• Tidak ada hasil yang ditemukan

Mengenai Tindakan Panitia Lelang; 1 Bahwa dalam LHPL, Tim Pemeriksa menyimpulkan Panitia Tender

Dalam dokumen KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA Tahun 2009 (Halaman 33-39)

TENTANG HUKUM

1.8 Mengenai Tindakan Panitia Lelang; 1 Bahwa dalam LHPL, Tim Pemeriksa menyimpulkan Panitia Tender

telah memfasilitasi PT Daya Mulia Turangga JO PT Jati Luhur dan PT Ratu Biru Sejati JO PT Buana Karya Tirta sebagai pemenang tender dalam bentuk: --- 1.8.1.1 melibatkan staf lain dalam proses pendaftaran, sehingga Pemilik dan Direktur Utama PT Bara Resi Sakti yang tidak pernah memberikan kuasa maupun mendaftarkan diri, terdaftar dan bisa lolos sebagai salah satu peserta yang memasukkan penawaran;--- 1.8.1.2 Panitia Tender yang juga menerima pendaftaran dari

seorang Kepala Wilayah suatu perusahaan mengakibatkan PT Jedds Constructs, PT Ratu Biru Sejati, dan PT Buana Karya Tirta bisa lolos sebagai peserta yang memasukkan penawaran;--- 1.8.2 Bahwa Panitia Tender tidak menyampaikan bantahan maupun

pembelaan terhadap kesimpulan Tim Pemeriksa tersebut; --- 1.8.3 Bahwa meskipun Panitia Tender tidak menyampaikan bantahan, namun Majelis Komisi tidak menemukan bukti bahwa tindakan yang dilakukan oleh Panitia Tender tersebut mengakibatkan hanya PT Jedds Constructs, PT Ratu Biru Sejati dan PT Buana Karya Tirta saja yang dapat mendaftar dan memasukkan penawaran; --- 1.8.4 Bahwa dengan demikian Majelis Komisi berpendapat tindakan

Panitia Tender sebagaimana diuraikan dalam butir 1.8.1 bagian Tentang Hukum diatas merupakan kelalaian Panitia Tender dalam menjalankan tugasnya melakukan proses tender;--- 2. Menimbang bahwa berdasarkan fakta-fakta tersebut dan dikaitkan dengan dugaan pelanggaran terhadap ketentuan Pasal 22 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999, maka Majelis Komisi menilai pemenuhan unsur-unsur pasal sebagai berikut: --- 2.1 Bahwa ketentuan Pasal 22 Undang-Undang No 5 Tahun 1999 menyatakan

Pelaku usaha dilarang bersekongkol dengan pihak lain untuk mengatur dan atau menentukan pemenang tender sehingga dapat mengakibatkan terjadinya persaingan usaha tidak sehat”; --- 2.2 Bahwa Pasal 22 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 mengandung unsur-

unsur sebagai berikut: --- 2.2.1 Pelaku Usaha: ---

halaman 34 dari 40

SALINAN

2.2.1.1 Bahwa yang dimaksud pelaku usaha berdasarkan Pasal 1 angka 5 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 adalah orang perorangan atau badan usaha, baik yang berbentuk badan hukum atau bukan badan hukum yang didirikan dan berkedudukan atau melakukan kegiatan dalam wilayah hukum negara Republik Indonesia, baik sendiri maupun bersama-sama melalui perjanjian, menyelenggarakan berbagai kegiatan usaha dalam bidang ekonomi; --- 2.2.1.2 Bahwa pelaku usaha yang dimaksud dalam perkara ini adalah Terlapor I: PT Ratu Biru Sejati JO PT Buana Karya Tirta, Terlapor II: PT Daya Mulia Turangga, Terlapor III: PT Daya Mulia Turangga JO PT Jati Luhur, Terlapor IV: PT Bara Resi Sakti dan Terlapor V: PT Jedds Constructs yang merupakan badan usaha berbentuk Perseroan Terbatas (PT) dan atau JO (Joint Operation), melakukan kegiatan ekonomi di Indonesia dan menjadi peserta tender Proyek Pekerjaan Pembangunan/ Peningkatan Jalan dan Jembatan Kabupaten Lebong Provinsi Bengkulu Tahun Anggaran 2008 - 2009,;--- 2.2.1.3 Bahwa dengan demikian unsur pelaku usaha telah

terpenuhi; --- 2.2.2 Bersekongkol dengan pihak lain untuk mengatur dan atau

menentukan pemenang tender:--- 2.2.2.1 Bahwa yang dimaksud dengan bersekongkol berdasarkan Pedoman Pasal 22 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 adalah kerjasama yang dilakukan oleh pelaku usaha dengan pihak lain atas inisiatif siapapun dan dengan cara apapun dalam upaya memenangkan peserta tender tertentu; --- 2.2.2.2 Bahwa berdasarkan Pedoman Pasal 22 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999, persekongkolan dapat terjadi dalam tiga bentuk yaitu:---

