• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN

B. Pembahasan Hasil Penelitian

3. Menghitung Struktur Permodalan

Rumus :

Keterangan:

WACC = biaya modal rata-rata tertimbang

ke = biaya modal utang

kd = biaya modal saham

E/V = proporsi utang

D/V = proporsi modal saham

5. Menghitung NOPAT 6. Menghitung EVA

Rumus :

E. Jadwal dan Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan penulis sejak Maret 2007. Pada PT. Indosat, Tbk Cabang Medan, Jalan Perintis Kemerdekaan No.39 Medan.

WACC = Ke (E/V) + Kd (D/V)

A. Data Penelitian

1. Gambaran Umum PT. Indosat, Tbk.

PT. Indosat, Tbk didirikan oleh American Cable & Radio Corporation, suatu perusahaan yang didirikan berdasarkan peraturan perundangan negara bagian Delaware USA oleh Wayne Tim Maglio, sebagai Perseroan Terbatas menurut dan berdasarkan Peraturan Perundang-Undangan Republik Indonesia dalam rangka Undang-Undang penanaman modal asing dengan akta pendirian tangal 10 November 1967 No.55. Akta tersebut disetujui oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan penetapan nomor J.A.5/88/24 tanggal 20 November 1967, didaftarkan di kantor Pengadilan Negeri Jakarta pada tanggal 25 November 1967 dengan nomor 2037 serta diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia tanggal 29 Maret 1968 no.26, tambahan no.24. Pada saat didirikan modal dasarnya adalah sebesar Rp 20.000.000,00 dua puluh juta rupiah), modal ditempatkan Rp 20.000.000,00 (dua puluh juta rupiah), dan modal disetor Rp 2.000.000,00 (dua juta rupiah).

American Cable & Radio Corporation adalah anak perusahaan dari Telephone and Telegraph Corporation, yang merupakan perusahaan anak dari ITT. Berdasarkan perjanjian antara pemerintah Republik Indonesia dan ITT, PT. Indosat, Tbk didirikan dan dibangun untuk mengoperasikan stasiun bumi satelit dan fasilitas penunjang di Indonesia.

Anggaran dasar PT. Indosat, Tbk telah beberapa kali mengalami perubahan, khususnya mengenai struktur permodalannya. Pada tahun 1968, berdasarkan akta yang dibuat dihadapan Mohammad Said Tadjoedin, seorang notaris di Jakarta, dan telah disetujui oleh Menteri Kehakiman Negara Republik Indonesia dengan penetapan No.J.A.5/83/21 taggal 8 Oktober 1968. Modal dasar dan modal ditempatkan PT. Indosat, Tbk ditingkatkan menjadi US$ 1.800.000,00 (satu juta delapan ratus US dolar) dan seluruhnya diambil oleh American Cable & Radio Corporation sebagai satu-satunya pemegang saham. Sebelum Negara Republik Indonesia membeli seluruh saham yang telah dikeluarkan oleh PT. Indosat, Tbk dari American Cable & Radio Corporation, modal dasar PT. Indosat, Tbk adalah sebesar US$ 12.000.000,00 (dua belas juta US dolar) atau sebesar Rp 1.641.000.000,00 (satu milyar enam ratus empat puluh satu juta rupiah) sayang seluruhnya telah ditempatkan dan disetor penuh sebagaimana terlihat dalam akta tanggal 21 Mei 1980, No.247 yang dibuat oleh notaris yang sama. Berdasarkan agreement tanggal 20 November 1980, Suplemental Agreement tangal 16 Desember 1980 dan Akta Jual Beli Saham tanggal 30 Desember 1980 no.280 yang dibuat dihadapan Mohammad Said Tadjoedin, Notaris di Jakarta, seluruh saham yang dimiliki American Cable & Radio Corporation dibeli oleh Negara Republik Indonesia dan PT. Indosat, Tbk berubah statusnya menjadi Badan Usaha Milik Negara dalam bentuk persero. Selanjutnya pada tahun 1982 modal dasar PT. Indosat, Tbk ditingkatkan menjadi Rp 70.000.000.000,00 (tujuh puluh miliar rupiah). Dengan keputusan Rapat Umum Pemegang Saham, pada bulan Juli 1987 modal ditempatkan dan disetor

penuh ditingkatkan menjadi Rp 120.000.000.000,00 (seratus dua puluh miliar rupiah).

