• Tidak ada hasil yang ditemukan

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia"

Copied!
40
0
0

Teks penuh

(1)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Halaman 1 dari 40 hal. Put. Nomor 134 K/Pdt/2016

P U T U S A N

Nomor 134 K/Pdt/2016

DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G

memeriksa perkara perdata pada tingkat kasasi telah memutus sebagai berikut dalam perkara:

1. PT INTI KARSA DAKSA, diwakili oleh Ir. H. Tito Santoso, selaku Direktur, berkedudukan di Jalan Duren Tiga Nomor 18 RT 004 RW 001 Kelurahan Duren Tiga, Kecamatan Pancoran, Jakarta Selatan;

2. Ir. H. TITO SANTOSO, bertempat tinggal di Komplek Pelni Blok 1.3 Nomor 12 RT 02 RW 19 Kelurahan Baktijaya, Kecamatan Sukmajaya, Kota Depok, dahulu beralamat di Jalan Duren Tiga Nomor 18 RT 004 RW 001 Kelurahan Duren Tiga, Kecamatan Pancoran, Jakarta Selatan, dalam hal ini keduanya memberi kuasa kepada Dr. SF. Marbun, S.H., M.Hum., dan kawan, Para Advokat, berkantor di Jalan Raya Pasar Minggu, Kompleks Liga Mas Indah 4 Nomor 7, Pancoran Jakarta Selatan, berdasarkan Surat Kuasa Khusus tanggal 25 Juni 2015;

Para Pemohon Kasasi dahulu Tergugat I, II/Para Pembanding; L a w a n:

1. HERU BARUNA, bertempat tinggal di Castle Garden, Blok

H-5/8, Perumahan Citra Grand, Kelurahan Jati Karya, Kecamatan Jati Sampurna, Kota Bekasi;

2. MARGI MULYO, bertempat tinggal di Jalan Gelanggang

Remaja, RT 001 RW 005 Kelurahan Makasar, Kecamatan Makasar, Jakarta Timur;

3. Ny. ATMANI, bertempat tinggal di Jalan Gelanggang Remaja

RT 001 RW 005 Kelurahan Makasar, Kecamatan Makasar, Jakarta Timur;

4. Ny. YAYUK SUNARSIH, bertempat tinggal di Castle Garden,

Blok H-5/8, Perumahan Citra Grand, Kelurahan Jati Karya, Kecamatan Jati Sampurna, Kota Bekasi;

5. Ny. NOVA NOFIYANTI, bertempat tinggal di Perumahan Puri

Sriwedari Blok J Nomor 7 RT 04 RW 12 Kelurahan Harjamukti, Kecamatan Cimanggis, Kota Depok, dalam hal ini kesemuanya

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

(2)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Halaman 2 dari 40 hal. Put. Nomor 134 K/Pdt/2016

memberi kuasa kepada Yanuar P. Wasesa, S.H., M.Si., M.H., dan kawan, Para Advokat, berkantor di Gedung Ariobimo Sentral Lantai 5 # 519, Jalan H.R. Rasuna Said Kav X-2 Nomor 5, Jakarta Selatan, berdasarkan Surat Kuasa Khusus tanggal 9 Juli 2015;

Para Termohon Kasasi dahulu Para Penggugat/Para Terbanding; D a n

Ir. H. EDDY KUNTADI, bertempat tinggal di Jalan Daksa I Nomor

5 RT 004 RW 002 Kelurahan Selong, Kecamatan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan;

Turut Termohon Kasasi dahulu Tergugat III/Turut Terbanding; Mahkamah Agung tersebut

Membaca surat-surat yang bersangkutan;

Menimbang, bahwa dari surat-surat tersebut ternyata bahwa sekarang Para Termohon Kasasi dahulu sebagai Para Penggugat/Para Terbanding telah menggugat Para Pemohon Kasasi dahulu sebagai Tergugat I, II/Para Pembanding dan Turut Termohon Kasasi dahulu sebagai Tergugat III/Turut Terbanding di muka persidangan Pengadilan Negeri Depok pada pokoknya atas dalil-dalil:

1. Bahwa Penggugat I dengan Tergugat I bekerjasama dalam Pengembangan, Pembangunan Dan Pemasaran Perumahan Puri Sriwedari Cibubur, diatur dalam perjanjian-perjanjian, sebagai berikut:

a. Surat Perjanjian Kerjasama Pengembangan, Pembangunan dan Pemasaran Perumahan tanggal 9 Agustus 2006, ditanda tangani Penggugat I dan Tergugat I;

b. Addendum Atas Surat Perjanjian Kerjasama Pengembangan, Pembangunan Dan Pemasaran Perumahan tanggal 9 Agustus 2006, tanggal 4 Desember 2006, ditanda tangani Penggugat I, Tergugat I dan Tergugat II;

c. Akta Perjanjian Kerjasama Nomor 66 tanggal 23 Maret 2007, dibuat di hadapan Syamsul Faryeti, S.H., Notaris di Kota Depok;

d. Perjanjian Penyelesaian Pinjaman dan Pengakhiran Kerjasama tanggal 3 Februari 2009, ditanda tangani Penggugat I dan Para Tergugat;

2. Bahwa di samping kerjasama, tanggal 1 Maret 2007 Tergugat I menjual kepada Penggugat I sebidang tanah Sertifikat Hak Guna Bangunan Nomor 03205/Harjamukti, Surat Ukur tanggal 21-12-2006, Luas 304 m², terletak di Kelurahan Harjamukti, Kecamatan Cimanggis, Kota Depok, atas nama

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

(3)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Halaman 3 dari 40 hal. Put. Nomor 134 K/Pdt/2016

Tergugat I, yang dipromosikan Tergugat I sebagai Town Houses Perumahan Puri Sriwedari Cibubur, dengan harga sebesar Rp478.192.000,00 (empat ratus tujuh puluh delapan juta seratus sembilan puluh dua ribu rupiah);

3. Bahwa selama pelaksanaan kerjasama, Tergugat I beberapa kali berhutang uang kepada Penggugat I, seluruhnya sebesar Rp3.183.717.339,00 (tiga miliar seratus delapan puluh tiga juta tujuh ratus tujuh belas ribu tiga ratus tiga puluh sembilan rupiah);

4. Bahwa untuk menjamin pelunasan hutang Tergugat I tersebut, Tergugat I memberikan jaminan 7 bidang tanah, atas nama Tergugat I, yaitu:

a. Sertifikat Hak Guna Bangunan Nomor 1249/Harjamukti (sisa), Gambar Situasi tanggal 6-12-1996 Nomor 26669/1996, Luas 3767 m²;

b. Sertifikat Hak Guna Bangunan Nomor 1245/Harjamukti (sisa), Gambar Situasi tanggal 6-12-1996 Nomor 26670/1996, Luas 1674 m²;

c. Sertifikat Hak Guna Bangunan Nomor 03206/Harjamukti, Surat Ukur tanggal 21-12-2006 Nomor 2967/Harjamukti/2006, Luas 160 m²;

d. Sertifikat Hak Guna Bangunan Nomor 03208/Harjamukti, Surat Ukur tanggal 21-12-2006 Nomor 2969/Harjamukti/2006, Luas 160 m²;

e. Sertifikat Hak Guna Bangunan Nomor 03210/Harjamukti, Surat Ukur tanggal 21-12-2006 Nomor 2971/Harjamukti/2006, Luas 160 m²;

f. Sertifikat Hak Guna Bangunan Nomor 03214/Harjamukti, Surat Ukur tanggal 15-2-2007 Nomor 2994/Harjamukti/2007, Luas 356 m²;

g. Sertifikat Hak Guna Bangunan Nomor 03213/Harjamukti, Surat Ukur tanggal 15-2-2007 Nomor 2995/Harjamukti/2007, Luas 59 m²;