2.2.2.2.1 Persekongkolan horizontal adalah

persekongkolan yang terjadi antara pelaku usaha atau penyedia barang dan jasa dengan

halaman 35 dari 40

sesama pelaku usaha atau penyedia barang dan jasa pesaingnya; ---

2.2.2.2.2 Persekongkolan vertikal adalah

persekongkolan yang terjadi antara salah satu atau beberapa pelaku usaha atau penyedia barang dan jasa dengan panitia tender atau panitia lelang atau pengguna barang dan jasa atau pemilik atau pemberi pekerjaan;--- 2.2.2.2.3 Gabungan dari persekongkolan horizontal

dan vertikal adalah persekongkolan antara panitia tender atau panitia lelang atau pengguna barang dan jasa atau pemilik atau pemberi pekerjaan dengan sesama pelaku usaha atau penyedia barang dan jasa;--- 2.2.2.3 Bahwa berdasarkan Pedoman Pasal 22 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999, yang dimaksud dengan pihak lain adalah para pihak (vertikal dan horizontal) yang terlibat dalam proses tender yang melakukan persekongkolan tender baik pelaku usaha sebagai peserta tender dan/atau subjek hukum lainnya yang terkait dengan tender tersebut; --- 2.2.2.4 Bahwa yang dimaksud pihak lain dalam perkara a quo

adalah Terlapor VI: Panitia Tender dan Terlapor VII: Zulkarnain Syidik sebagaimana diuraikan dalam butir 1.1.6 dan 1.1.7 bagian Tentang Hukum; --- 2.2.2.5 Bahwa untuk persekongkolan vertikal dapat diuraikan

sebagai berikkut: --- 2.2.2.4.1 Bahwa dalam perkara a quo, Panitia Tender mengusulkan pemenang tender dan akhirnya disetujui oleh Pejabat Pembuat Komitmen, yaitu: PT Daya Mulia Turangga JO PT Jati Luhur di Paket I, dan PT Ratu Biru Sejati JO PT Buana Karya Tirta di Paket II; --- 2.2.2.4.2 Bahwa selama proses tender, Panitia Tender

telah melakukan kelalaian yaitu menempatkan orang yang bukan termasuk

halaman 36 dari 40

SALINAN

anggota Panitia Tender pada saat proses pendaftaran sehingga siapapun bisa leluasa mendaftarkan diri, dan juga menerima pendaftaran dari seorang Kepala Wilayah suatu perusahaan mengakibatkan PT Jedds Contructs, PT Ratu Biru Sejati, dan PT Buana Karya Tirta bisa lolos sebagai peserta yang memasukkan penawaran; --- 2.2.2.4.3 Bahwa kelalaian yang dilakukan Panitia

Tender tersebut mengakibatkan PT Ratu Biru Sejati JO PT Buana Karya Tirta, PT Daya Mulia Turangga, PT Bara Resi Sakti dan PT Jedds Constructs dapat leluasa mengikuti tender hingga memasukkan penawaran, namun faktanya terdapat 2 (dua) perusahaan lain yang juga memasukkan penawaran, sehingga kelalaian tersebut bukan merupakan bukti kuat tindakan memfasilitasi yang dilakukan oleh Panitia Tender; --- 2.2.2.4.4 Bahwa terkait dengan Zulkarnain Syidik,

Majelis Komisi tidak menemukan bukti kuat adanya tindakan Zulkarnain Syidik secara pribadi dalam perkara a quo sebagaimana diuraikan dalam butir 1.7 bagian Tentang Hukum; --- 2.2.2.4.5 Bahwa dengan demikian, Majelis Komisi

berpendapat tidak ditemukan bukti kuat adanya persengkongkolan vertikal yang dilakukan oleh Panitia Tender dengan peserta tender;--- 2.2.2.6 Bahwa untuk persekongkolan horizontal dapat diuraikan sebagai berikut: --- 2.2.2.4.6 Bahwa untuk mengatur pemenang, PT Ratu Biru Sejati JO PT Buana Karya Tirta, PT Daya Mulia Turangga, PT Bara Resi Sakti, dan PT Jedds Constructs telah bekerjasama

halaman 37 dari 40

dan melakukan persaingan semu dengan cara melakukan persesuaian dokumen dan sengaja mengalah dalam proses tender di Paket II sebagaimana diuraikan dalam butir 1.3 sampai dengan butir 1.5 bagian Tentang Hukum; --- 2.2.2.4.7 Bahwa Majelis Komisi tidak menemukan

adanya afiliasi, persesuaian dokumen dan atau tindakan sengaja mengalah dalam proses tender di Paket I; --- 2.2.2.4.8 Bahwa terkait dengan Zulkarnain Syidik,