Terakhir dalam rangka penawaran umum seluruh ketentuan anggaran dasar diubah dengan ketentuan baru sebagaimana dituangkan dalam Akta tanggal 12 Juli 1994 No.74 yang dibuat dihadapan Ny. Poerbaningsih Adi Warsito, SH, notaris di Jakarta. Akta tersebut telah mendapatkan persetujuan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan surat keputusan nomor C2- 10769.HT.01.04.th.94 tanggal 14 Juli 1994.

Pada saat didirikan PT. Indosat, Tbk ditunjuk oleh Pemerintah Indonesia untuk membangun dan mengoperasikan stasiun bumi intelsat di Indonesia. Stasiun bumi tersebut menyediakan akses ke satelit intelsat untuk wilayah IOR dalam jangka waktu dua puluh tahun dan dioperasikan secara BTO Built, Transfer, and Operate. PT. Indosat, Tbk mulai beroperasi secara komersial sejak September 1969. Pada tahun 1979 PT. Indosat, Tbk menyelesaikan pembangunan stasiun bumi intelsat yang kedua yang menyediakan akses ke satelit intelsat di wilayah POR. Dengan adanya batasan kepemilikan asing atas fasilitas telekomunikasi, maka PT. Indosat, Tbk membangun stasiun bumi intelsat untuk diserahkan kepada Pemerintah Indonesia kemudian disewa kembali oleh PT. Indosat, Tbk .

2. Struktur Organisasi dan Uraian Tugas

PT. Indosat Sumatera Regional Office mempunyai empat wilayah kerja yang meliputi: Nangroe Aceh Darusalam (NAD) dan Sumatera Utara area, Batam area, Riau daratan, Sumatera Barat, Bengkulu area dan wilayah yang terakhir

adalah Sumatera Selatan, Jambi, Babel, Lampung area yang dipimpin oleh Senior Vice President Sumatera Regional Office. Vice President Sumatera Regional Office membawahi enam bagian. Agar lebih jelasnya, fungsi dari masing-masing bagian akan diuraikan sebagai berikut:

a. Bagian Commerce

Bagian ini mempunyai tugas dan tanggung jawab sebagai berikut:

 Melakukan riset pasar dan menyusun perencanaan dan program pengembangan pasar dan pelayanan

 Melakukan pengembangan produk dalam upaya memenuhi kebutuhan pasar dan pelayanan

 Menetapkan dan mengevaluasi target penjualan dan pencapaiannya serta melaporkan secara periodik

 Merencanakan strategi, sistem manajemen penjualan, pelayanan dan penetrasi pasar di divisi regional

 Merencanakan dan melaksanakan kumonikasi pemasaran kepada calon pelanggan yang telah ada mencakup promosi, pameran dan penyediaan pemasaran

 Administrasi penjualan dan kontrak berlangganan

 Pengelolaan database pelanggan mencakup: volume, market, share, trend, profil berlangganan.

b. Bagian Technical Operation

 Melaksanakan O&M sentral (local & international) meliputi monitoring, pengendalian kualitas dan performansi sentral

 Melakukan aktivasi dan deaktivasi pelanggan serta perekam data percakapan

 Membuat perencanaan jaringan untuk jasa GCS (General Corporate Service) meliputi perhitungan nilai investasi

 Melakukan pendataan pelanggan & perencanaan kebutuhan sirkuit.  Melakukan pelaksanaan provisioning yang meliputi survey teknis

kebutuhan sarana, instalasi/deinstalasi, melaksanakan kegiatan end to end test, transmision link test dan integrasi perangkat serta penandatanganan berita acara aktivasi/deaktivasi jasa GCS

 Melakukan koordinasi dengan pihak ketiga untuk seluruh kegiatan persiapan non teknis dan administrasi dari aspek perencanaan dan pengembangan jaringan

 Pengoperasian dan pemeliharaan perangkat transmisi dari jaringan Pantai Cermin

 Monitoring dan kualitas performansi.

