• Tidak ada hasil yang ditemukan

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kepercayaan Pada Electronic Ticketing (E-Ticket) Dengan Menggunakan Technology Acceptance Model (TAM)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kepercayaan Pada Electronic Ticketing (E-Ticket) Dengan Menggunakan Technology Acceptance Model (TAM)"

Copied!
104
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT KEPERCAYAAN PADA ELECTRONIC TICKETING (E-Ticketing) DENGAN MENGGUNAKAN

TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODEL (TAM)

OLEH:

DESI YASNITA 080503118

PROGRAM STUDI STRATA 1 AKUNTANSI DEPARTEMEN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

2013

(2)

Lembar Pernyataan

Saya yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi

saya yang berjudul “Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Kepercayaan Pada Electronic

Ticketing (E-Ticketing) Dengan Menggunakan Technology Acceptance Model (TAM)” adalah

benar hasil karya tulis saya sendiri yang disusun sebagai tugas akademik pada Fakultas Ekonomi

Universitas Sumatera Utara.

Bagian atau data tertentu yang saya peroleh dari perusahaan atau lembaga, dan/atau saya

kutip dari hasil karya orang lain telah mendapat izin, dan/atau dituliskan sumbernya secara jelas

sesuai dengan norma, kaidah, dan etika penulisan ilmiah.

Apabila kemudian hari ditemukan adanya kecurangan dan plagiat dalam skripsi ini, saya

bersedia menerima sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Medan, Februari 2013 Yang Membuat Pernyataan,

(3)

ABSTRAK

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT KEPERCAYAAN PADA ELECTRONIC TICKETING

(E-TICKETING) DENGAN MENGGUNAKAN TECHNOLOGY ACCEPTANCE

MODEL (TAM)

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kepercayaan pada electronic ticketing dengan menggunakan Technology Acceptance Model (TAM). Hipotesis yang diuji dalam penelitian ini adalah variabel persepsi kemudahan penggunaan, persepsi manfaat, dan minat perilaku penggunaan tidak berpengaruh positif terhadap variable kepercayaan. Pengumpulan data primer dilakukan melalui kuesioner yang dibagikan kepada mahasiswa yang memenuhi karakteristik responden yaitu sebanyak 147 responden. Pengambilan sampel menggunakan teknik nonprobability sample yaitu judgement sampling. Metode analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif dan pendekatan kuantitatif yang terdiri dari uji asumsi klasik, uji regresi linier berganda, dan uji hipotesis.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa semua faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kepercayaan tidak secara serentak memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap kepercayaan. Setiap variabel persepsi kemudahan penggunaan, persepsi manfaat dan minat perilaku penggunaan secara terpisah berpengaruh positif terhadap kepercayaan.

Kata Kunci: Persepsi Kemudahan Penggunaan, Persepsi Manfaat, Minat Perilaku Penggunaan, dan Kepercayaan.

(4)

ABSTRACT

FACTOR-FACTOR AFFECTING THE LEVEL OF TRUST IN ELECTRONIC TICKETING (E-TICKETING) USING

TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODEL (TAM)

This study aims to identify and analyze the factors that affect the level of trust in electronic ticketing by using a Technology Acceptance Model (TAM). The hypothesis tested in this study is the variable perceived ease of use, perceived usefulness, and the behavioral intention to use haven’t positive effect toward trust variables. Primary data collection through questionnaires distributed to student who meet the characteristics of respondents who had been assigned as many as 147 respondents. Sampling using the nonprobability sampling technique that is judgement sampling. Data analysis methods used is descriptive analysis and a quantitative approach which consists of the classic assumptions test, multiple linear regression test, and test hypotheses.

The results of this study indicate that all the factors that affect consumer confidence levels simultaneously hasn’t a positive and significant impact on trust. each variable separately perceived ease of use, perceived usefulness and behaviour intention to use is positive effect on trust.

Keywords: Perceived Ease of Use, Perceived Usefulness, Behavioral Intention to Use and Trust.

(5)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT Yang Maha Mendengar dan lagi Maha Melihat dan

atas segala limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga karya tulis yang berbentuk skripsi ini

sesuai dengan waktu yang telah direncanakan. Skripsi ini berjudul “Faktor-Faktor Yang

Mempengaruhi Kepercayaan Pada Electronic Ticketing (E-Ticket) Dengan Menggunakan

Technology Acceptance Model (TAM)”. Penyusunan skripsi ini merupakan salah satu syarat

untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi Departemen Akuntansi,

Universitas Sumatera Utara.

Dalam proses penelitian ini, telah banyak menerima bimbingan, motivasi dan doa dari

berbagai pihak selama penulisan skripsi ini. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis

menyampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan dan bimbingan,

yaitu kepada:

1. Bapak Drs. H. Arifin Lubis MM, Ak. selaku Plt Dekan Fakultas Universitas Sumatera

Utara.

2. Bapak Dr. Syafruddin Ginting Sugihen MAFIS, Ak. selaku Ketua Departemen

Akuntansi dan Bapak Drs. Hotmal Ja’far MM, selaku sekretaris Departemen

Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Drs. Firman Syarif M.Si., Ak. selaku Ketua Program Studi S-1 Akuntansi

Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara dan Ibu Dra. Mutia Ismail M.Si., Ak.

selaku sekretaris Program Studi S-1 Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas

Sumatera Utara dan juga selaku Dosen Wali yang telah banyak memberikan arahan

(6)

4. Bapak Sambas Ade Kesuma S.E., M.Si., Ak. selaku Dosen Pembimbing yang telah

banyak memberikan arahan dan bimbingan dalam penyelesaian skripsi ini dan Bapak

Iskandar Muda S.E., M.Si., selaku Dosen Pembaca Penilai yang telah banyak

memberikan arahan dan bimbingan dalam penyelesaian skripsi ini.

5. Orang tua yang saya cintai dan sayangi, Ayahanda Jasmadi dan Ibunda Bahtera Pelis.

Kakak dan abang Murniati S.Pd, Muhsin S.Pd, Syafriadi Hasyim Amd. dan Fitri

Hasanah S.Pd. yang telah banyak memberikan doa dan motivasi untuk adek selama

perkuliahan.

6. Teman – teman Jurusan Akuntansi S-1 stambuk 2008 yang telah banyak memberikan

motivasi, khususnya buat Devi Agustia Ardani, David Chanjaya M, Rudi Manasye

Sembiring, Ranap Octo Yanto Nainggolan, Ema Nathalia Saragih, Heni Sipayung dan

Maria Renata Sormin. Dan Keluarga Belat 112, Hidayati, Samdani, Seri Jaya dan Siti

Hajar yang telah banyak memberikan semangat untuk cepat menyelesaikan skripsi

ini.

Penulisan skripsi ini sepenuhnya masih jauh dari sempurna, karena keterbatasan tenaga,

pikiran dan waktu. Oleh karena itu kritik dan saran sangat diharapkan demi kesempurnaan

skripsi ini. Akhir kata hanya doa yang bisa penulis panjatkan kepada Allah SWT agar kiranya

kita semua diberi kelimpahan berkat dan rahmat-Nya. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita

semua. Amin.

Medan, Februari 2013

(7)

DAFTAR ISI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori ... 7

2.1.1. Technology Acceptance Model (TAM) ... 7

2.1.2. Electronic Commerce (e-commerce) ... 13

2.1.3. Electronic Ticketing (e-ticketing) ... 18

2.1.4. Kepercayaan ... 21

BAB III METODE PENELITIAN 3.1Jenis Penelitian ... 33

3.2Tempat dan Waktu penelitian ... 33

3.3Batasan Operasional ... 34

3.4Definisi Operasional & Pengukuran Variabel ... 35

3.5Populasi dan Sampel Penelitian ... 35

(8)

3.10 Uji Hipotesis ... 40 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Obyek Penelitian ... 43

4.2Analisis Hasil Penelitian ... 44

4.2.1 Analisis Deskriptif Responden ... 44

4.2.2 Uji Kualitas Data ... 54

4.2.6 Hasil Analisis Regresi Linear Berganda ... 73

4.3 Pembahasan Hasil Penelitian ... 75

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1Kesimpulan ... 77

5.2Keterbatasan Penelitian ... 78

5.3Saran ... 78

DAFTAR PUSTAKA ... 80

(9)

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Daftar Negara Pengguna Internet dan Penetrasinya di Asia

Tahun 2011 ... 2

Tabel 2.1 Keunggulan dan Kerugian E-Commerce Bagi Pembeli ... 15

Tabel 2.2 Keunggulan dan Kerugian E-Commerce Bagi Penjual ... 16

Tabel 2.3 Penelitian Terdahulu ... 26

Tabel 3.1 Tempat & Waktu Penelitian ... 33

Tabel 3.2 Operasional & Pengukuran Variabel ... 35

Tabel 4.1 Jenis Kelamin ... 44

Tabel 4.2 Frekuensi bertransaksi melalui Internet ... 44

Tabel 4.3 Usia ... 45

Tabel 4.11 Fasilitas Yang Paling Sering Digunakan ... 51

Tabel 4.12 Manfaat Internet ... 52

Tabel 4.13 Produk Yang Sering Dibeli ... 53

Tabel 4.14 Alasan Bertransaksi melalui E-commerce ... 53

Tabel 4.15 Item Total Statistic ... 54

Tabel 4.16 Reliability Statistic ... 55

Tabel 4.17 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Persepsi Kemudahan Penggunaan (X1) ... 56

