• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pada kalimat di atas, afiks me-kan diimbuhkan pada bentuk dasar

hilang yang diawali fonem /h/ sehingga muncul nasal /ng/, tetapi fonem /h/ tetap diwujudkan. Afiks me-kan pada kalimat tersebut menyatakan makna menyebabkan jadi yang disebut kata dasarnya, dan diimbuhkan pada kata kerja yang menyatakan keadaan. Menghilangkan memiliki makna membuat jadi hilang. Pada kalimat di atas membuat jadi hilang segala

bottleneck.

Paragraf 9, kalimat 1: Kita perlu mengingatkan ini, sebab terkait pelaksanaan amnesti, misalnya, meski animo wajib pajak sangat besar, risiko capaian program tak sesuai harapan sehingga mengancam fiskal masih ada.

Pada kalimat di atas, afiks me-kan diimbuhkan pada bentuk dasar ingat

yang diawali fonem /i/ sehingga muncul nasal /ng/, tetapi fonem /i/ tetap diwujudkan. Afiks me-kan pada kalimat tersebut menyatakan makna menyebabkan jadi yang disebut kata dasarnya. Mengingatkan artinya menjadikan ingat. Pada kalimat tersebut yang menjadikan ingat adalah kita sebagai subjek.

Kalimat 2: Di lapangan, masih banyak laporan ketidaksiapan dan pelayanan aparat yang mengecewakan.

Pada kalimat di atas, afiks me-kan diimbuhkan pada bentuk dasar

kecewa yang diawali dengan fonem /k/ sehingga muncul nasal /ng/, fonem /k/ tidak diwujudkan tetapi disenyawakan dengan bunyi nasal /ng/. Afiks me-kan pada kalimat di atas menyatakan makna menyebabkan jadi yang disebut kata dasarnya. Mengecewakan artinya menjadikan kecewa. Pada kalimat di atas, yang menjadikan kecewa adalah masih banyak laporan ketidaksiapan dan pelayanan aparatnya.

Paragraf 10, kalimat 2: Tanpa kesiapan ini, bukan tak mungkin banjir likuiditas bukan menggerakkan sektor riil, melainkan sebaliknya justru mengancam stabilitas makroekonomi.

Pada kalimat di atas, afiks me-kan diimbuhkan pada bentuk dasar gerak

yang diawali dengan fonem /g/ sehingga muncul nasal /ng/, tetapi fonem /g/ tetap diwujudkan tidak disenyawakan. Afiks me-kan pada kalimat tersebut menyatakan makna menyebabkan jadi yang disebut kata dasar. Menggerakkan pada kalimat tersebut artinya menjadikan bergerak sektor riil, mengubah keadaan sektor riil. Pada kalimat di atas, banjir likuiditas bukan menjadikan bergerak sektor riil, melainkan sebaliknya justru mengancam stabilitas makroekonomi.

2. Afiks me-i

Paragraf 4, kalimat 1: Rupiah terus mengalami penguatan, mendekati Rp 13.000 per dollar AS, kendati otoritas moneter kemungkinan tak menghendaki apresiasi rupiah terlalu cepat agar tak mencederai daya saing ekspor.

Pada kalimat di atas, afiks me-i diimbuhkan pada bentuk dasar alam

yang diawali fonem /a/ sehingga muncul nasal /ng/, fonem /a/ tetap diwujudkan karena merupakan huruf vokal. Afiks me-i pada kalimat di atas menyatakan makna merasai (menjalani, menanggung). Mengalami artinya menjalani, menanggung penguatan. Pada kalimat di atas yang merasai/menanggung penguatan adalah nilai rupiah.

Afiks me-i juga diimbuhkan pada bentuk dasar dekat yang diawali fonem /d/ sehingga muncul nasal /n/. Fonem /d/ tetap diwujudkan. Afiks me-i menyatakan makna menyebabkan jadi yang disebut kata dasarnya. Mendekati artinya membuat jadi dekat. Pada kalimat di atas maksudnya membuat rupiah jadi dekat terhadap nilai Rp 13.000 per Dollar AS.

