• Tidak ada hasil yang ditemukan

AKUNTABILITAS KINERJA

3.1 Kriteria Ukuran Keberhasilan Pencapaian Sasaran

3.3.1 Mewujudkan Pencapaian Produksi Komoditas Utama Tanaman Pangan Secara Berkelanjutan Dalam Rangka Penyediaan Kebutuhan Pangan Secara Berkelanjutan Dalam Rangka Penyediaan Kebutuhan

3.3.1.1 Produksi Padi

Berdasarkan Angka Ramalan II (ARAM II) BPS-RI, produksi padi tahun 2013 sebesar 70,866 juta ton gabah kering giling (GKG) atau mencapai 98,34% dari target 72,063 juta ton GKG (berhasil). Dibandingkan dengan produksi tahun 2012 produksi tahun 2013 meningkat 2,62% (1,810 juta ton GKG). Bila dibandingkan terhadap target produksi tahun 2014 sebesar 76,568 juta ton GKG, produksi padi tahun 2013 (ARAM II) telah mencapai 92,55%.

Tabel 3. Capaian Produksi, Luas Panen dan Produktivitas Padi Tahun 2013

Uraian Rerata 08-012 ATAP 2012 Target 2013 Target 2014 Realisasi* 2013 % Capaian 2013 Thd. Rerata 08-012 ATAP 2012 Target 2013 Target 2014 Produksi (000 Ton) 65.201 69.056 72.064 76.568 70.866 108,69 102,62 98,34 92,55

Luas Panen (000 Ha) 13.022 13.445 13.858 14.312 13.769 105,74 102,41 99,46 96,20

Produktivitas (Ku/Ha) 50,05 51,36 52,00 52,68 51,46 102,82 100,20 98,96 97,68

Keterangan: * Realisasi tahun 2013 berdasarkan ARAM II BPS-RI

Produksi padi tahun 2013 setara beras tersedia untuk konsumsi langsung/penduduk sebesar 39,844 juta ton. Bila dibandingkan dengan total kebutuhan konsumsi langsung penduduk sebesar 34.424 juta ton, terjadi surplus beras 5,419 juta ton, dengan indeks swasembada 116%. Dibandingkan dengan surplus beras tahun 2012 sebesar 5,734 juta ton menurun 315 ribu ton (5,49%). Sedangkan bila dibandingkan dengan target surplus beras 10 juta ton pada tahun 2014, capaian surplus beras tahun 2013 telah mencapai 54,19%.

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 24

Tabel 4. Neraca Produksi dan Kebutuhan Beras Tahun 2013

Uraian 2012 2013 Selisih 2013-2012

(Absolut) (%)

Produksi Padi (Ton GKG) 68.956.292 70.866.571 1.910.279 102,77

Beras Tersedia Untuk Konsumsi Penduduk (Ton) 38.769.470 39.844.000 1.074.530 102,77

Kebutuhan Beras Untuk Konsumsi Penduduk (Ton) 33.035.365 34.424.000 1.388.635 104,20

Surplus/Defisit Beras (Ton) 5.735.105 5.419.000 (316.105) 94,49

Indeks Swasembada (%) 117,36 115,74 (1,62) 98,62

Keterangan:

Produksi padi tahun 2012 = ATAP, tahun 2013 = ARAM II BPS-RI

Jumlah penduduk tahun 2012 = 244.688.283 jiwa, tahun 2013 = 248.358.607 jiwa

Konsumsi beras perkapita tahun 2012= 135,01 kg, tahun 2013 = 134,33 kg perkapita per tahun

Sementara itu, perkembangan produksi padi selama periode tahun 2008-2013 menunjukan trend pertumbuhan yang positif, meningkat dari 60,325 juta ton GKG pada tahun 2008 menjadi 70,866 juta ton GKG tahun 2013, atau tumbuh rata-rata 3,31% setiap tahun. Pertumbuhan tersebut disebabkan oleh kenaikan produktivitas dari 48,94 ku/ha tahun 2008 menjadi 51,46 ku/ha tahun 2013, serta luas panen 12,327 juta ha tahun 2008 menjadi 13,770 juta ha tahun 2013.

Gambar 1. Trend Perkembangan Produksi Padi Tahun 2008-2013

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 25

Kenaikan produksi padi tahun 2013 dibanding tahun 2012 disebabkan karena peningkatan luas panen 324 ribu ha (2,41%) dan kenaikan produktivitas 0,10 ku/ha (0,20%).

