• Tidak ada hasil yang ditemukan

AKUNTABILITAS KINERJA

3.1 Kriteria Ukuran Keberhasilan Pencapaian Sasaran

3.3.3 Mengamankan Kehilangan/Susut Hasil Produksi

Pencapaian sasaran kinerja pengamanan kehilangan/susut hasil produksi diukur dengan tercapainya indikator penurunan susut hasil produksi, meliputi penurunan susut hasil produksi padi, jagung, kedelai, ubikayu dan ubijalar. Hasil pengukuran terhadap indikator kinerja sasaran ini berhasil untuk penurunan susut hasil padi, jagung, kedelai dan ubikayu, sedangkan penurunan susut hasil ubijalar masih kurang berhasil.

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 49

Tabel 30. Capaian Sasaran Mengamankan Kehilangan/Susut Hasil Produksi Tahun 2013

Sasaran Strategis Indikator Kinerja Utama Target Realisasi % Capaian Kategori Capaian Mengamankan kehilangan/susut hasil produksi

Penurunan Susut Hasil Produksi :

- Padi (%) 0,390 0,311 79,74 Cukup Berhasil - Jagung (%) 0,094 0,124 131,91 Sangat Berhasil - Kedelai (%) 0,318 0,497 156,29 Sangat Berhasil - Ubi Kayu 0,010 0,0092 92,00 Berhasil - Ubi Jalar 0,073 0,0226 30,96 Kurang Berhasil

3.3.3.1 Penurunan Susut Hasil Produksi Padi

Target penurunan susut hasil padi pada tahun 2013 berdasarkan Renstra Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan Tahun 2010 – 2014 adalah sebesar 1,79%. Untuk mencapai target tersebut diperlukan dukungan anggaran sebesar Rp.1.569.751.645.681,- namun kemampuan dana APBN tahun 2013 untuk fasilitasi bantuan sarana pascapanen padi diperkirakan hanya mampu menurunkan susut hasil padi sebesar 0,390%. Realisasi penurunan susut hasil padi tahun 2013 dari bantuan sarana panen dan pascapanen yang difasilitasi APBN sebesar 0,31% atau mencapai 79,74% dari target (cukup berhasil).

Capaian penurunan susut hasil padi tahun 2013 sebesar 0,31% setara dengan mengamankan produksi padi sebanyak 220.411 ton GKG dan untuk kontribusi penurunan susut hasil tahun 2013 dari anggaran APBD, swasta, swakelola dan instansi lainnya masih kesulitan data untuk perhitungan. Hal ini tidak dapat dilakukan karena alokasi dana untuk survey susut hasil tahun 2013, dimasukkan dalam akun cadangan dan hilang pada saat penghematan anggaran oleh Kementerian Keuangan. Apabila dibandingkan dengan angka penurunan susut hasil padi tahun 2012 sebesar 0,47%, terjadi penurunan angka susut sebesar 0,15%.

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 50

Tabel 31. Capaian Penurunan Susut Hasil Padi Dari Fasilitasi Bantuan Sarana Panen dan Pascapanen Tahun 2013

Uraian Tahun 2012 Target 2013 Realisasi 2013*) 2013-2012 Selisih % Capaian 2013 Thd. Target

Produksi Padi (Ton GKG) 68.956.292 72.063.735 70.866.571 1.910.279 98,34

Penurunan Susut Hasil (%) 0,47 0,39 0,31 -0,16 79,74

Pengamanan Produksi (Ton GKG) 324.095 281.049 220.411 -103.684 78,42

*) ARAM II 2013 BPS-RI

Tidak tercapainya target penurunan susut hasil padi tahun 2013 sebesar 0,39% (sesuai target Penetapan Kinerja) karena sebagian alat tidak terealisasi disebabkan proses pengadaan di kabupaten terkendala oleh sistem satu pintu (ULP di Sekretariat Daerah).

3.3.3.2 Penurunan Susut Hasil Produksi Jagung

Target penurunan susut hasil jagung pada tahun 2013 berdasarkan Renstra Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan Tahun 2010 – 2014 adalah sebesar 0,25%. Untuk mencapai target tersebut diperlukan dukungan anggaran sebesar Rp.62.875.000.000,- namun kemampuan dana APBN tahun 2013 untuk fasilitasi bantuan sarana pascapanen jagung diperkirakan hanya mampu menurunkan susut hasil jagung sebesar 0,094%. Realisasi penurunan susut hasil jagung tahun 2013 dari bantuan sarana panen dan pascapanen yang difasilitasi APBN sebesar 0,124% atau mencapai 131,91% dari target (sangat berhasil).

