4.5 Informasi Masing-Masing Elemen Kompetensi
4.5.2 Mengkonfigurasi Router
1) Pengetahuan Kerja
Setelah kita menyiapkan sebuah router, kita akan memasuki tahap untuk mengkonfigurasi router lebih lanjut. Saat mencapai tahap ini, router
haruslah telah disiapkan dan diidentifikasikan. Router harus telah dikonfigurasikan secara global oleh administrator jaringan. Selain itu, konfigurasi antar muka router juga harus telah dilakukan. Terakhir kita harus memeriksa apakah konfigurasi administratif dari router telah ditetapkan.
Berbeda dengan konfigurasi yang dilakukan pada tahap sebelumnya, pada tahap ini, kita akan mengidentifikasikan dan mengkonfigurasi hubungan antar router. Kita juga akan mulai mengaktifkan protokol routing dinamis pada setiap router. Langkah terakhir adalah menetapkan default routing
untuk setiap router.
Pada tahap ini, kita akan banyak berhubungan dengan protokol
routing. Seperti telah dijelaskan sebelumnya bahwa kita dapat membagi
protokol routing menjadi tiga, yaitu routing minimalis, routing statis dan
routing dinamis. Pada bagian ini kita akan mendalami cara untuk melakukan
konfigurasi dari routing dinamis pada router yang kita miliki. Kita juga akan memfokuskan diri untuk mengatur default routing dari router tersebut, sehingga jika router tidak mampu menemukan jalan untuk paket-paket data, ia akan memiliki jalan standar yang memang telah disediakan untuknya. 2) Ketrampilan Kerja
Hubungan antar router diidentifikasi dan dikonfigurasi
Setiap router akan terhubung satu sama lain, sehingga menjadi sebuah jaringan komputer yang besar. Hubungan dari setiap router ini haruslah diidentifikasikan dan dikunfigurasikan dengan jelas, agar setiap paket data dapat dialirkan dengan benar.
Sebuah jaringan yang kecil, umumnya akan mengkonfigurasikan hubungan antar routernya secara manual, sementara jaringan yang kompleks tidak mungkin untuk dikonfigurasi secara manual. Masalah ini akan diselesaikan dengan sistem routing dinamis. Ia akan melakukan konstruksi tabel routing secara otomatis.
Pada saat ini, routing dinamis mendominasi dunia Internet. Meskipun demikian, konfigurasi dari routing protokol, membutuhkan penanganan dari ahli, sehingga proses routing dapat benar-benar terjadi secara otomatis.
Gambar 9 Ilustrasi Hubungan antar Router (Elemen Kompetensi 2) Secara umum kita dapat membedakan hubungan antar router menjadi beberapa jenis, yaitu:
• Unicast menyampaikan paket data ke sebuah router yang spesifik. • Broadcast menyampaikan paket data kesemua router yang terdapat
pada jaringan.
• Multicast menyampaikan paket data ke sebuah grup router yang memiliki ketertarikan atas paket data tersebut.
• Anycast menyampaikan paket data ke salah satu router yang berada diluar groupnya, khususnya node yang paling dekat dengan sumber. Identifikasikan hubungan antar router yang anda inginkan. Setelah itu, tahap selanjutnya adalah mengkonfigurasi hubungan antar router tersebut. Hubungan antar router dikonfigurasikan dengan sebuah routing protokol yang
diimplementasikan pada router tersebut. Ada dua cara untuk mengkonfigurasikan hubungan antar router, yaitu secara dinamis dan secara statis.
Routing Statis sebenarnya bukanlah sebuah protokol yang sebenarnya,
karena administrator jaringan akan melakukan pengisian tabel routing secara manual. Pemberian nama statis ini, dikarenakan tabel routing tidak akan berubah sejak dikonfigurasikan, kecuali diubah kembali secara manual oleh orang lain. Routing statis adalah bentuk paling simple dari sebuah routing, namun karena sifatnya yang harus melakukan input tabel routing secara manual, membuat routing jenis ini tidak efektif pada sebuah jaringan yang kompleks.