Tabel 4.18 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Persepsi Manfaat (X2) ... 57

Tabel 4.19 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Minat Perilaku Pengguna (X3) ... 58

Tabel 4.20 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Kepercayaa Online (Y) ... 59

Tabel 4.21 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test ... 63

Tabel 4.22 Uji Multikolinearitas ... 66

Tabel 4.23 Coefficientsa ... 66

Tabel 4.24 Model Summary ... 68

Tabel 4.25 ANOVAb ... 69

Tabel 4.26 Coefficientsa ... 71

(10)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Konstruk Awal TAM ... 7

Gambar 2.2 Kerangka Konseptual ... 31

Gambar 4.1 Grafik Histogram Uji Normalitas ... 61

Gambar 4.2 Scatter Plot Uji Normalitas ... 62

(11)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Kuesioner Penelitian ... 84

Lampiran 2 Daftar Distribusi Jawaban Validitas ... 90

Lampiran 3 Daftar Distribusi Jawaban Responden ... 94

(12)

ABSTRAK

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT KEPERCAYAAN PADA ELECTRONIC TICKETING

(E-TICKETING) DENGAN MENGGUNAKAN TECHNOLOGY ACCEPTANCE

MODEL (TAM)

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kepercayaan pada electronic ticketing dengan menggunakan Technology Acceptance Model (TAM). Hipotesis yang diuji dalam penelitian ini adalah variabel persepsi kemudahan penggunaan, persepsi manfaat, dan minat perilaku penggunaan tidak berpengaruh positif terhadap variable kepercayaan. Pengumpulan data primer dilakukan melalui kuesioner yang dibagikan kepada mahasiswa yang memenuhi karakteristik responden yaitu sebanyak 147 responden. Pengambilan sampel menggunakan teknik nonprobability sample yaitu judgement sampling. Metode analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif dan pendekatan kuantitatif yang terdiri dari uji asumsi klasik, uji regresi linier berganda, dan uji hipotesis.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa semua faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kepercayaan tidak secara serentak memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap kepercayaan. Setiap variabel persepsi kemudahan penggunaan, persepsi manfaat dan minat perilaku penggunaan secara terpisah berpengaruh positif terhadap kepercayaan.

Kata Kunci: Persepsi Kemudahan Penggunaan, Persepsi Manfaat, Minat Perilaku Penggunaan, dan Kepercayaan.

(13)

ABSTRACT

FACTOR-FACTOR AFFECTING THE LEVEL OF TRUST IN ELECTRONIC TICKETING (E-TICKETING) USING

TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODEL (TAM)

This study aims to identify and analyze the factors that affect the level of trust in electronic ticketing by using a Technology Acceptance Model (TAM). The hypothesis tested in this study is the variable perceived ease of use, perceived usefulness, and the behavioral intention to use haven’t positive effect toward trust variables. Primary data collection through questionnaires distributed to student who meet the characteristics of respondents who had been assigned as many as 147 respondents. Sampling using the nonprobability sampling technique that is judgement sampling. Data analysis methods used is descriptive analysis and a quantitative approach which consists of the classic assumptions test, multiple linear regression test, and test hypotheses.

The results of this study indicate that all the factors that affect consumer confidence levels simultaneously hasn’t a positive and significant impact on trust. each variable separately perceived ease of use, perceived usefulness and behaviour intention to use is positive effect on trust.

Keywords: Perceived Ease of Use, Perceived Usefulness, Behavioral Intention to Use and Trust.

(14)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada awalnya internet di temukan pada tahun 1969, ketika Departemen Pertahanan

Amerika Serikat mendukung sebuah pengembangan proyek yaitu ARPANet (Advanced

Research Project Agency Network) Di tahun 1970 – 1973 Amerika Serikat berhasil

menghubungkan lebih dari 10 komputer yang membentuk sebuah jaringan. Di mana jaringan

tersebut ditujukan sebagai jaringan komunikasi terintegrasi yang saling menghubungkan antara

komunitas sains dan kepentingan militer. Pada tahun 1990-an, internet telah tumbuh secara

pesat dan penggunaan internet mulai dibuka luas bagi publik. Perkembangan pengguna internet

mendorong adanya suatu potensi besar agar terciptanya masyarakat yang lebih modern.

Perkembangan telekomunikasi dan komputer sekarang ini telah menyebabkan terjadinya

perubahan dalam budaya sehari – hari . Pada era yang disebut “information age” ini, media

elektronik menjadi salah satu media andalan dalam melakukan komunikasi dan bisnis. Electronic

commerce atau biasa disingkat dengan e-commerce merupakan salah satu cara berbelanja atau

berdagang secara online atau direct selling yang memanfaatkan fasilitas internet yang di

dalamnya terdapat website yang dapat menyediakan layanan “get and deliver”. Karena pesatnya

perkembangan teknologi dan tuntutan bisnis dalam penggunaan media elektronik menyebabkan

para pelaku bisnis mau tidak mau harus menggunakan media elektronik ini (Hakim, 2008).

Dengan e-commerce konsumen dapat mengetahui barang yang akan dimilikinya dan dapat

melakukan order dengan cepat hanya dengan hitungan beberapa menit. Namun kendala ada pada

(15)

Rischel (2001), “internet hanya menyelesaikan 10% dari proses transaksi, sementara 90%

lainnya adalah biaya untuk persiapan infrastrukstur back-end, termasuk logistic”. Reintiventing

dunia bisnis bukan berarti menggantikan sistem yang ada, tapi justru komplemen dan eksistensi

dari sistem infrastruktur perdagangan dan produksi yang ada sebelumnya (Hakim, 2008).

Menurut data dari internet world statistic, setiap tahunnya terjadi peningkatan signifikan

pengguna internet di berbagai negara. Berikut data resmi dari internet world statistic terhadap

jumlah pengguna internet di Asia pada tahun 2011.

Tabel 1.1

Daftar Negara Pengguna Internet dan Penetrasinya di Asia

Negara Populasi

Korea Selatan 48.754.657 119.040.000 39.440.000 80.9% 4.2%

Brunei Darussalam 401.890 30.000 318.900 79.4% 0.0%

Philipina 101.833.938 2.000.000 29.700.000 29.2% 3.2%

(16)

Maldives 394.999 6.000 107.460 27.2% 0.0%

Indonesia 245.613.043 2.000.000 39.600.000 16.1% 4.2%

Mongolia 3.133.318 30.000 350.000 11.2% 0.0%

Pakistan 187.342.721 133.900 20.431.000 10.9% 2.2%

India 1.189.172.906 5.000.000 100.000.000 8.4% 10.7%

Sumbe

Model pemanfaatan dan penerimaan teknologi informasi telah banyak dikembangkan

oleh para peneliti salah satunya adalah Theory Acceptance Model (TAM). Theory Acceptance

Model (TAM) merupakan salah satu model yang dibangun untuk menganalisis dan memahami

faktor-faktor yang mempengaruhi diterimanya penggunaan teknologi komputer yang

diperkenalkan pertama kali oleh Fred D. Davis (1989). TAM merupakan hasil pengembangan

dari Theory of Reasoned Action (TRA) yang lebih dulu dikembangkan oleh Ajzen dan Fishbein

(1980). Menurut Malhotra (2002), Theory Reasoned Action (TRA) merupakan model penelitian

yang secara luas berasal dari psikologi sosial yang berhubungan dengan determinan tujuan

pelaku yang dilakukan secara sadar.

Menurut Davis Bagozzi dan Warshaw (1989), TAM menganggap bahwa pengadopsian

teknologi oleh pengguna ditentukan oleh dua persepsi, yaitu persepsi manfaat dan persepsi

kemudahan penggunaan. Persepsi manfaat mempunyai dampak langsung terhadap tujuan

pengadopsian suatu teknologi, sedangkan persepsi kemudahan penggunaan mempunyai dampak

langsung maupun tidak langsung terhadap tujuan pengadopsian melalui persepsi manfaat.

Penelitian yang dilakukan dengan menggunakan model TAM oleh Nelvia (2009)

menemukan bahwa kemudahan penggunaan (PEOU) mempunyai pengaruh terhadap penggunaan

(17)

(ITU) berpengaruh terhadap penggunaan senyatanya kemudahan penggunaan (PEOU) tidak

mempunyai pengaruh terhadap keinginan untuk menggunakan (ITU).

Penemuan model TAM dalam penelitian Nelvia (2009) mendorong penelitian untuk

meneliti terhadap kepercayaan dalam pemanfaatan dan penggunaan electronic ticketing.

