• Tidak ada hasil yang ditemukan

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Kepercayaan Konsumen dalam Belanja Online dengan Menggunakan Technology Acceptance Model (TAM)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Kepercayaan Konsumen dalam Belanja Online dengan Menggunakan Technology Acceptance Model (TAM)"

Copied!
116
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT KEPERCAYAAN KONSUMEN DALAM BELANJA

ONLINE DENGAN MENGGUNAKAN TECHNOLOGY ACCEPTANCE

MODEL (TAM)

OLEH:

DAVID CHANJAYA M 080503149

PROGRAM STUDI AKUNTANSI S-1 FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

(2)

ABSTRAK

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT KEPERCAYAAN KONSUMEN DALAM BELANJA

ONLINE DENGAN MENGGUNAKAN TECHNOLOGY ACCEPTANCE

MODEL (TAM)

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kepercayaan konsumen dalam belanja online dengan menggunakan Technology Acceptance Model (TAM). Hipotesis yang diuji dalam penelitian ini adalah variabel persepsi kemudahan penggunaan, persepsi manfaat, dan karakteristik dan kualitas website berpengaruh positif terhadap variabel belanja online.

Pengumpulan data primer dilakukan melalui kuesioner yang dibagikan kepada masyarakat yang memenuhi karakteristik responden yaitu sebanyak 150 responden. Pengambilan sampel menggunakan teknik nonprobability sample yaitu

judgement sampling. Metode analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif dan pendekatan kuantitatif yang terdiri dari uji asumsi klasik, uji regresi linier berganda, dan uji hipotesis.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa berdasarkan hasil uji F, semua faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kepercayaan konsumen secara serentak memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap belanja online. Berdasarkan hasil uji t, setiap variabel secara terpisah berpengaruh positif terhadap belanja online. Nilai Adjusted R Square sebesar 0,191 yang berarti 19,1% variabel belanja online dipengaruhi oleh persepsi kemudahan penggunaan, persepsi manfaat dan karakteristik dan kualitas website, sedangkan sisanya 80,9% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

(3)

ABSTRACT

FACTOR-FACTOR AFFECTING THE LEVEL OF CONSUMER CONFIDENCE IN ONLINE

SHOPPING USING TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODEL (TAM)

This study aims to identify and analyze the factors that affect the level of consumer confidence in online shopping by using a Technology Acceptance Model (TAM). The hypothesis tested in this study is the variable perceived ease of use, perceived benefits, and the characteristics and quality of the website have positive effect toward online shopping variables.

Primary data collection through questionnaires distributed to society who meet the characteristics of respondents who had been assigned as many as 150 respondents. Sampling using the nonprobability sampling technique that is judgement sampling. Data analysis methods used is descriptive analysis and a quantitative approach which consists of the classic assumptions test, multiple linear regression test, and test hypotheses.

The results of this study indicate that based on the results of the F test, all the factors that affect consumer confidence levels simultaneously has a positive and significant impact on online shopping. Based on the results of t test each variable separately positive effect on online shopping. The value of Adjusted R Square 0.191, which means 19.1% of online shopping variables influenced by perceived ease of use, perceived benefits and the characteristics and quality of the website, while the remaining 80.9% is influenced by other factors not examined in this study.

(4)

KATA PENGANTAR

Skripsi ini berjudul “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat kepercayaan Konsumen Dalam Belanja Online Dengan Menggunakan Technology Acceptance Model (TAM)”. Penulis telah banyak menerima bimbingan, saran, motivasi dan doa dari berbagai pihak selama penulisan skripsi ini. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan dan bimbingan, yaitu kepada:

1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec. selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Dr. Syafruddin Ginting Sugihen, MAFIS, Ak. selaku Ketua Departemen Akuntansi dan Bapak Drs. Hotmal Ja’far, MM. selaku Sekretaris Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Drs. Firman Syarif, M.Si., Ak. selaku Ketua Program Studi S-1 Akuntansi dan Ibu Dra. Mutia Ismail, MM, Ak. selaku Sekretaris Program Studi S-1 Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

(5)

5. Ibunda penulis yang tercinta Dorlince Simatupang yang telah mendidik dan membesarkan penulis serta sanak keluarga yang ikut memotivasi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

6. Teman-teman Akuntansi Stambuk 2008 yang sama-sama berjuang dari awal kuliah sampai sama-sama berjuang menulis skripsi, Budi Herman Silalahi, Desi Yasnita, Devi Agustia Ardani, dan lainnya.

7. Teman-teman sepermainan Parasian Hasugian, Josua Torang Pasaribu, dan Rudi Manasye Sembiring.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna karena keterbatasan waktu, tenaga, pikiran, kemampuan lain yang ada pada diri penulis pada saat penyusunan skripsi ini. Oleh karena itu kritik dan saran sangat diharapkan demi kesempurnaan skripsi ini.

Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak. Semoga Tuhan senantiasa melimpahkan berkat dan karunianya. Amin.

Medan, 4 Desember 2012 Penulis,

(6)

DAFTAR ISI

2.1.7 Karakteristik dan Kualitas Website ... 28

2.2 Penelitian terdahulu ... 36

2.3 Kerangka Konseptual ... 38

2.4 Hipotesis Penelitian ... 39

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian ... 40

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ... 40

3.3 Batasan Operasional ... 40

3.4 Definisi Operasional ... 41

3.5 Skala Pengukuran Variabel ... 41

3.6 Populasi dan Sampel Penelitian ... 41

3.7 Jenis Data ... 43

3.8 Metode Pengumpulan Data ... 43

3.9 Uji Validitas dan Reliabilitas ... 44

(7)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Uji Validitas dan Reliabilitas ... 50

4.1.1 Uji Validitas... 50

4.1.2 Uji Reliabilitas...51

4.2 Teknik Analisis Data ... 52

4.2.1 Analisis Deskriptif Responden...52

4.2.2 Analisis Deskriptif Variabel...59

4.2.3 Uji Asumsi Klasik...65

4.2.4 Analisis Regresi Linier Berganda...71

4.2.5 Uji Hipotesis...74

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan... 81

5.2 Saran... 83

DAFTAR PUSTAKA... 84

(8)

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Daftar Negara Pengguna Internet dan Penetrasinya di Asia

Tahun 2011 ... 2

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ... 36

Tabel 3.1 Definisi Operasional Variabel……… 41

Tabel 3.2 Instrumen Skala Likert………. 42

Tabel 4.10 Jenis Produk yang Sering Dibeli ... 57

Tabel 4.11 Waktu Transaksi Terakhir ... 58

Tabel 4.12 Metode Pembayaran ... 58

Tabel 4.13 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Persepsi Kemudahan Penggunaan (X1 Tabel 4.14 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Persepsi ) ... 59

Manfaat (X2 Tabel 4.15 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Karakteristik ) ... 61

dan Kualitas Website (X3 Tabel 4.16 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel ) ... 62

(9)

Tabel 4.17 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test... 68 Tabel 4.18 Uji Glejser………. 70 Tabel 4.19 Uji Multikolinearitas………. 71 Tabel 4.20 Coefficientsa

Tabel 4.21 Model Summary………. 75 72

Tabel 4.22 ANOVAb Tabel 4.23 Coefficients

77 a

(10)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual ... 38

Gambar 4.1 Grafik Histogram Uji Normalitas ... 66

Gambar 4.2 Scatter Plot Uji Normalitas ... 67

(11)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Kuesioner Penelitian... 87

Lampiran 2 Daftar Distribusi Jawaban Validitas... 92

Lampiran 3 Daftar Distribusi Jawaban Responden... 93

(12)

ABSTRAK

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT KEPERCAYAAN KONSUMEN DALAM BELANJA

ONLINE DENGAN MENGGUNAKAN TECHNOLOGY ACCEPTANCE

MODEL (TAM)

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kepercayaan konsumen dalam belanja online dengan menggunakan Technology Acceptance Model (TAM). Hipotesis yang diuji dalam penelitian ini adalah variabel persepsi kemudahan penggunaan, persepsi manfaat, dan karakteristik dan kualitas website berpengaruh positif terhadap variabel belanja online.

Pengumpulan data primer dilakukan melalui kuesioner yang dibagikan kepada masyarakat yang memenuhi karakteristik responden yaitu sebanyak 150 responden. Pengambilan sampel menggunakan teknik nonprobability sample yaitu

judgement sampling. Metode analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif dan pendekatan kuantitatif yang terdiri dari uji asumsi klasik, uji regresi linier berganda, dan uji hipotesis.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa berdasarkan hasil uji F, semua faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kepercayaan konsumen secara serentak memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap belanja online. Berdasarkan hasil uji t, setiap variabel secara terpisah berpengaruh positif terhadap belanja online. Nilai Adjusted R Square sebesar 0,191 yang berarti 19,1% variabel belanja online dipengaruhi oleh persepsi kemudahan penggunaan, persepsi manfaat dan karakteristik dan kualitas website, sedangkan sisanya 80,9% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

(13)

ABSTRACT

FACTOR-FACTOR AFFECTING THE LEVEL OF CONSUMER CONFIDENCE IN ONLINE

SHOPPING USING TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODEL (TAM)

This study aims to identify and analyze the factors that affect the level of consumer confidence in online shopping by using a Technology Acceptance Model (TAM). The hypothesis tested in this study is the variable perceived ease of use, perceived benefits, and the characteristics and quality of the website have positive effect toward online shopping variables.

