• Tidak ada hasil yang ditemukan

Menghitung Achieved Availibility (Aa) Tiap

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

4.8 Menentukan Nilai Parameter Availibility

4.8.3 Menghitung Achieved Availibility (Aa) Tiap

3 05 , 61 05 , 61 = = +

4.8.2. Menghitung Inheren Availibility (Ai) Tiap Sietem Mesin Press

Inheren availability adalah probabilitas bahwa mesin atau peralatan, jika dibawah kondisi tertentu dalam lingkungan yang ideal (yakni secara tepat tersedia tool spare part) akan beroperasi memuaskan pada sembarang waktu yang dibutuhkan. Inherent availability dinyatakan dengan persamaan:

Ai =

Mct MTBF

MTBF + 1. Ai untuk sistem Dies

Ai = 0,95 95% 68 , 2 50 50 = = +

2. Ai untuk sistem Hidrolik

Ai = 0.988 98,8% 21 , 1 100 100 = = +

3 . Ai untuk sistem Elektrik

Ai = 0,9965 99,65% 43 , 0 125 125 = = +

4.8.3. Menghitung Achieved Availibility (Aa) Tiap Sistem Mesin Press Probabilitas bahwa peralatan atau mesin bila digunakan dalam kondisi yang ideal akan beroperasi memuaskan pada sembarang waktu. Definisi ini hampir sama dengan Ai, hanya pemeliharaan preventif diikutkan.

49 Achieved availability dinyatakan dengan persamaan:

Aa =

M MTBM

MTBM + 1. Aa untuk sistem Dies.

Aa = 0,905 90,5% 67 , 3 27 , 35 27 , 35 = = +

2. Aa untuk sistem Hidrolik.

Aa = 0,941 94,1% 23 , 3 2 , 51 2 , 51 = = +

3. Aa untuk sistem Elektrik.

Aa = 0,949 94,9% 27 , 3 05 , 61 05 , 61 = = +

50

BAB V

ANALISIS DAN PEMECAHAN MASALAH

5.1. Analisa Pemeliharaan Mesin Press.

5.1.1 Analisis Reliaability Mesin Press dengan waktu operasi 3174,75 jam. 1. Sistem Dies

a. Laju kerusakan (λ) = h (t) = 0,02 Kerusakan/jam

Jadi mesin press akan mengalami kerusakan pada sistem dies sebanyak 0,02 kerusakan /jam

b.Waktu rata-rata diantara kerusakan/Mean Time Between Failure (MTBF) atau ekspektasi rata-rata hidup mesin/mean life = 50 jam, yang berarti bahwa mesin akan mengalami kerusakan untuk sistem dies setelah rata-rata beroperasi selama 50 jam atau 2,7 hari, dan nilai ini juga menunjukan umur operasi mesin.

c. Keandalan Realiability R (t = 8) = 85,2 % dengan nilai tersebut diatas mesin tergolong sering mengalami kerusakan dan Reliabilitynya rendah.

d.Fungsi distribusi komulatif F(t) atau disebut juga fungsi ketidakhandalan (Distribusi kerusakan) atau peluang mesin akan rusak pada waktu (t) adalah sebesar 14,8%. Jadi mesin press selama beroperasi 8 jam peluang akan mengalami kerusakan pada sistem dies adalah 14,8 %, sehingga mesin press peluang akan rusaknya cukup besar.

51 2. Sistem Hidrolik.

a. Laju kerusakan (λ) = h (t) = 0,011 jam

Jadi mesin press akan mengalami kerusakan pada system hidrolik sebanyak 0,011 kerusakan/jam

b.Waktu rata-rata diantara kerusakan/Mean Time Between Failure (MTBF) atau ekspektasi rata-rata hidup mesin/mean life = 100 jam, yang berarti bahwa mesin akan mengalami kerusakan setelah rata-rata beroperasi selama 100 jam dan nilai ini juga menunjukan umur operasi mesin.

c. Keandalan Realiability R (t = 8) = 91,5% dengan nilai tersebut diatas mesin tergolong sering mengalami kerusakan dan Reliabilitynya rendah.