Penelitian yang dilakukan oleh Nelvia (2009), akan diteliti kembali di dalam penelitian ini

dengan perbedaan pada sampel penelitian. Nelvia (2009) menggunakan objek dari penggunaan

layanan jaringan komunikasi data dan suara di BPKP. Sedangkan penelitian ini menggunakan

objek penelitian terhadap pemanfaatan dan penggunaan sistem online dalam hal reservasi tiket

perjalanan (e-ticket) pada jasa penerbangan

E-Ticket adalah salah satu bentuk pelayanan jasa penerbangan dalam melayani calon

penumpang untuk menggunakan pesawat dalam bepergian dengan cara yang lebih cepat dan

lebih akurat. Bentuk e-ticket sangat sederhana, e-ticket dapat digunakan untuk penerbangan,

hotel, bioskop, dan juga suatu pertunjukan.

Penelitian ini berfokus pada e-ticket terhadap jasa penerbangan, dimana sekarang ini,

proses penggunaan terhadap e-ticket sangat mudah dilakukan serta akses untuk pembelian

e-ticket secara online juga sudah terjamin keabsahannya. Sehingga pelanggan tidak perlu merasa

khawatir dalam melakukan pembelian e-ticket secara online.

Di Sumatera, dari sekian banyak biro perjalanan dan travel agency, hanya terdapat sekitar

35 biro perjalanan atau travel agency yang resmi terdaftar di ASITA (Association of The

Indonesia Tour & Travel Agencies) (asitasumatera.blogspot.com) selebihnya masih belum

terdaftar. Dengan banyaknya jumlah biro perjalanan dan travel agency, maka sudah seharusnya

pemilik biro perjalanan beserta staff karyawannya untuk selalu melakukan peningkatan kualitas

(18)

melakukan evaluasi terhadap pemanfatan dan penggunaan teknologi informasi yang ada

sekarang ini sehingga terjadi peningkatan kinerja biro perjalanan dan travel agency terhadap

customernya (Jati, 2012).

Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat dilakukan penelitian mengenai “Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Kepercayaan Pada Electronic Ticketing (E-Ticketing) Dengan Menggunakan Technology Acceptance Model (TAM)”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, maka perumusan masalah dalam penelitian

ini ialah Apakah Terdapat Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Kepercayaan Pada Electronic

Ticketing (E-ticketing)?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Faktor – faktor yang mempengaruhi

Kepercayaan pada Electronic Ticketing (E-ticketing) dengan menggunakan Technology

Acceptance Model (TAM).

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi: a. Peneliti

Dalam menambah pengetahuan dan wawasan tentang transaksi terkait e-ticket yang

terjadi serta dapat mengembangkan konsep yang telah ada. serta dapat menyikapi

informasi yang ada sebagai bahan masukan ketika ingin melakukan transaksi pemesanan

(19)

b. Peneliti Selanjutnya

Sebagai bahan masukan dan tambahan informasi yang dapat dipertimbangkan oleh

perusahaan terutama yang bergerak dalam bidang pemasaran online. Dan diharapkan

dapat menjadi masukan, referensi, dan bahan perbandingan bagi peneliti lain yang ingin

(20)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1Landasan Teori

2.1.1 Technology Acceptance Model

TAM diadaptasi dari Theory of Reasoned Action yang diperkenalkan oleh Ajzen dan

Fishbein (1980) dan diusulkan oleh Davis (1989). TAM mengasumsikan bahwa penerimaan

seseorang atas teknologi informasi dipengaruhi oleh dua variabel utama yaitu Perceived

Usefulness (Persepsi Kebermanfaatan) dan Perceived Ease of Use (Persepsi Kemudahan

Penggunaan) Hakim (2008).

Berikut adalah gambar konstruk awal TAM yang diperkenalkan oleh Davis (1989):

Gambar 2.1 Technology Acceptance Model (TAM) Davis Bagozzi dan Warshaw (1989)

Perceived Usefulness (Persepsi Kebermanfaatan) dan Perceived Ease of Use (Persepsi

Kemudahan Penggunaan) mempengaruhi Attitude Toward Using individu terhadap penggunaan

(21)

dari Perceived Usefulness karena sebuah sistem yang mudah digunakan tidak membutuhkan

waktu lama untuk dipelajari sehingga individu memiliki kesempatan untuk mengerjakan sesuatu

yang lain sehingga berkaitan dengan efektifitas kinerja (Davis, Bagozzi dan Warshaw, 1989:

987). Attitude Toward Using dalam TAM dikonsepkan sebagai sikap terhadap penggunaan

sistem yangberbentuk penerimaan atau penolakan sebagai dampak bila seseorang menggunakan

suatu teknologi dalam pekerjaannya. Behavioral Intention to Use adalah kecenderunganperilaku

untuk tetap menggunakan suatu teknologi. Tingkat penggunaan sebuah teknologi dapat dilihat

dari sikap pengguna terhadap teknologi tersebut seperti motivasiuntuk tetap menggunakan serta

keinginan untuk memotivasi pengguna lain. Actual System Usage adalah kondisi nyata

penggunaan sistem yang dikonsepkan dalam bentuk pengukuran terhadap frekuensi dan durasi

waktu penggunaan teknologi (Arief Wibowo,2006).

Bila dilihat secara rinci, gambar konstruk awal TAM yang diperkenalkan oleh Davis

(1989) tidak jauh beda dengan model yang digunakan dalam penelitian ini. Tetapi dalam

penelitian ini hanya menggunakan 3 variabel independen saja, dimana variabel independen

tersebut adalah: Persepsi Kemudahan Penggunan, Persepsi Manfaat dan Minat Perilaku

Penggunaan.

Berikut adalah gambar konstruk awal TAM yang digunakan dalam penelitian ini:

Variabel independen

Persepsi Kemudahaan

Penggunaan

Minat Perilaku Penggunaan Persepsi

(22)

Persepsi Kemudahaan Penggunaan dan Persepsi Manfaat mempengaruhi Minat perilaku

Penggunaan terhadap penggunaan teknologi. Dimana Persepsi Kemudahan Penggunaan

merupakan tingkatan dimana seseorang percaya bahwa teknologi mudah untuk dipahami, Davis

(1989). Persepsi Kemudahaan Penggunaan juga mempengaruhi Persepsi Manfaat yang

merupakan suatu sistem yang berkaitan dengan produktifitas dan efektifitas sistem dari kegunaan

dalam tugas secara menyeluruh untuk meningkatkan kinerja orang yang menggunakan sistem

tersebut Adamson dan Shine (2003). Minat Perilaku Penggunaan merupakan bentuk keyakinan

seseorang dalam penggunaan teknologi informasi akan meningkatkan minat seseorang yang pada

akhirnya akan menggunakan teknologi informasi dalam melakukan pekerjaan Venkatesh, et al

(2003).

Menurut Gefen dan Straub (2004) menyatakan bahwa peranan persepsi kemudahan

penggunaan sebenarnya lebih kompleks karena persepsi kemudahan penggunaan mengukur

penilaian kemudahan penggunaan (perceived ease of use) dan easy of learning dari pengguna

teknologi informasi. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa persepsi kemudahan penggunaan

mempengaruhi persepsi manfaat.

Wijaya (2005) menyatakan bahwa TAM mendeskripsikan terdapat dua faktor yang secara

dominan mempengaruhi integrasi teknologi. Faktor pertama adalah persepsi pengguna terhadap

manfaat teknologi. Sedangkan faktor kedua adalah persepsi pengguna terhadap kemudahan

penggunaan teknologi. Kedua faktor tersebut mempengaruhi kemauan untuk memanfaatkan

teknologi. Selanjutnya kemauan untuk memanfaatkan teknologi akan mempengaruhi

penggunanan teknologi yang sesungguhnya. Pada umumnya penguna teknologi akan memiliki

(23)

dampak dari penggunaan teknologi tersebut. Artinya persepsi negative berkembang setelah

pengguna pernah mencoba teknologi tersebut atau pengguna berpengalaman buruk terhadap

penggunaan teknologi tersebut. Sehingga model TAM dapat digunakan sebagai dasar untuk

menentukan upaya-upaya yang diperlukan untuk mendorong kemauan menggunakan teknologi.

Tujuan utama TAM adalah untuk memberikan dasar penelusaran dari pengaruh faktor

eksternal terhadap kepercayaan, sikap dan tujuan pengguna. TAM menyediakan suatu basis

teoritis untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi penerimaan terhadap suatu

teknologi dalam suatu organisasi. TAM menjelaskan hubungan sebab akibat antara keyakinan

(akan manfaat suatu sistem informasi dan kemudahan penggunaannya) dan perilaku,

tujuan/keperluan, dan penggunaan aktual dari pengguna/user suatu sistem informasi

(Nugroho, 2008).

