• Tidak ada hasil yang ditemukan

mengelola, dan menampilkan data”

Berikut adalah contoh pengaksesan data pada DBMS dengan SQL  yang secara umum terdiri dari 4 hal:

1. Memasukkan data (insert ) 2. Mengubah data (update) 3. Menghapus data (delete) 4. Menampilkan data ( select )

2.14. Pengertian Analisis

P I E C E S

Untuk mengidentifikasi masalah, maka harus dilakukan analisis terhadap kinerja, ekonomi, pengendalian, efisiensi, dan pelayanan atau yang sering disebut dengan analisis  PIECES . Menurut Al Fatta (2007) mengatakan bahwa analisis PIECES yaitu :

1. Analisis Kinerja Sistem ( Performance)

Kinerja adalah suatu kemampuan sistem dalam menyelesaikan tugas dengan cepat sehingga sasaran dapat segera tercapai. Kinerja diukur dengan jumlah  produksi (throughput ) dan waktu yang digunakan untuk menyesuaikan  perpindahan pekerjaan (response time).

2. Analisis Informasi ( Information)

Information merupakan hal penting karena dengan informasi tersebut pihak manajemen (marketing ) dan user  dapat melakukan langkah selanjutnya. 3. Analisis Ekonomi ( Economy)

Pemanfaatan biaya yang digunakan dari pemanfaatan informasi. Peningkatan terhadap kebutuhan ekonomis mempengaruhi pengendalian  biaya dan peningkatan manfaat.

4. Analisis Pengendalian (Control )

Analisis ini digunakan untuk membandingkan sistem yang dianalisa  berdasarkan pada segi ketepatan waktu, kemudahan akses, dan ketelitian

data yang diproses.

5. Analisis Efisiensi ( Efficiency)

Efisiensi berhubungan dengan bagaimana sumber tersebut dapat digunakan secara optimal. Operasi pada suatu perusahaan dikatakan efisien atau tidak  biasanya didasarkan pada tugas dan tanggung jawab dalam melaksanakan

kegiatan.

6. Analisis Pelayanan (Service)

Peningkatan pelayanan memperlihatkan katagori yang beragam. Proyek yang dipilih merupakan peningkatan pelayanan yang lebih baik bagi manajemen (marketing ), user   dan bagian lain yang merupakan symbol kualitas dari suatu sistem informasi.

2.15. Rancangan Pengujian

Metode pegujian yang digunakan dalam penelitian adalah  Black Box Testing . Pengujian  Black Box  memungkinkan perekayasa perangkat lunak mendapatkan serangkaian kondisi input yang sepenuhnya menggunakan semua  persyaratan fungsional untuk semua program. Kebenaran perangkat lunak yang diuji hanya dilihat berdasarkan keluaran yang dihasilkan dari data atau kondisi masukkan yang diberikan untuk fungsi yang ada tanpa melihat bagaimana proses untuk mendapatkan keluaran tersebut. Dari keluaran yang dihasilkan kemampuan

 program dalam memenuhi kebutuhan pemakai dapat diukur sekaligus dan dapat diketahui kesalahan-kesalahannya.

Uji coba dengan  Black Box  pada sistem ini bertujuan untuk menentukan fungsi cara beroperasinya, apakah pemasukan data keluaran telah berjalan sebagaimana yang diharapkan. Langkah pengujian ini menggunakan dua kasus uji yaitu apabila sistem berjalan sesuai dengan harapan dan apabila terjadi kesalahan input. (Tumimomor  dkk, 2013).

Uji coba black box  berusaha untuk menemukan kesalahan dalam beberapa kategori diantaranya :

1. Fungsi-fungsi yang salah atau hilang 2. Kesalahan interface

3. Kesalahan dalam struktur data atau akses database eksternal  4. Kesalahan performa

5. kesalahan inisialisasi dan terminasi

Kelebihan menggunakan pengujian metode Black box:

1.  Black box testing dapat menguji keseluruhan fungsionalitas perangkat lunak.

2.  Black box testing dapat memilih subset test yang secara efektif. Dengan cara pengujian  Black box  juga dapat membantu memaksimalkan testing investment .