d.Fungsi distribusi komulatif F(t) atau disebut juga fungsi ketidakhandalan (Distribusi kerusakan) atau peluang mesin akan rusak pada waktu t(8)jam adalah sebesar = 8,5%. Jadi mesin press selama beroperasi 8 jam peluang akan mengalami kerusakan pada sistem hidrolik adalah 8,5%, sehingga mesin press peluangnya akan mengalami kerusakan cukup besar

3. Sistem Elektrik

a. Laju kerusakan (λ) = h (t) = 0,008 jam

Jadi mesin press akan mengalami kerusakan pada sistem elektrik sebesar 0,008 kerusakan/jam

52 b.Waktu rata-rata diantara kerusakan/Mean Time Between Failure (MTBF) atau ekspektasi rata-rata hidup mesin/mean life = 125 jam, yang berarti bahwa mesin akan mengalami kerusakan setelah rata-rata beroperasi selama 125 jam dan nilai ini juga menunjukan umur operasi mesin.

c. Keandalan Realiability R (t=8) = 93,8 % dengan nilai tersebut diatas mesin tergolong sering mengalami kerusakan dan Reliabilitynya sedang.

d.Fungsi distribusi komulatif F(t) atau disebut juga fungsi ketidakhandalan ( Distribusi kerusakan) atau peluang mesin akan rusak pada waktu t = 8 jam adalah sebesar 6,2%. Jadi mesin press selama beroperasi 8 jam peluang akan mengalami kerusakan pada sistem adalah 6,2%, sehingga mesin press peluangnya akan mengalami kerusakan cukup besar 5.1.2. Analisis Maintainability Factor

Maintainability factors adalah faktor-faktor yang menunjukan suatu sifat dari rekayasa sistem dan mempunyai karakteristik untuk memudahkan dalam pemeliharaan, ketapatan, keselamatan dan factor ekonomis dalam melaksanakan fungsi. Analisis Maintainability factors mencakup fungsi-fungsi berikut:

1. Sistem Dies

a. Waktu rata-rata pemeliharaan korektif atau mean corrective maintenance time (Mct) = 2,68jam.

53 b. Waktu rata-rata pencegahan/mean preventive maintenance time

(Mpt) = 6jam.

c. Waktu rata-rata diantara pemeliharaan (termasuk corrective dan preventive) mean time between maintenance (MTBM) = 35,27jam. Jadi mesin press harus diadakan pemeliharaan untuk kerusakan pada sistem dies tiap 35,27 jam

d. Frekuensi pemeliharaan individu terjadwal/frekuensi preventive time (fpt) = 0,0085jam.

e. Waktu rata-rata pemeliharaan aktif/mean maintenance (M)=3,67jam

f. Waktu rata-rata down time (MDT) = 3,79jam. Jadi rata – rata down time yang ditimbulkan akibat kerusakan pada sistem dies adalah 3,79 Jam

2.Sistem Hidrolik

a. Waktu rata-rata pelaksanaan koreksi/ mean corrective maintenance time (Mct) = 1,21jam.

b. Waktu rata-rata pencegahan/mean preventive maintenance time (Mpt) = 6jam.

c. Waktu rata-rata diantara pemeliharaan (termasuk corrective dan preventive) mean time between maintenance (MTBM) = 51,2jam. Jadi mesin press akan diadakan pemeliharaan setelah beroperasi selama =51,2 jam

54 d. Frekuensi pemeliharaan individu terjadwal/frekuensi preventive

time (fpt) = 0,008 jam.

e. Waktu rata-rata pemeliharaan aktif/mean maintenance (M)=3,23jam

f. Waktu rata-rata down time (MDT) = 3,39jam. Jadi rata- rata down time yang ditimbulkan akibat sistem hidrolik adalah 3,39 jam 3. Sistem Elektrik.

a. Waktu rata-rata pelaksanaan koreksi/ mean corrective maintenance time (Mct) = 0,43 jam.

b. Waktu rata-rata pencegahan/mean preventive maintenance time (Mpt) = 6 jam.

c. Waktu rata-rata diantara pemeliharaan (termasuk corrective dan preventive) mean time between maintenance (MTBM) = 61,05 jam. Jadi mesin press akan diadakan pemeliharaan setelah beroperasi selama = 61,05 jam

d. Frekuensi pemeliharaan individu terjadwal/frekuensi preventive time (fpt) = 0,0083jam.

e. Waktu rata-rata pemeliharaan aktif/mean maintenance (M) = 3,27 jam.