Model TAM sebenarnya diadopsi dari model TRA (Theory of Reasoned Action) yaitu

teori tindakan yang beralasan dengan satu premis bahwa reaksi dan persepsi seseorang terhadap

sesuatu hal, akan menentukan sikap dan perilaku orang tersebut. Reaksi dan persepsi pengguna

Teknologi Informasi (TI) akan mempengaruhi sikapnya dalam penerimaan terhadap teknologi

tersebut. Salah satu faktor yang dapat mempengaruhinya adalah persepsi pengguna terhadap

kemanfaatan dan kemudahan penggunaan TI sebagai suatu tindakan yang beralasan dalam

konteks pengguna teknologi, sehingga alasan seseorang dalam melihat manfaat dan kemudahan

penggunaan TI menjadikan tindakan/perilaku orang tersebut sebagai tolok ukur dalam

penerimaan sebuah teknologi (Ajzen dan Fishbein, 1980).

Model TAM yang dikembangkan dari teori psikologis, menjelaskan perilaku pengguna

komputer yaitu berlandaskan pada kepercayaan (belief), sikap (attitude), keinginan (intention),

(24)

menjelaskan faktor‐faktor utama dari perilaku pengguna terhadap penerimaan pengguna

teknologi. Secara lebih terinci menjelaskan tentang penerimaan TI dengan dimensi‐dimensi

tertentu yang dapat mempengaruhi diterimanya TI oleh pengguna (user).

Model ini menempatkan pengunaan (usage) sebagai dependent variabel, serta perceived

usefulness (U) dan perceived ease of use (EOU) sebagai independen variabel. Kedua variabel

independen ini dianggap dapat menjelaskan perilaku penggunaan (usage).

Berbagai penelitian empiris pun telah banyak diajukan, seperti yang telah dinyatakan oleh

Hermana (2005) bahwa sejumlah meta analisis pada TAM telah menunjukkan bahwa TAM

adalah model yang valid, kuat dan sangat berkuasa.

Model TAM ini sendiri dijumpai dalam penggunaan komputer serta internet. Agar

pengguna dapat menggunakan aplikasi internet dengan baik dibutuhkan pelatihan dan

pembelajaran (Compeau and Higgins, 1995). Dengan pembelajaran dan pelatihan mengenai

aplikasi internet, pengguna dapat mengerti tentang apa yang diharapkan nantinya. Pembelajaran

tersebut antara lain seperti bagaimana agar dapat berhubungan dengan internet, pencarian

informasi dalam internet, pertukaran informasi melalui internet, dan sebagainya. Pengetahuan

teknologi internet sangat berpengaruh terhadap hasil yang diharapkan pengguna dalam

bertransaksi melalui website.

Penelitian Shivraj dan Vikas (2004), mempelajari niat untuk membeli menggunakan

website. Responden yang dituju adalah siswa yang lulus program MBA pada universitas di

Washington DC, USA. Responden secara acak diminta untuk mengunjungi website Amazon

(25)

Pada penelitian shivarj dan Vikas (2004), yang dipengaruhi oleh variabel yaitu, perceived

risk, perceived usefulness dan perceived ease of use dapat mempengaruhi intention to purchase

secara langsung. Selain itu perceived risk merupakan mediator hubungan antara gender dan

product category dengan intention to purchase. Perceived ease of use juga mempengaruhi

perceived usefulness.

2.1.2 E-commerce

Perkembangan teknologi dan informasi sudah semakin meningkat dalam abad ini.

e-commerce merupakan perkembangan dalam sistem perdagangan. Menurut Baum (1999) dalam

Purbo (2000 : 2), e-commerce merupakan satu set dinamis teknologi, aplikasi, dan proses bisnis

yang menghubungkan perusahaan, konsumen dan komunitas tertentu melalui transaksi elektronik

dan perdagangan barang, pelayanan, dan informasi yang dilakukan secara elektronik.

Menurut Turban, et al. (2001 : 4) e-commerce merupakan suatu bentuk konsep baru yang

menggambarkan proses transaksi pembelian dan penjualan ataupun pertukaran produk, jasa dan

informasi melalui jaringan internet termasuk Internet. Selain itu juga, Kalakota dan Whinston

dalam buku Suyanto (2003 : 11) mendefinisikan e-commerce dari beberapa perspektif sebagai

berikut:

1. Perspektif Komunikasi : e-commerce penyampaian informasi dari suatu produk atau

jasa, atau pembayaran melalui sambungan telepon, jaringan komputer atau hal lain

yang terkait dengan elektronik.

2. Perspektif Proses Bisnis : e-commerce merupakan penerapan teknologi dalam hal

otomatisasi dari transaksi bisnis ke aliran kerja.

3. Perspektif Jasa : e-commerce merupakan suatu perangkat yang ditujukan bagi

(26)

jasa atau layanan dan meningkatkan kualitas produk serta meningkatkan kecepatan

proses pengiriman jasa layanan.

4. Perspektif Online : e-commerce berkaitan dengan kapasitas jual beli produk dan

informasi di internet dan jasa online lainnya.

Menurut Turban, et al. (2003 : 11) e-commerce pada umumnya dapat diklasifikasikan

berdasarkan transaksi. Jenis-jenis e-commerce dapat digambarkan sebagai berikut:

1. Business to business (B2B). Tipe ini sudah meliputi transaksi IOS (aliran informasi

antara perusahaan yang satu dengan yang lainnya) serta transaksi antar organisasi yang

dilakukan di pasar elektronik.

2. Business to customer (B2C). Merupakan transaksi eceran yang dilakukan oleh pembeli

perorangan.

3. Customer to customer (C2C). Dalam kategori ini, pelanggan melakukan penjualan

secara langsung ke konsumen lainnya melalui internet atau iklan elektronik.

4. Customer to business (C2B). Termasuk dalam kategori ini adalah individu – individu

yang melakukan proses organisasi nirlaba.

5. Non business E-commerce. Dewasa ini makin banyak lembaga non-bisnis dan lembaga

pemerintahan yang menggunakan berbagai tipe e-commerce untuk mengurangi biaya

atau untuk meningkatkan operasi dan layanan publik.

6. Intrabusiness (Organizational). Pada jenis ini organisasi menggunakan e-commerce

untuk meningkatkan kegiatan operasi organisasinya. Hal ini juga dikenal dengan

sebutan business-to-employee (B2E).

Berikut ini, keunggulan dan kerugian e-commerce bagi pembeli yang disajikan pada tabel

(27)

Tabel 2.1 Keunggulan dan Kerugian E-commerce Bagi Pembeli

No Keunggulan No Kerugian

1. lebih cepat / nyaman dalam pembelian 1. Masalah keamanan 2. Pilihan produk /layanan terus

ditingkatkan

2. Tidak semuanya pembeli mengggunakan teknologi yang sama

3. Memiliki akses yang lebih banyak terhadap informasi

3. Masalah hukum/aspek legal

4. Dapat memperbaiki harga (pasar yang lebih kompetitif)

4. Bukan pengalaman belanja di dunia nyata

5. Dapat melakukan umpan balik terhadap supplier, vendor, dan biro iklan

5. Tidak semua orang memiliki akses terhadap internet

6. Metode pembelian yang lebih mudah dan cepat

6. Kemungkinan informasi yang melimpah

7. Meningkatkan ketersediaan dalam pelayanan konsumen

7. Konsumen takut kepada penjual yang belum diketahui/dikenal 8. Meningkatkan kepercayaan konsumen 8. Akses bukan hal yang mudah

bagi pemula Sumber : Gaertner dan Smith (2001)

Berdasarkan tabel di atas, pada sisi keuntungan diketahui bahwa dengan menggunakan

e-commerce pembeli dapat melakukan transaksi pembelian secara lebih leluasa, terutama dalam

memilih dan membandingkan barang atau jasa yang hendak dibeli di antara beberapa vendor.

Dengan demikian, pembeli akan memperoleh barang atau jasa yang tepat, baik harga maupun

fiturnya. Sedangkan pada sisi kerugian banyak menyangkut pada aspek keamanan, pengetahuan

pembeli, dan ketersediaan infrastruktur internet. Oleh karena itu, seiring dengan semakin

berkembangnya teknologi keamanan e-commerce, banyaknya informasi dan komunitas bagi

pengguna e-commerce, serta semakin banyaknya infrastruktur internet yang tersedia, maka

kerugian yang dihadapi oleh pembeli semakin dapat diperkecil.

