• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENERIMAAN TEKNOLOGI DAN INFORMASI OLEH GURU DENGAN PENDEKATAN TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODEL (TAM)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENERIMAAN TEKNOLOGI DAN INFORMASI OLEH GURU DENGAN PENDEKATAN TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODEL (TAM)"

Copied!
101
0
0

Teks penuh

(1)

(TAM)

THE ANALYSIS OF ACCEPTABLE FACTORS BY TEACHERS IN TECHNOLOGY

AND INFORMATION BY USING TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODEL (TAM)

APPROACH

SKRIPSI

Diajukan Guna Memenuhi PersyaratanUntuk Memperoleh

Gelar Sarjana pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi Manajemen Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Oleh :

EWIED DANITA FEBRIANI

20130410484

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

(2)

(TAM)

THE ANALYSIS OF ACCEPTABLE FACTORS BY TEACHERS IN TECHNOLOGY

AND INFORMATION BY USING TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODEL (TAM)

APPROACH

SKRIPSI

Diajukan Guna Memenuhi PersyaratanUntuk Memperoleh

Gelar Sarjana pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi Manajemen Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Oleh :

EWIED DANITA FEBRIANI

20130410484

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

(3)

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENERIMAAN TEKNOLOGI DAN INFORMASI OLEH GURU DENGAN PENDEKATAN TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODEL

(TAM)

THE ANALYSIS OF ACCEPTABLE FACTORS BY TEACHERS IN TECHNOLOGY

AND INFORMATION BY USING TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODEL (TAM)

APPROACH

Diajukan Oleh:

EWIED DANITA FEBRIANI 20130410484

Telah disetujui Dosen Pembimbing Pembimbing

(4)

GURU DENGAN PENDEKATAN TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODEL (TAM)

THE ANALYSIS OF ACCEPTABLE FACTORS BY TEACHERS IN TECHNOLOGY AND INFORMATION BY USING TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODEL (TAM)

APPROACH

Diajukan Oleh:

EWIED DANITA FEBRIANI 20130410484

Skripsi ini telah Dipertahankan dan Disahkan didepan

Dewan Penguji Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Tanggal 21 Maret 2017 Yang terdiri dari

Rr. Sri Handari W, SE., M.Si Ketua Tim Penguji

Tri Maryati, Dra., M.M Isthofaina Astuti,S.E.,M.M Anggota Tim Penguji Anggota Tim Penguji

Mengetahui

Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

(5)

Dengan ini saya,

Nama : Ewied Danita Febriani Nomor mahasiswa : 20130410484

Menyatakan bahwa skripsi ini dengan judul: “ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENERIMAAN TEKNOLOGI DAN INFORMASI OLEH GURU DENGAN PENDEKATAN TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODEL(TAM)” tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan disuatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka. Apabila ternyata dalam skripsi ini diketahui terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain maka saya bersedia karya tersebut dibatalkan.

Yogyakarta,………2017

(6)

“Tetap bersabar dalam segala ujian, dekatkan diri kepada Tuhan. Badai pasti berlalu.”

“Jadikan matahari inspirasimu, dan

jadilah matahari bagi orang lain yang

membutuhkannya. Yang selalu menyinari kita dan memberikan harapan

di setiap paginya”

.

(Anonim)

“Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri

dan sebaliknya jika kamu berbuat jahat, maka kejahatan itu untuk dirimu

sendiri pula”.

( QS. Al-

Isra’ ayat 7 )

“Barangsiapa bersungguh

-sungguh, sesungguhnya kesungguhannya itu

adalah untuk dirinya sendiri”.

(7)

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayahnya yang telah memberikan kekuatan,

kesehatan dan kesabaran untukku dalam mengerjakan skripsi ini.Sholawat serta salam selalu terhatur

kepada Nabi Muhammad SAW sang inspirator revolusi sejati.

Kupersembahkan karya sederhana ini teruntuk:

Orang tuaku Bapak Edy Muttaqien S,P dan ibu Nani widiyawati S.Pd yang telah berjasa dalam hidupku

atas dukungan, usaha dan doa yang selalu engkau panjatkan disetiap waktu, semangat yang membuatku

termotivasi untuk terus melangkah hingga saya dapat menjadi seorang sarjana yang berguna bagi

kehidupanku.

Kakak, adik,, sahabatku semuanya, seluruh keluarga besarku dan Almamaterku yang telah menjadi

motivasi dan inspirasi tiada henti memberikan dukungan do’anya buatku.

Serta,,,

Seseorang yang telah Allah SWT persiapkan untukku yang terbaik dari yang terbaik, Amiin

Saya belajar, tegar dan bersabar hingga saya berhasil.Terima kasih untuk semua. SUKSES

Yogyakarta, ………. 2017

(8)

kemudahan penggunaan teknologi dan informasi terhadap peresepsi kemanfaatan oleh guru. Mengetahui dan menjelaskan pengaruh peresepsi kemudahan penggunaan TI terhadap Sikap Penggunaan TI Mengetahui dan menjelaskan pengaruh persepsi kemanfaatan TI terhadap Sikap Penggunaan TI. Mengetahui dan menjelaskan pengaruh Sikap Penggunaan jejaring sosial TI terhadap perilaku untuk menggunakanTI, Mengetahui dan menjelaskan pengaruh perilaku untuk mengggunakan TI terhadap kondisi nyata penggunaan sistem. Populasi dalam penelitian ini adalah guru-guru yang berada di SMAN 1 Kasihan. Dari hasil analisis path dapat disimpulkan bahwa: Variabel peresepsi Kemudahan Penggunaan berpengaruh signifikan positif terhadap Peresepsi Kemanfaatan, Variabel peresepsi kemudahan penggunaan memiliki pengaruh signifikan positif terhadap Sikap Penggunaan, Variabel peresepsi kemanfaatan memiliki pengaruh signifikan positif terhadap Sikap Penggunaan, Variabel Sikap Penggunaan memiliki pengaruh signifikan positif terhadap perilaku untuk menggunakan, Variabel perilaku untuk mengggunakan memiliki pengaruh signifikan positif terhadap kondisi nyata penggunaan.

(9)

The aim of research is to know and explain the influence of perceived ease of use technology and information for perceived usefulnesss by teachers, the influence of perceived ease of use IT to Attitude Toward Using. Know and explain the effect of the perceived usefulness IT to Attitude Toward Using, the influence of Attitude Toward Using to behavioral intention, influence behavioral intention IT to the actual system usage. population in this study is all of teachers in senior high school 1 Kasihan.. The analysis technique used is path analysis. From the analysis path can be concluded that: Variable Perceived ease of use positive significant effect on the Perceived Usefulness. Variable perceived ease of use have a significant positive effect Usage attitude toward using, Variable perceived usefulness have a significantly positive effect on the attitude toward using, Variable attitude toward using has a positive significant effect on the behavioral intention use, Variable behavioral intention use have a significantly positive effect on the actual system usage.

(10)

Assalaamu’ alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Alhamdulillahirabbil’alamin, segala puji kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat

dan karunian-nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Sholawat beserta salam

penulis haturkan kepada junjungan Nabi Muhammad SAW yang telah membawa kemajuan

besar kepada umat manusia di dunia.

Skripsi yang berjudul“ ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENERIMAAN

TEKNOLOGI DAN INFORMASI OLEH GURU DENGAN PENDEKATAN

TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODEL (TAM)”, ini di maksudkan untuk memenuhi

persyaratan mendapatkan gelar Sarjana (S-1) pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

Muhammadiyah Yogyakarta. Penulis mengambil topik ini dengan harapan dapat memberikan

masukan bagi organisasi dalam penggunaan taktik mempengaruhi dalam pengambilan

keputusan organisasional dan memberikan ide pengembangan bagi penelitian selanjutnya.

Penulis menyadari terselesaikannya skripsi ini tidak terlepas dari dukungan, bantuan dan

bimbingan serta saran-saran yang berharga dari semua pihak, oleh karena itu dengan tulus

hati penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :

1. Dr. Nano Prawoto, SE.,M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

Muhammadiyah Yogyakarta.

2. Dr. Retno Widiowati, selaku Ketua Program Studi Manajemen Universitas

Muhammadiyah Yogyakarta.

3. Ibu Isthofaina Astuti, SE., M.Si, selaku dosen pembimbing skripsi yang dengan penuh

kesabaran telah memberikan masukan, bimbingan dan pengarahan bagi penulis

selama proses penyelesaian skripsi ini.

