• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Metode Dasar

Prosedur yang digunakan untuk mendekati masalah dan mencari jawaban atas masalah adalah metode. Untuk menyelesaikan skripsi ini, penulis menggunakan metode leksikostatistik. Metode leksikostatistik adalah metode pengelompokan bahasa yang dilakukan dengan menghitung prosentase perangkat kognat (Mahsun, 1995 : 115). Kosa kata yang menjadi dasar perhitungan adalah kosa kata dasar (basic vocabulary) yang meliputi kata-kata ganti, kata-kata bilangan, sistem kekerabatan, anggota badan, alam dan sekitarnya, serta alat perlengkapan sehari-hari yang sudah ada sejak permulaan. Penerapan metode leksikostatistik bertumpu pada asumsi dasar ( Keraf , 1984 : 123) yaitu :

a. Sebagian dari kosa kata suatu bahasa sukar sekali berubah bila dibandingkan dengan bagian lainnya.

b. Retensi (ketahanan) kosa kata dasar adalah konstan sepanjang masa.

c. Perubahan kosa kata dasar pada semua bahasa adalah sama.

d. Bila prosentase dari dua bahasa kerabat (cognate) diketahui, maka dapat dihitung waktu pisah kedua bahsa tersebut.

Untuk menerapkan keempat asumsi dasar di atas, maka perlu diambil langkah-langkah tertentu. Langkah-langkah tersebut sekaligus merupakan teknik-teknik leksikostatistik.

Di antara langkah-langkah yang sangat diperlukan adalah : 1. Mengumpulkan kosa kata dasar kata kerabat.

2. Menetapkan pasangan-pasangan mana dari kedua bahasa yang berkerabat.

4. Menghitung jangka kesalahan untuk menetapkan kemungkinan waktu pisah yang lebih cepat.

3.2 Lokasi Sumber Data dan Instrumen Penelitian

Lokasi sumber data peneliti adalah Desa Panampangan untuk bahasa Batak Toba dan bahasa Pakpak Dairi di Kelurahan Sidiangkat.

Instrumen merupakan alat yang digunakan untuk mendapatkan atau mengumpulkan data yang diperlukan. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan alat rekam (tape recorder), daftar pertanyaan (kuesioner), pulpen (alat tulis), dan alat hitung.

3.3 Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan metode-metode sebagai berikut : A. Metode Kepustakaan yaitu penulis mencari buku-buku yang berhubungan

dengan penulisan skripisi ini.

B. Metode observasi yaitu penulis langsung turun ke lokasi penelitian melakukan pengamatan tempat, jumlah, dan pemakai (penutur), bahasa serta prilaku selama pelaksaan penggunaan bahasa berlangsung.

C. Metode wawancara yaitu melakukan wawancara kepada informan yang dianggap memenuhi syarat-syarat sebagai informan untuk dapat mengumpulkan data yang dibutuhkan dengan menggunakan teknik rekam dan catatan.

Adapun syarat-syarat sebagai informan menurut (Mahsun, 1995 :106) adalah:

1. Berjenis kelamin pria atau wanita

2. Berusia antara 25-65 tahun (tidak pikun)

3. Orang tua, istri atau suami informan lahir dan dibesarkan di desa itu serta jarang atau tidak pernah meninggalkan desa itu

4. Berstatus sosial menengah 5. Pekerjaannya bertani dan buruh 6. Dapat berbahasa Indonesia 7. Sehat jasmani dan rohani

8. Berpendidikan (minimal tamatan SD dan sederajat)

D. Metode kuesioner atau daftar pertanyaan berisikan kosa kata informan.

3.4 Metode Analisis Data

Tahap untuk menyelesaikan data yang terkumpul adalah menganalisisnya. Sehubungan dengan teknik yang penulis gunakan yakni teknik leksikostatistik, maka untuk menganalisis data dilakukan dengan menerapkan prosedur yang sudah ada. Adapun prosedur yang harus diikuti sebagai analisis data adalah sebagai berikut:

a. Mengumpulkan kosa kata dasar bahasa kerabat yaitu melalui penyebaran kuesioner pengumpulan data atau daftar pertanyaan

b. Menghitung Kata Kerabat, yakni dengan mengikuti prosedur yang sudah ditentukan seperti :

1. Glos yang tidak diperhitungkan 2. Pengisolasian morfem terikat 3. Penetapan kata kerabat

Selain itu untuk menghitung prosentase kata kerabat digunakan rumus (Keraf:1984: 127): C = x100% G K Di mana

C = cognates atau kata kerabat K = jumlah kosa kata kerabat G = jumlah glos

c. Menghitung Waktu Pisah.