Peningkatan produktivitas padi tahun 2013 didukung oleh upaya penerapan teknologi budidaya pengelolaan tanaman terpadu (PTT) melalui pelaksanaan Sekolah Lapangan Pengelolaan Tanaman Terpadu (SL-PTT) sebagai media pembelajaran para petani dalam penerapan teknologi budidaya tanaman yang tepat serta manajemen usaha tani. Luas areal SL-PTT padi tahun 2013 seluas 3.729 juta ha atau 85,02% dari target 4,385 juta ha (padi inbrida 3,216 juta ha, padi hibrida 106.562 ha, dan padi lahan kering 406.589 ha).

Produktivitas padi di lokasi SL-PTT tahun 2013 rata-rata mencapai 59,31 ku/ha. Capaian produktivitas tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan produktivitas rata-rata nasional (ARAM II) dan mencapai di atas target yang ditetapkan. Dari total realisasi tanam SL-PTT padi seluas 3,728 juta ha dan produktivitas rata-rata 59,31 ku/ha, dihasilkan produksi padi sebanyak 22,115 juta ton GKG atau berkontribusi sebesar 31,206% terhadap total produksi padi nasional (ARAM II). Tabel 5. Capaian Produktivitas SL-PTT Padi Tahun 2013

Komoditi

Produktivitas (Ku/Ha) % Capaian Realisasi

Rerata Nasional (ARAM II)

SL-PTT Rerata Nasional

(ARAM II) Sasaran

Sasaran Realisasi

Padi 51,46 55,21 59,31 115,46 105,75

Peningkatan produksi padi tahun 2013 juga didukung oleh upaya pengamanan hasil pada proses panen dan pascapanen melalui fasilitasi bantuan sarana pascapanen yang telah menurunkan susut hasil padi sebesar 0,05% atau setara dengan mengamankan produksi sebanyak 37.891 ton GKG.

Selain faktor peningkatan produktivitas tersebut di atas, capaian produksi padi tahun 2013 (ARAM II) juga disebabkan oleh meningkatnya luas panen 2,41% (324.389 ha). Peningkatan luas panen terutama disebabkan oleh peningkatan indeks pertanaman (IP), serta dukungan perluasan lahan/cetak sawah, optimalisasi pemanfaatan lahan, dan perbaikan jaringan irigasi/JITUT/JIDES yang difasilitasi oleh APBN Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian, dan dukungan rehabilitasi jaringan irigasi (primer dan sekunder) yang difasilitasi oleh Kementerian Pekerjaan Umum.

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 26

Sedangkan bila dibandingkan terhadap sasaran 2013 belum mencapai target. Hal ini disebabkan antara lain: belum optimalnya peningkatan produktivitas dari target 52 ku/ha baru mencapai 51,46 ku/ha (98,96%), serta belum tercapainya target luas panen seluas 13.858 ribu ha terealisasi 13.770 ribu ha (99,36%). Belum optimalnya peningkatan produktivitas disebabkan oleh terganggunya penyerbukan dan kualitas gabah akibat tingginya curah hujan sepanjang tahun, meningkatnya pertanaman yang puso akibat serangan OPT dan DPI yang mencapai 96.754 ha (OPT 4.422 ha, banjir 88.265 ha, dan kekeringan 4.067 ha) dibanding tahun 2012 yang hanya seluas 90.665 ha (OPT 2.225 ha, banjir 40.866 ha, dan kekeringan 47.573 ha), tingkat efisiensi serapan hara pupuk, serta penurunan tingkat penggunaan benih unggul bersertifikat menjadi 46,63% dari 55,93% pada tahun 2012.

Sedangkan belum tercapainya target luas panen disebabkan pemanfaatan lahan lebak dan rawa berkurang karena tingginya genangan air antara lain di Kalimantan Selatan dan Riau, serta dan terjadinya konversi lahan ke non pangan (kelapa sawit) yang terjadi di Sumatera dan Kalimantan.

