BAB III METODOLOGI PENELITIAN
E. Teknik Analisis Data
2. Menghitung Return on Equity (ROE), Debt to Equity
to Total Asset Ratio (DAR)
a. Menghitung profitabilias (ROE)
Profitabilitas diukur menggunakan nilai Return On Equity (ROE), dengan rumus :
π ππΈ = πΏπππ π΅πππ πβ πππ‘πππβ πππππ
πππππ πππππππ Γ 100%
b. Debt to Equity Ratio dapat dihitung dengan menggunakan rumus: π·πππ‘ π‘π πΈππ’ππ‘π¦ π ππ‘ππ = πππ‘ππ π»π’π‘πππ
c. Menghitung Debt to Total Asset Ratio (DAR)
Debt to Total Asset Ratio (DAR) dirumuskan dengan : π·πππ‘ π‘π πππ‘ππ π΄π π ππ‘ π ππ‘ππ = πππ‘ππ π»π’π‘πππ
πππ‘ππ π΄ππ‘ππ£π Γ 100% 3. Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif adalah metode yang menggambarkan sifat-sifat data. Statistik deskriptif ini berupa kegiatan pengumpulan data, penyusunan data dan penyajian data dalam bentuk tabel, grafik-grafik maupun diagram-diagram (Boedijoewono, 2012:11). Sedangkan menurut Sugiyono (2001), statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisa data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi.
4. Mengklasifikasikan Data
Menurut Boedijoewono (2012), klasifikasi data berarti memisahkan sifat-sifat dari data yang heterogen ke dalam kelompok-kelompok yang homogen, sehingga sifat-sifat data yang menonjol mudah dilihat. Mengklasifikasikan data bertujuan supaya ukuran data menjadi kategori. Metode untuk mengklasifikasikan data menggunakan metode seriation secara berkelompok. Metode ini digunakan untuk menyusun data dalam kelompok-kelompok berdasarkan kelas interval tertentu sehingga dapat diperoleh secara tepat data yang terkecil dan yang terbesar dan
mengelompokkan data menjadi beberapa bagian apakah menjadi 2 bagian ataukah lebih (Boedijoewono, 2012 : 35-36). Dalam penelitian ini, pembagian kelompok-kelompok pada kelas kategori dibagi menjadi 4 bagian yang sama (Boedijoewono, 2012 : 117-118).
a. Mengklasifikasikan Data Profitabilitas (ROE)
Profitabilitas diukur menggunakan nilai Return On Equity (ROE). Ukuran ROE berskala rasio kemudian diubah menjadi data ordinal. Skala ordinal mencakup ciri-ciri skala nominal ditambah suatu urutan. Pemakaian skala ordinal mengungkapkan suatu pernyataan mengenai βlebih daripadaβ atau βkurang daripadaβ tanpa menyatakan berapa lebih besarnya atau kurang. Jadi, selisih sebenarnya antara urut 1 dan 2 dapat saja lebih atau kurang daripada selisih antara urut 2 dan 3 (Cooper dan William, 1995). Jadi dalam mengklasifikasikan data ROE peneliti membuat 4 urut tingkatan ROE menjadi sangat rendah, rendah, tinggi, dan sangat tinggi. Pembagian urutan tersebut mengunakan batas-batas pada nilai-nilai kuartil 1, kuarti 2, dan kuartil 3 sehingga pembagian urutannya menjadi sebagai berikut:
Sangat rendah (1) : X β€ k1 Rendah (2) : k1 > X β€ k2 Tinggi (3) : k2 > X β€ k3 Sangat tinggi (4) : k3 > X
b. Mengklasifikasikan Data Debt to Equity Ratio (DER)
Data DER merupakan data yang berskala rasio kemudian diubah menjadi data ordinal. Jadi dalam mengklasifikasikan data DER peneliti membuat 4 urut tingkatan DER menjadi sangat rendah, rendah, tinggi, dan sangat tinggi. Pembagian urutan tersebut mengunakan batas-batas pada nilai-nilai kuartil 1, kuarti 2, dan kuartil 3 sehingga pembagian urutannya menjadi sebagai berikut:
Sangat rendah (1) : X β€ k1 Rendah (2) : k1 > X β€ k2 Tinggi (3) : k2 > X β€ k3 Sangat tinggi (4) : k3 > X
c. Mengklasifikasikan Data Debt to Total Asset Ratio (DAR)
Data DAR merupakan data yang berskala rasio kemudian diubah menjadi data ordinal. Jadi dalam mengklasifikasikan data DAR peneliti membuat 4 urut tingkatan DAR menjadi sangat rendah, rendah, tinggi, dan sangat tinggi. Pembagian urutan tersebut mengunakan batas-batas pada nilai-nilai kuartil 1, kuarti 2, dan kuartil 3 sehingga pembagian urutannya menjadi sebagai berikut:
Sangat rendah (1) : X β€ k1 Rendah (2) : k1 > X β€ k2 Tinggi (3) : k2 > X β€ k3 Sangat tinggi (4) : k3 > X
5. Melakukan Analisis Tabulasi Silang (Crosstabs)
Analisis tabulasi silang (crosstabs) menyajikan data dalam bentuk tabulasi yang meliputi baris dan kolom. Data untuk penyajian crosstabs adalah data berskala nominal atau kategori (Ghozali, 2011). Jadi analisis crosstabs merupakan suatu bentuk analisis deskriptif yang dipergunakan untuk mengetahui korelasi antar variabel dimana hasil tabulasi yang dilakukan disajikan ke dalam bentuk tabel.