 Koordinasi dengan mitra kerja dalam dan luar negeri untuk menjamin kontinuitas dan sinkronisasi.

c. Bagian Information Technology

Bagian ini mempunyai tugas dan tanggung jawab sebagai berikut:  Proses produksi data billing dan invoicing

 Kegiatan pelayanan dan informasi

 Pengembangan dan pemeliharaan aplikasi billing dan jastel serta system informasi manajemen untuk divisi regional Sumatera

 Pemeliharaan infrastruktur sistem informasi untuk divisi regional Sumatera

 Pengiriman tagihan kepada pelanggan

 Pengelolaan tagihan termasuk pemantauan dan verifikasinya  Penanganan tagihan tertunggak.

d. Bagian Administration & General Affair

Bagian ini mempunyai tugas dan tanggung jawab sebagai berikut:  Koordinasi perencanaan dan kebutuhan tenaga kerja divisi regional  Administrasi kepegawaian (penggajian, fasilitas pegawai dan pensiun)  Pengelolaan database pegawai

 Koordinasi program pendidikan dan pelatihan

 Operasi dan pengelolaan operasional perkantoran dan keamanan gedung di Medan

 Pemeliharaan sarana penunjang untuk Medan dan Pantai Cermin

 Pengelolaan suku cadang sarana penunjang untuk Medan dan Pantai Cermin

 Pengembangan teknis sesuai perkembangan teknologi sarana penunjang.

e. Bagian Finance

Bagian ini mempunyai tugas dan tanggung jawab sebagai berikut:  Penyusunan anggaran divisi dan pemantauan realisasi anggaran

 Pengelolaan penerimaan dan pembayaran transaksi keuangan sesuai dengan prinsip akuntansi

 Penyusunan laporan keuangan divisi regional.

f. Bagian Internal Audit

Bagian ini mempunyai tugas dan tanggung jawab sebagai berikut:

 Melakukan audit di bidang keuangan dan sistem pendukung (keuangan, administrasi, sumber daya manusia, teknologi informasi, dan hubungan kelembagaan)

 Menyampaikan rekomendasi sebagai bahan pertimbangan direksi dalam mengambil keputusan strategis mencakup aspek keuangan, data dan informasi

 Evaluasi dan pelaporan hasil audit termasuk saran perbaikan

 Pemantauan tindak lanjut oleh unit kerja terkait saran-saran perbaikan.

3. Laporan Keuangan PT. Indosat, Tbk

Laporan keuangan merupakan sumber informasi bagi pihak manajemen, pemilik, maupun pihak luar perusahaan. Melalui laporan keuangan ini akan diketahui seberapa besar hasil yang telah dicapai perusahaan selama periode tertentu.

Laporan keuangan yang terkait dengan penelitian ini yaitu: (1) Neraca Konsolidasi PT. Indosat, Tbk untuk tahun 2002-2006, dan; (2) Laporan Laba Rugi PT. Indosat, Tbk untuk tahun 2002-2006. Namun tidak semua item yang ada di laporan keuangan diperlukan dalam penelitian ini, melainkan hanya beberapa item saja, yaitu hutang jangka panjang (long term debt), ekuitas saham biasa, dividen, beban bunga (interest expense), dan laba bersih setelah pajak (NOPAT). Data-data tersebut dapat dilihat pada lampiran 1.

4. Laporan Harga Saham Bulanan PT. Indosat, Tbk

Harga saham perusahaan diperlukan dalam menghitung Return Individual (Ri), dimana Ri merupakan salah satu variabel dalam menghitung besar kecilnya risiko sistematis atas pengembalian saham biasa, yang selanjutnya akan digunakan dalam menghitung biaya modal saham. Harga saham bulanan PT. Indosat, Tbk selama periode 2002-2006 dapat dilihat pada lampiran 2.

5. Tingkat Suku Bunga SBI

Pengembalian bebas risiko dalam hal ini diasumsikan sebesar tingkat suku bunga Sertifikat Bank Indonesia. Tingkat suku bunga SBI yang digunakan adalah selama lima tahun periode 2002-2006, yang dapat dilihat pada lampiran 3.

