• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2016

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2016"

Copied!
116
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS HUBUNGAN DEBT TO EQUITY RATIO DAN DEBT TO

TOTAL ASSET RATIO DENGAN PROFITABILITAS

Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia Tahun 2012-2014

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Akuntansi

Oleh:

Liberius Gea Tambing NIM: 112114141

PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(2)

i

ANALISIS HUBUNGAN DEBT TO EQUITY RATIO DAN DEBT TO

TOTAL ASSET RATIO DENGAN PROFITABILITAS

Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia Tahun 2012-2014

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Akuntansi

Oleh:

Liberius Gea Tambing NIM: 112114141

PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(3)

ii

SKRIPSI

ANALISIS HUBUNGAN DEBT TO EQUITY RATIO DAN DEBT TO

TOTAL ASSET RATIO DENGAN PROFITABILITAS

Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur

di Bursa Efek Indonesia Tahun 2012-2014

Oleh:

Liberius Gea Tambing

NIM: 112114141

Telah Disetujui Oleh:

(4)

iii

ANALISIS HUBUNGAN DEBT TO EQUITY RATIO DAN DEBT TO TOTAL ASSET RATIO DENGAN PROFITABILITAS

Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia Tahun 2012-2014

Dipersiapkan dan ditulis oleh: Liberius Gea Tambing

NIM: 112114141

Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji Pada Tanggal 12 Agustus 2016

dan dinyatakan memenuhi syarat

Susunan Dewan Penguji

Nama lengkap Tanda Tangan Ketua Dr. Fr. Reni Retno Anggraini, M.Si., Ak., C.A. ... Sekretaris Lisia Apriani, S.E., M.Si., Ak., QIA., C.A. ... Anggota Dr. Fr. Reni Retno Anggraini, M.Si., Ak., C.A. ... Anggota Lisia Apriani, S.E., M.Si., Ak., QIA., C.A. ... Anggota A. Diksa Kuntara, S.E., MFA, QIA ...

Yogyakarta, 30 September 2016 Fakultas Ekonomi

Universitas Sanata Dharma Dekan

Albertus Yudi Yuniarto, S.E., MBA

PERSEMBAHAN

(5)

iv

Dedicated to :

For those who accompany me in the day or night For those who always support me from near and from far

This thesis is dedicated to you all

-life is not for winning,

But for playing well-

(6)

v

UNIVERSITAS SANATA DHARMA FAKULTAS EKONOMI

JURUSAN AKUNTANSI – PROGRAM STUDI AKUNTANSI

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS SKRIPSI

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya menyatakan bahwa Skripsi dengan judul: ANALISIS HUBUNGAN DEBT TO EQUITY RATIO DAN DEBT TO TOTAL

ASSET RATIO DENGAN PROFITABILITAS Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur

di Bursa Efek Indonesia Tahun 2012-2014

dan dimajukan untuk diuji pada tanggal 12 Agustus 2016 adalah hasil karya saya. Dengan ini saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan orang lain yang saya ambil dengan cara menyalin, atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat atau simbol yang menunjukkan gagasan atau pendapat atau pemikiran dari penulis lain yang saya akui seolah-olah sebagai tulisan saya sendiri dan atau tidak terdapat bagian atau keseluruhan tulisan yang saya salin, tiru, atau yang saya ambil dari tulisan orang lain tanpa memberikan pengakuan pada penulis aslinya.

Apabila saya melakukan hal tersebut di atas, baik sengaja maupun tidak, dengan ini saya menyatakan menarik skripsi yang saya ajukan sebagai hasil tulisan saya sendiri ini. Bila kemudian terbukti bahwa saya ternyata melakukan tindakan menyalin atau meniru tulisan orang lain seolah-olah hasil pemikiran saya sendiri, berarti gelar dan ijazah yang telah diberikan oleh universitas batal saya terima.

Yogyakarta, 30 September 2016 Yang membuat pernyataan,

(7)

vi

PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama : Liberius Gea Tambing

NIM : 112114141

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

“ANALISIS HUBUNGAN DEBT TO EQUITY RATIO DAN DEBT TO TOTAL ASSET RATIO DENGAN PROFITABILITAS”

Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia Tahun 2012-2014

Berserta perangkat yang diperlukan. Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengolah dalam bentuk pangkalan, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk media lain untuk kepentingan akademisi tanpa perlu meminta izin dari saya maupun memberi royalti kepada saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal, 30 September 2016 Yang membuat pernyataan,

(8)

vii

KATA PENGANTAR

Puji syukur dan terima kasih ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan rahmat dan karunia kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pada Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma.

Dalam menyelesaikan skripsi ini penulis mendapat bantuan, bimbingan dan arahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada:

1. Johanes Eka Priyatma, M.Sc., Ph.D. selaku Rektor Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan kesempatan untuk belajar dan mengembangkan kepribadian kepada penulis.

2. Dr. Fr. Reni Retno Anggraini, M.Si., Ak selaku pembimbing yang telah membantu serta membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

3. Aristus Tambing dan Rosmeri Gea selaku orangtua yang selalu memberi motivasi dan semangat selama penyusunan skripsi.

4. Saudara-saudariku yang selalu memberikan semangat (Tony, Lina, Ino, Maya, Agung, Helmi, dan Cindy).

5. Sahabat-sahabatku (Jeff, Kribo, Om Thor, Owen, Wawan, Mas Feb, Effy, Rey, dan Goblin) yang turut membantu dan memberikan semangat kepada penulis. 6. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Yogyakarta, 30 September 2016

(9)

viii DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ... v

HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA TULIS ... vi

HALAMAN KATA PENGANTAR ... vii

HALAMAN DAFTAR ISI ... ix

HALAMAN DAFTAR TABEL ... xii

HALAMAN DAFTAR GAMBAR ... xiii

ABSTRAK ... xiv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 6

D. Manfaat Penelitian ... 6

E. Sistematika Penulisan ... 7

BAB II LANDASAN TEORI ... 9

A. Teori Leverage ... 9

B. Rasio Financial Leverage ... 13

C. Debt to Equity Ratio (DER) ... 14

D. Debt to Total Asset Ratio (DAR) ... 15

E. Rasio Profitabilitas ... 16

F. Return On Equity (ROE) ... 19

G. Hubungan DER dengan ROE... 20

H. Hubungan DAR dengan ROE ... 21

I. Penelitian Terdahulu ... 22

(10)

ix

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 25

A. Jenis Penelitian ... 25

B. Populasi Sasaran ... 25

C. Teknik Pengumpulan Data ... 26

D. Definisi Operasional Variabel ... 26

E. Teknik Analisis Data ... 28

1. Mengumpulkan Data ... 28

2. Menghitung Return on Equity (ROE), Debt to Equity Ratio (DER), dan Debt to Total Asset Ratio (DAR) ... 28

a. Menghitung ROE ... 28 b. Menghitung DER ... 28 c. Menghitung DAR ... 29 3. Statistik Deskriptif ... 29 a. Mengklasifikasi Data ... 29 b. Mengklasifikasi ROE ... 29 c. Mengklasifikasi DER ... 31 d. Mengklasifikasi DAR ... 31

4. Melakukan Analisis Tabulasi Silang (Crosstabs) ... 32

a. Menguji Hipotesis ... 32

b. Merumuskan Hipotesis ... 32

c. Menguji Probabilitas Signifikansi ... 32

d. Mengambil Keputusan ... 33

e. Menarik Kesimpulan ... 34

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ... 35

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN... 38

A. Pengumpulan Data... 38

1. Penghitungan ROE ... 38

2. Penghitungan DER ... 40

3. Penghitungan DAR ... 42

B. Statistik Deskriptif ... 44

1. Return on Equity (ROE) ... 44

2. Debt to Equity Ratio (DER) ... 48

3. Debt to Total Asset Ratio (DAR) ... 52

C. Pengklasifikasian Data ... 56

1. Pengklasifikasian Data ROE ... 56

2. Pengklasifikasian Data DER ... 59

3. Pengklasifikasian Data DAR ... 61

D. Analisis Tabulasi Silang (Crosstabs) ... 64

1. Analisis Tabulasi Silang DER dengan ROE ... 64

a. Perumusan Hipotesis ... 65

(11)

x

c. Pengambilan Keputusan ... 66

d. Penarikan Kesimpulan ... 66

2. Analisis Tabulasi Silang DAR dengan ROE ... 68

a. Perumusan Hipotesis ... 69

b. Pengujian Probabilitas Signifikansi ... 69

c. Pengambilan Keputusan ... 69

d. Penarikan Kesimpulan ... 70

E. Pembahasan ... 71

1. Hubungan DER dengan ROE ... 71

2. Hubungan DAR dengan ROE ... 71

BAB VI PENUTUP ... 73 A. Kesimpulan ... 73 B. Keterbatasan Penelitian ... 73 C. Saran ... 74 DAFTAR PUSTAKA ... 75 LAMPIRAN ... 77

