ketentuan Pasal 1348 KUHPerdata dan Pasal 1345 KUHPerdata;

2.1. Bahwa Judex Facti Tingkat Pertama telah salah dan keliru menafsirkan ke tiga Perjanjian tersebut secara terpisah-pisah dan tidak menafsirkannya sebagai suatu kesatuan, sehingga telah salah dan keliru dalam menerapkan hukum, yaitu tidak sesuai dengan ketentuan

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Halaman 33 dari 40 hal. Put. Nomor 134 K/Pdt/2016

Pasal 1348 KUHPerdata dan Pasal 1345 KUHPerdata. Dalam pertimbangan hukumnya (halaman 55) disebutkan:

Menimbang, bahwa oleh karena hubungan kerjasama yang ada antara Penggugat I dan Tergugat I memang secara nyata telah dituangkan dalam Perjanjian-perjanjian berupa: Surat Perjanjian Kerjasama Pengembangan, Pembangunan dan Pemasaran Perumahan tanggal 9 Agustus 2006. Addendum Surat Perjanjian Kerjasama Pengembangan, Pembangunan dan Pemasaran Perumahan tanggal 9 Agustus 2006 yang dibuat dan ditanda-tangani tanggal 4 Desember 2006. Perjanjian Kerjasama Nomor 66 tanggal 29 Maret 2007 yang dibuat di hadapan Syamsul Faryeti, S.H., Notaris di Kota Depok dan Perjanjian Penyelesaian dan Pengakhiran Kerjasama tanggal 3 Februari 2009 dan keberadaan perjanjian-perjanjian tersebut juga diakui dan tidak diingkari oleh Para Tergugat maka merujuk pada ketentuan Pasal 1338 KUHPerdata keseluruhan perjanjian tersebut adalah sah dan mengikat para pihak, oleh karenanya terhadap petitum Nomor 4, Nomor 5, Nomor 6, Nomor 7 beralasan hukum untuk dikabulkan;

2.2. Bahwa seharusnya Judex Facti Tingkat Pertama menafsirkan keempat Perjanjian secara utuh sebagai suatu kesatuan. Hal ini sesuai dengan ketentuan Pasal 1348 KUHPerdata menyatakan:

Semua janji yang dibuat dalam suatu perjanjian, harus diartikan dalam hubungan satu sama lain; tiap janji harus ditafsirkan dalam rangka perjanjian seluruhnya”;

Oleh karena itu sangatlah keliru dan tidak tepat jika Judex Facti Tingkat Pertama menafsirkan bahwa ketentuan Pasal 8 ayat (1) dan ayat (2) bukan secara serta merta mengakhiri segala sengketa antara Penggugat I dan Tergugat I. (Putusan Judex Facti tingkat pertama halaman 51);

2.3. Bahwa sesungguhnya Judex Facti tingkat pertama tidak diperkenankan menafsirkan suatu perjanjian yang sudah jelas apalagi menyimpang dari padanya dengan jalan penafsiran. Hal ini sesuai dengan ketentuan Pasal 1345 KUHPerdata, berbunyi:

Jika kata-kata dapat diberikan dua macam pengertian, maka harus

Dokumen terkait