Kelemahan menggunakan pengujian metode Black box:

1. Ketika user menggunakan Black box testing, user tidak akan pernah yakin apakah perangkat lunak yang diuji telah benar-benar lolos diuji.

2. Tidak sampai level code, sehingga tester tidak mengetahui level security dari software tersebut.

3. Metodologi Penelitian 3.1 Objek Penelitian

Penulis melaksanakan penelitian pada Perusahaan Perseroan (Persero) PT Perkebunan Nusantara VII Unit Usaha WayBerulu merupakan Badan Usaha Milik  Negara (BUMN) sektor Perkebunan Indonesia salah satu Unit dari 28 Unit Usaha yang dikelola PT Perkebunan Nusantara VII (Persero) dan berada dalam wilayah Distrik Way Sekampung yang mengolah bahan baku lateks menjadi karet remah  bermutu tinggi dan terletak didesa Kebagusan, Kecamatan Gedongtataan,

Kabupaten Pesawaran.

3.2 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang dilakukan penulis dalam penelitian ini adalah: 1. Wawancara (Interview)

Pengumpulan data dengan metode interview yaitu metode pengumpulan data dengan cara tanya jawab secara langsung.

2. Pengamatan (Observation)

Metode pengumpulan data dengan cara pengamatan dan pencatatan secara langsung. Mempelajari segala sesuatu yang berhubungan dengan sistem yang akan dibangun.

3. Dokumentasi (Documment)

Merupakan metode pengumpulan data dengan cara membaca, mencatat, mengutip dan mengumpulkan data data secara teoritis dari buku - buku dan internet sebagai landasan penyusunan penelitian.

3.3 Kerangka Pemecahan Masalah Menggunakan Analisis

P I E C E S

1.  Performance

Pengolahan data yang ditulis berpotensi menimbulkan kesalahan dalam  pemrosesan data serta dibackup kedalam Microsoft excel beban kerja lebih  berat karena pemrosesan yang berulang.

2.  Information

3.  Economics

Analisis ekonomi merupakan motivasi paling umum dari suatu proyek dan  persoalan ekonomi dan peluang berkaitan dengan masalah biaya. Karena  jumlah keuntungan yang ditentukan per produk biasanya hanya berupa  perkiraan kasar saja, sehingga belum pasti diketahui jumlah dalam

kuantitas biaya tersebut seberapa besar untung yang diperoleh. 4. Control

Pengendalian atau disebut juga dengan keamanan, tugas bisnis perlu dikontrol dan dibetulkan. Dokumen perhitungan kuantitas biaya dapat dengan mudah hilang dan diambil oleh orang-orang yang tidak berwenang. 5.  Efficiency

Efisiensi menyangkut bagaimana menghasilkan output sebanyak- banyaknya dengan input  yang sekecil mungkin. Membutuhkan waktu yang cukup lama dalam proses pencatatan dan jumlah kuantitas biaya yang masih ditulis tangan ke dalam sebuah buku besar dan spredsheet .

6. Service

Peningkatan dalam hal pelayanan yang diberikan oleh sistem persediaan  jumlah barang yang hanya memperhitungkan kuantitas biaya total bahan  baku, biaya overhead dan biaya tenaga kerja. Proses perhitungan secara manual ini, dapat menyebabkan beberapa kendala yaitu presentase keuntungan yang tidak pasti.

Tabel 3.1 Tabel Analisis

Pieces

Analisis Sistem lama Sistem Baru

 Performance - Sistem lama masih menggunakan cara manual yaitu pencatatan dalam  buku besar dan spredsheet .

- Aplikasi sistem dapat menginputkan data  persediaan

Tabel 3.1 Tabel Analisis

Pieces

(Lanjutan)

Analisis Sistem lama Sistem Baru

- Tidak adanya sistem  pencatatan bukti laporan  persediaan. metode  EOQ ( Economical Order Quantity) sehingga dapat mempermudah dalam menentukan kuantitas biaya. - Karyawan dapat mencetak bukti laporan kuantitas biaya kapan saja.