LAMPIRAN 1 Daftar Perusahaan Populasi Sasaran ... 78

LAMPIRAN 2 Data ROE Perusahaan... 80

LAMPIRAN 3 Data DER Perusahaan... 86

LAMPIRAN 4 Data DAR Perusahaan ... 92

LAMPIRAN 5 Uji Statistik ROE, DER, dan DAR ... 98

(12)

xi

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Ringkasan Penelitian Terdahulu... 22

Tabel 3.1 Pedoman Interpretasi Hubungan Antar Variabel ... 33

Tabel 4.1 Kriteria Pemilihan Populasi Sasaran ... 36

Tabel 4.2 Populasi Sasaran Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI Tahun 2012-2014 ... 35

Tabel 5.1 Penghitungan ROE Perusahaan ... 38

Tabel 5.2 Penghitungan DER Perusahaan ... 40

Tabel 5.3 Penghitungan DAR Perusahaan ... 42

Tabel 5.4 Statistik Deskriptif ROE... 44

Tabel 5.5 Statistik Deskriptif DER... 48

Tabel 5.6 Statistik Deskriptif DAR ... 52

Tabel 5.7 Statistik ROE ... 56

Tabel 5.8 Pengklasifikasian Data ROE ... 57

Tabel 5.9 Statistik DER ... 59

Tabel 5.10 Pengklasifikasian Data DER ... 58

Tabel 5.11 Statistik DAR ... 61

Tabel 5.12 Pengklasifikasian Data DAR ... 62

Tabel 5.13 Tabulasi Silang (Crosstabs) DER dengan ROE ... 64

Tabel 5.14 Tabel Symmentric MeasuresDER dengan ROE ... 65

Tabel 5.15 Tabulasi Silang (Crosstabs) DAR dengan ROE ... 68

(13)

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Gambar Kerangka Pemikiran ... 24

Gambar 5.1 Histogram Data ROE ... 47

Gambar 5.2 Histogram Data DER ... 51

Gambar 5.3 Histogram Data DAR ... 55

Gambar 5.4 Bar Chart Hubungan DER dengan ROE ... 67

(14)

xiii ABSTRAK

ANALISIS HUBUNGAN DEBT TO EQUITY RATIO DAN DEBT TO TOTAL ASSET RATIO DENGAN PROFITABILITAS

Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia Tahun 2012-2014

Liberius Gea Tambing NIM: 112114141 Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2016

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana hubungan Debt to Equity

Ratio (DER) dan Debt to Total Asset Ratio (DAR) dengan profitabilitas.

Jenis penelitian ini adalah studi empiris. Data yang digunakan adalah data sekunder yang diperoleh dengan menggunakan teknik dokumentasi. Teknik analisa data yang digunakan adalah analisis statistik deskriptif.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa 1) DER mempunyai hubungan yang negatif signifikan dengan profitabilitas dan 2) DER mempunyai hubungan negatif signifikan dengan profitabilitas.

(15)

xiv ABSTRACT

AN ANALYSIS OF THE RELATIONSHIP BETWEEN DEBT TO EQUITY RATIO AND DEBT TO TOTAL ASSET RATIO WITH PROFITABILITY

An Empirical Study on Manufacturing Companies Listed in Indonesia Stock Exchange Year 2012-2014

Liberius Gea Tambing NIM: 112114141 Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2016

The research objectives were to determine the relationship between the debt to equity ratio and the debt to total asset ratio with the profitability.

The research was an empirical study. The data was secondary data obtained using the documentation techniques. Data analysis technique is descriptive statistical analysis.

The results of data analysis showed that 1) the debt to equity ratio has a negative and significant relationship with the profitability and 2) the debt to total asset ratio has a negative and significant relationship with the profitability.

(16)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pada umumnya tujuan dari sebuah perusahaan adalah untuk memaksimalkan laba sehingga perusahaan dapat tetap bertahan dan melakukan aktivitas serta untuk memperluas pangsa pasarnya. Oleh sebab itu, perusahaan dituntut untuk dapat melakukan kegiatan operasionalnya secara efektif dan efisien, sehingga perusahaan dapat memperoleh laba yang lebih baik pula.

Setiap perusahaan yang go publik diwajibkan untuk membuat laporan keuangan tahunan. Bagi perusahaan, laporan keuangan merupakan mekanisme yang penting bagi manajer untuk berkomunikasi dengan investor luar. Dalam hal ini laporan keuangan merupakan sarana akuntabilitas manajemen kepada pemilik.

Laporan keuangan suatu perusahaan biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi dan laporan sumber dan penggunaan dana. Laporan keuangan ini digunakan untuk berbagai macam tujuan. Analisis terhadap laporan keuangan suatu perusahaan pada dasarnya digunakan untuk mengetahui tingkat profitabilitas (keuntungan) dan tingkat kesehatan suatu perusahaan. Perusahaan dapat memaksimalkan labanya apabila manajer keuangan mengetahui faktor-faktor yang memiliki hubungan yang kuat dengan profitabilitas perusahaan. Dengan mengetahui hubungan dari masing-masing faktor dengan profitabilitas,

(17)

perusahaan dapat menentukan langkah untuk mengatasi masalah-masalah dan meminimalisir dampak negatif yang akan timbul.

Dalam menjalankan aktivitasnya memerlukan dana yang cukup agar aktivitas operasionalnya dapat berjalan dengan lancar. Perusahaan yang kekurangan dana akan mencari dana untuk menutupi kekurangannya akan dana tersebut. Dana bisa diperoleh dengan cara memasukkan modal baru dari pemilik perusahaan atau dengan melakukan pinjaman ke pihak luar perusahaan. Apabila perusahaan melakukan pinjaman kepada pihak luar perusahaan maka akan timbul utang sebagai akibat dari pinjaman tersebut dan berarti perusahaan telah melakukan financial leverage.

Financial leverage adalah penggunaan sumber dana yang memiliki beban

tetap dengan harapan bahwa akan memberikan tambahan keuntungan yang lebih besar daripada beban tetapnya sehingga akan meningkatkan keuntungan yang tersedia bagi pemegang saham (Sartono, 2010). Semakin besar hutang maka financial leveragenya semakin besar pula. Berarti resiko yang dihadapi perusahaan akan semakin besar pula karena utangnya tersebut. Financial

leverage dianggap merugikan apabila laba yang diperoleh lebih kecil dari biaya

beban tetap yang timbul akibat penggunaan hutang.

Financial leverage memiliki beberapa rasio, namun dalam penelitian ini

yang digunakan adalah DER (debt to equity ratio) dan DAR (debt to total assets

ratio). DER adalah perbandingan antara hutang (debt) dengan modal (equity).

(18)

maka saham perusahaan masih ideal, jika faktor fundamental lainnya juga mendukung. Menurut Syamsuddin (2006) debt to total assets ratio (DAR) digunakan untuk mengukur seberapa besar jumlah aktiva perusahaan dibiayai dengan total hutang. Semakin tinggi rasio ini berarti semakin besar jumlah modal pinjaman yang digunakan untuk investasi pada aktiva guna menghasilkan keuntungan bagi perusahaan. Menurut Brigham (2006) perusahaan menggunakan utang untuk meningkatkan tingkat pengembalian yang diharapkan kepada pemegang saham dengan dua alasan. Alasan pertama yaitu karena bunga dapat dikurangkan, maka penggunaan utang mengakibatkan tagihan pajak yang lebih rendah dan menyisakan lebih banyak laba operasi yang tersedia bagi investor. Alasan yang kedua yaitu jika tingkat pengembalian yang diharapkan atas aktiva melebihi suku bunga utang, maka perusahaan pada umumnya dapat menggunakan utang untuk membeli aktiva, membayar bunga utang, dan kemudian sisanya akan menjadi bonus bagi pemegang saham.

Menurut Brigham (2006), hasil akhir dari serangkaian kebijakan dan keputusan yang dilakukan oleh perusahaan adalah profitabilitas. Masalah profitabilitas ini penting bagi kelangsungan hidup dan perkembangan perusahaan. Ada beberapa ukuran yang dipakai dalam melihat kondisi profitabilitas suatu perusahaan, antara lain dengan menggunakan tingkat pengembalian atas investasi pemegang saham yang sering disebut dengan

return on equity (ROE). ROE menggambarkan kemampuan perusahaan dalam

(19)

atau kegagalan pihak manajemen dalam memaksimumkan tingkat hasil pengembalian investasi pemegang saham dan menekankan pada hasil pendapatan sehubungan dengan jumlah yang diinvestasikan. Sartono (2010), semakin tinggi ROE maka semakin tinggi penghasilan yang diterima pemilik perusahaan. Profitabilitas digunakan dalam penelitian ini, karena profitabilitas menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan pada tingkat penjualan, asset, dan modal saham tertentu (Hanafi, 2004). Perusahaan yang memiliki profitabilitas tinggi akan menarik investor untuk menanamkan modalnya pada perusahaan.

Profitabilitas yang berhubungan dengan struktur modal secara teoritis disebut return on equity (ROE). Pemilihan variabel ROE sebagai variabel tak bebas didasari atas kemampuannya dalam mengukur kinerja perusahaan. ROE dipakai untuk menghitung efektifitas perusahaan untuk menghasilkan laba dengan menggunakan modal yang dimilikinya. Menurut Sartono (2010), semakin besar penggunaan hutang dalam struktur modal maka ROE suatu perusahaan semakin meningkat, berbeda dengan Brigham (2006), yang menyatakan bahwa perusahaan yang memiliki tingkat pengembalian investasi (profitabilitas) yang tinggi cenderung memiliki hutang dalam jumlah kecil.

