• Tidak ada hasil yang ditemukan

Menghindarkan Anak Stres dalam Keluarga

Dalam dokumen sma12bhsind BerbahasaIndonesia ErwanJuhara (Halaman 71-76)

Kehidupan rumah tangga yang penuh

dengan permasalahan seringkali mengundang stres. Tak sedikit orang tua sekarang mengalami tekanan jiwa akibat beban hidup yang sangat berat.Celakanya lagi, tekanan yang dialami orang tua dapat berpengaruh pada anak-anak. Bahkan menurut sebuah riset, stres yang dialami orang tua dapat menyebabkan anak-anak menjadi lebih rentan terhadap penyakit.Seperti yang diungkap para peneliti dari University of Rochester melalui sebuah studi yang dimuat jurnal New Scientist, tingkat kerentanan anak terhadap penyakit relatif tinggi pada anak-anak yang orang tuanya mengalami depresi dan kecemasan. Peneliti juga menemukan adanya kaitan antara stres dengan sistem kekebalan tubuh pada anak-anak.

Sudah sejak lama diketahui bahwa stres dapat menyebabkan perubahan sistem kekebalan tubuh dan membuat seseorang mudah terserang infeksi dan penyakit lainnya. Para orangtua diminta untuk mencatat kasus

penyakit yang dialami anak-anaknya, kemudian pemantauan ini diikuti dengan evaluasi secara psikiatri selama enam bulan.

Hasilnya menunjukkan bahwa tingkat atau jumlah penyakit secara signifikan lebih tinggi pada anak-anak yang orang tuanya mengalami stres emosional pada level yang tinggi. Selain itu, sel-sel kekebalan dalam darah dari anak- anak juga terukur, dan mereka yang berasal dari orangtua yang stres menunjukkan adanya kenaikan. Sementara itu, Dr. David Jessop peneliti dari Bristol University, menyatakan perlunya untuk melakukan riset jangka panjang guna meneliti dan mengukur sejauh mana dampak langsung dari stres serta bagaimana anak-anak memulihkan diri selama orangtuanya mengalami stres yang lebih ringan. Menurutnya, hasil riset ini sebaiknya tidak membuat para orang tua menjadi khawatir, atau malah menambah parah penderitaan serta tekanan kepada mereka yang tengah mengalaminya.

Sumber: Liputan 6 Rabu, 19 Maret 2008 | 09:54 WIB

Tulislah ringkasan isi uraian tersebut.

Siap yang tidak kenal Bung Karno? Seorang orator ulung yang pernah bangsa Indonesia punyai. Bung Karno yang kita kenal sebagai Bapak Proklamasi kita ini dikenal dengan gaya pidatonya yang sangat mengagumkan, bahkan banyak dari rakyat Indonesia dan dunia internasional tertarik akan kharismanya saat berpidato. Tertarikah Anda untuk mahir dalam berpidato?

Sumber : home.unpar.ac

Pelajaran

4

Kegiatan

Peta Konsep

Alokasi waktu: 16 jam pelajaran

melalui proses melalui proses melalui proses melalui proses Kegiatan Berbahasa Membaca teks pidato Menggunakan Ragam Bahasa Menggunakan Kalimat secara Pragmatif Menyusun Paragraf Induktif dan Deduktif r NFOBOHHBQJ pembacaan pidato r NFNCBDBLBO teks pidato dengan sikap yang tepat. r NFOFOUVLBO kalimat r NFOHHVOBLBO kalimat secara pragmatif r NFOZVTVO kalimat pragmatik. r NFNBIBNJDJSJ paragraf r NFOFOUVLBODJSJ paragraf r NFOZVTVO paragraf deduktif dan induktif r NFNCFEBLBO ragam bahasa r NFOHHVOBLBO ragam bahasa terdiri atas

Ada beberapa cara saat orang berpidato, yakni dengan membaca teks, atau tanpa teks. Sekarang, Anda akan belajar ber pidato dengan menggunakan teks. Ketika membaca pidato, bacalah dengan memerhatikan kejelasan intonasi dan ekspresi wajah! Membacanya pun harus lancar. Alangkah lebih baik, jika saat membaca teks pidato seperti berbicara biasa, jangan seperti orang yang sedang membaca. Selain itu, pertimbangkan pula mana yang merupakan kata-kata kunci atau isi pokok pidato! Berpidato- lah dengan memberikan penekanan pada kata-kata kunci! Sajikan pula dengan percaya diri dan sikap yang tepat. Bacakanlah pidato berikut secara bergiliran.

Teman-temanku yang baik hati, selamat pagi! Syukur alhamdulillah, pagi ini saya dapat mengikuti lomba pidato dalam acara peringatan Hari Kartini. Mungkin teman-teman bertanya, ''Siapa Kartini?'' Mungkin juga teman-teman bertanya, ''Apa jasa Kartini sehingga setiap tahun diperingati?''

