• Tidak ada hasil yang ditemukan

MENGATASI KETERPURUKAN HARGA AYAM RAS HIDUP TINGKAT PETERNAK

Jakarta, Senin 14 September 2015

1. Pemotongan/pengafkiran PS sebanyak 6 juta ekor. Komposisi/mekanisme pemotongan sebagai berikut :

a. Tahap I (pertama) 2 juta ekor

b. Cross monitoring dengan melibatkan unsur pemerintah sebagai bahan pertimbangan pemotongan berikutnya.

2. 13 perusahaan setuju akan memotong/mengafkirkan dengan prosentase yang disepakati.

3. PT Charoen Pokphand akan memotong antara 44-75% atau ± 59%. Menunggu keputusan manajemen lebih kurang 1-2 hari.

4. Pemotongan HE FS 40% dimulai tanggal 9-30 September 2015 dengan pengawasan dilakukan secara cross monitoring yang dievaluasi secara berkala oleh GPPU.

5. Kualitas pengawasan dalam pemotongan tersebut di atas harus ditingkatkan dengan cara cross monitoring dari semua unsur

-46 -

pembibit dan pemerintah

6. Semua perusahaan yang akan impor bibit harus bergabung dengan GPPU karena ke depan akan dilibatkan dalam penerbitan rekomendasi ekspor/impor

7. GPPU diharapkan segera mengadakan Munas/Munas Luar Biasa agar terbentuk pengurus yang diterima oleh seluruh anggota.

8. Rapat selanjutnya akan dibuat aturan pendukung dari hulu sampai hilir. Misal hulu akan diintegrasikan dengan program SPR (Sentra Peternakan Rakyat).

Demikian kesepakatan ini dibuat untuk dapat dilaksanakan. Kami yang bersepakat,

PT Charoen Pokphand Ttd an. Jemmy PT Japfa Comfeed Indonesia Ttd an. Harwanto PT Wonokoyo Jaya Corp Ttd an. Heri Setiawan PT Malindo Ttd an. Rewin PT Satwa Borneo Ttd an. Tri Susanto PT Cibadak Indah Sari Ttd an. Suping Susanto PT Reza Perkasa Ttd an. Samsul Arif PT Expravet Nasuba Ttd an. Paulus S PT CJ-PIA Ttd an. J H Park PT Hybro Indonesia Ttd an. Lilik Widjaja PT Taat Indah Bersinar Ttd an. Tjandra CV Missouri Ttd an. Richard

-47 -

Mengetahui,

Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Ttd

Dr. Ir. Muladno, MSA

NIP. 196108241986031001

Catatan : Penebalan huruf dari tim investigator sebagai bentuk penekanan

23.16.3 Bahwa perjanjian diatas merupakan bukti perjanjian kartel. Terbukti tujuan dari kesepakatan tersebut adalah untuk mengatasi keterpurukan harga ayam ras. Definisi kartel dalam hokum persaingan di Indonesia diatur dalam Pasal 11 UU Nomor 5 tahun 1999, sebagai berikut; “Pelaku usaha dilarang membuat perjanjian, dengan pelaku usaha pesaingnya, yang bermaksud untuk mempengaruhi harga dengan mengatur produksi dan atau pemasaran suatu barang dan atau jasa, yang dapat mengakibatkan terjadinya prAktak monopoli dan atau persaingan usaha tidak sehat”. Sementara pengertian kartel menurut OECD reports tahun 2000 kartel dapat didefinisikan sebagai berikut: “Hard core” cartels are anticompetitive agreements by competitors to fix prices, restrict output, submit collusive tenders, or divide or share markets”.3 Bahwa berdasarkan definisi kartel diatas, kesepakatan yang dibuat oleh 12 pelaku usaha merupakan perjanjian tertulis dan masuk dalam bukti hard core cartel. Bukti lain diperkuat berdasarkan Peraturan Komisi Nomor 04 tahun 2010 tentang Kartel. Berdasarkan pedoman yang dikeluarkan oleh KPPU, kartel terjadi apabila suatu kelompok perusahaan dalam suatu industri tertentu yang seharusnya bersaing satu sama lain, tetapi mereka setuju untuk melakukan koordinasi