55 5.2. Penjadwalan Pemeliharaan Preventif Mesin Press.

Didalam menentukan kapan akan dilakukan pemeliharaan preventif digunakan analisis sebagai berikut:

1. Jika melihat hasil MTBF maka mesin akan mengalami kerusakan rata – rata pada opersi selama 50 jam (2,4 hari) untuk kerusakan pada sistem dies, 100 jam (4,9 hari) untuk kerusakan pada sistem hidrolik, dan 125 jam (6,1 hari) untuk kerusakan pada sistem elektrik. Sehingga mesin harus mendapat pemeliharaan sebelum waktu operasi diatas. Atau lebih tepatnya mesin harus dirawat setelah waktu operasi selama 35,27 jam untuk sistem dies, 51,2 jam untuk sistem hidrolik dan 61,05 jam untuk sistem elektrik. dimana waktu diatas merupakan MTBM nya atau waktu rata-rata pemeliharaannya.

2 Jika melihat hasil F (t) atau peluang mesin akan rusak untuk mesin beroperasi selama 8 jam sebesar 14,8 % untuk sistem dies, 8,5 % untuk sistem hidrolik dan 6,2 % untuk sistem elektrik. Maka mesin press selama beroperasi 8jam peluang rusaknya cukup besar, sehingga perlu mendapat pemeliharaan harian.

56

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

Dari hasil penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut:

Mesin Press pada departement produksi memiliki keandalan yang rendah (Sistem Dies 85,2%, Sistem Hidrolik 91,5%, Sistem Elektrik

93,8%)sehingga mesin Press tersebut sering rusak atau mempunyai

frekuensi kerusakan yang tinggi, hal ini dapat dilihat dari nilai MTBF Mesin yang rendah (Sistem Dies 50 jam, Sistem Hidrolik 100 jam, Sistem Elektrik 125 jam) sehingga pelaksanaan perawatan yang dilakukan harus lebih efektif.

Tindakan perawatan terhadap mesin Press pada saat ini masih kurang baik. hal ini bisa dilihat dari besarnya prosentase tingkat ketersediaan (kesiapan) pada mesin tersebut kecil. Terdapat komponen - komponen dalam mesin Press yang harus selalu dicek atau diperiksa, yaitu pada sistem dies. Pada sistem tersebut sering mengalami kerusakan, waktu perbaikannya memerlukan waktu yang lama, akan mempengaruhi kualitas produk, serta harga dari komponen tersebut mahal.

6. 2. Saran

Melihat hasil analisis kesimpulan diatas maka saran-saran yang ingin disampaikan:

57 melibatkan seluruh karyawan baik bagian produksi atau bagian maintenance untuk melakukan perawatan yaitu berupa tindakan pelumasan dan pembersihan.

2. Setiap sebelum pengoperasian mesin atau set up mesin operator harus memperhatikan atau cek kebersihan kondisi mesin karena jika mengalami kerusakan ditengah mesin beroperasi maka kualitas produk akan jelek.

3. Mesin - mesin Press diberi penomoran berdasarkan kondisi mesin, yang dilihat dari distribusi dan frekuensi kerusakannya sehingga akan mempermudah dalam penanganan perawatannya.

58

Daftar Pustaka

1. Gaspersz, Vincent. 1994. Nuansa Menuju Perbaikan Kualitas dan

Produktifitas. Jakarta: Penerbit Universitas Trisakti.

2. ---. 1992. Analisa Sistem Terapan Berdasarkan Pendekatan Teknik Industri. Bandung: Penerbit Tarsito.

3. Matthew P, Stephens. 2004. Productivity and Reliability Based

Maintenance Management. New Jersey: Pearson Prentice Hall.

4. Palmer, Doc. 1999. Maintenance Planning and Scheduling Handbook. New York: Mc. Graw-Hill.

5. Salvendy, Gavriel. 1992. Handbook of Industrial Engineering. Indiana: John Wiley & Sons, Inc.

59

Dokumen terkait