Waktu pisah antara dua bahasa kerabat yang telah diketahui prosentase kata kerabatnya, dapat dihitung dengan mempergunakan rumus berikut (Keraf: 1984: 130): r C W log 2 log = Di mana :

W = waktu perpisahan dalam ribuan (melenium)tahun yang lalu

r = retensi atau prosentase konstan dalam 1000, atau disebut juga indeks

C = prosentase kerabat Log = logaritma dari d. Menghitung jangka keselahan

Untuk menghitung jangka kesalahan biasanya digunakan kesalahan standar, yaitu 70% dari kebenaran yang diperkirakan. Kesalahan standar diperhitungkan dengan rumus berikut ini (Keraf: 1984:132):

S = n

c c(1− ) Di mana:

S = kesalahan standar dalam prosentase kata kerabat c = prosentase kata kerabat

n = jumlah kata yang diperbandingkan (baik kerabat maupun non kerabat)

Hasil dari kesalahan ini jumlahkan dengan prosentase kerabat untuk mendapatkan c baru. Dengan c yang baru ini sekali lagi dihitung waktu pisah dengan mempergunakan rumus waktu pisah pada teknik c.

BAB IV

PEMBAHASAN

4.1Menghitung Kata Kerabat

Setelah dilalui penelitian/analisis maka dapat diterapkan bahwa bahasa Batak Toba dan bahasa Pakpak Dairi benar-benar berbeda seperti contoh berikut ini:

Tabel 1

1. Gloss yang tidak diperhitungkan

Glos Bahasa Batak Toba Bahasa Pakpak Dairi

Pintar (Men) ---- Menggolong

Surau ---- ----

Kasau ---- ----

Klenteng ---- ----

Tabel 2

2. Pengesolasian morfem terikat

Gloss Bahasa Batak Toba Bahasa Pakpak Dairi

Tabel 3

3. Penetapan kata kerabat a. Pasangan itu identik

Tabel 4

b. Pasangan itu memiliki korespondensi fonemis

Gloss Bahasa Batak Toba Bahasa Pakpak Dairi

Bukit Dolok Delleng

Hudon Koden Periuk

Panas Mohop Mukup

Takut Mabiar Mbiar

Tabel 6

c. Kemiripan serta fonetis

Gloss Bahasa Batak Toba Bahasa PakpakDairi

Terbang Habang Kabang

Mengapung Mumbang Mombang

Jurang Lombang lumbang

Gloss Bahasa BatakToba Bahasa Pakpak Dairi

Betis Bitis Bitis

Tubuh Daging Daging

Tabel 7

d. Satu fonem berbeda

Gloss Bahasa Toba Bahasa Pakpak

Tungku Dalihan Dalihen

Pancing Hail Kail

Batang Bona Benna

Sesudah menetapkan kata-kata kerabat dengan prosedur seperti yang dikemukakan di atas, maka dapat ditetapkan besarnya prosentase kekerabatan antara kedua bahasa itu.prosentase kata kerabat dihitung dari jumlah pasangan yang sisa, yaitu 809 kata dikurangi dengan kata atau gloss yang tidak dapat diperhitungkan karena kosong atau pinjaman. Dari 809 kata untuk bahasa Batak Toba dan bahasa Pakpak Dairi hanya terdapat 736 pasangan kata yang lengkap, 73 gloss tidak mempunyai pasangan. Dari 736 pasangan yang ada terdapat 305 pasangan kata kerabat, atau hanya 37,70 % kata kerabat. Dengan selesainya menetapkan prosentase kata kerabat, maka akan dapat dilakukan prosedur berikut, yaitu menghitung usia dan waktu pisah kedua bahasa tersebut. Untuk maksud tersebut hendaknya diperhatikan dua hal dari perhitungan kata kerabat yaitu : 37,70 % kata kerabat, dan 736 pasangan kata yang ada.

