PENGARUH RETURN ON ASSET, DEBT TO EQUITY RATIO, CURRENT RATIO, EARNING PER SHARE DAN NET PROFIT MARGIN TERHADAP
RETURN SAHAM
(Studi Empiris Pada Perusahaan Sektor Industri Dasar dan Kimia yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2016-2018)
Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Oleh : TANIA JAYANTI
B 200 160 307
PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2020
1
PENGARUH RETURN ON ASSET, DEBT TO EQUITY RATIO, CURRENT RATIO, EARNING PER SHARE, DAN NET PROFIT MARGIN TERHADAP
RETURN SAHAM
(Studi Empiris Pada Perusahaan Basic Industry and Chemicals yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2016-2018)
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh return on asset (ROA), debt to equity ratio (DER), current ratio (CR), earning per share (EPS), dan net profit margin (NPM) terhadap return saham. Populasi dari penelitian ini adalah seluruh perusahaan industri dasar dan kimia yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2016-2018. Sampel dalam penelitian terdiri atas 30 perusahaan yang telah dipilih dengan metode purposive sampling. Metode analisis menggunakan teknik analisis regresi linier berganda. Hasilnya menunjukkan bahwa hanya earning per share (EPS) yang berpengaruh terhadap return saham, sedangkan return on asset (ROA), debt to equity ratio (DER), current ratio (CR), dan net profit margin (NPM) tidak berpengaruh terhadap return saham.
Kata Kunci : Return Saham, Return On Asset (ROA), Debt To Equity Ratio (DER), Current Ratio (CR), Earning Per Share (EPS), Net Profit Margin (NPM)
Abstract
This study aimed to analyze the effect of return on assets (ROA), debt to equity ratio (DER), current ratio (CR), earnings per share (EPS), and net profit margin (NPM) on stock returns. Population of this study were all Basic Industry and Chemicals companies listed on the Indonesia Stock Exchange (BEI) in the 2016-2018. Samples in this study consist of 30 companies that have been selected by purposive sampling method. The analytical method used multiple linear regression. The result showed that only earnings per share (EPS) have an effect on stock returns, while return on assets (ROA), debt to equity ratio (DER), current ratio (CR), and net profit margin (NPM) have no effect on stock returns.
Keywords : Stock Returns, Return On Assets (ROA), Debt To Equity Ratio (DER), Current Ratio (CR), Earnings Per Share (EPS), Net Profit Margin (NPM). 1. PENDAHULUAN
Sekarang ini, semakin banyak orang yang melakukan investasi. Mereka sadar bahwa investasi bisa diandalkan untuk mewujudkan rencana keuangan di masa mendatang. Dengan tujuan mendapatkan keuntungan dimasa mendatang, maka seseorang melakukan suatu komitmen pada saat ini dengan cara menanamkan sejumlah dana dapat disebut sebagai investasi. Hal ini berarti, investasi
2
mengorbankan konsumsi sekarang dengan tujuan memperbesar konsumsi di masa mendatang. Istilah investasi bisa berkaitan dengan berbagai aktivitas. Menginvestasikan sejumlah dana pada asset real (tanah, emas, mesin atau bangunan) maupun asset financial (deposito, saham ataupun obligasi) merupakan aktivitas investasi yang umum dilakukan (Tandelilin, 2010:2).
Investasi yang saat ini banyak dilakukan adalah investasi saham. Saham sendiri merupakan surat berharga yang menyatakan bukti kepemilikan dari suatu perusahaan. Daftar saham perusahaan yang telah go public dapat dilihat dan diakses melalui halaman web Bursa Efek Indonesia (BEI). Saham yang terdaftar di BEI dapat diklasifikasikan menjadi 9 sektor, salah satunya adalah sektor Industri Dasar dan Kimia (Basic Industry and Chemicals) yang menjadi objek penelitian ini. Industri Dasar dan Kimia merupakan industri dasar yang mencakup usaha pengubahan atau pengolahan material dasar menjadi barang setengah jadi; atau barang jadi yang masih akan diproses di sektor perekonomian selanjutnya terkait kimia dasar dan industri farmasi. Perusahaan-perusahaan industri dasar dan kimia ini memproduksi barang kebutuhan sehari-hari seperti sabun, deterjen, kertas, plastik, pakan ternak, semen dan lain sebagainya.