3 Diunduh dari http://www.oecd.org/competition/cartels/2752129.pdf, OECD Reports, Hard Core Cartel, Competition Law & Policy OECD, hal. 6

-48 -

kegiatannya dengan mengatur produksi, pembagian wilayah, kolusi tender dan kegiatan-kegiatan anti persaingan lainya, sehingga mereka dapat menaikkan harga dan memperoleh keuntungan di atas harga yang kompetitif. --- 23.16.4 Kesepakatan yang dibuat oleh 12 pelaku usaha diatas

merupakan bukti direct evidence sebagaimana yang dilarang dalam Undang-Undang Nomor 5 tahun 1999. Adanya pengaturan produksi yang dilakukan secara bersama-sama (dengan pelaku usaha pesaing) merupakan tindakan antipersaingan. Pengaturan

produksi dilakukan dengan cara

pemotongan/pegafkiran PS sebanyak 6 juta ekor dan pemotongan HE FS 40% telah mengakibatkan hilangnya produk DOC FS dipasar perbuatan tersebut sudah sangat jelas dilarang dalam hokum persaingan Karena dengan hilangnya DOC FS maka harga DOC FS akan meningkat sesuai dengan hokum permintaan dalam ilmu ekonomi. Bahwa tujuan dari kesepakatan

tersebut sudah dangat jelas, yaitu “untuk mengatasi

keterpurukan harga ayam ras”. Terbukti secara jelas dan tegas bahwa kesepakatan yang dilakukan oleh 12 pelaku usaha merupakan tindakan antipersaingan yang sangat dilarang dalam hukum persaingan karena termasuk hard core cartel. --- 23.16.5 Bahwa kesepakatan yang dilakukan oleh 12 pelaku

usaha merupakan bukti perjanjian kartel (direct evidence) dan tidak dikecualikan dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999. --- 23.16.6 Berikut analisa tim Investigator: --- 23.16.6.1 Inisiator Pengurangan Supply. Bahwa

terdapat rasa ketidakpercayaan data supply dan demand yang dimiliki antara pelaku usaha dan pemerintah. Berdasarkan fakta tersebut dilakukan kesepakatan untuk membentuk tim ad

-49 -

hoc yang terdiri dari unsur pemerintah dan pelaku usaha. Berdasarkan keterangan Saksi, Sdr. Musbar selaku Sekretaris tim ad hoc, tim ad hoc tidak pernah mengeluarkan rekomendasi untuk dilakukan afkir PS produktif: ---

Penebalan huruf adalah penekanan dari tim investigator

23.16.6.2 Bahwa berdasarkan keterangan saksi Sdr. Musbar, tim ad hoc yang dibentuk hanya bertugas untuk menghitung jumlah supply dan demand, tim ad hoc tidak dapat menyimpulkaan apakah terjadi over supply atau tidak. Bahkan berdasarkan keterangan saksi diatas rekomendasi afkir dini bukan berasal dari Tim Ad Hoc. --- 23.16.6.3 Bahwa setelah tim ad hoc tidak

menghasilkan data yang diharapkan,

pelaku usaha menyarankan

dilakukannya audit data oleh pihak ketiga selaku lembaga audit independen. Berdasarkan fakta persidangan audit data yang dimaksud belum pernah dilaksanakan tetapi eksekusi terhadap pengurangan supply sudah lebih dulu berjalan berdasarkan keterangan saksi-saksi dibawah ini. --- BAP saksi pemerintah, Sdr. Muladno :

23.16.6.4 Bahwa berdasarkan keterangan Saksi diatas, Pemerintah belum pernah

-50 -

melakukan audit data, bahwa benar pemerintah menunjuk PT SAI Global namun yang dihasilkan barulah hasil sementara yang tidak dapat menyimpulkan data apapun. Keterangan lebih lanjut diperkuat oleh PT SAI Global. --- BAP Saksi PT SAI Global, sebagai berikut:

23.16.6.5 Bahwa berdasarkan keterangan diatas, diketahui PT SAI merupakan pihak ketiga yang ditunjuk untuk melakukan audit oleh pemerintah. Dirjen PKH memberikan pekerjaan paket penyusunan modul atau manual, berdasarkan jenis pekerjaan tersebut PT SAI Global hanya merancang pengumpulan data bukan melakukan audit data supply dan demand. Berdasarkan keterangan diatas didapatkan fakta bahwa PT SAI Global juga pernah memiliki klien dari perusahaan ungags yaitu PT Japfa Comfeed Indonesia, Tbk. Bahwa mekanisme penunjukan PT SAI Global

-51 -

menjadi pihak ketiga yang melakukan

audit besar kemungkinan

direkomendasikan oleh PT Japfa Comfeed Indonesia, Tbk. Bahwa berdasarkan keterangan diatas pekerjaan PT SAI Global baru selesai pada akhir September 2015, sementara kesepakatan dilakukan pada tanggal 14 September 2015, dengan demikian terbukti ide pengurangan supply

bukan rekomendasi dari Pemerintah. - 23.16.6.6 Bukti ide rekomendasi bukan dari

Pemerintah juga dikuatkan dengan tidak adanya pegangan data yang dimiliki oleh pemerintah khususnya data demand. Berikut pengakuan Dirjen PKH dalam persidangan: ---

23.16.6.7 Bahwa berdasarkan keterangan diatas, terbukti Pemerintah tidak memilki data khususnya untuk data demand. Pemerintah juga belum pernah melakukan audit terkait apakah betul klaim over supply telah terjadi. --- 23.16.6.8 Bahwa benar terdapat permasalahan

-52 -

harga jual LB dan mengusulkan agar supply dipasar dikurangi. Pada akhir tahun 2014, para peternak melakukan demo termasuk kepada 2 market leader, yaitu PT Charoen Pokphand dan PT Japfa Comfeed Indonesia. Bahwa berdasarkan bukti surat, usulan tersebut direspond dengan wacana dilakukannya afkir PS produktif. Bahwa tim investigator menilai hal tersebut tidaklah relevan mengingat permasalahan ditingkat peternak tersebut masih banyak alternative lain seperti subsidi pakan, pemisahan pasar peternak dengan perusahaan integrasi, pendirian koperasi dan lain sebagainya. Bahwa kemudian Berdasarkan bukti surat, kedua pelaku usaha setuju untuk dilakukan pengurangan supply. Berikut inti pokok dalam surat tersebut: (vide Bukti Dokumen Surat Pernyataan Peternak terhadap 2 market leader) --- 1 Sepakat untuk menunda kenaikan

pakan ternak;

2 Sepakat untuk mengurangi chick in internal sebesar 12%-18% dari 2014 sampai Maret 2015;

3 Sepakat untuk mendukung program jangka pendek perbaikan kondisi perunggasan Indonesia yaitu dengan mengurangi supply DOC FS dengan cara penarikan telur tetas dari mesin tetas sebesar 20% dan jika diperlukan pengurangan DOC FS hingga sebesar 35%;Sepakat untuk mendukung program jangka

-53 -

menengah perbaikan kondisi perunggasan Indonesia chick in PS dan DOC ditunda, pemotongan PS growing, pemotongan PS produksi, dan afkir dini 35 minggu;

4 Sepakat untuk mendukung kenaikan harga live bird;

5 Sepakat untuk mendukung pengaturan impor GPS (ini usulan yang sama dengan PT Charoen Pokphand Indonesia, Tbk;

6 Sepakat untuk Tbk sepakat dan mengusulkan untuk cutting di tingkat PS dan GPS secara proporsional, perusahaan besar cutting dengan jumlah yang lebih besar dibandingkan perusahaan yang lebih kecil.