4.2 Menghitung Waktu Pisah

Waktu pisah antar dua bahasa kerabat yang telah diketahui prosentase kata kerabatnya ,dapat di hitung dengan mempergunakan rumus berikut :

W =

r

C

.

log

2

.

log

Dimana :

W : Waktu perpisahan bahasa dalam ribuan (milenium) tahun yang lalu.

r : Retensi, atau prosentase konstan dalam 1000 tahun, atau disebut juga indeks

C : Prosentase kerabat log : logaritma dari

Rumus di atas dapat diselesaikan dengan mengikuti tahap-tahap berikut : 1. Mula-mula mengenai logaritma C dan R dalam daftar logaritma : TABEL II LOGARITMA N 0,00 0,01 0,02 0.03 0,04 0,05 0,06 0,07 0,08 0,09 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6 0,7 0,8 0,9 -2,303 -1,609 -1,204 -0,916 -0,693 -0,511 -0,357 -0,223 -0,105 -2,207 -1,561 -1,171 -0,892 -0,673 -0,494 -0,342 -0,211 -0,094 -2,120 -1,514 -1,139 -0,868 -0,654 -0,478 -0,329 -0,198 -0,083 -2,040 -1,470 -1,109 -0,844 -0,635 -0,462 -0,315 -0,186 -0,073 -1,966 -1,427 -1,079 -0,821 -0,616 -0,446 -0,301 -0,174 -0,062 -1,897 -1,386 -1,050 -0,799 -0,598 -0,432 -0,288 -0,163 -0,051 -1,833 -1,347 -1,022 -0,777 -0,580 -0,416 -0,274 -0,151 -0,041 -1,772 -1,309 -0,994 -0,755 -0,562 -0,400 -0,261 -0,139 -0,030 -1,715 -1,272 -0,968 -0,734 -0,545 -0,368 -0,248 -0,128 -0,020 -1,661 -1,238 -0,942 -0,713 -0,528 -0,371 -0,236 -0,117 -0,010

Untuk mendapatkan logaritma bilangan 0,007 dalam mencari log. C yakni log. 0,377 maka mula-mula harus di cari logaritma dari 0,37 dan 0,38 selisih logaritma kedua bilangan itu dibagi dua, dan hasilnya ditambahkan kepada log. 0,38 atau dikurangi dengan hasil log. 0,37.

Jadi menurut tabel di atas log. 0,377 : Log. 0,37 = -0,994

Log. 0,38 = -0,968 Selisihnya = -0, 026: 2 = -0,013

Dengan demikian log. 0,377 adalah -0,981 yaitu : -0,968 + (-0,013) = -0,981

-0,994 – (-0,013) = -0,981

Demikian juga dilakukan hal yang sama untuk mencari logaritma bilangan 0,005 dalam mencari log. R yakni 0,805 :

Log. 80 = -0,223 Log. 81 = -260 , 2 434 , 0 981 , 0 217 , 0 2 981 , 0 805 , 0 . log 2 377 , 0 . log = − = − − = x x 0,211 _ Selisihnya = -0,012/ 2 = -0,006

Dengan demikian log. 0,805 adalah -0,217 yaitu : -0,211+ (-0,006 ) = -0,217

-0,223- (-0,006) = -0,217

2. Kemudian logaritma r dikalikan dengan dua 3. Hasil logaritma C dibagi dengan hasil dari (2)

4. Hasil dari pembagian dalam no. (3) menunjukakan waktu pisah dalam suatu ribuan tahun. Hasil terakhir ini dapat diubah menjadi tahun biasa setelah dikalikan dengan 1000. tetapi karena perpisahan itu tidak terjadi dalam satu tahun tertentu lebih baik dipertahankan dalam bentuk satuan ribuan tahun (millennium).