Industri dasar dan kimia juga merupakan suatu cabang perusahaan manufaktur yang mempunyai peran cukup aktif dalam pasar modal dimana pada akhir tahun 2017-2018 sektor industri dasar dan kimia mengalami kenaikan 24,01% dibandingkan sektor lainnya meskipun tidak sekuat saat akhir tahun 2016-2017 yaitu sebesar 28,06%. Sektor industri dasar dan kimia begitu menjanjikan karena semakin berkembang dan banyak diminati dapat meningkatkan minat investor untuk berinvestasi disana. Dalam berinvestasi saham, seorang investor akan memperoleh capital gain (keuntungan dari kenaikan harga) ketika saham yang diinvestasikannya dijual kembali dan akan memperoleh dividen (pembagian keuntungan perusahaan) setiap tahun. Namun jika hal sebaliknya terjadi, seorang investor harus siap menerima risiko tersebut.
Tujuan atau hal yang memotivasi para investor dalam berinvestasi sangat beragam. Menurut Latief (2014), alasan yang dapat mendorong investor dalam berinvestasi salah satunya yaitu return yang merupakan imbalan atas kesiapan
3
investor menanggung risiko investasi yang dilakukan. Return saham dapat diartikan sebagai pendapatan yang akan didapat oleh pemegang saham sebagai hasil investasinya di perusahaan tertentu. Ada dua hal yang mempengaruhi return saham yaitu faktor teknis dan faktor fundamental perusahaan. Para investor juga dapat memprediksi return saham suatu perusahaan dengan melihat kondisi keuangan atau kinerja perusahaannya. Hal tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan indikator berupa analisis fundamental atau rasio keuangan. Dalam penelitian ini akan digunakan indikator dari faktor fundamental yaitu Return on Asset, Debt to Equity Ratio, Current Ratio, Earning per Share dan Net Profit Margin.
2. METODE
2.1 Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan industri dasar dan kimia yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode 2016-2018. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode purposive sampling. Pemilihan sampel dengan metode ini menggunakan kriteria tertentu, yaitu; (a) Perusahaan industri dasar dan kimia yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2016-2018; (b) Perusahaan industri dasar dan kimia yang menerbitkan laporan keuangan tahunan secara berturut-turut tahun 2016-2018; (c) Perusahaan industri dasar dan kimia yang menggunakan mata uang Rupiah dalam laporan keuangan tahunannya; (d) Perusahaan industri dasar dan kimia yang mengalami laba secara berturut-turut selama tahun 2016-2018; (e) Perusahaan industri dasar dan kimia yang menampilkan data dan informasi lengkap yang dibutuhkan untuk menganalisis faktor-faktor yang berpengaruh terhadap return saham tahun 2016-2018.
2.2 Data dan Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data tersebut diperoleh melalui website perusahaan terkait dan website Bursa Efek Indonesia (www.idx.co.id) untuk data laporan keuangan perusahaan industri dasar dan kimia
4
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2016-2018. Selain itu, sumber data lain juga didapatkan melalui studi pustaka yang ada seperti jurnal, buku literatur dan sumber-sumber lain yang berkaitan dengan penelitian.
2.3 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
Terdapat satu variabel terikat pada penelitian ini yaitu return saham dan lima variabel bebas dalam penelitian ini yaitu return on asset, debt to equity ratio, current ratio, earning per share, dan net profit margin. Definisi dan pengukuran variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
2.3.1 Return Saham