23.16.6.9 Bahwa berdasarkan bukti surat diatas, terbukti bahwa rencana untuk dilakukan afkir PS produktif telah ada sejak akhir tahun 2014 dan disetujui oleh kedua market leader. --- 23.16.6.10 Bahwa berdasarkan keterangan BAP

terlapor I didapat pengakuan sebagai berikut: ---

-54 -

23.16.6.11 Bahwa berdasarkan keterangan Terlapor I diatas, perusahaan meyakini telah terjadi over supply mulai dari tahun 2014 dan 2015. Keyakinan tersebut hanya berdasarkan pada rendahnya harga DOC. Selain berdasarkan bukti keterangan terlapor I, bukti adanya over supply juga diakui oleh terlapor I dalam Laporan Tahunan Tahun 2015. Atas permasalahan adanya over supply tersebut perseroan tidak menolak untuk melakukan afkir PS produktif bersama-sama. Perseroan hanya protes terkait porsentase jumlah PS yang akan diafkir. Terbukti dalam poin nomor 3 kesepakatan tanggal 14 September 2015. Bahwa bukti-bukti diatas, terbukti PT Charoen Pokphand, Tbk untuk telah memiliki niat untuk melakukan pengurangan supply. --- 23.16.6.12 Bahwa berdasarkan bukti dokumen dari

terlapor II, terlapor II telah memiliki data supply setidak-tidaknya mulai dari

-55 -

tahun 2008. Berdasarkan laporan tahunan PT Japfa Comfeed Indonesia,Tbk, terlapor II memiliki pengetahuan data DOC Nasional dari GPPU. Data tersebut meliputi data estimasi dan data realisasi produksi DOC. Data tersebut selalu digunakan oleh PT Japfa Comfeed Indonesia, Tbk hingga tahun 2013. Berikut data estimasi dan realisasi produksi DOC: (vide, Dokumen Laporan Tahunan PT Japfa Comfeed Indonesia, Tbk). ---

23.16.6.13 Bahwa berdasarkan data table diatas terbukti data yang dimiliki GPPU merupakan data yang akurat, setidaknya terdapat kesamaan antara data estimasi dan data produksi terlihat pada tahun 2009 dan 2010. Tim invertigator menggunakan data tersebut karena pihak GPPU tidak koperatif memberikan data. Adanya bukti terlapor II selalu merujuk data GPPU menjadi

-56 -

bukti bahwa Terlapor II memiliki pengetahuan supply. --- 23.16.6.14 Bahwa ketidakwajaran kemudian

terlihat pada Laporan Tahunan tahun 2014 dan 2015, PT Japfa Comfeed Indonesia, Tbk yang awalnya selalu menggunakan data GPPU sebagai acuan dalam Laporan tahunannya untuk data produksi DOC, pada tahun 2014 tidak lagi dicantumkan. (vide, Laporan Tahun 2007 s.d 2013 PT Japfa Comfeed Indonesia, Tbk). --- 23.16.6.15 Bahwa tidak adanya data dalam laporan

tahun 2014 dan 2015 menjadi sesuatu hal yang tidak wajar karena pada waktu yang sama PT Japfa Comfeed Indonesia, Tbk melaporkan telah terjadi over supply dalam laporan tahun 2014 dan 2015. Bahwa tidak adanya data supply yang digunakan oleh terlapor II dalam melaporkan terjadinya over supply menjadikan bukti bahwa terdapat suatu perencanaan. Bahw tidak dimasukannya data produksi DOC pada tahun 2014 dan 2015 menjadi bukti bahwa over supply hanyalah rumor yang digunakan untuk mengurangi supply. --- 23.16.6.16 Bahwa berdasarkan bukti dokumen,

ditemukan fakta, Terlapor II telah telah mengetahui perhitungan jumlah PS produktif yang diafkir sebesar 6-7 juta sebelum tanggal 14 September 2015, berikut pengakuannya dalam BAP: ---

-57 -

23.16.6.17 Bahwa berdasarkan keterangan diatas, Terlapor II telah mengetahui jumlah PS yang akan diafkir dari dokumen power poin yang dibuat tim ad hoc. Pada saat pemeriksaan persidangan dokumen yang dimiliki oleh Tim ad hoc sempat diperlihatkan dan dibandingkan dimuka persidangan dengan dokumen yang dipegang oleh Terlapor II dan ditemukan fakta bahwa dalam dokumen Terlapor II telah terdapat tulisan tangan perhitungan angka, sementara dokumen yang diperlihatkan oleh tim Ad Hoc tidak terdapat tulisan tangan perhitungan angka. Berdasarkan bukti tersebut, Terlapor II terbukti memiliki pengetahuan lebih besar dibandingan tim ad hoc. Bukti bahwa tim ad hoc tidak memiliki pengetahuan angka