Primary data collection through questionnaires distributed to society who meet the characteristics of respondents who had been assigned as many as 150 respondents. Sampling using the nonprobability sampling technique that is judgement sampling. Data analysis methods used is descriptive analysis and a quantitative approach which consists of the classic assumptions test, multiple linear regression test, and test hypotheses.

The results of this study indicate that based on the results of the F test, all the factors that affect consumer confidence levels simultaneously has a positive and significant impact on online shopping. Based on the results of t test each variable separately positive effect on online shopping. The value of Adjusted R Square 0.191, which means 19.1% of online shopping variables influenced by perceived ease of use, perceived benefits and the characteristics and quality of the website, while the remaining 80.9% is influenced by other factors not examined in this study.

(14)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Pada dasarnya manusia mempunyai kebutuhan-kebutuhan. Dengan adanya kebutuhan tersebut, manusia dituntut agar dapat memenuhinya. Salah satu cara dalam pemenuhan kebutuhan tersebut ialah dengan memanfaatkan media yang ada yaitu internet.

Pada awalnya internet merupakan pengembangan dari salah satu proyek Departemen Pertahanan Amerika pada tahun 1960 yaitu ARPANET (Advanced Research Project Agency Network) yang ditujukan sebagai jaringan komunikasi terintegrasi yang saling menghubungkan komunitas sains dan keperluan militer. Baru pada tahun 1990, penggunaan internet mulai dibuka luas bagi publik. Saat ini penggunaan internet bukanlah sesuatu yang baru lagi. Perkembangan pengguna internet mendorong adanya suatu potensi besar terciptanya masyarakat yang lebih modern.

Menurut data yang ada, setiap tahunnya terjadi peningkatan signifikan pemakai dan pelanggan internet di berbagai negara. Berikut data resmi dari

(15)

Tabel 1.1

Daftar Negara Pengguna Internet dan Penetrasinya di Asia Tahun 2011 No Negara Populasi Pengguna Internet Penetrasi 1 Korea Selatan 48.754.657 40.329.660 82.7 %

(16)

Salah satu bentuk nyata yang kita ketahui dari transaksi online ( e-commerce) ialah belanja online. Belanja online atau yang lebih sering dikenal dengan online shopping adalah kegiatan pembelian yang dilakukan via internet sebagai media pemasaran dengan menggunakan website sebagai katalog. Jika sebelumnya konsumen membeli produk-produk seperti fashion, barang-barang elektronik, dan aksesoris lainnya di mall-mall, kini konsumen dapat melakukan transaksi pembelian secara online. Dengan menggunakan aplikasi belanja online, pembelian dapat dilakukan tanpa terbatas. Seseorang yang berada di salah satu negara dapat melakukan pembelian barang yang berada di negara lain dengan mudah. Konsumen cukup melakukan pemesanan dari internet dan melakukan pembayaran via transfer rekening antar bank. Transaksi online ini sendiri mulai marak di Indonesia, hal ini dapat dilihat dari banyaknya pengguna internet yang mulai belanja online.

Malik dan Islahuddin (www.SeputarIndonesia.com, 5 April 2010) mengenai maraknya konsumen Indonesia mulai belanja secara online

(17)

Perlu diperhatikan bahwa melakukan transaksi berbelanja online di internet berbeda dengan melakukan transaksi secara langsung dengan penjual, dimana si pembeli tidak dapat melihat langsung produk yang dijual dengan baik. Maka dari itu, pelaku bisnis yang memasarkan produk melalui internet harus dapat mencermati dan mengerti apa yang dibutuhkan dan diinginkan oleh konsumen, sehingga konsumen dapat mempercayai dan melakukan transaksi pembelian di internet. Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk meneliti dengan judul “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Kepercayaan Konsumen Dalam Belanja Online Dengan Menggunakan Pendekatan Technology Acceptance Model”

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka perumusan masalah dalam penelitian ini ialah “Faktor-Faktor Apakah Yang Mempengaruhi Tingkat Kepercayaan Konsumen Dalam Belanja Online Dengan Menggunakan Technology Acceptance Model?”

1.3 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk:

1. Mengetahui apakah persepsi kemudahan penggunaan berpengaruh positif terhadap tingkat kepercayaan konsumen dalam berbelanja online.

(18)

3. Mengetahui apakah karakteristik dan kualitas website berpengaruh positif terhadap tingkat kepercayaan konsumen dalam berbelanja online.

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi: a. Peneliti

Dalam menambah pengetahuan dan wawasan tentang transaksi belanja

online yang terjadi serta dapat mengembangkan konsep yang telah ada. b. Masyarakat

Dengan menyikapi informasi yang ada sebagai bahan masukan ketika hendak melakukan pembelian secara online.

c. Produsen atau Toko Online

Sebagai bahan masukan dan tambahan informasi yang dapat dipertimbangkan oleh perusahaan terutama yang bergerak dalam bidang pemasaran online.

d. Peneliti Selanjutnya

(19)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori

2.1.1 Persepsi Kemudahan Penggunaan

Technology Acceptance Model (TAM) merupakan salah satu model yang dibangun untuk menganalisis dan memahami faktor‐faktor yang mempengaruhi diterimanya penggunaan teknologi komputer yang diperkenalkan pertama kali oleh Davis pada tahun 1986. TAM merupakan hasil pengembangan dari Theory of Reasoned Action

TAM bertujuan untuk menjelaskan dan memperkirakan penerimaan (

(TRA), yang lebih dahulu dikembangkan oleh Fishbein dan Ajzen pada 1980.

acceptance) pengguna terhadap suatu sistem informasi. TAM menyediakan suatu basis teoritis untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi penerimaan terhadap suatu tekhnologi dalam suatu organisasi. TAM menjelaskan hubungan sebab akibat antara keyakinan (akan manfaat suatu sistem informasi dan kemudahan penggunaannya) dan perilaku, tujuan/keperluan, dan penggunaan aktual dari pengguna/user

Model TAM sebenarnya diadopsi dari model TRA ( suatu sistem informasi.

Theory of

(20)

dalam penerimaan terhadap teknologi tersebut. Salah satu faktor yang dapat mempengaruhinya adalah persepsi pengguna terhadap kemanfaatan dan kemudahan penggunaan TI sebagai suatu tindakan yang beralasan dalam konteks pengguna teknologi, sehingga alasan seseorang dalam melihat manfaat dan kemudahan penggunaan TI menjadikan tindakan/perilaku orang tersebut sebagai tolok ukur dalam penerimaan sebuah teknologi.

Model TAM yang dikembangkan dari teori psikologis, menjelaskan perilaku pengguna komputer yaitu berlandaskan pada kepercayaan (belief), sikap (attitude), keinginan (intention), dan hubungan perilaku pengguna (user behaviour relationship). Tujuan model ini untuk menjelaskan faktorfaktor utama dari perilaku pengguna terhadap penerimaan pengguna teknologi. Secara lebih terinci menjelaskan tentang penerimaan TI dengan dimensi‐dimensi tertentu yang dapat mempengaruhi diterimanya TI oleh pengguna

Model ini menempatkan pengunaan (

(user).

usage) sebagai dependent variabel, serta perceived usefulness (U) dan perceived ease of use (EOU) sebagai independen variabel. Kedua variabel independen ini dianggap dapat menjelaskan perilaku penggunaan (usage

Model TAM ini sendiri dijumpai dalam penggunaan komputer serta internet. Agar pengguna dapat menggunakan aplikasi internet dengan baik dibutuhkan pelatihan dan pembelajaran (Compeau and Higgins, 1995a). Dengan pembelajaran dan pelatihan mengenai aplikasi

(21)

internet, pengguna dapat mengerti tentang apa yang diharapkan nantinya. Pembelajaran tersebut antara lain seperti bagaimana agar dapat berhubungan dengan internet, pencarian informasi dalam internet, pertukaran informasi melalui internet, dan sebagainya. Pengetahuan teknologi internet sangat berpengaruh terhadap hasil yang diharapkan pengguna dalam bertransaksi melalui website. Oliver dan Shapiro (1993) menyatakan bahwa semakin kuat pengetahuan teknologi yang dimiliki seseorang (konsumen), semakin besar kepercayaan pengguna dan kemungkinan dalam memperoleh hasil yang diinginkan dalam penggunaan teknologi digital. Dalam konteks ini penguasaan teknologi internet berhubungan secara positif terhadap hasil dari penggunaan internet, seperti belanja online (Online Shopping).