6. Indeks Harga Saham Gabungan Bursa Efek Jakarta

Dalam menghitung biaya modal saham harus diketahui terlebih dahulu tingkat keuntungan yang diharapkan pemegang saham yang bersumber dari pasar.

Tingkat keuntungan tersebut dapat diketahui dengan melihat fluktuasi indeks harga saham gabungan yang ada di Bursa Efek Jakarta. Indeks harga saham gabungan yang ada di Bursa Efek Jakarta selama tahun 2002-2006 terdapat pada lampiran 4.

7. Rasio Keuangan PT. Indosat, Tbk

PT. Indosat, Tbk menggunakan rasio keuangan dalam hal pengukuran kinerja. Keterkaitan rasio keuangan ini dengan analisis EVA yang penulis lakukan adalah bahwa dengan nilai EVA yang dihasilkan, nantinya akan dilihat sejauh mana EVA berperan sebagai alat pendukung terhadap analisa rasio keuangan dalam melengkapi atau menunjang pengukuran kinerja keuangan perusahaan. Rasio keuangan PT. Indosat, Tbk dapat dilihat pada lampiran 5.

Berdasarkan tabel rasio keuangan PT. Indosat, Tbk selama tahun 2002- 2006 dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. PT. Indosat, Tbk memberikan pengembalian yang semakin menurun sejak tahun 2003 kepada pemegang saham dalam hal produktivitas aktiva (ROA). PT Indosat, Tbk memberikan rata-rata pengembalian dalam lima periode adalah 7.966% yang berarti bahwa setiap Rp 100 aktiva yang didanai oleh pemegang saham menghasilkan rata-rata pengembalian sebesar Rp 7,966.

2. Sama halnya dengan ROA, ROE yang dihasilkan PT. Indosat, Tbk juga mengalami penurunan. Dimana rata-rata pengembalian yang dihasilkan adalah 17.36% yang berarti bahwa setiap Rp 100 investasi yang

dilakukan oleh pemegang saham memberikan rata-rata pengembalian sebesar Rp 17.36.

B. Pembahasan Hasil Penelitian

Pada bagian ini akan diuraikan mengenai hasil perhitungan dari EVA. Adapun langkah-langkah dalam menghitung EVA adalah sebagai berikut:

1. Menghitung Biaya Modal Utang

Biaya modal utang menunjukkan berapa besar biaya yang harus ditanggung oleh perusahaan sebagai akibat penggunaan dana yang bersumber dari pinjaman jangka panjang. Angka beban bunga yang ditanggung perusahaan diperoleh dari hasil laporan keuangan tahunan perusahaan, laporan laba rugi, sedangkan yang dimaksud dengan utang adalah jumlah utang berbunga yang menjadi kewajiban perusahaan kepada kreditor.

Selanjutnya karena dalam perhitungan pajak beban bunga atas utang dikurangkan terlebih dahulu, maka Cost of Debt di koreksi dengan faktor pajak (1- T), dengan T merupakan tarif pajak efektif yang diperoleh dari rumus pajak dibagi laba kena pajak dikalikan dengan seratus persen.

Adapun langkah-langkah dalam menghitung biaya modal utang, yaitu menghitung biaya utang sebelum pajak (Kb) dan menghitung tarif pajak efektif (T), dapat dilihat pada lampiran 6. Tabel 4.1 berikut menyajikan perhitungan biaya modal utang PT. Indosat, Tbk selama tahun 2002-2006.

Tabel 4.1

Perhitungan Biaya Modal Utang (Kd) PT. Indosat, Tbk Tahun 2002-2006 Tahun T Kb Kd % 2002 0.567651633 0.080131798 0.034644852 3.46% 2003 -0.011218252 0.082393508 0.083317819 8.33% 2004 0.304082076 0.120446325 0.083820756 8.38% 2005 0.296636129 0.110260403 0.077553184 7.76% 2006 0.284825431 0.121977087 0.087234911 8.72% Sumber: data diolah dan lampiran 6