6. Menguji Hipotesis
Uji hipotesis dilakukan karena akan dicari ada atau tidak ada hubungan korelasi antar variabel. Dasar pengambilan keputusan berdasarkan probabilitas.
Langkah-langkah yang dilakukan untuk menguji hipotesis adalah sebagai berikut:
a. Merumuskan hipotesis
Ho1 = DER memiliki hubungan yang negatif dengan ROE Ho2 = DAR memiliki hubungan yang negatif dengan ROE b. Menguji probabilitas signifikansi
Penentuan tingkat signifikan yaitu 5% atau keyakinan 95%, sehingga: 1) Jika probabilitas > 0,05, maka DER tidak memiliki hubungan
dengan ROE.
2) Jika probabilitas < 0,05, maka DER memiliki hubungan dengan ROE.
3) Jika probabilitas > 0,05, maka DAR tidak memiliki hubungan dengan ROE.
4) Jika probabilitas < 0,05, maka DAR memiliki hubungan dengan ROE.
c. Mengambil keputusan
Keputusan diambil berdasarkan nilai Spearman Correlation pada tabel
Symmetric Measures. Nilai Spearmanβs rho digunakan untuk melihat
hubungan untuk data peringkat (Cooper dan William, 1995). Menurut Sugiyono (2001) pedoman untuk melihat interpretasi hubungan antar variabel adalah sebagai berikut:
Tabel 3.1 Pedoman Interpretasi Hubungan antar Variabel Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,00 β 0,199 Sangat lemah
0,20 β 0,399 Lemah
0,40 β 0,599 Sedang
0,60 β 0,799 Kuat
0,80 β 1,00 Sangat kuat
Adapun langkah-langkah untuk mengambil keputusan adalah sebagai berikut:
1) Jika nilai Spearman Correlation positif (+), maka Ho1 ditolak. 2) Jika nilai Spearman Correlation negatif (-), maka Ho1 diterima.
3) Jika nilai Spearman Correlation positif (+), maka Ho2 ditolak. 4) Jika nilai Spearman Correlation positif (-), maka Ho2 diterima. d. Menarik kesimpulan
Penarikan kesimpulan dilakukan sebagai berikut:
1) Jika Ho1 diterima, maka DER tmemiliki hubungan negatif dengan ROE.
2) Jika Ho1 ditolak, maka DER tidak memiliki hubungan negatif dengan ROE.
3) Jika Ho2 diterima, maka DAR memiliki hubungan negatif dengan ROE.
4) Jika Ho2 ditolak, maka DAR tidak memiliki hubungan negatif dengan ROE.
Untuk melihat tingkat hubungan antar variabel dapat dilihat pada tabel pedoman interpretasi hubungan antar variabel.