2.1.2 E-Business

Menurut Shurety dalam bukunya E-business with Net Commerce,

e-business adalah mengenai penggunaan teknologi internet untuk melakukan transformasi proses bisnis yang dilakukan. Bentuk e-business

yang paling mudah terlihat adalah pembelian barang secara online baik retail maupun grosir. Sementara itu, definisi e-business menurut IBM adalah sebuah pendekatan yang aman, fleksibel, dan terintegrasi untuk memberikan nilai bisnis yang berbeda dengan mengkombinasikan sistem dan proses yang menjalankan operasi bisnis utama dengan pemanfaatan teknologi internet. (Stoole. 2000. E-business

(22)

Sedangkan menurut Greenstein dan Vasarhelyi (2002:2) ternyata e-business juga termasuk kepada pertukaran informasi secara tidak langsung dihubungkan kepada pembeli yang sesungguhnya dan penjual barang. Walaupun begitu, beberapa pandangan mengenai e-business

sebagai beberapa aktivitas yang berisikan bukan hanya mengenai pembelian dan penjualan di seluruh internet, melainkan juga bekerja sama dan aktivitas intrabusiness (antara aktivitas online dan termasuk didalamnya bisnis).

Dapat diambil kesimpulan, E-business merupakan singkatan dari

electronic business yang secara sederhana diartikan segala bentuk kegiatan bisnis yang menggunakan media elektronik. Jika dilihat secara infrastruktur, kegiatan proses bisnis ini menggunakan platform internet sebagai alat mediasinya.

Banyak sekali proses-proses bisnis yang telah menggunakan e-business sebagai alat bantunya seperti e-commerce, e-CRM (customer relationship management), e-SCM (supply chain management) dan sebagainya. Pada contoh-contoh yang lebih sederhana dapat kita lihat proses e-business melalui pengumpulan data-data pelanggan, penjualan barang, promosi barang, pembayaran dengan credit card, pemesanan tiket pesawat, pemesanan hotel, melakukan hubungan dengan supplier tanpa harus bertatap muka dan berbagai aplikasi – aplikasi lainnya.

(23)

data dengan menggunakan sistem secara lebih efisien dan fleksibel untuk bekerja lebih dekat dengan suppliers dan mitra kerja dan juga untuk memberikan kepuasan dari apa yang diinginkan atau harapan dari pelanggan.

E-business dapat melakukan purchasing secara elektronik dan juga

supply chain management, memproses pesanan secara elektronik, melakukan layanan pelanggan, dan kooperasi dengan mitra perusahaan. Software e-business memberikan solusi untuk integrasi dari dalam maupun luar lingkungan perusahaan. E-business dapat dilakukan dengan menggunakan web, internet, ekstranet, dan kombinasi dari bagian-bagian tersebut.

2.1.3 E-commerce

Perkembangan teknologi dan informasi semakin meningkat dalam abad ini. E-commerce merupakan perkembangan dalam sistem perdagangan (e-commerce). Menurut Shim, et al. dalam buku Suyanto (2003:11), “Electronic Commerce (e-commerce) merupakan konsep baru yang bisa digambarkan sebagai proses jual beli barang atau jasa pada

World Wide Web internet”.

(24)

1. Perspektif Komunikasi : e-commerce merupakan pengiriman informasi, produk/layanan, atau pembayaran melalui lini telepon, jaringan komputer atau sarana eletronik lainnya.

2. Perspektif Proses Bisnis : e-commerce merupakan aplikasi teknologi menuju otomisasi transaksi dan aliran kerja perusahaan.

3. Perspektif Layanan: e-commerce merupakan salah satu alat yang memenuhi keinginan perusahaan, konsumen dan manajemen dalam memangkas service cost ketika meningkatkan mutu barang dan kecepatan pelayanan.

4. Perspektif Online: e-commerce berkaitan dengan kapasitas jual beli produk dan informasi di internet dan jasa online

lainnya.

(25)

Menurut Javalgi dan Ramsey dalam Rofiq (2007:25), “Aktivitas

e-commerce sesungguhnya mengandung makna adanya hubungan antara penjual dan pembeli, transaksi antar pelaku bisnis, dan proses internal yang mendukung transaksidengan perusahaan”.

Menurut Suyanto (2003:45), penggolongan e-commerce yang lazim dilakukan orang ialah berdasarkan transaksinya, yaitu :

1. Business-to-business (B2B). Tipe ini meliputi transaksi IOS (aliran informasi antara perusahaan yang satu dengan yang lain) serta transaksi antar organisasi yang dilakukan di

electronic market.

2. Business-to-consumer (B2C). Ini merupakan transaksi eceran dengan pembeli perorangan.

3. Consumer-to-consumer (C2C). Dalam kategori ini, seorang konsumen menjual secara langsung ke konsumen lainnya.

4. Consumer-to-business (C2B). Termasuk dalam kategori ini adalah perseorangan yang menjual produk atau layanan ke organisasi, dan perseorangan yang mencari penjual, berinteraksi dengan mereka, dan menyepakati suatu transaksi.

(26)

6. Intrabusiness (Organizational) E-commerce. Yang termasuk dalam kategori ini adalah semua aktivitas intern organisasi, biasanya dijalankan di internet, yang melibatkan pertukaran barang, jasa atau informasi.

Dalam beberapa literatur yang membahas e-commerce, sering jenis transaksinya dibagi dalam dua jenis saja, yaitu :

1. Business to Business (B2B). Menurut Ustadiyanto (2001:11), B2B merupakan sistem komunikasi bisnis online antar pelaku bisnis. Pada umumnya Business to Business commerce

menggunakan mekanisme EDI (Electronic Data Interchange) yang sudah adasejak lama.

2. Business to Consumer (B2C). Menurut Ustadiyanto (2001:11), B2C merupakan transaksi jual beli melalui internet antara penjual dengan konsumen (end user). B2C menggunakan banyak cara untuk melakukan pendekatan dengan pihak konsumen, antara lain adalah dengan mekanisme toko online

(electronic shopping mall) atau bisa juga dengan menggunakan konsep portal. Electronic shopping mall

memanfaatkan website untuk menjajakan produk dan jasa pelayanan. Kelompok B2C ini disebut juga tranksaksi pasar. Pada transaksi pasar, konsumen mempelajari produk yang ditawarkan melalui publikasi elektronik, membelinya dengan

(27)

agar barang dikirimkan. Secara ringkas jenis e-commerce ini merupakan e-commerce yang melibatkan konsumen dengan

merchant-nya secara langsung. 2.1.4 Belanja Online

A. Pengertian Belanja Online

Belanja online adalah proses dimana konsumen membeli

produk atau jasa di internet online

termasuk salah satu aktifitas dalam perdagangan elektronik ( e-commerce) yang melibatkan media

Kegiatan belanja

yang tidak memerlukan komunikasi tatap muka secara langsung, melainkan dapat dilakukan secara terpisah dari dan ke selur melalui media tersambung dengan layanan akses internet.

B. Media Belanja Online 1. Blog

Salah satu media yang menampilkan belanja online antara

lain adalawebsite pribadi yang

menyediakan berbagai file gratis. Dalam hal ini, pelaku usaha

menggunakan blog sebagai

(28)

media blog cukup riskan karena pembeli cukup sulit mengetahui reputasi dari penjual. Biasanya penjual mengunggah bukti-bukti transfer yang ia miliki sebagai bentuk jaminan kepada pelanggan bahwa ia merupakan penjual terpercaya.

2. Situs Web

Ada banyak situs web yang menyediakan layanan belanja

online, baik web lokal maupun we

yang dapat dilakukan dilayanan belanja online melalui web, diantaranya yang terkenal adalah lelang. Lelang merupakan kegiatan belanja online dimana pembeli menetapkan batas bawah suatu harga barang yang hendak dibeli, kemudian sang pembeli yang tertarik dapat menawar (biasa disebut bidding) sesuai kelipatan yang diajukan tertentu sehingga pembeli denga berhak membeli barang yang ia inginkan sesuai dengan harga yang ia ajukan.

3. Situs Jejaring Sosial

Seiring dengan maraknya pertumbuhan situs dunia, media social networking ini juga dilirik oleh pelaku belanja

online untuk memasarkan produknya. Penjual akan mengunggah barang yang ia tawarkan kemudian disebarkan melalui messaging

(29)

bentuk C. Cara Belanja Online

Belanja online dapat dilakukan dengan cara melakukan window shopping online pada web yang dituju. Kemudian, pembeli dapat mengklik barang yang diinginkan. Setelah itu pembeli kemudian dibawa kepada jendela yang menampilkan tata cara pembayaran yang disepakati dan kemudian setela penjual akan mengirim barang melalui jas

Dewasa ini, tata cara belanja online dapat dilakukan semakin mudah. Ketika pembeli tertarik dengan barang yang dituju, ia cukup melakukan panggilan mengetikkan sms sesuai aturan. Setelah pesan diterima, pembeli biasanya diharuskan mentransfer sejumlah uang ke rekening penjual dan barang yang dibeli pun akan dikirim baik melalui wilayah pengiriman masih cukup dekat) ataupun melalui jasa pos.