Nasal /ng/ muncul akibat afiks me-i diimbuhkan pada bentuk dasar

hendak yang diawali fonem /h/, fonem /h/ tetap diwujudkan. Afiks me-i pada kalimat di atas menyatakan makna merasa pada. Menghendaki

artinya merasa ingin (berkehendak). Konteks pada kalimat di atas adalah otoritas moneter kemungkinan tak merasa ingin (berkehendak) apresiasi rupiah terlalu cepat agar tak mencederai daya saing ekspor.

Afiks me-i yang diimbuhkan pada bentuk dasar cedera menghasilkan bunyi nasal /n/ karena bentuk dasar cedera diawali fonem /c/, fonem /c/ tetap diwujudkan. Afiks me-i pada kalimat di atas menyatakan makna menyebabkan jadi yang disebut kata dasarnya. Mencederai artinya membuat jadi cedera. Pada kalimat di atas maksudnya membuat jadi cedera daya saing ekspor.

Paragraf 6, kalimat 1: Bagaimana kita menyikapi ini?

Pada kalimat di atas, afiks me-i diimbuhkan pada bentuk dasar sikap yang diawali fonem /s/ sehingga muncul nasal /ny/, fonem /s/ tidak diwujudkan melainkan disenyawakan dengan bunyi nasal /ny/. Afiks me-i pada kalimat tersebut menyatakan makna melakukan atau berbuat sesuatu pada. Menyikapi artinya bersikap terhadap. Konteks kalimat di atas adalah menanyakan (interogatif), bagaimana kita bersikap terhadap (ini)? Ini merujuk pada kalimat sebelumnya.

3. Afiks pe-an

Paragraf 3, kalimat 2: Penguatan indeks juga ditopang kinerja keuangan korporasi yang cukup impresif.

Pada kalimat di atas, afiks pe-an diimbuhkan pada bentuk dasar kuat

yang diawali fonem /k/ sehingga muncul nasal /ng/, fonem /k/ tidak diwujudkan melainkan disenyawakan dengan bunyi nasal /ng/. Afiks pe-an pada bentuk dasar kuat menyatakan makna proses. Penguatan artinya proses menguatkan, dalam kalimat tersebut proses menguatkan indeks juga ditopang kinerja keuangan korporasi yang cukup impresif.

Paragraf 4, kalimat 1: Rupiah terus mengalami penguatan, mendekati Rp 13.000 per dollar AS, kendati otoritas moneter kemungkinan tak menghendaki apresiasi rupiah terlalu cepat agar tak mencederai daya saing ekspor.

Pada kalimat di atas, afiks pe-an diimbuhkan pada bentuk dasar kuat

yang diawali fonem /k/ sehingga muncul nasal /ng/, fonem /k/ tidak diwujudkan melainkan disenyawakan dengan bunyi nasal /ng/. Afiks pe-an pada bentuk dasar kuat menyatakan makna proses. Penguatan dalam kalimat di atas artinya rupiah mengalami proses menguatkan.

Paragraf 5, kalimat 2: Membaiknya sentimen bisnis diharapkan juga diikuti menguatnya kepercayaan konsumen yang didukung penguatan daya beli dan stabilnya kurs rupiah serta harga-harga.

Pada kalimat di atas, afiks pe-an diimbuhkan pada bentuk dasar kuat

yang diawali fonem /k/ sehingga muncul nasal /ng/, fonem /k/ tidak diwujudkan melainkan disenyawakan dengan bunyi nasal /ng/. Afiks pe-an pada bentuk dasar kuat menyatakan makna proses, pada kalimat itu artinya proses menguatkan daya beli dan stabilnya kurs rupiah serta harga-harga. Paragraf 6, kalimat 3: Selain risiko eksternal seperti perlambatan ekonomi global, efek Brexit, kebijakan suku bunga AS yang bisa memicu sentimen negatif, arus masuk dana asing yang menopang penguatan di bursa juga rentan berbalik jika ternyata ekspetasi mereka pada faktor domestik, termasuk kinerja kabinet, ternyata meleset.

