(TAM)
THE ANALYSIS OF ACCEPTABLE FACTORS BY TEACHERS IN TECHNOLOGY
AND INFORMATION BY USING TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODEL (TAM)
APPROACH
SKRIPSI
Diajukan Guna Memenuhi PersyaratanUntuk Memperoleh
Gelar Sarjana pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi Manajemen Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Oleh :
EWIED DANITA FEBRIANI
20130410484
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
(TAM)
THE ANALYSIS OF ACCEPTABLE FACTORS BY TEACHERS IN TECHNOLOGY
AND INFORMATION BY USING TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODEL (TAM)
APPROACH
SKRIPSI
Diajukan Guna Memenuhi PersyaratanUntuk Memperoleh
Gelar Sarjana pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi Manajemen Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Oleh :
EWIED DANITA FEBRIANI
20130410484
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENERIMAAN TEKNOLOGI DAN INFORMASI OLEH GURU DENGAN PENDEKATAN TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODEL
(TAM)
THE ANALYSIS OF ACCEPTABLE FACTORS BY TEACHERS IN TECHNOLOGY
AND INFORMATION BY USING TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODEL (TAM)
APPROACH
Diajukan Oleh:
EWIED DANITA FEBRIANI 20130410484
Telah disetujui Dosen Pembimbing Pembimbing
GURU DENGAN PENDEKATAN TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODEL (TAM)
THE ANALYSIS OF ACCEPTABLE FACTORS BY TEACHERS IN TECHNOLOGY AND INFORMATION BY USING TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODEL (TAM)
APPROACH
Diajukan Oleh:
EWIED DANITA FEBRIANI 20130410484
Skripsi ini telah Dipertahankan dan Disahkan didepan
Dewan Penguji Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Tanggal 21 Maret 2017 Yang terdiri dari
Rr. Sri Handari W, SE., M.Si Ketua Tim Penguji
Tri Maryati, Dra., M.M Isthofaina Astuti,S.E.,M.M Anggota Tim Penguji Anggota Tim Penguji
Mengetahui
Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Dengan ini saya,
Nama : Ewied Danita Febriani Nomor mahasiswa : 20130410484
Menyatakan bahwa skripsi ini dengan judul: “ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENERIMAAN TEKNOLOGI DAN INFORMASI OLEH GURU DENGAN PENDEKATAN TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODEL(TAM)” tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan disuatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka. Apabila ternyata dalam skripsi ini diketahui terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain maka saya bersedia karya tersebut dibatalkan.
Yogyakarta,………2017
“Tetap bersabar dalam segala ujian, dekatkan diri kepada Tuhan. Badai pasti berlalu.”
“Jadikan matahari inspirasimu, dan
jadilah matahari bagi orang lain yang
membutuhkannya. Yang selalu menyinari kita dan memberikan harapan
di setiap paginya”
.
(Anonim)
“Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri
dan sebaliknya jika kamu berbuat jahat, maka kejahatan itu untuk dirimu
sendiri pula”.
( QS. Al-
Isra’ ayat 7 )
“Barangsiapa bersungguh
-sungguh, sesungguhnya kesungguhannya itu
adalah untuk dirinya sendiri”.
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayahnya yang telah memberikan kekuatan,
kesehatan dan kesabaran untukku dalam mengerjakan skripsi ini.Sholawat serta salam selalu terhatur
kepada Nabi Muhammad SAW sang inspirator revolusi sejati.
Kupersembahkan karya sederhana ini teruntuk:
Orang tuaku Bapak Edy Muttaqien S,P dan ibu Nani widiyawati S.Pd yang telah berjasa dalam hidupku
atas dukungan, usaha dan doa yang selalu engkau panjatkan disetiap waktu, semangat yang membuatku
termotivasi untuk terus melangkah hingga saya dapat menjadi seorang sarjana yang berguna bagi
kehidupanku.
Kakak, adik,, sahabatku semuanya, seluruh keluarga besarku dan Almamaterku yang telah menjadi
motivasi dan inspirasi tiada henti memberikan dukungan do’anya buatku.
Serta,,,
Seseorang yang telah Allah SWT persiapkan untukku yang terbaik dari yang terbaik, Amiin
Saya belajar, tegar dan bersabar hingga saya berhasil.Terima kasih untuk semua. SUKSES
Yogyakarta, ………. 2017
kemudahan penggunaan teknologi dan informasi terhadap peresepsi kemanfaatan oleh guru. Mengetahui dan menjelaskan pengaruh peresepsi kemudahan penggunaan TI terhadap Sikap Penggunaan TI Mengetahui dan menjelaskan pengaruh persepsi kemanfaatan TI terhadap Sikap Penggunaan TI. Mengetahui dan menjelaskan pengaruh Sikap Penggunaan jejaring sosial TI terhadap perilaku untuk menggunakanTI, Mengetahui dan menjelaskan pengaruh perilaku untuk mengggunakan TI terhadap kondisi nyata penggunaan sistem. Populasi dalam penelitian ini adalah guru-guru yang berada di SMAN 1 Kasihan. Dari hasil analisis path dapat disimpulkan bahwa: Variabel peresepsi Kemudahan Penggunaan berpengaruh signifikan positif terhadap Peresepsi Kemanfaatan, Variabel peresepsi kemudahan penggunaan memiliki pengaruh signifikan positif terhadap Sikap Penggunaan, Variabel peresepsi kemanfaatan memiliki pengaruh signifikan positif terhadap Sikap Penggunaan, Variabel Sikap Penggunaan memiliki pengaruh signifikan positif terhadap perilaku untuk menggunakan, Variabel perilaku untuk mengggunakan memiliki pengaruh signifikan positif terhadap kondisi nyata penggunaan.
The aim of research is to know and explain the influence of perceived ease of use technology and information for perceived usefulnesss by teachers, the influence of perceived ease of use IT to Attitude Toward Using. Know and explain the effect of the perceived usefulness IT to Attitude Toward Using, the influence of Attitude Toward Using to behavioral intention, influence behavioral intention IT to the actual system usage. population in this study is all of teachers in senior high school 1 Kasihan.. The analysis technique used is path analysis. From the analysis path can be concluded that: Variable Perceived ease of use positive significant effect on the Perceived Usefulness. Variable perceived ease of use have a significant positive effect Usage attitude toward using, Variable perceived usefulness have a significantly positive effect on the attitude toward using, Variable attitude toward using has a positive significant effect on the behavioral intention use, Variable behavioral intention use have a significantly positive effect on the actual system usage.
Assalaamu’ alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Alhamdulillahirabbil’alamin, segala puji kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat
dan karunian-nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Sholawat beserta salam
penulis haturkan kepada junjungan Nabi Muhammad SAW yang telah membawa kemajuan
besar kepada umat manusia di dunia.
Skripsi yang berjudul“ ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENERIMAAN
TEKNOLOGI DAN INFORMASI OLEH GURU DENGAN PENDEKATAN
TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODEL (TAM)”, ini di maksudkan untuk memenuhi
persyaratan mendapatkan gelar Sarjana (S-1) pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Muhammadiyah Yogyakarta. Penulis mengambil topik ini dengan harapan dapat memberikan
masukan bagi organisasi dalam penggunaan taktik mempengaruhi dalam pengambilan
keputusan organisasional dan memberikan ide pengembangan bagi penelitian selanjutnya.
Penulis menyadari terselesaikannya skripsi ini tidak terlepas dari dukungan, bantuan dan
bimbingan serta saran-saran yang berharga dari semua pihak, oleh karena itu dengan tulus
hati penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :
1. Dr. Nano Prawoto, SE.,M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Muhammadiyah Yogyakarta.
2. Dr. Retno Widiowati, selaku Ketua Program Studi Manajemen Universitas
Muhammadiyah Yogyakarta.
3. Ibu Isthofaina Astuti, SE., M.Si, selaku dosen pembimbing skripsi yang dengan penuh
kesabaran telah memberikan masukan, bimbingan dan pengarahan bagi penulis
selama proses penyelesaian skripsi ini.
4. Ibu Isthofaina Astuti, SE., M.Si., Tri Maryati, Dra., M.M, Sri Handari W, SE., M.M,
Muhammadiyah Yogyakarta, khususnya para dosen yang telah memberikan ilmunya
kepada penulis selama kuliah.