Pembayaran dapat dilakukan baik menggunakan HP)Cash On Delivery) yaitu pembayaran yang dilakukan ketika barang telah dikirim oleh penjual. Cash On Delivery

(30)

biasanya melakukan pembayaran secara langsung/uang kontan. Selain tatap langsung antara penjual dan pembeli, COD ini bisa dilakukan antara kurir dan pembeli; biasanya penjual hanya akan melayani COD apabila daerah pembeli masih dapat dijangkau oleh penjual.

C. Keuntungan dan Kelemahan Belanja Online Keuntungan

1. Pembeli tidak perlu mengunjungi tempat penjualan baik itu toko, butik, mall, dan lain sebagainya. Pembeli cukup mengklik ke web yang dituju dan memilih barang yang dikehendaki.

2. Pemilihan barang bisa dilakukan dari rumah atau kantor sehingga pembelian bisa dilakukan berjam-jam tanpa harus keluar rumah. 3. Penjual dapat menekan ongkos pembukaan toko karena melalui

belanja online, penjual cukup memasarkan produknya melalui internet.

Kelemahan

1.

kualitasnya dengan yang tercantum di website.

2. Rentannya aksi

telah mengirim sejumlah uang yang disepakati, barang yang dibeli tidak dikirim.

(31)

4. Rentan aksi pemboboloan rekening karena pembayaran dilakukan melalui internet.

5. Marak aksi spamming karena setelah pembeli melakukan registrasi, penjual cenderung selalu mengirimkan katalog online melalui email pembeli dan hal ini cukup mengganggu privasi. 2.1.5 Konsumen

Konsumen atau pelanggan merupakan sentral perhatian, baik dalam

konsep pemasaran maupun dalam hubungan yang positif antara perusahaan

dengan pelanggannya, karena itu perusahaan perlu mempelajari apa yang

dibutuhkan dan diinginkan oleh para konsumen. Untuk mengetahui

keinginan dan kebutuhan konsumen tersebut, maka aspek-aspek yang

mempengaruhi perilaku konsumen secara individu seperti persepsi cara

memperoleh informasi, sikap, demografi, kepribadian dan gaya hidup perlu

dianalisis.

A. Perilaku Konsumen

(32)

1. Faktor Kebudayaan

Kebudayaan merupakan faktor penentu yang paling dasar dari keinginan dan perilaku seseorang. Faktor kebudayaan terdiri dari: a. Sub budaya ialah identifikasi dan sosialisasi yang lebih spesifik

untuk para anggotanya. Sub-budaya dapat dibedakan menjadi empat jenis: kelompok nasionalisme, kelompok keagamaan, kelompok ras, area geografis.

b. Kelas sosial ialah kelompok-kelompok yang relatif homogen dan bertahan lama dalam suatu masyarakat, yang tersusun secara hierarki dan keanggotaannya mempunyai nilai, minat dan perilaku yang serupa.

2. Faktor Sosial

a. Kelompok referensi ialah seluruh kelompok yang mempunyai pengaruh langsung maupun tidak langsung terhadap sikap atau perilaku seseorang.

b. Keluarga 3. Faktor Pribadi

Keputusan seorang pembeli juga dipengaruhi oleh faktor-faktor sosial, seperti: umur dan tahapan siklus hidup, pekerjaan, keadaan ekonomi, gaya hidup, dan kepribadian dan konsep diri.

4. Faktor Psikologis

(33)

a. Motivasi, ialah kebutuhan yang bersifat psikogenik yaitu kebutuhan yang timbul dari keadaan fisiologis tertentu, seperti kebutuhan untuk diakui, kebutuhan harga diri atau kebutuhan diterima.

b. Persepsi ialah proses dimana seseorang memilih, mengorganisasikan, mengartikan masukan informasi untuk menciptakan suatu gambaran yang berarti dari dunia ini.

c. Pembelajaran, ialah proses belajar yeng menjelaskan perubahan dalam perilaku seseorang yang timbul dari pengalaman.

d. Kepercayaan dan Sikap

Kepercayaan adalah suatu gagasan deskriptif yang dimiliki seseorang terhadap sesuatu.

B. Kepercayaan Konsumen

(34)

Moorman et al., (1993) dalam Darsono (2008:11) mendefinisikan kepercayaan (trust) sebagai kesediaan (willingness) individu untuk menggantungkan dirinya kepada pihak lain yang terlibat dalam pertukaran karena individu mempunyai keyakinan (confidence) kepada pihak lain. Ketika suatu pihak mempunyai keyakinan (confidence) bahwa pihak lain yang terlibat dalam pertukaran mempunyai reliabilitas dan integritas, maka dapat dikatakan ada trust.

Rofiq (2007:32) mendefinisikan kepercayaan (trust) adalah kepercayaan pihak tertentu terhadap yang lain dalam melakukan hubungan transaksi berdasarkan suatu keyakinan bahwa orang yang dipercayainya tersebut memiliki kewajibannya secara baik sesuai yang diharapkan. Sedangkan kepercayaan konsumen menurut Mowen (2002:312) adalah semua pengetahuan yang dimiliki oleh konsumen dan semua kesimpulan yang dibuat konsumen tentang objek, atribut, dan manfaatnya.

2.1.6 Persepsi Manfaat

(35)

pelanggan akan merasa tidak puas sehingga bisa melakukan (voice action).

Sunarto (2003:246) menyatakan bahwa untuk memahami dan mempengaruhi kepuasan atau ketidakpuasan dapat menggunakan model Diskonfirmasi Ekspektasi. Teori Diskonfirmasi Ekspektasi mendefinisikan kepuasan dan ketidakpuasan sebagai evaluasi yang dilakukan pelanggan sebagai pengalaman yang setidaknya sama baiknya dengan apa yang diharapkan. Sehingga ada tiga pendekatan tambahan dalam rangka untuk menjelaskan pembentukan kepuasan atau ketidakpuasan yaitu teori ekuitas, teori atribusi, dan perasaan afektif berdasarkan pengalaman, selain itu ada pula kinerja aktual produk.

Sumarwan (2003:322) menerangkan teori kepuasan dan ketidakpuasan pelanggan terbentuk dari model Diskonfirmasi Ekspektasi, yaitu menjelaskan bahwa kepuasan atau ketidakpuasaan pelanggan merupakan dampak dari perbandingan antara harapan pelanggan sebelum pembelian dengan sesungguhnya yang diperoleh pelanggan dari produk atau jasa tersebut. Harapan pelanggan saat membeli sebenarnya mempertimbangkan produk tersebut berfungsi (product performance). Produk akan berfungsi sebagai berikut:

(36)

b. Produk dapat berfungsi seperti yang diharapkan, disebut konfirmasi sederhana (simple confirmation). Produk tersebut tidak memberi rasa puas dan produk tersebut tidak mengecewakan sehingga pelanggan akan memiliki perasaan netral.

c. Produk dapat berfungsi lebih buruk dari yang diharapkan, disebut diskonfimasi negatif (negative disconfirmation). Bila hal ini terjadi maka akan menyebabkan kekecewaan, sehingga pelanggan merasa tidak puas.

Kesimpulan dari teori kepuasan dan ketidakpuasan mengenai model Diskonfirmasi Ekspektasi menjelaskan bahwa kepuasan dan ketidakpuasan pelanggan merupakan perbandingan antara harapan mengenai merek yang seharusnya berfungsi dengan evaluasi mengenai fungsi yang sesungguhnya, sehingga pelanggan akan merasa puas, tidak puas atau dalam keadaan netral (tidak merasa puas dan tidak merasa tidak puas) terhadap produk atau jasa dari perusahaan.

2.1.6.1 Kualitas Pelayanan

(37)

Pelayanan yaitu setiap kegiatan yang manfaatnya dapat diberikan dari satu pihak kepada pihak lain yang pada dasarnya tidak berwujud (intangible) dan tidak berakibat kepemilikan sesuatu (Kotler, 1985:352). Definisi dari pelayanan itu sendiri menurut Sugiarto (2002:216) adalah upaya maksimal yang diberikan oleh petugas pelayanan dari sebuah perusahaan industri untuk memenuhi harapan dan kebutuhan pelanggan sehingga tercapai kepuasan. Definisi dari Nasution (2004:47), kualitas pelayanan adalah tingkat keunggulan yang diharapkan dan pengendalian atas tingkat keunggulan tersebut untuk memenuhi keinginan pelanggan.