Selain keunggulan dan kerugian e-commerce bagi pembeli, dapat diindentifikasi pula

keunggulan dan kerugian e-commerce bagi penjual. Hasil identifikasi tersebut sebagaimana

(28)

Tabel 2.2 Keunggulan dan Kerugian e-commerce Bagi Penjual

No Keunggulan No Kerugian

1. Manajemen

informasi/komunikasi yang lebih baik

1. Organisasi/ manajer butuh untuk meningkatkan pengetahuan mengenai teknologi informasi 2. Peningkatan level layanan dapat

tersedia

2. Permasalahan dengan pengembangan web yang jelek

3. Kemampuan untuk menyediakan layanan konsumen yang lebih baik

3. Masalah hukum/aspek legal

4. Meningkatkan daya saing 4. Informasi yang dikirim oleh supplier dapat diganggu oleh hacker

5. Mengurangi biaya/meningkatkan pendapatan

5. Merek dagang/kepercayaan menjadi hal yang paling utama

6. Mengurangi siklus waktu 6. Kompetisi yang ketat bagi supplier dan vendor 7. Sedikit hambatan dalam

penerapan metode penjualan

7. Biaya

implementasi/advertensi menjadi lebih tinggi 8. Semua perusahaan dapat

berkompetisi pada level yang sama

8. Tidak cukup metode untuk pembayaran

9. Memperbaiki dukungan distributor

9. Harus memiliki konsumen yang loyal

10. Kemampuan untuk membangun investasi infrastruktur informasi

10. Pengguna dikenai biaya transaksi

11. Dapat memperbaiki manajemen logistik

11. Bahasa, zona waktu, dan perbedaan mata uang 12. Dapat memperbaiki image

perusahaan

12. Permasalahan perlindungan hak cipta

13. Cara yang lebih mudah untuk mencari partner bisnis

13. Gangguan pada rantai pasokan

14. Lebih banyak tersedia bagi informasi elektronik

14. Kemudahan pembeli untuk berganti supplier atau vendor 15. Dapat memperbaiki akses

informasi mengenai transaksi yang sedang terjadi

15. Populasi web mungkin tidak mewakili populasi target

16. Cara langsung lebih banyak untuk pembelian

16. Tidak ada standar internet bagi perusahaan web hosting

17. Kemampuan untuk melewati hambatan global dalam marketing

(29)

18. Memperoleh pengetahuan melalui diskusi internet

18. Sulit untuk mengatasi keputusan pembelian yang licik

19. Biaya stock dan produksi dapat dipotong melalui penawaran yang kompetitif

19. Kesulitan untuk mengetahui pembeli yang sedang mencari

20. Kemampuan untuk

mengidentifikasi passar produk baru

20. Keharusan untuk merubah organisasi

21. Mendukung hubungan melalui berbagi informasi secara real – time

21. Penjualan melalui internet terbatas bagi orangketika mulai menggunakan internet untuk pembelian

22. Akselerasi terhadap proses bisnis

22. Hambatan oleh jangkauan jaringan komputer

23. Mudah dalam memperbarui katalog online

23.

24. Meningkatkan efisiensi transaksi Sumber : Gaertner dan Smith (2001)

Berdasarkan tabel di atas, pada sisi keuntungan terlihat bahwa penjual yang

menggunakan e-commerce di antaranya dapat melakukan transaksi lebih efisien dan dapat

mendekatkan diri kepada konsumen sehingga upaya untuk meningkatkan kepuasan konsumen

bisa dilakukan secara lebih mudah. Sedangkan pada sisi kerugian, penjual harus dapat

mengadopsi teknologi e-commerce secara tepat sehingga kerugian yang dihadapi dalam

penggunaan e-commerce bisa diminimalisir.

2.1.3 Electronic Ticketing

E-Ticketing yang berarti sebuah tiket dalam bentuk digital

(id.wikipedia.org/tiket_elektronik), telah dapat digunakan sejak 1 Juni 2009, ketika Asosiasi

Transportasi Udara Internasional/IATA (International Air Transport Association) memberikan

mandat/kekuasaan kepada semua anggotanya untuk menggunakan e-ticket dalam segala bentuk

(30)

aktivitas perjalanan pelanggan tanpa harus mengeluarkan bukti – bukti atau dokumen berharga

baik secara fisik ataupun paper ticket (Jati, 2012).

Semua informasi mengenai e-ticket disimpan secara digital dalam sistem komputer milik

airline. Sebagai bukti pengeluaran e-ticket, pelanggan akan diberikan Intinenary Receipt yang

hanya berlaku sebagai alat bukti untuk masuk ke dalam bandara di Indonesia yang

mengharuskan kepada penumpang untuk membawa tanda bukti perjalanan. e-ticket adalah suatu

peluang untuk meminimalkan biaya serta mengoptimalkan kenyamanan bagi penumpang.

e-tiket dapat mengurangi biaya dalam proses pembuatan tiket, menghilangkan formulir kertas

dan meningkatkan fleksibilitas penumpang serta membantu agen perjalanan dalam membuat

perubahan - perubahan dalam jadwal perjalanan

perkembangan teknologi informasi, kini Internet muncul sebagai alternatif sistem distribusi

informasi travel.

Internet merupakan medium yang sempurna untuk menjual paket perjalanan, karena

internet mampu membawa jaringan supplier yang luas dan basis customer yang besar ke sebuah

market place terpusat e-travel merupakan proses pemesanan

kebutuhan travel yang dapat dilakukan secara online yang terhubung melalui situs web (website)

perusahaan atau maskapai yang sudah menerapkan sistem e-travel. Tidak hanya dapat

melakukan pemesanan, akan tetapi beberapa perusahaan juga telah menyediakan proses payment

atau sistem pembayaran melalui website yang telah tersedia sehingga proses e-commerce

tersebut dapat berjalan sebagaimana mestinya. e-travel sangat banyak memberikan kemudahan

bagi para pelanggan dalam memperoleh informasi yang dibutuhkan dalam melakukan proses

travel seperti memperoleh informasi mengenai jadwal penerbangan, pembelian tiket pesawat,

(31)

Menurut Bill (2003), perusahaan-perusahaan yang bergerak di bidang travel semakin

terus berkembang dengan hadirnya teknologi yang maju di dunia bisnis seperti internet. Menurut

Jenn (2007 : 774), selain internet, networking (jaringan) juga merupakan aspek penting bagi

perusahaan dalam menjalankan bisnisnya. Jadi dengan adanya internet dan di dukung oleh

networking (jaringan) yang luas, semua aktivitas perusahaan dapat dipermudah dan memberikan

banyak keuntungan baik untuk pihak perusahaan maupun para pelanggannya.

Pada sisi lain bagi perusahaan atau maskapai penerbangan juga memperoleh keuntungan

dari diterapkannya sistem e-travel pada salah satu proses bisnis mereka. Di antara keuntungan

tersebut adalah promosi online, pengurangan pegawai dalam penjualan tiket, dan juga membantu

dalam mengurangi biaya cetak tiket konvensional (Jati, 2012).

Menurut Jati (2012) beberapa keuntungan yang bisa didapatkan dalam penggunaan

aplikasi e-ticket adalah:

a. Proses reservasi/booking dapat dilakukan kapan saja dan di mana saja.

b. Data transparan dan langsung dari airline.

c. Proses reservasi/booking langsung dilakukan dari sistem airline.

d. Dapat mencetak tiket sendiri dan dapat langsung digunakan.

e. Pembayaran melalui transfer antar bank, sehingga lebih mudah, cepat, dan akurat.

f. Tiket dapat dijual kembali dengan orang lain sesuai dengan harga pasar.

Menurut Jati (2012) Namun dibalik keuntungan dari e-ticket juga terdapat beberapa

kelemahan dari e-ticket diantaranya adalah:

a. Belum semua orang bisa mengerti internet, artinya belum tahu cara mengoperasikan

internet itu sendiri.

(32)

c. Belum semua orang mengetahui bagaimana cara memesan tiket secara online, agar

terhindar dari penipuan.

Oleh karena itu, maka pada zaman sekarang sudah semakin banyak biro perjalanan atau

travel agency yang melengkapi layanan dengan memberikan dukungan berupa sistem online

untuk pemesanan tiket perjalanan bagi para calaon penumpang.

2.1.4 Kepercayaan

Kepercayaan merupakan hal yang sangat penting dalam membantu mengatur

kompleksitas, membantu mengembangkan kapasitas aksi, meningkatkan kolaborasi dan

meningkatkan kemampuan pembelajaran organisasi. Kunci penting dalam membangun

kepercayaan yang tinggi dalam organisasi adalah pencapaian hasil, bertindak secara integritas,

dan pendemonstrasian perhatian. Peningkatan tingkat kepercayaan membutuhkan keseimbangan

dari hal-hal penting yang telah disebutkan di atas, meskipun ada konflik di antara para pihak di

dalam organisasi. Tindakan penyeimbangan membutuhkan desain organisasi yang dapat

mendukung kepercayaan, baik struktur organisasi maupun budaya tidak formal (Shaw,1997).

Banyak ahli yang telah mendefinsikan kepercayaan. Dalam konteks e-commerce,

Anderson dan Narus,1990 (dalam Rusdin, 2007) mendefinisikan kepercayaan merupakan

keyakinan suatu perusahaan terhadap perusahaan lainnya bahwa perusahaan lain tersebut akan

memberikan outcome yang positif bagi perusahaan.

Mayer (1995) memberikan definisi kepercayaan dalam definisi yang lain dinyatakan

sebagai keinginan suatu pihak untuk menjadi pasrah atau menerima tindakan dari pihak lain

berdasarkan pengharapan bahwa pihak lain tersebut akan melakukan sesuatu tindakan yang

penting bagi pihak yang memberikan kepercayaan, terhadap kemampuan memonitor atau

(33)

kepercayaan sebagai sesuatu yang diharapkan dari kejujuran dan perilaku kooperif yang

berdasarkan saling berbagi norma-norma dan nilai yang sama.