Penelitian mengenai pengaruh financial leverage terhadap profitabilitas sebelumnya sudah pernah dilakukan oleh Aminatuzzahra (2010), Aulia (2013), Aini (2013). Penelitian dari Aminatuzzahra (2010) mengatakan bahwa current

(20)

berpengaruh positif signifikan terhadap profitabilitas (ROE). Aulia (2013) mengatakan bahwa financial leverage memiliki hubungan yang positif antara

earning per share (EPS) dan return on equity (ROE). Dan Aini (2013)

menyatakan bahwa debt to equity ratio (DER) berpengaruh signifikan negatif terhadap return on equity (ROE). Dari perbedaan teori menurut Sartono (2010) dan Brigham (2006) serta penelitian terdahulu yang hasilnya tidak sama, peneliti tertarik untuk meneliti kembali hubungan financial leverage dengan profitabilitas khususnya return on equity (ROE) dengan menggunakan debt to

equity ratio (DER) dan debt to total asset ratio (DAR) sebagai variabel financial leverage dengan judul “Analisis Hubungan Debt to Equity Ratio,

Debt to Total Asset Ratio Dengan Profitabilitas Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di BEI Periode 2012-2014”.

B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang masalah yang telah diuraikan, penulis merumuskan permasalahan sebagai berikut:

1. Apakah ada hubungan Debt to Equity Ratio (DER) dengan profitabilitas (ROE) perusahaan?

2. Apakah ada hubungan Debt to Total Asset Ratio (DAR) dengan profitabilitas (ROE) perusahaan?

(21)

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang telah diuraikan di atas, tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui apakah ada hubungan Debt to Equity Ratio (DER) terhadap profitabilitas (ROE) perusahaan?

2. Untuk mengetahui apakah ada hubungan Debt to Total Asset Ratio (DAR) dengan profitabilitas (ROE) perusahaan?

D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Perusahaan

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan dan masukan bagi perusahaan dalam hal pengambilan kebijakan mengenai peningkatan profitabilitas.

2. Bagi Universitas

Penelitian ini diharapkan dapat menambah koleksi pustaka mengenai hubungan Debt to Equity Ratio (DER) dan Debt to Total Aset Ratio (DAR) dengan profitabilitas perusahaan.

3. Bagi Penulis

Penulis dapat belajar dan menerapkan teori-teori yang didapatkan selama bangku perkuliahan dan menambah pengetahuan mengenai hubungan DER dan DAR dengan profitabilitas perusahaan.

(22)

E. Sistematika Penulisan

Penulisan penelitian ini disusun dalam enam bab dengan sistematika sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini terdiri dari latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, serta sistematika penulisan penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini menjelaskan teori-teori pendukung dan hasil penelitian terdahulu sebagai acuan penelitian ini.

BAB III METODE PENELITIAN

Bab ini menguraikan jenis penelitian, objek penelitian, teknik pengambilan sampel, teknik pengumpulan data, definisi operasional variabel dan teknik analisis data.

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN

Bab ini memberikan gambaran mengenai data yang digunakan dalam penelitian, cara peneliti menentukan sampel, serta gambaran statisitik deskriptif dari sampel penelitian.

(23)

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini membahas mengenai pengujian yang dilakukan, analisis terhadap data, dan temuan empiris yang diperoleh.

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini berisi kesimpulan hasil uji dan analisis data yang dilakukan pada bab sebelumnya, dan keterbatasan pada saat proses penelitian. Dari kesimpulan dan keterbatasan penelitian, penulis memberikan saran-saran bagi pihak yang berkepentingan dengan penelitian ini.

(24)

9 BAB II

LANDASAN TEORI

A. Teori Leverage

Setiap perusahaan dalam menjalankan kegiatan operasionalnya pasti membutuhkan modal. Modal tersebut berasal dari modal sendiri maupun modal yang berasal dari pinjaman. Perusahaan yang menggunakan sumber dana dari luar untuk membiayai operasional perusahaan baik yang merupakan sumber pembiayaan jangka pendek maupun jangka panjang merupakan penerapan dari kebijakan leverage. Arti leverage sacara harafiah adalah pengungkit. Pengungkit biasanya digunakan untuk membantu mengangkat beban yang berat. Dalam keuangan leverage juga mempunyai maksud yang serupa, yaitu

leverage bisa digunakan untuk meningkatkan tingkat keuntungan yang

diharapkan. Istilah leverage biasanya dipergunakan untuk menggambarkan kemampuan perusahaan untuk menggunakan aktiva atau dana yang mempunyai beban tetap (fixed cost assets or funds) untuk memperbesar tingkat penghasilan (return) bagi pemilik perusahaan. Sjahrial (2007) mengemukakan bahwa

leverage adalah penggunaan aktiva dan sumber dana oleh perusahaan yang

memiliki biaya tetap (beban tetap) berarti sumber dana yang berasal dari pinjaman karena memiliki bunga sebagai beban tetap dengan maksud agar meningkatkan keuntungan potensial pemegang saham.

Di dalam manajemen keuangan umumnya dikenal dua macam leverage, yaitu leverage operating (leverage Operasi) dan leverage financial (leverage

(25)

keuangan), Sjahrial (2007). Penggunaan kedua leverage tersebut ditujukan agar keuntungan yang diperoleh perusahaan lebih besar daripada biaya asset dan sumber dananya dengan tujuan dapat meningkatkan keuntungan bagi pemegang saham. Sebaliknya, leverage juga dapat mengakibatkan resiko kerugian jika perusahaan mendapatkan keuntungan yang lebih kecil dibandingkan dengan biaya tetapnya, maka leverage akan menurunkan keuntungan pemegang saham. Jadi kebijakan leverage timbul jika perusahaan dalam membiayai kegiatan operasionalnya menggunakan dana pinjaman atau dana yang mempunyai beban tetap seperti beban bunga. Tujuan perusahaan mengambil kebijakan leverage yaitu dalam rangka meningkatkan dan memaksimalkan kekayaan dari pemilik perusahaan itu sendiri.

1. Leverage Operasi (Operating Leverage)

Menurut Hanafih (2004), leverage operasi adalah suatu pengunaan aktiva yang menimbulkan biaya tetap operasional berupa penyusutan dan lain-lain dengan harapan memproleh penghasilan untuk menutup biaya tetap dan biaya variabel. Biaya operasi akan tetap dikeluarkan agar volume penjualan dapat menghasilkan penerimaan yang lebih besar dari proporsi yang telah ditetapkan. Pengaruh yang timbul dengan adanya biaya operasi tetap yaitu adanya perubahan dalam volume penjualan dan kemudian menghasilkan perubahan keuntungan atau kerugian operasi yang lebih besar dari proporsi yang telah ditetapkan.

(26)

Brigham dan Houston (2006), menyatakan bahwa operating leverage adalah seberapa besar biaya tetap yang digunakan dalam operasi suatu perusahaan. Menurut Sjahrial (2007), mengungkapkan operating leverage adalah penggunaan biaya tetap operasi perusahaan. Dengan menggunakan

operating leverage perusahaan mengharapkan bahwa perubahan penjualan

akan mengakibatkan perubahan laba sebelum bunga dan sebelum pajak yang lebih besar.

2. Leverage Keuangan (Financial Leverage)

Financial Leverage digunakan untuk mengukur aktiva perusahaan yang

dibiayai dengan hutang. Pelaksanaan dari leverage keuangan dengan adanya harapan dapat meningkatkan laba perusahaan. Perusahaan yang mampu mengahasilkan laba melebihi biaya-biaya operasionalnya mempunyai peluang besar untuk meningkatkan keuntungan setiap periodenya. Perusahaan yang menggunakan sumber dana dengan beban tetap dikatakan perusahaan mempunyai leverage keuangan (financial

leverage) dan diharapkan agar terjadi perubahan profitabilitas perusahaan.

Financial leverage memiliki tiga implikasi penting, yang pertama yaitu

memperoleh dana melalui utang membuat pemegang saham dapat mempertahankan pengendalian atas perusahaan dengan investasi terbatas, yang kedua yaitu kreditur melihat ekuitas atau dana yang disetor pemilik untuk memberikan marjin pengaman sehingga jika pemegang saham hanya

(27)

memberikan sebagian kecil dari total pembiayaan, maka risiko perusahaan sebagian besar ada pada kreditur. Implikasi ketiga yaitu jika perusahaan memperoleh pengembalian yang lebih besar atas investasi yang dibiayai dengan dana pinjaman dibanding pembayaran bunga, maka pengembalian atas modal pemilik akan lebih besar atau leverage (Brigham, 2006).