6. Ayah dan ibu yang hebat yang selalu memberikan doa dan dukungan motivasi demi
terselesainya skripsi ini.
7. Teman-teman Program Studi Manajemen 2013, teman-teman KKN kelompok 34
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta dan semuanya terima kasih atas
kebersamaan selama ini dan masukan yang telah membangun.
8. SMAN 1 Kasihan yang telah memberikan izin dan kesempatan penulis untuk
melaksanakan penelitian di SMAN 1 Kasihan.
9. Seluruh guru-guru SMAN 1 Kasihan yang telah membantu dan bersedia berpartisipasi
menjadi responden.
10.Dan semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu. Semoga Allah SWT
membalas kebaikan kita semuanya. Amiin.
Skripsi ini diharapkan dapat memberikan referensi gambaran bagi pembaca. Penulis
menyadari skripsi ini masih banyak kekurangan oleh karena itu kritik dan saran yang sifatnya
membangun sangat penulis harapkan, terimakasih.
Wassalaamu’alaikum warahmatullohi wabarakatuh
Yogyakarta,…………. 2017
HALAMAN JUDUL ...i
HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ...ii
HALAMAN PENGESAHAN ...iii
HALAMAN PERNYATAAN ...iv
HALAMAN MOTTO ...v
HALAMAN PERSEMBAHAN ...vi
INTISARI ...vii
ABSTRAK ...viii
KATA PENGANTAR ...ix
DAFTAR ISI ...x
DAFTAR TABEL ...xi
DAFTAR GAMBAR ...xii
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar belakang ...1
B. Rumusan masalah ...7
C. Tujuan penelitian ...8
D. Manfaat Penelitian ...9
B.Definisi Technology Acceptance Model (TAM) ...14
1.Persespsi kegunaan (perceived usefulness) ...15
2.Persepsi kemudahan penggunaan (perceived ease of use) ...17
3.Sikap dalam menggunakan (attitude toward to using) ...19
4.Minat dalam penggunaan (behavioral intention to use) ...20
5.Kondisi nyata penggunaan (actual system usage) ...20
C. Hipotesis Penelitian ...21
D. Model Penelitian ...25
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis penelitian ...27
B. Obyek penelitian ...27
C. Populasi penelitian ...27
D. Teknik pengumpulan data ...28
E. Definisi operasional variabel penelitian ...28
1. Kemudahan penggunaan persepsian ...28
2. Persepsi kegunaan ...28
3. Sikap terhadap penggunaan ...28
4. Minat perilaku menggunakan ...28
5. Kondisi penggunaan secara nyata ...29
F.Teknik dan instrumen penelitian ...29
G. Uji Kualitas Instrumen Data ...31
H. Uji Hipotesis dan Analisis Data ...31
a. Analisis data (path analisis) ...31
b. Uji Koefisien Determinan (R2) ...32
c. Uji Statistik t (test) ...33
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran umum obyek penelitian ...35
1. Visi dan misi SMAN 1 Kasihan...37
2. Profil Responden ...38
3. Proses Belajar Mengajar (PBM) ...40
4. Hasil Pengumpulan Data...40
B. Uji Kualitas Instrumen dan Data...44
1. Uji Validitas ...44
2. Uji Reliabelitas...48
3. Statistik Deskriptif ...49
C. Hasil penelitian (uji hipotesis) ...53
D. Pembahasan...60
BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ...65
B. Saran ...66
C. Keterbatasan Penelitian ...66
DAFTAR PUSTAKA ...67
4.1 Profil responden ... 39
4.2 Karakteristik responden berdasarkan usia ... 42
4.3 Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin ... 42
4.4 Karakteristik responden berdasarkan pendidikan akhir ... 43
4.4 Hasil uji validitas kontruk PEOU ... 44
4.5 Hasil uji validitas konstruk PU ... 45
4.6 Hasil uji validitas konstruk ATU ... 46
4.7 Hasil uji validitas konstruk BIUS ... 46
4.8 Hasil uji validitas konstruk ASTU ... 47
4.9 Hasil uji reliabelitias ... 48
4.10 Statistik deskriptif konstruk PEOU ... 49
4.11 Statistik deskriptif konstruk PU ... 50
4.12 Statistik deskriptif konstruk ATU ... 51
4.13 Statistik deskriiptif konstruk BIUS ... 51
4.14 Statistik deskriptif konstruk ASTU ... 52
4.15 Pengaruh PEOU terhadap PU ... 54
4.16 Pengaruh PU terhadap ATU ... 55
4.17 Pengaruh PEOU terhadap ATU ... 56
4.18 Pengaruh ATU terhadap BIUS ... 57
4.19 Pengaruh BIUS terhadap ASTU ... 58
4.20 Pengaruh tidak langsung PU terhadap BIUS melalui ATU ... 59
GURU DENGAN PENDEKATAN TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODEL (TAM)
THE ANALYSIS OF ACCEPTABLE FACTORS BY TEACHERS IN TECHNOLOGY AND INFORMATION BY USING TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODEL (TAM)
APPROACH
Diajukan Oleh:
EWIED DANITA FEBRIANI 20130410484
Skripsi ini telah Dipertahankan dan Disahkan didepan
Dewan Penguji Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Tanggal 21 Maret 2017 Yang terdiri dari
Rr. Sri Handari W, SE., M.Si Ketua Tim Penguji
Tri Maryati, Dra., M.M Isthofaina Astuti,S.E.,M.M Anggota Tim Penguji Anggota Tim Penguji
Mengetahui
Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
kemudahan penggunaan teknologi dan informasi terhadap peresepsi kemanfaatan oleh guru. Mengetahui dan menjelaskan pengaruh peresepsi kemudahan penggunaan TI terhadap Sikap Penggunaan TI Mengetahui dan menjelaskan pengaruh persepsi kemanfaatan TI terhadap Sikap Penggunaan TI. Mengetahui dan menjelaskan pengaruh Sikap Penggunaan jejaring sosial TI terhadap perilaku untuk menggunakanTI, Mengetahui dan menjelaskan pengaruh perilaku untuk mengggunakan TI terhadap kondisi nyata penggunaan sistem. Populasi dalam penelitian ini adalah guru-guru yang berada di SMAN 1 Kasihan. Dari hasil analisis path dapat disimpulkan bahwa: Variabel peresepsi Kemudahan Penggunaan berpengaruh signifikan positif terhadap Peresepsi Kemanfaatan, Variabel peresepsi kemudahan penggunaan memiliki pengaruh signifikan positif terhadap Sikap Penggunaan, Variabel peresepsi kemanfaatan memiliki pengaruh signifikan positif terhadap Sikap Penggunaan, Variabel Sikap Penggunaan memiliki pengaruh signifikan positif terhadap perilaku untuk menggunakan, Variabel perilaku untuk mengggunakan memiliki pengaruh signifikan positif terhadap kondisi nyata penggunaan.
The aim of research is to know and explain the influence of perceived ease of use technology and information for perceived usefulnesss by teachers, the influence of perceived ease of use IT to Attitude Toward Using. Know and explain the effect of the perceived usefulness IT to Attitude Toward Using, the influence of Attitude Toward Using to behavioral intention, influence behavioral intention IT to the actual system usage. population in this study is all of teachers in senior high school 1 Kasihan.. The analysis technique used is path analysis. From the analysis path can be concluded that: Variable Perceived ease of use positive significant effect on the Perceived Usefulness. Variable perceived ease of use have a significant positive effect Usage attitude toward using, Variable perceived usefulness have a significantly positive effect on the attitude toward using, Variable attitude toward using has a positive significant effect on the behavioral intention use, Variable behavioral intention use have a significantly positive effect on the actual system usage.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan teknologi komputer yang pesat baik dalam perangkat keras
(hardware) dan perangkat lunak (software) memberikan kekuatan untuk mengelola
informasi dengan dukungan perangkat lunak (software). Menurut Bodnar dan
Hapwood (1995), dalam Jurica Lucyanda (2010) tiga hal yang berkaitan dengan
penerapan teknologi infromasi (TI) yang berbasis komputer, yaitu: (a) perangkat
keras (hardware), (b) perangkat lunak (software), dan (c) pengguna (brainware).