4. Ibu Isthofaina Astuti, SE., M.Si., Tri Maryati, Dra., M.M, Sri Handari W, SE., M.M,

(11)

Muhammadiyah Yogyakarta, khususnya para dosen yang telah memberikan ilmunya

kepada penulis selama kuliah.

6. Ayah dan ibu yang hebat yang selalu memberikan doa dan dukungan motivasi demi

terselesainya skripsi ini.

7. Teman-teman Program Studi Manajemen 2013, teman-teman KKN kelompok 34

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta dan semuanya terima kasih atas

kebersamaan selama ini dan masukan yang telah membangun.

8. SMAN 1 Kasihan yang telah memberikan izin dan kesempatan penulis untuk

melaksanakan penelitian di SMAN 1 Kasihan.

9. Seluruh guru-guru SMAN 1 Kasihan yang telah membantu dan bersedia berpartisipasi

menjadi responden.

10.Dan semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu. Semoga Allah SWT

membalas kebaikan kita semuanya. Amiin.

Skripsi ini diharapkan dapat memberikan referensi gambaran bagi pembaca. Penulis

menyadari skripsi ini masih banyak kekurangan oleh karena itu kritik dan saran yang sifatnya

membangun sangat penulis harapkan, terimakasih.

Wassalaamu’alaikum warahmatullohi wabarakatuh

Yogyakarta,…………. 2017

(12)

HALAMAN JUDUL ...i

HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ...ii

HALAMAN PENGESAHAN ...iii

HALAMAN PERNYATAAN ...iv

HALAMAN MOTTO ...v

HALAMAN PERSEMBAHAN ...vi

INTISARI ...vii

ABSTRAK ...viii

KATA PENGANTAR ...ix

DAFTAR ISI ...x

DAFTAR TABEL ...xi

DAFTAR GAMBAR ...xii

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar belakang ...1

B. Rumusan masalah ...7

C. Tujuan penelitian ...8

D. Manfaat Penelitian ...9

(13)

B.Definisi Technology Acceptance Model (TAM) ...14

1.Persespsi kegunaan (perceived usefulness) ...15

2.Persepsi kemudahan penggunaan (perceived ease of use) ...17

3.Sikap dalam menggunakan (attitude toward to using) ...19

4.Minat dalam penggunaan (behavioral intention to use) ...20

5.Kondisi nyata penggunaan (actual system usage) ...20

C. Hipotesis Penelitian ...21

D. Model Penelitian ...25

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis penelitian ...27

B. Obyek penelitian ...27

C. Populasi penelitian ...27

D. Teknik pengumpulan data ...28

E. Definisi operasional variabel penelitian ...28

1. Kemudahan penggunaan persepsian ...28

2. Persepsi kegunaan ...28

3. Sikap terhadap penggunaan ...28

4. Minat perilaku menggunakan ...28

5. Kondisi penggunaan secara nyata ...29

F.Teknik dan instrumen penelitian ...29

G. Uji Kualitas Instrumen Data ...31

(14)

H. Uji Hipotesis dan Analisis Data ...31

a. Analisis data (path analisis) ...31

b. Uji Koefisien Determinan (R2) ...32

c. Uji Statistik t (test) ...33

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran umum obyek penelitian ...35

1. Visi dan misi SMAN 1 Kasihan...37

2. Profil Responden ...38

3. Proses Belajar Mengajar (PBM) ...40

4. Hasil Pengumpulan Data...40

B. Uji Kualitas Instrumen dan Data...44

1. Uji Validitas ...44

2. Uji Reliabelitas...48

3. Statistik Deskriptif ...49

C. Hasil penelitian (uji hipotesis) ...53

D. Pembahasan...60

BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ...65

B. Saran ...66

C. Keterbatasan Penelitian ...66

DAFTAR PUSTAKA ...67

(15)

4.1 Profil responden ... 39

4.2 Karakteristik responden berdasarkan usia ... 42

4.3 Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin ... 42

4.4 Karakteristik responden berdasarkan pendidikan akhir ... 43

4.4 Hasil uji validitas kontruk PEOU ... 44

4.5 Hasil uji validitas konstruk PU ... 45

4.6 Hasil uji validitas konstruk ATU ... 46

4.7 Hasil uji validitas konstruk BIUS ... 46

4.8 Hasil uji validitas konstruk ASTU ... 47

4.9 Hasil uji reliabelitias ... 48

4.10 Statistik deskriptif konstruk PEOU ... 49

4.11 Statistik deskriptif konstruk PU ... 50

4.12 Statistik deskriptif konstruk ATU ... 51

4.13 Statistik deskriiptif konstruk BIUS ... 51

4.14 Statistik deskriptif konstruk ASTU ... 52

4.15 Pengaruh PEOU terhadap PU ... 54

4.16 Pengaruh PU terhadap ATU ... 55

4.17 Pengaruh PEOU terhadap ATU ... 56

4.18 Pengaruh ATU terhadap BIUS ... 57

4.19 Pengaruh BIUS terhadap ASTU ... 58

4.20 Pengaruh tidak langsung PU terhadap BIUS melalui ATU ... 59

(16)
(17)

GURU DENGAN PENDEKATAN TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODEL (TAM)

THE ANALYSIS OF ACCEPTABLE FACTORS BY TEACHERS IN TECHNOLOGY AND INFORMATION BY USING TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODEL (TAM)

APPROACH

Diajukan Oleh:

EWIED DANITA FEBRIANI 20130410484

Skripsi ini telah Dipertahankan dan Disahkan didepan

Dewan Penguji Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Tanggal 21 Maret 2017 Yang terdiri dari

Rr. Sri Handari W, SE., M.Si Ketua Tim Penguji

Tri Maryati, Dra., M.M Isthofaina Astuti,S.E.,M.M Anggota Tim Penguji Anggota Tim Penguji

Mengetahui

Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

(18)

kemudahan penggunaan teknologi dan informasi terhadap peresepsi kemanfaatan oleh guru. Mengetahui dan menjelaskan pengaruh peresepsi kemudahan penggunaan TI terhadap Sikap Penggunaan TI Mengetahui dan menjelaskan pengaruh persepsi kemanfaatan TI terhadap Sikap Penggunaan TI. Mengetahui dan menjelaskan pengaruh Sikap Penggunaan jejaring sosial TI terhadap perilaku untuk menggunakanTI, Mengetahui dan menjelaskan pengaruh perilaku untuk mengggunakan TI terhadap kondisi nyata penggunaan sistem. Populasi dalam penelitian ini adalah guru-guru yang berada di SMAN 1 Kasihan. Dari hasil analisis path dapat disimpulkan bahwa: Variabel peresepsi Kemudahan Penggunaan berpengaruh signifikan positif terhadap Peresepsi Kemanfaatan, Variabel peresepsi kemudahan penggunaan memiliki pengaruh signifikan positif terhadap Sikap Penggunaan, Variabel peresepsi kemanfaatan memiliki pengaruh signifikan positif terhadap Sikap Penggunaan, Variabel Sikap Penggunaan memiliki pengaruh signifikan positif terhadap perilaku untuk menggunakan, Variabel perilaku untuk mengggunakan memiliki pengaruh signifikan positif terhadap kondisi nyata penggunaan.

(19)

The aim of research is to know and explain the influence of perceived ease of use technology and information for perceived usefulnesss by teachers, the influence of perceived ease of use IT to Attitude Toward Using. Know and explain the effect of the perceived usefulness IT to Attitude Toward Using, the influence of Attitude Toward Using to behavioral intention, influence behavioral intention IT to the actual system usage. population in this study is all of teachers in senior high school 1 Kasihan.. The analysis technique used is path analysis. From the analysis path can be concluded that: Variable Perceived ease of use positive significant effect on the Perceived Usefulness. Variable perceived ease of use have a significant positive effect Usage attitude toward using, Variable perceived usefulness have a significantly positive effect on the attitude toward using, Variable attitude toward using has a positive significant effect on the behavioral intention use, Variable behavioral intention use have a significantly positive effect on the actual system usage.

(20)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perkembangan teknologi komputer yang pesat baik dalam perangkat keras

(hardware) dan perangkat lunak (software) memberikan kekuatan untuk mengelola

informasi dengan dukungan perangkat lunak (software). Menurut Bodnar dan

Hapwood (1995), dalam Jurica Lucyanda (2010) tiga hal yang berkaitan dengan

penerapan teknologi infromasi (TI) yang berbasis komputer, yaitu: (a) perangkat

keras (hardware), (b) perangkat lunak (software), dan (c) pengguna (brainware).