Menurut Sartono (2010) financial laverage merupakan penggunaan sumber dana yang memiliki beban tetap dengan harapan bahwa akan memberikan tambahan keuntungan yang lebih besar dari pada beban tetapnya sehingga akan meningkatkan keuntungan yang tersedia bagi pemegang saham. Selain itu menurut Warsono (2003) financial leverage dapat didefinisikan sebagai penggunaan potensial biaya-biaya keuangan tetap untuk meningkatkan pengaruh perubahan laba sebelum bunga dan pajak EBIT terhadap EPS. Financial leverage tidak mempengaruhi risiko atau tingkat pengembalian yang diharapkan dari aktiva perusahaan, tetapi leverage ini akan mendorong risiko dari saham biasa dan mendorong pemegang saham untuk meminta tingkat pengembalian yang tinggi.

Financial leverage terjadi akibat penggunaan sumber dana yang berasal

dari hutang, sehingga menyebabkan perusahaan harus menanggung hutang serta dibebani oleh biaya bunganya. Menurut Syamsuddin (2009), financial

leverage timbul karena adanya kewajiban-kewajiban financial yang

sifatnya tetap yang harus dikeluarkan oleh perusahaan. Pada prinsipnya

(28)

dana oleh perusahaan yang memiliki beban tetap dengan maksud agar meningkatkan keuangan potensial bagi pemegang saham. Sebagaimana dikemukakan Syamsuddin (2009), financial leverage dapat didefinisikan sebagai kemampuan perusahaan dalam menggunakan kewajiban-kewajiban finansial yang sifatnya per lembar saham biasa (Earning Per Share/EPS).

Berdasarkan definisi diatas, maka penggunaan financial leverage yang semakin besar membawa dampak positif jika pendapatan yang diterima dari penggunaan dana tersebut lebih besar dari beban keuangan yang dikeluarkan. Sedangkan dampak negatifnya adalah financial leverage yang semakin besar akan menyebabkan semakin besarnya hutang yang ditanggung perusahaan, yaitu beban tetap atau beban bunganya.

B. Rasio Financial Leverage

Menurut Kasmir (2008), rasio financial leverage adalah untuk menjawab pertanyaan mengenai bagaimana perusahaan mendanai aktivanya. Rasio ini memberikan ukuran atas dana yang diberikan oleh kreditor dibandingkan dengan keuangan pemilik perusahaan atau equitas para pemegang saham dan seluruh aset yang dimiliki oleh perusahaan tersebut. Debt to Equity Ratio (DER), Debt to Total Asset Ratio (DAR), Long Term Debt to Equity Ratio (LDER), Long Term Debt to Total Asset Ratio (LDAR) merupakan bagian dari rasio leverage keuangan. Debt to Equity Ratio (DER) adalah rasio utang yang menunjukkan hubungan antara jumlah pinjaman yang diberikan kreditur

(29)

dengan jumlah modal sendiri yang diberikan oleh pemilik perusahaan. Debt to

Total Asset Ratio (DAR) menekankan pada peran penting pendanaan utang

bagi perusahaan dengan menunjukkan persentase aktiva perusahaan yang didukung oleh pendanaan utang. Semakin kecil rasio ini berarti semakin kecil jumlah modal pinjaman yang digunakan untuk membiayai aktiva perusahaan.

Long Term Debt to Equity Ratio (LDER) adalah rasio yang membandingkan

proporsi utang jangka panjang dengan ekuitas saham biasa. Long Term Debt

to Total Asset Ratio (LDAR) adalah rasio yang menggambarkan besarnya

tingkat penggunaan hutang jangka panjang dengan total aset yang dimiliki perusahaan.

C. Debt to Equity Ratio (DER)

Salah satu rasio yang diperhatikan oleh investor adalah Debt to Equity Ratio (DER), karena dapat menunjukkan komposisi pendanaan dalam membiayai aktivitas operasional perusahaan atau memanfaatkan hutang-hutangnya. Hutang merupakan salah satu aspek yang menjadi dasar penilaian bagi investor untuk mengukur kondisi keuangan.

Menurut Syamsuddin (2009), DER merupakan rasio yang dapat menunjukkan hubungan antara jumlah pinjaman yang diberikan kreditur dengan jumlah modal sendiri yang diberikan oleh pemilik perusahaan. Menurut Kasmir (2010:156), Debt to Equity Ratio (DER) merupakan rasio yang digunakan untuk menilai hutang dan ekuitas. Rasio ini dicari dengan cara

(30)

membandingkan antara seluruh hutang dengan seluruh ekuitas. Menurut Harahap (2010:303), Rasio DER menggambarkan sampai sejauh mana modal pemilik dapat menutupi hutang-hutang kepada pihak luar. Semakin kecil rasio ini semakin baik. Untuk keamanan pihak luar rasio terbaik jika modal lebih besar daripada jumlah hutang atau minimal sama. Sedangkan menurut Warsono (2003), rasio DER menunjukkan hubungan antara jumlah total kewajiban dengan jumlah modal sendiri yang diberikan oleh pemilik perusahaan.

Dari beberapa pendapat ahli di atas dapat disimpulkan bahwa DER merupakan rasio yang digunakan untuk membanding hutang dengan modalnya untuk melihat kemampuan perusahaan memenuhi hutang atau kewajibannya dengan menggunakan modalnya. Menurut Harahap (2010), rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

𝐷𝑒𝑏𝑡 𝑡𝑜 𝐸𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 = 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐻𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔

𝑀𝑜𝑑𝑎𝑙 𝑆𝑒𝑛𝑑𝑖𝑟𝑖× 100%

D. Debt to Total Asset Ratio (DAR)

Menurut Syamsudin (2009) DAR merupakan rasio yang mengukur seberapa besar aktiva yang dibiayai dengan hutang. Semakin tinggi rasio, maka resiko yang akan dihadapi perusahaan akan semakin besar. DAR dihitung dengan membagi total hutang (liability) dengan total aset. Sedangkan menurut Harahap (2010), DAR merupakan rasio yang menunjukkan sejauh mana hutang dapat

(31)

ditutupi oleh aktiva. Bisa juga dibaca beberapa porsi hutang dibandingkan dengan aktiva perusahaan.

Dari pernyataan ini di atas dapat diambil kesimpulan bahwa DAR merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur seberapa besar aktiva yang dibiayai dengan hutang atau seberapa besar hutang perusahaan berpengaruh terhadap pengelolaan aktiva. Semakin tinggi rasio, berarti semakin besar aktiva yang dibiayai dengan hutang dan hal itu semakin beresiko bagi perusahaan.

Rasio ini menggambarkan berapa bagian dari aktiva yang digunakan untuk menjamin hutang. Total hutang mencakup baik utang lancar maupun utang jangka panjang. Menurut Harahap (2010), rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

𝐷𝑒𝑏𝑡 𝑡𝑜 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 = 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐻𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎 × 100%

E. Rasio Profitabilitas

Menurut Astuti (2004), profitabilitas adalah kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba. Analisis keuntungan biasanya didasarkan pada informasi yang terdapat dalam laporan laba rugi. Penghitungan rasio keuntungan menggunakan data dari neraca. Rasio profitabilitas merupakan rasio yang bertujuan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba selama periode tertentu dan memberikan gambaran tentang tingkat efektifitas

(32)

manajemen dalam melaksanakan operasinya. Efektifitas dapat dilihat dari laba yang dihasilkan terhadap penjualan dan investasi perusahaan.

Rasio profitabilitas menunjukkan gambaran tentang tingkat efektivitas pengelolaan perusahaan dalam menghasilkan laba. Rasio ini digunakan sebagai ukuran apakah pemilik atau pemegang saham dapat memperoleh tingkat pengembalian yang pantas atas investasinya. Menurut Brigham dan Houston (2006) ”Profitabilitas adalah hasil bersih dari serangkaian kebijakan dan keputusan”.

Menurut Riyanto (2001) Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba pada periode tertentu. Sedangkan menurut Moeljadi (2006), profitabilitas adalah hasil bersih dari sejumlah besar keputusan-keputusan dan kebijakan manajemen. Rasio ini memberikan jawaban ahkir tentang efektif tidaknya manajemen perusahaan. Rasio profitabilitas menunjukkan pengaruh gabungan dari likuiditas, aktiva dan hubungan terhadap operasi perusahaan.

Brigham dan Houston (2006) menyatakan bahwa perusahaan dengan tingkat penggembalian yang tinggi atas investasi cenderung akan menggunakan hutang yang relatif kecil. Dimana dengan tingkat pengembalian yang tinggi memungkinkan perusahaan untuk membiayai sebagian besar dari kebutuhan pendanaan yang dihasilkan secara internal. Rasio profitabilitas yang menunjukkan tingkat keuntungan yang dihasilkan dalam kaitannya dengan tingkat investasi.

(33)

Kasmir (2012) menjelaskan bahwa tujuan dan manfaat penggunaan rasio profitabilitas bagi perusahaan maupun bagi pihak luar perusahaan yaitu : 1. Untuk mengukur atau menghitung laba yang diperoleh perusahaan dalam

periode tertentu.

2. Untuk menilai posisi laba perusahaan tahun sebelumnya dengan tahun sekarang.

3. Untuk menilai perkembangan laba dari waktu ke waktu.

4. Untuk menilai besarnya laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri. 5. Untuk mengukur produktivitas seluruh dana perusahaan yang digunakan

baik modal pinjaman maupun modal sendiri.