PT. Indosat, Tbk selama lima tahun penelitian memiliki biaya modal tertinggi pada tahun 2006 sebesar 8,72%. Sedangkan biaya utang terendah terjadi pada tahun 2002 yaitu sebesar 3,46%. Pada tahun 2003 tarif pajak PT. Indosat, Tbk bernilai negatif karena di tahun tersebut PT. Indosat, Tbk mempunyai income tax benefit sebesar Rp 17.800 (dapat dilihat pada lampiran 1, laporan keuangan konsolidasi PT. Indosat, Tbk)

2. Menghitung Biaya Modal Saham

Para investor yang menanamkan modalnya dalam bentuk saham kepada suatu perusahaan berhak mendapatkan dividen dan sekaligus berkedudukan sebagai pemilik perusahaan. Dalam menghitung biaya modal saham (cost of equity) dapat digunakan pendekatan berdasarkan tingkat pengembalian (return) yang diharapkan pemegang saham, karena cost of equity menunjukkan tingkat keuntungan yang diharapkan pemegang saham pada saat mereka menginvestasikan dananya kepada perusahaan. Oleh karena itu untuk menaksir biaya modal saham biasa harus didasarkan pada nilai pasar yang berlaku. Dalam perhitungan ini menggunakan pendekatan Capital Asset Pricing Model (CAPM).

Adapun yang dijadikan sebagai tingkat bunga bebas risiko (risk free rate) adalah bank pemerintah dan dalam hal ini yang digunakan adalah tingkat suku bunga dari SBI (Sertifikat Bank Indonesia). Biaya modal sendiri menunjukkan tingkat keuntungan yang diharapkan pemegang saham pada saat mereka menyerahkan dananya kepada perusahaan.

Prosedur dalam menghitung biaya modal saham PT. Indosat, Tbk adalah sebagai berikut:

a. Menghitung Tingkat Pengembalian Pasar

Tingkat pengembalian pasar ini didapatkan dari besarnya keuntungan atas saham yang beredar di BEJ. Tingkat pengembalian pasar ini menggunakan pendekatan model indeks tunggal (single indeks) yang berdasarkan pada Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Tingkat pengembalian pasar yang digunakan dalam perhitungan EVA nantinya adalah rata-rata tingkat pengembalian pasar per tahun. Perhitungan tingkat pengembalian pasar terdapat pada lampiran 7.

b. Menghitung Pengembalian Saham Individual (Ri)

Pengembalian atas saham individual atau saham biasa yang diharapkan oleh investor dipengaruhi oleh capital gain dan dividen. Capital Gain merupakan unsur bebas yang tidak dapat dikendalikan secara langsung oleh perusahaan, sedangkan dividen merupakan bagian dari kebijakan perusahaan yang secara langsung dikendalikan oleh perusahaan. Perhitungan pengembalian saham individual PT. Indosat, Tbk disajikan pada lampiran 7.

c. Menghitung Koefisien Beta (β)

Beta merupakan suatu parameter dalam mengukur perubahan yang diharapkan pada return saham jika terjadi perubahan pada return pasar. Dengan kata lain beta merupakan pengukur risiko sistematis yang merupakan suatu bagian risiko yang tidak dapat dihilangkan akibat adanya diversifikasi suatu sekuritas. Semakin besar risiko sistematis maka semakin besar pula harapan pengembaliannya. Perhitungan beta PT. Indosat, Tbk selama tahun 2002-2006 lebih lengkapnya disajikan pada lampiran 7.

d. Menghitung Biaya Modal Saham (Cost of Equity)

Biaya modal saham merupakan biaya modal yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk mendapatkan modal berupa saham. Jadi biaya modal mencerminkan tingkat pengembalian yang menjadi persyaratan untuk mendapatkan modal berupa investasi saham.

Perhitungan biaya modal saham khususnya saham biasa lebih sulit dilakukan dari pada menghitung biaya modal lain. Hal ini karena adanya unsur ketidakpastian dalam pembayaran dividen. Besar kecilnya dividen yang diterima bergantung pada kinerja perusahaan dimasa mendatang. Jika kinerja perusahaan kurang baik ada kemungkinan bahwa perusahaan tidak membagikan dividen untuk dijadikan sebagai laba ditahan.