35 BAB IV
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
Penelitian ini menggunakan data sekunder, yaitu data laporan keuangan perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2012-2014. Subjek penelitian adalah seluruh perusahaan manufaktur go public yang terdaftar di BEI. Sedangkan objek penelitian ini adalah laporan keuangan yang diungkapkan oleh perusahaan manufaktur yang dapat diunduh pada website BEI. Populasi sasaran pada penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2012, 2013, dan 2014. Kriteria populasi sasaran dapat dijelaskan dengan tabel berikut:
Tabel 4.1 Kriteria Pemilihan Populasi Sasaran
Kriteria Populasi Sasaran Jumlah
Perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI selama perode 2012-2014 128
Perusahaan manufaktur yang delisting (8)
Perusahaan manufaktur yang ridak secara berturut-turut melaporkan laporan keuangan selama periode 2012-2014
(33)
Perusahaan manufaktur yang menggunakan mata uang US $ (20) Perusahaan manufaktur yang tidak mendapatkan laba bersih selama
periode 2012-2014
(22)
Berdasarkan kriteria yang ditentukan oleh penulis, terdapat 45 perusahaan manufaktur yang memiliki data sesuai dengan kebutuhan penelitian. Kode dan nama perusahaan yang menjadi populasi sasaran penelitian dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.2 Populasi Sasaran Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI Tahun 2012-2014
No. Kode Emiten Nama Emiten
1 ADES Akasha Wira International Tbk 2 ALMI Alumindo Light Metal Industry Tbk 3 AMFG Ashahimas Flat Glass Tbk
4 APLI Astapiast Industries Tbk 5 ASII Astra Internasional Tbk 6 AUTO Astra Otoparts Tbk
7 BTON Betonjaya Manunggal Tvk 8 BUDI Budi Starch & Sweerener Tbk 9 CEKA Wilmar Cahaya Indonesia Tbk 10 CPIN Charoen Pokphand Indonesia Tbk 11 DLTA Delta Djakarta Tbk
12 DVLA Darya-Varia Laboratoria Tbk 13 GGRM Gudang Garam Tbk
14 GJTL Gajah Tunggal Tbk
15 ICBP Indofood CBP Sukses Makmur Tbk 16 IGAR Champion Pasific Indonesia Tbk 17 INAI Indal Aluminium Industry Tbk 18 INDF Indofood Sukses Makmur Tbk 19 INDS Indospring Tbk
20 INTP Indocement Tunggal Prakasa Tbk 21 JECC Jembo Cable Company Tbk 22 JPFA Japfa Comfeed Indonesia Tbk 23 KAEF Kimia Farma Tbk
24 KBLI KMI Wire and Cable Tbk 25 KBLM Kabelindo Murni Tbk 26 KICI Kedaung Indag Can Tbk
Tabel 4.2 Populasi Sasaran Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI Tahun 2012-2014 (lanjutan)
No. Kode Emiten Nama Emiten
27 KLBF Kalbe Farma Tbk 28 LION Lion Metal Works Tbk 29 LMSH Lionmesh Prima Tbk
30 MERK Merck Tbk
31 MLBI Multi Bintang Indonesia Tbk 32 MYOR Mayora Indah Tbk
38 SMBC Holcim Indonesia Tbk 39 SMGR Semen Gresik Tbk 40 SMSM Selamat Sempurna Tbk 41 TCID Mandom Indonesia Tbk 42 TOTO Surya Toto Indonesia Tbk 43 TRST Trias Sentosa Tbk
44 TSPC Tempo Scan Pasific Tbk 45 UNIT Nusantara Inti Corpora Tbk
38 BAB V
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. Pengumpulan Data
Data mengenai profitabilitas perusahaan manufaktur yang diukur dengan ROE berupa laba bersih setelah pajak dan total modal dapat dilihat pada lampiran II. Data mengenai DER perusahaan berupa total hutang dan total modal dapat dilihat pada lampiran III. Dan data mengenai DAR perusahaan berupa total hutang dan total aktiva dapat dilihat pada lampiran IV.