Return saham adalah keuntungan yang akan diperoleh investor atas investasinya pada perusahaan tertentu. Menurut Jogiyanto (2012:206), return saham dihitung menggunakan rumus berikut:
𝑹𝒊𝒕=
𝑷𝒊𝒕− 𝑷𝒊𝒕−𝟏 𝑷𝒊𝒕−𝟏
Keterangan:
𝑅𝑖𝑡 = Return realisasian untuk saham i pada waktu ke t
𝑃𝑖𝑡 = Harga saham pada periode ke t
𝑃𝑖𝑡−1 = Harga saham pada periode ke t-1
2.3.2 Return on Asset (ROA)
Rasio ini mengukur tingkat kembalian investasi yang telah dilakukan oleh perusahaan dengan menggunakan seluruh dana (aktiva) yang dimilikinya (Prastowo dan Juliaty, 2008:98). Return on Asset dirumuskan sebagai berikut:
𝑹𝑶𝑨 = 𝑳𝒂𝒃𝒂 𝒔𝒆𝒕𝒆𝒍𝒂𝒉 𝒑𝒂𝒋𝒂𝒌 𝑻𝒐𝒕𝒂𝒍 𝑨𝒔𝒔𝒆𝒕
5 2.3.3 Debt to Equity Ratio (DER)
Debt to equity ratio (rasio utang terhadap ekuitas) dihitung hanya dengan membagi total utang perusahaan (termasuk liabilitas jangka pendek) dengan ekuitas pemegang saham. Rasio ini dapat dihitung dengan menggunakan rumus:
𝑫𝑬𝑹 = 𝑻𝒐𝒕𝒂𝒍 𝑼𝒕𝒂𝒏𝒈 𝑻𝒐𝒕𝒂𝒍 𝑬𝒌𝒖𝒊𝒕𝒂𝒔
2.3.4 Current Ratio (CR)
Menurut Horne dan Wachowicz, Jr. (2012:167), current ratio (rasio lancar) menunjukkan kemampuan perusahaan untuk membayar liabilitas jangka pendeknya dengan menggunakan asset lancarnya. Rumus untuk menghitung current ratio yaitu:
𝑪𝑹 = 𝑨𝒔𝒆𝒕 𝑳𝒂𝒏𝒄𝒂𝒓
𝑳𝒊𝒂𝒃𝒊𝒍𝒊𝒕𝒂𝒔 𝑱𝒂𝒏𝒈𝒌𝒂 𝑷𝒆𝒏𝒅𝒆𝒌
2.3.5 Earning per Share (EPS)
Earning per share (laba per lembar saham) adalah jumlah laba yang menjadi hak untuk setiap pemegang satu lembar saham biasa (Prastowo dan Juliaty, 2008:99). Rumus untuk mencari earning per share adalah:
𝑬𝑷𝑺 = 𝑳𝒂𝒃𝒂 𝒃𝒆𝒓𝒔𝒊𝒉
𝑱𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝑺𝒂𝒉𝒂𝒎 𝑩𝒆𝒓𝒆𝒅𝒂𝒓
2.3.6 Net Profit Margin (NPM)
Menurut Prastowo dan Juliaty (2008:97), net profit margin mengukur rupiah laba yang dihasilkan oleh setiap satu rupiah penjualan. Rasio ini memberi gambaran tentang laba untuk para pemegang saham sebagai presentase dari penjualan. Rasio ini dapat dihitung dengan menggunakan rumus:
𝑵𝑷𝑴 =𝑳𝒂𝒃𝒂 𝒔𝒆𝒕𝒆𝒍𝒂𝒉 𝒑𝒂𝒋𝒂𝒌 𝑷𝒆𝒏𝒋𝒖𝒂𝒍𝒂𝒏
6 2.4 Metode Analisis
Pada penelitian ini uji hipotesis menggunakan analisis regresi linier berganda. Analisis regresi linier berganda digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel independen (return on asset, debt to equity ratio, current ratio, earning per share dan net profit margin) terhadap variabel dependen (return saham). Adapun model regresi yang digunakan adalah:
𝑹𝑺 = 𝜶 + 𝜷𝟏𝑹𝑶𝑨 + 𝜷𝟐𝑫𝑬𝑹 + 𝜷𝟑𝑪𝑹 + 𝜷𝟒𝑬𝑷𝑺 + 𝜷𝟓𝑵𝑷𝑴 + 𝜺
RS = Return Saham α = Konstanta
𝛽1𝛽2𝛽3𝛽4𝛽5 = Koefisien regresi ROA = Return on Asset
DER = Debt to Equity Ratio CR = Current Ratio EPS = Earning per Share NPM = Net Profit Margin
𝜀 = Standar error
3. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Uji Asumsi Klasik
3.1.1 Uji Normalitas
Pengujian normalitas dalam penelitian ini menggunakan central limited theorem (CLT) yaitu jika jumlah observasi cukup besar (n > 30), maka asumsi normalitas dapat diabaikan (Gujarati, 2003). Dalam penelitian ini jumlah observasi (n) yaitu sebanyak 84, dimana 84 > 30. Hal ini menunjukkan bahwa data dapat dikatakan berdistribusi normal dan dapat disebut sebagai sampel besar.
7 3.1.2 Uji Multikolinearitas
Tabel 1
Hasil Uji Multikolinearitas
Model Colinearity Statistics Keterangan Tolerance VIF
ROA 0,774 1,292 Tidak Terjadi Multikolinearitas DER 0,723 1,382 Tidak Terjadi Multikolinearitas CR 0,776 1,306 Tidak Terjadi Multikolinearitas EPS 0,581 1,721 Tidak Terjadi Multikolinearitas NPM 0,647 1,545 Tidak Terjadi Multikolinearitas Sumber : Hasil Output SPSS 21, 2019
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa kelima variabel independen memiliki VIF < 10 dan atau memiliki tolerance > 0,1. Dengan demikian diketahui bahwa data penelitian memenuhi asumsi bebas multikolinearitas.