Dengan mempergunakan data-data dari hasil perbandingan antara bahasa Batak Toba dengan bahasa Pakpak Dairi sebagai sudah dikemukakan dalam langkah-langkah penetapan kata kerabat di atas, maka perhitungan waktu pisah menurut rumus di atas adalah sebagai berikut :

Jadi, perhitungan waktu pisah bahasa Batak Toba dengan bahasa Pakpak Dairi adalah 2,260 ribuan tahun yang lalu. Atau dengan kata lain perhitungan waktu pisah bahasa Batak Toba dan bahasa Pakpak Dairi dapat dinyatakan sebagai berikut :

1. Bahasa Batak Toba dan bahasa Pak-pak Dairi diperhitungkan merupakan satu bahasa tunggal sekitar 2,3 ribuan tahun yang lalu 2. Bahasa Batak Toba dan bahasa Pak-pak Dairi diperkirakan mulai

berpisah dari suatu bahasa proto kira-kira abad III sebelum masehi Karena mustahil bahwa perpisahan antara dua bahasa terjadi dalam satuan tahun tertentu yakni 2,260 ribuan tahun lalu, tetapi harus terjadi berangsur- angsur, maka harus ditetapkan suatu jangka waktu perpisahan itu terjadi. Untuk maksud tersebut harus diadakan perhitungan tertentu untuk menghindarkan kesalahan semacam itu. Sebab itu masih diperhitungkan teknik statistik berikut.

4.3 Menghitung jangka kesalahan

Untuk menghitung jangka kesalahan biasanya dipergunakan kesalahan standar, yaitu 70% dari kebenaran yang diperkirakan. Kesalahan standar diperhitungkan dengan rumus berikut :

S= n

c c(1− ) Dimana :

S = Kesalahan standar dalam prosentase kata kerabat c = Prosentase kata kerabat

n =Jumlah kata yang diperbandingkan (baik kerabat maupun Non-kerabat).

Perhitungan dapat dilakukan dengan mengikuti urutan berikut : 1. 1 dikurangi c;

2. c dikalikan dengan hasil dari (1) 3. Hasil dari (2) dibagi dengan n ; 4. Menarik akar atas hasil dari (3)

5. Hasil dari (4) merupakan jangka kesalahan dari prosentase kata kerabat atas dasar 0,7 perkiraan mengenai kebenaran yang sesungguhnya.

Bila rumus di atas kita terapkan dalam bahasa Batak Toba dan bahasa PakPak Dairi, maka kesalahan standar bagi kedua bahasa itu adalah :

S = 736 ) 377 , 0 1 ( 377 , 0 − = 736 623 , 0 377 , 0 x = 736 234871 , 0 = 0,00032 S = 0,018 (dibulatkan menjadi 0,02)

Hasil dari kesalahan standar ini (0,02) dijumlahkan dengan prosentase kerabat untuk mendapatkan c baru: 0,37 + 0,02 = 0,39. dengan c yang baru ini sekali lagi dihitung waktu pisah dengan menggunakan rumus waktu pisah pada tehnik no. c Jadi: W = 2,2 434 , 0 942 , 0 ) 217 , 0 ( 2 942 , 0 805 , 0 . log 2 39 , 0 . log . log 2 . log = = − − = = x x r x C ribuan tahun

Seperti sudah dikemukakan di atas untuk memperoleh jangka kesalahan, maka waktu yang lama (2,260) dikurangi dengan waktu yang baru (2,200) = 60. angka inilah yang harus ditambah dan dikurangi dengan waktu yang lama untuk memperoleh usia atau waktu pisah kedua bahasa itu.

Jadi, dengan memperhitung angka dalam jangka kesalahan standar (0,7 dari keadaan sebenarnya), maka umur atau usia bahasa Batak Toba dan bahasa Pakpak Dairi dapat dinyatakan sebagai berikut :

1. Bahasa Batak Toba dan bahasa Pakpak Dairi merupakan bahasa tunggal pada 2.260 + 60 tahun yang lalu.

2. Bahasa Batak Toba dan bahasa Pakpak Dairi merupakan bahasa tunggal pada 2.320-2200 tahun yang lalu

3. Bahasa Batak Toba dan bahasa Pakpak Dairi mulai berpisah dari suatu bahasa proto antara 320-200 sebelum Masehi (dihitung dari tahun 2000).

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Pada Bab akhir dari skripsi ini penulis akan mencoba menarik kesimpulan yang didasarkan pada uraian bab-bab sebelumnya dan mencoba memberikan saran sebagai bahan pertimbangan bagi pembaca khususnya bahasa Pak-pak Dairi dan bahasa Batak Toba pada bagian Leksikostatistik.