1. Penghitungan ROE Perusahaan
ROE dihitung dengan menggunakan rumus:
π ππΈ = πΏπππ π΅πππ πβ πππ‘πππβ πππππ
πππ‘ππ πππππ Γ 100%
ROE ADES 2012 = Rp 83.376.000.000,00 / Rp 209.122.000.000,00 = 0,399 ROE ALMI 2012 = Rp 13.949.141.063,00 / Rp 587.883.021.026,00 = 0,024 Hasil penghitungan ROE lengkap dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 5.1 Penghitungan ROE Perusahaan Manufaktur
No. Sub Sektor Kode
Emiten
Tahun 2012 2013 2014 1 Logam dan Sejenisnya ALMI 0,024 0,040 0,003 2 Logam dan Sejenisnya BTON 0,219 0,186 0,052 3 Logam dan Sejenisnya INAI 0,179 0,040 0,151 4 Logam dan Sejenisnya LION 0,230 0,156 0,110 5 Logam dan Sejenisnya LMSH 0,423 0,130 0,064 6 Logam dan Sejenisnya PICO 0,056 0,072 0,070 7 Keramik AMFG 0,141 0,123 0,144 8 Keramik TOTO 0,263 0,228 0,239
Tabel 5.1 Penghitungan ROE Perusahaan Manufaktur (lanjutan)
No. Sub Sektor Kode
Emiten Tahun 2012 2013 2014 9 Plastik APLI 0,019 0,009 0,043 10 Plastik IGAR 0,184 0,155 0,208 11 Plastik TRST 0,045 0,019 0,017 12 Kimia BUDI 0,006 0,048 0,031
13 Pakan Ternak CPIN 0,328 0,254 0,160 14 Pakan Ternak JPFA 0,226 0,122 0,073 15 Pakan Ternak SIPD 0,012 0,007 0,002
16 Semen INTP 0,245 0,218 0,213
17 Semen SMBC 0,160 0,109 0,076
18 Semen SMGR 0,271 0,246 0,223
19 Otomotif dan Komponen ASII 0,253 0,210 0,184 20 Otomotif dan Komponen AUTO 0,207 0,111 0,094 21 Otomotif dan Komponen GJTL 0,207 0,021 0,045 22 Otomotif dan Komponen INDS 0,118 0,084 0,070 23 Otomotif dan Komponen NIPS 0,107 0,144 0,087 24 Otomotif dan Komponen PRAS 0,056 0,032 0,017 25 Otomotif dan Komponen SMSM 0,280 0,336 0,367
26 Kabel JECC 0,222 0,153 0,139
27 Kabel KBLI 0,148 0,083 0,074
28 Kabel KBLM 0,090 0,028 0,071
29 Tekstil dan Garment RICY 0,014 0,023 0,038 30 Tekstil dan Garment UNIT 0,001 0,003 0,002 31 Kosmetik ADES 0,399 0,210 0,105 32 Kosmetik TCID 0,137 0,135 0,136 33 Makanan dan Minuman CEKA 0,126 0,123 0,076 34 Makanan dan Minuman DLTA 0,357 0,400 0,377 35 Makanan dan Minuman ICBP 0,190 0,168 0,168 36 Makanan dan Minuman INDF 0,140 0,089 0,125 37 Makanan dan Minuman MLBI 1,375 1,186 1,435 38 Makanan dan Minuman MYOR 0,243 0,269 0,100 39 Farmasi DVLA 0,177 0,138 0,084 40 Farmasi KAEF 0,143 0,133 0,131
Tabel 5.1 Penghitungan ROE Perusahaan Manufaktur (lanjutan)
No. Sub Sektor Kode
Emiten Tahun 2012 2013 2014 41 Farmasi KLBF 0,241 0,232 0,216 42 Farmasi MEREK 0,259 0,343 0,328 43 Farmasi TSPC 0,189 0,165 0,141 44 Rokok GGRM 0,153 0,149 0,162
45 Peralatan Rumah Tangga KICI 0,034 0,100 0,060
Sumber : data sekunder yang diolah, 2016
2. Penghitungan DER Perusahaan
DER dihitung dengan menggunakan rumus:
π·πππ‘ π‘π πΈππ’ππ‘π¦ π ππ‘ππ (π·πΈπ ) = πππ‘ππ π»π’π‘πππ
πππππ πππππππΓ 100%
DER ADES 2012 = Rp 179.972.000.000,00 / Rp 209.122.000.000,00 = 0,861 DER ALMI 2012 = Rp 1.293.685.492.896,00 / Rp 587.883.021.026,00 = 2,201 Tabel di bawah ini merupakan hasil penghitungan lengkap DER perusahaan: Tabel 5.2 Penghitungan DER Perusahaan
No. Sub Sektor Kode
Emiten