5. Bahwa penyerahan 7 bidang tanah jaminan tersebut dilakukan dengan cara Tergugat I memberikan Kuasa kepada Penggugat I dengan Akta Kuasa Nomor 79 tanggal 30 Juni 2007, dibuat di hadapan Syamsul Faryeti, S.H., Notaris di Kota Depok, dalam halaman 4 berbunyi: Terletak di Provinsi Jawa Barat, Kota Depok, Kecamatan Cimanggis, Kelurahan Harjamukti, setempat dikenal sebagai persil Perumahan Sriwedari Town House;

6. Bahwa ternyata Tergugat I tidak bisa membayar hutangnya kepada Penggugat I, untuk menyelesaikan pembayaran hutang Tergugat I tersebut, Penggugat I dan Para Tergugat membuat kesepakatan pembayaran hutang Tergugat I, dalam Perjanjian Penyelesaian Pinjaman dan Pengakhiran Kerjasama tanggal 3-2-2009, ditanda tangani Penggugat I dan Para Tergugat, sebagian isi perjanjian sebagai berikut:

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

(4)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Halaman 4 dari 40 hal. Put. Nomor 134 K/Pdt/2016

a. Tergugat I menyerahkan 6 bidang tanah seluruhnya seluas 1.566 m², terletak di Kelurahan Harjamukti, Kecamatan Cimanggis, Kota Depok, dengan harga sebesar Rp2.463.318.000,00 (dua miliar empat ratus enam puluh tiga juta tiga ratus delapan belas ribu rupiah);

b. Tergugat I menyerahkan keuntungan penjualan di Blok P dan Blok Q Perumahan Puri Sriwedari Cibubur sebesar Rp428.850.000,00 (empat ratus dua puluh delapan juta delapan ratus lima puluh ribu rupiah); c. Sisa hutang sebesar Rp291.549.339,00 (dua ratus sembilan puluh satu

juta lima ratus empat puluh sembilan ribu tiga ratus tiga puluh sembilan rupiah), pembayarannya akan diangsur selama 12 bulan;

7. Bahwa berdasarkan promosi, brosur dan daftar harga yang disampaikan Tergugat I kepada Penggugat I, 6 bidang tanah sebagai pembayaran hutang Tergugat I terletak di Town Houses Perumahan Puri Sriwedari Cibubur;

8. Bahwa untuk menjamin pembayaran sisa hutang Tergugat I, Para Tergugat memberikan Jaminan Perorangan (personal guarantee) kepada Penggugat I, diatur dalam Pasal 7 Perjanjian Penyelesaian Pinjaman dan Pengakhiran Kerjasama tanggal 3 Februari 2009;

9. Bahwa sebidang tanah yang dibeli Penggugat I dan 6 bidang tanah yang diterima Penggugat I sebagai pembayaran hutang Tergugat I tersebut, oleh Penggugat I, yang 1 bidang tanah dialihkan kepada Penggugat II, 2 bidang tanah dialihkan kepada Penggugat III dan 1 bidang tanah di atas namakan Penggugat IV, serta 2 bidang tanah diatas namakan Penggugat I sendiri, sedangkan yang 1 bidang tanah belum dibalik nama (masih atas nama Tergugat I), dengan perincian sebagai berikut:

a. Sertifikat Hak Guna Bangunan Nomor 03205/Harjamukti, Surat Ukur tanggal 21-12-2006 Nomor 2966/Harjamukti/2006, Luas 304 m², diatas namakan Penggugat I;

b. Sertifikat Hak Guna Bangunan Nomor 03206/Harjamukti, Surat Ukur tanggal 21-12-2006 Nomor 2967/Harjamukti/2006, Luas 160 m², diatas namakan Penggugat I;

c. Sertifikat Hak Guna Bangunan Nomor 03208/Harjamukti, Surat Ukur tanggal 21-12-2006 Nomor 2969/Harjamukti/2006, Luas 160 m², dialihkan dan diatas nama Penggugat II;

d. Sertifikat Hak Guna Bangunan Nomor 03223/Harjamukti, Surat Ukur tanggal 5-7-2007 Nomor 3046/Harjamukti/2007, Luas 200 m², dialihkan dan diatas namakan Tergugat III;

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

(5)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Halaman 5 dari 40 hal. Put. Nomor 134 K/Pdt/2016

e. Sertifikat Hak Guna Bangunan Nomor 03224/Harjamukti, Surat Ukur tanggal 5-7-2007 Nomor 3048/Harjamukti/2007, Luas 108 m², dialihkan dan atas namakan Penggugat III;

f. Sertifikat Hak Guna Bangunan Nomor 03220/Harjamukti, Surat Ukur tanggal 5-7-2007 Nomor 3050/Harjamukti/2007, Luas 308 m², diatas namakan Penggugat IV;

g. Sertifikat Hak Guna Bangunan Nomor 03222/Harjamukti, Surat Ukur tanggal 13-6-2007 Nomor 3032/Harjamukti/2007, Luas 326 m² masih atas nama Tergugat I (karena belum dibalik nama);

10. Bahwa di samping perbuatan hukum tersebut di atas, tanggal 16-5-2008, Tergugat I juga menjual kepada Penggugat V, sebidang tanah Sertifikat Hak Guna Bangunan Nomor 03226/Harjamukti, Surat Ukur tanggal 13-6-2007 Nomor 3033/Harjamukti/2007, Luas 263 m², dalam sertifikat tertulis Blok TH Nomor 14, perbuatan jual beli dilakukan dengan Akta Jual Beli Nomor 269/2008 tanggal 16-5-2008 dibuat di hadapan Syamsul Faryeti, S.H., Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT) di Kota Depok;

11. Bahwa 8 bidang tanah milik Para Penggugat tersebut, ternyata bukan Area Town Houses, tetapi merupakan Area Blok, sehingga tidak bisa dibangun Town Houses, karena tidak mendapat Izin Mendirikan Bangunan (IMB); 12. Bahwa atas permasalahan tersebut Penggugat I menyurati Tergugat I up.

Tergugat II sebanyak 3 kali, meminta agar site plan Perumahan Puri Sriwedari Cibubur direvisi dengan merubah Area Blok menjadi Area Town Houses, tetapi Tergugat I, Tergugat II dan Tergugat III (Komisaris Tergugat I) tidak mengindahkan permintaan Penggugat I tersebut;

13. Bahwa permintaan Tergugat I tidak diindahkan Para Tergugat, maka Penggugat I melaporkan Tergugat II (Direktur Tergugat I) kepada Polres Metro Jaya Kota Depok, Laporan Polisi Nomor Pol: 1142/K/V/2010/PMJ/Restro Depok tanggal 5 Mei 2010, dalam tindak pidana Penipuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 378 KUHP;

14. Bahwa Perkara Pidana Tergugat II, telah diperiksa dan diputus Pengadilan Negeri Kota Depok dalam Perkara Nomor 244/Pid.B/2012/PN Dpk., sebagian amar putusan sebagai berikut:

M e n g a d i l i:

- Menyatakan Terdakwa Ir. Tito Santoso Bin Almarhum Dahlan Saleh terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana “Penipuan”;

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

(6)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Halaman 6 dari 40 hal. Put. Nomor 134 K/Pdt/2016

- Menjatuhkan pidana terhadap Terdakwa Ir. Tito Santoso Bin Almarhum Dahlan Saleh tersebut dengan pidana penjara selama 2 (dua) bulan dan 15 (lima belas) hari;

- dan seterusnya …;

15. Bahwa berdasarkan uraian-uraian tersebut di atas, jelas perbuatan Para Tergugat, telah dapat dikwalifikasikan sebagai perbuatan melawan hukum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1365 KUHPerdata;

16. Bahwa menurut Hoge Raad Tahun 1919, perbuatan melawan hukum diartikan sebagai berikut:

- Bertentangan dengan kewajiban hukum yang berlaku; - Melanggar subjektif orang lain;

- Melanggar kaedah tata susila;

- Bertentangan dengan kepatutan, ketelitian, dan sikap hati-hati yang harus dimiliki seseorang dalam pergaulan sesama warga masyarakat atau terhadap harta benda orang lain;