Berbagai kegiatan yang difasilitasi melalui APBN Ditjen Tanaman Pangan tahun 2013 dalam rangka mendukung pencapaian produksi padi meliputi: penyaluran bantuan benih (Subsidi Harga Benih, Cadangan Benih Nasional), pemberdayaan penangkar benih, perbanyakan benih sumber/operasional balai benih, operasional pengawasan dan sertifikasi mutu benih, perancangan/pengembangan metode pengujian mutu benih, penerapan sistem mutu laboratorium pengujian benih, uji profisiensi laboratorium pengujian benih, pengujian mutu benih yang beredar di pasar bebas, Sekolah Lapangan Pengelolaan Tanaman Terpadu (SL-PTT), Sekolah Lapangan Pengendalian Hama Terpadu (SL-PHT), Sekolah Lapangan Iklim, bantuan sarana pengendalian OPT , operasional Brigade Proteksi Tanaman, operasional petugas POPT-PHP/THL-POPT-PHP, perancangan model peramalan OPT, penerapan/pengembangan model peramalan OPT, penyebaran data dan informasi peramalan serangan OPT, serta fasilitasi bantuan sarana panen dan pascapanen (padi, jagung, kedelai, ubi kayu dan ubi jalar).

Sementara itu, pelaksanaan dukungan kegiatan APBN Ditjen Tanaman Pangan yang dialokasikan untuk meingkatkan produksi padi tahun 2013 belum seluruhnya berhasil secara optimal antara lain: SL-PTT terealisasi 3,729 Juta Ha (85,02% dari target 4,386 Juta Ha), dukungan benih bersubsidi hanya terealisasi 45.102 ton setara luas 1,850 juta ha (35,37% dari target 127,5 ribu ton setara luas 5,3 juta ha).

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 27

Penyebab tidak tercapainya target pelaksanaan SL-PTT 100% antara lain karena adanya kebijakan revisi APBN Penghematan Anggaran, masa transisi benih bersubsidi dari sebelumnya bantuan gratis, varietas benih subsidi yang tersedia tidak seluruhnya sesuai keinginan petani, keterlambatan jadwal waktu tanam, dan kehatian-hatian yang sangat tinggi dari para pelaksana di lapangan serta menunggu terbitnya DIPA revisi APBN-P penghematan yang baru terbit 1 Oktober 2013.

Realisasi kegiatan dalam mendukung pencapaian produksi padi tahun 2013 dapat dilihat pada Tabel 6 berikut.

Tabel 6. Realisasi Dukungan Kegiatan Pencapaian Produksi Padi Tahun 2013

Kegiatan Satuan Target Realisasi %

Capaian

Subsidi Harga Benih: Ton 127.500 47.468 37,22

- Padi Inbrida Ton 120.000 45.646 38,04

- Padi Hibrida Ton 7.500 1.821 24,28

Pemberdayaan Penangkar Benih Ha 11.100 9.928 89,44

Perbanyakan Benih Sumber Ha 299 235,5 78,76

Optimalisasi Unit Prosesing Benih Unit 11 10 91,67

Perancangan Metode Pengujian Mutu Benih Metode 9 9 100,00

Sekolah Lapangan Pengelolaan Tanaman Terpadu: Ha 4.385.625 3.728.724 85,02

- Padi Inbrida Sawah Ha 3.746.100 3.215.574 85,84

- Padi Hibrida Ha 128.000 106.562 83,25

- Padi Lahan Kering Ha 511.525 406.585 79,49

Sekolah Lapangan Pengendalian Hama Terpadu Unit 2.020 1.957 96,88

Sekolah Lapangan Iklim Unit 120 116 96,67

Operasional Brigade Proteksi Tanaman Unit 82 82 100,00

Operasional Petugas POPT-PHP/THL-POPT-PHP OB 43.846 42.465 96,85

Perancangan Model Peramalan OPT Model 12 12 100,00

Penerapan/Pengembangan Model Peramalan OPT Provinsi 24 25 104,17

Penyebaran Data dan Informasi Peramalan Serangan OPT data 70 72 102,86

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 28 3.3.1.2 Produksi Jagung

Produksi jagung tahun 2013 (berdasarkan Angka Ramalan II BPS-RI) mencapai 18,510 juta ton pipilan kering. Bila dibandingkan dengan target 19,831 juta ton mencapai 93,34% (berhasil) dan namun bila dibandingkan dengan produksi tahun 2012 mengalami penurunan sebesar 877 ribu ton (4,52%). Sementara itu jika dibandingkan dengan target 2014 sebesar 20,823 juta ton mencapai 88,90%. Tabel 7. Capaian Produksi, Luas Panen dan Produktivitas Jagung Tahun 2013