Untuk mengatasi masalah ini, alangkah lebih baik jika kita mengkonfigurasi hubungan antar router secara dinamis. Routing dinamis adalah sebuah aplikasi pada router yang membuat ia dapat membentuk hubungan dengan router lain, dan menemukan jalan yang terbaik untuk mengantarkan paket data ke tujuannya. Kita akan membahas konfigurasi hubungan antar router secara dinamis ini lebih jauh pada bagian berikutnya. Perintah untuk mengaktifkan ruting dinamik dari router dijalankan di setiap router
Mengapa protokol routing diperlukan dalam jaringan komputer? Jaringan komputer dapat diibaratkan seperti jalanan untuk kendaraan umum. Jika hanya ada satu jalanan saja untuk semua kendaraan umum, tentu lalulintas akan mengalami kemacetan. Oleh sebab itu dibuat jalan-jalan tambahan dan jalan-jalan tol yang memungkinkan kendaraan mengambil jalur- jalur alternatif untuk mencapai tujuan.
Untuk membantu mencapai tujuan diperlukan peta jalan. Hal yang sama terjadi juga dalam jaringan WAN. Jaringan WAN dibagi menjadi berbagai segmen dan jaringan dengan jalur yang berbagai macam. Supaya suatu paket dapat mencapai tujuannya, diperlukan suatu peralatan untuk mengatur paket-paket tersebut agar mencapai tujuannya dengan jalan yang tersingkat.
Untuk itu digunakan router yang fungsi utamanya adalah untuk menentukan jalur dan meneruskan paket-paket dari suatu jaringan ke jaringan lain. Agar router dapat mengetahui bagaimana meneruskan paket-paket ke alamat yang dituju dengan menggunakan jalur yang baik, router
menggunakan peta atau tabel routing. Tabel routing dapat dibuat secara
static, dynamic dan default.
Static routing adalah cara pembuatan tabel routing secara manual.
Static routing ini dapat dipakai pada jaringan sederhana yang hanya
menggunakan beberapa buah router dan berfungsi untuk menghemat penggunaan bandwidth. Sedangkan dynamic routing untuk membuat suatu tabel routing secara dinamis berubah-ubah secara otomatis jika topologi
jaringan berubah. Dynamic routing menggunakan protokol routing dalam pembuatan tabel routing.
Protokol routing menggunakan istilah yang disebut metric dalam menentukan jalur yang terbaik yang akan dicapai. Metric adalah suatu nilai hasil perhitungan algoritma yang dipakai oleh protokol routing. Metric dapat berupa jarak ke tujuan atau ongkos ke tujuan. Jenis metric yang dipakai tergantung pada jenis protokol routing yang dipakai, dimana setiap jenis protokol routing menggunakan metric yang berbeda satu dengan yang lain. Oleh karena protokol routing bergantung pada algoritma routing dalam menentukan jalur- jalur yang digunakan, maka algoritma routing harus akurat, tidak hanya menggunakan daya CPU dan bandwidth, serta memiliki konvergensi yang cepat. Konvergensi adalah waktu yang diperlukan oleh semua router dalam jaringan untuk mengikuti perubahan yang disebabkan oleh suatu perubahan topologi jaringan.
Dynamic routing secara umum dapat dibagi menjasi 2 kategori, yaitu
Distance Vector dan link state routing protokol. antara lain : Routing
Information Protokol (RIP), Interior Gateway Routing Protokol (IGRP), Enhanced Interior Gateway Routing Protokol (EIGRP), Open Shortest Path First (OSPF).
• Routing Information Protokol (RIP)
RIP (Routing Information Protokol) adalah routingprotokol yang paling sederhana yang termasuk jenis distance vektor. RIP menggunakan jumlah lompatan (hop count) sebagai metric dengan 15 hop maksimum. Jadi hop-count yang ke-16 tidak dapat tercapai dan router
akan memberikan pesan error ?destination is unreachable? (tujuan tidak tercapai). Daftar tabel route RIP ini akan di-update setiap 30 detik dan administrative distance untuk RIP adalah 120. Untuk menerapkan RIP ke suatu router, digunakan perintah sebagai berikut:
Router(config)#router rip
Untuk menerapkan router RIP tersebut ke suatu network address:
Router(config-router)#network <network ID>
Konfigurasi router menggunakan RIP router pada skenario praktikum adalah sebagai berikut:
Konfigurasi RIP Routing pada Router1: Router1(config)#ip routing
Router1(config)#router rip
Router1(config-router)#network 192.168.1.0 Router1(config-router)#network 192.168.2.0
Router1(config-router)#network 192.168.3.0 Router1(config-router)#^Z
Router1#wr mem
Untuk mengetahui konfigurasi routing pada router1 digunakan perintah
show ip route. Jika router lain yang berhubungan dengan router1 belum di-set dengan RIP, maka konfigurasi belum akan muncul. Oleh sebab itu router-router lain yang terhubung dengan Router1 jugah harus di-setting.