Pada kalimat di atas, bentuk dasar kuat yang diawali dengan fonem /k/ memperoleh imbuhan pe-an, sehingga menghasilkan nasal /ng/. Fonem /k/ tidak diwujudkan melainkan disenyawakan dengan bunyi nasal /ng/. Imbuhan pe-an tersebut menyatakan makna proses menguat di bursa juga rentan berbalik jika ternyata ekspetasi mereka pada faktor domestik, termasuk kinerja kabinet, ternyata meleset.

Paragraf 7, kalimat 1: Risiko pembalikan sangat besar mengingat investasi portofolio sifatnya jangka pendek dan kepemilikan asing yang sangat besar (sekitar 60 persen di bursa saham dan 40 persen di SUN) yang sewaktu-waktu bisa hengkang.

Pada kalimat di atas, afiks pe-an diimbuhkan pada bentuk dasar balik

yang diawali fonem /b/ sehingga muncul nasal /m/, fonem /b/ tetap diwujudkan dan tidak disenyawakan dengan bunyi nasal. Afiks pe-an pada

kalimat tersebut menyatakan makna proses. Pembalikan artinya proses membalikkan. Konteks kalimat di atas adalah risiko proses membalikkan sangat besar mengingat investasi portofolio sifatnya jangka pendek dan kepemilikan asing yang sangat besar (sekitar 60 persen di bursa saham dan 40 persen di SUN) yang sewaktu-waktu bisa hengkang.

Tabel 4.6 Penasalan pada Kolom Tajuk Rencana

“UU yang Rawan Disalahgunakan” Kompas Edisi Rabu, 3 Agustus 2016

Afiks Penggalan kalimat Para graf Nasal Makna Imbuhan m n ny ng nge me-kan Ada kekhawatiran pemerintah menyalahgunakan UU itu 2  Melakukan salah guna UU DKN itu memberikan keleluasaan 2  Melakukan yang disebut bentuk dasarnya Pemerintah untuk memberlakukan keadaan darurat 2  Menjadikan berlaku Dengan memberlakukan keadaan darurat 2  Menjadikan berlaku Pemerintah dimungkinkan untuk menangguhkan kebebasan sipil 2  Membuat jadi tangguh (tertunda) Pemerintah pun dimungkinkan untuk mengirimkan tentara 2  Melakukan yang disebut kata dasarnya akan Dan mendapatkan persetujuan parlemen Malaysia 3  Membuat jadi (mendapat) Memberikan kekuasaan yang sangat besar kepada pemerintah 3  Melakukan yang disebut bentuk dasarnya UU DKN akan menggantikan ISA 4  Melakukan yang disebut bentuk dasarnya

UU DKN akan menggantikan ISA 5  Melakukan yang disebut bentuk dasarnya Banyaknya kalangan di dalam negeri Malaysia yang memojokkan PM Najib Razak 5  Menjadikan berada di (pojok)

Yang dituduh telah

menggelapkan dana 1 Malaysia Development Berhad 5  Melakukan yang disebut bentuk dasarnya

Kita tidak boleh

membiarkan lembaga-lembaga 7  Melakukan yang disebut bentuk dasarnya me-i UU itu diperlukan untuk memerangi terorisme 1  Melakukan perang terhadap terorisme Dimaksudkan untuk memerangi terorisme yang semakin berkembang 2  Melakukan perang terhadap terorisme Indonesia pun pernah mengalaminya semasa Komando Pemulihan Keamanan dan Ketertiban 6  Merasai pada masa Kopkamtib pe-an Melakukan penangkapan- penangkapan 2  Peristiwa (penangkapan) Diajukan oleh pemerintahan Perdana Menteri 3  Proses (memerintah) Semasa Komando Pemulihan Keamanan dan Ketertiban 6  Hal (memulihkan) Jumlah :10 :3 :1 :5  Keterangan:  : Penasalan tepat X : Penasalan tidak tepat

1. Afiks me-kan

Paragraf 2, kalimat 1: Walaupun UU Dewan Keamanan Nasional (DKN) dimaksudkan untuk memerangi terorisme yang semakin berkembang akhir-akhir ini, ada kekhawatiran pemerintah menyalahgunakan UU itu.