Sementara itu, Moorman et al ,1999 (dalam Rusdin, 2007) mengemukakan definisi

tentang kepercayaan yang tidak jauh berbeda dengan definisi di atas serta menjelaskan adanya

pernyataan antara kedua belah pihak yang terlibat dalam suatu hubungan. Salah satu pihak

dianggap berperan sebagai controlling assets (memiliki sumber-sumber, pengetahuan) sementara

pihak lainnya menilai bahwa berbagi penggunaan sumber-sumber tersebut dalam suatu ikatan

akan memberikan manfaat. Keyakinan pihak yang satu terhadap pihak yang lain akan

menimbulkan perilaku interaktif yang akan memperkuat hubungan dan membantu

mempertahankan hubungan tersebut. Perilaku tersebut akan meningkatkan lamanya hubungan

dengan memperkuat komitmen di dalam hubungan. Pada akhirnya, kepercayaan akan menjadi

komponen yang bernilai untuk menciptakan hubungan yang sukses. Kepercayaan tersebut juga

mengurangi risiko dalam bermitra dan membangun hubungan jangka panjang serta

meningkatkan komitmen dalam berhubungan.

2.1.5 Persepsi Kemudahan Penggunaan (Perceived Ease of Use)

Persepsi kemudahan penggunaan merupakan tingkatan di mana seseorang percaya bahwa

teknologi tersebut mudah untuk dipahami (Davis, 1989). Menurut Adam, et al. (1992), intensitas

penggunaan dan interaksi antara pengguna (user) dengan sistem juga dapat menunjukkan

kemudahan penggunaan. Sistem yang lebih sering digunakan menunjukkan bahwa sistem

tersebut lebih dikenal, serta lebih mudah untuk dioperasikan oleh penggunanya.

Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan bahwa kemudahan penggunaan akan

mengurangi usaha (baik waktu dan tenaga) seseorang dalam mempelajari sistem. Perbandingan

(34)

akan bekerja lebih mudah bila dibandingkan dengan orang yang bekerja tanpa menggunakan

sistem yang lama. Pengguna percaya bahwa teknologi informasi yang lebih fleksibel, mudah

dipahami, dan mudah dalam pengoperasiannya (comportible) merupakan karakteristik

kemudahan penggunaan.

Davis (1989) memberikan indikator kemudahan penggunaan teknologi informasi antara

lain:

1. Sistem sangat mudah untuk dipelajari.

2. Sistem dapat mengerjakan dengan mudah apa yang diinginkan oleh pengguna.

3. Keterampilan pengguna akan bertambah dengan menggunakan sistem tersebut.

4. Sistem sangat mudah untuk dioperasikan.

2.1.6 Persepsi Manfaat (Perceived Usefulness)

Persepsi Manfaat didefinisikan sebagai suatu tingkatan dimana seseorang percaya bahwa

dengan menggunakan suatu teknologi akan mampu meningkatkan kinerja dalam bekerja (Davis,

1989). Berdasarkan definisi tersebut dapat diartikan bahwa manfaat dari penggunaan e-ticket

dapat meningkatkan kepercayaan pelanggan, dan memberikan kepuasan bagi orang yang

menggunakannya. Menurut Thompson, et al. (1994) kemanfaatan teknologi informasi

merupakan manfaat yang diharapkan bagi pengguna teknologi informasi dalam melaksanakan

tugasnya. Pengukuran manfaat tersebut berdasarkan frekuensi penggunaan dan

diversitas/keragaman aplikasi yang dijalankan.

Menurut Wijaya (2005) persepsi pengguna terhadap manfaat teknologi dapat diukur dari

beberapa faktor sebagai berikut:

1. Penggunaan teknologi dapat meningkatkan produktivitas pengguna.

(35)

3. Penggunaan teknologi dapat meningkatkan efisiensi proses yang dilakukan pengguna.

Sedangkan Chin dan Todd (1995) membagi menjadi dua kategori yaitu: kemanfaatan dan

efektivitas, dengan dimensi masing-masing yang dikelompokkan sebagai berikut:

1. Kemanfaatan meliputi dimensi: (1) Menjadikan pekerjaan lebih mudah (makes job

easier), (2) Bermanfaat (usefulness), (3) Menambah produktivitas (increase

productivity).

2. Efektivitas meliputi dimensi: (1) Mempertinggi efektivitas (enchance my

effectiveness), (2) Mengembangkan kinerja pekerjaan (improve my job performance).

2.1.7 Minat Perilaku Pengguna (Behavioral Intention to Use)

Minat perilaku pengguna merupakan betuk sikap atau perilaku yang cenderung untuk

tetap menggunakan suatu teknologi (Davis, 1989). Tingkat pengguna sebuah teknologi komputer

pada seseorang dapat diprediksi dari sikap dan perhatian pengguna terhadap teknologi tersebut,

misalnya keinginan dalam menambah peripheral pendukung, motivasi untuk tetap terus

menggunakan, serta keinginan untuk memotivasi pengguna lai. Menurut Hermawan (dalam

Suseno, 2009) mendefinisikan minat perilaku pengguna teknologi (behavioral intention to use)

sebagai minat (keinginan) seseorang untuk melakukan perilaku tertentu.

2.2 Tinjauan Penelitian Terdahulu

Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Amoroso dan Gardner (2009) menggunakan 9

(sembilan) variabel penelitian yaitu: Persepsi Kegunaan, Persepsi Kemudahaan Penggunaan,

Sikap Terhadap Penggunaan, Minat Perilaku, Jenis Kelamin, Pengalaman, Kerumitan,

Kesukarelaan dan Penggunaan Sesungguhnya. Hasil yang diperoleh penelitian ini adalah

(36)

variabel yang mempengaruhi Persepsi Kegunaan terhadap internet, Kesukarelaan dan

Pengalaman mempunyai pengaruh terhadap Minat Perilaku terhadap penggunaan internet,

Kerumitan menggunakan internet mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Persepsi

Kegunaan dan Jenis Kelamin mempunyai pengaruh terhadap kepercayaan (Persepsi Kegunaan

dan Persepsi Kemudahan).

Penelitian yang dilakukan oleh Bandyopadhyay dan Fraccastoro (2007) dengan judul The

Effect of Culture on User Acceptance of Information Technology, dan penelitian ini

menggunakan 4 (empat) variabel penelitian yaitu: performance expectancy, effort expectancy,

scial influence dan behavioral intention. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah:

performance expectancy, effort expectancy dan social influence berpengaruh positif terhadap

behavioral intention.

Penelitian yang dilakukan oleh Donald L Amoroso (2007) dengan judul Analisis Faktor –

faktor Yang Mempengaruhi Pembelian Online, dan penelitian ini menggunakan 5 (lima) variabel

penelitian yaitu: Pembelian Online, Privasi, Kepercayaan, Persepsi Resiko dan kepuasan. Hasil

yang diperoleh dari penelitian ini adalah: terdapat pengaruh yang positif antara privasi,

kepercayaan, persepsi resiko dan kepuasan terhadap pembelian online.

Penelitian yang dilakukan oleh Dasgupta (2007) dengan judul User Acceptance of case

tools in system Analysis and Design : An Empirical Study dan penelitian ini menggunakan 6

(enam) variabel penelitian yaitu: performance expectancy, effort expectancy, social influence dan

faciliting conditions dan behavioral intention, use behavior. Hasil yang diperoleh dari penelitian

ini adalah: Effort expectancy tidak berpengaruh signifikan terhadap behavioral intention,

(37)

Penelitian yang dilakukan oleh Indrakusuma dan Ellitan (2008) dengan judul Analisis Multi

Atribut Yang Mempengaruhi Preferensi Belanja Online Produk Tiket Pesawat di Kalangan

Mahasiswa UKMWS, dan penelitian ini menggunakan 5 (lima) variabel penelitian yaitu:

Preferensi Belanja Online, Preferensi Konsumen, Online Tiket, Analisis Atribut dan Multi

Atribut. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah: Hanya variabel waktu yang berpengaruh

signifikan terhadap prefernsi belanja, hasil tersebut dapat berubah apabila sampel yang

digunakan berbeda. Hal ini disebabkan keterbatasan sampel yang digunakan hanya dari kalangan

Mahasiswa UKMWS.

Penelitian yang dilakukan oleh Suseno (2009) dengan judul Evaluasi Perilaku

Penerimaan Karyawan Terhadap Penggunaan Sistem E-Tiket di PT.KAI dan penelitian ini

menggunakan 4 (empat) variabel penelitian yaitu: Persepsi Kegunaan, Persepsi Kemudahaan

Penggunaan, Sikap Terhadap Penggunaan dan Pengalaman. Hasil yang diperoleh dari penelitian

ini adalah: Pengalaman (experience) tidak berpengaruh signifikan terhadap konstruk persepsi

kegunaan (usefulness), Pengalaman (experience) berpengaruh signifikan dengan persepsi

kemudahan penggunaan (ease of use), Kerumitan (complexity) berpengaruh signifikan terhadap

konstruk persepsi kerumitan, penggunaan sesungguhnya kemudahan penggunaan (ease of use),

Kerumitan (complexity) tidak berpengaruh signifikan terhadap konstruk persepsi kegunaan

(usefulness).