Ketiga elemen tersebut saling berinteraksi dan berhubungan dengan suatu perangkat

masukan keluaran (input output-media), yang sesuai dengan fungsinya

masing-masing

Teknologi internet yang kian berkembang tentunya harus dimanfaatkan secara

baik dan bijaksana. Internet merupakan bukti kecanggihan teknologi saat ini yang

berupa sebuah media komunikasi dan informasi yang sudah tidak asing dan memiliki

banyak manfaat bagi kita. Pertumbuhan pengguna internet di Indonesia bertambah

cukup signifikan setiap tahunnya. Menurut data dari lembaga riset MarkPlus,

prosentase angka pengguna internet naik 22% dari 62 juta di tahun 2012 menjadi

74,57 juta di tahun 2013. Salah satu pemanfaatan internet yang harus selalu

(21)

dimanfaatkan oleh guru-guru dalam proses belajar mengajar Berdasarkan survei yang

dilakukan PBS Learning Media di Amerika, pemanfaatan teknologi diklaim

guru-guru Amerika dapat meningkatkan semangat belajar siswa. Contoh pemanfaatan

teknologi adalah dengan memanfaatkan media komputer.

Dunia saat ini sedang memasuki era yang ditandai dengan gencarnya inovasi

teknologi dan peluang ekonomi yang belum pernah terbayangkan sebelumnya.

Perubahan-perubahan besar terjadi dalam bidang teknologi, politik, sosial, dan

ekonomi. Segala perubahan ini telah menyebabkan terjadinya pergeseran dalam

berbagai bidang. Dalam kehidupan suatu negara, pendidikan memegang peranan yang

amat penting untuk menjamin keberlangsungan hidup negara dan bangsa, karena

pendidikan merupakan wahana untuk meningkatkan dan mengembangkan kualitas

sumber daya manusia. Seiring dengan perkembangan teknologi komputer dan

teknologi informasi, sekolah-sekolah di Indonesia, sudah waktunya mengembangkan

pendidkan berbasiskan sistem informasi agar mampu mengikuti perubahan zaman.

Perkembangan teknologi informasi beberapa tahun belakangan berkembang dengan

kecepatan yang sangat tinggi, sehingga dengan perkembangan ini telah mengubah

paradigma masyarakat dalam mencari dan mendapatkan informasi, yang tidak lagi

terbatas pada informasi surat kabar, audio visual dan elektronik, tetapi juga

sumber-sumber informasi lainnya yang salah satu diantaranya melalui jaringan internet.

Keunggulan teknologi informasi yang salah satunya diperankan oleh internet dalam

(22)

membawa perubahan dalam budaya belajar khususnya dalam Proses Belajar

Mengajar (PBM).

Di dunia pendidikan, banyak sekali lembaga pendidikan yang telah berhasil

mengembangkan teknologi informasi dalam mendukung proses pembelajarannya.

Salah satunya yaitu, hampir semua informasi dan data administrasi sekarang ini

dikirim melalui web. Misalnya data siswa peserta UN, nilai siswa, biodata seluruh

siswa, biodata sekolah, dan data lengkap pendidik dan tenaga kependidikan dikirim

melalui server web. Sekarang ini beberapa portal administrasi pendidikan yang

diakses melalui web antara lain: pendataan peserta UN dan entri nilai raport siswa,

Data pokok pendidikan nasional, yaitu data Nomor Pokok Sekolah Nasional (NPSN),

Nomor Unik Pendidik Tenaga Kependidikan (NUPTK) dan Nomor Induk Siswa

Nasional (NISN), penerimaan siswa baru serta laporan penggunaan dana Biaya

Operasional Sekolah (BOS). Dengan memanfaatkan TIK semua laporan dapat

dikirim melalui media internet berbasis web yang dapat dilakukan dengan cepat dan

mudah. Penggunaan alat-alat TIK memberikan keuntungan untuk mampu

meningkatkan efektifitas dan efisiensi kerja.

Namun, kini guru dalam pemanfaatan kemajuan teknologi informasi dalam

proses pembelajaran dan kegiatan lain dianggap masih gagap teknologi. Di mana

pembelajaran interaktif (e-learning) yang juga harus melibatkan guru-guru dalam

bidang studi lainnya akan terhambat. Jika guru-guru tidak sigap dalam adaptasi

dengan perkembangan teknologi dapat mengakibatkan kebijakan yang menjadikan

(23)

proses belajar. Di era informasi ini, tanpa adanya kemauan untuk mengerti,

menggunakan, dan mengakses bidang yang relevan dengan keilmuannya maka fungsi

guru sebagai fasilitator perkembangan ilmu akan tereduksi yang lama-lama bisa jadi

hilang, sehingga yang ada hanyalah guru yang miskin informasi. Masih ada guru

yang beranggapan tidak menggunakan komputer dan teknologi komunikasi dalam

proses pembelajaran bukan hal mengganggu jalannya pelajaran, karena guru merasa

tidak begitu perlu menggunakan fasilitas komputer saat mengajar, jadi inilah yang

membuat guru merasa tidak perlu untuk tahu cara menggunakan komputer. Jika

dilihat dari kenyataanya ini terjadi pada guru-guru yang sudah berusia tua, walaupun

yang guru junior pun masih ada yang gagap pada kemajuan teknologi.

Menurut Syam (1999), pertimbangan perilaku perlu mendapat perhatian

khusus dalam penerapan TI. Pendapat ini sejalan dengan Sung (1987) dalam

Trisnawati (1998) yang menyatakan faktor-faktor teknis, perilaku, situasi, dan

personil pengguna TI perlu dipertimbangkan sebelum TI diimplementasikan. Henry

(1986) dalam Trisnawati (1998) juga mengemukan bahwa perilaku pengguna dan

personil sistem diperlukan dalam pengembangan sistem. Penggunaan teknologi

informasi dan pemanfaatan informasi oleh individual, kelompok atau organisasi

merupakan variabel penting dalam riset sistem informasi, karena sebelum teknologi

informasi tersebut digunakan perlu dipastikan tentang penerimaan atau penolakan

penggunaan teknologi informasi tersebut (Juniarti, 2001). Menurut Bodnar dan

Hapwood (1995), pengembangan TI memerlukan perencanaan dan implementasi

(24)

dikembangkan, dan ini sangat berhubungan dengan perubahan perilaku secara

individual dalam melaksanakan pekerjaannya. Indriantoro (2000) menemukan bahwa

penerapan TI dalam suatu organisasi mendorong terjadinya perubahan revolusioner

terhadap perilaku individu dalam bekerja dan dalam konteks penggunaan PC.

Thompson et al. (1991) mengemukan pentingnya aspek perilaku dalam penerapan

penggunaan PC. Selain itu Thompson et al. (1991) menjelaskan tentang faktor sikap

(attitude) sebagai salah satu aspek yang mempengaruhi perilaku individu. Attitude

terdiri atas komponen kognitif (cognitive), afektif (affective) dan perilaku

(behavioral). Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi minat guru

terhadap penggunaan teknologi informasi maka peneliti akan menggunakan model

Technology Acceptance Model (TAM).

SMAN 1 Kasihan merupakan sekolah tingkat atas yang menyediakan fasilitas

teknologi yang dapat menunjang proses belajar mengajar guru gurunya. Tingkat

penerimaan terhadap penggunaan teknologi informasi guru-guru di sekolah tersebut

dapat diukur dengan pendekatan teori yang dapat menggambarkan tingkat

penerimaan dan penggunaan terhadap suatu teknologi yaitu teori gabungan

Technology Acceptance Model (TAM)

Model Technology Acceptance Model (TAM) diadopsi dan dikembangkan

dari model The Theory of Reasoned Action (TRA), yaitu teori tindakan yang

beralasan yang dikembangkan oleh Fishbein dan Ajzen (1980), dengan satu premis

bahwa reaksi dan persepsi seseorang terhadap sesuatu hal, akan menentukan sikap

(25)

dikembangkan untuk menjelaskan perilaku penggunaan teknologi. Disebutkan oleh

Fishbein dan Ajzen, 1975 (dalam Nor et al, 2008), TRA mengasumsikan bahwa

perilaku didasarkan oleh niat individu untuk terlibat dalam tindakan tertentu. Niat

ditentukan oleh dua faktor, yaitu sikap individu terhadap hasil tindakan dan pendapat

lingkungan sosial individu tersebut (Hamzah, 2009). Teori ini menunjukkan bahwa

seseorang sering bertindak berdasarkan persepsi mereka mengenai apa yang orang

lain pikir mereka harus lakukan. Model ini memiliki tujuan untuk menjelaskan

faktor-faktor kunci dari perilaku pengguna teknologi informasi terhadap penerimaan

pengadopsian teknologi informasi tersebut (Ferda, 2011; Seeman, 2009). Perluasan

konsep TAM diharapkan akan membantu memprediksi sikap dan penerimaan

seseorang terhadap teknologi dan dapat memberikan informasi mendasar yang

diperlukan mengenai faktor-faktor yang menjadi pendorong sikap individu tersebut

(Rose, 2006; Lee, 2010).