Tahun 2012 2013 2014 1 Logam dan Sejenisnya ALMI 2,201 3,187 4,011 2 Logam dan Sejenisnya BTON 0,282 0,269 0,188 3 Logam dan Sejenisnya INAI 3,738 5,063 5,152 4 Logam dan Sejenisnya LION 0,166 0,199 0,352 5 Logam dan Sejenisnya LMSH 0,318 0,283 0,207 6 Logam dan Sejenisnya PICO 1,986 1,890 1,711 7 Keramik AMFG 0,268 0,282 0,230 8 Keramik TOTO 0,695 0,686 0,647 9 Plastik APLI 0,527 0,394 0,213 10 Plastik IGAR 0,291 0,394 0,328
Tabel 5.2 Penghitungan DER Perusahaan (lanjutan)
No. Sub Sektor Kode
Emiten
Tahun 2012 2013 2014 11 Plastik TRST 0,617 0,907 0,851
12 Kimia BUDI 1,692 1,692 1,712
13 Pakan Ternak CPIN 0,510 0,580 0,906 14 Pakan Ternak JPFA 1,301 1,844 1,974 15 Pakan Ternak SIPD 1,583 1,456 1,176
16 Semen INTP 0,172 0,158 0,165
17 Semen SMBC 0,446 0,698 0,963
18 Semen SMGR 0,463 0,412 0,372
19 Otomotif dan Komponen ASII 1,029 1,015 0,962 20 Otomotif dan Komponen AUTO 0,619 0,320 0,419 21 Otomotif dan Komponen GJTL 1,349 1,682 1,681 22 Otomotif dan Komponen INDS 0,465 0,253 0,249 23 Otomotif dan Komponen NIPS 1,597 2,384 1,096 24 Otomotif dan Komponen PRAS 1,060 0,958 0,876 25 Otomotif dan Komponen SMSM 0,710 0,690 0,525
26 Kabel JECC 3,962 7,396 5,200
27 Kabel KBLI 0,375 0,508 0,422
28 Kabel KBLM 1,731 1,426 1,231
29 Tekstil dan Garment RICY 1,296 1,304 1,954 30 Tekstil dan Garment UNIT 0,580 0,903 0,824 31 Kosmetik ADES 0,861 0,666 0,707 32 Kosmetik TCID 0,150 0,239 0,444 33 Makanan dan Minuman CEKA 1,218 1,025 1,389 34 Makanan dan Minuman DLTA 0,246 0,282 0,298 35 Makanan dan Minuman ICBP 0,487 0,603 0,656 36 Makanan dan Minuman INDF 0,740 1,035 0,550 37 Makanan dan Minuman MLBI 2,493 0,805 3,029 38 Makanan dan Minuman MYOR 1,706 1,465 1,510 39 Farmasi DVLA 0,277 0,301 0,285 40 Farmasi KAEF 0,440 0,522 0,639 41 Farmasi KLBF 0,278 0,331 0,266 42 Farmasi MEREK 0,366 0,361 0,294
Tabel 5.2 Penghitungan DER Perusahaan (lanjutan)
No. Sub Sektor Kode
Emiten
Tahun 2012 2013 2014 43 Farmasi TSPC 0,382 0,400 0,353
44 Rokok GGRM 0,530 0,726 0,752
45 Peralatan Rumah Tangga KICI 0,427 0,329 0,230
Sumber : data sekunder yang diolah, 2016
3. Penghitungan DAR Perusahaan
DAR dihitung dengan menggunakan rumus:
π·πππ‘ π‘π πππ‘ππ π΄π π ππ‘ π ππ‘ππ = πππ‘ππ π»π’π‘πππ
πππ‘ππ π΄ππ‘ππ£π Γ 100%
DAR ADES 2012 = Rp 179.972.000.000,00 / Rp 389.094.000.000,00 = 0,463 DAR ALMI 2012 = Rp 1.293.685.492.896,00 / Rp 1.881.568.513.922,00 = 0,688 Tabel di bawah ini merupakan penghitungan lengkap DAR perusahaan: Tabel 5.3 Perhitungan DAR Perusahaan
No. Sub Sektor Kode
Emiten
Tahun
2012 2013 2014 1 Logam dan Sejenisnya ALMI 0,688 0,761 0,800 2 Logam dan Sejenisnya BTON 0,220 0,212 0,158 3 Logam dan Sejenisnya INAI 0,789 0,835 0,837 4 Logam dan Sejenisnya LION 0,142 0,166 0,260 5 Logam dan Sejenisnya LMSH 0,241 0,220 0,171 6 Logam dan Sejenisnya PICO 0,665 0,654 0,631
7 Keramik AMFG 0,211 0,220 0,187
8 Keramik TOTO 0,410 0,407 0,393
9 Plastik APLI 0,345 0,283 0,175
10 Plastik IGAR 0,225 0,283 0,247
Tabel 5.3 Perhitungan DAR Perusahaan (lanjutan)
No. Sub Sektor Kode
Emiten
Tahun
2012 2013 2014
12 Kimia BUDI 0,629 0,629 0,631
13 Pakan Ternak CPIN 0,338 0,367 0,475 14 Pakan Ternak JPFA 0,565 0,648 0,664 15 Pakan Ternak SIPD 0,613 0,593 0,541
16 Semen INTP 0,147 0,136 0,142