Berbagai definisi yang telah diuraikan diatas bisa ditarik kesimpulan pengertian dari kualitas pelayanan yaitu segala bentuk penyelenggaraan pelayanan secara maksimal yang diberikan perusahaan dengan segala keunggulan dalam rangka memenuhi kebutuhan pelanggan demi memenuhi harapan pelanggan.

2.1.6.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kepuasan Pelanggan

(38)

1. Sistem Pengiriman

Memindahkan produk dari produsen ke pelanggan atau pemakai akhir dalam bisnis biasanya meliputi saluran distribusi dari para pemasok, pabrikan dan para perantara. Untuk dapat memuaskan pelanggan, jaringan ini harus berfungsi sebagai unit yang terpadu dan terkoordinir, di mana semua anggotanya mengerti dan menanggapi kebutuhan dan keinginan pelanggan.

2. Performa produk atau jasa

Performa dan keunggulan suatu produk atau jasa sangatlah penting dalam mempengaruhi kepuasan pelanggan, yang biasa disebut sebagai hal utama dalam bersaing.

3. Citra

Citra dan merek perusahaan yang baik merupakan keunggulan bersaing yang mempengaruhi tingkat kepuasan pelanggan dari sudut positif. Terbentuknya citra merek (brand image) dan nilai merek (brand equity) adalah pada saat pelanggan memperoleh pengalaman yang menyenangkan dengan produk.

4. Hubungan harga-nilai

(39)

dipromosikan oleh perusahaan sebagai suatu nilai yang unik sesuai harganya. Di lain pihak, manajemen memutuskan untuk bersaing atas dasar harga rendah di antara merek-merek di mana para pembeli sudah menetapkan nilai yang seimbang. 5. Kinerja atau Prestasi karyawan

Kinerja produk dan sistem pengiriman tergantung pada bagaimana semua bagian organisasi bekerjasama dalam proses pemenuhan kepuasan pelanggan. Setiap orang dalam organisasi mempengaruhi pelanggan, baik hal-hal yang menyenangkan atau pun yang tidak menyenangkan.

6. Persaingan

(40)

Menurut Lupiyoadi (2001:158) ada lima faktor utama yang perlu diperhatikan dalam kaitannya dengan kepuasan pelanggan yaitu: a. Kualitas Produk

Pelanggan akan puas bila hasil evaluasi mereka menunjukkan bahwa produk yang mereka gunakan berkualitas.

b. Kualitas Pelayanan

Pelanggan akan merasa puas bila mendapatkan pelayanan yang baik atau yang sesuai dengan harapan.

c. Emosional

Pelanggan akan merasa bangga dan mendapatkan keyakinan bahwa orang lain akan kagum bila seseorang menggunakan produk yang bermerek dan cenderung mempunyai kepuasan yang lebih tinggi. Kepuasan yang diperoleh bukan karena kualitas dari produk tetapi nilai sosial yang membuat pelanggan menjadi puas dengan merek tertentu.

d. Harga

(41)

e. Biaya

Pelanggan yang tidak perlu mengeluarkan biaya tambahan atau tidak perlu membuang waktu untuk mendapatkan suatu produk atau jasa cenderung puas terhadap produk atau jasa tersebut.

2.1.7 Karakteristik Dan Kualitas Website

Berbicara tentang belanja online, website merupakan tempat pertemuan antara si penjual dan si pembeli. Seiring perkembangan jaringan internet di dunia, maka jumlah situs web yang tersedia juga semakin meningkat. Maka dari itu guna menarik minat konsumen, para pemasar berusaha memberikan kualitas layanan yang baik melalui tampilan dan kualitas website.

Tampilan dari suatu website dalam situs yang bergerak di bidang

online trading merupakan faktor yang dapat mempengaruhi keputusan konsumen. Mengidentifikasikan dan mengklasifikasikan faktor-faktor

website sangat perlu dilakukan pelaku-pelaku pemasaran guna memberikan hasil dalam interaksi secara virtual. Klasifikasi ini dapat membantu para pemasar untuk mengenali dan lebih memahami potensi dari alat-alat online shopping yang akan digunakan. Tampilan website

(42)

dan secara umum untuk seluruh cara yang dilakukan untuk bersaing merebut perhatian para masyarakat dalam lingkup Internet. Tampilan

website sebagai parameter yang dapat digunakan untuk mempengaruhi konsumen adalah penting sekali bagi perusahaan yang memanfaatkan internet sebagai media untuk melakukan penjualan produk.

Untuk perusahaan tradisional yang ingin melakukan pengembangan bisnisnya dengan mengahadirkan teknologi internet, kualitas dari faktor-faktor website (Web Site Experience) merupakan suatu persoalan yang membutuhkan perhatian khusus.

Tampilan website yang buruk serta fungsi-fungsi website yang tidak baik dapat mengancam website tidak hanya secara virtual, namun dapat mengancam aktivitas - aktivitas website. Bagi para pengguna

(43)

suatu produk yang ingin ditawarkan. Dalam e-commerce, konsumen jarang sekali bertemu dengan salesman untuk bertransaksi, untuk itu kepercayaan harus ditempatkan secara langsung dalam website e-retailer. Dalam penjualan secara tradisional, konsumen dapat langsung menilai perusahaan dari petunjuk petunjuk fisik yang ada seperti besar kecilnya perusahaan, kebersihan, seragam sales, dan lain sebagainya. Lebih lanjut, penilaian dapat dilihat dari salesman itu sendiri, pengetahuannya tentang produk, kemampuannya menjal dan bahkan karakter personalnya seperti kejujuran, familiar atau tidaknya dengan konsumen, pengalamannya dalam menjual produk.

Lebih lanjut, karakteristik dan kualitas website ini menggambarkan kualitas layanan online yang ada. Parasuraman dkk., (2005) menyatakan definisi kualitas layanan online (service quality) dalam interaksinya dengan website adalah “the extent to which a website facilities efficient and effective shopping, purchasing and delivery”. Penjelasan definisi diartikan sebagai suatu tingkat sebuah website secara efektif dan efisien memfasilitasi dalam hal berbelanja, melakukan pembelian dan proses penyerahan dari produk dan jasa. Penilaian kualitas website tidak hanya saat pengalaman selama melakukan interaksi dengan website tetapi juga interaksi setelah mendapatkan layanan.

(44)

web”. Definisi tersebut berarti penyerahan jasa dengan menggunakan media yang baru yaitu web.

Studi sebelumnya mengatakan, kualitas layanan pada lingkungan

online merupakan penentu yang penting dalam hal efektifitas dari proses

e-commerce. Standar tertinggi dari e-service quality berarti keuntungan potensial dari internet dapat direalisasikan. Berkembangnya kualitas layanan online akan membuat layanan online menjadi lebih efektif dan menarik sehingga membantu perusahaan dalam pencapaian level tertinggi terhadap kepuasan pelanggan.

Parasuraman dkk., (2005) menyatakan telah menemukan dimensi kualitas layanan online untuk melakukan pengukuran terhadap e-service quality. Hal tersebut didasarkan atas skala dimensi kualitas layanan tradisional yang dikembangkan. Pada seri penelitian yang dilakukan, diidentifikasikan sebelas dimensi kualitas layanan online, yaitu:

1). Kehandalan (reliability): mengoreksi fungsi teknikal dari situs dan keakuratan dari layanan yang dijanjikan (memiliki persediaan item, penyerahan terhadap apa yang dipesan, penyerahan seperti yang dijanjikan), tagihan dan informasi produk.

(45)

3). Akses (access): kemampuan untuk menemukan situs secara cepat dan untuk mendapatkan lokasi perusahaan ketika dibutuhkan.

4). Fleksibilitas (flexibility): pilihan dalam cara membayar, mengirimkan, membeli, mencari, dan megembalikan item. 5). Kemudahan navigasi (ease of navigation): situs mengandung

fungsi yang dapat membantu pelanggan dalam menemukan apa yang dibutuhkan tanpa mengalami kesulitan, yaitu fungsi pencarian yang baik dan mengijinkan pelanggan untuk melakukan manuver secara mudah dan cepat berbalik dan maju melalui halaman-halaman situs.

6). Efesiensi (efficiency): situs mudah digunakan, terstruktur baik dan berisi informasi minimum yang dibutuhkan pelanggan sebagai masukan.

7). Jaminan atau kepercayaan (assurance/trust): keyakinan dari pelanggan melakukan persetujuan dengan situs dan berdasarkan reputasi dari situs tersebut dan terhadap produk atau jasa yang di jual haruslah jelas dimana informasi yang di presentasikan adalah benar.

(46)

9). Pengetahuan harga (price knowledge): tingkat dimana pelanggan akan harga pengiriman, harga total dan harga komparatif selama proses berbelanja.

10). Estetika situs (site aesthetics): tampilan dari situs.