Ketiga elemen tersebut saling berinteraksi dan berhubungan dengan suatu perangkat
masukan keluaran (input output-media), yang sesuai dengan fungsinya
masing-masing
Teknologi internet yang kian berkembang tentunya harus dimanfaatkan secara
baik dan bijaksana. Internet merupakan bukti kecanggihan teknologi saat ini yang
berupa sebuah media komunikasi dan informasi yang sudah tidak asing dan memiliki
banyak manfaat bagi kita. Pertumbuhan pengguna internet di Indonesia bertambah
cukup signifikan setiap tahunnya. Menurut data dari lembaga riset MarkPlus,
prosentase angka pengguna internet naik 22% dari 62 juta di tahun 2012 menjadi
74,57 juta di tahun 2013. Salah satu pemanfaatan internet yang harus selalu
dimanfaatkan oleh guru-guru dalam proses belajar mengajar Berdasarkan survei yang
dilakukan PBS Learning Media di Amerika, pemanfaatan teknologi diklaim
guru-guru Amerika dapat meningkatkan semangat belajar siswa. Contoh pemanfaatan
teknologi adalah dengan memanfaatkan media komputer.
Dunia saat ini sedang memasuki era yang ditandai dengan gencarnya inovasi
teknologi dan peluang ekonomi yang belum pernah terbayangkan sebelumnya.
Perubahan-perubahan besar terjadi dalam bidang teknologi, politik, sosial, dan
ekonomi. Segala perubahan ini telah menyebabkan terjadinya pergeseran dalam
berbagai bidang. Dalam kehidupan suatu negara, pendidikan memegang peranan yang
amat penting untuk menjamin keberlangsungan hidup negara dan bangsa, karena
pendidikan merupakan wahana untuk meningkatkan dan mengembangkan kualitas
sumber daya manusia. Seiring dengan perkembangan teknologi komputer dan
teknologi informasi, sekolah-sekolah di Indonesia, sudah waktunya mengembangkan
pendidkan berbasiskan sistem informasi agar mampu mengikuti perubahan zaman.
Perkembangan teknologi informasi beberapa tahun belakangan berkembang dengan
kecepatan yang sangat tinggi, sehingga dengan perkembangan ini telah mengubah
paradigma masyarakat dalam mencari dan mendapatkan informasi, yang tidak lagi
terbatas pada informasi surat kabar, audio visual dan elektronik, tetapi juga
sumber-sumber informasi lainnya yang salah satu diantaranya melalui jaringan internet.
Keunggulan teknologi informasi yang salah satunya diperankan oleh internet dalam
membawa perubahan dalam budaya belajar khususnya dalam Proses Belajar
Mengajar (PBM).
Di dunia pendidikan, banyak sekali lembaga pendidikan yang telah berhasil
mengembangkan teknologi informasi dalam mendukung proses pembelajarannya.
Salah satunya yaitu, hampir semua informasi dan data administrasi sekarang ini
dikirim melalui web. Misalnya data siswa peserta UN, nilai siswa, biodata seluruh
siswa, biodata sekolah, dan data lengkap pendidik dan tenaga kependidikan dikirim
melalui server web. Sekarang ini beberapa portal administrasi pendidikan yang
diakses melalui web antara lain: pendataan peserta UN dan entri nilai raport siswa,
Data pokok pendidikan nasional, yaitu data Nomor Pokok Sekolah Nasional (NPSN),
Nomor Unik Pendidik Tenaga Kependidikan (NUPTK) dan Nomor Induk Siswa
Nasional (NISN), penerimaan siswa baru serta laporan penggunaan dana Biaya
Operasional Sekolah (BOS). Dengan memanfaatkan TIK semua laporan dapat
dikirim melalui media internet berbasis web yang dapat dilakukan dengan cepat dan
mudah. Penggunaan alat-alat TIK memberikan keuntungan untuk mampu
meningkatkan efektifitas dan efisiensi kerja.
Namun, kini guru dalam pemanfaatan kemajuan teknologi informasi dalam
proses pembelajaran dan kegiatan lain dianggap masih gagap teknologi. Di mana
pembelajaran interaktif (e-learning) yang juga harus melibatkan guru-guru dalam
bidang studi lainnya akan terhambat. Jika guru-guru tidak sigap dalam adaptasi
dengan perkembangan teknologi dapat mengakibatkan kebijakan yang menjadikan
proses belajar. Di era informasi ini, tanpa adanya kemauan untuk mengerti,
menggunakan, dan mengakses bidang yang relevan dengan keilmuannya maka fungsi
guru sebagai fasilitator perkembangan ilmu akan tereduksi yang lama-lama bisa jadi
hilang, sehingga yang ada hanyalah guru yang miskin informasi. Masih ada guru
yang beranggapan tidak menggunakan komputer dan teknologi komunikasi dalam
proses pembelajaran bukan hal mengganggu jalannya pelajaran, karena guru merasa
tidak begitu perlu menggunakan fasilitas komputer saat mengajar, jadi inilah yang
membuat guru merasa tidak perlu untuk tahu cara menggunakan komputer. Jika
dilihat dari kenyataanya ini terjadi pada guru-guru yang sudah berusia tua, walaupun
yang guru junior pun masih ada yang gagap pada kemajuan teknologi.
Menurut Syam (1999), pertimbangan perilaku perlu mendapat perhatian
khusus dalam penerapan TI. Pendapat ini sejalan dengan Sung (1987) dalam
Trisnawati (1998) yang menyatakan faktor-faktor teknis, perilaku, situasi, dan
personil pengguna TI perlu dipertimbangkan sebelum TI diimplementasikan. Henry
(1986) dalam Trisnawati (1998) juga mengemukan bahwa perilaku pengguna dan
personil sistem diperlukan dalam pengembangan sistem. Penggunaan teknologi
informasi dan pemanfaatan informasi oleh individual, kelompok atau organisasi
merupakan variabel penting dalam riset sistem informasi, karena sebelum teknologi
informasi tersebut digunakan perlu dipastikan tentang penerimaan atau penolakan
penggunaan teknologi informasi tersebut (Juniarti, 2001). Menurut Bodnar dan
Hapwood (1995), pengembangan TI memerlukan perencanaan dan implementasi
dikembangkan, dan ini sangat berhubungan dengan perubahan perilaku secara
individual dalam melaksanakan pekerjaannya. Indriantoro (2000) menemukan bahwa
penerapan TI dalam suatu organisasi mendorong terjadinya perubahan revolusioner
terhadap perilaku individu dalam bekerja dan dalam konteks penggunaan PC.
Thompson et al. (1991) mengemukan pentingnya aspek perilaku dalam penerapan
penggunaan PC. Selain itu Thompson et al. (1991) menjelaskan tentang faktor sikap
(attitude) sebagai salah satu aspek yang mempengaruhi perilaku individu. Attitude
terdiri atas komponen kognitif (cognitive), afektif (affective) dan perilaku
(behavioral). Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi minat guru
terhadap penggunaan teknologi informasi maka peneliti akan menggunakan model
Technology Acceptance Model (TAM).
SMAN 1 Kasihan merupakan sekolah tingkat atas yang menyediakan fasilitas
teknologi yang dapat menunjang proses belajar mengajar guru gurunya. Tingkat
penerimaan terhadap penggunaan teknologi informasi guru-guru di sekolah tersebut
dapat diukur dengan pendekatan teori yang dapat menggambarkan tingkat
penerimaan dan penggunaan terhadap suatu teknologi yaitu teori gabungan
Technology Acceptance Model (TAM)
Model Technology Acceptance Model (TAM) diadopsi dan dikembangkan
dari model The Theory of Reasoned Action (TRA), yaitu teori tindakan yang
beralasan yang dikembangkan oleh Fishbein dan Ajzen (1980), dengan satu premis
bahwa reaksi dan persepsi seseorang terhadap sesuatu hal, akan menentukan sikap
dikembangkan untuk menjelaskan perilaku penggunaan teknologi. Disebutkan oleh
Fishbein dan Ajzen, 1975 (dalam Nor et al, 2008), TRA mengasumsikan bahwa
perilaku didasarkan oleh niat individu untuk terlibat dalam tindakan tertentu. Niat
ditentukan oleh dua faktor, yaitu sikap individu terhadap hasil tindakan dan pendapat
lingkungan sosial individu tersebut (Hamzah, 2009). Teori ini menunjukkan bahwa
seseorang sering bertindak berdasarkan persepsi mereka mengenai apa yang orang
lain pikir mereka harus lakukan. Model ini memiliki tujuan untuk menjelaskan
faktor-faktor kunci dari perilaku pengguna teknologi informasi terhadap penerimaan
pengadopsian teknologi informasi tersebut (Ferda, 2011; Seeman, 2009). Perluasan
konsep TAM diharapkan akan membantu memprediksi sikap dan penerimaan
seseorang terhadap teknologi dan dapat memberikan informasi mendasar yang
diperlukan mengenai faktor-faktor yang menjadi pendorong sikap individu tersebut
(Rose, 2006; Lee, 2010).