Capaian penurunan susut hasil jagung tahun 2013 sebesar 0,124% setara dengan penyelamatan produksi sebesar 22.953 ton dan untuk kontribusi penurunan susut hasil tahun 2013 dari anggaran APBD, swasta, swakelola dan instansi lainnya masih kesulitan data untuk perhitungan serta tidak tersedia alokasi anggaran untuk melakukan survey penghitungan susut hasil jagung. Dibandingkan dengan capaian penurunan susut hasil jagung tahun 2012 sebesar 0,0117%, susut hasil jagung tahun 2013 meningkat sebesar 0,1123%.

Tabel 32. Capaian Penurunan Susut Hasil Jagung dari Fasilitasi Bantuan Sarana Panen Tahun 2013

Uraian Tahun 2012 Target 2013 Realisasi 2013*) 2013-2012 Selisih 2013 Thd. Target % Capaian

Produksi Jagung (Ton PK) 18.961.645 19.831.047 18.510.435 -451.210 93,34

Penurunan Susut Hasil (%) 0,0117 0,094 0,124 0,112 131,91

Pengamanan Produksi (Ton PK) 2.219 18.641 22.953 20.734 111,23

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 51 3.3.3.3 Penurunan Susut Hasil Produksi Kedelai

Target penurunan susut hasil kedelai pada tahun 2013 berdasarkan Renstra Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan Tahun 2010 – 2014 adalah sebesar 0,75%. Untuk mencapai target tersebut diperlukan dukungan anggaran sebesar Rp.28.929.000.000,- namun kemampuan dana APBN tahun 2013 untuk fasilitasi bantuan sarana pascapanen kedelai diperkirakan hanya mampu menurunkan susut hasil kedelai sebesar 0,318%. Realisasi penurunan susut hasil kedelai tahun 2013 dari bantuan sarana panen dan pascapanen yang difasilitasi APBN sebesar 0,497% atau mencapai 156,29% dari target (sangat berhasil).

Capaian penurunan susut hasil kedelai tahun 2013 sebesar 0,497% setara dengan penyelamatan produksi kedelai sebesar 4.014 ton dan untuk kontribusi penurunan susut hasil tahun 2013 dari anggaran APBD, swasta, swakelola dan instansi lainnya masih kesulitan data untuk perhitungan serta tidak tersedia alokasi anggaran untuk melakukan survey penghitungan susut hasil kedelai. Dibandingkan dengan capaian penurunan susut hasil kedelai tahun 2012 sebesar 0,195%, susut hasil kedelai tahun 2013 meningkat sebesar 0,302%.

Tabel 33. Capaian Penurunan Susut Hasil Kedelai dari Fasilitasi Bantuan Sarana Panen Tahun 2013

Uraian Tahun 2012 Target 2013 Realisasi 2013*) 2013-2012 Selisih 2013 Thd. Target % Capaian

Produksi Kedelai (Ton BK) 783.158 1.500.000 807.568 24.410 53,84

Penurunan Susut Hasil (%) 0,195 0,318 0,497 0.302 156,29

Pengamanan Produksi (Ton BK) 1.527 4.770 4.014 2486 84,14

3.3.3.4 Penurunan Susut Hasil Produksi Ubikayu

Target penurunan susut hasil ubikayu pada tahun 2013 berdasarkan Renstra Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan Tahun 2010 – 2014 adalah sebesar 0,50%. Untuk mencapai target tersebut diperlukan dukungan anggaran sebesar Rp.191.151.018.100,- namun kemampuan dana APBN tahun 2013 untuk fasilitasi bantuan sarana pascapanen ubikayu diperkirakan hanya mampu menurunkan susut hasil ubikayu sebesar 0,010%. Realisasi penurunan susut hasil ubikayu tahun 2013 dari bantuan sarana panen dan pascapanen yang difasilitasi APBN sebesar 0,0092% atau mencapai 92% dari target (berhasil).

Capaian penurunan susut hasil ubikayu tahun 2013 sebesar 0,0092% setara dengan penyelamatan produksi ubikayu sebesar 2.345,5 ton dan untuk kontribusi

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 52

penurunan susut hasil tahun 2013 dari anggaran APBD, swasta, swakelola dan instansi lainnya masih kesulitan data untuk perhitungan serta tidak tersedia alokasi anggaran untuk melakukan survey penghitungan susut hasil ubikayu. Dibandingkan dengan capaian penurunan susut hasil ubikayu tahun 2012 sebesar 0,0065%, susut hasil ubikayu tahun 2013 meningkat sebesar 0,0027%.