6. Untuk mengukur produktivitas seluruh dana perusahaan yang digunakan dengan modal sendiri.

Menurut Kamaludin (2011) rasio profitabilitas menunjukkan gambaran tentang tingkat efektivitas pengelolaan perusahaan dalam menghasilkan laba. Rasio ini sebagai ukuran apakah pemilik atau pemegang saham dapat memperoleh tingkat pengembalian yang pantas atas investasinya. Ukuran yang biasa digunakan adalah: Net Profit Margin (NPM), NPM merupakan perbandingan antara laba bersih dengan volume penjualan. Return On

Investment (ROI), ROI merupakan perbandingan antara laba bersih dengan

total aktiva. Return On Equity (ROE), ROE merupakan perbandingan antara laba bersih dengan jumlah modal sendiri.

(34)

F. Return On Equity (ROE)

Indikator yang digunakan dalam penelitian untuk menjelaskan tingkat profitabilitas yaitu Return On Equity (ROE). Menurut Sartono (2010), “ROE mengukur kemampuan perusahaan memperoleh laba yang tersedia bagi pemegang saham perusahaan”. ROE merupakan pengembalian hasil atau ekuitas yang jumlahnya dinyatakan sebagai suatu parameter dan diperoleh atas investasi dalam saham biasa perusahaan untuk suatu periode waktu tertentu. Perkembangan mengenai ROE merupakan hal yang menarik untuk diikuti oleh para investor, dimana ROE merupakan salah satu alat utama investor yang paling sering digunakan dalam menilai suatu saham. ROE menggambarkan kemampuan perusahaan dalam memberikan keuntungan bagi pemiliknya. ROE menunjukkan keberhasilan atau kegagalan pihak manajemen dalam memaksimumkan tingkat hasil pengembalian investasi pemegang saham dan menekankan pada hasil pendapatan sehubungan dengan jumlah yang diinvestasikan.

Menurut Sartono (2010) menyatakan bahwa semakin tinggi ROE maka semakin tinggi penghasilan yang diterima pemilik perusahaan. Pentingnya ROE ini membuat para manajer keuangan disuatu perusahaan selalu mengusahakan tercapainya kinerja terbaik perusahaan khususnya dalam pemanfaatan modal atau aset perusahaan. Upaya manajemen keuangan dalam menghasilkan laba membutuhkan ketersedian dana yang cukup untuk membeli aktiva tetap, persediaan barang jadi, penjualan dan untuk pembelian surat

(35)

berharga baik untuk kepentingan transaksi maupun untuk menjaga likuiditas perusahaan. Hutang perusahaan mempengaruhi rasio ini. Rasio ini dapat dirumuskan dengan :

𝑅𝑂𝐸 = 𝐿𝑎𝑏𝑎 𝐵𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ 𝑆𝑒𝑡𝑒𝑙𝑎ℎ 𝑃𝑎𝑗𝑎𝑘

𝑀𝑜𝑑𝑎𝑙 𝑆𝑒𝑛𝑑𝑖𝑟𝑖 × 100%

G. Hubungan Debt to Equity Ratio (DER) dengan Return On Equity (ROE) Menurut Syamsuddin (2009), DER merupakan rasio yang dapat menunjukkan hubungan antara jumlah pinjaman yang diberikan kreditur dengan jumlah modal sendiri yang diberikan oleh pemilik perusahaan. Menurut Sartono (2010), ROE merupakan rasio perbandingan antara laba perusahaan dengan total modal yang digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba atau tingkat pengembalian ekuitas.

Menurut Brigham (2006), perusahaan yang memiliki tingkat pengembalian investasi (profitabilitas) yang tinggi cenderung memiliki hutang dalam jumlah kecil. Hal ini disebabkan karena jumlah hutang yang kecil tidak mengharuskan perusahaan membayar biaya hutang dalam jumlah yang besar sehingga tidak mengurangi laba perusahaan.

Menurut Aini (2013) dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa DER yang terlalu tinggi akan mempunyai dampak buruk terhadap kinerja perusahaan karena beban bunga yang tinggi sehingga mengurangi keuntungan. Selain itu, perusahaan tidak mampu mengembalikan utangnya sehingga perusahaan akan

(36)

mengalami kebangkrutan. Jadi DER memiliki hubungan yang negatif dengan ROE. Berdasarkan penjelasan tersebut, peneliti merumuskan hipotesis sebagai berikut:

Ho1 : DER memiliki hubungan yang negatif dengan ROE

H. Hubungan Debt to Total Asset Ratio (DAR) dengan Return On Equity (ROE)

Menurut Syamsudin (2009) DAR merupakan rasio yang mengukur seberapa besar aktiva yang dibiayai dengan hutang. Semakin tinggi rasio, maka resiko yang akan dihadapi perusahaan akan semakin besar. DAR dihitung dengan membagi total hutang (liability) dengan total aset.

Menurut Kasmir (2010:156) menyatakan bahwa apabila DAR tinggi, artinya pendanaan dengan utang semakin banyak, maka sulit untuk perusahaan untuk memperoleh tambahan pinjaman karena dikhawatirkan perusahaan tidak mampu menutupi utang-utangnya dengan aktiva yang dimilikinya. Demikian pula apabila rasionya rendah, semakin kecil perusahaan dibiayai dengan hutang. Perusahaan yang memiliki jumlah hutang yang relatif tinggi untuk mendanai aktivanya mengindikasikan bahwa perusahaan harus membayar biaya bunga yang timbul dalam jumlah yang besar sehingga menyebabkan laba perusahaan mengalami penurunan. Hal tersebut menyebabkan ROE perusahaan juga mengalami penurunan.

(37)

Jadi, DAR juga memiliki hubungan yang negatif dengan ROE sehingga peneliti merumuskan hipotesis sebagai berikut:

Ho2 : DAR memiliki hubungan yang negatif dengan ROE

I. Penelitian Terdahulu

Penelitian yang mengkaji mengenai analisis Leverage maupun profitabilitas antara lain yaitu, Aminatuzzahra (2010) meneliti pengaruh Curret Ratio, Debt

to Equity Ratio, Total Asset Turnover dan Net Profit Margin terhadap ROE

pada perusahaan manufaktur di BEI untuk periode tahun 2005-2009. Sampel penelitian sebanyak 51 perusahaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa CR,

DER, TATO dan NPM berpengaruh positif signifikan terhadap profitabilitas

(ROE). Aulia (2013) dalam penelitiannya yang berjudul “Pengaruh Financial

Leverage Terhadap EPS dan ROE pada perusahaan subsector Telekomunikasi

yang Terdaftar di BEI”. Hasil dari penelitian ini menyatakan bahwa Financial

Leverage memiliki hubungan yang positif antara EPS dan ROE.

Aini (2013) menganilisis pengaruh Financial Leverage (DER) terhadap profitabilitas (ROE) pada perusahaan manufaktur di BEI periode 2010-2012. Hasil penelitian menunjukkan bahwa DER berpengaruh signifikan negatif terhadap ROE.

(38)

Berikut ini adalah tabel ringkasan penelitian terdahulu:

Tabel 2.1 Ringkasan Penelitian Terdahulu

No. Judul/Peneliti (Tahun) Variabel Metode

Analisis Hasil 1. Pengaruh Current Ratio,

Debt to Equity Ratio , Total Asset Turnover

dan Net Profit Margin terhadap ROE pada perusahaan manufaktur di BEI periode 2005-2009/Aminatuzzahra (2010) Independen : Financial Leverage Dependen : Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Total Asset Turnover,

dan Net Profit

Margin Regresi Linear Berganda CER, DER, TATO, dan NPM berpengaruh positif signifikan terhadap profitabilitas (ROE). 2. Pengaruh Financial

Leverage terhadap EPS

dan ROE pada perusahaan subsector Telekomunikasi di BEI/Meiliana Stevani Aulia(2013) Independen : Financial Leverage Dependen : Earning Per Share (EPS) dan Return on Equity (ROE) Regresi Linear Berganda Financial Leverage memiliki hubungan yang positif terhadap EPS dan ROE

3. Pengaruh Financial

Leverage (DER)

terhadap profitabilitas (ROE) pada perusahaan manufaktur di BEI periode 2010-2012/Siti Nur Aini (2013) Independen : Debt to Equity Ratio (DER) Dependen : Return On Equity (ROE) Regresi Linear Berganda DER berpengaruh signifikan negatif terhadap ROE.

(39)

J. Kerangka Penelitian

Penelitian ini ingin meneliti hubungan antara variabel Debt to Equity Ratio (DER) dengan profitabilitas (ROE) perusahaan, dan varibel Debt to Total Asset

Ratio (DAR) dengan profitabilitas (ROE) perusahaan. Penelitian ini meneliti

hubungan antara variabel sehingga tidak ada perumusan hipotesis karena kesimpulan yang akan ditarik hanya terbatas pada populasi sasaran. Sehingga kerangka konseptual dalam penelitian ini digambarkan sebagai berikut :

Gambar 2.1: Kerangka Penelitian

Debt to Equity Ratio (DER) Debt to Total Asset Ratio (DAR)

Return On Equity

(40)

25 BAB III

METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitan

Jenis penelitian ini merupakan penelitian asosiatif/hubungan. Penelitian asosiatif merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih. (Sugiyono, 2012). Penelitian ini menggunakan data sekunder. Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini adalah laporan keuangan perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode tahun 2012-2014.