TAM berteori bahwa niat seseorang untuk menggunakan sistem atau teknologi
ditentukan oleh beberapa faktor, yaitu persepsi kemanfaatan (perceived usefulness),
adalah tingkat kepercayaan individu bahwa penggunaan teknologi akan
meningkatkan kinerjanya, dan persepsi kemudahan penggunaan (perceived ease of
use), adalah tingkat kepercayaan individu bahwa penggunaan teknologi membuatnya
lebih mudah menyelesaikan pekerjaan (Venkatesh dan Davis, 2000), minat perilaku
untuk menggunakan (behavioral intention to use), sikap terhadap penggunaan
teknologi (attitude towards using technology), dan kondisi nyata penggunaan sistem
informasi dapat meningkatkan kinerja seseorang atau organisasi, serta mempermudah
pemakainya dalam menyelesaikan pekerjaan (Dasgupta, 2002).. Penelitian mengenai
faktor-faktor yang memprediksi diterimanya teknologi informasi menerima banyak
perhatian karena banyak perusahaan mengadopsi dan menggunakan teknologi
informasi, dan TAM merupakan salah satu model yang dapat digunakan untuk
menyelidiki hal tersebut (Mohd, 2011).
B. Rumusan Masalah
Di era globalisasi ini perkembangaan teknologi sudah semakin tinggi.
Kemajuan teknologi pun telah digunakan oleh banyak orang yang memanfaatkan
teknologi tersebut. Dalam perkembangan teknologi informasi, aspek perilaku
terhadap penerimaan TI merupakan salah satu aspek yang terpenting. Karena aspek
tersebut berhubungan langsung dengan pengguna (user). Interaksi antara pengguna
dengan PC yang digunakan sangat dipengaruhi oleh persepsi, dan afeksi sebagai
aspek keperilakuan yang melekat pada diri manusia sebagai pengguna. Seseorang
yang akan menggunakan suatu sistem, dia harus memiliki persepsi bahwa sistem itu
bisa memberikan manfaat untuk dirinya sebagai pengguna sistem tersebut. Dalam
konsep Technology Acceptance Model (TAM) terdapat dua kunci faktor utama yaitu
persepsi kegunaan (perceived usefulness) dan persepsi kemudahan penggunaan
(perceived ease of use), serta faktor lainnya yaitu minat perilaku untuk menggunakan
using technology), dan kondisi nyata penggunaan (actual system usage). Oleh karena
itu rumusan masalah yang diajukan adalah :
1. Apakah persepsi kemudahan penggunaan (perceived ease of use) berpengaruh
terhadap persepsi kegunaan (perceived usefulness)?
2. Apakah persepsi kegunaan (perceived usefulness) berpengaruh terhadap sikap
terhadap penggunaan teknologi (attitude towards using technology)?
3. Apakah kemudahan persepsi kemudahan penggunaan (perceived ease of use)
berpengaruh terhadap sikap terhadap penggunaan teknologi (attitude towards
using technology)?
4. Apakah sikap terhadap penggunaan teknologi (attitude towards using technology)
berpengaruh terhadap minat perilaku menggunakan teknologi (behavioral
intention to use)?
5. Apakah minat perilaku menggunakan teknologi (behavioral intention to use)
berpengaruh terhadap kondisi nyata penggunaan (actual system usage)?
C. Tujuan Penelitian
1. Mengidentifikasi pengaruh persepsi kemudahan penggunaan (perceived ease of
2. Mengidentifikasi pengaruh persepsi kegunaan (perceived usefulness) terhadap
sikap penggunaan terhadap teknologi (attitude towards using technology).
3. Mengidentifikasi pengaruh persepsi kemudahan penggunaan (perceived ease of
use) terhadap sikap terhadap penggunaan teknologi (attitude towards using
technology).
4. Mengidentifikasi pengaruh sikap terhadap penggunaan teknologi (attitude towards
using technology) terhadap minat perilaku menggunakan teknologi (behavioral
intention to use).
5. Mengidentifikasi pengaruh minat perilaku menggunakan teknologi (behavioral
intention to use) terhadap kondisi nyata penggunaan (actual system usage)
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat yaitu :
1. Manfaat teoritis, dapat mengidentifikasi faktor-faktor yang dapat mempengaruhi
penerimaan pengguna terhadap penggunaan teknologi komputer sebagai media
untuk mendukung proses pembelajaran di Sekolah Menengah Atas Negeri
(SMAN) 1 Kasihan, khususnya terkait dengan kemudahan dan keuntungan yang
2. Manfaat praktis, dapat memberikan masukan dan gambaran bagi guru-guru
Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 1 Kasihan mengenai faktor-faktor yang
berpengaruh terhadap penggunaan teknologi komputer sebagai media
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Theory of Reasoned Action (Teori Tindakan Beralasan).
Theory of Reasoned Action (TRA) pertama kali diperkenalkan oleh Martin
Fishbein dan Ajzen dalam Jogiyanto (2007). Teori ini menghubungkan antara
keyakinan (belief), sikap (attitude), kehendak (intention) dan perilaku (behavior).
Kehendak merupakan prediktor terbaik perilaku, artinya jika ingin mengetahui apa
yang akan dilakukan seseorang, cara terbaik adalah mengetahui kehendak orang
tersebut. Namun, seseorang dapat membuat pertimbangan berdasarkan alasan-alasan
yang sama sekali berbeda (tidak selalu berdasarkan kehendak). Konsep penting dalam
teori ini adalah fokus perhatian (salience), yaitu mempertimbangkan sesuatu yang
dianggap penting. Kehendak (intetion) ditentukan oleh sikap dan norma subyektif
(Jogiyanto, 2007).
Ajzen (1991) yang mengatakan bahwa sikap mempengaruhi perilaku lewat
suatu proses pengambilan keputusan yang teliti dan beralasan dan dampaknya
terbatas hanya pada tiga hal; Pertama, perilaku tidak banyak ditentukan oleh sikap
umum tapi oleh sikap yang spesifik terhadap sesuatu. Kedua, perilaku dipengaruhi
tidak hanya oleh sikap tapi juga oleh norma-norma objektif (subjective norms) yaitu
keyakinan kita mengenai apa yang orang lain inginkan agar kita perbuat. Ketiga,
intensi atau niat berperilaku tertentu. Teori perilaku beralasan diperluas dan
dimodifikasi oleh (Ajzen dalam Jogiyanto 2007) dan dinamai Teori Perilaku
Terencana (theory of planned behavior). Inti teori ini mencakup 3 hal yaitu; yaitu
keyakinan tentang kemungkinan hasil dan evaluasi dari perilaku tersebut (behavioral
beliefs), keyakinan tentang norma yang diharapkan dan motivasi untuk memenuhi
harapan tersebut (normative beliefs), serta keyakinan tentang adanya faktor yang
dapat mendukung atau menghalangi perilaku dan kesadaran akan kekuatan faktor
tersebut (control beliefs).