17 Semen SMBC 0,308 0,411 0,491
18 Semen SMGR 0,317 0,292 0,271
19 Otomotif dan Komponen ASII 0,507 0,504 0,490 20 Otomotif dan Komponen AUTO 0,382 0,242 0,295 21 Otomotif dan Komponen GJTL 0,574 0,627 0,627 22 Otomotif dan Komponen INDS 0,317 0,202 0,199 23 Otomotif dan Komponen NIPS 0,615 0,704 0,523 24 Otomotif dan Komponen PRAS 0,515 0,489 0,467 25 Otomotif dan Komponen SMSM 0,415 0,408 0,344
26 Kabel JECC 0,798 0,881 0,839
27 Kabel KBLI 0,272 0,337 0,297
28 Kabel KBLM 0,634 0,588 0,552
29 Tekstil dan Garment RICY 0,564 0,448 0,661 30 Tekstil dan Garment UNIT 0,367 0,475 0,452
31 Kosmetik ADES 0,463 0,400 0,414
32 Kosmetik TCID 0,131 0,193 0,307
33 Makanan dan Minuman CEKA 0,549 0,506 0,581 34 Makanan dan Minuman DLTA 0,197 0,220 0,229 35 Makanan dan Minuman ICBP 0,327 0,376 0,396 36 Makanan dan Minuman INDF 0,425 0,509 0,264 37 Makanan dan Minuman MLBI 0,714 0,446 0,752 38 Makanan dan Minuman MYOR 0,630 0,594 0,602
39 Farmasi DVLA 0,217 0,231 0,221
40 Farmasi KAEF 0,306 0,343 0,390
41 Farmasi KLBF 0,217 0,249 0,210
42 Farmasi MERK 0,268 0,265 0,227
Tabel 5.3 Perhitungan DAR Perusahaan (lanjutan)
No. Sub Sektor Kode
Emiten
Tahun
2012 2013 2014
44 Rokok GGRM 0,340 0,421 0,429
45 Peralatan Rumah Tangga KICI 0,299 0,247 0,187
Sumber : data sekunder yang diolah, 2016
B. Statistik Deskriptif
Pengolahan data pada penelitian ini menggunakan program IBM SPSS Statistics 23. Hasil statistik deskriptif variabel profitabilitas (ROE), Debt to Equity Ratio (DER), dan Debt to Total Aset Ratio (DAR) dapat dijabarkan sebagai berikut:
1. Return on Equity (ROE)
Tabel di bawah ini merupakan hasil statistik deskriptif variabel ROE. Tabel 5.4 Statistik Deskriptif ROE
N Valid 135 Missing 0 Mean ,16916 Median ,13753 Std. Deviation ,20198 Variance ,041 Skewness 4,424 Std. Error of Skewness ,209 Kurtosis 24,056 Std. Error of Kurtosis ,414 Range 1,434 Minimum ,001 Maximum 1,435 Sum 22,836
Sumber : data sekunder yang diolah, 2016
Output tampilan SPSS tabel 5.4 menunjukkan jumlah data (N) ada 135.
dari 135 data adalah 0,169 dengan standar deviasi sebesar 0,201. Nilai standar deviasi dan variance yang mendekati nol menunjukkan data ROE memiliki sebaran data yang kecil karena datanya bersifat homogen. Nilai range merupakan selisih antara nilai maksimum dengan nilai minimum yaitu sebesar 1,434 dan nilai sum merupakan penjumlahan dari 135 data ROE yaitu sebesar 22,836. Rasio skewness dan rasio kurtosis dapat dijadikan petunjuk apakah suatu data berdistribusi normal atau tidak. Rasio skewness adalah nilai skewness dibagi dengan standard error skewness, sedangkan rasio kurtosis adalah nilai kutosis dibagi dengan standard error kurtosis. Sebagai pedoman, bila rasio
skewness dan kurtosis berada di antara -2 hingga +2, maka distribusi data adalah
normal (Mudrajad, 2007:41). Terlihat bahwa rasio skewness= 4,4/0,2= 22, sedangkan rasio kurtosis= 24/0,4= 60. Dengan kata lain baik rasio skewness maupun rasio kurtosis berada di luar rentang antara -2 dan +2. Maka dapat disimpulkan bahwa data ROE perusahaan manufaktur periode tahun 2012-2014 tidak terdistribusi normal.