Uraian Rerata 08-012 ATAP 2012 Target 2013 Target 2014 Realisasi* 2013 % Capaian 2013 Thd. Rerata 07-012 ATAP 2012 Target 2013 Target 2014 Produksi (000 Ton) 17.861 19.387 19.831 20.823 18.510 103,63 95,48 93,34 88,90

Luas Panen (000 Ha) 4.023 3.958 4.038 4.151 3.857 95,87 97,47 95,52 92,93

Produktivitas (Ku/Ha) 44,43 48,99 49,11 50,16 47,99 108,01 97,96 97,72 95,67

Keterangan: * Realisasi tahun 2013 berdasarkan ARAM II BPS-RI

Bila dibandingkan dengan total kebutuhan jagung dalam negeri sebesar 14.387 juta ton pipilan kering, capaian produksi jagung tahun 2013 menunjukkan surplus sebanyak 4,124 juta ton pipilan kering, dengan indeks swasembada mencapai 128,66%. Sedangkan bila dibandingkan dengan surplus jagung tahun 2012 sebesar 3,280 juta ton, capaian surplus jagung tahun 2013 meningkat sebanyak 844 ribu ton (25,73%).

Tabel 8. Neraca Produksi dan Kebutuhan Jagung Tahun 2013

Uraian 2012 2013 Selisih 2013-2012

(Absolut) (%)

Produksi Jagung (Ton Pipilan Kering) 18.961.645 18.510.435 (451.210) 97,62

Kebutuhan (Ton Pipilan Kering) 16.097.111 14.386.500 (1.710.611) 89,37

Surplus/Defisit (Ton Pipilan Kering) 3.279.919 4.123.935 844.016 125,73

Indeks Swasembada (%) 117,80 128,66 10,86 109,22

Keterangan:

Produksi jagung tahun 2011 = ATAP, tahun 2012 = ARAM II BPS-RI

Jumlah penduduk tahun 2011 = 241.095.593 jiwa, tahun 2012 = 244.688.283 jiwa

Perkembangan produksi jagung periode 2008-2013 tumbuh positif, dari 16,317 juta ton pada tahun 2008 menjadi 18,510 juta ton pipilan kering tahun 2013 atau rata-rata tumbuh 2,73% per tahun. Pertumbuhan tersebut disebabkan oleh

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 29

kenaikan produktivitas dari 40,78 ku/ha tahun 2008 menjadi 47,99 ku/ha tahun 2013.

Gambar 3. Trend Perkembangan Produksi Jagung Tahun 2008-2013

Keterangan: *) Produksi jagung tahun 2013 = ARAM II BPS-RI

Penurunan produksi jagung tahun 2013 dibanding tahun 2012 disebabkan karena penurunan luas panen 100 ribu ha (2,53%) dan produktivitas 1 ku/ha (2,04%). Sedangkan faktor penyebab belum tercapainya target 2013 antara lain: luas panen baru mencapai 3,857 juta ha (95,52% dari target) dan produktivitas yang mencapai 47,99 ku/ha dari target 49,11 ku/ha (97,72%). Belum tercapainya target luas panen disebabkan Iklim yang relatif basah, sehingga petani cenderung memilih bertanam padi, terjadi kompetisi dengan komoditas ubikayu di beberapa provinsi (Lampung, Sumut). Sedangkan penurunan produktivitas disebabkan oleh penurunan penggunaan benih unggul bermutu yang hanya mencapai 47,55% dari total luas pertanaman (lebih rendah dari tahun 2012 yang mencapai 61,02% dari total luas pertanaman), curah hujan yang tinggi sehingga penyerbukan tidak optimal.

Penyebab tidak tercapainya target pelaksanaan SL-PTT 100% antara lain karena adanya kebijakan revisi APBN Penghematan Anggaran, masa transisi benih bersubsidi dari sebelumnya bantuan gratis, varietas benih subsidi yang tersedia sebagian tidak sesuai keinginan petani, terbatasnya kemampuan petani untuk membeli benih (hibrida) secara swadaya karena harganya mahal, keterlambatan jadwal waktu tanam, dan kehatian-hatian yang sangat tinggi dari para pelaksana di lapangan serta menunggu terbitnya DIPA revisi penghematan yang baru terbit 1 Oktober 2013.

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 30

Tabel 9. Capaian Produktivitas SL-PTT Jagung Tahun 2013

Komoditi

Produktivitas (Ku/Ha) % Capaian Provitas SL-PTT Thd.