3.1.3 Uji Autokorelasi
Tabel 2
Hasil Uji Autokorelasi
Variabel Durbin
Watson Keterangan
ROA, DER, CR, EPS, NPM 1,831 Tidak Terkena Autokorelasi Sumber : Hasil Output SPSS 21, 2019
Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa nilai Durbin-Watson sebesar 1,831 yang terletak diantara -2 sampai +2, sehingga dapat dikatakan bahwa tidak terdapat autokorelasi.
8 3.1.4 Uji Heterokedastisitas
Tabel 3
Hasil Uji Heterokedastisitas
Variabel Sig Keterangan
ROA 0,541 Tidak Terkena Heterokedastisitas
DER 0,797 Tidak Terkena Heterokedastisitas
CR 0,985 Tidak Terkena Heterokedastisitas
EPS 0,472 Tidak Terkena Heterokedastisitas
NPM 0,384 Tidak Terkena Heterokedastisitas
Sumber : Hasil Output SPSS 21, 2019
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa semua variabel independen terbebas dari masalah heterokedastisitas, hal ini dapat diketahui dari nilai Sig. (2-tailed) yang lebih besar dari 0,05.
3.2 Uji Analisis Regresi Linier Berganda Tabel 4
Hasil Uji Analisis Regresi Linier Berganda
Variabel Koefisien Regresi thitung Sig
(constant) -0,106 -0,914 0,364 ROA 2,200 1,758 0,083 DER 0,059 1,225 0,224 CR 0,001 0,042 0,966 EPS 0,001 2,147 0,035 NPM -0,009 -1,404 0,164 Adjusted R2 = 0,096 Fhitung = 2,769 Sig F = 0,024
Sumber : Hasil Output SPSS 21, 2019
Berdasarkan hasil pengujian regresi berganda pada tabel 4. 5 di atas dapat dibuat persamaan regresi sebagai berikut:
9 3.3 Uji Ketetapan Model
3.3.1 Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)
Berdasarkan tabel 4.4 diperoleh nilai sig sebesar 0,024 artinya 0,024 < 0,05 dapat disimpulkan bahwa variabel return on asset, debt to equity ratio, current ratio, earning per share dan net profit margin secara simultan berpengaruh terhadap return saham dan model regresi yang digunakan dalam penelitian ini fit/layak.
3.3.2 Koefisien Determinasi (𝑅2)
Berdasarkan tabel 4.4 diperoleh nilai adjusted 𝑅2 sebesar 0,096 maka dapat disimpulkan bahwa sebesar 9,6% dapat menjelaskan pengaruh return on asset, debt to equity ratio, current ratio, earning per share dan net profit margin terhadap return saham, sedangkan 90,4% dijelaskan oleh variabel lain di luar model.
3.3.3 Uji Signifikan Parameter Individual (Uji Statistik t) Tabel 5
Hasil Uji Statistik t
Variabel ttabel thitung Sig Keterangan
ROA 1,99085 1,758 0,083 Tidak Berpengaruh DER 1,99085 1,225 0,224 Tidak Berpengaruh
CR 1,99085 0,042 0,966 Tidak Berpengaruh
EPS 1,99085 2,147 0,035 Berpengaruh
NPM 1,99085 -1,404 0,164 Tidak Berpengaruh Sumber : Hasil Output SPSS 21, 2019
Berdasarkan hasil uji t pada tabel 4.5 diperoleh hasil sebagai berikut :
a. Variabel return on asset menunjukkan nilai thitung sebesar 1,758 lebih kecil
dari ttabel sebesar 1,99085 dengan tingkat signifikan 0,083 yang lebih besar
dari α – 0,05. Maka dapat disimpulkan bahwa H1 ditolak, hal ini menunjukkan
return on asset tidak berpengaruh terhadap return saham.
b. Variabel debt to equity ratio memiliki nilai thitung sebesar 1,225 lebih kecil
10
dari α – 0,05. Maka dapat disimpulkan bahwa H2 ditolak, hal ini menunjukkan
debt to equity ratio tidak berpengaruh terhadap return saham.
c. Variabel current ratio menunjukkan nilai thitung sebesar 0,042 lebih kecil dari
ttabel sebesar 1,99085 dengan tingkat signifikan 0,966 yang lebih besar dari α –
0,05. Maka dapat disimpulkan bahwa H3 ditolak, hal ini menunjukkan current
ratio tidak berpengaruh terhadap return saham.
d. Variabel earning per share memiliki nilai thitung sebesar 2,147 lebih besar dari
ttabel sebesar 1,99085 dengan tingkat signifikan 0,035 yang lebih kecil dari α –
0,05. Maka dapat disimpulkan bahwa H4 diterima, hal ini menunjukkan
earning per share berpengaruh terhadap return saham.
e. Variabel net profit margiin menunjukkan nilai thitung sebesar -1,404 lebih kecil
dari ttabel sebesar 1,99085 dengan tingkat signifikan 0,164 yang lebih besar
dari α – 0,05. Maka dapat disimpulkan bahwa H5 ditolak, hal ini menunjukkan
net profit margin tidak berpengaruh terhadap return saham.