Berdasarkan output pada tabel 5.4 diperoleh informasi bahwa perusahaan yang memiliki tingkat ROE paling rendah adalah PT Nusantara Inti Corpora Tbk (UNIT) sebesar 0,001 pada tahun 2012. UNIT merupakan perusahaan manufaktur yang berada pada subsektor tekstil dan garmen. Nilai ROE 0,001 atau 0,1% mempunyai arti bahwa setiap Rp 100 modal perusahaan memiliki kemampuan menghasilkan laba sebesar Rp 0,1. Nilai ROE UNIT paling tinggi yaitu pada tahun 2013 sebesar 0,003 dan kembali menurun pada tahun 2014
menjadi 0,002. Nilai ROE UNIT yang sangat rendah berarti kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba kecil sehingga tingkat pengembalian modal kepada pemilik modal juga rendah. Perolehan laba yang kecil tersebut disebabkan oleh pembayaran biaya-biaya di luar usaha yang cukup besar seperti biaya bunga dan administrasi bank. Dilihat dari tabel 5.1 perusahaan-perusahaan yang berada pada sub sektor tekstil dan garmen juga memiliki perolehan nilai ROE yang rendah dibandingkan dengan perusahaan-perusahaan pada sub sektor yang lain.
Perusahaan yang memperoleh nilai ROE paling tinggi yaitu PT Multi Bintang Indonesia Tbk (MLBI) sebesar 1,435 pada tahun 2014. MLBI merupakan perusahaan manufaktur pada sub sektor makanan dan minuman. Nilai ROE 1,435 atau 143,5% memiliki arti bahwa setiap Rp 100 modal perusahaan memiliki kemampuan menghasilkan laba sebesar Rp 143. Dilihat dari data yang diperoleh nilai ROE MLBI selalu tinggi, yakni pada tahun 2012 sebesar 1,375 dan pada tahun 2013 menurun menjadi 1,186. Nilai ROE perusahaan yang tinggi menunjukkan bahwa kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba tinggi sehingga tingkat pengembalian kepada pemilik modal juga tinggi. Perolehan laba yang tinggi disebabkan oleh pendapatan perusahaan yang jauh lebih besar dibandingkan dengan biaya-biaya yang dibayarkan. Biaya-biaya yang harus jauh lebih sedikit dibandingkan dengan pendapatannya. Jika dibandingkan dengan perusahaan-perusahaan pada sub sektor makanan dan minuman, MLBI memiliki nilai ROE yang paling tinggi.
Gambaran umum mengenai perolehan nilai ROE perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode tahun 2012-2014 dapat dilihat melalui gambar histogram berikut ini:
Gambar 5.1 Histogram Data ROE
Sumber : data sekunder yang diolah, 2016
Berdasarkan gambar 5.1, dapat dilihat nilai ROE pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode tahun 2012-2014 kebanyakan lebih kecil dari 1 yaitu sebanyak 132 data atau 97,8% dari total data. Nilai ROE yang berada di atas 1 hanya terdapat 3 data atau 2,2% dari total data. Dari data tersebut dapat diketahui bahwa kebanyakan perusahaan manufaktur cenderung memiliki nilai ROE yang rendah. Hal ini berarti kebanyakan perusahaan
manufaktur memiliki kemampuan menghasilkan laba yang rendah sehingga menyebabkan tingkat pengembalian modal kepada pemilik modal juga rendah. 2. Statistik Deskriptif Debt to Equity Ratio (DER)
Tabel berikut ini merupakan hasil statistik deskriptif variabel Debt to Equity
Ratio (DER).
Tabel 5.5 Statistik Deskriptif DER
N Valid 135 Missing 0 Mean 1,02925 Median ,64661 Std. Deviation 1,134086 Variance 1,286 Skewness 2,844 Std. Error of Skewness ,209 Kurtosis 10,030 Std. Error of Kurtosis ,414 Range 7,246 Minimum ,150 Maximum 7,396 Sum 138,949
Sumber : data sekunder yang diolah, 2016
Output tampilan SPSS tabel 5.5 menunjukkan jumlah data (N) ada 135.