Dari buku sejarah dapat kita ketahui bahwa Kartini adalah putri bupati Jepara, Jawa Tengah. Waktu itu, negara kita masih dijajah Belanda. Sekolah belum banyak. Hanya sedikit anak-anak yang bisa bersekolah. Lebih-lebih bagi anak-anak perempuan. Waktu itu, dalam masyarakat masih berlaku adat pingit, yakni anak perem puan yang memasuki usia belasan tahun sudah harus dipingit. Artinya, tidak boleh pergi alias harus tetap tinggal di rumah. Pergi ke sekolah pun tidak boleh. Dengan adanya adat seperti itu maka mustahil bagi anak-anak perempuan dapat bersekolah.

Demikian pula yang dialami Kartini. Meski- pun dia anak seorang bupati, tetapi tidak dapat ber sekolah. Padahal, Kartini sangat ingin ber- sekolah. Ia ingin menjadi orang pintar. Sebab, dia sudah menyadari bahwa untuk memperoleh ke majuan, orang harus pintar. Jika ingin menjadi pintar, orang harus bersekolah.

Kartini tidak putus asa. Dia belajar sendiri di rumah bersama saudara-saudaranya. Dia

menjalin komunikasi dengan orang lain melalui surat. Banyak sekali surat yang dikirimkan dan banyak pula surat balasan yang diterimanya. Dari kegiatan surat-menyurat itu, Kartini menjadi semakin pintar. Kemudian, dia men dirikan sekolah khusus untuk anak-anak pe rem puan.

Usaha Kartini tidak sia-sia. Cita-cita Kartini ter wujud. Sekarang anak-anak perempuan dapat dengan leluasa bersekolah. Sebab, selain men da- pat kan kebebasan bersekolah, sekolah- sekolah sekarang semakin banyak. Hal itu tentu tidak dapat dilepaskan dari jasa Kartini. Oleh karena itu, kita ucapkan terima kasih kepada Ibu Kartini.

Apakah hanya ucapan terima kasih? Tentu saja tidak. Kita harus mau melanjutkan cita-cita Ibu Kartini. Caranya, kita harus rajin belajar dan giat berlatih agar menjadi pintar. Agar cepat pintar, kita harus rajin membaca apa saja, baik berupa surat kabar, majalah, maupun buku. Sebab, dalam bacaan itu terdapat berbagai informasi dan ilmu. Semua itu ibarat makanan yang menguatkan tubuh kita. Apabila kita makan makanan yang bergizi, tubuh kita men- jadi makin besar, makin kuat, dan makin sehat. Demikian pula jika banyak membaca, kita akan semakin pintar. Apabila sudah pintar, kita dapat memajukan bangsa dan negara kita.

Demikianlah, dalam memperingati Hari Kartini ini kita harus mampu mengambil hik- mah nya. Kita harus berupaya agar dapat

Membaca Teks Pidato

A

Tujuan Belajar

Anda diharapkan dapat:

rMBODBSNFNCBXBLBO

pidato dengan lafal, intonasi, nada, dan sikap yang tepat;

rNFNCBDBLBOteks dengan memberikan penekanan pada kata- kata kunci dan dapat menyajikan dengan berani, percaya diri, dan sikap yang tepat.

mewarisi semangat Kartini dalam menuntut ilmu. Kita harus mau belajar giat agar menjadi manusia cerdik, pandai, pintar, dan bijaksana.

Sebelum membaca teks pidato, sebaiknya Anda menandai kata-kata kuncinya. Caranya, misalnya dengan menggarisbawahi kata-kata kunci tersebut dengan menggunakan pensil. Berikut ini contoh menandai kata-kata kunci dalam teks pidato.

Untuk apa? Untuk memajukan bangsa dan negara kita.

Sekian dan selamat pagi!

Sumber: Buku Ayo Belajar Pidato, Februari 2004

Selanjutnya, tandailah kata-kata kunci lainnya.

Syukur alhamdulillah, pagi ini saya dapat mengikuti lomba pidato dalam acara peringatan hari Kartini. Mungkin teman-teman bertanya, ''Siapa Kartini?'' Mungkin juga teman-teman bertanya, ''Apa jasa Kartini sehingga setiap tahun diperingati?''

1. Perhatikanlah pidato berikut dengan saksama.

Selamat pagi Bapak dan Ibu guru yang saya hormati, dan teman-teman sekalian.

"Pemuda adalah harapan bangsa", demikian kata orang bijak. Kenyataannya, memang demi- kian. Masa depan bangsa dan negara berada di tangan para pemuda.

Bagaimana keadaan bangsa dan negara kita pada masa yang akan datang, dapat dilihat bagaimana kegiatan para pemuda masa seka- rang. Apabila para pemuda sekarang sudah mem per siapkan diri, giat belajar, tekun berlatih, dan bekerja keras, masa depan bangsa

dan nega ra akan maju. Sebaliknya, jika para pemuda sekarang berpangku tangan saja, ber- malas-malasan dan ber hura-hura, apalagi suka mabuk-mabukan, masa depan bangsa dan negara kita akan suram. Bahkan, negara kita bisa hancur berkeping-keping dan tinggal nama saja dalam buku-buku sejarah. Sung guh sangat menyedihkan jika hal itu benar-benar terjadi. Sebagai generasi muda, generasi penerus, yang kelak bertanggung jawab terhadap kema- juan bangsa dan negara, kita harus menyadari hal itu. Kita harus mencegah ke hancuran bangsa dan sebaliknya harus berusaha sekuat tenaga memajukan bangsa. Hal ini sudah dicontohkan oleh para pemuda pada masa Ialu. Para pe muda, terutama yang sudah berpendidikan, sangat pri hatin terhadap keadaan bangsa kita yang terjajah. Mereka berpikir dan berusaha bagai- mana cara nya memajukan bangsa pada masa yang akan datang. Dari berpikir dan berusaha itu, mereka yang berasal dari berbagai daerah sepakat meng ucapkan Sumpah Pemuda pada 28 Oktober 1928.