17. Bahwa akibat perbuatan melawan hukum yang dilakukan Para Tergugat, mengakibatkan Para Penggugat mengalami kerugian baik materiil maupun immateriil seluruhnya sebesar Rp79.145.000.000,00 (tujuh puluh sembilan miliar seratus empat puluh lima juta rupiah), dengan perincian sebagai berikut:

a. Kerugian materiil dan immateriil yang dialami Penggugat I seluruhnya sebesar Rp33.950.000.000,00 (tiga puluh tiga miliar sembilan ratus lima puluh juta rupiah), dengan perincian sebagai berikut:

- Kerugian materiil sebesar Rp3.950.000.000,00 (tiga miliar sembilan ratus lima puluh juta rupiah), karena 3 bidang tanah Penggugat I tidak bisa dibangun Town Houses, sehingga Penggugat I kehilangan potensi keuntungan hasil penjualan tanah dan bangunan Town Houses, persatu meter persegi sebesar Rp5.000.000,00 (lima juta rupiah), dikalikan dengan luas 3 bidang tanah Penggugat I seluas 790 m² (Sertifikat Hak Guna Bangunan Nomor 03205/Harjamukti, Sertifikat Hak Guna Bangunan Nomor 03205/Harjamukti dan Sertifikat Hak Guna Bangunan Nomor 3222/Harjamukti), sama dengan sebesar Rp3.950.000.000,00 (tiga miliar sembilan ratus lima puluh juta rupiah) potensial keuntungan Penggugat I yang hilang;

- Kerugian immateriil sebesar Rp30.000.000.000,00 (tiga puluh miliar rupiah), dengan adanya perkara ini, Penggugat I mengalami tekanan

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

(7)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Halaman 7 dari 40 hal. Put. Nomor 134 K/Pdt/2016

batin, sehingga wajar apabila Penggugat I menuntut ganti kerugian immateriil sebesar Rp30.000.000.000,00 (tiga puluh miliar rupiah); b. Kerugian materiil dan immateriil yang dialami Penggugat II seluruhnya

sebesar Rp10.800.000.000,00 (sepuluh miliar delapan ratus juta rupiah), dengan perincian sebagai berikut:

- Kerugian materiil sebesar Rp800.000.000,00 (delapan ratus juta rupiah), karena 1 bidang tanah Penggugat II tidak bisa dibangun Town Houses, sehingga Penggugat II kehilangan potensi keuntungan hasil penjualan tanah dan bangunan Town Houses, persatu meter persegi sebesar Rp5.000.000,00 (lima juta rupiah), dikalikan dengan seluas 160 m² (Sertifikat Hak Guna Bangunan Nomor 2969/Harjamukti), sama dengan sebesar Rp800.000.000,00 (delapan ratus lima puluh juta rupiah) potensi keuntungan Penggugat II yang hilang;

- Kerugian immateriil sebesar Rp10.000.000.000,00 (sepuluh miliar rupiah), dengan adanya perkara ini, Penggugat II mengalami tekanan batin, sehingga wajar apabila Penggugat II menuntut ganti kerugian immateriil sebesar Rp10.000.000.000,00 (sepuluh miliar rupiah); c. Kerugian materiil dan immateriil yang dialami Penggugat III seluruhnya

sebesar Rp11.540.000.000,00 (sebelas miliar lima ratus empat puluh juta rupiah), dengan perincian sebagai berikut:

- Kerugian materiil sebesar Rp1.540.000.000,00 (satu miliar lima ratus empat puluh juta rupiah), karena 2 bidang tanah Penggugat III tidak bisa dibangun Town Houses, sehingga Penggugat III kehilangan potensi keuntungan hasil penjualan tanah dan bangunan Town Houses, persatu meter persegi sebesar Rp5.000.000,00 (lima juta rupiah), dikalikan dengan seluas 308 m² (Sertifikat Hak Guna Bangunan Nomor 03223/Harjamukti dan Sertifikat Hak Guna Bangunan Nomor 03224/Harjamukti), sama dengan sebesar Rp1.540.000.000,00 (satu miliar lima ratus empat puluh juta rupiah) potensi keuntungan Penggugat III yang hilang;

- Kerugian immateriil sebesar Rp10.000.000.000,00 (sepuluh miliar rupiah), dengan adanya perkara ini, Penggugat III mengalami tekanan batin, sehingga wajar apabila Penggugat III menuntut ganti kerugian immateriil sebesar Rp10.000.000.000,00 (sepuluh miliar rupiah); d. Kerugian materiil dan immateriil yang dialami Penggugat IV seluruhnya

sebesar Rp11.540.000.000,00 (sebelas miliar lima ratus empat puluh juta rupiah), dengan perincian sebagai berikut:

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

(8)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Halaman 8 dari 40 hal. Put. Nomor 134 K/Pdt/2016

- Kerugian materiil sebesar Rp1.540.000.000,00 (satu miliar lima ratus empat puluh juta rupiah), karena 1 bidang tanah Penggugat IV tidak bisa dibangun Town Houses, sehingga Penggugat IV kehilangan potensi keuntungan hasil penjualan tanah dan bangunan Town Houses, persatu meter persegi sebesar Rp5.000.000,00 (lima juta rupiah), dikalikan dengan seluas 308 m² (Sertifikat Hak Guna Bangunan Nomor 03220/Harjamukti), sama dengan sebesar Rp1.540.000.000,00 (satu miliar lima ratus empat puluh juta rupiah) potensi keuntungan Penggugat IV yang hilang;

- Kerugian immateriil sebesar Rp10.000.000.000,00 (sepuluh miliar rupiah), dengan adanya perkara ini, Penggugat IV mengalami tekanan batin, sehingga wajar apabila Penggugat IV menuntut ganti kerugian immateriil sebesar Rp10.000.000.000,00 (sepuluh miliar rupiah); e. Kerugian materiil dan immateriil yang dialami Penggugat V seluruhnya

sebesar Rp11.315.000.000,00 (sebelas miliar tiga ratus lima belas juta rupiah), dengan perincian sebagai berikut:

- Kerugian materiil sebesar Rp1.315.000.000,00 (satu miliar tiga ratus lima belas juta rupiah), karena 1 bidang tanah Penggugat V tidak bisa dibangun Town Houses, sehingga Penggugat V kehilangan potensi keuntungan hasil penjualan tanah dan bangunan Town Houses, persatu meter persegi sebesar Rp5.000.000,00 (lima juta rupiah), dikalikan dengan seluas 263 m² (Sertifikat Hak Guna Bangunan Nomor 03226/Harjamukti), sama dengan sebesar Rp1.315.000.000,00 (satu miliar tiga ratus lima belas juta rupiah) potensi keuntungan Penggugat V yang hilang;

- Kerugian immateriil sebesar Rp10.000.000.000,00 (sepuluh miliar rupiah), dengan adanya perkara ini, Penggugat V mengalami tekanan batin, sehingga wajar apabila Penggugat V menuntut ganti kerugian immateriil sebesar Rp10.000.000.000,00 (sepuluh miliar rupiah); 18. Bahwa agar gugatan Para Penggugat tidak sia-sia dan untuk menghindari

Para Tergugat lari dari tanggung jawabnya, tidak mau memenuhi isi putusan dalam perkara ini, maka Para Penggugat mohon kepada Yang Terhormat: Pengadilan Negeri Kota Depok cq Majelis Hakim yang memeriksa dan memutus perkara ini berkenan untuk meletakkan Sita Jaminan (conservatoir

beslag) terhadap harta kekayaan milik Para Tergugat, dengan perincian

sebagai berikut:

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

(9)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Halaman 9 dari 40 hal. Put. Nomor 134 K/Pdt/2016

a. Sebidang tanah dan bangunan di atasnya, terletak di Jalan Duren Tiga Nomor 18, RT 004, RW 001, Kelurahan Duren Tiga, Kecamatan Pancoran, Jakarta Selatan, atas nama Tergugat II;

b. Sebidang tanah dan bangunan di atasnya, terletak di Komplek Pelni, Blok 1.3 Nomor 12, RT 02, RW 19, Kelurahan Baktijaya, Kecamatan Sukmajaya, Kota Depok atas nama Tergugat II;

c. Sebidang tanah dan bangunan di atasnya, terletak di Komplek Pelni, Blok 1.4 Nomor 2, RT 02, RW 19, Kelurahan Baktijaya, Kecamatan Sukmajaya, Kota Depok, atas nama Tergugat II;

d. Sebidang tanah dan bangunan di atasnya, terletak di Jalan Daksa I Nomor 5, RT 004, RW 002, Kelurahan Selong, Kecamatan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan atas nama Tergugat III;

e. Harta kekayaan lainnya Para Tergugat yang akan Para Penggugat sampaikan mohonkan tersendiri;