Majelis Komisi berpendapat tidak ditemukan bukti kuat adanya tindakan Zulkarnain Syidik secara pribadi dalam perkara a quo

sebagaimana diuraikan dalam butir 1.7 bagian Tentang Hukum; --- 2.2.2.4.9 Bahwa dengan demikian persekongkolan

horizontal hanya ditemukan di proses tender Paket II yang dilakukan oleh PT Ratu Biru Sejati JO PT Buana Karya Tirta, PT Daya Mulia Turangga, PT Bara Resi Sakti, dan PT Jedds Constructs; --- 2.2.2.7 Bahwa dengan demikian, unsur bersekongkol dengan

pihak lain untuk mengatur dan atau menentukan pemenang tender terpenuhi; --- 2.2.3 Terjadinya persaingan usaha tidak sehat: ---

2.2.3.1 Bahwa yang dimaksud persaingan usaha tidak sehat berdasarkan Pasal 1 angka 6 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 adalah persaingan antar pelaku usaha dalam menjalankan kegiatan produksi dan atau pemasaran barang dan atau jasa yang dilakukan dengan cara tidak jujur atau melawan hukum atau menghambat persaingan usaha; --- 2.2.3.2 Bahwa tidak adanya persaingan atau terjadinya persaingan

semu yang dilakukan oleh Terlapor I: PT Ratu Biru Sejati JO PT Buana Karya Tirta, Terlapor II: PT Daya Mulia

halaman 38 dari 40

SALINAN

Turangga, Terlapor IV: PT Bara Resi Sakti dan Terlapor V: PT Jedds Constructs dalam proses tender Paket II merupakan cara bersaing yang tidak jujur dan menghambat persaingan;--- 2.2.3.3 Bahwa dengan demikian, unsur terjadinya persaingan

usaha tidak sehat terpenuhi; --- 3. Menimbang bahwa berdasarkan LPHL dan alat bukti yang diperoleh serta mengacu pada ketentuan Pasal 35 huruf e Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999, Majelis Komisi memberikan saran dan pertimbangan kepada Bupati Lebong agar: 3.1 Memberikan teguran kepada Panitia Tender terkait dengan kelalaian yang telah dilakukan sebagaimana dimaksud dalam butir 1.8 bagian Tentang Hukum, sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku; --- 3.2 Melakukan proses tender dengan mengacu pada Keppres Nomor 80 Tahun 2003 dan mempertimbangkan prinsip-prinsip persaingan usaha yang sehat; - 4. Menimbang bahwa berdasarkan LPHL dan alat bukti yang diperoleh serta

mengacu pada ketentuan Pasal 35 huruf e Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999, Majelis Komisi memberikan saran dan pertimbangan kepada Komisi agar Komisi merekomendasikan BPK (Badan Pemeriksa Keuangan) untuk memeriksa perkara ini, khususnya mengenai harga penawaran pemenang pada Paket II yang mendekati OE (99,76%); --- 5. Menimbang bahwa sebelum memutuskan perkara ini, Majelis Komisi

memperhatikan hal-hal sebagai berikut: --- 5.1 Bahwa selama proses pemeriksaan, Terlapor II: PT Daya Mulia Turangga, Terlapor III: PT Daya Mulia Turangga JO PT Jati Luhur, Terlapor IV: PT Bara Resi Sakti dan Terlapor VI: Panitia Tender bertindak kooperatif; --- 5.2 Bahwa Terlapor IV: PT Bara Resi Sakti mengakui meminjamkan dokumen ke PT Buana Karya Tirta, namun tidak pernah memberikan kuasa kepada siapapun untuk mengikuti tender di Provinsi Bengkulu; --- 5.3 Bahwa Terlapor II: PT Daya Mulia Turangga, Terlapor III: PT Daya Mulia Turangga JO PT Jati Luhur, Terlapor IV: PT Bara Resi Sakti, dan Terlapor VII: Zulkarnain Syidik mengakui kesalahannya dan berjanji tidak akan mengulangi perbuatannya;--- 6. Menimbang bahwa perkara ini tidak dalam ruang lingkup kegiatan dan atau perbuatan dan atau perjanjian yang dikecualikan sebagaimana dimaksud Pasal 50 huruf a Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999;---

halaman 39 dari 40

7. Menimbang bahwa berdasarkan pertimbangan-pertimbangan di atas, maka mengingat Pasal 43 ayat (3) Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999, Majelis Komisi: ---

MEMUTUSKAN:

1. Menyatakan Terlapor I: PT Ratu Biru Sejati JO PT Buana Karya Tirta,

Dalam dokumen KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA Tahun 2009 (Halaman 33-39)

Dokumen terkait