Pada kalimat di atas, afiks me-kan diimbuhkan pada bentuk dasar salah guna yang merupakan gabungan kata. Bentuk dasar salah guna diawali fonem /s/ sehingga muncul nasal /ny/, fonem /s/ tidak diwujudkan melainkan disenyawakan dengan bunyi nasal /ny/. Afiks me-kan menyatakan makna menyebabkan jadi yang disebut kata dasarnya. Menyalahgunakan artinya membuat jadi salah guna. Konteks pada kalimat di atas, yang berfungsi sebagai subjek adalah pemerintah, predikat adalah membuat jadi salah guna, dan objeknya adalah UU Dewan Keamanan Nasional (DKN).

Paragraf 2, kalimat 2: Oleh karena, UU DKN itu memberikan keleluasaan kepada pemerintah untuk memberlakukan keadaan darurat ini berpotensi melanggar hak asasi manusia.

Pada kalimat di atas, afiks me-kan diimbuhkan pada bentuk dasar beri

yang diawali dengan fonem /b/ sehingga muncul nasal /m/, fonem /b/ tidak diluluhkan tetapi tetap diwujudkan. Afiks me-kan pada kalimat tersebut menyatakan makna ‘melakukan yang disebut kata dasarnya akan’. Memberikan pada kalimat di atas artinya UU DKN memberi akan keleluasaan kepada pemerintah.

Selain itu, afiks me-kan juga diimbuhkan pada bentuk dasar berlaku

yang diawali fonem /b/ yang merupakan kata kerja keadaan yang berbentuk kata jadian. Afiks me-kan pada bentuk dasar berlaku

memunculkan nasal /m/, fonem /b/ tetap diwujudkan. Makna yang didapatkan adalah menyebabkan jadi yang disebut kata dasarnya, memberlakukan pada kalimat tersebut artinya menjadikan berlaku keadaan darurat ini berpotensi melanggar hak asasi manusia.

Paragraf 2, kalimat 3: Dengan memberlakukan keadaan darurat, pemerintah dimungkinkan untuk menangguhkan kebebasan sipil di wilayah yang dianggap berada dalam situasi darurat.

Afiks me-kan diimbuhkan pada bentuk dasar berlaku yang diawali fonem /b/ sehingga memunculkan nasal /m/, fonem /b/ tetap diwujudkan. Makna yang didapatkan adalah menyebabkan jadi yang disebut kata dasarnya, memberlakukan pada kalimat tersebut artinya menjadikan berlaku keadaan darurat.

Pada bentuk dasar tangguh, afiks me-kan memunculkan nasal /n/ karena bentuk dasar tangguh diawali fonem /t/, fonem /t/ tidak diwujudkan melainkan disenyawakan dengan nasal /n/. Makna yang didapatkan adalah makna menyebabkan jadi yang disebut kata dasarnya. Menangguhkan pada kalimat tersebut artinya membuat jadi tangguh (tertunda) kebebasan sipil di wilayah darurat. Subjek kalimat di atas adalah pemerintah.

Paragraf 2, kalimat 4: Selain itu, pemerintah pun dimungkinkan untuk mengirimkan tentara dan melakukan penangkapan-penangkapan.

Pada kalimat di atas, afiks me-kan diimbuhkan pada bentuk dasar kirim

yang diawali fonem /k/ sehingga memunculkan nasal /ng/, fonem /k/ tidak diwujudkan melainkan disenyawakan dengan nasal /ng/. Afiks me-kan menyatakan makna melakukan yang disebut bentuk dasar. Mengirimkan pada kalimat tersebut artinya melakukan kirim akan (tentara). Pada kalimat di atas, yang berfungsi sebagai subjek adalah pemerintah dan yang berfungsi sebagai objek adalah tentara. Pemerintah yang melakukan kirim akan tentara dan melakukan penangkapan-penangkapan.

Paragraf 3, kalimat 1: UU DKN yang diajukan oleh pemerintahan Perdana Menteri Najib Razak, dan mendapatkan persetujuan parlemen Malaysia pada bulan Desember 2015, memberikan kekuasaan yang sangat besar kepada pemerintah untuk berbuat nyaris apa saja dengan alasan keamanan nasional.