19. Bahwa apabila Para Tergugat terlambat memenuhi isi putusan dalam perkara ini, mohon secara tanggung renteng dihukum untuk membayar uang paksa (dwangsom) sebesar Rp5.000.000,00 (lima juta rupiah) setiap hari keterlambatan memenuhi isi putusan dalam perkara ini, dihitung sejak putusan ini berkekuatan hukum tetap sampai dengan dipenuhi seluruh isi putusan perkara ini;

20. Bahwa apabila kerugian materiil dan immateriil Para Penggugat seluruhnya sebesar Rp79.145.000.000,00 (tujuh puluh sembilan miliar seratus empat puluh lima juta rupiah) dipergunakan untuk bisnis atau disimpan di bank, maka Para Penggugat akan mendapat keuntungan, maka wajar apabila Para Penggugat mohon agar Para Tergugat secara tanggung renteng dihukum untuk membayar bunga sebesar 6% pertahun (bunga menurut undang-undang), dihitung sejak gugatan ini didaftarkan di Pengadilan Negeri Kota Depok sampai dengan Para Tergugat membayar secara lunas; 21. Bahwa Para Tergugat sebagai pihak yang kalah, mohon secara tanggung renteng dihukum untuk membayar biaya perkara yang timbul dalam perkara ini sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku;

22. Bahwa karena gugatan Para Penggugat diajukan berdasarkan alat bukti yang sah menurut hukum dan sesuai dengan ketentuan Pasal 180 HIR, maka sangat beralasan hukum apabila putusan dalam perkara ini dinyatakan dapat dilaksanakan terlebih dahulu (uitvoerbaar bij voorraad), walaupun ada upaya hukum perlawanan (verzet), banding atau kasasi;

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

(10)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Halaman 10 dari 40 hal. Put. Nomor 134 K/Pdt/2016

Bahwa berdasarkan hal-hal tersebut di atas Para Penggugat mohon kepada Pengadilan Negeri Depok agar memberikan putusan sebagai berikut: 1. Mengabulkan gugatan Para Penggugat untuk seluruhnya;

2. Menyatakan Para Tergugat telah melakukan perbuatan melawan hukum; 3. Menyatakan Surat Perjanjian Kerjasama Pengembangan, Pembangunan

dan Pemasaran Perumahan tanggal 9 Agustus 2006, sah menurut hukum dan mengikat Penggugat I dan Tergugat I;

4. Menyatakan Addendum Atas Surat Perjanjian Kerjasama Pengembangan, Pembangunan dan Pemasaran Perumahan tanggal 9 Agustus 2006, tanggal 4 Desember 2006, sah menurut hukum dan mengikat Penggugat I, Tergugat I dan Tergugat II;

5. Menyatakan Akta Perjanjian Kerjasama Nomor 66 tanggal 23 Maret 2007, dibuat di hadapan Syamsul Faryeti, S.H., Notaris di Kota Depok, sah menurut hukum dan mengikat Penggugat I dan Tergugat I;

6. Menyatakan Akta Kuasa Nomor 79 tanggal 30-6-2007, dibuat di hadapan Syamsul Faryeti, S.H., Notaris di Kota Depok, sah menurut hukum dan mengikat Penggugat I, Tergugat I dan Tergugat II;

7. Menyatakan Perjanjian Penyelesaian Pinjaman dan Pengakhiran Kerjasama tanggal 3-2-2009, sah menurut hukum dan mengikat Penggugat I dan Para Tergugat;

8. Menyatakan Akta Jual Beli Nomor 269/2008 tanggal 16-5-2008, dibuat di hadapan Syamsul Faryeti, S.H., Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT) di Kota Depok, sah menurut hukum dan mengikat Penggugat V dan Tergugat I; 9. Menyatakan peralihan Sertifikat Hak Guna Bangunan Nomor

03205/Harjamukti, Surat Ukur tanggal 21-12-2006 Nomor 2966/Harjamukti/ 2006, Luas 304 m² kepada Penggugat I, sah menurut hukum;

10. Menyatakan peralihan Sertifikat Hak Guna Bangunan Nomor 03206/ Harjamukti, Surat Ukur tanggal 21-12-2006 Nomor 2967/Harjamukti/2006, Luas 160 m² kepada Penggugat I, sah menurut hukum;

11. Menyatakan peralihan Sertifikat Hak Guna Bangunan Nomor 03208/ Harjamukti, Surat Ukur tanggal 21-12-2006 Nomor 2969/Harjamukti/2006, Luas 160 m² kepada Penggugat II, sah menurut hukum;

12. Menyatakan peralihan Sertifikat Hak Guna Bangunan Nomor 03223/ Harjamukti, Surat Ukur tanggal 5-7-2007 Nomor 3046/Harjamukti/2007, Luas 200 m² kepada Penggugat III, sah menurut hukum;

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

(11)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Halaman 11 dari 40 hal. Put. Nomor 134 K/Pdt/2016

13. Menyatakan peralihan Sertifikat Hak Guna Bangunan Nomor 03224/ Harjamukti, Surat Ukur tanggal 5-7-2007 Nomor 3048/Harjamukti/2007, Luas 108 m² kepada Penggugat III, sah menurut hukum;

14. Menyatakan peralihan Sertifikat Hak Guna Bangunan Nomor 03220/ Harjamukti, Surat Ukur tanggal 5-7-2007 Nomor 3050/Harjamukti/2007, Luas 308 m² kepada Penggugat IV, sah menurut hukum;

15. Menyatakan Sertifikat Hak Guna Bangunan Nomor 03222/Harjamukti, Surat Ukur tanggal 13-6-2007 Nomor 3032/Harjamukti/2007, Luas 326 m², milik Penggugat I;

16. Menyatakan putusan perkara ini sebagai dasar untuk mengajukan balik nama Sertifikat Hak Guna Bangunan Nomor 03222/Harjamukti, Surat Ukur tanggal 13-6-2007 Nomor 3032/Harjamukti/2007, Luas 326 m², keatas nama Penggugat I, di Kantor Pertanahan Kota Depok;

17. Menyatakan peralihan Sertifikat Hak Guna Bangunan Nomor 03226/ Harjamukti, Surat Ukur tanggal 13-6-2007, Luas 263 m², kepada Penggugat V, sah menurut hukum;

18. Menyatakan putusan perkara ini sebagai dasar untuk mengajukan perubahan dari Area Blok Perumahan Puri Sriwedari Cibubur, menjadi Area Town Houses Perumahan Puri Sriwedari Cibubur, atas:

a. Sertifikat Hak Guna Bangunan Nomor 03205/Harjamukti, Surat Ukur tanggal 21-12-2006 Nomor 2966/Harjamukti/2006, Luas 304 m², atas nama Penggugat I;

b. Sertifikat Hak Guna Bangunan Nomor 03206/Harjamukti, Surat Ukur tanggal 21-12-2006 Nomor 2967/Harjamukti/2006, Luas 160 m², atas nama Penggugat I;

c. Sertifikat Hak Guna Bangunan Nomor 03208/Harjamukti, Surat Ukur tanggal 21-12-2006 Nomor 2969/Harjamukti/2006, Luas 160 m², atas nama Penggugat II;

d. Sertifikat Hak Guna Bangunan Nomor 03223/Harjamukti, Surat Ukur tanggal 5-7-2007 Nomor 3046/Harjamukti/2007, Luas 200 m², atas nama Penggugat III;

e. Sertifikat Hak Guna Bangunan Nomor 03224/Harjamukti, Surat Ukur tanggal 5-7-2007 Nomor 3048/Harjamukti/2007, Luas 108 m², atas nama Penggugat III;

f. Sertifikat Hak Guna Bangunan Nomor 03220/Harjamukti, Surat Ukur tanggal 5-7-2007 Nomor 3050/Harjamukti/2007, Luas 308 m², atas nama Penggugat IV;