Rerata Nasional (ARAM II)

SL-PTT Rerata Nasional

(ARAM II) Sasaran

Sasaran Realisasi

Jagung Hibrida 47,99 65,00 61,45 112,47 82,71

Belum tercapainya produktivitas jagung di lokasi SL-PTT disebabkan antara lain: belum semua komponen teknologi anjuran dipahami dan diterapkan secara penuh oleh petani karena terbatasnya modal petani, fasilitasi paket bantuan masih terbatas di lokasi Laboratorium Lapangan (LL=1ha per unit), sedangkan di luar LL hanya dibantu benih saja, kurangnya intensitas pengawalan dan pendampingan, kajian kebutuhan dan peluang (KKP) belum dilaksanakan sepenuhnya pada setiap lokasi SL, serta penetapan paket teknologi anjuran belum sepenuhnya berdasarkan hasil analisis kondisi dan potensi lapangan (PRA).

Faktor lainnya yang berkontribusi menjadi penyebab turunnya produktivitas jagung adalah upaya pengamanan pertanaman dari gangguan serangan Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) dan Dampak Perubahan Iklim (DPI). Pada tahun 2013 total luas pertanaman jagung yang puso karena serangan OPT dan DPI seluas 8.627 ha atau 0,22% dari total luas tanam 3,973 juta ha lebih besar 0,11% dibandingkan tahun 2012 seluas 4.388 ha atau 0,11% dari total luas pertanaman 3,994 juta ha. Jenis OPT utama yang menyerang tanaman jagung tahun 2013 meliputi: penggerek batang,penggerek tongkol, ulat grayak, tikus, lalat bibit, dan bulai.

Berbagai kegiatan yang difasilitasi melalui APBN Ditjen Tanaman Pangan tahun 2013 dalam mendukung pencapaian produksi jagung meliputi: penyaluran bantuan benih ( Subsidi Harga Benih, CBN), pemberdayaan penangkar benih, perbanyakan benih sumber/operasional balai benih, operasional pengawasan dan sertifikasi mutu benih, perancangan/pengembangan metode pengujian mutu benih, penerapan sistem mutu laboratorium pengujian benih, uji profisiensi laboratorium pengujian benih, pengujian mutu benih yang beredar di pasar bebas, SL-PTT, SL-PHT, bantuan sarana pengendalian OPT (pestisida padat/cair, seed

treatment), operasional Brigade Proteksi Tanaman, operasional petugas

POPT-PHP/THL-POPT-PHP, perancangan model peramalan OPT, penerapan/pengembangan model peramalan OPT, penyebaran data dan informasi peramalan serangan OPT, serta fasilitasi bantuan sarana panen dan pascapanen (alat pemipil/corn sheller, dan alat pengering/dryer).

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 31

Pelaksanaan dukungan kegiatan APBN Ditjen Tanaman Pangan yang dialokasikan untuk meingkatkan produksi jagung tahun 2013 belum seluruhnya berhasil secara optimal antara lain: SL-PTT terealisasi 195.563 Ha (83,08% dari target 235.380 Ha), dukungan benih bersubsidi hanya terealisasi 970 ton setara luas 38.794 ha (10,21% dari target 9.500 ton setara luas 380 ribu ha).

Tabel 10. Dukungan Kegiatan Pencapaian Produksi Jagung Tahun 2013

Kegiatan Satuan Target Realisasi Capaian %

SL-PTT Jagung Ha 235.380 195.563 83,08

Peningkatan Produksi, Provitas Jagung (MBR di NTT) Ha 10.500 9.000 85,71

Benih Bersubsidi Ton 9.500 970 10,21

Perbanyakan Benih Sumber Ha 123 112 91,06

SL-PHT Unit 315 307 97,46

SL-Iklim Unit 72 72 100,00

Operasional Brigade Proteksi Tanaman Unit 82 82 100,00

Operasional Petugas POPT-PHP/THL-POPT-PHP OB 43.846 42.465 96,85

Perancangan Model Peramalan OPT Model 12 12 100,00

Penerapan/Pengembangan Model Peramalan OPT Provinsi 24 25 104,17

Penyebaran Data dan Informasi Peramalan Serangan OPT data 70 72 102,86

Bantuan Sarana Pascapanen Paket 92 87 94,57

Dokumen terkait