TAM berteori bahwa niat seseorang untuk menggunakan sistem atau teknologi

ditentukan oleh beberapa faktor, yaitu persepsi kemanfaatan (perceived usefulness),

adalah tingkat kepercayaan individu bahwa penggunaan teknologi akan

meningkatkan kinerjanya, dan persepsi kemudahan penggunaan (perceived ease of

use), adalah tingkat kepercayaan individu bahwa penggunaan teknologi membuatnya

lebih mudah menyelesaikan pekerjaan (Venkatesh dan Davis, 2000), minat perilaku

untuk menggunakan (behavioral intention to use), sikap terhadap penggunaan

teknologi (attitude towards using technology), dan kondisi nyata penggunaan sistem

(26)

informasi dapat meningkatkan kinerja seseorang atau organisasi, serta mempermudah

pemakainya dalam menyelesaikan pekerjaan (Dasgupta, 2002).. Penelitian mengenai

faktor-faktor yang memprediksi diterimanya teknologi informasi menerima banyak

perhatian karena banyak perusahaan mengadopsi dan menggunakan teknologi

informasi, dan TAM merupakan salah satu model yang dapat digunakan untuk

menyelidiki hal tersebut (Mohd, 2011).

B. Rumusan Masalah

Di era globalisasi ini perkembangaan teknologi sudah semakin tinggi.

Kemajuan teknologi pun telah digunakan oleh banyak orang yang memanfaatkan

teknologi tersebut. Dalam perkembangan teknologi informasi, aspek perilaku

terhadap penerimaan TI merupakan salah satu aspek yang terpenting. Karena aspek

tersebut berhubungan langsung dengan pengguna (user). Interaksi antara pengguna

dengan PC yang digunakan sangat dipengaruhi oleh persepsi, dan afeksi sebagai

aspek keperilakuan yang melekat pada diri manusia sebagai pengguna. Seseorang

yang akan menggunakan suatu sistem, dia harus memiliki persepsi bahwa sistem itu

bisa memberikan manfaat untuk dirinya sebagai pengguna sistem tersebut. Dalam

konsep Technology Acceptance Model (TAM) terdapat dua kunci faktor utama yaitu

persepsi kegunaan (perceived usefulness) dan persepsi kemudahan penggunaan

(perceived ease of use), serta faktor lainnya yaitu minat perilaku untuk menggunakan

(27)

using technology), dan kondisi nyata penggunaan (actual system usage). Oleh karena

itu rumusan masalah yang diajukan adalah :

1. Apakah persepsi kemudahan penggunaan (perceived ease of use) berpengaruh

terhadap persepsi kegunaan (perceived usefulness)?

2. Apakah persepsi kegunaan (perceived usefulness) berpengaruh terhadap sikap

terhadap penggunaan teknologi (attitude towards using technology)?

3. Apakah kemudahan persepsi kemudahan penggunaan (perceived ease of use)

berpengaruh terhadap sikap terhadap penggunaan teknologi (attitude towards

using technology)?

4. Apakah sikap terhadap penggunaan teknologi (attitude towards using technology)

berpengaruh terhadap minat perilaku menggunakan teknologi (behavioral

intention to use)?

5. Apakah minat perilaku menggunakan teknologi (behavioral intention to use)

berpengaruh terhadap kondisi nyata penggunaan (actual system usage)?

C. Tujuan Penelitian

1. Mengidentifikasi pengaruh persepsi kemudahan penggunaan (perceived ease of

(28)

2. Mengidentifikasi pengaruh persepsi kegunaan (perceived usefulness) terhadap

sikap penggunaan terhadap teknologi (attitude towards using technology).

3. Mengidentifikasi pengaruh persepsi kemudahan penggunaan (perceived ease of

use) terhadap sikap terhadap penggunaan teknologi (attitude towards using

technology).

4. Mengidentifikasi pengaruh sikap terhadap penggunaan teknologi (attitude towards

using technology) terhadap minat perilaku menggunakan teknologi (behavioral

intention to use).

5. Mengidentifikasi pengaruh minat perilaku menggunakan teknologi (behavioral

intention to use) terhadap kondisi nyata penggunaan (actual system usage)

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat yaitu :

1. Manfaat teoritis, dapat mengidentifikasi faktor-faktor yang dapat mempengaruhi

penerimaan pengguna terhadap penggunaan teknologi komputer sebagai media

untuk mendukung proses pembelajaran di Sekolah Menengah Atas Negeri

(SMAN) 1 Kasihan, khususnya terkait dengan kemudahan dan keuntungan yang

(29)

2. Manfaat praktis, dapat memberikan masukan dan gambaran bagi guru-guru

Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 1 Kasihan mengenai faktor-faktor yang

berpengaruh terhadap penggunaan teknologi komputer sebagai media

(30)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Theory of Reasoned Action (Teori Tindakan Beralasan).

Theory of Reasoned Action (TRA) pertama kali diperkenalkan oleh Martin

Fishbein dan Ajzen dalam Jogiyanto (2007). Teori ini menghubungkan antara

keyakinan (belief), sikap (attitude), kehendak (intention) dan perilaku (behavior).

Kehendak merupakan prediktor terbaik perilaku, artinya jika ingin mengetahui apa

yang akan dilakukan seseorang, cara terbaik adalah mengetahui kehendak orang

tersebut. Namun, seseorang dapat membuat pertimbangan berdasarkan alasan-alasan

yang sama sekali berbeda (tidak selalu berdasarkan kehendak). Konsep penting dalam

teori ini adalah fokus perhatian (salience), yaitu mempertimbangkan sesuatu yang

dianggap penting. Kehendak (intetion) ditentukan oleh sikap dan norma subyektif

(Jogiyanto, 2007).

Ajzen (1991) yang mengatakan bahwa sikap mempengaruhi perilaku lewat

suatu proses pengambilan keputusan yang teliti dan beralasan dan dampaknya

terbatas hanya pada tiga hal; Pertama, perilaku tidak banyak ditentukan oleh sikap

umum tapi oleh sikap yang spesifik terhadap sesuatu. Kedua, perilaku dipengaruhi

tidak hanya oleh sikap tapi juga oleh norma-norma objektif (subjective norms) yaitu

keyakinan kita mengenai apa yang orang lain inginkan agar kita perbuat. Ketiga,

(31)

intensi atau niat berperilaku tertentu. Teori perilaku beralasan diperluas dan

dimodifikasi oleh (Ajzen dalam Jogiyanto 2007) dan dinamai Teori Perilaku

Terencana (theory of planned behavior). Inti teori ini mencakup 3 hal yaitu; yaitu

keyakinan tentang kemungkinan hasil dan evaluasi dari perilaku tersebut (behavioral

beliefs), keyakinan tentang norma yang diharapkan dan motivasi untuk memenuhi

harapan tersebut (normative beliefs), serta keyakinan tentang adanya faktor yang

dapat mendukung atau menghalangi perilaku dan kesadaran akan kekuatan faktor

tersebut (control beliefs).

Jogiyanto (2007) berpendapat bahwa Intensi atau niat merupakan fungsi dari

dua determinan dasar, yaitu sikap individu terhadap perilaku (merupakan aspek

personal) dan persepsi individu terhadap tekanan sosial untuk melakukan atau untuk

tidak melakukan perilaku yang disebut dengan norma subyektif. Secara singkat,

praktik atau perilaku menurut Theory of Reasoned Action (TRA) dipengaruhi oleh

niat, sedangkan niat dipengaruhi oleh sikap dan norma subyektif. Sikap sendiri

dipengaruhi oleh keyakinan akan hasil dari tindakan yang telah lalu. Norma subyektif

dipengaruhi oleh keyakinan akan pendapat orang lain serta motivasi untuk menaati

pendapat tersebut. Secara lebih sederhana, teori ini mengatakan bahwa seseorang

akan melakukan suatu perbuatan apabila ia memandang perbuatan itu positif dan bila

ia percaya bahwa orang lain ingin agar ia melakukannya.