-58 -

didasarkan pada pengakuan tim ad hoc dalam BAP, sebagai berikut: ---

23.16.6.18 Bahwa berdasarkan keterangan diatas, terbukti bahwa tim ad hoc tidak pernah mengeluarkan angka. Bahwa bukti diatas memperkuat bukti sebelumnya yaitu bukti dokumen, berdasarkan 2 bukti tersebut terdapat kesesuaian bahwa Terlapor II sengaja melempar rumor over supply DOC pada akhir tahun 2014, kemudian dikuatkan dengan laporan tahunan dan mengusulkan solusi dari over supply tersebut hanya pengurangan supply DOC secara bersama-sama. Bahwa dengan demikian terbukti PT Japfa Comfeed Indonesia sebagai inisiator pengurangan supply. --- 23.16.6.19 Bahwa sampai dengan berakhirnya

Perpanjangan Pemeriksaan Lanjutan tidak diketahui data supply dan demand secara pasti. Bahwa berdasarkan keterangan saksi, Sdr. Musbar selaku Sekretaris Tim Ad Hoc, tim ad hoc tidak pernah mengeluarkan rekomendasi untuk dilakukan afkir PS produktif: ---

-59 -

23.16.6.20 Bahwa berdasarkan keterangan tersebut, terbukti perencanaan afkir PS produktif bukan dari Tim Ad Hoc. Kemudian berdasarkan keterangan Saksi PT SAI Global, PT SAI Global sebelum bulan September 2015 tidak pernah melakukan survey terkait populasi ayam dan melaporkan kepada Pemerintah: ---

23.16.6.21 Bahwa kemudian, jikalaupun PT SAI Global pernah melakukan survey terkait populasi ayam ras pada bulan September 2015, data tersebut tidak dapat dipergunakan dengan alasan data yang dibuat hanya manual modul saja, sebagaimana disampaikan dalam BAP saksi PT SAI Global sebagai berikut: ---

23.16.7 Bahwa berdasarkan keterangan saksi diatas, PT SAI Global juga tidak memiliki kapasitas untuk melakukan olah data yang hasilnya untuk menggambarkan suatu populasi memiliki kelebihan/kekurangan. Bahwa modul data yang dibuat oleh PT SAI Global juga tidak dapat menggambarkan populasi atau supply dan demand,

-60 -

sebagaimana disampaikan dalam kesaksiannya pada pemeriksaan tanggal 18 Mei 2016 sebagai berikut: ----

23.16.8 Bahwa berdasarkan keterangan-keterangan saksi PT SAI Global terbukti tidak memberikan usulan afkir PS produktif. --- 23.16.9 Bahwa data terkait supplay dan demand ayam broiler

belum pernah ada dan over supply yang diklaim hanya didasarkan berdasarkan harga dan asumsi sebagaimana disampaikan oleh Ir. H Don Poerjono Utojo, MBA dalam kesaksiannya dalam pemeriksaan tanggal 20 Jun 2016 sebagai berikut: ---

23.16.10 Bahwa berdasarkan pemeriksaan Saksi Ir. H Don Poerjono Utojo, MBA pemerintah juga tidak memiliki data supply dan demand ayam broiler sebagaimana tercatat dalam BAP. Bahwa indikator klaim over supply didasarkan pada harga yang berakibat pada keuntungan yang berkurang sebagaimana dalam keterangan Saksi peternak Sdr. Tri Hardiyanto sebagai berikut: ---

-61 -

23.16.11 Bahwa berdasarkan keterangan Saksi peternak diatas, indikator over supply hanya berdasarkan pada komponen harga. Komponen lain seperti data supply dan demand datanya tidak jelas. Bahwa berdasarkan keterangan saksi fakta diatas, terbukti over supply hanyalah rumor. --- 23.17 Tentang adanya free will dalam kesepakatan. ---