Pada kalimat di atas, afiks me-kan diimbuhkan pada bentuk dasar dapat

diwujudkan. Makna afiks me-kan pada kalimat tersebut adalah melakukan yang disebut kata dasarnya akan. Mendapatkan artinya mendapat akan persetujuan parlemen Malaysia. Pada kalimat di atas, yang mendapat persetujuan parlemen Malaysia adalah UU DKN yang diajukan pemerintahan Perdana Menteri Najib Razak.

Pada bentuk dasar beri yang diawali fonem /b/ muncul nasal /m/, fonem /b/ tetap diwujudkan tidak mengalami peluluhan. Makna yang didapat sama dengan makna pada bentuk dasar dapat yaitu melakukan yang disebut kata dasarnya akan. Memberikan artinya memberi akan kekuasaan yang besar. Pada kalimat di atas, yang memberi kekuasaan besar adalah UU DKN yang diajukan oleh Perdana Menteri Najib Razak.

Paragraf 4, kalimat 3: Ada kekhawatiran yang sangat besar bahwa UU DKN akan menggantikan ISA yang dicabut pada tahun 2011.

Pada kalimat di atas, afiks me-kan diimbuhkan pada bentuk dasar ganti

yang diawali fonem /g/ sehingga muncul nasal /ng/, fonem /g/ tetap diwujudkan. Makna yang didapatkan adalah melakukan yang disebut kata dasarnya akan. Menggantikan pada kalimat tersebut artinya UU DKN mengganti akan ISA yang dicabut pada tahun 2011.

Paragraf 5, kalimat 1: Kekhawatiran bahwa UU DKN akan menggantikan ISA itu dilandasi oleh banyaknya kalangan di dalam negeri Malaysia yang memojokkan PM Najib Razak, yang dituduh telah menggelapkan dana 1 Malaysia Development Berhad, lembaga dan investasi Pemerintah Malaysia.

Pada kalimat di atas, afiks me-kan diimbuhkan pada bentuk dasar ganti

yang diawali fonem /g/ sehingga muncul nasal /ng/, fonem /g/ tetap diwujudkan. Makna yang didapatkan adalah melakukan yang disebut kata dasarnya akan. Menggantikan pada kalimat tersebut artinya UU DKN mengganti akan (ISA).

Afiks me-kan pada bentuk dasar pojok menyebabkan munculnya nasal /m/ karena diawali fonem /p/, fonem /p/ disenyawakan dengan nasal /m/ tersebut. Memojokkan pada kalimat di atas memiliki makna menjadikan

berada di pojok. Konteks pada kalimat di atas adalah bahwa banyak kalangan di dalam negeri Malaysia yang menempatkan PM Najib Razak dalam keadaan tidak enak.

Pada bentuk dasar gelap, memunculkan nasal /ng/, fonem /g/ tetap diwujudkan. Makna yang didapat adalah melakukan penggelapan dana 1 Malaysia Development Berhad. Pada kalimat di atas, yang dituduh melakukan penggelapan adalah PM Najib Razak.

Paragraf 7, kalimat 1: Kita tidak boleh membiarkan lembaga-lembaga seperti itu muncul kembali, apapun alasannya.

Afiks me-kan pada bentuk dasar biar yang diawali fonem /b/ memunculkan nasal /m/, fonem /b/ tetap diwujudkan. Membiarkan artinya melakukan pembiaran atau tidak menghiraukan. Subjek pada kalimat di atas adalah kita, kita tidak boleh melakukan pembiaran atau tidak menghiraukan lembaga-lembaga itu muncul kembali.

2. Afiks me-i

Paragraf 1, kalimat 2: UU itu diperlukan untuk memerangi terorisme. Afiks me-i yang diimbuhkan pada bentuk dasar perang memunculkan nasal /m/ karena bentuk dasar perang diawali fonem /p/, fonem /p/ menjadi luluh dan disenyawakan dengan bunyi nasal. Memerangi pada kalimat di atas artinya melakukan perang terhadap terorisme. Konteks pada kalimat di atas adalah UU itu diperlukan untuk melakukan perang terhadap teorisme.