11). Kustomisasi atau Personalisasi (Customization /personalization): seberapa besar dan dan sebagaimana mudahnya situs dapat dikhususkan secara individual prioritas pelanggan, sejarah dan cara dalam berbelanja.

Menurut Zeithaml dkk. (2002), ada beberapa kriteria yang digunakan pelanggan dalam mengevaluasi kualitas layanan online dan mengevaluasi website, yaitu:

1) Ketersediaan informasi dan isi (Information availability and content). Ketersediaan dan kedalaman informasi yang disampaikan sering ditemukan menjadi sangat penting sebagai alasan dalam berbelanja online. Isi dari informasi adalah kemampuan dalam mencari harga, kualitas informasi akan meningkatkan kepuasan terhadap pengalaman dan pembelian produk dan akan meningkatkan niat untuk kembali mengunjungi dan melakukan pembelian ulang melalui website. 2) Mudah digunakan (ease of use). Transaksi yang dilakukan

(47)

merupakan faktor yang menentukan terhadap kualitas layanan

online yang dirasakan. Kemudahan dalam menggunakan

website sering diartikan sebagai kegunaan (usability) dalam konteks online. Fungsi pencarian, kecepatan download, keseluruhan desain, dan pengorganisasian merupakan elemen kunci yang mempengaruhi usability.

3) Keamanan atau privasi (security/privacy). Keamanan atau privasi merupakan kunci kriteria dalam mengevaluasi kualitas layanan online. Privasi melibatkan perlindungan terhadap informasi personal artinya informasi pribadi pelanggan yang dimiliki tidak dipublikasikan kepada website lainnya (misalnya daftar pembelian), melindungi keadaan tanpa nama, dan menyediakan persetujuan yangdiberitahukan. Keamanan dilain pihak melibatkan perlindungan terhadap risiko dari penipuan, kehilangan keuangan dalam menggunakan kartu kredit atau informasi keuangan lainnya. Persepsi keamanan telah menunjukan pengaruh yang kuat terhadap sikap dari penggunaan layanan online keuangan.

(48)

5) Pemenuhan atau kehandalan (fulfillment/reliability). Dominan dimensi kehandalan dalam kualitas layanan tradisional dikutip dalam faktor penting kualitas layanan online. Pemenuhan atau kehandalan, diidentifikasikan sebagai perkiraan yang kuat terhadap kepuasan pelanggan dan kualitas, serta perkiraan kedua yang kuat terhadap niat atau kesetiaan dan pembelian ulang dalam sebuah situs. Dalam konteks online, diterjemahkan sebagai penyerahan yang akurat dan tepat waktu, penjelasan produk yang akurat, dan pemenuhan isu-isu lainnya.

(49)

2.2 Penelitian Terdahulu

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

Nama Judul Variabel Hasil Penelitian

Benyamin moderat pembelian dan

persepsi kualitas situs yang berpengaruh positif terhadap pembelian secara online.

Gurvinder S. Shergill (2005)

Web Based Shopping, Consumers Attitude Towards Online shopping in New Zealand

Website, Type of Buyer, Purchase of Behaviour

Hasil penelitian menunjukkan bahwa

(50)

Nama Judul Variabel Hasil Penelitian value, information dan ainformation

satisfaction

(51)

2.3 Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual adalah suatu model yang menerangkan bagaimana hubungan suatu model yang menerangkan bagaimana hubungan suatu teori dengan faktor-faktor yang penting yang telah diketahui dalam suatu masalah tertentu. Kerangka konseptual akan menghubungkan secara teoritis antara variabel-variabel penelitian yaitu variabel bebas dengan variable terikat.

Berdasarkan landasan teori dan hasil penelitian sebelumnya serta permasalahan yang dikemukakan, berikut disajikan kerangka pemikiran teoritis yang dituangkan dalam model penelitian seperti yang ditunjukkan pada gambar berikut ini:

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual Persepsi Kemudahan

Penggunaan (X1)

Persepsi Manfaat (X2)

Karakteristik Dan Kualitas

Website (X3)

(52)

2.4 Hipotesis Penelitian

Hipotesis merupakan tebakan pemecahan atau jawaban terhadap problema penelitian yang diusulkan peneliti secara ilmiah dan logis (Arikunto, 2005:4). Dalam penelitian ini, hipotesis yang hendak diuji oleh peneliti sebagai berikut:

1. Persepsi kemudahan penggunaan berpengaruh positif terhadap kepercayaan konsumen dalam berbelanja online.

2. Persepsi manfaat berpengaruh positif terhadap tingkat kepercayaan konsumen dalam berbelanja online.

(53)

BAB III

METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini ialah penelitian asosiatif, yakni penelitian yang menghubungkan dua variabel atau lebih untuk melihat pengaruh suatu variabel terhadap variabel lainnya (Ginting dan Situmorang, 2008:57). Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif karena arah dan fokus penelitian ini ialah uji teoritik, yang tiap tahap mengutamakan pengukuran rumus, penggunaan instrumen kuesioner dan data statistik (Ginting dan Situmorang, 2008:89-90).

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Kota Medan. Waktu penelitian direncanakan pada bulan September 2012 sampai Oktober 2012.

3.3 Batasan Operasional

Batasan operasional dilakukan untuk menghindari kesimpangsiuran dalam membahas dan menganalisis permasalahan yang ada di dalam penelitian. Batasan operasional dalam penelitian ini adalah:

1. Variabel Independen yaitu Tingkat Kepercayaan Konsumen (X) terdiri dari Persepsi Kemudahan Penggunaan (X1), Persepsi Manfaat (X2), Karakteristik Dan Kualitas Website (X3).

(54)

3.4 Definisi Operasional

Definisi operasional variabel perlu memperhatikan definisi teoritiknya dan kebutuhan kondisi teknik di lapangan. Jadi, perlu memperhatikan keterkaitan dengan standarisasi pengukuran misalnya : pengertiannya, bagaimana cara mengukur, apa alat ukurnya, dan kriteria hasil pengukuran.

Tabel 3.1

Definisi Operasional Variabel

Variabel Definisi Operasional Indikator Skala Persepsi

Kemudahan Penggunaan

(X1)

Kemampuan fasilitas yang ada dalam mendukung akses terkait belanja online

1.Perangkat terhadap nilai produk berdasarkan persepsi atas apa yang diterima dan dikorbankan penting yang berisikan informasi mengenai produk dan prosedur yang ada tertentu dan kondisi keadaan yang ada berdasarkan fakta yang diperoleh.

1. Praktis 2. Pelayanan 3. Manfaat

Likert

(55)

3.5 Skala Pengukuran Variabel

Skala pengukuran variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Skala Likert. Skala Likert berfungsi sebagai alat untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial (Sugiyono, 2005:86). Dalam skala Likert responden menyatakan tingkat setuju atau tidak setuju mengenai berbagai pernyataan (Kuncoro, 2009:157). Skala Likert memiliki kriteria sebagai berikut:

Tabel 3.2

Instrumen Skala Likert

No. Pernyataan Skor Sumber : Sugiyono (2005:86)

3.6 Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi adalah sekelompok elemen yang lengkap, yang biasanya berupa orang, objek atau kejadian dimana kita tertarik untuk mempelajari suatu objek penelitian (Kuncoro, 2009:103). Populasi dalam penelitian ini adalah masyarakat yang berbelanja online di Kota Medan.

(56)

Peneliti menggunakan teknik nonprobability sample karena peneliti tidak mengetahui jumlah populasi dari konsumen yang berbelanja online untuk dijadikan sebagai sampel. Dalam penelitian ini, teknik nonprobability sample

yang dipakai adalah judgement sampling. Judgement sampling adalah sampel yang dipilih berdasarkan penilaian peneliti bahwa dia adalah pihak yang paling baik untuk dijadikan sampel penelitiannya. Judgement sampling umumnya memilih sesuatu atau seseorang menjadi sampel karena mereka mempunyai “information rich”.

3.7 Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini ada dua, yaitu:

1. Data primer : data yang diperoleh secara langsung dari responden sebagai jawaban atas kuesioner yang telah disebarkan.

2. Data Sekunder : data yang dikumpulkan oleh pihak lain.

Data sekunder ini diperoleh melalui studi pustaka, iinternet,dan literature yang mendukung penelitian.

3.8 Metode Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data yang akurat digunakan alat pengumpul data yang tepat. Dalam penelitian ini, digunakan dua metode pengumpulan data, yaitu:

a. Daftar Pertanyaan (Kuesioner)

(57)

disediakan. Responden yaitu konsumen yang pernah melakukan transaksi belanja dengan menggunakan media internet.

b. Studi Dokumentasi

Merupakan metode pengumpulan data dan informasi dari buku-buku, jurnal, internet dan sumber data lainnya yang berhubungan dengan objek penelitian yang nantinya data tersebut digunakan sebagai acuan dan bahan pertimbangan terhadap apa yang ada di lapangan.