3.4 Pembahasan
3.4.1 Pengaruh Return on Asset terhadap Return Saham
Berdasarkan hasil uji t diatas, variabel return on asset (ROA) menunjukkan nilai thitung sebesar 1,758 lebih kecil dari ttabel sebesar 1,99085 dan memiliki tingkat
signifikansi > 0,05 yaitu sebesar 0,083. Hal ini menunjukkan bahwa return on asset (ROA) tidak berpengaruh terhadap return saham. Sehingga H1 atau hipotesis
yang menyatakan terdapat pengaruh antara return on asset (ROA) terhadap return saham tidak terbukti atau ditolak.
Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Arista dan Astohar (2012) yang berpendapat bahwa variabel Return on Asset tidak memiliki pengaruh terhadap return saham. Namun, hasil ini tidak mendukung penelitian yang telah dilakukan oleh Erari (2014) dan Khoiriyah (2017). Hal ini berarti perusahaan dengan return on asset (ROA) yang besar atau tinggi tidak memiliki potensi terhadap daya tarik perusahaan, sehingga kurang menarik minat investor untuk membeli saham perusahaan.
11
Kondisi ini berdampak pada harga saham yang menjadi tidak meningkat, juga diikuti dengan tingkat return saham yang tidak tinggi.
3.4.2 Pengaruh Debt to Equity Ratio terhadap Return Saham
Debt to equity ratio (DER) tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham. Hasil analisis variabel debt to equity ratio (DER) diketahui memiliki nilai thitung
sebesar 1,225 lebih kecil dari ttabel sebesar 1,99085 dengan tingkat signifikan
0,224 yang lebih besar dari α – 0,05. Maka dapat disimpulkan bahwa H2 ditolak, hal ini menunjukkan debt to equity ratio tidak berpengaruh terhadap return saham.
Penelitian yang dilakukan oleh Erari (2014), Gunadi dan Kesuma (2015) mendukung penelitian ini yang menyatakan bahwa variabel Debt to Equity Ratio tidak memiliki pengaruh terhadap return saham. Akan tetapi hasil penelitian ini bertentangan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Khoiriyah (2017), Handayati dan Zulyanti (2018) serta Pratama dan Idawati (2019). Menurut Erari (2014) tidak berpengaruhnya debt to equity ratio terhadap return saham dapat berarti bahwa oleh sebagian investor memandang debt to equity ratio sebagai besarnya tanggungjawab perusahaan terhadap pihak ketiga yaitu kreditor yang memberikan pinjaman kepada perusahaan.
Debt to equity ratio yang tinggi mempunyai dampak buruk terhadap kinerja perusahaan, karena dengan tingkat utang yang semakin tinggi berarti beban tetap perusahaan akan semakin besar dan akan mengurangi keuntungan. Dengan tingkat utang yang tinggi dan dibebankan kepada pemegang saham, tentu akan meningkatkan risiko investasi kepada para pemegang saham. Akibatnya, para investor cenderung menghindari saham-saham yang memiliki nilai debt to equity ratio yang tinggi.
3.4.3 Pengaruh Current Ratio terhadap Return Saham
Variabel current ratio (CR) menunjukkan nilai thitung sebesar 0,042 lebih kecil dari
ttabel sebesar 1,99085 dan memiliki tingkat signifikansi > 0,05 yaitu sebesar 0,966.
12
saham. Sehingga H3 atau hipotesis yang menyatakan terdapat pengaruh antara current ratio (CR) terhadap return saham tidak terbukti atau ditolak.
Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Erari (2014), Simanjuntak et al (2019), serta Pratama dan Idawati (2019) yang berpendapat bahwa variabel Current Ratio tidak memiliki pengaruh teradap return saham. Namun, hasil ini tidak mendukung penelitian yang telah dilakukan oleh Ulupui (2007) dan Khoiriyah (2017). Hal ini menurut Erari (2014) dapat dijelaskan bahwa current ratio yang tinggi, yang berarti likuiditas yang tinggi juga menunjukkan bahwa perusahaan kurang mampu mengelola money to create money, yang pada akhirnya dapat mengurangi kemampulabaan perusahaan. Karena tingginya nilai current ratio menunjukkan kemampuan perusahaan dalam mengelola aktiva lancar yang kurang baik, sehingga mengakibatkan banyak aktiva lancar yang menganggur dan tidak dioptimalkan oleh perusahaan yang berakibat pada menurunnya minat investor dalam menanamkan modalnya. Sehingga, perusahaan yang memiliki nilai current ratio yang tinggi belum tentu akan menghasilkan return saham yang tinggi pula.