Konfigurasi RIP Routing pada Router2: Router2(config)#ip routing Router2(config)#router rip Router2(config-router)#network 192.168.2.0 Router2(config-router)#network 192.168.4.0 Router2(config-router)#network 192.168.5.0 Router2(config-router)#^Z Router1#wr mem
Konfigurasi RIP Routing pada Router3: Router3(config)#ip routing Router3(config)#router rip Router3(config-router)#network 192.168.3.0 Router3(config-router)#network 192.168.4.0 Router3(config-router)#network 192.168.6.0 Router3(config-router)#^Z Router3#wr mem
Sekarang setelah semua router yang berhubungan dengna protokol RIP telah dikonfigurasi, maka konfigurasinya bisa dilihat dengan mengetikkan perintah show ip route. Yang perlu diperhatikan dalam tampilan informasi adalah setelah kode “R” yang membuat konfigurasi untuk protokol RIP.
RIP routing merupakan jenis protokol routing yang classful, yaitu
protokol routing yang tidak mengenal subnetting. Sebagai contoh jika alamat jaringan hasil subneting adalah 164.10.2.0 dengan subnetmask
255.255.254.0, maka jika menggunakan protokol RIP routing alamat jaringannya menjadi 164.10.0.0 Seperti yang telah dibahas sebelumnya, RIP mempunyai default update setiap 30 detik. Disamping itu RIP juga mempunyai beberapa jenis timer lainnya yang juga perlu diketahui sebagai berikut:
Invalid timer adalah waktu dalam detik dimana suatu route dinyatakan tidak berfungsi (invalid)
Holddown timer adalah interval tertentu dalam detik yang berlaku untuk semua interface router yang menyatakan bahwa suatu route tidak dapat dicapai.
Flash timer adalah waktu dalam detik dimana suatu route akan dihapus dari tabel routing.
Timer-timer ini dapat dirubah nilanya dengan menggunakan
perintah:
Router(config)#timers basic <update invalid holddown flash>
Beberapa perintah penting yang dapat digunakan untuk memeriksa konfigurasi routingprotokol adalah:
show ip protokol untuk menampilkan protokol yang digunakan
show ip route untuk menampilkan daftar isi suatu tabel route
how ip interface untuk menampilkan status konfigurasi IP
di router dan konfigurasi parameter setiap interface
debug ip rip atau debug ip igrp untuk melacak kesalahan • Interior GatewayRoutingProtokol (IGRP)
IGRP (Interior Gateway Routing Protokol) adalah juga protokol
distance vector yang diciptakan oleh perusahaan Cisco untuk mengatasi kekurangan RIP. Jumlah hop maksimum menjadi 255 dan sebagai metric, IGRP menggunakan bandwidth, MTU, delay dan load. IGRP adalah protokol routing yang menggunakan Autonomous System (AS) yang dapat menentukan routing berdasarkan system, interior atau exterior. Administrative distance untuk IGRP adalah 100.