Kesimpulan

Berdasarkan uraian teoriris yang dikemukakan pada Leksikostatistik memberi perbandingan antara bahasa Batak Toba dan bahasa Pak-pak Dairi yang diperoleh dari objek penelitian yaitu di daerah Samosir dan Dairi maka, penulis dapat menyimpulkan sebagai berikut :

1. Bahasa merupakan salah satu unsur-unsur kebudayaan yang peranannya sangat penting sebagai sarana komunikasi untuk menyampaikan maksud dan pokok pikiran manusia serta mengekspresika dirinya di dalam interaksi kemasyarakatan dan pergaulan hidupnya.

2. Bahasa selalu berubah sesuai dengan perkembangan dan pengaruh yang di dapat dari lingkungan.

3. Leksikostatistik adalah suatu tehnik dalam pengelompokan bahasa yang lebih cenderung mengutamakan peneropongan kata-kata (leksikon) secara statistik, untuk kemudian berusaha menetapkan

pengelompokan itu berdsarkan prosentase kesamaan dan perbedaan suatu bahasa dengan bahasa lain.

4. Dari 809 kosakata untuka bahasa Batak Toba dan bahasa pak-pak Dairi hanya 736 pasangan yang lengkap, 73 yang tidak mempunyai pasangan, dari 736 terdapat 305 pasangan kata kerabat, atau hanya 37,70 % kata kerabat.

5. Bahasa Batak Toba dan bahasa Pak-pak Dairi diperkirakan suatu bahasa tunggal sekitar 2,3 ribuan tahun yang lalu : bahasa Batak Toba dan bahasa Pak-pak Dairi diperkirakan mulai pisah dari suatu bahasa proto kira-kira abad III sebelum masehi.

6. Bahasa Batak Toba dan bahasa Pak-pak Dairi merupakan bahasa tunggal pada 2.260+ 60 tahun yang lalu. Bahasa Batak Toba dan bahasa Pak-pak Dairi mulai berpisah dari suatu bahasa proto antara 320-200 sebelum masehi (dihitung dari tahun 2000).

Saran

Pada akhirnya setelah memperhatikan dan menganalisa mengenai Leksiokostatistik bahasa Batak Toba di Samosir dan bahasa Pak-pak di Dairi, penulis dapat memberi saran :

1. Melihat pentingnya fungsi bahasa di Indonesia agar dapat di perhatikan bagi pendidikan terutama peneliti dan pembaca yang bertujuan sebagai pengembangan bahasa khususnya bahasa daerah.

2. Di era globalisasi ini bahasa daerah sudah semakin terkikis oleh sebab itu kita sebagai bangsa Indonesia yang beragam suku harus melestarikan budaya dan bahasa ibu (basic vocabulary) agar terpelihara dan tidak punah.

LEKSIKOSTATISTIK BAHASA BATAK TOBA DENGAN

BAHASA PAKPAK DAIRI

SKRIPSI SARJANA

Dikerjakan

O L E H

Nama : Ika Indriani H

Nim : 040703004

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS SASTRA

DEPARTEMEN SASTRA DAERAH

PROGRAM STUDI BAHASA DAN SASTRA BATAK MEDAN

KATA PENGANTAR

Penulis terlebih dahulu mengucapkan puji dan syukur terhadap Tuhan Yang Maha Esa atas kasih dan rahmat-Nya yang telah memberikan kesehatan, kekuatan serta pertolongan kepada penulis, sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini di Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara.

Adapun judul skripsi ini yaitu “Leksikostatistik Bahasa Batak Toba Dengan Bahasa Pakpak Dairi”. Penulis berharap skripsi ini dapat jadi bahan yang berguna bagi pembaca.

Untuk memudahkan pemahaman skripsi ini, penulis membaginya menjadi lima bab. Bab pertama membahas tentang pendahuluan, bab kedua membahas tentang tinjauan pustaka, bab ketiga membahas tentang metode penelitian, bab keempat membahas tentang pembahasan, dan bab kelima membahas tentang kesimpulan dan saran .

Penulis menyadari skripsi ini masih jauh dari sempurna, karena itu penulis berharap kritik dan saran dari semua pihak demi kesempurnaan skripsi ini. Semoga apa yang diuraikan dalam skripsi ini berguna bagi kita semua.