Theory of Reasoned Action (TRA) dikembangkan oleh Fishbein dan Icek

(32)

dan perilaku, maka penekanan TRA waktu itu ada pada sikap yang ditinjau dari sudut

pandang psikologi. Prinsipnya yaitu: menentukan bagaimana mengukur komponen

sikap perilaku yang relevan, membedakan antara keyakinan ataupun sikap, dan

menentukan rangsangan eksternal. Sehingga dengan model TRA menyebabkan reaksi

dan persepsi pengguna terhadap sistem informasi akan menentukan sikap dan

perilaku pengguna tersebut. Selanjutnya pada tahun 1986 Davis melakukan penelitian

Disertasi dengan mengadaptasi TRA tersebut. Lalu pada tahun 1989 Davis

mempublikasikan hasil penelitian disertasinya pada jurnal MIS Quarterly, sehingga

memunculkan teori TAM dengan penekanan pada persepsi kemudahan penggunaan

dan kebermanfaatan yang memiliki

hubungan untuk memprediksi sikap dalam menggunakan system informasi. Jadi

dalam penerapannya maka model TAM jelas jauh lebih luas daripada model TRA.

Gambar 2.1 Model Theory Reaction of Action (TRA)

B. Definisi Technology Acceptance Model (TAM)

Model penerimaan teknologi (Technology Acceptance Model atau TAM)

(33)

oleh pemakai. TAM dikembangkan oleh Davis et al. berdasarkan model TRA. TAM

menambahkan dua konstruk utama ke dalam model TRA. Dua konstruk utama ini

adalah kegunaan persepsian (perceived usefulness) dan kemudahan penggunaan

persepsian (perceived ease of use) (Davis et al, 1989: 320).

Kegunaan persepsian (perceived usefulness) dan kemudahan penggunaan

persepsian (perceived ease of use) keduanya mempunyai pengaruh ke niat perilaku

(behavioral intention). Kemudahan penggunaan persepsian (perceived ease of use)

mempengaruhi kegunaan persepsian (perceived usefulness).

Konstruk-konstruk TAM

Gambar 2.2 Model Technology Acceptance Model (

Technology Acceptance Model (TAM) yang pertama dan belum dimodifikasi

menggunakan lima konstruk utama. Kelima konstruk tersebut adalah sebagai berikut.

1) Persepsi kegunaan (perceived usefulness)

Kegunaan persepsian (perceived usefulness) didefinisikan sebagai sejauh

(34)

kinerja pekerjaannya (“as the extent to which a person believes that using a

technology will enhance her or his performance.”) Dengan demikian jika seseorang

percaya bahwa sistem informasi berguna maka dia akan menggunakannya.

Penelitian-penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa konstruk kegunaan persepsian

(perceived usefulness) mempengaruhi secara positif dan signifikan terhadap

penggunaan sistem informasi (misalnya Davis, 1989; Chau, 1996; Igbaria et al.,

1997; Sun, 2003) Penelitian-penelitian sebelumnya juga menunjukkan bahwa

kegunaan persepsian (perceived usefulness) merupakan konstruk yang paling banyak

signifikan dan penting yang mempengaruhi sikap (attitude), niat (behavioral

intention), dan perilaku (behavior) di dalam menggunakan teknologi dibandingkan

dengan konstruk lainnya. Sebaliknya, penelitian Karahna dan Limayem pada tahun

2000 yang menggunakan variabel karakteristik tugas dalam penelitiannya

memperoleh hasil bahwa penentu penggunaan sistem informasi dengan konstruk PU

dan PEOU berbeda untuk tugas-tugas yang berbeda (Jogiyanto, 2008).

Davis menggunakan 6 buah item untuk membentuk konstruk ini. Keenam

item tersebut adalah Work More Quickly, Job Performance, Increase Productivity,

Effectiveness, Makes Job Easier, dan Useful.

1. Mempercepat pekerjaan (Work More Quickly)

Suatu sistem baru dianggap bermanfaat apabila dapat memangkas waktu yang

dibutuhkan untuk melakukan suatu pekerjaan. Pengguna juga akan menilai

(35)

2. Meningkatkan performa (Improve Job Performance)

Sistem dikatakan bermanfaat kalau dapat meningkatkan performa

penggunanya. Pengguna harus dapat memberikan kualitas pekerjaan yang

lebih bagus. Melakukan pekerjaan secara manual memungkinkan adanya

banyak kesalahan, dengan teknologi kesalahan dapat diminimalisir karena

segala sesuatunya sudah berjalan secara otomatis.

3. Meningkatkan Produktifitas (Increase Productivity)

Pemanfaatan sistem baru diharapkan dapat meningkatkan produktifitas

pengguna. Dalam waktu yang sama, dengan teknologi pengguna dapat

menghasilkan sesuatu dalam jumlah lebih banyak dibandingkan ketika

dikerjakan secara manual.

4. Efektifitas (Effectiveness)

Efektifitas kerja harus semakin meningkat seiring dengan penerapan sistem

baru. Teknologi harus mampu meningkatkan keberhasilan dalam melakukan

suatu pekerjaan dengan memanfaatkannya.

5. Mempermudah pekerjaan (Make Job Easier)

Salah satu tujuan pemanfaatan sistem baru adalah untuk mempermudah

pekerjaan. Kalau dengan sistem baru justru mempersulit pekerjaan dapat

dikatakan bahwa sistem yang digunakan tidak berguna. teknologi dikatakan

bermanfaat kalau menjadikan pekerjaan yang awalnya sulit menjadi lebih

mudah dengan adanya teknologi.

(36)

Pengguna yang merasa terbantu dengan adanya suatu sistem akan menilai

bahwa sistem yang digunakanya secara umum bermanfaat. Pengguna akan

menganggap teknologi bermanfaat kalau pengguna merasa terbantu dalam

pekerjaan sehari-hari dengan adanya teknologi.

2) Persepsi kemudahan penggunaan (perceived ease of use)

Kemudahan penggunaan persepsian (perceived ease of use) didefinisikan

sebagai sejauh mana seseorang percaya bahwa menggunakan suatu teknologi akan

bebas dari usaha (“is the extent to which a person believes that using a technology

will be free of effort.”) Dapat disimpulkan bahwa jika seseorang merasa percaya

bahwa sistem informasi mudah digunakan maka dia akan menggunakannya.

Penelitian-penelitian sebelumnya menunjukan bahwa konstruk kemudahan

penggunaan persepsian (perceived ease of use) mempengaruhi kegunaan persepsian

(perceived usefulness), sikap (attitude), niat (behavioral intention), dan penggunaan

sesungguhnya (behavior). Walaupun pada penelitian Chau dan Hu pada tahun 2002

tentang penggunaan teknologi telemedicine oleh dokter-dokter di Hongkong

mendapatkan hasil yang sebaliknya (Jogiyanto, 2008). Seperti halnya pada konstruk

kegunaan persepsian (perceived usefulness) Davis menggunakan 6 buah item untuk

membentuk konstruk ini. Keenam item tersebut adalah Easy of Learn, Controllable,

(37)

1. Mudah dipelajari (Easy to Learn)

Sistem yang baik salah satunya ditentukan oleh kemudahan untuk

mempelajarinya. Apabila sistem terlalu sulit untuk dipelajari pengguna akan

enggan untuk menggunakanya. Anggapan kemudahan pemakaian teknologi

salah satunya ditentukan dengan kemudahan untuk mempelajarinya.

2. Dapat dikontrol (Contollable)

Sistem dianggap mudah apabila dapat dikendalikan sesuai yang diinginkan

oleh penggunanya dan ia dapat menemukan apa yang ingin mereka lakukan.

3. Jelas dan dapat dipahami (Clear and Understantable)

Kemudahan suatu sistem juga dipegaruhi oleh kejelasan tatap muka (interface)

dan menu-menu yang ada si dalamnya sehingga memudahkan interaksi

pengguna dengan sistem, termasuk pada teknologi komputer.

4. Fleksibel (Flexible)

Sistem yang fleksibel akan sangat memudahkan penggunanya. Pengguna akan

lebih suka menggunakan sistem yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan

dirinya maupun kebutuhan tempat ia bekerja.

5. Mudah mahir (Easy to become skillful)

Apabila pengguna sudah mahir menggunakan suatu sistem dalam waktu yang

cepat, pengguna akan menilai kalau sistem yang digunakannya itu mudah

digunakan. Hal ini dapat dilihat dari berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk

mahir menggunakan program yang berkaitan dengan bidang pekerjaan

(38)

6. Mudah digunakan (Easy to Use)

Secara umum sistem dianggap mudah apabila tidak memerlukan usaha keras

untuk menggunakan sistem itu dan berlaku sebaliknya. Bila pengguna harus

mengeluarkan usaha keras sistem itu berarti tidak mudah. Pengguna akan

menganggap bahwa memanfaatkan teknologi itu mudah kalau teknologi

mampu memenuhi kriteria tersebut.