3.9 Uji Validitas dan Reliabilitas

Sebelum instrumen penelitian digunakan maka terlebih dahulu diadakan uji validitas dan reliabilitas:

1. Uji Validitas

Uji validitas dilakukan untuk mengukur apakah data yang didapat setelah penelitian merupakan data yang valid dengan alat ukur yang digunakan (kuesioner). Metode yang digunakan adalah dengan membandingkan antara nilai korelasi atau r hitung dari variabel penelitian dengan nilai r tabel

Kriteria dalam menentukan validitas suatu kuesioner adalah sebagai berikut:

. Pengujian validitas dalam penelitian ini menggunakan bantuan software

SPSS (Statistic Package and Social Science) versi 17.0 for windows.

a. Jika r hitung > r tabel

b. Jika r

maka pertanyaan dinyatakan valid.

(58)

2. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas digunakan untuk melihat apakah alat ukur yang digunakan menunjukkan konsistensi di dalam mengukur gejala yang sama. Pengujian reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan bantuan software SPSS (Statistic Package and Social Science) versi 17.0 for windows. Pertanyaan yang telah dinyatakan valid dalam uji validitas, maka akan ditentukan reliabilitasnya dengan kriteria sebagai berikut:

a. Jika r alpha positif atau > dari r tabel b. Jika r

maka pertanyaan reliabel.

alpha negatif atau < dari r tabel 3.10 Teknik Analisis

maka pertanyaan tidak reliabel.

1. Analisis Deskriptif

Metode analisis deskriptif merupakan suatu metode analisis dimana data yang telah diperoleh, disusun, dikelompokkan, dianalisis, kemudian diinterpretasikan secara objektif sehingga diperoleh gambaran tentang masalah yang dihadapi dan menjelaskan hasil perhitungan. Analisis deskriptif dalam penelitian ini tampak dari identitas responden yang ada. 2. Uji Asumsi Klasik

Sebelum melakukan analisis regresi, agar dapat perkiraan yang tidak bias dan efisiensi maka dilakukan pengujian asumsi klasik yang harus dipenuhi, yaitu:

a. Uji Normalitas

(59)

dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan grafik dan Kolmogrov Smirnov melalui tingkat signifikansi 5%.

b. Uji Heteroskedastisitas

Adanya varians variabel independen adalah konstan untuk setiap nilai tertentu variabel independen (homokedastisitas). Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas. Uji Heteroskedastisitas dilakukan dengan pendekatan grafik maupun statistik dengan tujuan pengambilan keputusan adanya varians yang sama. Jika probabilitas signifikannya diatas tingkat kepercayaan 5% dapat disimpulkan model regresi tidak mengarah adanya heteroskedastisitas (Situmorang, et al 2008:76).

c. Uji Multikolinearitas

(60)

3. Analisis Regresi Linier Berganda

Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh variabel Persepsi Kemudahan Penggunaan (X1), Persepsi Manfaat (X2), dan Karakteristik Dan Kualitas Website (X3

Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + e

) terhadap variabel Belanja Online (Y), maka penelitian ini menggunakan analisis statistik regresi linier berganda. Persamaan yang digunakan adalah:

Keterangan:

Y = Belanja Online

a = Konstanta

b1, b2, b3 = Koefisien regresi

X1 = Persepsi Kemudahan Penggunaan X2 = Persepsi Manfaat

X3 = Karakteristik Dan Kualitas Website e = Standar error

4. Uji Hipotesis

Untuk mengetahui pengaruh E-commerce (variabel independen) terhadap Keputusan Pembelian (variabel dependen) maka dilakukan pengujian dengan menggunakan :

a. Koefisien Determinasi (R2 Koefisien Determinasi (R

) 2

(61)

menunjukkan semakin baik kemampuan X menerangkan Y dimana 0 < R2 < 1. Sebaliknya, jika R2

b. Uji Signifikan Simultan (Uji F)

semakin kecil (mendekati nol), maka akan dapat dikatakan bahwa pengaruh variabel bebas adalah kecil terhadap variabel terikat. Hal ini berarti model yang digunakan tidak kuat untuk menerangkan pengaruh variabel bebas yang diteliti terhadap variabel terikat.

Pengujian ini dilakukan untuk melihat apakah semua variabel bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel terikat. Kriteria pengujiannya adalah :

H0 : b1,b2, b3, b4, b5, b6 = 0, artinya secara serentak tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel bebas terhadap variabel terikat.

H0 : b1,b2, b3, b4, b5, b6 ≠ 0, artinya secara serentak terdapat pengaruh

yang positif dan signifikan dari variabel bebas terhadap variabel terikat.

Kriteria pengambilan keputusannya adalah :

H0 diterima jika F hitung < F tabel pada α= 5%

(62)

c. Uji Signifikan Parsial (Uji - t)

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh pengaruh suatu variabel independen secara parsial (individual) terhadap variasi variabel dependen. Kriteria pengujiannya adalah :

H0 : b1 = 0, artinya secara parsial tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel independen terhadap variabel dependen.

H0 : b1 ≠ 0, artinya secara parsial terdapat pengaruh yang positif dan

signifikan dari variabel independen terhadap variabel dependen. Kriteria pengambilan keputusan adalah:

H0 diterima jika t hitung < t tabel pada α= 5%

(63)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Uji Validitas dan Reliabilitas

4.1.1 Uji Validitas

Uji validitas dilakukan untuk mengukur apakah data yang didapat setelah penelitian merupakan data yang valid dengan alat ukur yang digunakan (kuesioner). Pengujian validitas dalam penelitian ini menggunakan bantuan software SPSS (Statistic Package and Social Science ) 17.0 for windows.

Uji validitas dilakukan dengan menggunakan program SPSS 17.0 dengan kriteria sebagai berikut :

a. Jika r hitung > r tabel maka pertanyaan dinyatakan valid.

b. Jika r hitung < r tabel maka pertanyaan dinyatakan tidak valid.

c. Nilai r hitung dapat dilihat pada kolom corrected item total correlation.

Penyebaran kuesioner dalam uji validitas dan reliabilitas diberikan kepada 30 responden awal diluar daripada responden penelitian. Nilai r

(64)

Tabel 4.1 Item-Total Statistics Scale Mean if

Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item Deleted

VAR00001 51.97 28.861 .429 .890

Sumber : Hasil Pengolahan SPSS, diolah peneliti (2012)

Berdasarkan Tabel 4.1 dapat dilihat bahwa seluruh butir pertanyaan telah valid karena rhitung (Corrected Item-Total Correlation) lebih besar daripada rtabel (0,361). Dengan demikian, kuesioner dapat dilanjutkan pada tahap pengujian reliabilitas.

4.1.2 Uji Reliabilitas

(65)

a. Menurut Ghozali jika nilai Cronbach's Alpha > 0,60 maka pernyataan reliabel.

b. Menurut Kuncoro jika nilai Cronbach's Alpha > 0,80 maka pernyataan reliabel.

Tabel 4.2 Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.892 14

Sumber : Hasil Pengolahan SPSS (2012)

Tabel 4.2 menunjukkan bahwa seluruh butir pernyataan adalah reliabel karena nilai Cronbach's Alpha : 0,892 > 0,60 dan 0,892> 0,80. Dengan demikian kuesioner penelitian dinyatakan reliabel dan dapat digunakan dalam penelitian ini.

4.2 Teknik Analisis Data

4.2.1 Analisis Deskriptif Responden

a. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin.

Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 4.3

Responden berdasarkan jenis kelamin Gender Frekuensi Persentase

Pria 34 22,67 %

Wanita 116 77,33 %

Total 150 100 %

(66)

Berdasarkan tabel 4.3 diatas, dapat disimpulkan bahwa mayoritas konsumen yang pernah melakukan belanja online ialah wanita dengan total persentase sebesar 77,33% sedangkan pria hanya sebesar 22,67% dari 150 responden yang ada.

b. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia.

Sedangkan karakteristik responden berdasarkan usia dapat dilihat dalam tabel berikut ini:

Tabel 4.4

Responden berdasarkan jenis usia Umur Frekuensi Persentase

15 11 7,33 %

Sumber : Data primer diolah (2012)

(67)

responden dengan usia 19 tahun sebanyak 25 orang. Sementara itu, responden dengan persentase terkecil yaitu 0,67% adalah responden yang berusia 25 tahun dan 27 tahun.

c. Karakteristik Responden Berdasarkan Waktu yang Digunakan untuk Internet per hari.

Tabel 4.5

Responden berdasarkan waktu untuk internet Waktu Frekuensi Persentase

<1 jam 27 18 %

1-5Jam 106 70,67 %

>5 jam 17 11,33 %

Total 150 100 %

Sumber : Data primer diolah (2012)

Berdasarkan tabel 4.5 tersebut tampak bahwa mayoritas responden dalam penelitian ini didominasi penggunaan internet selama 1-5 jam per hari dengan persentase sebanyak 70,67%, dimana penetrasi penggunaan internet ini sudah merupakan persentase yang tinggi sekali menurut laporan internetworldstats (IWS).

d. Karakteristik Responden Berdasarkan Transaksi Pembelian Secara Online.