Jogiyanto (2007) berpendapat bahwa Intensi atau niat merupakan fungsi dari
dua determinan dasar, yaitu sikap individu terhadap perilaku (merupakan aspek
personal) dan persepsi individu terhadap tekanan sosial untuk melakukan atau untuk
tidak melakukan perilaku yang disebut dengan norma subyektif. Secara singkat,
praktik atau perilaku menurut Theory of Reasoned Action (TRA) dipengaruhi oleh
niat, sedangkan niat dipengaruhi oleh sikap dan norma subyektif. Sikap sendiri
dipengaruhi oleh keyakinan akan hasil dari tindakan yang telah lalu. Norma subyektif
dipengaruhi oleh keyakinan akan pendapat orang lain serta motivasi untuk menaati
pendapat tersebut. Secara lebih sederhana, teori ini mengatakan bahwa seseorang
akan melakukan suatu perbuatan apabila ia memandang perbuatan itu positif dan bila
ia percaya bahwa orang lain ingin agar ia melakukannya.
Theory of Reasoned Action (TRA) dikembangkan oleh Fishbein dan Icek
dan perilaku, maka penekanan TRA waktu itu ada pada sikap yang ditinjau dari sudut
pandang psikologi. Prinsipnya yaitu: menentukan bagaimana mengukur komponen
sikap perilaku yang relevan, membedakan antara keyakinan ataupun sikap, dan
menentukan rangsangan eksternal. Sehingga dengan model TRA menyebabkan reaksi
dan persepsi pengguna terhadap sistem informasi akan menentukan sikap dan
perilaku pengguna tersebut. Selanjutnya pada tahun 1986 Davis melakukan penelitian
Disertasi dengan mengadaptasi TRA tersebut. Lalu pada tahun 1989 Davis
mempublikasikan hasil penelitian disertasinya pada jurnal MIS Quarterly, sehingga
memunculkan teori TAM dengan penekanan pada persepsi kemudahan penggunaan
dan kebermanfaatan yang memiliki
hubungan untuk memprediksi sikap dalam menggunakan system informasi. Jadi
dalam penerapannya maka model TAM jelas jauh lebih luas daripada model TRA.
Gambar 2.1 Model Theory Reaction of Action (TRA)
B. Definisi Technology Acceptance Model (TAM)
Model penerimaan teknologi (Technology Acceptance Model atau TAM)
oleh pemakai. TAM dikembangkan oleh Davis et al. berdasarkan model TRA. TAM
menambahkan dua konstruk utama ke dalam model TRA. Dua konstruk utama ini
adalah kegunaan persepsian (perceived usefulness) dan kemudahan penggunaan
persepsian (perceived ease of use) (Davis et al, 1989: 320).
Kegunaan persepsian (perceived usefulness) dan kemudahan penggunaan
persepsian (perceived ease of use) keduanya mempunyai pengaruh ke niat perilaku
(behavioral intention). Kemudahan penggunaan persepsian (perceived ease of use)
mempengaruhi kegunaan persepsian (perceived usefulness).
Konstruk-konstruk TAM
Gambar 2.2 Model Technology Acceptance Model (
Technology Acceptance Model (TAM) yang pertama dan belum dimodifikasi
menggunakan lima konstruk utama. Kelima konstruk tersebut adalah sebagai berikut.
1) Persepsi kegunaan (perceived usefulness)
Kegunaan persepsian (perceived usefulness) didefinisikan sebagai sejauh
kinerja pekerjaannya (“as the extent to which a person believes that using a
technology will enhance her or his performance.”) Dengan demikian jika seseorang
percaya bahwa sistem informasi berguna maka dia akan menggunakannya.
Penelitian-penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa konstruk kegunaan persepsian
(perceived usefulness) mempengaruhi secara positif dan signifikan terhadap
penggunaan sistem informasi (misalnya Davis, 1989; Chau, 1996; Igbaria et al.,
1997; Sun, 2003) Penelitian-penelitian sebelumnya juga menunjukkan bahwa
kegunaan persepsian (perceived usefulness) merupakan konstruk yang paling banyak
signifikan dan penting yang mempengaruhi sikap (attitude), niat (behavioral
intention), dan perilaku (behavior) di dalam menggunakan teknologi dibandingkan
dengan konstruk lainnya. Sebaliknya, penelitian Karahna dan Limayem pada tahun
2000 yang menggunakan variabel karakteristik tugas dalam penelitiannya
memperoleh hasil bahwa penentu penggunaan sistem informasi dengan konstruk PU
dan PEOU berbeda untuk tugas-tugas yang berbeda (Jogiyanto, 2008).
Davis menggunakan 6 buah item untuk membentuk konstruk ini. Keenam
item tersebut adalah Work More Quickly, Job Performance, Increase Productivity,
Effectiveness, Makes Job Easier, dan Useful.
1. Mempercepat pekerjaan (Work More Quickly)
Suatu sistem baru dianggap bermanfaat apabila dapat memangkas waktu yang
dibutuhkan untuk melakukan suatu pekerjaan. Pengguna juga akan menilai
2. Meningkatkan performa (Improve Job Performance)
Sistem dikatakan bermanfaat kalau dapat meningkatkan performa
penggunanya. Pengguna harus dapat memberikan kualitas pekerjaan yang
lebih bagus. Melakukan pekerjaan secara manual memungkinkan adanya
banyak kesalahan, dengan teknologi kesalahan dapat diminimalisir karena
segala sesuatunya sudah berjalan secara otomatis.
3. Meningkatkan Produktifitas (Increase Productivity)
Pemanfaatan sistem baru diharapkan dapat meningkatkan produktifitas
pengguna. Dalam waktu yang sama, dengan teknologi pengguna dapat
menghasilkan sesuatu dalam jumlah lebih banyak dibandingkan ketika
dikerjakan secara manual.
4. Efektifitas (Effectiveness)
Efektifitas kerja harus semakin meningkat seiring dengan penerapan sistem
baru. Teknologi harus mampu meningkatkan keberhasilan dalam melakukan
suatu pekerjaan dengan memanfaatkannya.
5. Mempermudah pekerjaan (Make Job Easier)
Salah satu tujuan pemanfaatan sistem baru adalah untuk mempermudah
pekerjaan. Kalau dengan sistem baru justru mempersulit pekerjaan dapat
dikatakan bahwa sistem yang digunakan tidak berguna. teknologi dikatakan
bermanfaat kalau menjadikan pekerjaan yang awalnya sulit menjadi lebih
mudah dengan adanya teknologi.
Pengguna yang merasa terbantu dengan adanya suatu sistem akan menilai
bahwa sistem yang digunakanya secara umum bermanfaat. Pengguna akan
menganggap teknologi bermanfaat kalau pengguna merasa terbantu dalam
pekerjaan sehari-hari dengan adanya teknologi.
2) Persepsi kemudahan penggunaan (perceived ease of use)
Kemudahan penggunaan persepsian (perceived ease of use) didefinisikan
sebagai sejauh mana seseorang percaya bahwa menggunakan suatu teknologi akan
bebas dari usaha (“is the extent to which a person believes that using a technology
will be free of effort.”) Dapat disimpulkan bahwa jika seseorang merasa percaya
bahwa sistem informasi mudah digunakan maka dia akan menggunakannya.
Penelitian-penelitian sebelumnya menunjukan bahwa konstruk kemudahan
penggunaan persepsian (perceived ease of use) mempengaruhi kegunaan persepsian
(perceived usefulness), sikap (attitude), niat (behavioral intention), dan penggunaan
sesungguhnya (behavior). Walaupun pada penelitian Chau dan Hu pada tahun 2002
tentang penggunaan teknologi telemedicine oleh dokter-dokter di Hongkong
mendapatkan hasil yang sebaliknya (Jogiyanto, 2008). Seperti halnya pada konstruk
kegunaan persepsian (perceived usefulness) Davis menggunakan 6 buah item untuk
membentuk konstruk ini. Keenam item tersebut adalah Easy of Learn, Controllable,
1. Mudah dipelajari (Easy to Learn)
Sistem yang baik salah satunya ditentukan oleh kemudahan untuk
mempelajarinya. Apabila sistem terlalu sulit untuk dipelajari pengguna akan
enggan untuk menggunakanya. Anggapan kemudahan pemakaian teknologi
salah satunya ditentukan dengan kemudahan untuk mempelajarinya.
2. Dapat dikontrol (Contollable)
Sistem dianggap mudah apabila dapat dikendalikan sesuai yang diinginkan
oleh penggunanya dan ia dapat menemukan apa yang ingin mereka lakukan.