Tabel 34. Capaian Penurunan Susut Hasil Ubikayu dari Fasilitasi Bantuan Sarana Panen Tahun 2013 Uraian Tahun 2012 Target 2013 Realisasi 2013*) Selisih 2013-2012 % Capaian 2013 Thd. Target

Produksi Ubikayu (Ton ) 24.177.372 26.300.000 25.494.507 1.317.135 96,94

Penurunan Susut Hasil (%) 0.0065 0,010 0,0092 0.0027 92,00

Pengamanan Produksi (Ton) 1.571,5 2.630 2.345,5 774 89,18

3.3.3.5 Penurunan Susut Hasil Produksi Ubijalar

Target penurunan susut hasil ubijalar pada tahun 2013 berdasarkan Renstra Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan Tahun 2010 – 2014 adalah sebesar 0,50%. Untuk mencapai target tersebut diperlukan dukungan anggaran sebesar Rp.14.598.445.596,- namun kemampuan dana APBN tahun 2013 untuk fasilitasi bantuan sarana pascapanen ubijalar diperkirakan hanya mampu menurunkan susut hasil ubijalar sebesar 0,073%. Realisasi penurunan susut hasil kedelai tahun 2013 dari bantuan sarana panen dan pascapanen yang difasilitasi APBN sebesar 0,0226% atau mencapai 30,96% dari target (kurang berhasil).

Capaian penurunan susut hasil ubijalar tahun 2013 sebesar 0,0226% setara dengan penyelamatan produksi ubijalar sebesar 534,81 ton dan untuk kontribusi penurunan susut hasil tahun 2013 dari anggaran APBD, swasta, swakelola dan instansi lainnya masih kesulitan data untuk perhitungan serta tidak tersedia alokasi anggaran untuk melakukan survey penghitungan susut hasil ubijalar. Dibandingkan dengan capaian penurunan susut hasil ubijalar tahun 2012 sebesar 0,060%, susut hasil ubijalar tahun 2013 menurun sebesar 0,038%.

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 53

Tabel 35. Capaian Penurunan Susut Hasil Ubijalar dari Fasilitasi Bantuan Sarana Panen Tahun 2013 Uraian Tahun 2012 Target 2013 Realisasi 2013*) Selisih 2013-2012 % Capaian 2013 Thd. Target

Produksi Ubijalar (Ton ) 2.483.460 2.600.000 2.366.410 -117.050 91.01

Penurunan Susut Hasil (%) 0.060 0.073 0.0226 -0.038 30.96

Pengamanan Produksi (Ton) 1498.7 1.898 534.81 -963.91 28.18

Dalam hal meningkatkan kinerja pelaksanaan pembangunan dan kepemerintahan yang bersih dan baik (Clean and Good Governance), pelaksanaan pembangunan tanaman pangan tahun 2013 telah mendorong peningkatan kualitas manajemen pembangunan dengan tercapainya indikator antara lain: tersusunnya rancangan program dan kegiatan (12 rancangan), pedoman (9 pedoman), serta laporan (4 jenis laporan) pelaksanaan kegiatan dan anggaran pembangunan tanaman pangan, terlaksananya operasional seluruh Satker pengelola anggaran dan kegiatan tahun 2013 di Pusat, Provinsi dan Kabupaten/Kota (337 Satker), meningkatnya partisipasi/peranserta masyarakat dan stakeholder terkait dalam pembangunan tanaman pangan (279 unit LM3), serta meningkatnya pemahaman dan pelaksanaan Sistem Pengendalian Intern (SPI).

Peningkatan kualitas manajemen pembangunan tersebut telah berhasil mendorong tercapainya perolehan nilai SAKIP sebesar 73,14 atau “B” (Baik), terdapat lima unit kerja ( Direktorat Budidaya Serealia, Direktorat Pascapanen, BBPPOPT Jatisari, BBPPMBTPH Cimanggis, Balai Pengujian Mutu Produk Tanaman) yang memperoleh predikat Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK) dari Menteri Pertanian pada tahun 2013, serta Balai Pengujian Mutu Produk Tanaman mendapat predikat SPI Terbaik I tingkat unit kerja Eselon III.

Balai Besar Pengembangan Pengujian Mutu Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura Cimanggis sejak tahun 2006 telah ditetapkan oleh Komite Akreditasi Nasional (KAN) sebagai laboratorium yang terakreditasi dengan nomor UPP-162-IDN dan Laboratorium Penyelenggara Uji Proefisiensi (LPUP) telah terakreditasi dengan nomor UPP-001-IDN, memperoleh sertifikat dari International Seed

Testing Association (ISTA) dengan nomor IDML 001, dan mendapatkan ISO

9001:2008 sebagai unit kerja pelayanan publik oleh PT Sucofindo nomor 01241. Balai Besar Peramalan OPT Jatisari pada tahun 2013 telah mendapatkan sertifikat ISO 9001:2008 dari Delta Pas International sebagai unit kerja pelayanan publik dengan ruang lingkup pengamatan, peramalan, dan pengendalian OPT tanaman pangan dan hortikultura

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 54 3.4 Akuntabilitas Keuangan

Dokumen terkait