Tabel 4.6

Responden berdasarkan transaksi pembelian Transaksi Frekuensi Persentase

<5 kali 107 71,33 %

5-10 kali 13 20 %

>10 kali 30 8,67 %

Total 150 100 %

(68)

Berdasarkan tabel 4.6, karakteristik responden berdasarkan frekuensi pembelian secara online didominasi oleh maysarakat yang melakukan pembelian kurang dari 5 kali transaksi dengan persentase sebesar 71,33%, diikuti dengan lebih dari 10 kali transaksi sebesar 20% dan 5-10 kali transaksi sebesar 8,67%.

e. Karakteristik Responden Berdasarkan Website Yang Digunakan.

Tabel 4.7

Responden berdasarkan website yang digunakan Website yang digunakan Frekuensi Persentase

1 web site 59 39,33 %

1-5 web site 81 54 %

>5 web site 10 6,67 %

Total 150 100 %

Sumber : Data primer diolah (2012)

(69)

f. Karakteristik Responden Berdasarkan Situs Online Yang Dikunjungi Dalam Melakukan Pembelian.

Tabel 4.8

Responden berdasarkan situs online yang dikunjungi Situs yang dikunjungi Frekuensi Persentase

Jejaring Sosial 107 71,33 %

Kaskus 9 6 %

Search Engine 34 22,67 %

Total 150 100 %

Sumber : Data primer diolah (2012)

Berdasarkan tabel 4.8, situs tempat melakukan pembelian didominasi oleh Situs Jejaring Sosial sebanyak 98 responden dengan persentase 71,37%, diikuti dengan Search Engine sebanyak 22,6%. Sedangkan persentase untuk situs pembelian melalui Kaskus hanya sebesar 6%. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas responden cenderung melakukan pembelian secara online melalui situs jejaring sosial.

g. Karakteristik Responden Berdasarkan Nilai Transaksi Pembelian

Tabel 4.9

Responden berdasarkan nilai transaksi Nilai Transaksi Frekuensi Persentase

<100 ribu 40 26,67 %

100-500 ribu 93 62 %

>500 ribu 17 11,33 %

Total 150 100 %

(70)

Berdasarkan tabel 4.9, nilai transaksi pembelian didominasi antara 100-500 ribu dengan persentase 62%. Sedangkan kurang dari 100 ribu sebesar 26,67% dan lebih dari 500 ribu sebesar 11,33%.

h. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Produk Yang Sering Dibeli.

Tabel 4.10

Responden berdasarkan jenis produk yang dibeli Produk Frekuensi Persentase

Buku 5 3,33 %

Pakaian dan Aksesoris 99 66 %

Tiket Pesawat 30 20 %

CD, software. 10 6,67 %

Produk elektronik. 6 4 %

Total 150 100 %

Sumber : Data primer diolah (2012)

(71)

i. Karakteristik Responden Berdasarkan Waktu Transaksi Terakhir Yang Dilakukan.

Tabel 4.11

Responden berdasarkan transaksi terakhir Transaksi Terakhir Frekuensi Persentase

<1 bulan 77 51,33 %

1-5 bulan 48 32 %

>5 bulan 25 16,67 %

Total 150 100 %

Sumber : Data primer diolah (2012)

Tabel 4.11 tersebut menunjukkan bahwa mayoritas responden yang melakukan transaksi terakhir kurang dari 1 bulan sebesar 51,33%. Hal ini menunjukkan bahwa perilaku belanja online sudah mulai menjadi gaya hidup masyarakat.

j. Karakteristik Responden Berdasarkan Metode Pembayaran Belanja Online.

Tabel 4.12

Responden berdasarkan metode pembayaran Metode Pembayaran Frekuensi Persentase

Kartu Kredit 15 10 %

(72)

dengan semakin mudahnya fasilitas perbankan dan perkembangan teknologi yang ada.

4.2.2 Analisis Deskriptif Variabel

Analisis ini menjabarkan setiap variabel yang digunakan baik variabel independen yaitu Persepsi Kemudahan Penggunaan (X1), Persepsi Manfaat (X2), Karakteristik dan Kualitas Website (X3), maupun variabel independen yaitu Belanja Online (Y). Jumlah seluruh pernyataan ada 14 butir dengan perincian : 3 butir untuk variabel Persepsi Kemudahan Penggunaan, 4 butir untuk variabel Persepsi Manfaat, 4 butir untuk variabel Karakteristik dan Kualitas Website dan 3 butir untuk variabel Belanja Online. Distribusi jawaban responden terhadap setiap variabel adalah sebagai berikut.

a. Distribusi jawaban responden terhadap variabel Persepsi Kemudahan Penggunaan (X1).

Tabel 4.13

Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Persepsi Kemudahan Penggunaan (X1)

Pernyataan SS S KS TS STS Total

F % F % F % F % F % F %

(73)

Berdasarkan Tabel 4.13, dapat dilihat bahwa :

1. Pada pernyataan 1, dari 150 responden terdapat 47 (31,3%) responden yang menyatakan sangat setuju bahwa akses jasa belanja online melalui media internet dapat dengan mudah, kapan dan dimana saja dilakukan, 91 (60,7%) menyatakan setuju, 7 (4,7%) menyatakan kurang setuju, 4 (2,7%) menyatakan tidak setuju, dan 1(0,7%) menyatakan sangat tidak setuju.

2. Pada pernyataan 2, dari 150 responden terdapat 29 (19,3%) responden yang menyatakan sangat setuju bahwa tidak diperlukan waktu yang lama dalam mengakses dan menggunakan jasa belanja online, 93 (62%) menyatakan setuju, 25 (16,7%) menyatakan kurang setuju, 1 (0,7%) menyatakan tidak setuju dan 2 (1,3%) menyatakan sangat tidak setuju.

(74)

b. Distribusi jawaban responden terhadap variabel Persepsi Manfaat (X2).

Tabel 4.14

Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Persepsi Manfaat (X2)

Pernyataan SS S KS TS STS Total

F % F % F % F % F % F %

1 18 12 89 59.3 39 26 4 2.7 150 100 2 1 0.7 8 5.3 140 93.3 1 0.7 150 100 3 11 7.3 72 48 62 41.3 5 3.3 150 100 4 7 4.7 78 52 56 37.3 8 5.3 1 0.7 150 100 Sumber : Data Primer, diolah peneliti (2012)

Berdasarkan Tabel 4.14, dapat dilihat bahwa :

1. Pada pernyataan 1, dari 150 responden terdapat 18 (12%) responden yang menyatakan sangat setuju bahwa melalui belanja online dapat diperoleh barang yang sesuai dengan kebutuhan, 89 (59,3%) menyatakan setuju, 39 (26%) menyatakan kurang setuju, dan 4(2,7%) menyatakan tidak setuju.

Gambar

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual
Tabel 3.1 Definisi Operasional Variabel
Tabel 4.4 Responden berdasarkan jenis usia
+7

Referensi

Dokumen terkait

berdampak pada niat beli mahasiswa sebagai konsumen. Maka dapat dikatakan bahwa sebagian besar mahasiswa memiliki niat beli kedepannya dalam belanja online. Loyalitas

Berdasarkan beberapa uraian tersebut dan penelitian- penelitian sebelumnya maka peneliti bermaksud untuk menunjukkan pengaruh kepercayaan konsumen terhadap persepsi

Dalam penelitian ini untuk melihat pengaruh persepsi manfaat ( perceived usefulness ), persepsi kemudahan penggunaan ( perceived ease of use ), persepsi kredibilitas ( perceived

Berdasarkan beberapa uraian tersebut dan penelitian- penelitian sebelumnya maka peneliti bermaksud untuk menunjukkan pengaruh kepercayaan konsumen terhadap persepsi

Dari hasil pengujian hipotesis 10 yang diterima sesuai dengan tabel 4.29, dapat ditarik kesimpulan bahwa persepsi tentang manfaat sekaligus persepsi kemudahan

Pada penelitian ini persepsi pengguna terhadap manfaat yang diperoleh dari penggunaan e-Money (Perceived Usefulness), persepsi pengguna terhadap kemudahan menggunakan e- Money

Kemauan seseorang untuk menerima dan memakai teknologi berkembang sekarang ini juga berpengaruh langsung terhadap perkembangan bisnis Online, Reaksi dan persepsi pengguna teknologi

Hasil penelitian ini menunjukkan secara parsial bahwa kemudahan penggunaan perceived ease of use, persepsi manfaat perceived usefulness, persepsi sikap kegunaan attitude toward using,