3. Jelas dan dapat dipahami (Clear and Understantable)
Kemudahan suatu sistem juga dipegaruhi oleh kejelasan tatap muka (interface)
dan menu-menu yang ada si dalamnya sehingga memudahkan interaksi
pengguna dengan sistem, termasuk pada teknologi komputer.
4. Fleksibel (Flexible)
Sistem yang fleksibel akan sangat memudahkan penggunanya. Pengguna akan
lebih suka menggunakan sistem yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan
dirinya maupun kebutuhan tempat ia bekerja.
5. Mudah mahir (Easy to become skillful)
Apabila pengguna sudah mahir menggunakan suatu sistem dalam waktu yang
cepat, pengguna akan menilai kalau sistem yang digunakannya itu mudah
digunakan. Hal ini dapat dilihat dari berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk
mahir menggunakan program yang berkaitan dengan bidang pekerjaan
6. Mudah digunakan (Easy to Use)
Secara umum sistem dianggap mudah apabila tidak memerlukan usaha keras
untuk menggunakan sistem itu dan berlaku sebaliknya. Bila pengguna harus
mengeluarkan usaha keras sistem itu berarti tidak mudah. Pengguna akan
menganggap bahwa memanfaatkan teknologi itu mudah kalau teknologi
mampu memenuhi kriteria tersebut.
3) Sikap terhadap perilaku (attitude towards behavior) atau sikap menggunakan
teknologi (attitude towards using technology)
Sikap terhadap perilaku (attitude towards behavior) didefinisikan oleh Davis
et al. (1989) sebagai perasaan-perasaan positif atau negatif dari seseorang jika harus
melakukan perilaku yang akan ditentukan (“an individual’s positive or negative
feelings about performing the target behavior.”) Sedangkan, Mathieson (1991)
mendefinisikan sikap terhadap perilaku (attitude towards behavior) sebagai evaluasi
pemakai tentang ketertarikannya menggunakan sistem (“the user’s evaluation of the
desirability of his or her using the system.”) Penelitian-penelitian sebelumnya
menunjukkan bahwa sikap (attitude) ini berpengaruh secara positif ke niat perilaku
(behavioral intention). Namun, menurut Ajzen (dalam Jogiyanto, 2008), banyak
sekali perilaku-perilaku yang dilakukan oleh manusia di luar kemauan kontrolnya.
Perilaku tersebut dinamakan perilaku kewajiban (mandatory behavior), perilaku yang
diwajibkan adalah perilaku yang bukan atas kemauannya sendiri tetapi karena
4) Niat perilaku (behavioral intention) atau niat perilaku menggunakan
teknologi (behavioral intention to use)
Niat perilaku (behavioral intention) adalah suatu keinginan (niat) seseorang
untuk melakukan suatu perilaku yang tertentu. Seseorang akan melakukan suatu
perilaku (behavior) jika mempunyai keinginan atau niat (behavioral intention) untuk
melakukannya. Penelitian-penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa niat perilaku
(behavioral intention) merupakan prediksi yang baik dari penggunaan teknologi oleh
pemakai sistem.
5) Perilaku (behavior) atau penggunaan teknologi sesungguhnya (actual
technology use)
Perilaku (behavior) adalah tindakan yang dilakukan oleh seseorang. Dalam
konteks penggunaan sistem teknologi informasi, perilaku (behavior) adalah
penggunaan sesungguhnya (actual use) dari teknologi. Karena penggunaan
sesungguhnya tidak dapat diobservasi oleh peneliti yang menggunakan daftar
pertanyaan, maka penggunaan sesungguhnya ini banyak diganti dengan nama
pemakaian persepsian (perceived usage). Davis pada tahun 1989 menggunakan
pengukuran pemakaian sesungguhnya (actual usage), dan Igbaria et al. pada tahun
1995 menggunakan pengukuran pemakaian persepsian (perceived usage) yang diukur
sebagai jumlah waktu yang digunakan untuk berinteraksi dengan suatu teknologi dan
dilaporkan-sendiri (self-reported usage) sebagai pengganti penggunaan sesungguhnya
(actual usage).
C. Hipotesis Penelitian
Perceived ease of use merupakan persepsi kemudahan kemudahan
penggunaan yang mengacu pada upaya kognitif yang diperlukan untuk belajar dan
memanfaatkan teknologi baru. Jika prosedur yang dibutuhkan untuk menggunakan
teknologi itu sederhana, mudah digunakan, dan tidak memerlukan banyak
keterampilan, maka akan dianggap memberikan banyak kegunaan. Dari hasil
penelitian Aditya, Siti, Ragil (2015) diketahui bahwa Persepsi Kemudahan
Penggunaan (Perceived Usefulness) berpengaruh signifikan positif terhadap
Persepsi Kemanfaatan (Perceived Ease Of Use), artinya semakin positif persepsi
mahasiswa terhadap kemudahaan penggunaan (Perceived Usefulness) jejaring sosial
instagram maka peresepsi yang dimiliki mahasiswa tentang kemanfaatan (Perceived
Ease Of Use) juga akan semakin baik. Hasil penelitian Aditya, Siti, Ragil (2015)
sesuai dengan penelitian Dewi (2010) dan Akbar (2013) yang menyatakan bahwa
variabel peresepsi kemudahan penggunaan mempunyai pengaruh yang signifikan
terhadap peresepsi kemanfaataan.
H1: Perseived ease of use berpengaruh secara positif terhadap perceived
Perceived usefulness merupakan pernyataan mengenai persepsi pengguna
terhadap kegunaan sistem teknologi itu sendiri. Seseorang bila merasa bahwa
teknologi itu dapat mempercepat pekerjaan, meningkatkan produktifitas kerja,
meningkatkan kinerja, meningkatkan efektifitas tugas, mendapatkan informasi yang
dibutuhkan pengguna, adanya kebermanfaatan secara keseluruhan, mempermudah
pekerjaan, adanya penilaian kalau sistem informasi yang digunakan bermanfaat bagi
pengguna. Dari hasil penelitian Aditya, Siti, Ragil (2015) diketahui bahwa peresepsi
kemanfaatan (perceived usefulness) berpengaruh signifikan positif terhadap Sikap
Penggunaan (Attitude Toward Using), artinya semakin baik peresepsi kemanfaatan
(perceived usefulness) maka dapat meningkatkan Sikap Penggunaan (Attitude
Toward Using). Hasil penelitian Aditya, Siti, Ragil (2015) sesuai dengan hasil
penelitian Dewi (2010) menyatakan hubungan yang signifikan antara peresepsi
kemanfaatan (perceived usefulness) terhadap Sikap Penggunaan (Attitude Toward
Using). Selain itu, Khakim (2013), juga menyatakan bahwa terdapat hubungan yang
signifikan antara peresepsi kemanfaatan (perceived usefulness) terhadap Sikap
Penggunaan (Attitude toward to using).
H2: Perceived usefulness berpengaruh secara positif terhadap attitude towards to
Perceived ease of use merupakan pernyataan mengenai persepsi pengguna
akan kemudahan ataupun kesulitan dari penggunaan sistem informasi perpustakaan.
Dari hasil penelitian Aditya, Siti, Ragil (2015) diketahui bahwa peresepsi kemudahan
penggunaan (perceived ease of use) berpengaruh signifikan positif terhadap Sikap
Penggunaan (Attitude Toward Using), artinya semakin baik peresepsi kemudahan
penggunaan (perceived ease of use) dalam menggunakan jejaring sosial instagram
maka dapat meningkatkan Sikap Penggunaan (Attitude Toward Using). Hasil
penelitian Khakim (2013) dan Akbar (2013), yang menemukan hubungan yang
signifikan antara peresepsi kemudahan penggunaan (perceive ease of use) terhadap
Sikap Penggunaan (AttitudeToward Using)
H3: Perceived ease of use berpengaruh secara positif terhadap attitude towards
to using
Attitude towards to using merupakan sikap pengguna terhadap penggunaan sistem
teknologi yang berbentuk penerimaan ataupun penolakan. Jadi dalam konteks sikap
ini, pengguna akan menunjukkan sikapnya apakah ia menerima ataupun menolak
terhadap sistem teknologi tersebut. Hasil penelitian Aditya, Siti, Ragil (2015)
menunjukkan bahwa Sikap Penggunaan (Attitude Toward Using) jejaring sosial
Instagram berpengaruh signifikan positif terhadap perilaku untuk menggunakan
(behavioral intention use) jejaring sosial Instagram, artinya semakin baik sikap
penggunaan (Attitude Toward Using) maka perilaku untuk menggunakan
Akbar (2013) dan Khakim (2013) menyatakan pada hasil penelitiannya bahwa
adanya hubungan positif signifikan antara sikap penggunaan (Attitude Toward
Using) terhadap perilaku untuk menggunakan teknologi (behavioral intention use).