3.4.4 Pengaruh Earning per Share terhadap Return Saham
Earning per share (EPS) berpengaruh signifikan terhadap return saham. Hasil analisis variabel earning per share (EPS) diketahui memiliki nilai thitung sebesar
2,147 lebih besar dari ttabel sebesar 1,99085 dengan tingkat signifikan 0,035 yang
lebih kecil dari α – 0,05. Maka dapat disimpulkan bahwa H4 diterima, hal ini menunjukkan earning per share berpengaruh terhadap return saham.
Penelitian yang dilakukan oleh Gunadi dan Kesuma (2015), Janitra dan Kesuma (2015) serta Handayati dan Zulyanti (2018) mendukung penelitian ini yang menyatakan bahwa variabel Earning per Share berpengaruh terhadap return saham. Akan tetapi hasil penelitian ini bertentangan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Putra dan Kindangen (2016), Arista dan Astohar (2012). Hal ini sesuai dengan teori yang mendasarinya bahwa earning per share yang semakin besar akan menunjukkan bahwa kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih setelah pajak semakin meningkat, dengan meningkatnya laba bersih
13
setelah pajak yang dihasilkan oleh perusahaan, maka Total Return yang diterima oleh para pemegang saham juga semakin meningkat (Susilowati dan Turyanto, 2011). Earning per share juga merupakan indikator pendapatan yang mana akan sangat diperhatikan oleh investor. Sehingga sebagai salah satu indikator pendapatan, earning per share yang besar akan membuat investor tertarik untuk berinvestasi dan akan berdampak pada meningkatnya harga saham yang diikuti dengan meningkatnya return saham.
3.4.5 Pengaruh Net Profit Margin terhadap Return Saham
Variabel net profit margin (NPM) menunjukkan nilai thitung sebesar -1,404 lebih
kecil dari ttabel sebesar 1,99085 dan memiliki tingkat signifikansi > 0,05 yaitu
sebesar 0,164. Hal ini menunjukkan bahwa net profit margin (NPM) tidak berpengaruh terhadap return saham. Sehingga H5 atau hipotesis yang menyatakan terdapat pengaruh antara net profit margin (NPM) terhadap return saham tidak terbukti atau ditolak.
Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Putra dan Kindangen (2016) yang berpendapat bahwa variabel net profit margin tidak memiliki pengaruh terhadap return saham. Namun, hasil ini tidak mendukung penelitian yang telah dilakukan oleh Achmad (2012). Menurut Achmad (2012), kondisi ini kontradiktif dengan teori yang mendasarinya bahwa NPM menunjukkan tingkat kembalian keuntungan bersih terhadap penjualan bersihnya dan sekaligus menunjukkan efisiensi biaya yang dikeluarkan perusahaan. Sehingga, jika NPM semakin besar atau mendekati satu, maka berarti semakin efisien biaya yang dikeluarkan sehingga semakin besar tingkat kembalian keuntungan bersih. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa net profit margin (NPM) tidak dapat dijadikan sebagai patokan dalam melakukan investasi.
4. PENUTUP 4.1 Simpulan
Penelitian ini dilakukan untuk menguji pengaruh return on asset (ROA), debt to equity ratio (DER), current ratio (CR), earning per share (EPS), dan net profit
14
margin (NPM) terhadap return saham pada perusahaan industri dasar dan kimia yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia 2016-2018, maka hasil penelitian ini dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
a. Hipotesis pertama menunjukkan nilai thitung (1,758) < ttabel (1,99085) dengan
tingkat signifikan 0,083 > 0,05. Maka dapat disimpulkan bahwa H1 ditolak,
hal ini menunjukkan return on asset tidak berpengaruh terhadap return saham.
b. Hipotesis kedua menunjukkan nilai thitung (1,225) < ttabel (1,99085) dengan
tingkat signifikan 0,224 > 0,05. Maka dapat disimpulkan bahwa H2 ditolak,
hal ini menunjukkan debt to equity ratio tidak berpengaruh terhadap return saham.