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

(12)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Halaman 12 dari 40 hal. Put. Nomor 134 K/Pdt/2016

g. Sertifikat Hak Guna Bangunan Nomor 03222/Harjamukti, Surat Ukur tanggal 13-6-2007 Nomor 3032/Harjamukti/2007, Luas 326 m², milik Penggugat I yang saat ini masih atas nama Tergugat I;

h. Sertifikat Hak Guna Bangunan Nomor 03226/Harjamukti, Surat Ukur tanggal 13-6-2007, Luas 263 m², atas nama Penggugat V;

Di Pemerintah Kota Depok cq Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Depok;

19. Menyatakan putusan perkara ini sebagai dasar untuk mengajukan Izin Mendirikan Bangunan (IMB) Town Houses Perumahan Puri Sriwedari Cibubur kepada Pemerintah Kota Depok cq Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Depok, atas:

i. Sertifikat Hak Guna Bangunan Nomor 03205/Harjamukti, Surat Ukur tanggal 21-12-2006 Nomor 2966/Harjamukti/2006, Luas 304 m², atas nama Penggugat I;

ii. Sertifikat Hak Guna Bangunan Nomor 03206/Harjamukti, Surat Ukur tanggal 21-12-2006 Nomor 2967/Harjamukti/2006, Luas 160 m², atas nama Penggugat I;

iii. Sertifikat Hak Guna Bangunan Nomor 03208/Harjamukti, Surat Ukur tanggal 21-12-2006 Nomor 2969/Harjamukti/2006, Luas 160 m², atas nama Penggugat II;

iv. Sertifikat Hak Guna Bangunan Nomor 03223/Harjamukti, Surat Ukur tanggal 5-7-2007 Nomor 3046/Harjamukti/2007, Luas 200 m², atas nama Penggugat III;

v. Sertifikat Hak Guna Bangunan Nomor 03224/Harjamukti, Surat Ukur tanggal 5-7-2007 Nomor 3048/Harjamukti/2007, Luas 108 m², atas nama Penggugat III;

vi. Sertifikat Hak Guna Bangunan Nomor 03220/Harjamukti, Surat Ukur tanggal 5-7-2007 Nomor 3050/Harjamukti/2007, Luas 308 m², atas nama Penggugat IV;

vii. Sertifikat Hak Guna Bangunan Nomor 03222/Harjamukti, Surat Ukur tanggal 13-6-2007 Nomor 3032/Harjamukti/2007, Luas 326 m², milik Penggugat I, yang saat ini masih atas nama Tergugat I;

viii. Sertifikat Hak Guna Bangunan Nomor 03226/Harjamukti, Surat Ukur tanggal 13-6-2007, Luas 263 m², atas nama Penggugat V;

20. Menyatakan sah dan berharga sita jaminan (conservatoir beslag) terhadap harta kekayaan Para Tergugat, dengan perincian sebagai berikut:

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

(13)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Halaman 13 dari 40 hal. Put. Nomor 134 K/Pdt/2016

i. Sebidang tanah dan bangunan di atasnya, terletak di Komplek Pelni, Blok 1.3 Nomor 12, RT 02, RW 19, Kelurahan Baktijaya, Kecamatan Sukmajaya, Kota Depok, atas nama Tergugat II;

ii. Sebidang tanah dan bangunan di atasnya, terletak di Komplek Pelni, Blok 1.4 Nomor 2, RT 02, RW 19, Kelurahan Baktijaya, Kecamatan Sukmajaya, Kota Depok, atas nama Tergugat II;

iii. Sebidang tanah dan bangunan di atasnya, terletak di Jalan Duren Tiga, Nomor 18, RT 004, RW 001, Kelurahan Duren Tiga, Kecamatan Pancoran, Jakarta Selatan, atas nama Tergugat II;

iv. Sebidang tanah dan bangunan di atasnya, terletak di Jalan Daksa I Nomor 5, RT 004, RW 002, Kelurahan Selong, Kecamatan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, atas nama Tergugat III;

21. Menghukum Para Tergugat untuk merevisi site plan Perumahan Puri Sriwedari Cibubur, merubah Area Blok Perumahan Puri Sriwedari Cibubur, menjadi Area Town Houses Perumahan Puri Sriwedari Cibubur;

22. Menghukum Para Tergugat secara tanggung renteng untuk membayar kerugian materiil dan immateriil kepada Para Penggugat seluruhnya sebesar Rp79.950.000.000,00 (tujuh puluh sembilan miliar sembilan ratus lima puluh juta rupiah) secara tunai dan sekaligus;

23. Menghukum Para Tergugat secara tanggung renteng untuk membayar uang paksa (dwangsom) sebesar Rp5.000.000,00 (lima juta rupiah) setiap hari keterlambatan memenuhi isi putusan dalam perkara ini, sampai dengan Para Tergugat memenuhi seluruh isi putusan dalam perkara ini;

24. Menghukum Para Tergugat secara tanggung renteng untuk membayar bunga sebesar 6% pertahunnya, dihitung sejak gugatan ini didaftarkan di Pengadilan Negeri Kota Depok sampai dengan Para Tergugat membayar lunas kerugian materiil dan immateriil yang dialami Para Penggugat;

25. Menghukum Para Tergugat secara tanggung renteng untuk membayar biaya perkara yang timbul dalam perkara ini sesuai ketentuan hukum yang berlaku;

26. Menyatakan putusan ini dapat dilaksanakan terlebih dahulu (uitvoerbaar bij

voorraad), walaupun ada upaya hukum perlawanan (verzet), banding atau

kasasi; Atau:

Apabila Pengadilan Negeri Kota Depok cq Majelis Hakim, yang memeriksa dan memutus perkara ini berpendapat lain, mohon putusan yang seadil-adilnya (ex

aequo et bono);

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

(14)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Halaman 14 dari 40 hal. Put. Nomor 134 K/Pdt/2016

Menimbang, bahwa terhadap gugatan tersebut Tergugat I, II dan III mengajukan eksepsi dan gugatan rekonvensi yang pada pokoknya sebagai berikut:

Eksepsi Tergugat I dan II:

1. Bahwa surat gugatan yang diajukan Para Penggugat dalam perkara ini dapat dikatakan mengandung cacat formil, karena telah terjadi kekeliruan dan kesalahan dalam menentukan posisi pihak yang bertindak sebagai Penggugat maupun Tergugat, dengan demikian dapat diskualifikasi mengandung error in person;

2. Bahwa pada gugatan Para Penggugat telah terjadi error in person dapatlah kami jelaskan sebagai berikut:

a. Diskualifikasi In Person;

Bahwa dalam gugatan Para Penggugat dapat dikatakan telah terjadi

Diskulifikasi In Person, karena Para Penggugat II, Penggugat III,

Penggugat IV, dan Penggugat V tidak mempunyai hak untuk menggugat perkara yang disengketakan, karena tidak turut serta atau tidak ikut dalam perjanjian-perjanjian yang dibuat antara Penggugat I dan Tergugat I;

b. Salah Sasaran Pihak Yang Digugat;

Bahwa dalam gugatan Para Penggugat terjadi salah sasaran terhadap pihak yang digugat (gemis aanhuida nigheid), disebabkan karena pihak Tergugat tidak berwenang dan atau tidak mempunyai status bertindak di Pengadilan (Legal Person Stan In Delicius). Hal ini dapat kami jelaskan sebagai berikut:

- Bahwa Para Penggugat dalam surat gugatannya telah menggugat Tergugat II Ir. H. Tito Santoso dalam kedudukannya atau statusnya secara pribadi (In Person), dalam hal ini terbukti dalam halaman (2). Surat gugatannya “tidak menyebutkan pekerjaan Tergugat II sebagai apa? dan alamat yang diperkarakan adalah tempat tinggal pribadi Tergugat II”. Padahal dalam hubungan hukumnya dengan Penggugat I Heru Baruna, Tergugat II selalu bertindak secara hukum dalam kedudukannya sebagai Direktur PT Inti Karsa Daksa (Rech Person). Oleh karena itu kami Tergugat II menolak keras gugatan yang ditujukan secara pribadi (In Person). Dengan demikian gugatan Para Penggugat dapat dikatakan telah salah menarik orang sebagai Tergugat (Gemis Aanhuida Nigheid);

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

(15)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Halaman 15 dari 40 hal. Put. Nomor 134 K/Pdt/2016

c. Bahwa gugatan Para Penggugat dapat dikatakan sebagai gugatan yang kurang pihak (Plurium Litis Consortium);

Karena dalam gugatan Penggugat sebagaimana didalilkan dalam halaman (2) surat gugatan mengatakan, bahwa perkara ini berawal dari adanya Perjanjian Kerjasama antara Penggugat I Heru Baruna dengan Tergugat I PT Inti Karsa Daksa, yang dituangkan dalam:

1. Surat Perjanjian Kerjasama tanggal 9 Agustus 2006, yang ditanda tangani Penggugat I Heru Baruna dengan Ade Yohan Parmaz yang mewakili PT Inti Karsa Daksa Tergugat I;

2. Addendum atas Surat Perjanjian Kerjasama tanggal 4 Desember 2006, ditanda tangani Penggugat I Heru Baruna dengan Muchzan Yara, S.H., mewakili Tergugat 1 PT Inti Karsa Daksa;

3. Akta Perjanjian Kerjasama Nomor 66, tanggal 23 Maret 2007, ditanda tangani Penggugat I Heru Baruna dengan Muchzan Yara, S.H., mewakili Tergugat I PT Inti Karsa Daksa;

d. Bahwa karena gugatan Para Penggugat adalah perkara yang timbul dari perjanjian, maka yang sah sebagai pihak Penggugat atau Tergugat terbatas pada diri pihak yang langsung terlibat dalam perjanjian tersebut. Dalam hal ini sesuai dengan asas yang ditegaskan dalam Pasal 1340 K.U.H.Perdata. Persetujuan hanya mengikat atau berlaku antara pihak yang membuatnya. Prinsip ini disebut juga Countrak Party, selanjutnya dalam pasal ini menegaskan “perjanjian antara kedua belah pihak tidak dapat menimbulkan kerugian pada pihak ketiga, sebaliknya pihak ketiga tidak boleh mendapatkan keuntungan dari perjanjian tersebut. Oleh kerena itu yang dapat menjadi Pihak Penggugat maupun Tergugat dalam sengketa yang timbul dari perjanjian hanya terbatas pada diri orang yang terlibat menjadi pihak dalam perjanjian tersebut;

e. Bahwa pihak ketiga yang tidak terlibat dalam perjanjian tidak dapat terlibat menuntut pembatalan atau mengajukan tuntutan prestasi apapun, karena gugatan yang diajukan orang itu mengandung Cacat Diskulifikasi, karena bertindak sebagai Penggugat tidak punya hak untuk itu berdasarkan Pasal 1341 K.U.H.Perdata, seperti halnya Penggugat II, Penggugat III, Penggugat V dalam perkara ini. Sebaliknya pihak ketiga tersebut tidak dapat dijadikan sebagai pihak Tergugat, karena akan berakibat orang yang ditarik sebagai Tergugat salah sasaran atau keliru orang yang digugat. Penerapan yang demikian ditegaskan dalam Putusan M.A. Nomor 1270 K/Pdt/1991, tanggal 30 September 1993 yang

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

(16)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Halaman 16 dari 40 hal. Put. Nomor 134 K/Pdt/2016

mengatakan, “suatu perjanjian kerjasama sesuai dengan Pasal 1340 K.U.H.Perdata, hanya mengikat kepada mereka. Oleh karena itu gugatan yang ditujukan kepada pihak yang tidak menandatangani adalah keliru dan harus dinyatakan tidak dapat diterima”;

f. Bahwa surat gugatan Para Penggugat mengandung cacat kurang pihak (plurium litis consortium), dimana seharusnya semua orang yang ikut menanda tangani perjanjian harus ikut ditarik sebagai Tergugat. Seperti yang kami Tergugat I dan II uraian dalam butir (c) tersebut di atas, bahwa yang menanda tangani Surat Perjanjian Kerjasama tanggal 9 Agustus 2006 adalah Ade Yohan Farmaz sedangkan yang menandatangani Addendum atas Surat Perjanjian Kerjasama Nomor 66 tanggal 23 Maret 2007 adalah Muchzan Yara, S.H., Oleh karena kedua orang yang menandatangani Surat Perjanjian-Surat Perjanjian tersebut seharusnya turut ditarik sebagai pihak Tergugat yaitu Ade Yohan Farmaz dan Muchzan Yara, S.H., Sikap ini antara lain ditegaskan dalam Putusan M.A. Nomor 151 K/SIP/1975, tanggal 13 Mei 1975;

g. Bahwa penerapan pembatasan yang dapat bertindak sebagai pihak dalam suatu perjanjian sangat rasional demi tegaknya ketertiban umum (public order);

3. Bahwa satu bukti lagi gugatan Para Penggugat mengandung cacat kurang pihak (plurium litis consortium), yaitu dalam petitum surat gugat Para Penggugat Nomor 16 pada halaman 11, menyatakan putusan perkara ini sebagai dasar untuk mengajukan balik nama Sertifikat ...dan seterusnya, padahal semua tahu, bahwa untuk proses balik nama sertifikat adalah kewenangan instansi Badan Pertanahan, maka seharusnya instansi Badan Pertanahan turut digugat;

4. Kemudian dalam petitum Nomor 18 masih pada halaman 11 surat gugat Penggugat menyatakan putusan perkara ini sebagai dasar untuk mengajukan perubahan dari Area Blok menjadi Area Town House ...dan seterusnya. Dan petitum Nomor 19 pada halaman 12 surat gugat Penggugat, menyatakan putusan perkara ini sebagai dasar untuk mengajukan Izin Mendirikan Bangunan (IMB) ke Pemerintah Kota Depok ...dan seterusnya;

Bahwa untuk merubah Area Blok menjadi Area Town House harus merubah

site plane terlebih dahulu, sedangkan yang mengelurkan Izin Mendirikan

Bangunan (IMB), adalah menjadi kewenangan Pemerintah Kota Depok

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

(17)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Halaman 17 dari 40 hal. Put. Nomor 134 K/Pdt/2016

dalam hal ini Wali kota Depok, maka seharusnya Wali Kota Depok turut digugat dalam perkara ini;

5. Bahwa sebagai akibat hukum dari kesalahan atau kekeliruan dalam memasukkan para pihak baik sebagai Pihak Penggugat maupun sebagai pihak Tergugat mengakibatkan gugatan cacat error in person disebabkan: 5.1. Salah orang yang bertindak sebagai Penggugat (diskulifikasi in person); 5.2. Salah orang yang ditarik sebagai Tergugat (gemis aanhuida nigheid); 5.3. Kurang pihak dalam gugatan (plurium litis consortium);

Eksepsi Tergugat III:

A. Gugatan Salah Alamat (error in persona);

1. Bahwa peristiwa yang melatar belakangi adanya gugatan a quo adalah adanya pinjam meminjam sejumlah uang oleh Tergugat I (PT Inti Karsa Daksa) dengan Penggugat I;

2. Bahwa peristiwa hukum pinjam meminjam tersebut murni terjadi antara Tergugat I sebagai korporasi (Badan Hukum) dan Penggugat I sebagai Persoon;

3. Bahwa Tergugat III jika dikaitkan dengan Tergugat I sebagai korporasi mempunyai jabatan sebagai Komisaris. Dan di sisi lain Tergugat III juga sebagai pribadi yang tidak terkait dengan Tergugat I sebagai korporasi; 4. Bahwa secara hukum terdapat perbedaan yang nyata antara pribadi dan

jabatan komisaris dalam korporasi;