H4: Attitude towards to using berpengaruh secara positif terhadap behavioral
intention to use
Behavioral intention to use merupakan niat perilaku pengguna untuk
menggunakan sistem informasi, sehingga menjadi kecenderungan perilaku untuk
tetap menggunakan sistem informasi perpustakaan tersebut. Hasil penelitian Aditya,
Siti, Ragil (2015) menunjukkan bahwa perilaku untuk mengggunakan (behavioral
intention use) jejaring sosial Instagram berpengaruh signifikan positif terhadap
kondisi nyata penggunaan sistem (actual system usage), artinya semakin tinggi
kecenderungan mahasiswa menggunakan instagram maka akan semakin tinggi pula
kenyataan penggunaannya. Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian Dewi
(2010) dan Akbar (2013) bahwa minat perilaku untuk mengggunakan (behavioral
intention use) yang dapat meningkatkan kondisi nyataa penggunaan sistem (actual
system usage).
H5: behavioral intention to use mempunyai pengaruh positif terhadap actual
D. Model Penelitian
Gambar 2.1: Technology Acceptance Model Final (Chuttur, 2010)
Faktor penerimaan suatu teknologi bisa berasal dari pengguna maupun sistem
itu sendiri. Dari pengguna bisa berupa aspek kognitif, karakter individu, kepribadian,
kekhawatiran individu akan dampak teknologi. Sementara itu, dari sistem bisa berupa
jaringan komputer dan keadaan komputernya. Menurut Davis, et. al. (1989), tujuan
dasar dari TAM adalah untuk memberikan penjelasan tentang faktor apa saja yang
menentukan penerimaan teknologi yang mampu menjelaskan perilaku penggunanya.
Model TAM mengkonsepkan bagaimana pengguna menerima dan menggunakan
teknologi baru. Asalnya dari pendekatan teori psikologis untuk menjelaskan
pengguna yang mengacu pada kepercayaan, sikap, minat, dan hubungan perilaku
pengguna. Ciri khas dari Model TAM adalah sederhana namun bisa memprediksi
penerimaan maupun penggunaan teknologi. Variabel eksternal dapat diganti dan
disesuaikan dengan obyek dan topik penelitian. Dari berbagai hasil penelitian yang
telah dilakukan dengan menggunakan model TAM contohnya adalah: kompleksitas,
kepercayaan, efikasi diri, faktor sosial, jaminan layanan, kualitas koneksi internet,
dan lain sebagainya. Venkatesh, et. al. (2002) mengintegrasikan model TAM dengan
memasukkan faktor intrinsik dan ekstrinsik sebagai variabel eksternal yang
mempengaruhi penggunaan sistem. Faktor intrinsik berarti muncul dari dalam
individu pengguna, sedangkan faktor ekstrinsik berarti karena faktor lingkungan yang
mendorong pengguna menggunakan sistem informasi. Adanya variabel eksternal
akan dianalisis dengan persepsi kemudahan penggunaan dan kebermanfaatan,
kemudian dari persepsi kemudahan diprediksi akan mempengaruhi persepsi
kebermanfaatan. Selanjutnya persepsi kebermanfaatan (perceived usefulness) dan
kemudahan penggunaan (perceived ease of use) akan berpengaruh terhadap sikap
terhadap penggunaan sistem informasi (attitude towards to using) dan kemudian
berpengaruh pada intensitas penggunaan (behavioral intention to use). Setelah itu
maka akan mempengaruhi penggunaan sistem secara aktual (actual system usage).
Kesimpulannya TAM dapat menjelaskan bahwa persepsi pengguna terhadap suatu
sistem akan mempengaruhi sikap pengguna. Selain itu juga jelas tergambar bahwa
penerimaan suatu teknologi sangat dipengaruhi oleh kemanfaatan (perceived
usefulness) dan kemudahan penggunaan (perceived ease of use). Keduanya memiliki
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Pendekatan penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian
survey. Metode survey yaitu metode yang digunakan untuk memperoleh informasi
melalui permintaan keterangan-keterangan kepada pihak yang memberikan
keterangan atau jawaban (responden). Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan
pendekatan TAM, suatu model penelitian yang dibangun untuk menganalisis
faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi penerimaan penggunaan teknologi.
B. Obyek Penelitian
Penelitian dilaksanakan di salah satu sekolah menengah atas, yaitu SMAN 1
Kasihan. Tingkat penerimaan terhadap penggunaan teknologi informasi guru-guru di
sekolah menengah atas 1 Kasihan dapat diukur dengan pendekatan teori yang dapat
menggambarkan tingkat penerimaan dan penggunaan terhadap suatu teknologi yaitu
teori gabungan Technology Acceptance Model (TAM).
C. Populasi Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah guru-guru yang ada di sekolah menengah
atas kecamatan Kasihan berjumlah 50 orang dan semua dipakai sebagai responden
D. Teknik pengumpulan data
Teknik yang digunakan untuk pengumpulan data yaitu dengan menyebarkan
langsung kuisioner kepada 50 guru yang berada di sekolah tersebut.
E. Definisi Operasional Variabel Penelitian
a. Kemudahan penggunaan persepsian (perceived ease of use/PEOU)
Kemudahan penggunaan persepsian (perceived ease of use) didefinisikan
sebagai sejauh mana seseorang percaya bahwa menggunakan suatu teknologi akan
bebas dari usaha (Davis, 1986). Variabel manifest dalam penelitian ini diadopsi dari
enam item pertanyaan yang dikembangkan Davis et al. (1986).
b. Persepsi Kegunaan (perceived usefulness/PU)
Persepsi Kegunaan (perceived usefulness) didefinisikan sebagai sejauh mana
seseorang percaya bahwa menggunakan suatu teknologi akan meningkatkan kinerja
pekerjaannya (Davis, 1986). Variabel manifest dalam penelitian ini diadopsi dari
enam item pertanyaan yang dikembangkan Davis et al. (1986).
b. Sikap terhadap penggunaan teknologi (attitude towards using technology/ATU)
Sikap terhadap perilaku (attitude towards behavior) didefinisikan oleh Davis
et al. (1989) sebagai perasaan-perasaan positif atau negatif dari seseorang jika harus
melakukan perilaku yang akan ditentukan. Variabel manifest dalam penelitian ini
c. Minat perilaku menggunakan teknologi (behavioral intention to use/BIUS)
Minat perilaku menggunakan teknologi (behavioral intention to use) adalah
suatu keinginan (niat) seseorang untuk melakukan suatu perilaku yang tertentu.
Variabel manifest dalam penelitian ini diadopsi dari tiga item pertanyaan yang
dikembangkan Taylor dan Todd (1995).
d. Kondisi penggunaan secara nyata (Actual System Usage)
Penggunaan senyataanya (actual system usage) merupakan kondisi nyata
penggunaan sistem (Davis,1989). Individu akan puas menggunakan sistem jika
meyakini bahwa sistem tersebut mudah digunakan dan dapat meningkatkan
produktifitasnya, yang tercermin dari kondisi nyata penggunaan (Natalia Tangke,
2004). Bentuk pengukuran penggunaan senyatanya (actual system usage) merupakan
frekuensi dan durasi waktu penggunaan terhadap TIK. Penggunaan teknologi
sesungguhnya (actual technology use), diukur dengan jumlah waktu yang digunakan
untuk berinteraksi dengan teknologi dan frekuensi penggunaan teknologi tersebut.
Variabel manifest dalam penelitian ini diadopsi dari 5 item pertanyaan.