c. Hipotesis ketiga menunjukkan nilai thitung (0,042) < ttabel (1,99085) dengan
tingkat signifikan 0,966 > 0,05. Maka dapat disimpulkan bahwa H3 ditolak,
hal ini menunjukkan current ratio tidak berpengaruh terhadap return saham. d. Hipotesis keempat nilai thitung (2,147) > ttabel (1,99085) dengan tingkat
signifikan 0,035 < 0,05. Maka dapat disimpulkan bahwa H4 diterima, hal ini
menunjukkan earning per share berpengaruh terhadap return saham.
e. Hipotesis kelima menunjukkan nilai thitung (-1,404) < ttabel (1,99085) dengan
tingkat signifikan 0,164 > 0,05. Maka dapat disimpulkan bahwa H5 ditolak,
hal ini menunjukkan net profit margin tidak berpengaruh terhadap return saham.
4.2 Keterbatasan
Penelitian ini tidak terlepas dari berbagai keterbatasan. Berikut ini merupakan penjelasan mengenai beberapa keterbatasan yang dihadapi :
a. Sampel dalam penelitian ini hanya menggunakan satu sektor perusahaan yaitu sektor industri dasar dan kimia, sehingga kurang mampu menggambarkan kondisi perusahaan secara keseluruhan.
b. Periode penelitian ini hanya dilakukan selama 3 tahun yaitu 2016-2018, sehingga tidak dapat digunakan untuk melihat kecenderungan dalam jangka panjang.
15
c. Penelitian ini menggunakan harga saham penutupan (closing price) per 31 Desember, sedangkan yang seharusnya digunakan adalah harga saham pengumuman.
4.3 Saran
Dari hasil penelitian ini, saran yang dapat disampaikan penulis sebagai berikut : a. Penelitian yang akan datang hendaknya menambah variabel-variabel yang
bukan hanya dari faktor fundamental tetapi juga faktor makroekonomi seperti inflasi, produk domestik bruto (PDB), atau suku bunga.
b. Pemilihan sampel penelitian sebaiknya menggunakan semua jenis perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, sehingga sampel yang digunakan dapat mewakili semua karakteristik dalam populasi.
c. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat menambah tahun penelitian dan menggunakan harga saham pengumuman sehingga didapatkan hasil yang lebih baik dan akurat.
DAFTAR PUSTAKA
Agus Widarjono. 2010. Analisis Statistika Multivariat Terapan. Edisi pertama. Yogyakarta: UPP STIM YKPN
Arista, Desy dan Astohar. 2012. Analisis Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Return Saham (Kasus Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Public Di BEI PeriodeTahun 2005 - 2009). Jurnal Ilmu Manajemen dan Akuntansi Terapan, Vol 3 Nomor 1, Mei 2012
Bastian, Indra dan Suhardjono. 2006. Akuntansi Perbankan. Edisi 1. Jakarta : Salemba Empat.
Brigham, Eugene F dan Houston, Joel F. 2001. Manajemen Keuangan. Jakarta: Erlangga.
Carlo, Michael Aldo. 2014. Pengaruh Return On Equity, Dividend Payout Ratio dan Price To Earnings Ratio Pada Return Saham. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana 7.1 (2014):150-164.
Dr. Kasmir. 2015. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta : Rajawali Pers.
Erari, Anita. 2014. Analisis Pengaruh Current Ratio, Debt To Equity Ratio, dan Return On Asset Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Pertambangan di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Manajemen & Bisnis Vol.5 No.2 September 2014
Eneng, Mutia dan Martaseli, Evi. 2018. Pengaruh Price Earning Ratio (PER) Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar
16
Di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2010-2017. Jurnal Ilmiah Ekonomi. Vol. 7 Edisi 13, Okt 2018
Faisal & Zuarni dan Hasrina, Cut Delsi. 2013. Pengaruh Price Earning Ratio dan Arus Kas Operasi Terhadap Return Saham (Studi Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di BEI). Jurnal Akuntansi, Vol. 2, No. 1, Oktober 2013 : 74-83
Ghozali, Imam. 2012. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS 20. Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Gujarati, Damodar. 2003. Ekonometrika Dasar. Terjemah Sumarno Zein. Jakarta: Erlangga.