 Information - Tidak adanya bukti  permintaan persediaan dan  jumlah barang. - Karyawan dapat mencetak dan mengetahui bukti  permintaan persediaan yang sesuai.

 Economy - Pemborosan dalam

 penyimpanan data sehingga mengakibatkan kesalahan dalam menentukan jumlah kuantitas biaya.

- Membutuhkan kuantitas  biaya dalam pembuatan

sistem persediaan.

Control - Tidak adanya bukti tentang  berapa banyak barang yang

tersedia.

- Adanya bukti

mengenai berapa banyak serta jumlah barang.  Effeciency - Dalam mencatat data

 barang dan jumlah barang

- Karyawan dapat menginputkan serta

Tabel 3.1 Tabel Analisis

Pieces

(Lanjutan)

Analisis Sistem lama Sistem Baru

sering terjadi kekeliruan karna masih dicatat dalam buku besar dan spredsheet .

menentukan jumlah barang menggunakan metode  EOQ ( Economical Order Quantity) sehingga dapat menghasilkan data yang sesuai.

Service - Pelayanan terhadap  penyajian data-data masih lambat dikarnakan oleh  penyimpanan yang masih kurang dan menggunakan  buku besar dan spredsheet .

- Penyajian data-data cepat, dikarenakan  penyimpanan sudah menggunakan metode  EOQ ( Economical Order Quantity) sehingga memudahkan dalam menentukan kuantitas biaya.

Kesimpulan dari analisis  PIECES   yaitu bahwa sistem lama dinilai kurang dapat mendukung kebutuhan perusahaan karena bersifat sederhana dan dilakukan dengan cara manual yaitu masih dicatat dalam buku besar dan  spredsheet . Hal ini menyebabkan lambat atau sulitnya mendapatkan informasi persediaan. Dan akan sangat menyulitkan untuk dapat menghasilkan laporan yang cukup detail dan akurat setiap harinya hal itu disebabkan karena data-data yang dimasukkan masih dapat menyebabkan kesalahan dan lain sebagainya.

3.4. Alat Yang Digunakan Dalam Penelitian

Dalam sistem informasi manajemen inventory material pada PTPN VII Unit Wayberulu diperlukan  software dan hardware sebagai penunjang kebutuhan  pembuatan sistem tersebut diantaranya:

3.4.1. Perangkat Keras

Spesifikasi minimal prangkat keras (hardware) yang digunakan dalam  pengembangan sistem persediaan ini yaitu terdiri dari:

1.  Processor Dual Core 2.6 Ghz 

2.  Random Accses Memory (RAM) 2 GB

3. Monitor LCD 15 Inch dengan resolusi 1280 x 800 pixel. 4.  Harrdisk 320 GB

5.  Keyboard, Keyboard, dan Mouse .

6. CPU , Motherboard dan Power Supply 12 Volt 35 Ampere

3.4.2. Perangkat Lunak

Spesifikasi perangkat lunak yang dibutuhkan dalam perancangan sistem informasi akuntansi persediaan bahan baku CV Aneka Printing adalah sebagai  berikut:

1. Sistem operasi Microsoft Windows 7  2. Database SQL Yog Enterprise 7.14 3. Program aplikasi NetBeans IDE 7.0.

3.5. Usulan Penelitian 3.5.1 Kerangka pemikiran

3.5.2 Tahapan Penelitian Kajian Literatur  - Jurnal - Skripsi - Buku Pengumpulan Data - Observasi - Wawancara - Dokumentasi Identifikasi - Definisi Masalah - Lingkup Penelitian

Tahap 1 : STUDI PUSTAKA DAN LITERATUR

Penelitian Terdahulu Wawancara Bagian Gudang

Tahap 2 : ANALISIS DATA

Desain Sistem

Desain Fisik

Tahap 3 :PEMODELAN DESAIN

Black Box  Tahap 4 : Pengujian Kesimpulan Saran Tahap 5 : PENUTUP TAHAPAN PENELITIAN    P    R    O    B    L    E    M    I    D    E    N    T    I    F    I    C    A    T    I    O    N    I    N    T    E    R    V    E    N    T    I    O    N    E    V    A    L    U    A    T    I    O    N    R    E    F    L    E    C    T    I    O    N    &    L    E    A    R    N    I    N    G User  Interface Desain Konsep