23.17.1 Bahwa berdasarkan bukti dokumen, kesepakatan pada tanggal 14 September 2015 dihadiri oleh pelaku usaha pemegang ijin impor. Namun hanya 12 pelaku usaha yang menandatangani perjanjian pengurangan supply, perjanjian tersebut ditandatangani oleh perwakilan masing-masing perusahaan. Bahwa kesepakatan tersebut merupakan hasil dari rapat pembahasan permasalahan dan solusi yang dilakukan oleh para perusahaan pembibitan. --- 23.17.2 Bahwa kesepakatan dibuat berdasarkan free will dan

keinginan para terlapor untuk melakukan afkir PS produktif. Terbukti berdasarkan keterangan saksi, Sdr. Musbar sebagai berikut: ---

-62 -

23.17.3 Bahwa berdasarkan keterangan Saksi diatas Pemerintah hanya bersifat sebagai fasilitator. Semua kesepakatan merupakan usulan dan pembahasan bersama dan disetujui bersama. Bukti keterangan Sdr. Musbar juga diperkuat oleh keterangan pemerintah melalui Dirjen PKH, sebagai berikut: ---

23.17.4 Bahwa berdasarkan keterangan diatas, terbukti yang mengajukan dan meyakini terjadinya over supply adalah para pelaku usaha. Pelaku usaha berinisiatif mengusulkan afkir PS produktif akibat dari adanya over supply, pemerintah hanya bertindak sebagai fasilitator. Bahwa berdasarkan keterangan diatas, pelaku usaha yang menandatangani kesepakatan tidak ada yang menolak. Pelaku usaha hanya memprotes mengenai pembagian proporsinya. --- 23.17.5 Bahwa bukti diatas juga dikuatkan oleh keterangan

-63 -

23.17.6 Bahwa berdasarkan keterangan Terlapor II diatas, terbukti bahwa para terlapor tidak menolak kesepakatan afkir PS produktif. Protes atau penolakan hanya terjadi terkait porsentase jumlah PS produktif yang akan diafkir. Menurut keterangan Terlapor II, para pelaku usaha hanya protes dan berdebat mengenai porsentase afkir PS produktif yang akan dikenakan. --- 23.17.7 Bahwa berdasarkan keterangan saksi Sdr. Cecep

Moch Wahyudin menyatakan telah mengingatkan para Terlapor bahwa tindakan pengurangan supply secara bersama-sama merupakan tindakan yang salah, berikut dalam BAP persidangan: ---

23.17.8 Bahwa berdasarkan bukti keterangan diatas, Saksi telah mengingatkan beberapa pelaku usaha yang

-64 -

menjadi terlapor dalam perkara a quo bahwa tindakan pengurangan supply secara bersama-sama merupakan tindakan yang salah. --- 23.17.9 Bahwa berdasarkan bukti-bukti diatas, terbukti para

Terlapor setuju untuk melakukan pengurangan supply dengan cara afkir PS produktif secara bersamaan. --- 23.18 Tentang Pengaturan Produksi DOC FS. --- 23.18.1 Bahwa berdasarkan keterangan saksi, dalam dunia

usaha breeder afkir PS produktif sudah biasa dilakukan perbedaannya dengan afkir PS produktif perkara a quo adalah perbuatan afkir PS perkara a quo dilakukan secara bersamaan dengan pelaku usaha pesaing. Berikut pengakuan saksi dalam BAP:

23.18.2 Bahwa keterangan Saksi diatas juga diakui oleh Terlapor VI, dalam BAP, sebagai berikut: ---

-65 -

23.18.3 Bahwa berdasarkan keterangan Saksi dan Terlapor diatas, terbukti bahwa kegiatan afkir PS produktif merupakan kegiatan yang biasa dilakukan oleh para breeder. Kemudian mengapa tindakan tersebut harus dilakukan secara bersama-sama? Pasti terdapat motivasi lain sehingga kegiatan afkir PS produktif dilakukan secara bersama-sama. --- 23.18.4 Bahwa kesepakatan yang dibuat para terlapor tanggal