Gunadi,Gd Gilang dan Kesuma, I Ketut Wijaya. Pengaruh ROA, DER, EPS Terhadap Return Saham Perusahaan Food and Beverage BEI. E-Jurnal Manajemen Unud, Vol. 4, No. 6, 2015: 1636-1647
Hanafi, Mamduh M., dan Halim, Abdul. 2009. Analisis Laporan Keuangan. Edisi 4. Yogyakarta : UPP STIM YKPN
Hanafi, Mamduh M., dan Halim, Abdul. 2016. Analisis Laporan Keuangan. Edisi 5. Yogyakarta : UPP STIM YKPN
Handayati, Ratna dan Zulyanti, Noer Rafikah. 2018. Pengaruh Earning Per Share (EPS), Debt To Equity Ratio (DER) dan Return On Assets (ROA) Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di BEI. Jurnal Penelitian Ilmu Manajemen Volume III No. 1, Februari 2018
Harahap, Sofyan Syafri. 2006. Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan. Jakarta : PT Grafindo Persada.
Hartono, Jogiyanto. 2010. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Yogyakarta : BPFE Yogyakarta.
Horne, James C. Van dan John M Wachowicz, Jr. 2012. Prinsip-prinsip Manajemen Keuangan. Edisi 13. Jakarta : Salemba Empat.
Indonesian Stock Exchange (Bursa Efek Indonesia). 2019. “Laporan Keuangan
dan Tahunan Perusahaan”. Online.
http://www.idx.co.id/idid/beranda/perusahaantercatat/laporankeuanganda ntahunan.aspx . Diakses 16 Desember 2019, pukul 15.00 wib
Jogiyanto, Hartono. 2010. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Edisi Ketujuh. Yogyakarta : BPFE.
Martalena, dan Malinda. 2011. Pengantar Pasar Modal. Edisi Pertama. Yogyakarta : Andi
Noor, Henry Faizal. 2009. Investasi, Pengelolaan Keuangan Bisnis, dan Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat. Jakarta Barat : PT Malta Printindo. Prastowo, Dwi D dan Juliaty, Rifka. 2008. Analisis Laporan Keuangan : Konsep
dan Aplikasi. Edisi Kedua. Yogyakarta : UPP STIM YKPN
Pratama, I Gede Surya dan Idawati, Ida Ayu Agung. 2019. Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Return SahamPada Perusahaan Pertanian Di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Lingkungan & Pembangunan, Maret 2019 Vol. 3 No. 1 : Hal. 38-44
Prihantini, Ratna. 2009. Analisis Pengaruh Inflasi, Nilai Tukar, ROA, DER, CR terhadap Return Saham (Studi Kasus Saham Industri Real Estate and
17
Property yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2003-2006). Jurnal Bisnis Strategi, vol. 18, no. 2, pp. 99-117, Apr. 2017
Rizqi, Muhammad Nur dan Kusuma, M Rangga Wijaya. 2018. Analisis Pengaruh Cash Ratiodan DER Terhadap Return Saham Tahun 2014-2016(Studi Kasus pada Perusahaan Manufaktur yangTergabung dalam LQ 45). Jurnal Ilmiah Binaniaga Vol. 14, No. 01, Juni 2018
Samsul, Mohamad. 2011. Pasar Modal dan Manajemen Portofolio. Jakarta : Erlangga.
Santoso, Singgih. 2012. Panduan Lengkap SPSS Versi 20. Jakarta: PT Elex Media Komputindo
Simanjuntak et al. 2019. Pengaruh Struktur Modal, Net Profit Margin (NPM), Current Ratio (CR) dan Price Earning Ratio (PER) Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Barang Konsumsi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2014-2017. Jurnal AKRAB JUARA Volume 4 Nomor 2 Edisi Mei 2019 (38-54) Siregar et al. 2018. Pengaruh Return On Assets, Debt To Equity Ratio, Net Profit
Margindan Earning Per Share Terhadap Return Saham Perusahaan Otomotif Dan Komponen Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2012-2016. Jurnal Online Mahasiswa (JOM) Bidang Akuntansi Vol 5, No 5 (2018)
Susilowati, Yeye dan Turyanto, Tri. 2011. Reaksi Signal Rasio Profitabilitas dan Rasio Solvabilitas Terhadap Return Saham Perusahaan. Jurnal Dinamika Keuangan dan Perbankan. Vol 3. No 1
Tandelilin, Eduardus. 2010. Teori Portofolio dan Investasi. Yogyakarta : PT Kanisius
Tandelilin, Eduardus. 2017. Pasar Modal Manajemen Portofolio dan Investasi. Daerah Istimewa Yogyakarta : PT Kanisius
Wiagustini, Ni Luh Putu. 2010. Dasar-dasar Manajemen Keuangan. Denpasar. Udayana University Press.
Wiyono, Gendro dan Kusuma, Hadri. 2017. Manajemen Keuangan Lanjutan Berbasis Corporate Value Creation. Edisi kesatu. Yogyakarta : UPP STIM YKPN