Penelitian yang dilakukan oleh Nelvia dan Harahap (2009), menggunakan 4 (empat)

variabel penelitian yaitu: Perceived Ease Of Use (PEOU), Perceived Usefulness (PU), Intention

to Use (ITU), Actual Use Behavior (AUB). Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah:

Kemudahan penggunaan (PEOU) mempunyai pengaruh terhadap penggunaan (PU), Penggunaan

(38)

berpengaruh terhadap penggunaan senyatanya, Kemudahan penggunaan (PEOU) tidak

mempunyai pengaruh terhadap keinginan untuk menggunakan (ITU).

Judul penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti terdahulu dapat dilihat lebih jelas

pada tabel berikut:

Tabel 2.3 Penelitian Terdahulu

Nama Peneliti Judul Penelitian Variabel Penelitian Hasil Penelitian

Amoroso dan

(39)

Donald L Amoroso case tools in system Analysis and Design:

(40)

penggunaan sesungguhnya kemudahan

penggunaan (ease of use)

(41)

2.3 Kerangka Konseptual

Berdasarkan landasan teoritis dan tinjauan penelitian terdahulu, maka kerangka konsep penelitian adalah sebagai berikut:

H1

H2

H3

H3

H4

Gambar 2.2 Kerangka Konseptual

Berdasarkan kerangka konseptual pada gambar 2.2 ditentukan bahwa dengan menerapkan

persepsi kemudahaan penggunaan suatu teknologi rasa kepercayaan akan lebih tinggi daripada

yang tidak, dengan persepsi manfaat yang besar juga dapat membantu meningkatkan rasa

kepercayaan yang tinggi, dan sebagai tambahan penelitian ini juga meneliti hubungan minat

perilaku penggunaan dari suatu teknologi juga mempengaruhi tingkat rasa kepercayaan.

2.4 Hipotesis Penelitian

Berdasarkan tinjauan teoritis dan kerangka konseptual di atas dapat dirumuskan hipotesis

penelitiannya yaitu:

H1 : Persepsi Kemudahan Penggunaan berpengaruh positif secara signifikan positif Persepsi Kemudahan

Penggunaan

Persepsi Manfaat

Minat Perilaku Penggunan

(42)

H2 : Persepsi Manfaat berpengaruh positif secara signifikan terhadap Kepercayaan

H3 : Minat Perilaku Penggunaan berpengaruh positif secara signifikan terhadap

Kepercayaan

H4 : Persepsi Kemudahan Penggunaan, Persepsi Manfaat, Minat Perilaku Penggunaan

(43)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian asosiatif, yaitu penelitian yang menghubungkan dua

variabel atau lebih untuk melihat pengaruh suatu variabel terhadap variabel lainnya (Ginting dan

Situmorang, 2008:57). Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

kuantitatif karena arah dan fokus ini ialah uji teoritik, yang tiap tahap mengutamakan rumus,

penggunaan instrumen kuesioner dan data statistik (Ginting dan Situmorang, 2008:89-90).

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. Penelitian

dimulai pada minggu keempat bulan Februari 2012 dan direncanakan akan berakhir pada akhir

(44)

Analisis

Batasan operasional dilakukan untuk menghindari kesimpangsiuran dalam membahas

dan menganalisis permasalahan yang ada di dalam penelitian. Batasan operasional dalam

penelitian ini adalah:

1. Penelitian ini hanya menggunaakan 3 variabel bebas, yaitu : Persepsi Kemudahan

Penggunaan, Persepsi Manfaat dan Minat Perilaku Penggunaan. Dikarenakan variabel

bebas yang digunakan merupakan faktor – faktor yang harus diperhatikan dalam

pembelian e-ticket secara online.

2. Objek penelitian ini hanya dilakukan di Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera

Utara. Dikarenakan sampel penelitian hanya dilakukan pada Mahasiswa FE – USU.

3.4 Definisi Operasional & Pengukuran Variabel

Definisi operasional variabel perlu memperhatikan definisi teoritiknya dan kebutuhan

kondisi teknik di lapangan. Jadi, perlu memperhatikan keterkaitan dengan standarisasi

pengukuran misalnya : pengertiannya, bagaimana cara mengukur, apa alat ukurnya, dan kriteria

hasil pengukuran.

(45)

Persepsi Manfaat atas apa yang diterima dan dikorbankan

Sumber : Johanes Indrakusuma dan Lena Ellitan (2008), Donald L. Amoroso (2007)

3.5Populasi dan Sampel Penelitian 3.5.1 Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai

kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian

ditarik Jadi populasi bukan hanya orang, tetapi juga benda-benda alam yang lain. populasi juga

bukan sekedar jumlah yang ada pada objek/subjek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh

karakteristik/sifat yang dimiliki oleh objek atau subjek itu (Sugiyono, 2001: 55). Populasi dalam

penelitian ini adalah Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

3.5.2 Sampel Penelitian

Sampel adalah suatu himpunan bagian (subset) dari unit populasi (Kuncoro, 2009:103).

Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah non probability sample

(46)

ini menggunakan teknik non probability sample karena jumlah populasi dari pelanggan

elektronik tiket yang pernah membeli tiket secara online untuk dijadikan sebagai sampel belum

diketahui. Dalam penelitian ini, teknik non probability sample yang dipakai adalah judgement

sampling. Judgement sampling adalah sampel dipilih berdasarkan penilaian ini bahwa dia adalah

pihak yang paling baik untuk dijadikan sampel penelitiannya. Judgement sampling umumnya

memilih sesuatu atau seseorang menjadi sampel karena mereka mempunyai “rich information”. Misalnya dalam menduga Persepsi Kemudahan Penggunaan Persepsi Manfaat dan Minat

Perilaku Penggunaan yang digunakan untuk memprediksi tingkat kepercayaan, berdasarkan

pertimbangan dan tujuan tertentu dalam pemilihan pemanfaatan dan penggunaan teknologi.

3.6 Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini ada dua, yaitu:

1. Data primer : data yang diperoleh secara langsung dari responden sebagai jawaban atas

kuesioner yang telah disebarkan.

2. Data Sekunder : data yang dikumpulkan oleh pihak lain. Data sekunder ini diperoleh

melalui studi pustaka, internet,dan literatur yang mendukung penelitian.

3.7 Metode Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data yang akurat digunakan alat pengumpul data yang tepat. Dalam

penelitian ini, digunakan dua metode pengumpulan data, yaitu:

Daftar Pertanyaan (Kuesioner) Merupakan pertanyaan tertulis dalam lembar formulir yang

dibagikan secara langsung untuk memperoleh jawaban dan informasi atas masalah yang diteliti.

Kuesioner yang digunakan adalah kuesioner terstruktur, dimana jawaban pertanyaan yang

diajukan kepada responden sudah disediakan. Responden yaitu konsumen yang pernah

(47)

3.8 Uji Kualitas Data

Sebelum instrumen penelitian digunakan maka terlebih dahulu diadakan uji validitas dan

reliabilitas:

3.8.1 Uji Validitas Data

Validitas merupakan ukuran yang benar-benar mengukur apa yang akan diukur. Semakin

tinggi validitas suatu alat tes, maka alat tes tersebut semakin mengenai sasarannya, atau semakin

menunjukan apa yang seharusnya diukur. Jadi, validitas menunjukan ketepatan dan kecermatan

tes dalam menjalankan fungsi pengukurannya. (Rochaety, 2007 : 57). Instrumen yang valid

berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid. Untuk menguji

validitas alat ukur, terlebih dahulu dicari harga korelasi antar bagian-bagian dari alat ukur secara

keseluruhan dengan cara mengkorelasikan setiap butir alat ukur dengan skor total yang

merupakan jumlah tiap skor butir.

Kriteria dalam menentukan validitas suatu kuesioner adalah sebagai berikut:

a. Jika r hitung > r tabel maka pertanyaan dinyatakan valid.

b. Jika r hitung < r tabel maka pertanyaan dinyatakan tidak valid. 3.8.2 Uji Realibilitas Data

Instrumen yang reliable adalah instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk

mengukur obyek yang sama, akan menghasilkan data yang sama (Sugiyono, 2007:110). Uji

reliabilitas digunakan untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel

atau konstruk, suatu kuesioner dapat dapat dikatakan reliabel/handal jika jawaban seseorang

terhadap pertanyaan adalah konsisten/stabil dari waktu ke waktu. Suatu konstruk/variabel

dikatakan reliabel jika memberikan nilai cronbach alpha (α) > 0.60 dan dikatakan tidak reliabel

(48)

Pertanyaan yang telah dinyatakan valid dalam uji validitas, maka akan ditentukan

reliabilitasnya dengan kriteria sebagai berikut:

a. Jika r alpha positif atau > dari r tabel maka pertanyaan reliabel.

b. Jika r alpha negatif atau < dari r tabel maka pertanyaan tidak reliabel.