Sumpah Pemuda adalah kebulatan tekad yang berisi tiga butir pernyataan. Butir pertama, berupa pengakuan bahwa ribuan pulau yang berjajar dari Sabang sampai Merauke meru-

pakan satu kesatuan yang diberi nama tanah air Indonesia. Butir kedua, berupa pengakuan bahwa manusia yang mendiami ribuan pulau itu merupakan satu kesatuan yang bernama bang sa Indonesia. Butir ketiga, menyatakan men junjung tinggi bahasa persatuan yang di- beri nama bahasa Indonesia.

Dalam butir ketiga, memang tidak berupa pengakuan melainkan menjunjung. Kata "men- jun jung" dalam hal ini berarti bahwa bahasa Indonesia diletakkan dalam kedudukannya sebagai bahasa nasional, sedangkan baha sa - bahasa daerah tetap diakui keberadaannya dan diberi peluang untuk digunakan dan di kem- bang kan oleh pemakainya. Misalnya, bahasa Jawa, tetap digunakan dan dikembang kan oleh suku Jawa, bahasa Madura tetap digu na kan dan di kem bang kan oleh suku Madura. De mikian pula bahasa-bahasa daerah yang lain.

Alangkah bijaksananya para pemuda kita pada waktu itu. Alangkah cerdasnya para pe- muda yang mengikrarkan kebulatan tekad itu. Dengan adanya Sumpah Pemuda yang berisi tiga butir kebulatan tekad itu, tiap pen duduk yang

mendiami ber bagai pulau menya dari bahwa dirinya menjadi bagian dari satu kesatuan, yaitu Indonesia. Sumpah Pemuda menjadi perekat terbentuknya persatuan dan kesatuan. Persatuan itulah yang menjadi modal utama untuk memasuki gerbang kemerdekaan.

Sampai kini, modal persatuan itu tetap diyakini keampuhannya. Oleh karena itu, bang- sa Indonesia tetap berupaya untuk menjaga per satuan itu. Kita sebagai generasi muda juga harus tetap berusaha menjaga persatuan. Meskipun kenyataannya kita tinggal di berbagai daerah, bahasa daerah kita berbeda, budaya daerah kita berbeda, kita tetap merasa menjadi satu kesatuan, yaitu bangsa Indonesia.

Oleh karena itu, teman-teman, kita tidak perlu memperbesar perbedaan kita. Justru sebalik nya, kita harus memperbesar persamaan kita. Darah kita sama-sama merah. Tulang kita sama-sama putih. Tekad kita juga sama, yaitu menjaga tetap tegaknya merah putih bendera kita, sebagai lambang kejayaan bangsa kita.

Sekian dan terima kasih.

Sumber: Buku Ayo Belajar Pidato, Februari 2004

2. Tandailah kata-kata kunci dalam pidato tersebut. Sebelumnya, salin lah pidato tersebut ke dalam buku tugas.

3. Bacakanlah teks pidato tersebut dengan memerhatikan keje- lasan ucapan, intonasi, ekspresi wajah, dan memberikan penekanan pada kata-kata kunci! Sajikanlah pidato Anda dengan percaya diri dan sikap yang tepat.

4. Nilailah teman Anda pada saat berpidato dengan menggunakan tabel pe nilaian berikut.

Format Penilaian Berpidato

No. Nama Komentarmu Anda

Lafal/Intonasi Ketepatan Ejaan Sikap 1.

2. dst.

Keterangan komentar:

baik sekali : 4 baik : 3

cukup : 2 kurang : 1

Paragraf deduktif itu memiliki ciri pencantuman kalimat utamanya di awal paragraf. Adapun paragraf induktif memiliki ciri pencantuman kalimat utamanya di akhir paragraf.

Dalam paragraf deduktif dikenal adanya istilah silogisme dan entimen. Kedua istilah itu merupakan cara merumuskan simpulan. Dalam silogisme diperlukan dua data, yakni dari kedua data tersebut Anda dapat menarik satu kesimpulan, premis umum (PU) dan premis khusus (PK). Dengan kata lain, silogisme adalah penalaran deduksi secara tidak langsung. Silogisme memerlukan dua premis (landasan kesimpulan) sebagai data. Premis yang pertama disebut premis umum (PU); dan premis yang kedua disebut premis khusus (PK). Dari kedua premis tersebut, kesimpulan (K) itu dirumuskan. Contohnya,

Dalam dokumen sma12bhsind BerbahasaIndonesia ErwanJuhara (Halaman 71-76)