B. Populasi Penelitian

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulan (Sugiyono, 2012: 80). Populasi pada penelitian ini yaitu perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2012-2014. Kriteria populasi sasaran yang digunakan dalam penelitian adalah sebagai berikut:

1. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). 2. Mempublikasikan laporan keuangan secara lengkap.

3. Perusahaan manufaktur yang menggunakan mata uang rupiah. 4. Perusahaan manufaktur yang menghasilkan laba positif.

(41)

C. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik dokumentasi. Teknik dokumentasi dilakukan dengan mengumpulkan, mempelajari, dan menganalisis data sekunder yang berupa laporan keuangan perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode tahun 2012-2014. Data diperoleh dari website resmi BEI (www.idx.co.id).

D. Definisi Operasional Variabel 1. Profitabilitas

Profitabilitas menurut Riyanto (2001) adalah kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu. Profitabilitas suatu perusahaan diukur dengan kesuksesan perusahaan dan kemampuan menggunakan aktivanya secara periodik. Dengan demikian profitabilitas suatu perusahaan dapat diketahui dengan membandingkan antara laba yang diperoleh dengan jumlah modal perusahaan tersebut. Profitabilitas diukur dengan menggunakan Return On Equity (ROE). ROE dihitung dengan membagi laba bersih setelah pajak dengan total modal. ROE merupakan pengembalian hasil atas ekuitas yang jumlahnya dinyatakan sebagai suatu parameter dan diperoleh atas investasi dalam saham biasa perusahaan untuk suatu periode waktu tertentu Sartono (2001).

(42)

2. Debt to Equity Ratio (DER)

Pada penelitian ini, salah satu variabel yang digunakan untuk mewakili

financial leverage adalah DER. Salah satu rasio yang diperhatikan oleh

investor adalah DER, karena dapat menunjukkan komposisi pendanaan dalam membiayai, aktivitas operasional perusahaan atau memanfaatkan hutang-hutangnya. DER dihitung dengan membagi total hutang dengan total modal. Menurut Harahap (2010:303), DER menggambarkan sampai sejauh mana modal pemilik dapat menutupi hutang-hutang kepada pihak luar. Semakin kecil rasio ini semakin baik. Untuk keamanan pihak luar rasio terbaik jika modal lebih besar daripada jumlah hutang atau minimal sama.

3. Debt to Total Asset Ratio (DAR)

Variabel lain yang digunakan mewakili financial leverage adalah DAR. DAR dihitung dengan membagi total hutang dengan total aset. Menurut Harahap (2010), DAR merupakan rasio yang menunjukkan sejauh mana hutang dapat ditutupi oleh aktiva. Bisa juga dibaca beberapa porsi hutang dibandingkan dengan aktiva perusahaan. Rasio ini digunakan untuk mengukur seberapa besar aktiva yang dibiayai dengan hutang.

(43)

E. Teknis Analisis Data

Dalam penelitian ini, teknik pengolahan dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut :

1. Mengumpulkan Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah laporan keuangan perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2012-2014. Mengumpulkan data untuk profitabilitas yang diukur dengan

Return On Equity (ROE), yaitu laba bersih setelah pajak dan modal sendiri.

Mengumpulkan data untuk Debt to Equity Ratio (DER) yaitu total hutang dan total modal. Terakhir mengumpulkan data untuk Debt to Total Asset

Ratio (DAR) yaitu total hutang dan total aktiva.

2. Menghitung Return on Equity (ROE), Debt to Equity Ratio (DER), dan Debt

to Total Asset Ratio (DAR)

a. Menghitung profitabilias (ROE)

Profitabilitas diukur menggunakan nilai Return On Equity (ROE), dengan rumus :

𝑅𝑂𝐸 = 𝐿𝑎𝑏𝑎 𝐵𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ 𝑆𝑒𝑡𝑒𝑙𝑎ℎ 𝑃𝑎𝑗𝑎𝑘

𝑀𝑜𝑑𝑎𝑙 𝑆𝑒𝑛𝑑𝑖𝑟𝑖 × 100%

b. Debt to Equity Ratio dapat dihitung dengan menggunakan rumus: 𝐷𝑒𝑏𝑡 𝑡𝑜 𝐸𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 = 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐻𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔

(44)

c. Menghitung Debt to Total Asset Ratio (DAR)

Debt to Total Asset Ratio (DAR) dirumuskan dengan : 𝐷𝑒𝑏𝑡 𝑡𝑜 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 = 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐻𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎 × 100% 3. Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif adalah metode yang menggambarkan sifat-sifat data. Statistik deskriptif ini berupa kegiatan pengumpulan data, penyusunan data dan penyajian data dalam bentuk tabel, grafik-grafik maupun diagram-diagram (Boedijoewono, 2012:11). Sedangkan menurut Sugiyono (2001), statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisa data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi.

4. Mengklasifikasikan Data

Menurut Boedijoewono (2012), klasifikasi data berarti memisahkan sifat-sifat dari data yang heterogen ke dalam kelompok-kelompok yang homogen, sehingga sifat-sifat data yang menonjol mudah dilihat. Mengklasifikasikan data bertujuan supaya ukuran data menjadi kategori. Metode untuk mengklasifikasikan data menggunakan metode seriation secara berkelompok. Metode ini digunakan untuk menyusun data dalam kelompok-kelompok berdasarkan kelas interval tertentu sehingga dapat diperoleh secara tepat data yang terkecil dan yang terbesar dan

(45)

mengelompokkan data menjadi beberapa bagian apakah menjadi 2 bagian ataukah lebih (Boedijoewono, 2012 : 35-36). Dalam penelitian ini, pembagian kelompok-kelompok pada kelas kategori dibagi menjadi 4 bagian yang sama (Boedijoewono, 2012 : 117-118).

a. Mengklasifikasikan Data Profitabilitas (ROE)

Profitabilitas diukur menggunakan nilai Return On Equity (ROE). Ukuran ROE berskala rasio kemudian diubah menjadi data ordinal. Skala ordinal mencakup ciri-ciri skala nominal ditambah suatu urutan. Pemakaian skala ordinal mengungkapkan suatu pernyataan mengenai “lebih daripada” atau “kurang daripada” tanpa menyatakan berapa lebih besarnya atau kurang. Jadi, selisih sebenarnya antara urut 1 dan 2 dapat saja lebih atau kurang daripada selisih antara urut 2 dan 3 (Cooper dan William, 1995). Jadi dalam mengklasifikasikan data ROE peneliti membuat 4 urut tingkatan ROE menjadi sangat rendah, rendah, tinggi, dan sangat tinggi. Pembagian urutan tersebut mengunakan batas-batas pada nilai-nilai kuartil 1, kuarti 2, dan kuartil 3 sehingga pembagian urutannya menjadi sebagai berikut:

Sangat rendah (1) : X ≤ k1 Rendah (2) : k1 > X ≤ k2 Tinggi (3) : k2 > X ≤ k3 Sangat tinggi (4) : k3 > X

(46)

b. Mengklasifikasikan Data Debt to Equity Ratio (DER)

Data DER merupakan data yang berskala rasio kemudian diubah menjadi data ordinal. Jadi dalam mengklasifikasikan data DER peneliti membuat 4 urut tingkatan DER menjadi sangat rendah, rendah, tinggi, dan sangat tinggi. Pembagian urutan tersebut mengunakan batas-batas pada nilai-nilai kuartil 1, kuarti 2, dan kuartil 3 sehingga pembagian urutannya menjadi sebagai berikut:

Sangat rendah (1) : X ≤ k1 Rendah (2) : k1 > X ≤ k2 Tinggi (3) : k2 > X ≤ k3 Sangat tinggi (4) : k3 > X

c. Mengklasifikasikan Data Debt to Total Asset Ratio (DAR)

Data DAR merupakan data yang berskala rasio kemudian diubah menjadi data ordinal. Jadi dalam mengklasifikasikan data DAR peneliti membuat 4 urut tingkatan DAR menjadi sangat rendah, rendah, tinggi, dan sangat tinggi. Pembagian urutan tersebut mengunakan batas-batas pada nilai-nilai kuartil 1, kuarti 2, dan kuartil 3 sehingga pembagian urutannya menjadi sebagai berikut:

Sangat rendah (1) : X ≤ k1 Rendah (2) : k1 > X ≤ k2 Tinggi (3) : k2 > X ≤ k3 Sangat tinggi (4) : k3 > X

(47)

5. Melakukan Analisis Tabulasi Silang (Crosstabs)

Analisis tabulasi silang (crosstabs) menyajikan data dalam bentuk tabulasi yang meliputi baris dan kolom. Data untuk penyajian crosstabs adalah data berskala nominal atau kategori (Ghozali, 2011). Jadi analisis crosstabs merupakan suatu bentuk analisis deskriptif yang dipergunakan untuk mengetahui korelasi antar variabel dimana hasil tabulasi yang dilakukan disajikan ke dalam bentuk tabel.