5. Bahwa dalam gugatan a quo Para Penggugat mengajukan gugatan terhadap Tergugat III dalam kapasitasnya sebagai pribadi. Para Penggugat tidak menjelaskan secara jelas dan terang benderang diajukannya Tergugat III sebagai salah satu Tergugat dalam kapasitasnya sebagai komisaris dari Tergugat I;

6. Bahwa perbuatan hukum yang dilakukan oleh Tergugat I tidak mempunyai kaitan/hubungan hukum dengan Tergugat III sebagai pribadi, sehingga perbuatan hukum Tergugat I tidak dapat dilimpahkan kepada Tergugat III sebagai pribadi. Oleh karena itu, Tergugat III tidak mempunyai hubungan hukum dengan Para Penggugat terkait dengan perkara a quo;

7. Bahwa gugatan Para Penggugat yang diajukan terhadap Tergugat III sebagai pribadi secara hukum adalah salah alamat;

8. Bahwa berdasarkan uraian-uraian di atas, maka sudah selayaknya jika Majelis Hakim yang terhormat menyatakan bahwa gugatan Penggugat adalah salah alamat (error in persona) karena diajukan terhadap pribadi Tergugat III, sehingga sudah seharusnya Majelis Hakim yang terhormat

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

(18)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Halaman 18 dari 40 hal. Put. Nomor 134 K/Pdt/2016

menolak gugatan a quo atau setidak-setidaknya menyatakan gugatan tidak dapat diterima (niet ontvankelijk verklaard);

B. Penggugat II sampai dengan Penggugat V tidak mempunyai kwalitas mengajukan gugatan (eksepsi diskualifikatoir);

9. Bahwa fakta hukum yang terjadi berkaitan dengan gugatan a quo adalah terjadinya pinjam meminjam sejumlah uang oleh Tergugat I kepada Penggugat I;

10. Bahwa pinjam meminjam sejumlah uang tersebut hanya melibatkan dan di antara Tergugat I dan Penggugat I dengan demikian, bila ditinjau dari sudut hukum keperdataan, maka yang relevan mempunyai hubungan hukum adalah antara Tergugat I dan Penggugat I, tidak dengan yang lain; 11. Bahwa untuk kelancaran dan untuk menjaga kepercayaan antara

Tergugat I dan Penggugat I dalam proses pinjam meminjam sejumlah uang tersebut, maka Tergugat I dan Penggugat I sepakat untuk menyerahkan dan menerima jaminan pinjaman, yaitu 1 (satu) + 6 (enam) SHGB area komersil Perumahan Puri Sriwedari Cibubur;

12. Bahwa karena keadaan dan situasi tertentu, kemudian Tergugat I menyerahkan kepada Penggugat I jaminan pinjaman, yaitu 1 (satu) + 6 (enam) SHGB area komersil Perumahan Puri Sriwedari Cibubur sebagai pembayaran pinjaman Tergugat I kepada Penggugat I;

13. Bahwa dalam proses pinjam meminjam tersebut dan penyerahan jaminan sebagai pembayaran pinjaman Tergugat I tidak pernah melibatkan dan tidak sama sekali berhubungan dengan Penggugat II sampai dengan Penggugat V;

14. Bahwa merujuk pada fakta di atas, Penggugat II sampai dengan Penggugat V sebagai Penggugat secara hukum tidak mempunyai kwalitas (legal standing) di dalam mengajukan gugatan a quo;

15. Bahwa berdasarkan uraian-uraian di atas, maka sudah selayaknya jika Majelis Hakim yang terhormat menyatakan bahwa Penggugat II sampai dengan Penggugat V tidak mempunyai kwalitas (legal standing) di dalam mengajukan gugatan a quo, sehingga sudah seharusnya Majelis Hakim yang terhormat menolak gugatan a quo atau setidak-setidaknya menyatakan gugatan tidak dapat diterima (niet ontvankelijk verklaard); C. Gugatan Para Penggugat kabur/tidak jelas (exceptio obscurum libelum);

16. Bahwa dalam posita gugatan a quo Para Penggugat mendalilkan gugatannya dengan mengutip beberapa peristiwa hukum, yaitu:

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

(19)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Halaman 19 dari 40 hal. Put. Nomor 134 K/Pdt/2016

a. Adanya kerjasama pengembangan, pembangunan dan pemasaran perumahan antara Penggugat I dan Tergugat I;

b. Peristiwa hukum pinjam meminjam (utang piutang) yang terjadi antara Tergugat I dengan Penggugat I, berikut dengan jaminan dan pembayaran utang;

c. Promosi Tergugat I yang menyatakan bahwa tanah tersebut area Town house di kawasan Perumahan Puri Sriwedari Cibubur;

17. Bahwa secara hukum peristiwa-peristiwa hukum di atas mempunyai kwalifikasi akibat hukum yang berbeda satu dengan yang lain;

18. Bahwa pada angka 15 (lima belas) dalam posita gugatan a quo disebutkan oleh Para Penggugat bahwa Para Tergugat telah melakukan perbuatan melawan hukum sebagaimana dikutip sebagai berikut:

Angka 15 gugatan a quo:

“bahwa berdasarkan uraian-uraian tersebut di atas, jelas perbuatan Para Tergugat, telah dapat dikwalifikasikan sebagai perbuatan melawan hukum sebagaimana dimaksudkan dalam Pasal 1365 KUHPerdata”; 19. Bahwa perbuatan melawan hukum yang diuraikan dalam angka 15 (lima

belas) dalam posita gugatan a quo tersebut, Para Penggugat tidak menjelaskan secara jelas dan akurat peristiwa hukum manakah yang dianggap dan dikwalifikasikan oleh Para Penggugat sebagai perbuatan melawan hukum yang telah dilakukan oleh Para Tergugat, dikarenakan ada beberapa peristiwa hukum yang diuraikan oleh Para Penggugat di dalam posita gugatan a quo;

20. Bahwa dengan demikian, gugatan a quo Para Penggugat yang tidak menguraikan secara jelas peristiwa hukum yang dianggap oleh Para Penggugat sebagai perbuatan melawan hukum adalah dapat dikategorikan sebagai gugatan yang kabur dan tidak jelas;

21. Bahwa dalam gugatan a quo, posita gugatan sama sekali tidak relevan dan tidak mendukung petitum gugatan, karena:

a. Dalam petitum gugatan, Para Penggugat menuntut agar pengadilan menyatakan sah menurut hukum surat perjanjian kerjasama pengembangan, pembangunan dan pemasaran perumahan tanggal 9 Agustus 2006 dan turunannya (butir 3, 4, dan 5 petitum gugatan); b. Perkara yang mendasari adanya gugatan a quo tidak sama sekali

terkait dan berhubungan dengan surat perjanjian kerjasama pengembangan, pembangunan dan pemasaran perumahan tanggal 9 Agustus 2006 dan turunannya;

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

(20)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Halaman 20 dari 40 hal. Put. Nomor 134 K/Pdt/2016

c. Para Penggugat mencampur-adukkan Surat Perjanjian Kerjasama Pengembangan, Pembangunan dan Pemasaran Perumahan yang ditanda tangani oleh Penggugat I dan Tergugat I pada tanggal 9 Agustus 2006 dengan peristiwa hukum pinjam meminjam sejumlah uang dan peralihan hak atas bidang-bidang tanah milik Tergugat I kepada Penggugat I, padahal objek dari perjanjian kerjasama dan proses pinjam meminjam sama sekali berbeda;

22. Bahwa berdasarkan uraian-uraian di atas, maka sudah selayaknya jika Majelis Hakim yang terhormat menyatakan bahwa gugatan Para Penggugat adalah kabur dan tidak jelas (obscuur libel), sehingga sudah seharusnya Majelis Hakim yang terhormat menolak gugatan a quo atau setidak-setidaknya menyatakan gugatan tidak dapat diterima (niet

ontvankelijk verklaard);

Rekonvensi Tergugat I dan II:

1. Bahwa semua yang telah kami Tergugat Konvensi I dan II uraikan dalam Konvensi tersebut di atas, mohon dianggap telah terbaca kembali dalam gugatan Rekonvensi, yang untuk selanjutnya Tergugat Konvensi I dan II disebut Penggugat Rekonvensi I dan II;

2. Bahwa gugatan Rekonvensi ini hanya ditujukan kepada Tergugat Rekonvensi I/Penggugat Konvensi I Heru Baruna, yang untuk selanjutnya disebut Tergugat Rekonvensi;

3. Bahwa alasan Penggugat Rekonvensi I dan II mengajukan gugatan Rekonvensi ini adalah berdasarkan hal-hal sebagai berikut:

- Bahwa Penggugat Rekonvensi I PT Inti Karsa Daksa, adalah Perusahaan Pengembang yang membangun Perumahan Puri Sriwedari Cibubur, sedangkan Penggugat Rekonvensi II adalah Sebagai Direktur Utama PT Inti Karsa Daksa;

- Bahwa dalam operasional sehari-hari Kawasan Perumahan Puri Sriwedari Cibubur dipimpin oleh seorang Direktur Kawasan yang diangkat oleh Penggugat Rekonvensi dan bertanggung jawab kepada Penggugat Rekonvensi;

- Bahwa Direktur Kawasan Perumahan Puri Sriwedari Cibubur mempunyai struktur management sendiri dalam pengolahan kawasan Perumahan Puri Sriwedari Cibubur, oleh karena itu seorang Direktur Kawasan bisa bertindak dan berhubungan dengan pihak lain, asalkan dengan sepengetahuan dan persetujuan Penggugat Rekonvensi induk Perusahaan atau istilahnya Kantor Pusat;

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

(21)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Halaman 21 dari 40 hal. Put. Nomor 134 K/Pdt/2016

- Bahwa sebagai Direktur Kawasan Perumahan Puri Sriwedari Cibubur pertama diangkatlah Ade Yohan Parmaz yang kemudian bekerjasama dengan Tergugat Rekonvensi Heru Baruna sebagaimana Surat Perjanjian Kerjasama Pengembangan, Pembangunan, dan Pemasaran Perumahan tanggal 9 Agustus 2006;

- Bahwa setelah Ade Yohan Parmaz berhenti, maka sebagai Direktur Kawasan Perumahan Puri Sriwedari Cibubur, diangkatlah Muchzan Yara, S.H., sebagai Diretur Kawasan Perumahan Puri Sriwedari Cibubur yang melanjutkan kerjasama dengan Tergugat Rekonvensi Heru Baruna sebagaimana Addendum Surat Perjanjian Kerjasama tanggal 4 Desember 2006, dan Akta Perjanjian Kerjasama Nomor 66, tanggal 23 Maret 2007, dibuat di hadapan Syamsul Faryeti, S.H., Notaris Depok; - Bahwa pada saat Muchzan Yara sebagai Direktur Kawasan Perumahan

Puri Sriwedari Cibubur, terjadilah hutang-piutang dengan Tergugat Rekonpensi sebesar Rp3.183.717.339,00 (tiga miliar seratus delapan puluh tiga juta tujuh ratus tujuh belas ribu tiga ratus tiga puluh sembilan rupiah), dengan perincian sesuai Rekapitulasi yang dibuat oleh Tergugat Rekonvensi sebagai berikut:

Nomor Uraian Jumlah

1 Untuk menyesaikan konsumen Rp 997.311.000 2 Pengembalian uang muka Musti Tarigan Rp 450.000.000 3 Pengembalian pinjaman ke Didi

Widayadi

Rp 29.000.000 4 Biaya pemecahan sertifikat Town House Rp 24.000.000 5 Pinjaman untuk pembelian tanah Roy

Husni

Rp 130.000.000 6 Biaya angkut barang ke Kantor Duren

Tiga

Rp 973.400 7 Pembayaran Telp. 021-70330533 Rp 1.354.455 8 Proyek Koprasi dan pagar Ra. Town

House

Rp 75.737.500 9 Pemindahan Kabel SKTM Ra. Town

House

Rp 92.583.700 10 Gaji + THR An. Fatimah (Juni sampai

dengan Oktober 2007)

Rp 9.900.000

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

(22)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Halaman 22 dari 40 hal. Put. Nomor 134 K/Pdt/2016

11 Advence Tito Santoso Rp 20.000.000 12 Biaya Akta Kuasa Jual dari Tito Santoso

Ke Heru Baruna

Rp 1.000.000 13 Biaya surat-surat Blok P & Q Rp 281.275.534 14 Komisi penjualan Blok P & Q Rp 193.558.750 15 Pinjaman Hari Raya Rp 250.000.000 16 Pengambilan Sertifikat (Herry Bowo) Rp 250.000.000 17 Pembayaran Tanah Nata Rp 79.680.000 18 Kelebihan Harga Tanah Nata Rp 25.000.000 19 Surat-Surat Tanah Nata Rp 21.000.000 20 Pekerjaan Pengerukan Tanah Induk Rp 20.405.000 21 Pagar Blok O Rp 61.038.000 22 Perbaikan Taman Gerbang Rp 10.000.000 23 Perbaikan Kolam Renang Rp 120.000.000 24 Pembuatan Portal Pos Satpam Rp 500.000 25 Pagar seng + Cat Town House Rp 12.500.000 26 Pengerukan saluran Gorong-gorong Rp 2.500.000 27 Perbaikan Tiang PJU Blok E Rp 2.800.000 28 Perbaikan tangki Air Rp 14.100.000 29 THR penjaga kolam renang & perbaikan

KR

Rp 7.500.000 TOTAL Rp3.183.717.339

- Bahwa Penggugat Rekonvensi semula tidak tahu kalau Direktur Kawasan Perumahan sampai berhutang kepada Tergugat Rekonvensi sampai sebesar Rp3.183.717.339,00 tersebut karena tidak pernah ada laporan sebelumnya;

- Bahwa sesuai yang dilaporkan dan bukti hutang ynag ditanda tangani oleh Penggugat Rekonvensi, Bahwa hutang Direktur Kawasan Perumahan Puri Sriwedari cibubur hanyalah sebesar Rp629.000.00,00 (enam ratus dua puluh sembilan juta rupiah), dengan perincian dan bukti 3 (tiga) lembar Kwitansi penerimaan uang yang ditanda tangani oleh Penggugat Rekonvensi sebagai berikut:

1. Kwitansi penerimaan uang tertanggal 13 Juni 2007 sebesar Rp450.000.000,00 (empat ratus lima puluh juta rupiah) yang

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

Referensi

Dokumen terkait

Pasal 2 Ayat (1) : Yang dimaksud dengan jasa pelayanan Kemetrologian adalah keseluruhan tindakan yang dilakukan oleh pegawai yang berhak terhadap alat-alat UTTP dalam

Hal tersebut sesuai dengan yang dikatakan Muchtadi (1997) dalam Martunis (2012) yang menyatakan bahwa nilai kadar air yang meningkat dan tidak merata merupakan akibat dari

Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan yang selanjutnya disebut TLHP adalah tindakan yang telah dilakukan oleh Sekretariat Jenderal Komisi Yudisial yang diperiksa oleh BPK dalam rangka

penggolongan peserta didik berdasarkan karakteristik mereka masing-masing dengan mengkondisikan peserta didik demikian, maka peserta didik akan lebih mudah dalam

riwayat penyakit sekarang, riwayat penyakit terdahulu, diagnosis masuk, diagnosis utama/ akhir, diagnosis komplikasi, dan diagnosis lain serta tindak lanjut tidak

Total Biaya yang terjadi pada rencana produksi berdasarkan simulasi kebutuhan produksi dengan target. produksi 50% pada perulangan ketiga

Kontrol Perhutani yang kembali me- nguat dalam pengelolaan sumberdaya hu- tan setelah 12 tahun diimplementasikannya kebijakan PHBM menunjukkan bahwa kola- borasi antara negara

Penelitian ini mau mencari jawab atas permasalahan yang dirumuskan seperti berikut: “Apakah terdapat perbedaan penerimaan daerah saat PBB dikelola oleh pemerintah pusat dengan