3) Sikap terhadap perilaku (attitude towards behavior) atau sikap menggunakan

teknologi (attitude towards using technology)

Sikap terhadap perilaku (attitude towards behavior) didefinisikan oleh Davis

et al. (1989) sebagai perasaan-perasaan positif atau negatif dari seseorang jika harus

melakukan perilaku yang akan ditentukan (“an individual’s positive or negative

feelings about performing the target behavior.”) Sedangkan, Mathieson (1991)

mendefinisikan sikap terhadap perilaku (attitude towards behavior) sebagai evaluasi

pemakai tentang ketertarikannya menggunakan sistem (“the user’s evaluation of the

desirability of his or her using the system.”) Penelitian-penelitian sebelumnya

menunjukkan bahwa sikap (attitude) ini berpengaruh secara positif ke niat perilaku

(behavioral intention). Namun, menurut Ajzen (dalam Jogiyanto, 2008), banyak

sekali perilaku-perilaku yang dilakukan oleh manusia di luar kemauan kontrolnya.

Perilaku tersebut dinamakan perilaku kewajiban (mandatory behavior), perilaku yang

diwajibkan adalah perilaku yang bukan atas kemauannya sendiri tetapi karena

(39)

4) Niat perilaku (behavioral intention) atau niat perilaku menggunakan

teknologi (behavioral intention to use)

Niat perilaku (behavioral intention) adalah suatu keinginan (niat) seseorang

untuk melakukan suatu perilaku yang tertentu. Seseorang akan melakukan suatu

perilaku (behavior) jika mempunyai keinginan atau niat (behavioral intention) untuk

melakukannya. Penelitian-penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa niat perilaku

(behavioral intention) merupakan prediksi yang baik dari penggunaan teknologi oleh

pemakai sistem.

5) Perilaku (behavior) atau penggunaan teknologi sesungguhnya (actual

technology use)

Perilaku (behavior) adalah tindakan yang dilakukan oleh seseorang. Dalam

konteks penggunaan sistem teknologi informasi, perilaku (behavior) adalah

penggunaan sesungguhnya (actual use) dari teknologi. Karena penggunaan

sesungguhnya tidak dapat diobservasi oleh peneliti yang menggunakan daftar

pertanyaan, maka penggunaan sesungguhnya ini banyak diganti dengan nama

pemakaian persepsian (perceived usage). Davis pada tahun 1989 menggunakan

pengukuran pemakaian sesungguhnya (actual usage), dan Igbaria et al. pada tahun

1995 menggunakan pengukuran pemakaian persepsian (perceived usage) yang diukur

sebagai jumlah waktu yang digunakan untuk berinteraksi dengan suatu teknologi dan

(40)

dilaporkan-sendiri (self-reported usage) sebagai pengganti penggunaan sesungguhnya

(actual usage).

C. Hipotesis Penelitian

Perceived ease of use merupakan persepsi kemudahan kemudahan

penggunaan yang mengacu pada upaya kognitif yang diperlukan untuk belajar dan

memanfaatkan teknologi baru. Jika prosedur yang dibutuhkan untuk menggunakan

teknologi itu sederhana, mudah digunakan, dan tidak memerlukan banyak

keterampilan, maka akan dianggap memberikan banyak kegunaan. Dari hasil

penelitian Aditya, Siti, Ragil (2015) diketahui bahwa Persepsi Kemudahan

Penggunaan (Perceived Usefulness) berpengaruh signifikan positif terhadap

Persepsi Kemanfaatan (Perceived Ease Of Use), artinya semakin positif persepsi

mahasiswa terhadap kemudahaan penggunaan (Perceived Usefulness) jejaring sosial

instagram maka peresepsi yang dimiliki mahasiswa tentang kemanfaatan (Perceived

Ease Of Use) juga akan semakin baik. Hasil penelitian Aditya, Siti, Ragil (2015)

sesuai dengan penelitian Dewi (2010) dan Akbar (2013) yang menyatakan bahwa

variabel peresepsi kemudahan penggunaan mempunyai pengaruh yang signifikan

terhadap peresepsi kemanfaataan.

H1: Perseived ease of use berpengaruh secara positif terhadap perceived

(41)

Perceived usefulness merupakan pernyataan mengenai persepsi pengguna

terhadap kegunaan sistem teknologi itu sendiri. Seseorang bila merasa bahwa

teknologi itu dapat mempercepat pekerjaan, meningkatkan produktifitas kerja,

meningkatkan kinerja, meningkatkan efektifitas tugas, mendapatkan informasi yang

dibutuhkan pengguna, adanya kebermanfaatan secara keseluruhan, mempermudah

pekerjaan, adanya penilaian kalau sistem informasi yang digunakan bermanfaat bagi

pengguna. Dari hasil penelitian Aditya, Siti, Ragil (2015) diketahui bahwa peresepsi

kemanfaatan (perceived usefulness) berpengaruh signifikan positif terhadap Sikap

Penggunaan (Attitude Toward Using), artinya semakin baik peresepsi kemanfaatan

(perceived usefulness) maka dapat meningkatkan Sikap Penggunaan (Attitude

Toward Using). Hasil penelitian Aditya, Siti, Ragil (2015) sesuai dengan hasil

penelitian Dewi (2010) menyatakan hubungan yang signifikan antara peresepsi

kemanfaatan (perceived usefulness) terhadap Sikap Penggunaan (Attitude Toward

Using). Selain itu, Khakim (2013), juga menyatakan bahwa terdapat hubungan yang

signifikan antara peresepsi kemanfaatan (perceived usefulness) terhadap Sikap

Penggunaan (Attitude toward to using).

H2: Perceived usefulness berpengaruh secara positif terhadap attitude towards to

(42)

Perceived ease of use merupakan pernyataan mengenai persepsi pengguna

akan kemudahan ataupun kesulitan dari penggunaan sistem informasi perpustakaan.

Dari hasil penelitian Aditya, Siti, Ragil (2015) diketahui bahwa peresepsi kemudahan

penggunaan (perceived ease of use) berpengaruh signifikan positif terhadap Sikap

Penggunaan (Attitude Toward Using), artinya semakin baik peresepsi kemudahan

penggunaan (perceived ease of use) dalam menggunakan jejaring sosial instagram

maka dapat meningkatkan Sikap Penggunaan (Attitude Toward Using). Hasil

penelitian Khakim (2013) dan Akbar (2013), yang menemukan hubungan yang

signifikan antara peresepsi kemudahan penggunaan (perceive ease of use) terhadap

Sikap Penggunaan (AttitudeToward Using)

H3: Perceived ease of use berpengaruh secara positif terhadap attitude towards

to using

Attitude towards to using merupakan sikap pengguna terhadap penggunaan sistem

teknologi yang berbentuk penerimaan ataupun penolakan. Jadi dalam konteks sikap

ini, pengguna akan menunjukkan sikapnya apakah ia menerima ataupun menolak

terhadap sistem teknologi tersebut. Hasil penelitian Aditya, Siti, Ragil (2015)

menunjukkan bahwa Sikap Penggunaan (Attitude Toward Using) jejaring sosial

Instagram berpengaruh signifikan positif terhadap perilaku untuk menggunakan

(behavioral intention use) jejaring sosial Instagram, artinya semakin baik sikap

penggunaan (Attitude Toward Using) maka perilaku untuk menggunakan

(43)

Akbar (2013) dan Khakim (2013) menyatakan pada hasil penelitiannya bahwa

adanya hubungan positif signifikan antara sikap penggunaan (Attitude Toward

Using) terhadap perilaku untuk menggunakan teknologi (behavioral intention use).

H4: Attitude towards to using berpengaruh secara positif terhadap behavioral

intention to use

Behavioral intention to use merupakan niat perilaku pengguna untuk

menggunakan sistem informasi, sehingga menjadi kecenderungan perilaku untuk

tetap menggunakan sistem informasi perpustakaan tersebut. Hasil penelitian Aditya,

Siti, Ragil (2015) menunjukkan bahwa perilaku untuk mengggunakan (behavioral

intention use) jejaring sosial Instagram berpengaruh signifikan positif terhadap

kondisi nyata penggunaan sistem (actual system usage), artinya semakin tinggi

kecenderungan mahasiswa menggunakan instagram maka akan semakin tinggi pula

kenyataan penggunaannya. Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian Dewi

(2010) dan Akbar (2013) bahwa minat perilaku untuk mengggunakan (behavioral

intention use) yang dapat meningkatkan kondisi nyataa penggunaan sistem (actual

system usage).