Untuk menerapkan IGRP ke suatu router, caranya: Router(config)#router igrp 101
dimana 101 adalah nomor autonomous system. Untuk menerapkan IGRP tersebut ke suatu network address:
Router(config-router)#network <net ID>
Konfigurasi IGRP pada Router1: Router1(config)#ip routing Router1(config)#router igrp 101 Router1(config-router)#network 192.168.1.0 Router1(config-router)#network 192.168.2.0 Router1(config-router)#network 192.168.3.0 Router1(config-router)#^Z Router1#wr mem
Konfigurasi IGRP pada Router2: Router2(config)#ip routing Router2(config)#router igrp 101 Router2(config-router)#network 192.168.2.0 Router2(config-router)#network 192.168.4.0 Router2(config-router)#network 192.168.5.0 Router2(config-router)#^Z Router1#wr mem
Konfigurasi IGRP pada Router3: Router3(config)#ip routing Router3(config)#router igrp 101 Router3(config-router)#network 192.168.3.0 Router3(config-router)#network 192.168.4.0 Router3(config-router)#network 192.168.6.0 Router3(config-router)#^Z Router3#wr mem
Seperti juga protokol RIP, IGRP merupakan jenis protokol routing yang disebut classful yang tak mengenal subneting. Setelah semua routing
IGRP pada router dikonfigurasi, maka routing sudah bisa berjalan. Satu hal yang diperhatikan pada informasi routing adalah kode “I” yang memuat konfigurasi untuk protokol IGRP.
Defaultrouting untuk router ditetapkan
Sebuah default routing, atau yang sering juga disebut dengan istilah
gateway of the last resort, adalah sebuah rute jaringan yang akan ditempuh
oleh router, saat sudah tidak ada rute yang dikenali lagi oleh router untuk IP
address yang menjadi tujuan. Semua paket yang memiliki tujuan yang tidak
dikenali oleh tabel routing dari sebuah router, akan dikirim menuju default
routing. Jika sebuah rute dari router dikenali, maka ia akan langsung dikirim
akan mengirim paket data tersebut ke router lain yang menjadi rute
defaultnya. Proses ini akan terus berulang, sampai akhirnya router yang
mengetahui alamat tujuan ditemukan. Selanjutnya, router akan mencari rute yang paling baik untuk mengirimkan paket data. Jaringan yang memiliki
subnetmask terpanjang yang sesuai dengan IP address tujuan akan dipilih.
Default routing dalam IPv4 (pada notasi CIDR) adalah 0.0.0.0/0, atau
sering disebut dengan istilah rute quad-zero. Karena subnet mask yang diberikan adalah /0, maka hal ini mendefinisikan tidak ada jaringan. Semua rute yang tidak menemukan jalan menuju IP address tujuannya akan secara alami dikirim menuju alamat ini. Hal ini juga sama pada IPv6.
Host device dalam sebuah organisasi, secara general berarti sebuah rute standar yang akan melewati default gateway yang merupakan sebuah proses filterisasi, seperti sebuah firewall. Berikut ini adalah contoh untuk mengkonfigurasi sebuah antar muka serial 1 pada sebuah router 2500B dan men-setting default routing. Sebuah Internet Service Provider memberikan IP
address 200.43.89.65/30 untuk antar muka dari router ini. Karena /30
merupakan ukuran dari block 4, host yang sesungguhnya adalah 65 dan 66. Kita akan men-setting bahwa default routingnya menuju host 66, sedangkan host 65 digunakan untuk antar muka dari router tersebut. Perintah untuk mengatur defaultrouting adalah sebagai berikut:
• ip route: Perintah untuk menambahkan routing statis atau default
routing.
• 0.0.0.0: adalah wildcard yang menandakan semua network yang tidak terdapat pada tabel routing.
• 0.0.0.0: adalah wildcard yang menandakan semua subnet mask dari network yang tidak terdapat pada tabel routing.
• 200.43.89.66: adalah default routing yang akan dituju.
Jika anda tidak mengetahui defaultrouting yang akan dituju, anda bisa membuat perintah defaultroutingnya seperti berikut ini:
ip route 0.0.0.0 0.0.0.0 s1
Hal ini akan memberi tahu router untuk mengirim paket data ke router
yang berada di luar tabel routing yang diketahui. Selain itu, perintah ini juga menandakan bahwa anda menggunakan perintah IP Classless, sehingga memberitahu router untuk tidak membuang paket data, jika tidak menemukan IP address tujuannya, melainkan menjalankan default routing. Jika anda tidak menggunakan perintah IP classless, paket data tersebut akan segera dibuang, sebelum akhirnya dikirim ke defaultrouting.
3) Sikap Kerja
1. Mengidentifikasi dan mengkonfigurasi hubungan antar router.
2. Menjalankan perintah untuk melakukan routing dinamis pada setiap
router.
3. Menetapkan defaultrouting untuk router.