Desain Logik Diagram

Konteks & DFD Konseptual

1. Tahap 1 : Studi Literatur dan Identifikasi

Kajian literatur mengenai penelitian ini didapat dari jurnal, web, pages dan  buku. Studi literatur dilakukan untuk mendapatkan data yang valid. Setelah itu dilakukan identifikasi terhadap objek penelitian dengan definisi masalah dan lingkup penelitian.

2. Tahap 2 : Analisis Data

Analisis data berguna untuk mengetahui masalah-masalah dan bagaimana cara penyelesaiannya sehingga sistem yang akan kita buat bermanfaat. Data-data yang dibuat yaitu dari penelitian terdahulu.

3. Tahap 3 : Pemodelan Sistem

Tahapan ini melakukan pemodelan atau desain yang terdiri dari perancangan arsitektur sistem yaitu merancang sistem yang akan kita bangun.

4. Tahap 4 : Pengujian

Tahapan ini merupakan tahapan pengujian terhadap program yang sudah kita  buat apakah sesuai dengan kebutuhan atau tidak. Tahapan pengujian ini

menggunakan pengujian black box. 5. Tahap 5 : Penutup

Kemudian pada tahap ini memberikan isi dari kesimpulan dan saran terhadap  penelitian yang sudah dibuat.

3.6 Sistem Berjalan

3.6.1 Alur Sistem Berjalan

Berdasarkan dari data yang diperoleh alur kerja sistem informasi manajemen inventory pada PTPN VII Unit Wayberulu yang sedang berjalan dapat dilihat pada keterangan dibawah ini :

1. Dimulai dari barang masuk kegudang.

2. Admin gudang membuatkan LPB (Laporan Penerimaan Barang). 3. LPB (Laporan Penerimaan Barang) diperlihatkan ke bagian afdeling.

4. Afdeling membuat permintaan barang kegudang sesuai LPB (Laporan Penerimaan Barang).

5. Admin gudang membuat permintaan bon.

6. Permintaan bon dan LPB (Laporan Penerimaan Barang) diserahkan manajer, bon di acc manajer.

7. Permintaan bon di acc manajer, kemudian diserahkan ke afdeling untuk di tandatangani oleh admin gudang.

8. Setelah di tandatangani oleh afdeling, permintaan bon asli di simpan oleh admin gudang, sedangkan yang copy disimpan oleh afdeling.

Ket : LPB (Laporan Penerimaan Barang)

3.7 Desain Sistem

Desain sistem adalah proses pengembangan spesifikasi sistem baru  berdasarkan rekomendasi hasil analisis sistem. Desain sistem dilaksanakan

dalam 2 tahap yaitu tahap desain logic dan desain fisik. 1. Desain

Logic 

Desain logic  menggambarkan bagaimana diagram konteks dan data flow diagram untuk rancangan sistem yang diusulkan.

a. Desain

Logic 

 Diagram Konteks

Diagram konteks adalah gambaran umum yang menjelaskan kegiatan keseluruhan proses sistem secara garis besar berdasarkan prosedur persediaan  barang.

Ket : LPB (Laporan Penerimaan Barang)

b. Desain

Logic 

 Data Flow Diagram

 (DFD)

Level 0

Diagram ini untuk mengetahui bagaimana sistem informasi manajemen inventory pada PTPN VII Unit Wayberulu.

Ket : LPB (Laporan Penerimaan Barang)

c. Desain

Logic 

 Data Flow Diagram

 (DFD)

Level 1

Diagram ini merupakan penjabaran yang menggambarkan proses-proses yang terdapat dalam sistem.

Ket : LPB (Laporan Penerimaan Barang)

Gambar 3.6

Data F low Diagr am

 Level 1

3.8

E ntity Relationship Diagram

(ERD)

Ket : LPB (Laporan Penerimaan Barang)

Dokumen terkait