3.9 Uji Asumsi Klasik

Sebelum melakukan analisis regresi, agar dapat perkiraan yang tidak bias dan efisiensi

maka dilakukan pengujian asumsi klasik yang harus dipenuhi, yaitu:

3.9.1 Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi variabel pengganggu atau

residual memiliki distribusi normal. Uji statistik non-parametrik Kolmogrov-smirnov (K-S)

dapat digunakan untuk menguji normalitas residual. Data berdistribusi normal jika probabilitas

signifikannya diatas 0,05 (ghazali,2005).

3.9.2 Uji Heteroskedastisitas

Adanya varians variabel independen adalah konstan untuk setiap nilai tertentu variabel

independen (homokedastisitas). Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas.

Uji Heteroskedastisitas dilakukan dengan pendekatan grafik maupun statistik dengan tujuan

pengambilan keputusan adanya varians yang sama. Jika probabilitas signifikannya diatas tingkat

kepercayaan 5% dapat disimpulkan model regresi tidak mengarah adanya heteroskedastisitas

(Situmorang, et al 2008:76).

3.9.3 Uji Multikolonieritas

Uji Multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya

(49)

dan variance inflation factor (VIF). Nilai cut off yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya

multikolonieritas adalah nilai tolerance kurang dari 0,10 atau sama dengan nilai VIF lebih besar

dari 10.

3.10 Uji Hipotesis

Untuk mengetahui pengaruh E-ticketing (variabel independen) terhadap Kepercayaan

(variabel dependen)maka dilakukan pengujian dengan menggunakan:

3.10.1 Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien Determinasi (R2) digunakan untuk mengukur seberapa besar kontribusi

variabel bebas terhadap variabel terikat. Jika Koefisien Determinasi (R2) semakin besar

(mendekati satu) menunjukkan semakin baik kemampuan X menerangkan Y dimana 0 < R2 < 1.

Sebaliknya, jika R2 semakin kecil (mendekati nol), maka akan dapat dikatakan bahwa pengaruh

variabel bebas adalah kecil terhadap variabel terikat. Hal ini berarti model yang digunakan tidak

kuat untuk menerangkan pengaruh variabel bebas yang diteliti terhadap variabel terikat (Hakim,

2008).

3.10.2 Uji Signifikan Simultan (Uji F)

Uji F digunakan untuk menguji model penelitian dan tidak digunakan untuk menguji

hipotesis, namun digunakan mengetahui apakah modelnya fit atau tidak. Dasar pengembalian

keputusan berdasarkan probabilitas signifikan uji F adalah sebagai berikut: Jika probabilitas

signifikan uji F < 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa model tersebut fit atau sesuai. Jika

probabilitas signifikan uji F ≥ 0,05 maka dapat disimpulakan bahwa model tersebut tidak fit atau

(50)

3.10.3 Uji Signifikan Parsial (Uji T)

Uji T digunakan untuk melihat pengaruh variabel bebas secara parsial terhadap

masing-masing variabel terikat, yaitu sebagai berikut:

1. H0 : B1 = B2 = B3 = 0, (perceived ease of use, perceived usefulness, behaviour

intention to use tidak berpengaruh positif terhadap trust atau kepercayaan untuk para

pengguna Internet di sistem e-commerce).

2. H1 : B1 = B2 = B3 = 0, (perceived ease of use, perceived usefulness, behaviour

intention to use berpengaruh positif terhadap trust untuk para pengguna Internet di

sistem e-commerce).

3. Kriteria pengambilan keputusan adalah:

H0 diterima jika t hitung < t tabel pada α= 5%

H0 ditolak jika t hitung > t tabel pada α= 5% (Hakim, 2008).

3.10.4 Analisis Regresi Linear Berganda

Dalam analisis regresi berganda, menurut Djarwanto (1996;176) beberapa variabel

penjelas (variabel Independen) digunakan untuk memprediksi nilai dari variabel dependen,

sehingga analisis regresi linier berganda yang digunakan dapat dirumuskan sebagai berikut :

Y = α + β1X1 + β2X2 +β3X3 + є

Keterangan:

Y : Kepercayaan

α : konstanta

β : koefisien regresi

X1 : Perceived ease of use

(51)

X3 : Behaviour intention to use

(52)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Obyek Penelitian

Obyek dalam penelitian ini adalah Mahasiswa yang pernah melakukan transaksi secara

online. Di mana karakteristik responden diindentifikasi berdasarkan jenis kelamin, frekuensi

responden bertransaksi melalui e-commerce, usia, tingkat pendidikan, pekerjaan/status, tingkat

penghasilan, frekuensi responden bertransaksi, tempat responden bertransaksi, waktu responden

bertransaksi, cara responden bertransaksi melalui internet, fasilitas responden bertransaksi

melalui internet, manfaat responden bertransaksi melalui internet, produk yang sering dibeli

responden melalui internet, dan alasan responden bertransaksi melalui internet.

Data yang diperoleh yaitu hasil dari penyebaran kuesioner dan hasil pengumpulan data ini

selanjutnya akan dianalisis sesuai dengan kebutuhan penelitian. Untuk meningkatkan ketelitian

dari hasil penelitian, maka sampel yang digunakan sebanyak 147 responden.

Kuesioner Jumlah

Kuesioner yang disebar

Kuesioner yang tidak dikembalikan

150 (3) Total kuesioner yang dapat diolah 147

4.2 Analisis Hasil Penelitian

4.2.1 Analisis Deskriptif Responden

a. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Pada Tabel 4.1 dapat diketahui proporsi responden berdasarkan jenis kelamin adalah

(53)

Tabel 4.1

Jenis Kelamin Responden Jenis Kelamin Responden Persentase

Laki – laki 40 27,2 %

Perempuan 107 72,8 %

Jumlah 147

Berdasarkan Tabel 4.1. mayoritas responden yang diteliti adalah perempuan sebanyak

107 responden atau 72,8% sedangkan laki - laki sebanyak 40 responden atau 27,2%.

Berdasarkan keseluruhan tersebut terdapat kesenjangan dalam proporsi berdasarkan jenis

kelamin.

b. Karakteristik Responden Berdasarkan Frekuensi Bertransaksi Melalui Internet

Pada Tabel 4.2 dapat diketahui proporsi responden berdasarkan frekuensi bertransaksi

melalui internet sebagai berikut:

Tabel 4.2

Frekuensi Bertransaksi Melalui Internet Frekuensi Bertransaksi Responden Persentase

< 1 minggu 16 10,9 %

1 – 3 minggu 14 9,5 %

1 – 3 bulan 62 42,2 %

4 – 6 bulan 10 6,8 %

Tidak tentu 45 30,6 %

Jumlah 147 100 %

Berdasarkan Tabel 4.2, dapat dilihat bahwa komposisi responden berdasarkan frekuensi

bertransaksi adalah 16 responden atau 10,9% melakukan transaksi < 1 minggu, 14 responden

atau 9,5% melakukan transaksi antara 1-3 minggu, 62 responden atau 42,2% melakukan

transaksi antara 1-3 bulan, 10 responden atau 6,8% melakukan transaksi antara4-6 bulan, dan 45

Gambar

Tabel 2.3 Penelitian Terdahulu
Gambar 2.2  Kerangka Konseptual
Tabel 3.1
Tabel 3.2 Definisi Operasional & Pengukuran Variabel
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil analisis path dapat disimpulkan bahwa: Variabel peresepsi Kemudahan Penggunaan berpengaruh signifikan positif terhadap Peresepsi Kemanfaatan, Variabel

45 2.12.5 Pengaruh Kemudahan Penggunaan Persepsian Perceived Ease of Use Terhadap Minat Perilaku Behavioral intention untuk Menggunakan Mobile Banking Secara Tidak Langsung

Sedangkan persepsi kemudahan tidak berpengaruh signifikan positif terhadap sikap menggunakan, persepsi kegunaan tidak berpengaruh siginifikan positif terhadap minat perilaku

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa persepsi kegunaan, persepsi kemudahan, perilaku penggunaan, dan sikap penggunaan berpengaruh positif signifikan terhadap

Persepsi manfaat, persepsi kemudahan, norma subjektif, dan sikap terhadap perilaku berpengaruh signifikan terhadap minat individu dalam menggunakan mobile banking..

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh persepsi kegunaan, persepsi kemudahan penggunaan, persepsi keamanan terhadap minat pengguna, dan minat pengguna

Berdasarkan hasil jawaban kuesioner yang telah diolah menggunakan program SPSS Statistic 22 bahwa variabel persepsi kemudahan berpengaruh signifikan terhadap sikap penggunaan instagram

Pengaruh langsung persepsi kemudahan penggunaan berpengaruh positif dan mampu membuktikan hubungan langsung terhadap minat menggunakan, dengan nilai 0,49 dan signifikasi p0.319 0.011