H5: behavioral intention to use mempunyai pengaruh positif terhadap actual

(44)

D. Model Penelitian

Gambar 2.1: Technology Acceptance Model Final (Chuttur, 2010)

Faktor penerimaan suatu teknologi bisa berasal dari pengguna maupun sistem

itu sendiri. Dari pengguna bisa berupa aspek kognitif, karakter individu, kepribadian,

kekhawatiran individu akan dampak teknologi. Sementara itu, dari sistem bisa berupa

jaringan komputer dan keadaan komputernya. Menurut Davis, et. al. (1989), tujuan

dasar dari TAM adalah untuk memberikan penjelasan tentang faktor apa saja yang

menentukan penerimaan teknologi yang mampu menjelaskan perilaku penggunanya.

Model TAM mengkonsepkan bagaimana pengguna menerima dan menggunakan

teknologi baru. Asalnya dari pendekatan teori psikologis untuk menjelaskan

pengguna yang mengacu pada kepercayaan, sikap, minat, dan hubungan perilaku

pengguna. Ciri khas dari Model TAM adalah sederhana namun bisa memprediksi

penerimaan maupun penggunaan teknologi. Variabel eksternal dapat diganti dan

(45)

disesuaikan dengan obyek dan topik penelitian. Dari berbagai hasil penelitian yang

telah dilakukan dengan menggunakan model TAM contohnya adalah: kompleksitas,

kepercayaan, efikasi diri, faktor sosial, jaminan layanan, kualitas koneksi internet,

dan lain sebagainya. Venkatesh, et. al. (2002) mengintegrasikan model TAM dengan

memasukkan faktor intrinsik dan ekstrinsik sebagai variabel eksternal yang

mempengaruhi penggunaan sistem. Faktor intrinsik berarti muncul dari dalam

individu pengguna, sedangkan faktor ekstrinsik berarti karena faktor lingkungan yang

mendorong pengguna menggunakan sistem informasi. Adanya variabel eksternal

akan dianalisis dengan persepsi kemudahan penggunaan dan kebermanfaatan,

kemudian dari persepsi kemudahan diprediksi akan mempengaruhi persepsi

kebermanfaatan. Selanjutnya persepsi kebermanfaatan (perceived usefulness) dan

kemudahan penggunaan (perceived ease of use) akan berpengaruh terhadap sikap

terhadap penggunaan sistem informasi (attitude towards to using) dan kemudian

berpengaruh pada intensitas penggunaan (behavioral intention to use). Setelah itu

maka akan mempengaruhi penggunaan sistem secara aktual (actual system usage).

Kesimpulannya TAM dapat menjelaskan bahwa persepsi pengguna terhadap suatu

sistem akan mempengaruhi sikap pengguna. Selain itu juga jelas tergambar bahwa

penerimaan suatu teknologi sangat dipengaruhi oleh kemanfaatan (perceived

usefulness) dan kemudahan penggunaan (perceived ease of use). Keduanya memiliki

(46)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Pendekatan penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian

survey. Metode survey yaitu metode yang digunakan untuk memperoleh informasi

melalui permintaan keterangan-keterangan kepada pihak yang memberikan

keterangan atau jawaban (responden). Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan

pendekatan TAM, suatu model penelitian yang dibangun untuk menganalisis

faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi penerimaan penggunaan teknologi.

B. Obyek Penelitian

Penelitian dilaksanakan di salah satu sekolah menengah atas, yaitu SMAN 1

Kasihan. Tingkat penerimaan terhadap penggunaan teknologi informasi guru-guru di

sekolah menengah atas 1 Kasihan dapat diukur dengan pendekatan teori yang dapat

menggambarkan tingkat penerimaan dan penggunaan terhadap suatu teknologi yaitu

teori gabungan Technology Acceptance Model (TAM).

C. Populasi Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah guru-guru yang ada di sekolah menengah

atas kecamatan Kasihan berjumlah 50 orang dan semua dipakai sebagai responden

(47)

D. Teknik pengumpulan data

Teknik yang digunakan untuk pengumpulan data yaitu dengan menyebarkan

langsung kuisioner kepada 50 guru yang berada di sekolah tersebut.

E. Definisi Operasional Variabel Penelitian

a. Kemudahan penggunaan persepsian (perceived ease of use/PEOU)

Kemudahan penggunaan persepsian (perceived ease of use) didefinisikan

sebagai sejauh mana seseorang percaya bahwa menggunakan suatu teknologi akan

bebas dari usaha (Davis, 1986). Variabel manifest dalam penelitian ini diadopsi dari

enam item pertanyaan yang dikembangkan Davis et al. (1986).

b. Persepsi Kegunaan (perceived usefulness/PU)

Persepsi Kegunaan (perceived usefulness) didefinisikan sebagai sejauh mana

seseorang percaya bahwa menggunakan suatu teknologi akan meningkatkan kinerja

pekerjaannya (Davis, 1986). Variabel manifest dalam penelitian ini diadopsi dari

enam item pertanyaan yang dikembangkan Davis et al. (1986).

b. Sikap terhadap penggunaan teknologi (attitude towards using technology/ATU)

Sikap terhadap perilaku (attitude towards behavior) didefinisikan oleh Davis

et al. (1989) sebagai perasaan-perasaan positif atau negatif dari seseorang jika harus

melakukan perilaku yang akan ditentukan. Variabel manifest dalam penelitian ini

(48)

c. Minat perilaku menggunakan teknologi (behavioral intention to use/BIUS)

Minat perilaku menggunakan teknologi (behavioral intention to use) adalah

suatu keinginan (niat) seseorang untuk melakukan suatu perilaku yang tertentu.

Variabel manifest dalam penelitian ini diadopsi dari tiga item pertanyaan yang

dikembangkan Taylor dan Todd (1995).

d. Kondisi penggunaan secara nyata (Actual System Usage)

Penggunaan senyataanya (actual system usage) merupakan kondisi nyata

penggunaan sistem (Davis,1989). Individu akan puas menggunakan sistem jika

meyakini bahwa sistem tersebut mudah digunakan dan dapat meningkatkan

produktifitasnya, yang tercermin dari kondisi nyata penggunaan (Natalia Tangke,

2004). Bentuk pengukuran penggunaan senyatanya (actual system usage) merupakan

frekuensi dan durasi waktu penggunaan terhadap TIK. Penggunaan teknologi

sesungguhnya (actual technology use), diukur dengan jumlah waktu yang digunakan

untuk berinteraksi dengan teknologi dan frekuensi penggunaan teknologi tersebut.

Variabel manifest dalam penelitian ini diadopsi dari 5 item pertanyaan.

F. Teknik dan Instrumen Penelitian

Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan metode survey,

yaitu dengan menyebarkan secara langsung daftar pertanyaan berupa kuesioner

tertutup yang akan diisi oleh para guru. Kuesioner terdiri dari bagian berisi identitas

peserta, bagian petunjuk pengisian, dan bagian terakhir berisi sejumlah pernyataan

yang terstruktur mengenai konstruk-konstruk penelitian meliputi PEOU, PU, ATU,

(49)

Kuesioner yang telah diisi dan dikembalikan oleh responden selanjutnya akan

diseleksi terlebih dahulu agar kuesioner yang tidak lengkap dalam pengisiannya tidak

diikutsertakan dalam analisis data.

Item yang digunakan dalam kuesioner sejumlah 24 item yang tersusun atas 5

konstruk. Masing-masing konstruk terdiri dari:

1) konstruk Perceived Ease Of Use (diadaptasi dari Davis et al., 1989) = 6 item,

2) konstruk Perceived Usefulness (diadaptasi dari Davis et al., 1989) = 6 item,

3) konstruk Attitude Towards to Using diadaptasi dari Taylor & Todd, 1995) = 4

item,

4) konstruk Behavior Intention to Use (diadaptasi dari Taylor & Todd, 1995) = 3

item,

5) konstruk Actual System Usage (diadaptasi dari Arief Wibowo, 2010) = 5 item,

Dalam penelitian ini, pengukuran terhadap pertanyaan-pertanyaan tersebut

menggunakan skala Likert 5 poin. Skala Likert 5 poin merupakan skala tingkat

kesetujuan terhadap pertanyaan yang menjadi indikator dengan rentang skala 1:

Sangat Tidak Setuju, 2: Tidak Setuju, 3: Kurang Setuju, 4: Setuju, 5: Sangat Setuju.