Paragraf 2, kalimat 1: Walaupun UU Dewan Keamanan Nasional (DKN) dimaksudkan untuk memerangi terorisme yang semakin berkembang akhir-akhir ini, ada kekhawatiran pemerintah menyalahgunakan UU itu.

Afiks me-i yang diimbuhkan pada bentuk dasar perang memunculkan nasal /m/ karena bentuk dasar perang diawali fonem /p/, fonem /p/ menjadi luluh dan disenyawakan dengan bunyi nasal. Memerangi pada kalimat di atas artinya melakukan perang terhadap terorisme. Pada kalimat di atas yang melakukan perang terhadap terorisme adalah UU DKN.

Paragraf 6, kalimat 2: Indonesia pun pernah mengalaminya semasa Komando Pemulihan Keamanan dan Ketertiban (Kopkamtib) yang dibubarkan pada tahun 1988.

Afiks me-i pada bentuk dasar alam menyebabkan muncul nasal /ng/ karena diawali fonem /a/, fonem /a/ tetap diwujudkan. Mengalaminya artinya merasainya pada masa Kopkamtib yang dibubarkan pada tahun 1988, yang mengalami adalah Indonesia.

3. Afiks pe-an

Paragraf 2, kalimat 4: Selain itu, pemerintah pun dimungkinkan untuk mengirimkan tentara dan melakukan penangkapan-penangkapan.

Pada kalimat di atas, afiks pe-an diimbuhkan pada bentuk dasar tangkap

yang diawali fonem /t/ sehingga muncul nasal /n/, fonem /t/ diluluhkan pada bunyi nasal /n/. Makna yang didapatkan adalah menyatakan proses, pada kalimat tersebut penangkapan artinya proses menangkap.

Paragraf 3, kalimat 1: UU DKN yang diajukan oleh pemerintahan Perdana Menteri Najib Razak, dan mendapatkan persetujuan parlemen Malaysia pada bulan Desember 2015, memberikan kekuasaan yang sangat besar kepada pemerintah untuk berbuat nyaris apa saja dengan alasan keamanan nasional.

Afiks pe-an yang diimbuhkan pada bentuk dasar perintah menyebabkan munculnya nasal /m/ karena bentuk dasar diawali dengan fonem /p/, fonem /p menjadi luluh dengan bunyi nasal /m/. Pemerintahan pada kalimat di atas artinya proses memerintah oleh PM Najib Razak.

Paragraf 6, kalimat 2: Indonesia pun pernah mengalaminya semasa Komando Pemulihan Keamanan dan Ketertiban (Kopkamtib) yang dibubarkan pada tahun 1988.

Bunyi nasal yang muncul akibat afiks pe-an bertemu dengan bentuk dasar pulih yang diawali fonem /p/ adalah nasal /m/. Fonem /p/ disenyawakan dengan bunyi nasal. Afiks pe-an pada kalimat ini

menyatakan makna hal yaitu hal memulihkan Keamanan dan Ketertiban (Kopkamtib).

Tabel 4.7 Penasalan pada Kolom Tajuk Rencana

“Memberantas Terorisme” Kompas Edisi Kamis, 4 Agustus 2016

Afiks Penggalan kalimat Para graf Nasal Makna Imbuhan m n ny ng nge me-kan

Banyak teori yang

menjelaskan mengapa orang menjadi teroris 3  Melakukan tindakan, memberi penjelasan me-i

Hal itu tidak serta merta mengakhiri, mematikan terorisme 5  Membuat jadi akhir (berakhir) Kebijakan mengatasi terorisme belum berkesinambungan 6  Menjadikan (terorisme) teratasi pe-an Pembahasan masalah terorisme bersifat naik-turun 6  Proses membahas Kebijakan penanganan teroris yang tertangkap 7  Proses menangani Perlu dilakukan juga pendekatan bersifat kreatif 8  Proses mendekati Jumlah :1 :3  :2  Keterangan:  : Penasalan tepat X : Penasalan tidak tepat

1. Afiks me-kan

Paragraf 3, kalimat 3: Banyak teori yang menjelaskan tentang mengapa orang menjadi teroris, mulai dari kemiskinan hingga kebodohan; mulai dari alasan politik hingga lingkungan tempat tinggal.