14 September 2015 memiliki 2 tujuan utama, yaitu mengurangi Produksi DOC FS dan mengatasi keterpurukan harga. Bahwa tujuan mengurangi supply berawal dari adanya pemahaman telah terjadi over supply untuk itu, tim Investigator akan menguji apakah over supply benar-benar terjadi. Bahwa idealnya untuk melakukan uji tersebut dibutuhkan data supply dan demand. Bahwa sampai berakhirnya pemeriksaan perkara a quo para pihak tidak berkoperatif dalam memberikan data-data. Tim Investigator menilai data supply sudah seharusnya ada, sampai dengan berakhirnya proses pemeriksaan data supply (produksi DOC FS Nasional) tidak didapatkan karena pihak-pihak yang memegang data tersebut tidak kooperatif. Pihak yang dimaksud diantaranya adalah Pihak Pemerintah cq Dirjen PKH dan GPPU. Bahwa Bahwa berdasarkan fakta tersebut, tim investigator menggunakan analisis berdasarkan data yang tersedia. --- 23.19 Tentang Data Produksi DOC FS Para Terlapor Tahun 2013 s.d

2015. --- 23.19.1 Bahwa berdasarkan bukti dokumen laporan produksi

DOC FS para terlapor, berikut perbandingan rincian produksi DOC FS para terlapor mulai dari tahun 2013 sampai dengan 2015: ---

-66 -

23.19.2 Bahwa berdasarkan data jumlah DOC FS yang dihasilkan oleh para Terlapor tidak dapat mewakili seluruh jumlah produksi DOC FS secara nasional. Namun sebagai bahan pertimbangan merujuk pada data DOC FS Nasional tahun 2013 yang dikeluarkan oleh GPPU dalam laporan tahunan terlapor II didapat hasil perbandingan jumlah produksi DOC FS para terlapor adalah 71.4 % dari produksi nasional. Bahwa berdasarkan data tersebut dapat jadikan dasar apakah terdapat lonjakan produksi pada tahun 2014 dan 2015. Bahwa berdasarkan data produksi DOC FS para Terlapor diketahui porsentase pertumbuhan sebagai berikut: ---

-67 -

Catatan: Bar Hitam merupakan porsentase penurunan sementara Bar putih porsentase kenaikan. Urutan angka merupakan representasi Terlapor. PT Hybro Indonesia tidak memberikan data produksi DOC FS

23.19.3 Bahwa berdasarkan bukti chart diatas, pertumbuhan DOC FS dapat disimplkan tidak terdapat lonjakan pertumbuhan. Bahkan 2 market leader masuk dalam kategori negative yang artinya produksi DOC FS mengalami penurunan pertumbuhan. Hanya terdapat 6 pelaku usaha yang masuk dalam kategori positif mengalami pertumbuhan produksi DOC FS. Bahwa berdasarkan bukti diatas tidak dapat disimpulkan

telah terjadi “OVER” supply DOC FS pada tahun 2015

karena pertumbuhan produksi DOC FS masih dalam kategori wajar jika dibandingkan dengan porsentase pertumbuhan tahun 2014, Terbukti 6 pelaku usaha termasuk 2 market leader masuk dalam kategori negatif. --- 23.20 Data Produksi DOC FS Para Terlapor 2015 (Laporan dalam

bulan). --- 23.20.1 Bahwa berdasarkan bukti laporan produksi DOC FS

para Terlapor tahun 2015, digambarkan pada chart akan membentuk pola sebagai berikut: ---

-68 -

23.20.2 Bahwa berdasarkan data diatas terlihat pergerakan produksi DOC FS dari para Terlapor mulai dari bulan Januari 2015 sampai dengan September 2015 memiliki kesamaan pola yaitu turun naik. Sementara pada bulan oktober sampai dengan bulan desember pola baru terbentuk yaitu produksi DOC FS melonjak naik secara berturut-turut. Fakta tersebut membuktikan bahwa adanya tindakan afkir PS produktif yang dilakukan oleh para Terlapor tidak berdampak pada out put produksi DOC FS dipasar. Bahwa berdasarkan chart diatas terbukti garis linear tidak turun pada bulan Oktober, November dan Desember, artinya pengurangan supply yang dilakukan oleh para Terlapor tidak benar-benar dilakukan atau beberapa dari Terlapor telah memiliki ready stock PS produktif (terdapat unsur kesengajaan). Bahwa berdasarkan chart diatas, terbukti bahwa supply DOC FS pada tahun 2015 relatif dalam kondisi stabil. --- 23.21 Perhitungan porsentase Afkir PS Produktif. ---

Dokumen terkait