Terdapat 135 data valid dan tidak ada data missing. Rata-rata (mean) nilai DER dari 135 data adalah 1,029 dengan standar deviasi sebesar 1,134. Nilai standar deviasi dan variance yang kecil menunjukkan data DER memiliki sebaran data yang kecil karena datanya bersifat homogen. Nilai range merupakan selisih antara nilai maksimum dengan nilai minimum yaitu sebesar 7,246 dan nilai sum merupakan penjumlahan dari 135 data DER yaitu sebesar 138,949. Rasio
skewness dan rasio kurtosis dapat dijadikan petunjuk apakah suatu data
dengan standard error skewness, sedangkan rasio kurtosis adalah nilai kutosis dibagi dengan standard error kurtosis. Sebagai pedoman, bila rasio skewness dan kurtosis berada di antara -2 hingga +2, maka distribusi data adalah normal (Mudrajad, 2007:41). Terlihat bahwa rasio skewness= 2,8/0,2= 14, sedangkan rasio kurtosis= 10/0,4= 25. Dengan kata lain baik rasio skewness maupun rasio kurtosis berada di luar rentang antara -2 dan +2. Maka dapat disimpulkan bahwa data ROE perusahaan manufaktur periode tahun 2012-2014 tidak terdistribusi normal.
Berdasarkan output pada tabel 5.5, diketahui bahwa perusahaan yang memiliki nilai DER paling rendah adalah PT Mandom Indonesia Tbk (TCID) yaitu sebesar 0,150 pada tahun 2012. TCID merupakan perusahaan manufaktur yang berada pada sub sektor kosmetik. Nilai DER 0,150 atau 15% berarti setiap Rp 100 modal perusahaan menjamin Rp 15 hutang. Hal tersebut mengindikasikan bahwa kemampuan perusahaan untuk memenuhi hutang atau kewajibannya dengan modalnya cukup baik. Dilihat dari data yang diperoleh, nilai DER TCID meningkat tiap tahunnya yakni pada tahun 2013 sebesar 0,239 dan pada tahun 2014 sebesar 0,444. Hal ini menunjukkan bahwa TCID memiliki jumlah hutang yang bertambah tiap tahunnya. Namun hal tersebut masih wajar karena peningkatan jumlah hutangnya yang tidak besar sehingga kemampuan perusahaan untuk memenuhi hutang atau kewajibannya dengan modalnya cukup baik. Jika dibandingkan dengan perusahaan manufaktur pada sub sektor kosmetik, TCID memiliki nilai DER yang paling rendah.
Perusahaan yang memiliki nilai DER paling tinggi yaitu PT Jembo Cable Company Tbk (JECC) sebesar 7,396 pada tahun 2013. JECC merupakan perusahaan manufaktur yang berada pada sub sektor industri kabel. Nilai DER JECC 7,396 atau 740% berarti bahwa setiap Rp 100 modal perusahaan menjamin Rp 740 hutang. Hal tersebut mengindikasikan bahwa kemampuan perusahaan untuk memenuhi hutang atau kewajibannya dengan modalnya kurang baik karena modal perusahaan menjamin hutang yang jumlahnya jauh lebih besar. Dilihat dari data yang diperoleh, nilai DER JECC mengalami perubahan yakni pada tahun 2012 sebesar 3,962 dan pada tahun 2014 sebesar 5,200. Data tersebut menunjukkan bahwa perusahaan memiliki hutang yang lebih besar dibandingkan dengan modalnya tiap tahunnya sehingga kemampuan perusahaan untuk memenuhi hutang atau kewajibannya dengan modalnya tidak baik. Hal ini sangat berisiko bagi perusahaan. Jika dibandingkan dengan perusahaan-perusahaan pada sub sektor industri kabel, DER memiliki nilai DER yang paling tinggi.
Gambaran umum mengenai data DER perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode tahun 2012-2014 dapat dilihat melalui gambar histogram berikut ini:
Gambar 5.2 Histogram Data DER
Sumber : data sekunder yang diolah, 2016
Berdasarkan gambar 5.2, dapat dilihat nilai DER pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode tahun 2012-2014 kebanyakan lebih kecil dari 1. Hal tersebut dapat dilihat pada histogram di mana nilai DER yang lebih kecil dari 1 terdapat sebanyak 90 data atau 66,7% dari 135 total data. Sedangkan nilai DER yang berada di atas 1 terdapat 45 data atau 33,3% dari total data. Dari data tersebut dapat diketahui bahwa kebanyakan perusahaan memiliki nilai DER yang kecil. Hal ini berarti kebanyakan perusahaan manufaktur memiliki hutang yang lebih kecil dibandingkan modalnya. Hal tersebut menunjukkan bahwa kemampuan perusahaan untuk memenuhi hutang atau kewajibannya dengan modalnya cukup baik karena modal perusahaan dapat menjamin hutang yang jumlahnya lebih kecil.