6. Menguji Hipotesis

Uji hipotesis dilakukan karena akan dicari ada atau tidak ada hubungan korelasi antar variabel. Dasar pengambilan keputusan berdasarkan probabilitas.

Langkah-langkah yang dilakukan untuk menguji hipotesis adalah sebagai berikut:

a. Merumuskan hipotesis

Ho1 = DER memiliki hubungan yang negatif dengan ROE Ho2 = DAR memiliki hubungan yang negatif dengan ROE b. Menguji probabilitas signifikansi

Penentuan tingkat signifikan yaitu 5% atau keyakinan 95%, sehingga: 1) Jika probabilitas > 0,05, maka DER tidak memiliki hubungan

dengan ROE.

2) Jika probabilitas < 0,05, maka DER memiliki hubungan dengan ROE.

(48)

3) Jika probabilitas > 0,05, maka DAR tidak memiliki hubungan dengan ROE.

4) Jika probabilitas < 0,05, maka DAR memiliki hubungan dengan ROE.

c. Mengambil keputusan

Keputusan diambil berdasarkan nilai Spearman Correlation pada tabel

Symmetric Measures. Nilai Spearman’s rho digunakan untuk melihat

hubungan untuk data peringkat (Cooper dan William, 1995). Menurut Sugiyono (2001) pedoman untuk melihat interpretasi hubungan antar variabel adalah sebagai berikut:

Tabel 3.1 Pedoman Interpretasi Hubungan antar Variabel Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,00 – 0,199 Sangat lemah

0,20 – 0,399 Lemah

0,40 – 0,599 Sedang

0,60 – 0,799 Kuat

0,80 – 1,00 Sangat kuat

Adapun langkah-langkah untuk mengambil keputusan adalah sebagai berikut:

1) Jika nilai Spearman Correlation positif (+), maka Ho1 ditolak. 2) Jika nilai Spearman Correlation negatif (-), maka Ho1 diterima.

(49)

3) Jika nilai Spearman Correlation positif (+), maka Ho2 ditolak. 4) Jika nilai Spearman Correlation positif (-), maka Ho2 diterima. d. Menarik kesimpulan

Penarikan kesimpulan dilakukan sebagai berikut:

1) Jika Ho1 diterima, maka DER tmemiliki hubungan negatif dengan ROE.

2) Jika Ho1 ditolak, maka DER tidak memiliki hubungan negatif dengan ROE.

3) Jika Ho2 diterima, maka DAR memiliki hubungan negatif dengan ROE.

4) Jika Ho2 ditolak, maka DAR tidak memiliki hubungan negatif dengan ROE.

Untuk melihat tingkat hubungan antar variabel dapat dilihat pada tabel pedoman interpretasi hubungan antar variabel.

(50)

35 BAB IV

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

Penelitian ini menggunakan data sekunder, yaitu data laporan keuangan perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2012-2014. Subjek penelitian adalah seluruh perusahaan manufaktur go public yang terdaftar di BEI. Sedangkan objek penelitian ini adalah laporan keuangan yang diungkapkan oleh perusahaan manufaktur yang dapat diunduh pada website BEI. Populasi sasaran pada penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2012, 2013, dan 2014. Kriteria populasi sasaran dapat dijelaskan dengan tabel berikut:

Tabel 4.1 Kriteria Pemilihan Populasi Sasaran

Kriteria Populasi Sasaran Jumlah

Perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI selama perode 2012-2014 128

Perusahaan manufaktur yang delisting (8)

Perusahaan manufaktur yang ridak secara berturut-turut melaporkan laporan keuangan selama periode 2012-2014

(33)

Perusahaan manufaktur yang menggunakan mata uang US $ (20) Perusahaan manufaktur yang tidak mendapatkan laba bersih selama

periode 2012-2014

(22)

(51)

Berdasarkan kriteria yang ditentukan oleh penulis, terdapat 45 perusahaan manufaktur yang memiliki data sesuai dengan kebutuhan penelitian. Kode dan nama perusahaan yang menjadi populasi sasaran penelitian dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.2 Populasi Sasaran Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI Tahun 2012-2014

No. Kode Emiten Nama Emiten

1 ADES Akasha Wira International Tbk 2 ALMI Alumindo Light Metal Industry Tbk 3 AMFG Ashahimas Flat Glass Tbk

4 APLI Astapiast Industries Tbk 5 ASII Astra Internasional Tbk 6 AUTO Astra Otoparts Tbk

7 BTON Betonjaya Manunggal Tvk 8 BUDI Budi Starch & Sweerener Tbk 9 CEKA Wilmar Cahaya Indonesia Tbk 10 CPIN Charoen Pokphand Indonesia Tbk 11 DLTA Delta Djakarta Tbk

12 DVLA Darya-Varia Laboratoria Tbk 13 GGRM Gudang Garam Tbk

14 GJTL Gajah Tunggal Tbk

15 ICBP Indofood CBP Sukses Makmur Tbk 16 IGAR Champion Pasific Indonesia Tbk 17 INAI Indal Aluminium Industry Tbk 18 INDF Indofood Sukses Makmur Tbk 19 INDS Indospring Tbk

20 INTP Indocement Tunggal Prakasa Tbk 21 JECC Jembo Cable Company Tbk 22 JPFA Japfa Comfeed Indonesia Tbk 23 KAEF Kimia Farma Tbk

24 KBLI KMI Wire and Cable Tbk 25 KBLM Kabelindo Murni Tbk 26 KICI Kedaung Indag Can Tbk

(52)

Tabel 4.2 Populasi Sasaran Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI Tahun 2012-2014 (lanjutan)

No. Kode Emiten Nama Emiten

27 KLBF Kalbe Farma Tbk 28 LION Lion Metal Works Tbk 29 LMSH Lionmesh Prima Tbk

30 MERK Merck Tbk

31 MLBI Multi Bintang Indonesia Tbk 32 MYOR Mayora Indah Tbk

38 SMBC Holcim Indonesia Tbk 39 SMGR Semen Gresik Tbk 40 SMSM Selamat Sempurna Tbk 41 TCID Mandom Indonesia Tbk 42 TOTO Surya Toto Indonesia Tbk 43 TRST Trias Sentosa Tbk

44 TSPC Tempo Scan Pasific Tbk 45 UNIT Nusantara Inti Corpora Tbk

(53)

38 BAB V

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

A. Pengumpulan Data

Data mengenai profitabilitas perusahaan manufaktur yang diukur dengan ROE berupa laba bersih setelah pajak dan total modal dapat dilihat pada lampiran II. Data mengenai DER perusahaan berupa total hutang dan total modal dapat dilihat pada lampiran III. Dan data mengenai DAR perusahaan berupa total hutang dan total aktiva dapat dilihat pada lampiran IV.

1. Penghitungan ROE Perusahaan

ROE dihitung dengan menggunakan rumus:

𝑅𝑂𝐸 = 𝐿𝑎𝑏𝑎 𝐵𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ 𝑆𝑒𝑡𝑒𝑙𝑎ℎ 𝑃𝑎𝑗𝑎𝑘

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑀𝑜𝑑𝑎𝑙 × 100%

ROE ADES 2012 = Rp 83.376.000.000,00 / Rp 209.122.000.000,00 = 0,399 ROE ALMI 2012 = Rp 13.949.141.063,00 / Rp 587.883.021.026,00 = 0,024 Hasil penghitungan ROE lengkap dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 5.1 Penghitungan ROE Perusahaan Manufaktur

No. Sub Sektor Kode

Emiten

Tahun 2012 2013 2014 1 Logam dan Sejenisnya ALMI 0,024 0,040 0,003 2 Logam dan Sejenisnya BTON 0,219 0,186 0,052 3 Logam dan Sejenisnya INAI 0,179 0,040 0,151 4 Logam dan Sejenisnya LION 0,230 0,156 0,110 5 Logam dan Sejenisnya LMSH 0,423 0,130 0,064 6 Logam dan Sejenisnya PICO 0,056 0,072 0,070 7 Keramik AMFG 0,141 0,123 0,144 8 Keramik TOTO 0,263 0,228 0,239

(54)

Tabel 5.1 Penghitungan ROE Perusahaan Manufaktur (lanjutan)

No. Sub Sektor Kode

Emiten Tahun 2012 2013 2014 9 Plastik APLI 0,019 0,009 0,043 10 Plastik IGAR 0,184 0,155 0,208 11 Plastik TRST 0,045 0,019 0,017 12 Kimia BUDI 0,006 0,048 0,031