Penulis

Ika Indriani Hutahaean NIM 0407030004

UCAPAN TERIMA KASIH

Penulis tiada hentinya mengucapkan pujisyukur dan terimakasih kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas selesainya skripsi ini. Selanjutnya ucapan terima kasih penulis tujukan kepada orang-orang yang sudah banyak membantu penulis dan memberikan arahan, motivasi, bimbingan, dan semangat maupun saran yang penulis terima dari semua pihak, sehingga setiap kesulitan yang dihadapi dapat terselesaikan.

Pada kesempatan ini dengan ketulusan hati penulis mengucapkan terima kasih yang tidak terhingga kepada :

1. Bapak Drs. Syaifuddin, M.A. Ph.D., selaku Dekan Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara, Pudek I, Pudek II, Pudek III, dan seluruh pegawai di jajaran Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Drs. Baharuddin, M.Hum., selaku Ketua Departemen Sastra Daerah dan merangkap sebagai pembimbing II yang sudah memberikan arahan dan membantu penulis dalam mengerjakan skripsi ini.

3. Bapak Drs. Warisman Sinaga, M.Hum., selaku Sekretaris Departemen Sastra Daerah sekaligus dosen pembimbing I yang sudah memberikan arahan , motivasi, dan masukan kepada penulis.

4. Bapak Prof. Dr. Robert Sibarani, M.S., sebagai dosen wali dan selalu mengarahkan penulis dalam mengerjakan skripsi ini.

5. Dosen- dosen penulis yang dengan kasih sayang memberikan ilmu dengan ikhlas menyajikan pelajaran yang baik buat penulis yang tidak dapat disebut satu per satu.

6. Ayah ( R. Hutahaean) dan Ibu ( J Br. Sinaga) yang penulis sayangi dan cintai dan telah memberikan segalanya kepada penulis.

7. K’Yanti, K’ Debi, B’ Bitner, B’oslan , dan adikku Winarto yang penulis cintai terima kasih atas motivasi dan dukungan yang sudah diberikan kepada penulis. Semoga kita semua memperoleh kebahagian, juga keponakanku Clara yang sudah memberi semangat buat penulis.

8. Kepada keluarga besar Hutahaean dan Sinaga, terima kasih atas semua

dukungan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi.

9. Kepada Amang Boru dan Namboru Pardede, terima kasih atas bantuan dan motivasi yang sudah diberi kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

10.Teristimewa B.Darwin Singkop Tua (‘ndut cyg’) yang sudah memberikan

perhatian dan kasih sayang serta dukungan kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini , terima kasih atas semuanya.

11.Buat sobat –sobatku diBerdikari yahoo.@ 22 com.id. Helen Kong ( jangan makan terus ntar gendut), Gladis King dan B’Edu semoga akur-akur aja Asi komkom mari kemari(jangan malas kuliah yach), Hana (makasih atas kesempatan di kamarmu buat ngetik).

12.Buat sobatku Agus, yang sudah memberikan dukungan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini.

13.Sobat-sobatku yang tidak dapat disebut namanya satu per satu, terima kasih atas dukungannya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

14.Buat Stambuk‘04, yang penulis sayangi, berjuang terus ya biar mendapat gelar sarjana dan terima kasih atas dukungannya.

15.Buat Ance (yang mentel) jangan malas ya kerjakan skripsinya berjuang trus cayo………

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i UCAPAN TERIMA KASIH ... ii DAFTAR ISI ... v

BAB I PENDAHULUAN ... 1 1.1 Latar Belakang Masalah... 1 1.2 Rumusan Masalah ... 4 1.3 Tujuan Penelitian ... 4 1.4 Manfaat Penelitian ... 4 1.5 Anggapan Dasar ... 5 1.6 Sejarah Singkat Kabupaten Pak-pak Dairi ... 5 1.7 Sejarah Singkat Kabupaten Samosir ... 19

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 22 2.1 Tinjauan yang Relevan ... 22 2.2 Teori yang Digunakan... 23 2.3 Asumsi Dasar Leksikostatistik ... 24 2.4 Tehnik Leksikostatistik ... 28

BAB III METODE PENELITIAN ... 33 3.1 Metode Dasar ... 33

3.2 Lokasi Penelitian ... 34

Dokumen terkait