Dalam penelitian ini, skala bernilai netral atau kategori tengah ditiadakan dengan

maksud menghindari pendapat netral atau bias. Menurut Widhiarso (2010: 2) skor

skala yang menyediakan kategori tengah dengan yang tidak memiliki kategori tengah,

tidak memiliki perbedaan yang berarti, dimana reliabilitas pengukuran dan validitas

(50)

G. Uji Kualitas Instrumen dan Data

1. Uji Validitas

Pengujian ini dilakukan untuk mengukur sah atau validnya suatu kuesioner.

Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu

mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Pengujian ini

dilakukan dengan menggunakan Pearson Correlation yaitu Item pertanyaan

dinyatakan valid apabila nilai r hitung > r tabel Perhitungan uji validitas

dilakukan dengan program SPSS for windows.

2. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas merupakan alat untuk mengukur suatu kuesioner yang

merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Pada pengujian reliabilitas ini,

peneliti menggunakan metode statistik Cronbach Alpha dengan signifikansi yang

digunakan sebesar > 0,6 dimana jika nilai Cronbach Alpha dari suatu variabel >

0,6 maka butir pertanyaan yang diajukan dalam pengukuran instrumen tersebut

memiliki reliabilitas yang memadai dan sebaliknya.

H. Uji Hipotesis dan Analisis Data

1. Analisis Data ( Path Analisis )

Metode analisis data penelitian ini menggunakan analisis path/analisis jalur.

Analisis jalur merupakan perluasan dari analisis regesi linear berganda atau

analisis jalur adalah penggunaan analisis regresi untuk menaksir hubungan

(51)

berdasarkan teori. Analisis jalur sendiri tidak dapat menentukan hubungan sebab

akibat dan tidak dapat digunakan sebagai subtitusi bagi peneliti untuk melihat

hubungan kausalitas antar variabel. Analisis jalur digunakan untuk menetukan

pola hubungan (efek langsung maupun tidak langsung) dari variabel yang telah

dijadikan sebab terhadap variabel yang dijadikan akibat. Untuk menguji hipotesis

yang diajukan dalam penelitian ini, dengan teknik analisis path yang dioperasikan

melalui program SPSS.

3. Uji Koefiisien Determinan (R2)

Koefisien determinasi bertujuan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan

(52)

koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R2 yang kecil berarti

kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel

dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel

independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk

memprediksi variasi variabel dependen.

Kelemahan mendasar penggunaan koefisien determinasi adalah bias

terhadap jumlah variabel independen yang dimasukkan ke dalam model. Setiap

tambahan satu variabel independen, maka R2 akan meningkat tidak peduli apakah

variabel tersebut berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Oleh karena

itu penelitian ini menggunakan Adjusted R2.

Dengan menggunakan nilai Adjusted R2, dapat dievaluasi model regresi

mana yang terbaik.Tidak seperti nilai R2, nilai Adjusted R2 dapat naik maupun

turun apabila satu variabel independen ditambahkan ke dalam model.Dalam

kenyataan, nilai Adjusted R2dapat bernilai negatif walaupun yang dikehendaki

harus bernilai positif.Jika dalam uji empiris didapatkan nilai Adjusted R2 negatif,

maka nilai Adjusted R2 dianggap bernilai nol (Ghozali, 2012).

4. Uji Statstik t (test)

Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu

variabel independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel

(53)

Pengambilan keputusan pada uji statistik F dan uji statistik t dapat dilakukan

dengan melihat nilai signifikannya pada taraf kepercayaan 0,05. Jika nilai

signifikannya 0,05 maka variabel independen tidak berpengaruh signifikan

terhadap variabel dependen, sedangkan jika nilai signifikannya < 0,05 maka

(54)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran umum obyek penelitian

SMAN 1 Kasihan atau biasa disebut SMAN Tirtonirmolo adalah sekolah

yang berada di kawasan Kabupaten Bantul Utara, daerah perbatasan Kota,

tepatnya ada di Jalan Bugisan Selatan Yogyakarta.. Berdasarkan SK Menteri

P dan K No. 0292/0/78 tertanggal 2 September 1978 berlaku surat terhitung

mulai tanggal 1 April 1978, berdirilah SMA Negeri Tirtonirmolo. Saat ini

SMAN 1 Kasihan memiliki jumlah guru sebanyak 50 guru yang merupakan

gabungan dari sekolah lain. Guru merupakan faktor penting berhasilnya suatu

mutu pendidikan. Sumber daya manusia yang mumpuni dalam hal ini

guru-guru yang siap akan menjadi faktor utama untuk suatu keberhasilan mutu

pendidikan tersebut. Dibutuhkan upaya untuk meningkatkan kemampuan

dalam bentuk pengembangan kemampuan guru sehingga dapat menghasilkan

tenaga pendidik yang memiliki kemapuan sebagai seorang pendidik yang

dapat memberikan contoh atau teladan, berpengethauan dan berwawasan luas,

terampil, mandiri, produktif, kreatif serta inovatif. Adapun pengembangan

kemampuan tersebut di antaranya yaitu pelatihan, pengelolaan kinerja guru,

(55)

Pelatihan merupakan bagian dari pengembangan sumber daya manusia.

Pelatihan merupakan suatu proses dalam rangka menyiapkan dalam hal ini

guru untuk melaksanakan suatu pekerjaan yang bersifat jangka pendek.

Pelatihan diberikan kepada guru yang belum menguasai suatu materi

kurikulum sekolah yang baru untuk diajarkan nanti, lalu pelatihan kepada

adanya guru yang baru lulus dari jenjang pendidikan tertentu dan belum

mempunyai pengalaman.

Pengelolaan kinerja guru, pengelolaan kinerja guru dalam hal ini seperti

rotasi dan sistem penilaian atau evaluasi. Rotasi ini diterapkan dalam bentuk

penggantian bidang studi, pergantian kelas yang diajarkan, dan pergantian

tugas administrasi dalam lingkup tugas suatu sekolah.

Pengembangan karir, hal ini perlu dilakukan untuk mengembangkan

kemampuan guru. Pengembangan karir diperoleh melalui perpindahan ke

jabatan yang lebih tinggi. Misalnya jabatan seorang guru menjadi seorang

kepala sekolah. Kemudian peningkatan kesejahteraan, yang bisa diperoleh

melalui kompensasi. Kompensasi ini merupakan segala sesuatu yang diterima

oleh guru sebagai balas jasa untuk pekerjaannya. Dengan kompensasi yang

memuaskan diharapkan prestasi kerja dan motivasi kerja guru juga akan

meningkat, sehingga dengan sendirinya akan meningkatkan kemampuan

seorang guru.

Untuk menghasilkan suatu mutu pendidikan yang baik tidak hanya

Gambar

Gambar 2.1 Model Theory Reaction of Action (TRA)
Gambar 2.2 Model Technology Acceptance Model (
Gambar 2.1: Technology Acceptance Model  Final (Chuttur, 2010)
Tabel 4.5
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pada uji kuantitatif aktivitas antioksidan kayu secang dan kayu manis dilakukan dengan cara membuat larutan induk terdahulu yaitu melarutkan 0,01 gram ekstrak kayu

Hukum Islam yang antaranya diperkuat dengan Peradilan Agama yang telah diatur dalam peraturan perundangannya sendiri, dalam tataran hukum konstitusional, Peradilan

Dengan mengamati gambar yang disajikan melalui grup WhatsApp/Telegram/Zoom/Google Meet , siswa dapat menentukan perilaku yang menunjukkan kewajiban di rumah terkait

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat serta hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Evaluasi Program Pengelolaan

Untuk mengetahui perbandingan antara hasil kuat tekan beton dan lebar retak yang terjadi pada pengujian maka dengan ini dapat dilihat pada perhitungan dan tabel dibawah

126 259 620 0 100 200 300 400 500 600 700 Bali DKI Jakarta Sumatera Selatan DI Yogyakarta Jawa Barat Bengkulu Sulawesi Selatan Kepulauan Riau Jawa Tengah Kalimantan Timur

Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa, (1) variasi penambahan potongan banner berpengaruh sangat kuat terhadap nilai slump dengan nilai R 0,942, pengaruh

Tujuan penelitian skripsi ini adalah untuk mengetahui atau menganalisa seberapa besar kemampuan dari arester polimer dan arester keramik dalam melakukan pemotongan