13 Pakan Ternak CPIN 0,328 0,254 0,160 14 Pakan Ternak JPFA 0,226 0,122 0,073 15 Pakan Ternak SIPD 0,012 0,007 0,002

16 Semen INTP 0,245 0,218 0,213

17 Semen SMBC 0,160 0,109 0,076

18 Semen SMGR 0,271 0,246 0,223

19 Otomotif dan Komponen ASII 0,253 0,210 0,184 20 Otomotif dan Komponen AUTO 0,207 0,111 0,094 21 Otomotif dan Komponen GJTL 0,207 0,021 0,045 22 Otomotif dan Komponen INDS 0,118 0,084 0,070 23 Otomotif dan Komponen NIPS 0,107 0,144 0,087 24 Otomotif dan Komponen PRAS 0,056 0,032 0,017 25 Otomotif dan Komponen SMSM 0,280 0,336 0,367

26 Kabel JECC 0,222 0,153 0,139

27 Kabel KBLI 0,148 0,083 0,074

28 Kabel KBLM 0,090 0,028 0,071

29 Tekstil dan Garment RICY 0,014 0,023 0,038 30 Tekstil dan Garment UNIT 0,001 0,003 0,002 31 Kosmetik ADES 0,399 0,210 0,105 32 Kosmetik TCID 0,137 0,135 0,136 33 Makanan dan Minuman CEKA 0,126 0,123 0,076 34 Makanan dan Minuman DLTA 0,357 0,400 0,377 35 Makanan dan Minuman ICBP 0,190 0,168 0,168 36 Makanan dan Minuman INDF 0,140 0,089 0,125 37 Makanan dan Minuman MLBI 1,375 1,186 1,435 38 Makanan dan Minuman MYOR 0,243 0,269 0,100 39 Farmasi DVLA 0,177 0,138 0,084 40 Farmasi KAEF 0,143 0,133 0,131

(55)

Tabel 5.1 Penghitungan ROE Perusahaan Manufaktur (lanjutan)

No. Sub Sektor Kode

Emiten Tahun 2012 2013 2014 41 Farmasi KLBF 0,241 0,232 0,216 42 Farmasi MEREK 0,259 0,343 0,328 43 Farmasi TSPC 0,189 0,165 0,141 44 Rokok GGRM 0,153 0,149 0,162

45 Peralatan Rumah Tangga KICI 0,034 0,100 0,060

Sumber : data sekunder yang diolah, 2016

2. Penghitungan DER Perusahaan

DER dihitung dengan menggunakan rumus:

𝐷𝑒𝑏𝑡 𝑡𝑜 𝐸𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 (𝐷𝐸𝑅) = 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐻𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔

𝑀𝑜𝑑𝑎𝑙 𝑆𝑒𝑛𝑑𝑖𝑟𝑖× 100%

DER ADES 2012 = Rp 179.972.000.000,00 / Rp 209.122.000.000,00 = 0,861 DER ALMI 2012 = Rp 1.293.685.492.896,00 / Rp 587.883.021.026,00 = 2,201 Tabel di bawah ini merupakan hasil penghitungan lengkap DER perusahaan: Tabel 5.2 Penghitungan DER Perusahaan

No. Sub Sektor Kode

Emiten

Tahun 2012 2013 2014 1 Logam dan Sejenisnya ALMI 2,201 3,187 4,011 2 Logam dan Sejenisnya BTON 0,282 0,269 0,188 3 Logam dan Sejenisnya INAI 3,738 5,063 5,152 4 Logam dan Sejenisnya LION 0,166 0,199 0,352 5 Logam dan Sejenisnya LMSH 0,318 0,283 0,207 6 Logam dan Sejenisnya PICO 1,986 1,890 1,711 7 Keramik AMFG 0,268 0,282 0,230 8 Keramik TOTO 0,695 0,686 0,647 9 Plastik APLI 0,527 0,394 0,213 10 Plastik IGAR 0,291 0,394 0,328

(56)

Tabel 5.2 Penghitungan DER Perusahaan (lanjutan)

No. Sub Sektor Kode

Emiten

Tahun 2012 2013 2014 11 Plastik TRST 0,617 0,907 0,851

12 Kimia BUDI 1,692 1,692 1,712

13 Pakan Ternak CPIN 0,510 0,580 0,906 14 Pakan Ternak JPFA 1,301 1,844 1,974 15 Pakan Ternak SIPD 1,583 1,456 1,176

16 Semen INTP 0,172 0,158 0,165

17 Semen SMBC 0,446 0,698 0,963

18 Semen SMGR 0,463 0,412 0,372

19 Otomotif dan Komponen ASII 1,029 1,015 0,962 20 Otomotif dan Komponen AUTO 0,619 0,320 0,419 21 Otomotif dan Komponen GJTL 1,349 1,682 1,681 22 Otomotif dan Komponen INDS 0,465 0,253 0,249 23 Otomotif dan Komponen NIPS 1,597 2,384 1,096 24 Otomotif dan Komponen PRAS 1,060 0,958 0,876 25 Otomotif dan Komponen SMSM 0,710 0,690 0,525

26 Kabel JECC 3,962 7,396 5,200

27 Kabel KBLI 0,375 0,508 0,422

28 Kabel KBLM 1,731 1,426 1,231

29 Tekstil dan Garment RICY 1,296 1,304 1,954 30 Tekstil dan Garment UNIT 0,580 0,903 0,824 31 Kosmetik ADES 0,861 0,666 0,707 32 Kosmetik TCID 0,150 0,239 0,444 33 Makanan dan Minuman CEKA 1,218 1,025 1,389 34 Makanan dan Minuman DLTA 0,246 0,282 0,298 35 Makanan dan Minuman ICBP 0,487 0,603 0,656 36 Makanan dan Minuman INDF 0,740 1,035 0,550 37 Makanan dan Minuman MLBI 2,493 0,805 3,029 38 Makanan dan Minuman MYOR 1,706 1,465 1,510 39 Farmasi DVLA 0,277 0,301 0,285 40 Farmasi KAEF 0,440 0,522 0,639 41 Farmasi KLBF 0,278 0,331 0,266 42 Farmasi MEREK 0,366 0,361 0,294

(57)

Tabel 5.2 Penghitungan DER Perusahaan (lanjutan)

No. Sub Sektor Kode

Emiten

Tahun 2012 2013 2014 43 Farmasi TSPC 0,382 0,400 0,353

44 Rokok GGRM 0,530 0,726 0,752

45 Peralatan Rumah Tangga KICI 0,427 0,329 0,230

Sumber : data sekunder yang diolah, 2016

3. Penghitungan DAR Perusahaan

DAR dihitung dengan menggunakan rumus:

𝐷𝑒𝑏𝑡 𝑡𝑜 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 = 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐻𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎 × 100%

DAR ADES 2012 = Rp 179.972.000.000,00 / Rp 389.094.000.000,00 = 0,463 DAR ALMI 2012 = Rp 1.293.685.492.896,00 / Rp 1.881.568.513.922,00 = 0,688 Tabel di bawah ini merupakan penghitungan lengkap DAR perusahaan: Tabel 5.3 Perhitungan DAR Perusahaan

No. Sub Sektor Kode

Emiten

Tahun

2012 2013 2014 1 Logam dan Sejenisnya ALMI 0,688 0,761 0,800 2 Logam dan Sejenisnya BTON 0,220 0,212 0,158 3 Logam dan Sejenisnya INAI 0,789 0,835 0,837 4 Logam dan Sejenisnya LION 0,142 0,166 0,260 5 Logam dan Sejenisnya LMSH 0,241 0,220 0,171 6 Logam dan Sejenisnya PICO 0,665 0,654 0,631

7 Keramik AMFG 0,211 0,220 0,187

8 Keramik TOTO 0,410 0,407 0,393

9 Plastik APLI 0,345 0,283 0,175

10 Plastik IGAR 0,225 0,283 0,247

Gambar

Tabel 2.1 Ringkasan Penelitian Terdahulu
Gambar 2.1: Kerangka Penelitian Debt to Equity
Tabel 3.1 Pedoman Interpretasi Hubungan antar Variabel  Interval Koefisien  Tingkat Hubungan
Tabel 4.1 Kriteria Pemilihan Populasi Sasaran
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan pengukuran, kinerja pada tahun 2008 mendapat skor 3 yang berarti baik dan tahun 2009 mendapat skor 3 yang berarti baik bahkan dari hasil perhitungan melebihi target

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan beberapa hal yakni ada empat faktor yang mempengaruhi penegakan hukum terhadap tindak pidana

moril.. memberikan keahlian sesuai yang dimiliki dalam program dan memberikan sumbangan tenaga dalam teknis kegiatan, dan d) peran dorongan moril berupa peran

Tujuan dari jaringan syaraf tersebut adalah keseimbangan antara kemampuan untuk merespon secara tepat pola input yang digunakan untuk training ( memorization ) dan kemampuan

• New Folder.exe adalah varian dari virus Autoit.F, masuk dalam kategori resiko sedang (middle risk), meskipun varian dari Autoit.F ini tidak memiliki kemampuan

Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka perumusan masalah dari penelitian ini adalah “bagaimana seorang raja yang gagap dituntut untuk bisa lancar berpidato

Tehnik analisa data ini dimulai dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber, yaitu hasil wawancara yang dilakukan dengan narasumber yang berkaitan

Dengan kata lain, implikatur percakapan adalah proposisi atau pernyataan implikatif, yaitu apa yang mungkin diartikan, disiratkan atau dimaksudkan penutur berbeda dengan