Dalam perhitungan biaya modal saham biasa, pendekatan yang biasa digunakan adalah CAPM. Pendekatan ini lebih menggambarkan keadaan pasar secara nyata karena dapat diterapkan secara langsung dan ditaksirkan dari data

harga saham dari satu instansi penasihat investasi. Selain itu, pendekatan ini menjelaskan bagaimana menentukan harga saham dengan mempertimbangkan risiko yang terkandung.

Pendekatan CAPM merupakan tingkat pengembalian saham biasa (aktiva berisiko yang diharapkan oleh investor) sama dengan tingkat bebas risiko (suku bunga bebas risiko) ditambah dengan premi risiko (premi risiko pasar yang mencerminkan harga yang dibayarkan oleh pasar untuk seluruh pemegang saham ekuitas yang disesuaikan dengan faktor risiko yaitu beta).

Biaya modal saham merupakan biaya modal yang dikeluarkan perusahaan untuk mendapatkan modal yang berupa saham. Jadi biaya modal mencerminkan tingkat pengembalian yang menjadi persyaratan untuk mendapatkan modal yang berupa investasi saham.

Hasil perhitungan biaya modal saham biasa PT. Indosat, Tbk selama tahun 2002-2006 disajikan pada tabel 4.2 berikut:

Tabel 4.2

Perhitungan Biaya Modal Saham Biasa (Ks) PT. Indosat, Tbk Tahun 2002-2006 Tahun Rf Rm β(Beta) Ks (%) 2002 0.1495 0.009912037 1.225477494 -0.021561908 -2.16% 2003 0.1010 0.041763777 1.712611782 -0.000448653 -0.04% 2004 0.0745 0.034354660 2.016933638 -0.006470486 -0.65% 2005 0.0908 0.014255384 0.433883124 0.057588583 5.76% 2006 0.1188 -0.054348748 0.039700987 0.111925824 11.19% Sumber: data diolah dan lampiran 7, lampiran 8, lampiran 9

Dari data-data diatas dapat kita lihat bahwa risiko terbesar terjadi pada tahun 2004, yang ditunjukkan dengan nilai beta sebesar 2.017. Dimana jika IHSG naik 100% maka harga saham perusahaan akan menalami kenaikan sebesar

201.7%, demikian juga sebaliknya jika IHSG turun 100% maka harga saham perusahaan akan menurun sebesar 201.7%. Sedangkan biaya modal saham biasa tertinggi terjadi di tahun 2006 yaitu sebesar 11.19% dan yang terendah yaitu pada tahun 2002 yaitu sebesar -2.16%.

3. Menghitung Struktur Permodalan

Struktur modal adalah paduan sumber dana jangka panjang yang digunakan oleh perusahaan. Karena return dan risiko yang dihadapi pemegang saham dipengaruhi oleh struktur finansial, maka keputusan pemilihan sumber dana jangka panjang secara potensial akan mempengaruhi biaya modal perusahaan. Struktur modal PT. Indosat, Tbk terdiri dari utang dan ekuitas saham biasa. Berikut merupakan struktur modal indosat selama tahun 2002-2006:

Tabel 4.3

Perhitungan Struktur Permodalan PT. Indosat, Tbk Tahun 2002-2006 Tahun Hutang Jk Panjang (dalam jutaan rupiah) Ekuitas (dalam jutaan rupiah) Total (dalam jutaan rupiah) Utang (%) Ekuitas (%) 2002 7,314,200 10,432,300 17,746,500 41.21%58.79% 2003 10,179,200 12,039,900 22,219,100 45.81%54.19% 2004 9,112,200 13,184,600 22,296,800 40.87%59.13% 2005 11,470,700 14,315,300 25,786,000 44.48%55.52% 2006 10,238,800 15,201,800 25,440,600 40.25%59.75% Sumber: data diolah dan lampiran 1

Dari perhitungan diatas dapat diketahui bahwa sejak tahun 2002-2006 rata- rata struktur modal PT. Indosat, Tbk sebesar 42.52% nya merupakan utang, sedangkan modal sendiri sebesar 57.47%.

Dokumen terkait