Pada kalimat di atas, afiks me-kan diimbuhkan pada bentuk dasar jelas

diwujudkan. Afiks me-kan pada kalimat tersebut menyatakan makna melakukan tindakan, menjelaskan artinya melakukan tindakan memberi penjelasan. Banyak teori yang memberi penjelasan tentang mengapa menjadi teroris, mulai dari kemiskinan hingga kebodohan; mulai dari alasan politik hingga lingkungan tempat tinggal.

2. Afiks me-i

Paragraf 5, kalimat 3: Namun, hal itu tidak serta merta mengakhiri, mematikan, terorisme.

Pada kalimat di atas, afiks me-i diimbuhkan pada bentuk dasar akhir

yang diawali fonem /a/ sehingga muncul nasal /ng/. Fonem /a/ tetap diwujudkan karena huruf vokal. Makna yang didapatkan adalah membuat jadi yang disebut kata dasarnya, mengakhiri pada kalimat tersebut artinya membuat (terorisme) berakhir. Konteks pada kalimat di atas adalah bahwa hal itu (yang dijelaskan sebelumnya) tidak serta merta membuat terorisme berakhir, mematikan terorisme.

Paragraf 6, kalimat 2: Hal itu antara lain karena kebijakan mengatasi terorisme belum berkesinambungan dan komprehensif.

Pada kalimat di atas, afiks me-i diimbuhkan pada bentuk dasar atas

yang diawali fonem /a/ sehingga muncul nasal /ng/, fonem /a/ tetap diwujudkan karena merupakan huruf vokal. Makna yang didapatkan adalah menjadikan yang disebut kata dasarnya. Mengatasi pada kalimat tersebut memiliki makna menjadikan terorisme teratasi. Konteks pada kalimat di atas adalah bahwa kebijakan menjadikan terorisme teratasi belum berkesinambungan dan komprehensif.

3. Afiks pe-an

Paragraf 6, kalimat 3: Ada kesan bahwa pembahasan masalah terorisme bersifat naik-turun, bergantung pada kejadian atau peristiwa terorisme serta, harus diakui, liputan media.

Pada kalimat di atas, afiks pe-an diimbuhkan pada bentuk dasar bahas

yang diawali fonem /b/ sehingga muncul nasal /m/, fonem /b/ tetap diwujudkan. Afiks pe-an menyatakan makna proses, pada kalimat tersebut pembahasan artinya proses membahas masalah terorisme bersifat naik- turun, bergantung pada kejadian atau peristiwa terorisme serta, harus diakui, liputan media.

Paragraf 7, kalimat 1: Kebijakan penanganan teroris yang tertangkap dan kemudian dimasukkan ke dalam lembaga pemasyarakatan (lapas) juga dikatakan kurang pas.

Afiks pe-an pada bentuk dasar tangan menghasilkan nasal /n/, fonem /t/ tidak diwujudkan karena disenyawakan dengan bunyi nasal /n/. Penanganan pada kalimat tersebut menyatakan proses menangani teroris yang tertangkap dan kemudian dimasukkan ke dalam lembaga pemasyarakatan (lapas) juga dikatakan kurang pas.

Paragraf 8, kalimat 1: Barangkali, perlu juga dilakukan pendekatan bersifat kreatif dan juga tidak menstigma mereka yang keluar dari penjara sebagai sampah masyarakat sehingga bisa menjadi manusia normal.

Afiks pe-an yang diimbuhkan pada bentuk dasar dekat menyebabkan munculnya nasal /n/, fonem /d/ pada bentuk dasar tersebut tetap diwujudkan. Makna afiks pe-an pada kalimat tersebut menyatakan proses, yaitu hal atau proses mendekati bersifat kreatif dan juga tidak menstigma mereka yang keluar dari penjara sebagai sampah masyarakat sehingga bisa menjadi manusia normal.

Tabel 4.8 Penasalan pada Kolom Tajuk Rencana

“Ankara, Washington DC, dan Brussels” Kompas Edisi Kamis, 4 Agustus

2016

Dokumen terkait