F. Teknik dan Instrumen Penelitian
Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan metode survey,
yaitu dengan menyebarkan secara langsung daftar pertanyaan berupa kuesioner
tertutup yang akan diisi oleh para guru. Kuesioner terdiri dari bagian berisi identitas
peserta, bagian petunjuk pengisian, dan bagian terakhir berisi sejumlah pernyataan
yang terstruktur mengenai konstruk-konstruk penelitian meliputi PEOU, PU, ATU,
Kuesioner yang telah diisi dan dikembalikan oleh responden selanjutnya akan
diseleksi terlebih dahulu agar kuesioner yang tidak lengkap dalam pengisiannya tidak
diikutsertakan dalam analisis data.
Item yang digunakan dalam kuesioner sejumlah 24 item yang tersusun atas 5
konstruk. Masing-masing konstruk terdiri dari:
1) konstruk Perceived Ease Of Use (diadaptasi dari Davis et al., 1989) = 6 item,
2) konstruk Perceived Usefulness (diadaptasi dari Davis et al., 1989) = 6 item,
3) konstruk Attitude Towards to Using diadaptasi dari Taylor & Todd, 1995) = 4
item,
4) konstruk Behavior Intention to Use (diadaptasi dari Taylor & Todd, 1995) = 3
item,
5) konstruk Actual System Usage (diadaptasi dari Arief Wibowo, 2010) = 5 item,
Dalam penelitian ini, pengukuran terhadap pertanyaan-pertanyaan tersebut
menggunakan skala Likert 5 poin. Skala Likert 5 poin merupakan skala tingkat
kesetujuan terhadap pertanyaan yang menjadi indikator dengan rentang skala 1:
Sangat Tidak Setuju, 2: Tidak Setuju, 3: Kurang Setuju, 4: Setuju, 5: Sangat Setuju.
Dalam penelitian ini, skala bernilai netral atau kategori tengah ditiadakan dengan
maksud menghindari pendapat netral atau bias. Menurut Widhiarso (2010: 2) skor
skala yang menyediakan kategori tengah dengan yang tidak memiliki kategori tengah,
tidak memiliki perbedaan yang berarti, dimana reliabilitas pengukuran dan validitas
G. Uji Kualitas Instrumen dan Data
1. Uji Validitas
Pengujian ini dilakukan untuk mengukur sah atau validnya suatu kuesioner.
Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu
mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Pengujian ini
dilakukan dengan menggunakan Pearson Correlation yaitu Item pertanyaan
dinyatakan valid apabila nilai r hitung > r tabel Perhitungan uji validitas
dilakukan dengan program SPSS for windows.
2. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas merupakan alat untuk mengukur suatu kuesioner yang
merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Pada pengujian reliabilitas ini,
peneliti menggunakan metode statistik Cronbach Alpha dengan signifikansi yang
digunakan sebesar > 0,6 dimana jika nilai Cronbach Alpha dari suatu variabel >
0,6 maka butir pertanyaan yang diajukan dalam pengukuran instrumen tersebut
memiliki reliabilitas yang memadai dan sebaliknya.
H. Uji Hipotesis dan Analisis Data
1. Analisis Data ( Path Analisis )
Metode analisis data penelitian ini menggunakan analisis path/analisis jalur.
Analisis jalur merupakan perluasan dari analisis regesi linear berganda atau
analisis jalur adalah penggunaan analisis regresi untuk menaksir hubungan
berdasarkan teori. Analisis jalur sendiri tidak dapat menentukan hubungan sebab
akibat dan tidak dapat digunakan sebagai subtitusi bagi peneliti untuk melihat
hubungan kausalitas antar variabel. Analisis jalur digunakan untuk menetukan
pola hubungan (efek langsung maupun tidak langsung) dari variabel yang telah
dijadikan sebab terhadap variabel yang dijadikan akibat. Untuk menguji hipotesis
yang diajukan dalam penelitian ini, dengan teknik analisis path yang dioperasikan
melalui program SPSS.
3. Uji Koefiisien Determinan (R2)
Koefisien determinasi bertujuan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan
koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R2 yang kecil berarti
kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel
dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel
independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk
memprediksi variasi variabel dependen.
Kelemahan mendasar penggunaan koefisien determinasi adalah bias
terhadap jumlah variabel independen yang dimasukkan ke dalam model. Setiap
tambahan satu variabel independen, maka R2 akan meningkat tidak peduli apakah
variabel tersebut berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Oleh karena
itu penelitian ini menggunakan Adjusted R2.
Dengan menggunakan nilai Adjusted R2, dapat dievaluasi model regresi
mana yang terbaik.Tidak seperti nilai R2, nilai Adjusted R2 dapat naik maupun
turun apabila satu variabel independen ditambahkan ke dalam model.Dalam
kenyataan, nilai Adjusted R2dapat bernilai negatif walaupun yang dikehendaki
harus bernilai positif.Jika dalam uji empiris didapatkan nilai Adjusted R2 negatif,
maka nilai Adjusted R2 dianggap bernilai nol (Ghozali, 2012).
4. Uji Statstik t (test)
Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu
variabel independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel
Pengambilan keputusan pada uji statistik F dan uji statistik t dapat dilakukan
dengan melihat nilai signifikannya pada taraf kepercayaan 0,05. Jika nilai
signifikannya 0,05 maka variabel independen tidak berpengaruh signifikan
terhadap variabel dependen, sedangkan jika nilai signifikannya < 0,05 maka
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran umum obyek penelitian
SMAN 1 Kasihan atau biasa disebut SMAN Tirtonirmolo adalah sekolah
yang berada di kawasan Kabupaten Bantul Utara, daerah perbatasan Kota,
tepatnya ada di Jalan Bugisan Selatan Yogyakarta.. Berdasarkan SK Menteri
P dan K No. 0292/0/78 tertanggal 2 September 1978 berlaku surat terhitung
mulai tanggal 1 April 1978, berdirilah SMA Negeri Tirtonirmolo. Saat ini
SMAN 1 Kasihan memiliki jumlah guru sebanyak 50 guru yang merupakan
gabungan dari sekolah lain. Guru merupakan faktor penting berhasilnya suatu
mutu pendidikan. Sumber daya manusia yang mumpuni dalam hal ini
guru-guru yang siap akan menjadi faktor utama untuk suatu keberhasilan mutu
pendidikan tersebut. Dibutuhkan upaya untuk meningkatkan kemampuan
dalam bentuk pengembangan kemampuan guru sehingga dapat menghasilkan
tenaga pendidik yang memiliki kemapuan sebagai seorang pendidik yang
dapat memberikan contoh atau teladan, berpengethauan dan berwawasan luas,
terampil, mandiri, produktif, kreatif serta inovatif. Adapun pengembangan
kemampuan tersebut di antaranya yaitu pelatihan, pengelolaan kinerja guru,
Pelatihan merupakan bagian dari pengembangan sumber daya manusia.
Pelatihan merupakan suatu proses dalam rangka menyiapkan dalam hal ini
guru untuk melaksanakan suatu pekerjaan yang bersifat jangka pendek.
Pelatihan diberikan kepada guru yang belum menguasai suatu materi
kurikulum sekolah yang baru untuk diajarkan nanti, lalu pelatihan kepada
adanya guru yang baru lulus dari jenjang pendidikan tertentu dan belum
mempunyai pengalaman.
Pengelolaan kinerja guru, pengelolaan kinerja guru dalam hal ini seperti
rotasi dan sistem penilaian atau evaluasi. Rotasi ini diterapkan dalam bentuk
penggantian bidang studi, pergantian kelas yang diajarkan, dan pergantian
tugas administrasi dalam lingkup tugas suatu sekolah.
Pengembangan karir, hal ini perlu dilakukan untuk mengembangkan
kemampuan guru. Pengembangan karir diperoleh melalui perpindahan ke
jabatan yang lebih tinggi. Misalnya jabatan seorang guru menjadi seorang
kepala sekolah. Kemudian peningkatan kesejahteraan, yang bisa diperoleh
melalui kompensasi. Kompensasi ini merupakan segala sesuatu yang diterima
oleh guru sebagai balas jasa untuk pekerjaannya. Dengan kompensasi yang
memuaskan diharapkan prestasi kerja dan motivasi kerja guru juga akan
meningkat, sehingga dengan sendirinya akan meningkatkan kemampuan
seorang guru.
Untuk menghasilkan suatu mutu pendidikan yang baik tidak hanya